Kabel bawah tanah ini dipasang dari kawasan Pecatu, Ungasan, Kutuh, hingga
Nusa Dua. Bagian Teknik JBTB I, Aditya yang dikonfirmasi Minggu (11/11),
mengungkapkan untuk kabel yang dipasang dari kawasan Pecatu hingga Nusa
Dua memiliki panjang sekitar 12 km.
Pengerjaan ini menjadi satu dengan pemasangan SKTT 150 kV yang di Bandara
Ngurah Rai untuk mendukung pertemuan IMF-WB awal Oktober lalu. Sedangkan
panjang kabel yang terpasang dari bandara hingga ke Pecatu sekitar 10 km.
“Total pekerjaan SKTT 150 kV dari Bandara-Pecatu hingga Nusa Dua yaitu
sepanjang 22 km. Ini nantinya akan dimanfaatkan untuk men-suplay di daerah
Pecatu-Nusa Dua dan Bandara. Tentunya ini untuk meningkatkan keandalan
sistem kelistrikan di Bali Selatan,” tegasnya.
Untuk teknis pengerjaan, kata Aditya dilakukan dengan teknik pengeboran tanah
dengan kedalaman sekitar 3 m. Sampai saat ini, pengerjaan fisik sudah mencapai
20 persen. Pihaknya menargetkan proyek tuntas pertengahan tahun 2019. “Ini
memang pengerjaannya dimulai sejak sebelum pelaksanaan IMF-WB lalu. SKTT
ini menggunakan jenis kabel tanam,” ujarnya.
Sebagai penguat, di dekat Bali Pecatu Graha (BPG) akan dibangun gardu indoor,
dengan menerapkan sistem Gas Insulated Switchgear (GIS) atau gardu induk
yang menggunakan isolasi gas. Dengan adanya SKTT ini, diharapkan akan ada
tambahan daya sebesar 120 MW dari Pecatu untuk memasok kawasan Kuta
Selatan, seperti Pecatu hingga Nusa Dua.
Menurut Aditya, dengan tambahan GIS di Pecatu dan bandara untuk suplainya
bisa saling mendukung antara gardu di bandara, Nusa dua dan Pecatu. Apabila
ada pemeliharaan di Nusa Dua, pasokan listrik akan didukung suplai dari Pecatu
maupun bandara, begitu juga sebaliknya. (Yudi Karnaedi/balipost)