Anda di halaman 1dari 6

P & E Indonesia

Media Informasi dan Komunikasi


IEEE Power & Energy Society
Indonesia Chapter

28 Maret 2015
Volume 1, Issue 2

Potensi Sumber Daya Energi Terbarukan


Indonesia merupakan sebuah
negeri yang kaya akan sumber
daya energi. Selama bertahuntahun, kita mengembangkan
dan memanfaatkan sumber
energi fosil, yaitu batubara,
minyak bumi dan gas alam.
Sayangnya, seringkali kita
tidak
menyadari
bahwa
Indonesia
juga
memiliki
sumber energi terbarukan
yang sangat besar. Potensi
beberapa
jenis
energi
terbarukan telah dipetakan
oleh Dewan Energi Nasional
dalam
Outlook
Energi
Indonesia 2014.
Beberapa energi terbarukan
yang utama adalah panas
bumi, hidro, dan biomassa.
Total energi panas bumi yang
tersedia adalah sekitar 29 GW
yang tersebar di 312 lokasi di
seluruh Indonesia. Potensi
terbesar tersebar di Sumatera
(93),
kemudian
disusul
Sulawesi (70) dan Jawa (71).

Potensi tenaga hidro adalah


75 GW dan tersebar di seluruh
Indonesia. Sayangnya, usia
PLTA di Indonesia relatif tua
sehingga produksi listriknya
telah berkurang hingga 30%
akibat adanya sedimentasi
waduk.
Biomassa merupakan sumber
energi alternatif lainnya yang
pemanfaatannya cukup besar
di
Indonesia.
Potensinya
sekitar 33 GW. Diperkirakan
daya terpasang saat ini adalah
sekitar 1,7 GW.
Potensi energi terbarukan
yang sangat besar ini harus
terus dikembangkan agar
dapat menjadi solusi atas
krisis energi yang menghantui
Indonesia di masa depan saat
sumber energi fosil telah habis
dikonsumsi. (ayn)
Sumber:
DEN, Outlook Energi Indonesia 2014
Sri Roswati, Energi Terbarukan di
Indonesia adalah sebuah Ironi

Dalam Edisi Ini:


Berita IEEE

Kelistrikan
Indonesia

Efisiensi Fan
System

Pembangkit
Listrik

Mengatasi
Stress

Energi
Terbarukan:

Merupakan
energi yang
cepat dipulihkan
kembali secara
alami dan
prosesnya
berkelanjutan

Dengan
pengelolaan
yang baik,
energi
terbarukan tidak
akan habis

Merupakan
energi yang
berkelanjutan
(sustainable
energy)

Penandatangan Petisi dan Pemaparan Rencana Kerja IEEE PES Indonesia Chapter
Bertempat di Gedung Jurusan Teknik
Elektro dan Teknologi Informasi
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta,
IEEE Indonesia Section mengadakan
Technical and Education Meeting pada
tangal 14 Maret 2015.
Dalam kesempatan tersebut, secara
resmi petisi pembentukan IEEE Power
and Energy Society Indonesia Chapter
disetujui dan ditandatangani oleh
pengurus IEEE Indonesia Section selaku
induk geografis di Indonesia. Bapak
Satriyo Dharmanto dan I Wayan
Mustika selaku ketua dan sekretaris

IEEE Indonesia Section membubuhkan


tanda tangannya dalam formulir
tersebut. Selaku Interim Chair IEEE
Power and Energy Society Indonesia
adalah Bapak Sarjiya, PhD dari UGM.
Berkaitan dengan pembentukan IEEE
PES Indonesia Chapter, Bapak Sarjiya,
PhD dan Anggoro Yudho Nuswantoro,
mewakili para pendukung petisi
memaparkan rencana kerja IEEE PES
Indonesia. Rencana jangka pendek
mencakup pertemuan pengurus dan
anggota serta koordinasi dengan section
dan chapter lainnya.

Rencana jangka menengah adalah


penerbitan publikasi mengenai situasi
sektor ketenagalistrikan dan energi di
Indonesia. Rencana jangka panjang
meliputi
konferensi
tahunan,
pembentukan
gugus
tugas
yang
membahas permasalahan di bidang
ketenagalistrikan dan energi, pelatihan
dan promosi standard IEEE di
Indonesia.
Ditegaskan pula bahwa tumbuh dan
berkembangnya IEEE PES Indonesia
akan sangat tergantung pada partisipasi
aktif anggotanya. (ayn)

kebutuhan
sumber daya
manusia yang
kompeten untuk
menjawab
pertumbuhan sektor
ketenaga listrikan
sangat besar
(Sarjiya PhD)

Ki-ka: I Wayan Mustika, Arief Hamdani Gunawan, Sarjiya, Anggoro Yudho Nuswantoro

Kelapa Sawit, Peluang Pengembangan Energi dari Sebuah Industri Primadona


Industri kelapa sawit merupakan salah
satu industri primadona di Indonesia.
Menurut Catatan GAPKI (Gabungan
Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia),
sejak tahun 1990 hingga tahun 2013,
luasan perkebunan kelapa sawit yang
diusahakan
oleh
sektor
swasta
bertambah sebesar 25% per tahun.
Selain diproduksi menjadi minyak
goreng, minyak sawit juga dikonversi
menjadi biofuel. Kementrian ESDM
sedang
mendorong
peningkatan
kandungan biofuel dalam solar menjadi
20% untuk mengurangi impor BBM.

Selain itu, industri kelapa sawit juga


mampu berswadaya listrik untuk
keperluan operasional pabrik dengan
memanfaatkan limbah padat yang
dihasilkannya. Limbah padat kelapa
sawit, berupa cangkang, sabut dan
janjang kosong, digunakan sebagai
bahan bakar boiler. Uap yang dihasilkan
menggerakkan
turbin
uap
yang
menghasilkan listrik bagi pabrik.

yang secara alami terjadi di kolam


limbah, gas metana yang terbentuk
dikumpulkan dan kemudian digunakan
sebagai bahan bakar mesin / turbin gas.
Listrik yang dihasilkan dapat mensuplai
kebutuhan di sekitar pabrik. Jika
dibangun saluran transmisi ke jaringan
PLN yang terdekat, listrik bisa dijual ke
PLN dengan harga yang cukup
kompetitif. (ayn).

Inovasi lebih jauh yang telah dilakukan


adalah menggunakan limbah cairnya
untuk bahan bakar genset gas. Dengan
memanfaatkan proses metanogenesis

Sumber:
Sawit Indonesia, PT Karya Mas Energi : Layanan One Stop
Service Energi Listrik Berbasis Limbah,
GAPKI. Industri Minyak Sawit Indonesia menuju 100 Tahun
NKRI,
Tribun, Genjot Biofuel, Produksi Minyak Kelapa Sawit
Ditambah.

Kelistrikan di Indonesia: anak ayam mati di lumbung padi?


Indonesia tercatat sebagai negara
dengan populasi penduduk terbesar
keempat di dunia, setelah China, India
dan Amerika Serikat. Sebuah negara
kepulauan dengan lebih dari 17.000
pulau yang terserak sepanjang tiga
zona waktu di khatulistiwa, Indonesia
dikaruniai sumber daya energi yang
sagat berlimpah. Namun Indonesia
dibayangi krisis energi, terutama
penyediaan listrik untuk mengiringi
pertumbuhan ekonomi yang sangat
pesat.
Indonesia memiliki simpanan energi,
dalam bentuk cadangan batubara dan
gas alam, yang sangat besar. Berdasar
catatan IEA (International Energy
Agency) dalam 2104 Key World Energy
Statistics, Indonesia tercatat sebagai
eksportir batubara terbesar di dunia
dengan nilai ekspor 426 Juta ton di
tahun 2014. Di sektor gas alam,
Indonesia merupakan eksportir gas
alam terbesar ke delapan dunia dengan
volume ekspor sebesar 35 miliar kaki
kubik.
Walaupun Indonesia berhasil menjadi
pemain utama di percaturan energi
global, Indonesia belum berhasil
memanfaatkan sumber daya energinya
secara maksimal di dalam negeri.
Ekspor batubara terus meningkat
namun konsumsi domestik sangat kecil,
hanya sekitar 23%. Potensi gas alam
yang sangat besar tidak diimbangi
penyerapan
dalam
negeri
yang
memadai karena infrastruktur yang
tersedia sangat minim.
Kurang

maksimalnya

pengelolaan

sumber energi di dalam negeri


berdampak pada lemahnya penyediaan
listrik nasional. Walaupun kapasitas
pembangkit telah bertambah sebesar
25% dalam dekade terakhir ini, namun
konsumsi domestik meningkat sebesar
hampir 50% pada periode yang sama.
Pertumbuhan kelistrikan yang kita capai
masih
belum
sebanding
dengan
pertambahan
penduduk
dan
pertumbuhan ekonomi yang melaju
pesat pada tingkatan 6% per tahun.

beberapa proyek PLTU.

Salah satu permasalahan utama yang


dihadapi oleh PLN serta pelaku bisnis
pembangkit listrik adalah kurangnya
pasokan gas alam untuk bahan bakar
PLTG atau PLTGU. Tiga hal utama
menyebabkan hal ini terjadi, yaitu
terbatasnya infrastruktur pipa gas,
lokasi sumber gas bumi yang sangat
jauh dari pembangkit listrik serta
kebijakan pemerintah di bidang energi
primer, khususnya gas alam, yang
kurang berpihak pada PLN. Di samping
itu, harga jual gas alam yang mengikuti
harga
internasional
memberikan
disinsentif
kepada
pelaku
usaha
kelistrikan karena harga jual listrik tidak
mencerminkan keekonomian.

Kendala lainnya adalah teknologi


kelistrikan berbasis energi terbarukan
masih belum banyak dikuasai oleh
sumber daya manusia dalam negeri.
Akibatnya, kita perlu mengimpor
teknologi dan juga SDMnya dari luar
negeri.

Permasalahan lainnya terkait dengan


pengembangan PLTU berbahan bakar
batubara yang sering terhambat oleh
berbagai masalah. Isu sosial, ekonomi,
dan lingkungan seringkali menghambat
pembangunan PLTU batubara. Sulitnya
pembebasan lahan dan pencemaran
lingkungan menjadi persoalan klasik
yang menghadang pembangunan PLTU.
Dan persoalan ini pulalah yang menjadi
penyebab
utama
keterlambatan

Di sisi lain, pengembangan kelistrikan


berbasis
energi
terbarukan
juga
menghadapi
berbagai
kendala.
Misalnya, panas bumi memiliki potensi
sebesar 29 GW. Namun, banyak lokasi
merupakan kawasan hutan konservasi.
Karena pengelolaan panas bumi masuk
ke dalam kategori pertambangan tindak
lanjut pengembangan listrik dari panas
bumi menjadi terhambat.

Di samping itu, kondisi geografis


Indonesia menjadi satu kendala besar.
Populasi penduduk tersebar di sekitar
6.000 pulau. Membangun sebuah grid
nasional yang terpadu mendekati
kemustahilan.
Membangun
sistem
kelistrikan di masing-maisng pulau
menjadi sebuah mimpi buruk di bidang
logistik. Distribusi bahan bakar ke
seluruh pulau yang membutuhkan
menjadikan
pembangkitan
listrik
menjadi sebuah kegiatan berbiaya
tinggi.
Pada grafik di samping ini, terlihat
posisi Indonesia berdasarkan konsumsi
listrik per kapita. Indonesia berada pada
kelas yang sama dengan Philipina, di
mana konsumsi listriknya sekitar 500
kWh perkapita per tahun. Walaupun
kita lebih baik dari Kamboja dan
Myanmar, namun kita tertinggal di
banding Vietnam dan Thailand. Jika
dibandingkan dengan Malaysia atau
Singapura? Kita jauh tertinggal. Seperti
kata pepatah: akankah kita mejadi anak
ayam yang mati di lumbung pagi? (ayn)
Sumber:
1) Sonal Patel, Indonesia: Energy Rich and
Energy Poor 2) US EIA, Country Report
Indonesia, 3) DEN, Outlook Energi Indonesia
2014 4) IEA, 2014 Key World Energy
Statistics 5) BPPT, Outlook Energi Indonesia
2013

Meningkatkan Efisiensi Energi pada Fan System


Kipas, atau lebih dikenal dengan istilah
fan, merupakan peralatan yang banyak
digunakan di dunia industri. Fan
digunakan untuk memindahkan udara
atau material lainnya yang tercampur di
udara.
Di sektor manufaktur dan komersial, fan
system mengkonsumsi porsi energi yang
sangat besar. Karena itu, efisiensi fan
system sangat berpengaruh pada biaya
energi sebuah fasilitas manufaktur /
komersial. Potensi penghematan energi
fan system di industri manufaktur pada
umumnya berkisar sekitar 6%.
Sebuah fan tidak berfungsi secara
terpisah tetapi merupakan bagian dari
sebuah sistem yang lebih besar dan
melibatkan suplai dan kebutuhan yang
sangat variatif. Agar mendapatkan
kinerja yang optimal namun hemat,
sangat disarankan untuk melakukan
pendekatan yang terpadu.
Edvard Csanyi menyarankan enam
langkah untuk meningkatkan efisiensi
energi pada sebuah fan system.

Sseringkali desainer dengan sengaja


melebihkan kapasitas fan pada proses
desain. Untuk itu, pada saat fan telah
dioperasikan, kita harus melakukan
pengaturan tekanan agar sesuai dengan
kebutuhan, tidak lebih dan tidak
kurang.
2. Mengatur kepadatan zat alir
Temperatur, kelembaban, elevasi dan
beberapa faktor lain berpengaruh
terhadap kepadatan zat alir. Kepadatan
berpengaruh pada berat jenis dan berat
jenis berpengaruh terhadap besarnya
daya listrik yang dibutuhkan untuk
menggerakkan kipas.
3. Jenis kipas
Kunci utama dalam desain fan system
adalah pemilihan jenis kipas yang
sesuai. Jenis dan desain kipas yang
digunakan akan sangat berpengaruh
terhadap efisiensi dan kebutuhan daya
listrik. Perlu diingat bahwa rentang
efisiensi yang diperoleh dari hasil
pengukuran laboratorium mungkin
bukan rentang operasional yang stabil di
lapangan.

1. Mengatur tekanan
Pengaturan tekanan merupakan salah
satu cara efektif untuk mengurangi
pemakaian energi pada fan system.

4. Ukuran kipas
Seringkali desainer sengaja melebihkan
ukuran kipas. Hal ini dapat mengurangi

efisiensi kipas sebesar 1% 5%. Akan


tetapi, jika pada tahap operasional kita
menemukan
bahwa
suatu
kipas
berukuran terlalu besar, seringkali biaya
untuk menggangi kipas sangat besar
dan tidak ekonomis. Akan jauh lebih
mudah dan ekonomis untuk mengatur
kecepatan kipas daripada mengganti
kipas tersebut.
5. Pengatur Kecepatan
Penghematan energi yang signifikan
dapat
dicapai
dengan
mengatur
kecepatan putaran kipas. Beberapa
metode yang dapat digunakan antara
lain adalah menggunakan gearbox atau
VFD
(Variable
Frequency
Drive).
Penghematan yang dapat dicapai
berkisar antara 14% sampai dengan 49%.
6.Belt bergerigi
V-belt
jenis
standar
cenderung
mengalami peregangan, selip atau
mampat, yang semuanya menyebabkan
berkurangnya efisiensi. Mengganti vbelt standar dengan belt bergerigi dapat
menghemat energi dan uang.
(ayn)
Sumber:
Edvard Csanyi, 6 Energy - Efficiency
Improvement Opportunities In Fan Systems
Schneider University, Fan System I s.d Fan
System IV

Jenis Kipas Yang Sering Digunakan


Ada dua jenis kipas yang banyak
digunakan, yaitu: axial dan centrifugal.
Fan berjenis axial bekerja seperti
propeller, membangkitkan aliran udara
searah dengan aksis kipas. Contoh
kipas axial dapat dilihat pada gambar di
samping bagian atas. Kipas axial dapat
membangkitkan aliran udara dengan
volume besar pada tekanan rendah.
Sedangkan kipas berjenis centrifugal
membangkitan aliran udara dengan
cara mempercepat aliran udara dengan

arah radial dan merubah energi


kinetik yang dihasilkan menjadi
tekanan. Konstruksi fan jenis ini berisi
sebuah kincir yang terhubung dengan
sebuah shaft. Contoh kipas centrifugal
dapat dilihat pada gambar di samping
bagian bawah. Kipas centrifugal
banyak digunakan di industri. Kipas
ini dapat membangkitkan tekanan
yang tinggi dengan efisiensi tinggi.
(ayn)
Sumber:
Schneider University, Fan System III Fan
Types.

Pembangkit Listrik Yang Akan Memecahkan Tiga Rekor Dunia


Sebuah perusahaan pengelola utility di
kota Dusseldorf - Jerman, Stadtwerke
Dusseldorf AG, sedang membangun
sebuah
pembangkit
listrik
yang
direncanakan akan memecahkan tiga
rekor dunia.
Menurut pimpinan dewan direktur
Stadtwerke Dusseldorf AG, Dr Udo
Brockmeier, mereka memodernisasi
Pembangkit Listrik Lauswald dengan
mempertimbangkan banyak pilihan.
Mereka menginginkan turbin dengan
efisiensi tinggi yang sangat fleksibel dan
dapat dinyalakan atau dimatikan secara
cepat sesai dengan kebutuhan jaringan.
Di samping itu, masyarakat Dusseldorf
mensyaratkan
tiga
hal,
yaitu

perlindungan iklim, kehandalan dan


keamanan.
Mereka memutuskan untuk bekerja
sama dengan perusahaan besar di
bidang ketenagalistrikan, Siemens AG
dan
menjatuhkan
pilihan
pada
pembangkit listrik SCC5-8000H1S.
SCC5-8000H1S
adalah
pembangkit
berbahan bakar gas siklus ganda yang
juga akan menghasilkan sumber panas
untuk kota Dusseldorf.
Pembangkit listrik ini terdiri dari turbin
gas SGT5-8000H yang menggerakkan
generator SGen5-3000W. Gas buang dari
turbin gas ini akan diserap oleh HSRG
(Heat recovery Steam Generator) tipe

Benson yang akan menghasilkan uap


bertekanan tinggi akan akan memutar
turbin uap SST5-5000. Putaran turbin
uap ini akan menambah daya untuk
memutar generator sehingga daya
listrik yang dihasilkan generator akan
semakin besar. Lebih jauh lagi, uap
panas buangan dari turbin uap akan
digunakan sebagai sumber pemanas
bagi kota Dusseldorf.
Diperkirakan saat pembangkit ini
beroperasi, tiga rekor dunia akan
terpecahkan. Pembangkit ini memiliki
efisiensi lebih dari 61% yang merupakan
yang tertinggi di dunia. Daya listrik
yang dihasilkan oleh satu unit
pembangkit mencapai 595 MWe yang
setara dengan 22 pesawat jumbo jet.
Kapasitas pemanasan yang dihasilkan
mencapai 300 MWth yang akan
dinikmati
oleh
masyarakat
kota
Dusseldorf.
Pembangkit
ini
dapat
mencapai
kapasitas penuh hanya dalam waktu 40
menit dari saat dinyalakan. Dan untuk
melengkapi pencapaian teknis tersebut
di atas, arsitektur gedung pembangkit
listrik ini dilengkapi dengan panel kaca
yang akan menambah keindahan kota
Dusseldorf dengan desain modernnya.
(ayn)
Sumber:
1. http://www.siemens.com/stories/cc/en/record
-breaking-power-plant/
2. http://www.swd-ag.de
3. http://www.districtenergy.org/blog/2014/07/
17/building-a-world-record-chp-plant/

CO2: Dibutuhkan tetapi jangan terlampau banyak


Dalam diskusi mengenai
perubahan iklim, CO2 adalah
topik utama yang menjadi
perhatian kita semua. Karena
itu, tidak ada salahnya kita
mengenal
lebih
jauh
mengenai zat ini.
Karbon dioksida adalah
senyawa kovalen sebuah
atom karbon dengan dua
atom oksigen dan berfasa gas

pada temperatur 273 K dan


tekanan 100 kPa (STP).
CO2 tergolong gas rumah
kaca
karena
menyerap
radiasi infra merah yang
dipancarkan
permukaan
bumi. Tanpa adanya CO2,
maka permukaan bumi akan
sangat
dingin
sehingga
sebagian besar makhluk
hidup akan mati.
5

Tetapi, jika konsentrasinya


telalu besar, permukaan
bumi menjadi sangat panas
sehingga permukaan bumi
tidak bisa dihuni.
Karena
itu
kita
harus
menjaga konsentrasi CO2 di
atmosfer terkontrol.(ayn)
Sumber:
1) Wikipedia, Karbon Dioksida
2) US EPA, Climate Change

P & E Indonesia
Merupakan media informasi dan
komunikasi anggota IEEE Power
and Energy Society Indonesia
Chapter. Para anggota IEEE dan
juga praktisi dan akademisi di
bidang ketenagalistrikan dan
energi
dipersilakan
untuk
mengirimkan artikel.

Edisi kedua P & E Indonesia kembali hadir ke hadapan para anggota IEEE Power and Energy
Society Indonesia untuk menyajikan beberapa artikel yang semoga bermanfaat dan dapat
menambah wawasan.
Beberapa perbaikan coba dilakukan seperti dicantumkannya penanggung jawab majalah
elektronik ini serta alamat email yang dapat. Di samping itu, sumber dan referensi artikel
dicantumkan untuk memastikan bahwa artikel yang disajikan dapat ditelusuri asal muasalnya.
Majalah ini akan hidup dan semakin besar jika para anggota bersedia berbagi informasi dan
pengetahuan antar anggota IEEE PES Indonesia.
Anggoro YN / Editor

Terbit bulanan setiap tanggal 28..


Penanggung jawab / Editor:
Anggoro Yudho Nuswantoro
Email: anggoro-yudho@ieee.org
Pernyataan:
Segala pendapat yang termuat
dalam buletin ini dalah pendapat
dari masing-masing penulis.
IEEE ataupun IEEE Power and

Sembilan Cara Orang Sukses Mengalahkan Stress


Dalam dunia kerja modern, menjadi sebuah
kemustahilan bagi seorang profesional untuk
lepas stress. Yang membedakan orang sukses
dan pecundang bukan apakah seseorang
mengalami stress, melainkan bagaimana
orang tersebut mengatasi stress.
Haidi Grant Halvorson, seorang Associate
Director di Sekolah Bisnis Columbia,
menyarankan sembilan langkah untuk
mengalahkan stress.
1. Mengasihi diri sendiri
Kita harus bersedia menerima kesalahan
dan kegagalan kita dengan penuh
pengertian. Kita harus selalu ingat bahwa
berbuat kesalahan adalah manusiawi. Kita
harus memberi diri kita kesempatan
untuk menarik nafas lega.

Indonesia Chapter

2. Ingatlah tujuan akhirnya


Dalam melakukan sesuatu, ingatlah selalu
tujuan akhirnya. Misalnya: kita harus
bersusah payah berolahraga; hal ini terasa
lapang jika kita mengingat bahwa dengan
olah raga akan mengurani resiko penyakit
jantung.
3. Manfaatkan rutinitas
Manfaatkan rutinitas harian untuk
mengurangi beban otak kita dalam
membuat keputusan. Hal-hal sederhana
kita jadikan sebagai rutinas sehingga kita
dapat
memanfaatkan
orak
untuk
mengambil keputusan penting.
4. Luangkan sepuluh menit untuk hal-hal
yang menarik
Melakukan hal-hal yang menarik hari kita
memiliki dua manfaat, yaitu mengurangi

keletihan kita dan juga dapat me-recharge


energi kita.
5. Tambahkan lokasi dan waktu yang
spesifik dalam agenda kita
Jika agenda kegiatan kita lengkap dan
spesifik, itu berarti kita telah melakukan
perencanaan dini atas kegiatan kita.
6. Gunakan jika-maka saat berdiskusi
dengan diri sendiri
Berdiskusi dengan diri sendiri memberi
kita kesempatan untuk mengontrol respon
emosional kita jika harus berhadapan
dengan hal-hal membuat kita takut, sedih,
lelah ataupun ragu.
7. Mengevaluasi
perkembangan
kita,
bukan kesempurnaannya
Mengevaluasi perkembangan yang telah
kita capai akan menurunkan tingkat stress
dibanding jika melihat apakah kita telah
sempurna.
8. Pikirkan perkembangan yang kita capai
Satu hal yang dapat meningkatkan
semangat dan motivasi kita adalah
membuat perkembangan berarti dalam
sebuah kerja yang penuh arti.
9. Memastikan kita lebih cocok dengan
optimisme atau pesimisme defensif
Ada orang yang lebih cocok bekerja
dengan semangat optimisme dan ada
yang lebih cocok dengan dorongan
pesimisme.
(ayn)
Sumber:
Haidi Grant Halvorson, Nine Ways Successful People
Defeat Stress, Harvard Business Review OnPoint 2015

Anda mungkin juga menyukai