MATA KULIAH
KEBIJAKAN PUBLIK
DOSEN PENGASUH : Dr. P. YULIUS YASINTO, S.VD
OLEH
KELOMPOK 2
MIKHAEL DUMI HAU (NIM.)
OKTOVIANUS RIHI GA (NIM. 8112161032MM)
SELFIANA GOETHA (NIM.)
YOHANES BAPTISTE SEJA (NIM. 8112161048 MM)
2.1. Visi
“Terwujudnya tata kelola sumber energi listrik baru dan terbarukan yang mendorong
meningkatnya daya saing ekonomi melalui pemanfaatan energi listrik menuju kesejahteraan
masyarakat Nusa Tenggara Timur.”
2.2. Misi
Untuk mencapai visi terwujudnya tata kelola sumber energi listrik baru dan terbarukan yang
mampu mendorong meningkatknya daya saing ekonomi melalui pemanfaatan energi listrik menuju
kesejahteraan masyarakat Nusa Tenggara Timur tersebut ditetapkan 6 misi yang akan
memberikan arah dan alur tata kelola sumber energi listrik di Nusa Tenggara Timur yaitu:
1. Memantapkan koordinasi dan supervisi pengelolaan sumber daya energi.
2. Meningkatkan kualitas SDM yang mengelola sumber energi listrik
3. Meningkatkan kemampuan kelembagaan dalam penelitian dan pengembangan untuk
mengoptimalkan peluang-peluang strategis dalam pengelolaan dan pendayagunaan
energy listrik.
4. Mempercepat penyediaan dan pemanfaatan energi listrik serta pembaruan energi baru
terbarukan dan konservasi energi sumber daya lokal
5. Menyediakan pelayanan yang berkualitas melalui pengaturan, pembinaan pelaksanaan,
pengendalian pengawasan dalam pengusaan energi listrik.
6. Meningkatkan pemanfaatan energy listrik untuk kesejahteraan masyarakat.
2.3. Tujuan
1. Meningkatkan penyediaan dan pengelolaan energi listrik
2. Meningkatkan peran dan fungsi kelembagaan untuk mengoptimalkan peluang-peluang yang
strategis dalam pengelolaan dan pendayagunaan sumber daya energi
3. Meningkatkan upaya penurunan ketergantungan pemanfaatan energi fosil
4. Meningkatkan jumlah pasokan energi listrik di NTT baik untuk skala rumah tangga maupun
industri
5. Mempermudah akses masyarakat terhadap energi listrik yang berkualitas dan memadai
6. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan memberdayakan energi listrik untuk industri
rumah tangga dan industri besar
2.4. Sasaran
1. Meningkatnya ketersediaan pasokan energy listrik;
2. Meningkatnya kualitas pengelolaan energi listrik;
3. Meningkatnya peran dan fungsi lembaga dalam mengoptimalkan peluang strategis dalam
pengelolaan dan pendayagunaan sumber daya energi baru dan terbarukan;
4. Meningkatnya kualitas SDM yang berkompeten dalam pemanfaatan, pengawasan, dan
pengendalian pemanfaatan sumber daya energi
5. Meningkatnya kualitas sarana prasarana pendukung dalam pengembangan pengelolaan dan
pendayagunaan sumber daya energi;
6. Menurunnya ketergantungan pada pemanfaatan energi fosil dalam menyediakan sumber
energi listrik;
7. Meningkatnya jumlah pasokan energi listrik di NTT baik untuk skala rumah tangga maupun
industri
8. Terwujudnya kemudahan akses masyarakat terhadap energi listrik yang berkualitas dan
memadai;
9. Meningkatnya penggunaan energi listrik pada sektor industri rumah tangga, industry
manufaktur dan industri perhotelan;
10. Menurunnya angka rasio elektrifikasi di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur.
BAB III
STRATEGI DAN KEBIJAKAN
3.1. Strategi
Rencana induk yang komprehensif untuk mencapai visi, misi, tujuan dan sasaran organisasi
adalah sebagai berikut :
1. Penyediaan regulasi yang mengatur jalur komunikasi, koordinasi dan supervisi
pengelolaan sumber daya energi listrik;
2. Peningkatan koordinasi, integrasi, sinkronisasi, sinergitas, dalam pengelolaan
kelembagaan dan pendayagunaan sumber daya energi;
3. Program Pendidikan dan Pelatihan bagi SDM yang mengelola sumber energi listrik;
4. Optimalisasi peran lembaga dalam penelitian dan pengembangan peluang strategis
pengelolaan dan pendayagunaan energi listrik.
5. Konversi sumber energi listrik dari sumber energy fosil ke sumber energi baru dan
terbarukan;
6. Peningkatan kualitas sarana prasarana pendukung pengelolaan dan pemanfaatan energy
listrik baru dan terbarukan;
7. Promosi pemasangan dan pemanfaatan energi listrik hingga ke pelosok wilayah NTT;
8. Edukasi listrik pintar untuk masa depan yang lebih baik;
3.2. Kebijakan
1. Penggunaan sumber energi yang terbarukan serta pengurangan penggunaan energi fosil
dikhususkan pada pengembangan listrik tenaga surya, panas bumi dan air;
2. Pelatihan dan bimtek dalam pemanfaatan, pengawasan, dan pengendalian pemanfaatan
sumber daya energi;
3. Optimalisasi Peran penelitan dan pengembangan (Litbang) terkait pendayagunaan
sumber daya energi baru dan terbarukan;
4. Pengadaan sarana prasarana pengelolaan dan pendayagunaan sumber daya energi;
5. Kemitraan dalam penyediaan sarana prasarana pengelolaan dan pendayagunaan sumber
daya energi;
6. Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pelayanan publik;
7. Perluasan jangkauan distribusi energy listrik ke seluruh pelosok wilayah Nusa Tenggara
Timur.
8. Penyederhanaan golongan listrik untuk meningkatkan kapasitas penggunaan energy
listrik;
BAB IV
IMPLEMENTASI
Berdasarkan tiga kebijakan yang dipilih sebagai solusi mengatasi masalah belum optimalnya
upaya pemerintah dalam meningkatkan pasokan sumber energi listrik dan distribusi energi listrik
serta pemanfaatan energi listrik untuk meningkatkan produktivitas masyarakat di Nusa Tenggara
Timur, maka program operasional yang diimpelementasikan adalah :
1. Meningkatkan pasokan sumber energi listrik dengan mengoptimalkan sumber daya energi
listrik baru dan terbarukan (sumber non fosil):
Pelaksanaan Operasional:
Penyediaan konsep/draft regulasi yang mengatur tata kelola sumber energy listrik
di NTT untuk disahkan oleh legislatif;
Pengalokasian anggaran untuk melakukan peningkatan kapasitas pasokan energy
listrik dari sumber-sumber pembangkit tenaga listrik panas bumi, tenaga surya, dan
tenaga air yang telah ada tersebar di seluruh NTT;
Penambahan jumlah dan peningkatan kualitas tenaga fungsional bidang sumber
energy baru dan terbarukan pada organisasi;
Promosi peran PLN selaku BUMN dalam mengitegrasikan dan meningkatkan
pemanfaatan sumber energy listrik baru dan terbarukan bersama dengan sektor
swasta lainnya;
Pengendalian dan evaluasi kesiapan setiap sumber pembangkit tenaga listrik baru
dan terbarukan di NTT agar berfungsi optimal;
2. Meningkatkan jangkauan distribusi energi listrik hingga ke pelosok (rasio elektrifikasi
mencapai angka 0 %):
Pelaksanaan Operasional:
Sosialisasi dan Edukasi pemasangan listrik di seluruh pelosok wilayah NTT;
Penyediaan jaringan distribusi dan transmisi energy listrik di seluruh wilayah NTT;
Penyediaan jaringan SUTET yang menghubungkan setiap sumber energy listrik ke
pemakai;
Kerja sama lintas sektoral dengan pemerintahan kecamatan dan desa se NTT
untuk memastikan setiap rumah telah didata untuk mendapatkan layanan
pemasangan listrik;
3. Meningkatkan pemanfaatan pasokan energi listrik untuk memajukan produktivitas
masyarakat.
Pelaksanaan Operasional:
Mendukung program penyederhanaan golongan listrik non subsidi dari pemerintah
pusat;
Menyiapkan tenaga penyuluhan pemanfaatan Listrik Pintar hingga ke desa-desa;
Menyiapkan layanan konsultasi dan pengaduan tentang pemanfaatan energy listrik
bekerja sama dengan para piha terkait yang membidangi pertumbuhan ekonomi
dan produksi masyarakat;
Memfasilitasi dan mempromosikan pemanfaatan pasokan listrik Negara pada
bidang industri manufaktur dan industri perhotelan di NTT;
BAB V
MONITORING DAN EVALUASI
Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi bertujuan untuk menilai kembali pencapaian tujuan melalui
pelaksanaan program operasional.
Adapun beberapa indikator yang digunakan dalam mengevaluasi pelaksanaan program operasional
antara lain:
INDIKATOR MONITORING EVALUASI
WAKTU Setiap Triwulan Hasil pelaksanaan program
Setiap Semester operasional
Setiap Tahun
YANG DIUKUR Sarana dan Prasarana Keterssediaan sarana dan
Pembangkit Energi Listrik prasara yang memadai
Jaringan Transmisi dan Distribusi Terdistribusinya jaringan
Energi Listrik transmisi sampai ke pelosok
Jumlah pasokan energy listrik Kecukupan pasokan
cadangan energy listrik
Jumlah pengguna energy listrik Persentase jumlah pengguna
mencapai 100%
Disadari bahwa dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi seringkali diperhadapkan dengan
berbagai kendala antara lain:
1. Keterlambatan pelaksanaan proyek
2. Keterbatasan pendanaan
3. Kurangnya tenaga ahli dibidang kelistrikan
4. Pertambahan pengguna/pelanggan baru yang cukup drastic
5. Kondisi geografis daerah yang sangat sulit dijangkau.
6. Dan lain sebagainya.
Untuk itu perhatian pemerintah secara total masih sangat diperlukan dalam pencapaian visi
“Terwujudnya tata kelola sumber energi listrik baru dan terbarukan yang mendorong meningkatnya
daya saing ekonomi melalui pemanfaatan energi listrik menuju kesejahteraan masyarakat Nusa
Tenggara Timur.”
BAB VI
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dalam mewujudkan tata kelola energy listrik baru dan terbarukan (LBT) perlu adanya suatu
kebijakan public yang strategis dalam menjawab permasalahan “ belum terpenuhi pasokan
sumber energi listrik dan distribusi energi listrik serta pemanfaatan energi listrik untuk
meningkatkan produktivitas masyarakat di Nusa Tenggara Timur.
Energi baru adalah energi yang berasal dari sumber energi baru, yaitu sumber energi yang
dapat dihasilkan oleh teknologi baru baik yang berasal dari sumber energi terbarukan maupun
sumber energi tak terbarukan, antara lain nuklir, hidrogen, gas metana batubara (coal bed
methane), batu bara tercairkan (liquified coal), dan batubara tergaskan (gasified coal).
Sementara itu energy terbarukan adalah energi yang berasal dari sumber energi terbarukan,
yaitu sumber energi yang dihasilkan dari sumber daya energi yang berkelanjutan jika dikelola
dengan baik, antara lain panas bumi, angin, bioenergi, sinar matahari, aliran dan terjunan air,
serta gerakan dan perbedaan suhu lapisan laut.
Penggunaan energi baru dan terbarukan dapat menjadi solusi di tengah beban impor minyak
dan gas bumi yang semakin meningkat dan membebani neraca perdagangan Indonesia. Untuk
mencapai keberhasilan pengembangan energi ini, perlu adanya peran pemerintah daerah
untuk dapat membantu pengembangannya. Sebab, banyak potensi energi baru dan terbarukan
berada di daerah-daerah yang tersebar di Indonesia.
Wilayah NTT sangat berpotensi dalam pengembangan sumber energy terbarukan baik itu
sumber panas bumi, angin, bioenergi, sinar matahari, aliran dan terjunan air, serta gerakan dan
perbedaan suhu lapisan laut.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa pemenuhan kebutuhan tenaga listrik Indonesia
khususnya di NTT memerlukan upaya bersama yang terarah antara Pemerintah Pusat sampai
Pemerintah Daerah dan terkoordinasi dengan baik dari berbagai pemangku kepentingan di
sektor ketenagalistrikan.
2. Saran
1) Perlu adanya komitmen pemerintah Pusat dalam Pengembangan Daerah-daerah
perbatasan seperti NTT sebagai etalase bangsa bagi Negara-negara yang berbatasan
dengan Indonesia.
2) Pemerintah perlu terus mengembangkan sumber energy baru dan terbarukan karena
dianggap sangat efisien sehingga dapat mengurangi terjadinya krisis energy
3) Dalam Pengembangan energy baru dan terbarukan pemerintah perlu memperhatikan
dampak lingkungan yang akan timbul dengan adanya implementasi kebijakan tersebut.
4) Perlu adanya peningkatan dalam upaya pengembangan SDM melalui pendidikan dan
pelatihan secara berkesinambungan yang dapat menciptakan ahli-ahli kelistrikan
5) Perlu adanya peningkatan pengawasan dan evaluasi baik dalam penyusunan regulasi atau
kebijakan maupun dalam mengimplementasi kebijakan terkait permasalahan kelistrikan.
6) Semua Stakeholder perlu terus melakukan koordinasi secara baik dan terarah dalam
pencapaian tujuan bangsa untuk menyediakan dan mendistribusikan energy listrik sampai
ke pelosok-pelosok desa demi kemakmuran dan kesejahteraan masyarkat.
DAFTAR PUSTAKA
Provinsi Nusa Tenggara Timur Dalam Angka 2016, BPS, 2016
Rencana Strategis 2014 – 2018, Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Nusa
Tenggara Timur
Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral RI, Nomor 5899 Tahun 2016
tentang Pengesahan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT Perusahaan
Linstrik Negara (Persero) Tahun 2016 – 2025
…..
(https://finance.detik.com/energi/3134391/ini-4-provinsi-yang-paling-kekurangan-listrik-
di-ri pukul 17.58 minggu 10 des 2017)
(http://www.plnntt.co.id/2012/10/sejarah-singkat-pln-ntt.html)