MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH EKOLOGI
yang dibina oleh Prof. Dr. Suhadi, M.Si. dan Dr. Fatchur Rohman, M.Si.
Oleh Kelompok 9:
S2 Pendidikan Biologi/Kelas A Tahun 2018
Firda Ama Zulfia 180341863018
Rabiatul Adawiyah 180341863049
A. Latar Belakang
Sumber daya energi mempunyai peran yang sangat penting bagi
pembangunan ekonomi nasional. Energi diperlukan untuk pertumbuhan kegiatan
industri, jasa, perhubungan dan rumah tangga. Dalam jangka panjang, peran
energi akan lebih berkembang khususnya guna mendukung pertumbuhan sektor
industri dan kegiatan lain yang terkait. Meskipun Indonesia adalah salah satu
negara penghasil minyak dan gas, namun berkurangnya cadangan minyak,
penghapusan subsidi menyebabkan harga minyak naik dan kualitas lingkungan
menurun akibat penggunaan bahan bakar fosil yang berlebihan.
Indonesia sesungguhnya memiliki potensi sumber energi terbarukan dalam
jumlah besar. Beberapa diantaranya bisa segera diterapkan di tanah air, seperti:
bioethanol sebagai pengganti bensin, biodiesel untuk pengganti solar, tenaga
panas bumi, mikrohidro, tenaga surya, tenaga angin, bahkan sampah/limbah pun
bisa digunakan untuk membangkitkan listrik. Hampir semua sumber energi
tersebut sudah dicoba diterapkan dalam skala kecil di tanah air (Lubis, 2007).
Perkembangan ekonomi negeri ini dihambat oleh krisis energi. Kemajuan
teknologi yang ada membuat kebutuhan akan energi listrik semakin meningkat.
Indonesia sangat bergantung pada minyak bumi dan gas alam yang merupakan
sumber energi tak terbarukan dan semakin lama semakin sedikit jumlahnya dan
pemakaiannya memiliki konsekuensi terhadap lingkungan. Pertumbuhan
infrastruktur listrik Indonesia hanya 2-3% per tahun. Solusi yang dicari adalah
Green Energy, yaitu energi ramah lingkungan yang dapat diperbaharui dan dapat
meningkatkan pemenuhan kebutuhan energi listrik.
Energi listrik memiliki peranan yang sangat penting dalam mencapai
tujuan sosial, ekonomi dan lingkungan untuk mendukung pembangunan nasional
yang berkelanjutan. Penggunaan energi listrik di Indonesia meningkat seiring
pesatnya pertumbuhan ekonomi dan pertambahan jumlah penduduk. Akses
terhadap energi ini merupakan kebutuhan primer yang merupakan syarat utama
untuk meningkatkan standar hidup masyarakat (Wirosobo & Rochim, 2014).
Pertambahan penduduk di Indonesia membuat pertambahan kebutuhan energi.
Salah satu solusinya adalah penggunaan energi ramah lingkungan.
Energi ramah lingkungan adalah segala macam energi yang dihasilkan
dengan menggunakan sumber daya alam yang lebih rendah dan menghasilkan
emisi atau limbah yang lebih rendah pula. Energi ramah lingkungan merujuk ke
sumber-sumber energi yang dapat diperbaharui dan tidak mencemari lingkungan.
Selain air, sinar matahari dan angin terdapat pula energi yang berasal dari
makhluk hidup. Diantaranya adalah biodiesel, fuel cell, biogas, energi biomassa,
dan bioethanol. Ada juga energi yang dapat didapatkan dari fenomena alam, yaitu
energi dari gelombang air laut dan panas bumi.
Indonesia sedang berusaha mengoptimalkan penggunaan energi terbarukan
sebagaimana tertulis pada Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2014 tentang
Kebijakan Energi Nasional Pasal 11 ayat 2 yang menjelaskan tentang prioritas
pengembangan energi nasional sebagai berikut: (1) memaksimalkan penggunaan
energi terbarukan dengan memperhatikan tingkat keekonomian, (2)
meminimalkan penggunaan minyak bumi, (3) memanfaatkan pemanfaatan gas
bumi dan energi baru, dan (4) menggunakan batu bara sebagai andalan pasokan
energi Nasional.
Salah satu hal yang penting dan kompleks serta menjadi bahan perdebatan
dalam memilih alternatif energi yang akan dikembangkan untuk masa depan dari
negara-negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia. Pengembangan dan
pemanfaatan energi diarahkan pada pengelolaan energi secara hemat dan efisien
dengan memperhitungkan peningkatan kebutuhan energi, peluang ekspor, dan
kelestarian sumber energi untuk jangka panjang. Sumber energi altenatif seperti
tenaga panas bumi, tenaga air, tenaga surya, tenaga biomassa, tenaga nuklir dan
sebagainya perlu terus dikembangkan dengan memperhatikan keselamatan
masyarakat serta kelestarian kemampuan sumber daya alam dan lingkungan
hidup.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah.
1. Bagaimana pengertian energi ramah lingkungan?
2. Bagaimana manfaat energi ramah lingkungan?
3. Apa saja macam-macam energi ramah lingkungan?
4. Bagaimana kendala yang dihadapi dalam pemanfaatan energi ramah
lingkungan?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah energi ramah lingkungan adalah.
1. Menjelaskan pengertian energi ramah lingkungan.
2. Menjelaskan manfaat energi ramah lingkungan.
3. Menjelaskan macam-macam energi ramah lingkungan.
4. Menjelaskan kendala dalam pemanfaatan energi ramah lingkungan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
3. Energi Air
Air merupakan salah satu sumber energi yang sangat besar. Sebagai
sumber energi, air dapat terbarukan, yang secara terus-menerus tersirkulasi oleh
penguapan dan peresapan yang terjadi dalam siklus air. Siklus air dimulai dari
panas matahari menyebabkan air di danau dan lautan menguap untuk membentuk
awan. Kemudian air tersebut jatuh kembali ke bumi membentuk hujan dan salju
dan mengalir melalui sungai dan aliran air menuju lautan. Air yang mengalir dapat
dijadikan energi untuk memutar kincir yang selanjutnya energi tersebut digunakan
untuk proses mekanisme industry. Energi aliran air juga menhasilkan energi listrik
melalui turbinj dan generator (Hamdi, 2016).
Indonesia memiliki potensi besaruntuk pengembangan pembangkit listrik
tenaga air. Itu disebabkan kondisi topografi Indonesia bergunung dan berbukit
sertadialiri oleh banyak sungai dan daerah-daerah tertentu mempunyai
danau/waduk yang cukup potensial sebagai sumber energy air. Pembangkit listrik
tenaga air (PLTA) adalah salah satu teknologi yang sudah terbukti (proven), tidak
merusak lingkungan, menunjang diversifikasi energi dengan memanfaatkan energi
terbarukan, menunjang program pengurangan pemanfaatan BBM, dan sebagian
besar memakai kandungan lokal. Besar potensi energi air di Indonesia adalah
74.976 MW, sebanyak 70.776 MWada di luar Jawa, yang sudah termanfaatkan
adalah sebesar 3.105,76 MW sebagian besar berada di Pulau Jawa(Kholiq, 2015).
Pembangunan setiap jenis pembangkit listrik didasarkan pada kelayakan
teknis dan ekonomis dari pusat listrik serta hasil studi analisis mengenai dampak
lingkungan. Sebagai pertimbangan adalah tersedianya sumber energi tertentu,
adanya kebutuhan (permintaan) energi listrik, biaya pembangkitan rendah, serta
karakteristik spesifik dari setiap jenis pembangkit untuk pendukung beban dasar
(base load) atau beban puncak (peak load). Selain PLTA, energi mikrohidro
(PLTMH) yang mempunyai kapasitas 200-5.000 kW potensinya adalah 458,75
MW,sangat layak dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik di
daerah pedesaan di pedalaman yang terpencil ataupun pedesaan di pulau-pulau
kecildengan daerah aliran sungai yang sempit. Biaya investasi untuk
pengembangan pembangkit listrik mikrohidro relatif lebih murah dibandingkan
dengan biaya investasi PLTA. Hal ini disebabkan adanya penyederhanaan standar
konstruksi yang disesuaikan dengan kondisi pedesaan. Biaya investasi PLTMH
adalah lebih kurang2.000 dollar/kW, sedangkan biaya energy dengan kapasitas
pembangkit 20 kW (rata-rata yang dipakai di desa) adalah Rp 194/kWh
(Kholiq, 2015).
Menurut Hariansyah (2010), cara kerja pembangkit listrik tenaga air
(PLTA) sebagai berikut.
a. Aliran sungai dibendung agar mendapatkan debit air (Q) dan tinggi jatuh air
(H), kemudian air yang dihasilkan disalurkan melalui saluran penghantar air
menuju kolam penenang
b. Kolam penenang dihubungkan dengan pipa pesat dan pada bagian paling
bawah dipasang turbin air
c. Turbin air akan berputar setelah mendapat tekaanan air (P) dan perputaran
turbin dimanfaatkan untuk memutar generator
d. Stelah mendapat putaran yang constan maka generator akan menghasilkan
tegangan listrik yang dikirim ke konsumen melalui saluran kabel distribusi
(JTM atau JTR).
4. Fuelcell
Fuel Cell adalah perangkat elektrokimia yang mengubah energi kimia
menjadi energi listrik. Fuel Cell sebagai sumber tenaga listrik di masa mendatang
mempunyai keistimewaan dibandingkan dengan sumber tenaga yang lain. Fuel
Cell jenis Polymer Electrolyte Membrane memiliki energi spesifik yang relatif
tinggi 508Wh/kg dan ramah terhadap lingkungan dengan limbah berupa air.
Kekurangannya pada saat ini adalah harganya yang mahal dan insfrastruktur yang
masih minim. Fuel cell bisa digunakan sebagai sumber energi bagi berbagai
keperluan mulai dari peralatan yang dapat dipindahkan (portabel), peralatan yang
bergerak (transportasi) dan pembangkit tetap (stationer). Sebagai sumber yang
portabel dapat menyimpan daya yang besar dibandingkan dengan batere. Untuk
pemakaian transportasi fuel cell mempunyai efisiensi yang tinggi dibandingkan
dengan mesin konvensional. Sebagai sumber tenaga stationer mempunyai emisi
yang rendah, energi spesifik yang tinggi dan tidak berisik (Sudaryono, 2014)
Suatu alat transportasi sangat berhubungan dengan berat total kendaraan,
dan bahan bakar yang digunakan merupakan suatu zat dari sistem yang
mempengaruhi berat total kendaraan dan kinerjanya. Jika digunakan bahan bakar
yang mempunyai nilai kalor tinggi, maka kinerja akhir kendaraan dapat dikatakan
baik. Seperti diketahui, hidrogen sebagai energi alternatif merupakan senyawa
bahan bakar yang pada saatnya nanti menjadi suatu sumber energi yang sangat
potensial, bersih, dan efisien (Hasan, 2007).
Bila hidrogen digunakan sebagai bahan bakar fuel cell, maka mobil listrik
akan menjadi ringan dibandingkan bahan bakar lain. Hal ini disebabkan energi per
satuan beratnya lebih tinggi. Pengembangan mobil listrik dengan baterai
konvensional dirasakan tidak realibel karena jarak tempuhnya pendek dan waktu
pengisian batere yang lama jika dibandingkan mobil konvensional. Namun
dengan adanya teknologi fuel cell dan reformernya, kendala jarak tempuh dan
pengisian batere dapat diatasi. Pada beberapa jenis prototipe mobil listrik selain
tangki penyimpan gas hidrogen juga digunakan reformer di mana campuran
metana dan air dirubah menjadi gas hidrogen. Sebagai salah satu contoh
penerapan fuel cell pada mobil listrik. Untuk mendapatkan gambaran secara jelas
dari sistem fuel cell dapat dilihat pada Gambar 4 (Hasan, 2007).
6. Biodiesel
Biodiesel merupakan bahan bakar alternatif yang berasal dari minyak
nabati sehingga ramah lingkungan dan tidak beracun. Biodiesel minyak sawit
memiliki keunggulan komparatif, antara lain dapat menekan polusi dan
meningkatkan efisiensi mesin. Bila mobil diesel menggunakan solar biasa, tingkat
konsumsi mencapai 1:13 (1 liter:13 km), tetapi jika berbahan bakar campuran
biodiesel dan solar dengan perbandingan 10:90 (biodiesel 10%, solar 90%),
tingkat konsumsi menjadi 1:14 (1 liter:14 km). Ada pula pendapat yang
menyatakan biodiesel kelapa sawit cocok untuk berbagai jenis dan merek mobil
karena mengandung asetan tinggi, lebih dari 55, bebas sulfur, dapat diperbarui,
tidak mengandung toksin atau racun, padat energi, dan dapat dioperasikan pada
musim dingin, suhu di atas -20o C (Lembaga Riset Perkebunan Indonesia, 2008).
Biodiesel sebagai bahan bakar alternatif mengemuka seiring dengan
adanya krisis energi. Pada tahun 2005, permintaan energi solar dan minyak tanah
Indonesia mencapai 42 juta kiloliter atau 65% dari total konsumsi minyak bumi
setiap tahun. Pada tahun 2005- 2007, konsumsi minyak diesel di Indonesia sudah
mencapai kisaran 13 juta ton per tahun. Dua persen dari konsumsi minyak diesel
pada tahun 2007 berasal dari biodiesel minyak sawit dan minyak jarak. Negara-
negara maju juga tengah berpacu memproduksi bahan bakar nabati (BBN) yang
permintaannya mencapai 71 juta ton atau senilai 28 juta poundsterling.
Pengembangan biodiesel berdampak positif bagi lingkungan. Perlu diingat
biodiesel dari minyak sawit sama sekali bukan merupakan BBN murni. Minyak
kelapa sawit hanya berfungsi sebagai pencampur solar. Artinya minyak sawit
hanya digunakan sebagai campuran untuk mengurangi tingkat pencemaran udara
yang dihasilkan oleh solar biasa. Ada 40-60 jenis tanaman yang dapat dikonversi
menjadi BBN, termasuk jarak pagar yang dapat diolah menjadi BBN murni 100%
pengganti solar mesin diesel (Lembaga Riset Perkebunan Indonesia, 2008).
A. Kesimpulan
1. Energi ramah lingkungan adalah segala macam energi yang dihasilkan dengan
menggunakan sumber daya alam dan menghasilkan emisi atau limbah yang
lebih rendah pula.
2. Manfaat yang diperoleh dari penggunaan energi ramah lingkungan adalah
mengurangi dan menghemat penggunaan energi tak terbarukan, ramah
lingkungan, tidak menyebabkan polusi gas rumah kaca, menstabilkan harga
minyak akibat laju permintaan yang terlalu besar.
3. Macam-macam energi ramah lingkungan adalah energi surya, energi angin,
energi air, fuel cell, biogas, biodiesel, dan energi panas bumi.
4. Kendala penggunaan energi ramah lingkungan adalah ketersidaan lahan, dana,
alat, teknologi, dan ahli dalam penggunaan energi ramah lingkungan.
B. Saran
Diharapkan penggunaan energi ramah lingkungan dapat lebih diterapkan
di Indonesia dan sumber daya manusia di Indonesia dapat mengelola sumber
energi terbarukan untuk dimanfaatkan sebagai energi ramah lingkungan.
DAFTAR RUJUKAN
Habibie, M.N., Sasmito, A., & Kurniawan, R. 2011. Kajian Potensi Energi Angin
di Wilayah Sulawesi dan Maluku. Jurnal Meteorology dan Geofisika.12
(2): 181-187.
Hasan, A. 2007. Aplikasi Sistem Fuel Cell sebagai Energi Ramah Lingkungan di
Sektor Transportasi dan Pembangkit.Jurnal Teknik Lingkungan.8 (3): 277-
286.
Mediastika, C.E. 2013. Hemat Energi & Lestari Lingkungan melalui Bangunan.
Yogyakarta: C.V. Andi Offset.
Prima, A. R. 2018. Pembangkit Listrik Tenaga Bayu Sidrap 75 MW (Online),
diakses dari (http://pii.or.id/wp-content/uploads/EW-57-2018-Bayu-
Sidrap-Koreksi.pdf), pada tanggal 27 September 2018.
Rahayu, S., Purwaningsih, D., & Pujianto. 2009. Pemanfaatan Kotoran Ternak
Sapi sebagai Sumber Energi Alternatif Ramah Lingkungan beserta Aspek
Sosio Kulturalnya. Jurnal Inotek. 13(2): 150-160.
Sudaryono. 2014. Fuel Cell: Sumber Energi Listrik yang Ramah Lingkungan
(Online), diakses dari
(http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/menuutama/listrik
-electro/1048-daryono), pada tanggal 27 September 2018.
Wirosobo, H.D. & Rochim, S. 2014. “Saw-Gen” sebagai Sumber Energi Listrik
Ramah Lingkungan dan Murah. Prosiding Seminar Nasional Sains dan
Teknologi (SNST). 1: 13-17.