Anda di halaman 1dari 6

Nama : Winda Rulia Safitri

NPM. : 2117041029

Isu Energi Ekonomi, Lingkungan Politik

A. Isu Energi terhadap Ekonomi

semakin tingginya konsumsi energi yang diharapkan akan meningkatkan


pertumbuhan ekonomi, maka hal ini akan memberikan efek terhadap kualitas
lingkungan. Terlebih lagi, sumber energi yang digunakan masih didominasi dari sumber
energi fosil atau energi tidak terbarukan. Mendominasinya pemakaian sumber energi
fosil, maka hal ini akan meningkatkan emisi karbon dioksida di udara terutama dari
penggunaan bahan bakar minyak pada kendaraan maupun industri serta pembangkit
listrik. pengaruh konsumsi energi terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang
dilatarbelakangi oleh kondisi keenergian Indonesia yang memiliki ketergantungan tinggi
terhadap minyak, melupakan kebijakan konservasi, elektrifikasi yang rendah dan
aksesibilitas energi yang rendah.

Permasalahan muncul jika merujuk dalam penelitian Goldberg (1992: 15) yang
memberikan proyeksi konsumsi energi dunia di masa depan dalam beberapa dekade
terakhir sebelum tahun 1980 mencerminkanekspektasi pertumbuhan yang
berkelanjutan dari perkiraan 3 persen per tahun yang berarti konsumsi energi akan
meningkat empat kali lipat dalam kurun waktu 50 tahun ke depan. Peningkatan
konsumsi energi yang berhadapan dengan ketersediaan akan berbanding lurus dengan
tingginya tingkat kompetisi dalam mendapatkan sumber energi tersebut khususnya
diantara negara-negara industri maju. Tingginya tingkat kompetisi dalam
memperebutkan sumber energi sangat rentan menimbulkan konflik. Konflik akan
menjadi resiko mengingat energi merupakan factor krusial dari perkembangan
teknologi dan pembangunan ekonomi (Chow, Kopp & Portney, 2003).

B. Isu Energi Terhadap Politik

Konsumen lebih banyak dari negara industri yang memerlukan komoditas


tersebut sementara produsen kebanyakan merupakan pemilik dari komoditas energi.
Interaksi yang kemudian terjalin tidak hanya kompetisi diantara negara industri namun
juga bagaimana interaksi antara negara industri dengan negara produsen sumber
energi. Hunter (1966) mengatakan bahwa salah satu negara yang memiliki cadangan
sumber energi yang cukup besar adalah Indonesia sehingga menjadi mitra strategis
bagi beberapa negara untuk memenuhi kebutuhan energinya. Beranjak dari realitas
tesebut maka dalam tulisan ini akan menyoroti mengenai posisi Indonesia saat ini dan
apa yang harus dilakukan Indonesia dalam dinamika politik energi yang dijalankan oleh
negara-negara industri maju. Pembahasan ini menjadi penting mengingat Indonesia
memiliki cadangan sumber energi yang cukup besar yang berpotensi meningkatkan
daya tawar Indonesia dalam politik energi global. Pembahasan dalam tulisan ini akan
diawali dengan gambaran terkait ditempatkannya isu energi dalam kajian keamanan
melalui proses sekuritisasi dalam ruang lingkup global. Sekuritisasi ini kemudian
menyeret isu energi dalam pusaran politik yang dijalankan oleh negara-negara
konsumen sumber energi. Implikasi dari kondisi ini adalah bagaimana posisi Indonesia
sebagai sebuah negara dengan jumlah cadangan energi yang cukup besar dalam politik
energi global. Terakhir, artikel ini menyoroti keberadaan cadangan energi Indonesia di
masa depan sehingga menjadi bahan kajian terhadap kelangsungan pembangunan dan
posisi Indonesia dalam politik energi global.

Menurut Yani dkk (2017: 59) hal tersebut membuktikan bahwa keamanan tidak
lagi bersifat obyektif melainkan inter-subyektif yang dikenal dengan sekuritisasi. Artinya,
isu energi telah disekuritisasi oleh negara-negara industri maju mengingat kebutuhan
yang semakin besar terhadap cadangan sumber energi yang semakin hari semakin
berkurang. Meskipun hal ini telah disadari oleh Amerika Serikat sejak tahun 1914 pada
saat Perang Dunia I, kesadaran akan peran vital dari ketersediaan energi semakin
meningkat terkait dengan krisis minyak tahun 1973 karena embargo minyak dari Timur
Tengah ke Amerika Serikat, Jepang dan negara industri di Eropa Barat. Para elit di
Amerika Serikat dan Inggris menegaskan minyak sebagai public service, komoditi pasar
dan salah satu penentu keamanan nasional (Ja`far, 2009: 100).

Negara-negara produsen minyak yang tergabung dalam Organization of Petroleum


Importing Countries (OPEC) dan negara industri maju merupakan aktor utama dalam
sekuritisasi isu energi. OPEC dan negara industri maju menyadari bahwa energi
merupakan unsur yang sangat vital bagi perkembangan teknologi di samping secara
politis memiliki konsekuensi bagi pertumbuhan ekonomi baik dalam tataran lokal,
nasional, dan global; dan bahkan sistem politik internasional dapat mempengaruhi
terbentuknya aliansi dan komitmen pertahanan nasional (Chow, Kopp & Portney, 2003).
Politik Energi Global

Berkembangnya industrialisasi membuat permintaan energi semakin


bertambah. Kondisi ini yang kemudian membuat politik energi menjadi semakin
kompleks. Terlebih bagi negara-negara industri baru baru seperti China dan India yang
kemudian menyaingi Amerika Serikat dan Eropa sebagai konsumen energi terbesar.
Akses energi sangat penting untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi di China
dan India dimana industrialisasi yang dilakukan telah mempekerjakan ratusan juta
orang sementara mereka masih berada dalam kemiskinan dan populasi yang terus
tumbuh (Pasqual et al., 2010: 9).

Bagi negara-negara tersebut industri mereka tidak boleh berhenti karena hal
ini akan membuat terhambatnya pertumbuhan ekonomi yang menyebabkan kemiskinan
dan pengangguran yang lebih besar. Karena itu, suplai energi yang menyokong industri
tersebut harus selalu tersedia dan senantiasa ditingkatkan. Kondisi ini kemudian
membuat negara-negara industri saling berlomba untuk mencari sumber energi di
tempat-tempat baru. Konsekuensinya, perebutan sumber energi akan menjadi medan
perang yang dahsyat di abad-21, meskipun di sisi lain juga mendorong kerjasama
(Carton, 2009: 30). Hal ini membuat kekuatankekuatan besar dunia berada dalam
kompetisi untuk menguasai cadangan energi yang ada di negara lain. Fenomena
kompetisi tersebut merupakan cermin dari upaya pencapaian kepentingan nasional
untuk mendapatkan atau meningkatkan kekuasaan. Di masa yang akan datang besar
atau kecilnya kekuasaan.

C. Isu Terhadap Lingkungan

Bumi menyediakan sumber daya yang begitu melimpah, salah satunya


sumber energi. Sumber energi adalah segala sesuatu yang mampu menghasilkan
energi, guna memenuhi kebutuhan dasar makhluk hidup. Kendati demikian,
pemanfaatan sumber energi tidak boleh berlebihan karena sumber energi akan habis.
Belum lagi, dampak pemanfaatan sumber energi yang berlebihan juga dapat merusak
lingkungan.

Pemanasan global dan polusi udara yang dialami saat ini merupakan dampak sumber
energi yang pemanfaataannya berlebihan, seperti penggunaan kendaraan, mesin, dan
listrik. Benda-benda yang menunjang kehidupan kita itu, membakar energi yang
bersumber dari minyak gas maupun batu bara. Untuk menggantikan energi yang habis
dan kurang baik bagi lingkungan maka perlu dikembangkan energi terbarukan/energi
alami seperti panas matahari, angin, panas bumi, maupun air.

Untuk bisa mengurangi dampak sumber energi yang tidak baik bagi lingkungan dan
kesehatan manusia, maka penting bagi kita untuk mengetahui beberapa hal yang perlu
diperhatikan untuk memilih sumber energi. Pada dasarnya, dalam pemilihan sumber
energi harus bergantung pada beberapa hal, antara lain :

1. Kemudahan mengekstraksi energi tersebut

2. Memperhitungkan biaya dalam pengolahan energi

3. Efisiensi teknologi yang tersedia

4. Perlu memikirkan kerusakan yang ditimbulkan terhadap lingkungan.

Ada beberapa dampak yang ditimbulkan akibat sumber dan pemanfaatan energi
terhadap lingkungan, diantaranya penggunaan berbagai sumber dapat mengganggu dan
mencemari lingkungan, serta dalam pembangunan bendungan untuk pembangkit listrik
tenaga air dapat merusak dan mengganggu ekosistem kehidupan dalam air.

Selain itu, teknologi pembangkit listrik tenaga angin yang berasal dari kincir angin
juga dapat menyebabkan banyak polusi suara, seta terganggunya ekosistem laut akibat
dari pemanfaatan energi laut. Akibat dari pembakaran bahan bakar fosil dapat
menyebabkan pencemaran udara, sementara radiasi nuklir dapat menyebabkan efek
berbahaya bagi kelangsungan makhluk hidup.

Demi kelangsungan hidup yang sehat, aman dan bersih maka harus berhati-hati
dalam pemakaian dan pemanfaatan sumber energi. Pasalnya pemanfaatan sumber
energi apa pun akan memberikan dampak bagi kehidupan makhluk hidup.
PENUTUP

Pembahasan dalam tulisan ini akan diawali dengan gambaran terkait ditempatkannya
isu energi dalam kajian keamanan melalui proses sekuritisasi dalam ruang lingkup
global. Sekuritisasi ini kemudian menyeret isu energi dalam pusaran politik yang
dijalankan oleh negara-negara konsumen sumber energi. Implikasi dari kondisi ini
adalah bagaimana posisi Indonesia sebagai sebuah negara dengan jumlah cadangan
energi yang cukup besar dalam politik energi global. Terakhir, artikel ini menyoroti
keberadaan cadangan energi Indonesia di masa depan sehingga menjadi bahan kajian
terhadap kelangsungan pembangunan dan posisi Indonesia dalam politik energi global.
DAFTAR PUSTAKA

Elinur, et.al. (2010). Perkembangan Konsumsi dan Penyediaan Energi dalam


Perekonomian Indonesia. Indonesia Journal of Agricultural Economics 2(1), pp. 98-119.

Gandhi, P. (2014). Analisis Kualitatif Nilai Ekspor Migas Indonesia dan Kepemilikian
Blok Migas oleh Perusahaan Asing di Indonesia. Jurnal Ekonomi Pertanian, Sumber
Daya dan Lingkungan 1, pp. 87-101.

Anda mungkin juga menyukai