Anda di halaman 1dari 35

PPT Energi Baru

dan Terbarukan
Potensi Peluang dan
Tantangannya di Indonesia
Oleh:
Nama :Reza Batari
Nim :4521046002
Kelas :A
Prodi :Teknik Pertambagan
Potensi Energi Panas Bumi
• Indonesia merupakan salah satu dari negara di
dunia yang mempunyai potensi sumber daya
geothermal yang sangat besar. Potensi yang
besar ini sedang dikembangkan oleh
pemerintah untuk memenuhi kebutuhan energi
nasional.
 Berdasarkan data dari survei terakhir Badan
Geologi, sampai dengan akhir tahun 2009 ini
tercatat sebanyak 265 lokasi geothermal di
Indonesia, baik itu yang berasal dari proses
vulkanik maupun non vulkanik.
 Panas bumi merupakan salah satu dari sumber
daya alternatif dan sangat banyak diproduksi
di Indonesia karena potensi yang ada pada
panas bumi yang terdapat di Indonesia
mencapai 40% cadangan panas bumi dunia.
 Hal ini dikarenakan Indonesia juga memiliki
129 gunung api yang berpotensi sebagai
wilayah pengembangan panas bumi. (Tarmidzi
and Setyawan 2014).
 Panas bumi dapat dimanfaatkan secara
langsung dan tidak langsung. Pemanfaatan
energi panas bumi secara langsung belum
banyak dikembangkan di Indonesia.
 Pemanfaatan energi panas bumi secara
langsung pada saat ini masih banyak
digunakan di sekitar lokasi yang memiliki
sumber panas bumi misalnya di daerah
Kalianget, Kabupaten Wonosobo Provinsi
Jawa Tengah untuk wisata pemandian air
panas.
 Pemanfaatan energi panas bumi secara tidak
langsung dapat digunakan untuk pembangkit
energi listrik. Pengembangan pembangkit
listrik panas bumi perlu dilakukan dan dikelola
secara optimal mengingat Indonesia memiliki
potensi sumber panas bumi yang banyak dan
tersebar di beberapa daerah di Indonesia
seperti: Jawa, Sumatera, Maluku dan Sulawesi.
Tantangan Energi Panas Bumi di Indonesia

Beberapa tantangan pengembangan energi panas


bumi di Indonesia yaitu:
 High-relief terrain.
 Kondisi geografis Indonesia sebagai Negara
kepulauan.
 Pembangunan infrastruktur yang belum merata.
 Sistem pembeli tunggal energi listrik (single
buyer).
 Banyaknya WKP yang berada didalam
kawasan taman nasional atau hutan lindung.
 Minimnya program edukasi atau penyuluhan
terhadap masyarakat lokal terkait proyek panas
bumi.
 Kesulitan pembebasan lahan.
 Minimnya tenaga ahli panas bumi di Indonesia
saat ini.
Potensi Energi Bayu (PLTB)
 Pembangkit Listrik Tenaga Angin adalah salah
satu pembangkit listrik energi terbarukan yang
ramah lingkungan dan memiliki efisiensi kerja
yang baik perkembangan terhadap energi
terbarukan di Indonesia salah satunya energi
angin yang diluncurkan Peta angin pada tahun
2017 memudahkan dalam pemanfaatan energi
angin Indonesia.
 Sistem pembangkit listrik tenaga Angin dapat
dibuat menjadi 2 sistem on grid (bersatu
dengan jaringan PLN) atau off grid (berdiri
sendiri).
 Potensi energi angin yang dimiliki Indonesia
diidentifikasi sekitar 978 MW. Pada beberapa
lokasi di wilayah Indonesia telah dilakukan
beberapa kali penelitian dan pengukuran
potensi energi angin baik oleh lembaga
pemerintahan seperti (LAPAN, BMKG).
 Negara Indonesia mempunyai Potensi energi
Angin sebesar 978 MW, Potensi energi angin
terbesar ada di wilayah Sidrap dan Jeneponto
di Sulawesi Selatan berpotensi menghasilkan
energi listrik dari angin hingga lebih dari 200
MW.
Tantangan Energi Bayu (PLTB) di Indonesia

Beberapa tantangannya yaitu:


 tingginya fluktuasi daya output energi listrik
 tingginya fluktuasi frekuensi sistem akibat
perubahan daya output,
 serta akurasi forecast  PLTB yang masih
rendah sehingga mempengaruhi perencanaan
operasi.
Potensi Energi Matahari/Surya
(PLTS)
di Indonesia
 Indonesia terletak di garis katulistiwa,
sehingga Indonesia mempunyai sumber energi
surya yang berlimpah dengan intensitas radiasi
matahari rata-rata sekitar 4.8 kWh/m2 per hari
di seluruh wilayah Indonesia.
 Potensi energi surya di Indonesia sangat besar
yakni sekitar 4.8 KWh/m2 atau setara dengan
112.000 GWp, namun yang sudah dimanfaatkan
baru sekitar 10 MWp. Saat ini pemerintah telah
mengeluarkan roadmap pemanfaatan energi
surya yang menargetkan kapasitas PLTS
terpasang hingga tahun 2025 adalah sebesar
0.87 GW atau sekitar 50 MWp/tahun. Jumlah ini
merupakan gambaran potensi pasar yang cukup
besar dalam pengembangan energi surya di
masa datang.
Tantangan Energi Matahari/Surya
(PLTS)
di Indonesia
 Kemampuan industri solar PV dalam negeri baru
pada tahap perakitan termasuk modul surya atau
sel surya yang masih di impor dari luar negeri.
 Pengembangan industri solar PV dalam negeri
masih dalam skala ekonomi yang kecil. Kondisi
tersebut berdampak pada harga panel surya dalam
negeri lebih mahal 30-40% dibandingkan dengan
modul surya impor.
 Salah satu komponen PLTS yang penting
yakni inverter masih belum dapat diproduksi
di Indonesia.
 Tegnologi penyimpanan seperti baterei masih
cukup mahal.
 Kemampuan produksi dalam negeri masih
terbatas untuk mendukung PLTS skala besar.
Potensi Energi Samudera di
Indonesia
 Indonesia mempunyai lautan seluas 5,8 juta
km dihitung secara kartografis. Hal ini dinilai
mempunyai potensi energi gelombang laut
yaitu sepanjang pesisir Barat Sumatera,
Selatan Jawa, Nusa Tenggara Timur, dan Nusa
Tenggara Barat. Sumber energi gelombang
laut dapat dimanfaatkan dengan mengetahui
tinggi, panjang dan periode waktu gelombang.
 Saat ini potensi energi pasang surut di seluruh
samudera di dunia tercatat 3.106 MW.  Di
Indonesia daerah yang potensial adalah
sebagian Pulau Sumatera, Sulawesi, Nusa
Tenggara Barat, Kalimantan Barat, Papua, dan
pantai selatan Pulau Jawa, karena pasang
surutnya bisa lebih dari 5 meter.
Beberapa faktor Yang mempengaruhi Energi
Pasang Surut yaitu:
 Arah angin
 Kecepatan
 Lamanya bertiup dan
 Luas daerah yang dipengaruhi
Tantangan Energi (Samudra) di Indonesia

 Menjadikan potensi tersebut menjadi skala


produksi komersial. Kebanyakan tegnologinya
masih relative lebih mahal dari energi
konservatif. Namun jika mendapat dukungan
luas mestinya dapat direlisasi seperti pada
negara-negara lain. Misalnya di Australia
tegnologi energi solar sudah sangat lazim dan
digunakan secara luas.
Potensi Energi Air (PLTA) di Indonesia

 Potensi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)


Indonesia diperkirakan sebesar 76.670
Megawatt (MW) dan Pembangkit Listrik
Tenaga Mini/Makro Hidro (PLTM/PLTMH)
sebesar 770 MW merupakan aset yang harus
dimanfaatkan untuk sebesar-besar
kemakmuran rakyat. Dari potensi tersebut baru
sekitar 6 persen yang telah dikembangkan.
 Potensi sumber energi tenaga air tersebar
sebanyak 15.600 MW (20,8%) di Sumatera,
4.200 MW (5,6%) di Jawa, Kalimantan,21.600
MW (28,8%), Sulawesi, 10.200 MW (13,6%),
Bali,NTT,NTB, 620 MW (0,8%), Maluku, 430
MW (0,6%) dan Papua, menyimpan potensi
tenaga air sebesar 22.350 MW atau 29,8% dari
potensi nasional. 
 Selain pembakit listrik tenaga air (PLTA),
energi air juga dimanfaatkan sebagai
pembangkit listrik tenaga minihidro (PLTM)
dan pembangkit listrik tenaga mikrohidro
(PLTMH) yaitu dengan memanfaatkan aliran
sungai atau irigasi yang dibedakan
berdasarkan daya yang dapat dihasilkan
Tantangan Energi Air di Indonesia (PLTA)

Ketidakpastian aturan mengenai harga listrik energi


terbarukan di Indonesia membuat investor menahan diri.
Tantangan lain yang dihadapi oleh Indonesia dalam
mengoptimalkan potensi tenaga hidro adalah operasional
pembangkit listrik tenaga air (PLTA) di setiap daerah.
Meski dengan harga energi listrik yang murah dan cepat
dioperasikan, operasional PLTA di masing-masing daerah
sangat dipengaruhi oleh debit air dan status pencemaran
sungai.
Potensi Energi Bioenergi di Indonesia

 Kementerian ESDM mencatat potensi


bioenergi yang berasal dari limbah biomassa
diperkirakan mencapai 49.810 MW.
Berdasarakan data, pemanfaatan bioenergy
hingga saat ini baru mencapai sekitar 1,618
MW atau sekitar 3,25% dari potensi yang ada.
 Potensi bioenergi yang dapat dimanfaatkan
sebagai bahan bakar dalam bentuk cair
(biodiesel, bioethanol), gas (biogas) dan padat
maupun sebagai listrik.
• Bioenergi berbahan limbah mengubah limbah
pertanian, peternakan, hingga rumah tangga
jadi beragam sumber energi seperti listrik,
bahan bakar, dan gas. Limbah dapat diolah
menjadi energi dengan proses insinerasi
(oksidasi bahan organik ke anorganik),
pirolisis (Pemanasan bahan secara anaerob),
dan gasifikasi (pembakaran bahan padat jadi
gas secara aerob)..
Tantangan Bioenergi di Indonesia
  Pertama, produksi biodiesel kurang
bertumbuh secara baik karena kerangka
kebijakan yang ada tidak saling mendukung.
 Kedua, teknologi produksi biodiesel di
Indonesia masih membawa beberapa masalah
teknis, sehingga produksi biodiesel menjadi
tidak sesederhana seperti yang diharapkan.
• Ketiga, dari sisi rantai pasok, sebagian produksi
biodiesel masih tergantung kepada pasokan crude
palm oil (CPO) dari berbagai sumber dengan
kualitas yang seringkali tidak memenuhi standar.
• Keempat, dalam kaitannya dengan pembagian
urusan pemerintah pusat dan daerah dalam
pembangunan energi di Indonesia, pembangunan
biodiesel dipandang menjadi urusan pemerintah
pusat tanpa dapat didukung oleh kebijakan daerah.
 Kelima, faktor ekonomi politik internasional
terkait dengan isu tata kelola praktik pertanian
yang baik. Sejak 2013, Uni Eropa menerapkan
kebijakan anti dumping terhadap biodiesel dari
Indonesia karena biodiesel dari Indonesia
diduga mendapatkan subsidi.
 Dengan demikian, pasar biodiesel di Indonesia
hanya mengandalkan pasar domestik yang
terbatas melalui PT Pertamina dalam kerangka
public service obligation (PSO). Dengan lima
persoalan atau tantangan besar yang dihadapi
oleh biodiesel tersebut, maka pengembangan
bioenergi di Indonesia sesuai target
sebagaimana diamanatkan oleh Undang-
undang Energi No. 30/2007 menjadi berat
untuk dicapai.
Sekian dan
Terimahkasih...

Anda mungkin juga menyukai