Anda di halaman 1dari 2

Materi CoC Nasional

CoC Tema Nasional Senin, 31 Januari 2022

BANGKA ANDAL, TUMBUH, DAN EFISIEN DENGAN INTERKONEKSI KE


SISTEM SUMATERA MELALUI KABEL LAUT 150 KV
Oleh : Rian Hafiizh Azhari (EG Perencanaan Sistem pada Divisi Rendal Sumkal / DIV RSP)

Pulau Bangka merupakan salah satu Sistem Isolated Dengan menginterkoneksikan Sistem Bangka ke
besar yang ada di Sumatera dengan pertumbuhan Sistem Sumatera maka akan didapatkan pula gain
beban yang tinggi, dimana realisasi pertumbuhan lainnya berupa penurunan Take or Pay (TOP)
penjualan tahun 2021 sebesar 12,5%. Meskipun Independent Power Producer (IPP) di sistem
Bangka hanyalah sebuah pulau yang tak terlalu Sumatera, karena transfer energi ke Bangka tersebut
besar, namun saat ini banyak calon pelanggan akan meningkatkan utilisasi pembangkit IPP.
potensial, termasuk tambak-tambak udang, yang Perencanaan program Interkoneksi Sumatera-Bangka
menunggu untuk disambung. Namun demikian, ini diinisiasi pada tahun 2012 dengan penyusunan
studi-studi kelayakan, dilanjutkan dengan survei-
kapasitas pembangkitan di Sistem Bangka saat ini
survei batimetri, dan penyusunan dokumen-
sangat terbatas, dimana pada Desember 2021
dokumen pendukung pengadaan, namun ketika itu
sistem berada dalam kondisi siaga akibat Daya project tidak dieksekusi dengan pertimbangan
Mampu pembangkit yang tersedia sebesar 183 MW anggaran yang dibutuhkan cukup tinggi. Pada tahun
sedangkan Beban Puncak sebesar 181 MW, 2017 dengan semakin meningkatnya pertumbuhan di
sehingga cadangan yang tersedia hanya sebesar 2 Sistem Bangka, maka dilakukan review atas kajian
MW. Apabila terjadi derating pembangkit maupun sebelumnya dan dilanjutkan dengan rencana
outage untuk pemeliharaan, maka dapat dipastikan eksekusinya.
akan terjadi defisit atau pemadaman.
Singkat cerita, project Interkoneksi 150 kV Sumatera-
Sistem Bangka saat ini didominasi oleh pembangkit- Bangka dengan menggunakan kabel laut akhirnya
pembangkit berbahan bakar BBM, yaitu sekitar 70% dapat dimulai pada akhir 2018. Sesuai hasil kajian dan
kapasitas pembangkitan di sistem Bangka berbahan perencanaan sistem, interkoneksi Sumatera-Bangka
bakar BBM. Pada tahun 2021, total konsumsi BBM ini akan dapat mentransfer daya dari Sumatera ke
di sistem Bangka mencapai 224,4 juta liter, atau jika Bangka dengan hingga 200 MW.
diasumsikan harga BBM sebesar Rp. 8.000 /liter
Kompleksitas project ini karena terdapat 3 pekerjaan
maka total biaya bahan bakar untuk operasional
utama, yaitu :
pembangkit BBM di Bangka tahun 2021 adalah
1. Pekerjaan 3 sirkit kabel laut 150 kV Sumatera-
sebesar Rp. 1,8 triliun. Hal tersebut berimbas Bangka sepanjang 36 km, dengan progres 1 sirkit
kepada tingginya biaya penyediaan listrik di Bangka, telah selesai 100%.
dimana BPP sistem Bangka tahun 2021 adalah 2. SUTT 150 kV dari GI Tanjung Api ke Landing Point
2.669 Rp/kWh, yang notabene merupakan BPP (LP) Tanjung Carat (Sumatera Selatan) sepanjang
tertinggi di Sumatera dan Kalimantan (SUMKAL), 17 kmr dan SUTT 150 kV Landing Point Muntok
jauh diatas rata-rata BPP SUMKAL sebesar 1.607 ke GI Muntok (Bangka) sepanjang 9,8 kmr.
Rp/kWh. Proyeksi pertumbuhan beban puncak 3. Pekerjaan Landing Point (LP), yang terdiri dari LP
sistem Bangka sesuai RUPTL 2021-2030 ialah Tanjung Carat (Sumatera) dan LP Muntok
sebesar 6%. (Bangka).

Dalam upaya peningkatan efisiensi sistem Bangka Tantangan yang dihadapi dalam pembangunan
dari pengurangan pemakaian BBM, penurunan BPP, jaringan interkoneksi ini antara lain adalah terjadinya
serta yang paling utama adalah peningkatan pandemi Covid-19 sejak 2020 yang berdampak
keandalan pasokan dan fleksibilitas operasi Sistem langsung pada pekerjaan fabrikasi maupun
Bangka, maka saat ini sedang dibangun jaringan pengangkutan kabel laut, dimana pekerjaan
transmisi interkoneksi 150 kV Sumatera-Bangka melibatkan banyak pekerja asing.
menggunakan kabel laut.
Hal. 1
Materi CoC Nasional
CoC Tema Nasional Senin, 31 Januari 2022

BANGKA ANDAL, TUMBUH, DAN EFISIEN DENGAN INTERKONEKSI KE


SISTEM SUMATERA MELALUI KABEL LAUT 150 KV
Oleh : Rian Hafiizh Azhari (EG Perencanaan Sistem pada Divisi Rendal Sumkal / DIV RSP)

Tantangan lainnya adalah pada pembebasan lahan 3. Pengurangan konsumsi BBM. Penurunan
di sisi Sumatera Selatan yang mengharuskan konsumsi BBM Sistem Bangka dengan substitusi
perubahan desain konstruksi dari SUTT menjadi produksi PLTD/G BBM eksisting dengan transfer
SKTT sepanjang 4 km. Terjadi pula perubahan melalui kabel laut, ekivalen Rp. 1,6 triliun per
kedalaman pemendaman kabel laut di jalur kabel tahun.
yang melintasi alur pelayaran Sungai Musi 4. Penurunan DCH/ TOP Sistem Sumatera.
Interkoneksi Sumatera-Bangka juga
menyesuaikan ketentuan baru Ijin Prinsip
memberikan manfaat penurunan DCH/TOP
Perhubungan Laut. Namun demikian dengan
pembangkit IPP di Sistem Sumatera dengan
semangat dan heroisme yang tinggi seluruh pihak
meningkatnya produksi pembangkit-
untuk segera menyelesaikan pembangunan pembangkit IPP tersebut, dengan benefit rata-
Interkoneksi Sumatera-Bangka, serta strategi rata Rp. 230,8 miliar per tahun.
lapangan yang terus dikembangkan, ditargetkan
proyek tersebut akan dapat diselesaikan pada Sebagai penutup, mengingat tingkat urgensi dan
Februari 2022 dengan tahap awal pengoperasian 1 besarnya benefit tersebut maka sangat diharapkan
sirkit yang mampu mentransfer daya dari Sumatera bahwa jaringan interkoneksi Sumatera-Bangka
ke Bangka sebesar 100 MW. Kemudian dilanjutkan dapat diakselerasi penyelesaian pembangunannya
dengan penyelesaian sirkit ke-2 dan ke-3 yang sehingga Bangka semakin andal, tumbuh, dan
ditargetkan beroperasi pada akhir 2022. efisien.

Secara finansial dan ekonomi, pembangunan


Interkoneksi 150 kV Sumatera-Bangka
menggunakan kabel laut akan memberikan Net
Present Value (NPV) Avoided Cost sebesar Rp 600
milyar, dengan potensi-potensi benefit
sebagaimana telah disinggung di atas yaitu :
1. Peningkatan keandalan pasok, khususnya
apabila terdapat pembangkit terbesar harus
keluar operasi untuk menjalani pemeliharaan.
2. Penurunan BPP Sistem Bangka. BPP Bangka per
Desember 2021 ialah sebesar 2.669 Rp/kWh.
Dengan beroperasinya Interkoneksi Sumatera-
Bangka, maka akan dapat menurunkan BPP
sistem Bangka sebesar kurang lebih 1.200
Rp/kWh menjadi 1.400 - 1500 Rp/kWh. Dengan
penurunan BPP tersebut akan memberikan
potensi saving bagi Bangka sebesar Rp. 1 triliun
per tahun. Atau jika dilihat secara sistem
Sumatera keseluruhan, potensi saving dari
penurunan BPP sistem Interkoneksi Sumatera-
Bangka ialah sebesar Rp. 1,4 triliun per tahun.

Hal. 2

Anda mungkin juga menyukai