Anda di halaman 1dari 4

Seminar Nasional Ketenagalistrikan dan Aplikasinya

SENKA 2015

Interkoneksi Sistem Distribusi 20 kV Grid Minahasa


dengan Sistem Isolated Pulau Lembeh,
Sulawesi Utara
Ronald Tillmans

Ade Rahmat

PT PLN (Persero) Wilayah Suluttenggo


Manado, Indonesia
e-mail : rtillmans@pln.co.id

PT PLN (Persero) Wilayah Suluttenggo


Manado, Indonesia
e-mail : ade.rahmat@pln.co.id

Abstrak Pulau lembeh merupakan salah satu pulau kecil yang berada di Provinsi Sulawesi Utara, Pulau ini terdiri dari dua kecamatan
dan dipisahkan dari daratan utama Pulau Sulawesi oleh selat lembeh. Untuk memenuhi kebutuhan kelistrikan di pulau ini, selama ini
dilayani dengan system Isolated PLTD Papusungan. Mengingat jarak antara daratan dengan pulau lembeh relatif tidak terlalu jauh maka
dimungkinkan dilakukan upaya penarikan jaringan SUTM 20 kV untuk interkoneksi antara daratan dengan Pulau Lembeh yang
menggunakan konstruksi tower transmisi. Dengan demikian pengoperasian PLTD di Pulau Lembeh dapat dinonaktifkan sehingga biaya
konsumsi BBM dapat ditekan sekaligus juga meningkatkan ketersediaan & keandalan suplai listrik di Pulau lembeh.
Kata kunci-Interkoneksi;Sistem Distribusi; Pembangkitan Isolated;Kajian ekonomi
Abstract Lembeh Island is one of a small island located in the province of North Sulawesi, the island consists of two districts and it is
separated from the mainland by the Strait of Island lembeh. To meet the needs of electricity on the island, has been served with diesel
Isolated Papusungan system. Given the distance between the mainland with the island lembeh relatively not too far then it is possible efforts
withdrawal SUTM 20 kV network for the interconnection between the mainland with the island of Lembeh which uses the transmission
tower construction. Thus the operation of diesel in Lembeh Island can be disabled so that the cost of fuel consumption can be reduced while
also increasing the availability and reliability of electricity supply on the island lembeh.
Keywords-interconnection;Distribution System ;Isolated Generation; economic analysis

I.

PENDAHULUAN

Pulau Lembeh secara geografis berada pada 115-125


LU dan 12506-12572 BT dengan batas wilayah sebelah
utara adalah laut Maluku,sebelah timur dengan laut Maluku,
seblah selatan dengan Kab Minahasa dan sebelah barat dengan
selat lembeh. Pulau ini merupakan salah satu destinasi
wisatawan baik domestic maupun asing yang ingin menikmati
keindahan pesona bawah laut di Sulawesi Utara selain pulau
Bunaken. Pulau Lembeh terdiri dari dua kecamatan yang
berpenduduk kurang lebih berjumlah .dengan sambungan
listrik sebanyak.pelanggan.
Sistem kelistrikan di Pulau Lembeh, Sulawesi Utara
merupakan sistem tenaga listrik yang menghubungkan pusat
pembangkit (PLTD Papusungan) dengan pusat beban melalui
jaringan distribusi 20 kV. Kondisi seluruh unit mesin PLTD
sudah tua dan daya mampunya sudah menurun jauh. Kondisi
ini sangat berpengaruh terhadap kemampuan pasokan energi

listrik untuk memenuhi kebutuhan energi listrik saat ini dan di


waktu yang akan datang.
Pusat beban terdapat di kacamatan Lembeh Selatan dengan
beban puncak 0.5 MW. Namun data beban puncak ini sematamata adalah beban puncak yang mampu dilayani oleh sistem
pembangkitan yang ada mengingat keterbatasan PLN dalam
menyediakan pembangkit baru di di Pulau Lembeh.
Penggunaan PLTD HSD untuk pasokan daya ke Sistem
Lembeh ini menyebabkan tingginya Biaya Pokok Penyediaan
Tenaga Listrik dan Indeks Rasio Operasi PLN Suluttenggo,
mengingat harga BBM dan Ongkos Angkut BBM ke Pulau
Lembeh saat ini masih sangat tinggi yaitu HSD sekitar Rp
9.745,- per liter.
Untuk mengantisipasi hal tersebut PLN Area Manado
memprogramkan pengurangan penggunaan BBM dan program
dedieselisasi dengan membangun dan mengoperasikan
jaringan distribusi 20 kV Bitung-Lembeh. Pembangunan
jaringan distribusi 20 kV Bitung-Lembeh tersebut diharapkan
dapat memenuhi kebutuhan tenaga listrik untuk di Sistem

Seminar Nasional Ketenagalistrikan dan Aplikasinya


SENKA 2015

Lembeh dan menghilangkan penggunaan PLTD HSD dengan


menyalurkan energi murah dari Sistem Minahasa - Gorontalo.
Pada kajian kelayakan ini akan dilakukan anilisis operasi
dan analisis ekonomi terkait rencana operasi jaringan
distribusi 20 kV Bitung-Lembeh. Pengembangan sistem
tenaga listrik dilakukan secara optimal dengan prinsip biaya
penyediaan listrik terendah (least cost), dengan tetap
memenuhi tingkat keandalan yang diinginkan.

III.

PEMBAHASAN

A. Kondisi Eksisting
1. Pembangkitan
Sistem Lembeh termasuk ke dalam wilayah kerja PT PLN
(Persero) Area Manado, saat ini hanya di suplai isolated oleh
PLTD Papusungan.
Kondisi sistem tenaga listrik Sistem Lembeh saat ini:
Seluruh mesin pembangkit dalam Sistem Lembeh
merupakan PLTD PLN berbahan bakar HSD dengan
total daya terpasang 1.010 kWBeban puncak Sistem
Lembeh adalah 500 kW.
Kondisi pembangkitan untuk Sistem Lembeh dapat
dilihat pada Tabel-1.
Tabel-1 Data Pembangkitan Sistem Lembeh
No.

Gambar-1 Lokasi Pulau Lembeh

II.

TUJUAN

Ketersediaan listrik yang mencukupi dan handal untuk


rumah tangga dengan harga terjangkau dapat mengubah dan
meningkatkan taraf hidup rakyat Pulau lembeh yang secara
strata ekonomi rata-rata masih tergolong dibawah .
.

MERK / TYPE / SN
MESIN
PLTD Papusungan
1 Deutz BA 6 M 816
2 Komatsu SAA 6 D 125 P 400
3 Volvo Penta TAD 1630 GE
4 Msn. Volvo Penta TAD 1242 GE
Total Papusungan
Kondisi Komulatif s/d Februari 2012

THN
OPR
1999
2003
2004
2004

DAYA (KW)
SFC
TERPSG MAMPU ( l/kWh )
260
250
250
250
1.010

220
250
250
720

0,314
0,329
0,288
0,311

2.Penyaluran dan Tegangan Operasi


Sistem kelistrikan Lembeh saat ini merupakan sistem
tenaga listrik yang menyalurkan daya dari pusat pembangkit
ke pusat beban yang tersebar di wilayah Lembeh melalui
jaringan distribusi SUTM 20 kV.
Jenis kawat penghantar yang menghubungkan pusat-usat
pembangkit ke pusat beban saat ini menggunakan AAAC 35
mm2. Jaringan terdekat dengan rencana interkoneksi dengan
Sistem Minahasa adalah GI Bitung 70/20 kV.
B. Kajian Kelayakan
1. Demand Forecast
Pertumbuhan beban puncak di Sistem Lembeh sampai
dengan tahun 2021 diproyeksikan rata-rata mencapai 10%.
Beban puncak total Sistem Lembeh pada tahun 2012
diprakirakan sebesar 0.5 MW dan akan menjadi 5.0 MW pada
tahun 2021. Tabel-2 memperlihatkan prakiraan beban puncak
dan produksi energi s/d 2021.

Gambar-2 interkoneksi Grid distribusi


sistem Minahasa 20 kV dengan P. Lembeh

Manfaat yang diharapkan dari hasil Kajian Interkoneksi


Sistem distribusi 20 kV dengan pulau lembeh adalah :
1. Menekan Biaya Produksi Listrik dengan mengurangi
Pembangkit Berbahan bakar Minyak (PLTD
Papusungan).
2. Meningkatkan Keandalan Pasokan Tenaga listrik..
3. Meningkatkan Kemampuan Pasokan tenaga listrik

Dalam penyusunan kajian kelayakan operasi pertumbuhan


beban puncak diproyeksikan rata-rata mencapai 10.8%.
Pertumbuhan beban tersebut di atas adalah pertumbuhan
beban secara natural, belum mencakup pertumbuhan beban
akibat pengambilan beban kaptif sebagai beban sistem dan
pertumbuhan beban akibat adanya rencana kawasan industri
pariwisata dan pengolahan ikan laut di Lembeh.
Beban puncak sistem kelistrikan Lembeh pada tahun 2012
adalah sebesar 500 kW. Dengan memperhitungan penambahan

Seminar Nasional Ketenagalistrikan dan Aplikasinya


SENKA 2015

beban tersebut di atas beban puncak sistem Lembeh pada


tahun 2013 diperkirakan 2.300 kW.
Tabel berikut ini memperlihatkan prakiraan beban puncak
dan produksi energi sistem kelistrikan Lembeh sampai dengan
tahun 2021 dengan pertumbuhan beban 10%.
Tabel- 2 Prakiraan Kebutuhan Energi dan
Beban Puncak Sistem Lembeh
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Beban Puncak

MW

0,5

2,3

2,5

2,8

3,1

3,4

3,7

4,1

4,5

5,0

Produksi

GWh

2,2

10,1

11,1

12,2

13,5

14,8

16,3

17,9

19,7

21,7

2.Neraca Daya Sistem Minahasa


Beban puncak Sistem Minahasa - Gorontalo saat ini adalah
sebesar 226 MW. Sementara daya mampu pembakit adalah 238
MW (kondisi sistem pembakitan Maret 2012). Mengacu
kondisi beban puncak dan daya mampu sistem saat ini maka
Sistem Minahasa - Gorontalo mengalami surplus daya sebesar
12 MW. Dengan kondisi surplus pada Sistem Minahasa Gorontalo ini maka diyakini masih mampu untuk
mengevakuasi beban di Sistem Lembeh
Sehubungan dengan kawat konduktor SUTM yang
ditopang oleh tower transmisi terdiri dari single sirkuit (3 fasa
4 kawat) maka tipe konstruksi yang digunakan adalah tower 70
kV single GSW (ground Steel Wire). Berikut Ilustrasi dari
peasangan tower untuk menopang SUTM 20 kV.

3. Kajian Kelayakan Finansial


Dalam melakukan kajian kelayakan finasial KKF
Pengembangan Jaringan Distribusi 20 kV Bitung- Lembeh
menggunakan Asumsi:
Biaya Investasi yang dibutuhkan dalam pembangunan
proyek ini adalah Rp 18.0 Milyar.
Masa manfaat dari proyek pembangunan jaringan
Ditribusi adalah 15 tahun
Susut Distribusi adalah 7%
Commercial Operation Date pada tahun 2013
Pertumbuhan beban puncak 10%
BPP (Kitlur) Sistem Minahasa adalah Rp 1.523,- per
kWh (Komponen A,B,C dan D)
Pengembangan PLTD:
Biaya Investasi dan Pemeliharaan PLTD (Komponen
A,B&D) Rp 300,- per kWh
Masa manfaat PLTD adalah 15 tahun
Biaya bahan bakar HSD adalah Rp 8872,- per liter
(Data Kinerja Pembangkit Area Manado).
Ongkos Angkut HSD Rp 873,- per liter ke Pulau
Lembeh

Pendekatan
Economic benefit diperoleh dari selisih cost yang
dieluarkan dari dua alternatif tersbut, yaitu development
cost dengan Pengembangan PLTD HSD di Sistem
Lembeh dikurangi
development cost dengan
Membangun jaringan Distribusi 20 kV Bitung - Lembeh
Economic Analisys

Gambar-3 Ilustrasi Saluran Udara 20 kV


menggunakan tower Transmisi

Secara umum pekerjaan dan kebutuhan fisik proyek ini


adalah:
-

SUTM 20 Kv 6 kms dari GI Bitung s/d Kungkungan


Tower 20 kV di Kungkungan, Pulau Serena dan
Pulau Lembeh
SUTM kV kms dari PLTD Papusungan s/d Ujung
Pulau lembeh
Tahap Lankuta Ring SUTM Pulau lembeh

Dari perhitungan development cost dari masing-masing


alternatif menunjukkan bahwa dengan Alternatif
Membangun jaringan Distribusi 20 kV Bitung- Lembeh
akan diperoleh penghematan sekitar Rp 121.5 Miliar dalam
jangka waktu perencanaan 15 tahun (harga dasar 2012
dengan discount rate 12%) yaitu selisih development cost
pengembangan sistem, antara alternatif Membangun
jaringan Distribusi 20 kV Bitung- Lembeh dan alternatif
Mengembangkan PLTD HSD di Sistem Lembeh seperti
ditunjukkan dalam Tabel-5 dan Tabel-6.
Dengan mempertimbangkan aspek ekonomi tersebut, maka
dipilih alternatif dengan Membangun jaringan Distribusi
20 kV Bitung - Lembeh.

Seminar Nasional Ketenagalistrikan dan Aplikasinya


SENKA 2015
Tabel-5 Development Cost Pengembangan Sistem Lembeh Dengan
Tetap Menggunakan PLTD HSD
TAHUN KE

0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

TAHUN

PEAK

ENERGY
PROD.

(MW)

(GWh)

2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
2022
2023
2024
2025
2026
2027

EKSISTING
Jumlah Pelanggan
VA Tersambung
Beban Puncak
POTENSI PELANGGAN
Rumah Tangga
Industri
Total
EKSISTING+POTENSI
Proyeksi Beban Puncak 2013
ASUMSI
Growth Peak
Load Factor
SFC
Fuel Cost HSD
Ongkos Angkut HSD
Biaya Invest + Har PLTD
(Komponen A,B,D)
Umur Investasi

0,5
2,3
2,5
2,8
3,1
3,4
3,7
4,1
4,5
5,0
5,4
6,0
6,6
7,2
8,0
8,8

INV+HAR

FUEL

TOTAL

COST

COST

COST

(M Rp)

(M Rp)

(M Rp)

17,0
10,1
11,1
12,2
13,5
14,8
16,3
17,9
19,7
21,7
23,9
26,2
28,9
31,8
34,9
38,4

0,0
3,0
3,3
3,7
4,0
4,4
4,9
5,4
5,9
6,5
7,2
7,9
8,7
9,5
10,5
11,5

0,0
29,6
32,5
35,8
39,4
43,3
47,6
52,4
57,6
63,4
69,7
76,7
84,4
92,8
102,1
112,3

Tabel-6 Development Cost Pengembangan Sistem Distribusi 20 kV


Bitung Lembeh

10 % per year
0,50
0,3 Liter/ kWh
8872,0 Rp/ Liter
873,0 Rp/ Liter
300 Rp/ kWh

TAHUN

0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
2022
2023
2024
2025
2026
2027

ENERGY TRANSFER
TRANSFER
COST
(GWh)

0,0
29,6
32,5
35,8
39,4
43,3
47,6
52,4
57,6
63,4
69,7
76,7
84,4
92,8
102,1
112,3

ASUMSI
Susut Distribusi
Discount Rate

T/L INVST. TOTAL COST

(M RP)

10,9
12,0
13,2
14,5
15,9
17,5
19,3
21,2
23,3
25,7
28,2
31,0
34,1
37,6
41,3

Transfer Price Sistem Minahasa


Meliputi: BPP Sektor
BPP AP2B

1994 Plgn
1167 kVA
500 kW
225 kVA
4000 kVA
4225 kVA
5392 kVA
2,3 MW

TAHUN KE

(M RP)

16,6
18,2
20,0
22,1
24,3
26,7
29,4
32,3
35,5
39,1
43,0
47,3
52,0
57,2
62,9

18,0

1523 Rp/ kWh


1223 Rp/ kWh
300 Rp/ kWh

(M RP)

18,0
16,6
18,2
20,0
22,1
24,3
26,7
29,4
32,3
35,5
39,1
43,0
47,3
52,0
57,2
62,9
NPV (NET)

BENEFIT
(M RP)

(18,0)
13,0
14,3
15,7
17,3
19,0
21,0
23,0
25,4
27,9
30,7
33,7
37,1
40,8
44,9
49,4
121,5

(Data 2011)

7%
12 %

KESIMPULAN
1.

2.

15 Tahun

Dari sisi operasi sistem, pembangunan jaringan Distribusi


20 kV Bitung- Lembeh ini layak untuk dioperasikan. Hal
ini dapat dilihat dari neraca daya Sistem Minahasa Gorontalo yang saat ini mengalami surplus daya. Dengan
kondisi surplus pada Sistem Minahasa - Gorontalo ini
maka diyakini masih mampu untuk mengevakuasi beban
di Sistem Lembeh.
Secara ekonomi dengan pembangunan jaringan Distribusi
20 kV Bitung- Lembeh akan diperoleh penghematan
sekitar Rp 121.5 Miliar dalam jangka waktu perencanaan
15 tahun (dengan harga dasar 2012 dan discount rate
12%) yaitu selisih pengembangan sistem Distribusi 20 kV
Bitung- Lembeh dengan pengembangan pembangkit
menggunakan PLTD HSD di Sistem Lembeh.
SARAN

1.
2.

Untuk melaksanakan pembangunan jaringan SUTM


dapat diusulkan pendanan APBN melalui program
Listik Perdesaan.
Mengingat lokasi jaringan SUTM yang dibangun
berada diatas jalur perhubungan laut maka perlu
dilakukan koordinasi dengan instansi terkait sehingga
proyek tersebut dapat terlaksana.
REFERENSI

[1]
[2]
[3]
[4]

Laporan Pembangkitan Pulau-Pulau PT PLN Persero Area Manado


Neraca Daya Sistem Minahasa Gorontalo
RUPTL PT PLN Persero 2011-2020
Sambodho Sumani, Ekonomi & Manajemen

Anda mungkin juga menyukai