Anda di halaman 1dari 17

Bali Mulai Ramah dengan Mobil Listrik

BERITA OTOMOTIF

ADI HIDAYAT | 03 FEBRUARI 2020 07:18

Dipakai Bersama

Bali Mulai Ramah dengan Mobil Listrik

DENPASAR - PT Jasamarga Bali Tol (JBT) yang mengelola Jalan Tol Bali Mandara (Nusa Dua - Ngurah Rai - Benoa)
meresmikan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU).

SPKLU ini terletak di Pool Ruas PT JBT dan merupakan hasil kerjasama dengan PT PLN (Persero) dan PT Opinteh Djojo
Indo. Dengan adanya SPKLU ini maka diharapkan bisa mendukung penerapan teknologi ramah lingkungan serta konsep
Green Toll Road yang dicetuskan oleh Jasa Marga.

Artikel terkait

Pemerintah Percepat Pembangunan Infrastruktur Kendaraan Listrik

Pemerintah Percepat Pembangunan Infrastruktur Kendaraan Listrik

BERITA OTOMOTIF

05 OKTOBER 2020

Isi Daya Kendaraan Listrik Kini Bisa Dilakukan di Bandung

Isi Daya Kendaraan Listrik Kini Bisa Dilakukan di Bandung

BERITA OTOMOTIF

05 NOVEMBER 2020

Plat Nomor Kendaraan Listrik Desainnya Berbeda, Ini Tampilannya

Plat Nomor Kendaraan Listrik Desainnya Berbeda, Ini Tampilannya

BERITA OTOMOTIF

20 OKTOBER 2020

Enkky Sasono, Direktur Utama PT JBT mengatakan bahwa saat ini SPKLU baru tersedia satu unit. Namun ke depan, ia
berharap, SPKLU lainnya bisa terbangun di semua area pintu masuk Jalan Tol Bali Mandara.

“Jadi, ke depan kita lihat dahulu penetrasi mobil listrik di Bali seperti apa,” sebutnya.
Saat ini menurutnya ekosistem mobil listrik, khususnya di Bali, memang belum berkembang secara signifikan. Meski
begitu, pembangunan SPKLU tersebut merupakan langkah konkret terhadap regulasi terkait, baik oleh Pemerintah Pusat
ataupun Daerah.

Regulasi yang dimaksud, adalah Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program
Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai ( Battery Electric Vehicle ) untuk Transportasi Jalan. Perpres tersebut
mendapat sambutan positif dari Gubernur Bali melalui penerbitan Peraturan Gubernur (Pergub) Bali Nomor 45 Tahun
2019 tentang Bali Energi Bersih dan Pergub Bali Nomor 48 Tahun 2019 tentang Penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik
Berbasis Baterai.

“Kita membiasakan suatu yang baru. Tapi perlu kami tegaskan, ini adalah sebuah langkah awal dalam mendukung apa
yang telah ditetapkan oleh Pemerintah, baik itu Pusat ataupun daerah,” ujar Enkky.

Tak hanya itu, PT JBT juga mengklaim akan mengembangkan sumber-sumber energi baru untuk transportasi yang ramah
lingkungan seperti energi sel surya. Rencananya, PT JBT akan menggunakan teknologi sel surya di sepanjang jalur motor
pada Jalan Tol Bali Mandara. [Adi/Ari] https://www.mobil123.com/berita/mobil-listrik-di-bali-kini-lebih-mudah-mengisi-
daya/58475

Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Tol Bali Mandara Disambut Antusias Kompas.com - 25/02/2020, 12:22 WIB
BAGIKAN: Komentar Lihat Foto Direktur Utama PT Jasa Marga (Persero) Tbk Desi Arryani bersama Komisaris Utama PT
Jasa Marga (Persero) Tbk Sapto Amal Damandari mencoba dispenser Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU)
di Tol Bali Mandara, Selasa (25/2/2020).(Hilda B Alexander/Kompas.com) Penulis Hilda B Alexander | Editor Hilda B
Alexander JAKARTA, KOMPAS.com - Pasca diresmikan pada Selasa (28/1/2020) lalu, Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik
Umum ( SPKLU) mendapat antusiasme masyarakat, terutama pemilik kendaraan listrik. Menurut Direktur Utama PT
Jasamarga Bali Tol (JBT) Enkky Sasono, meski populasi kendaraan listrik di Bali masih belum berkembang signifikan yakni
hanya 50 unit, namun kehadiran SPKLU di ruas Tol Bali Mandara sangat membantu dan memudahkan masyarakat
pemilik kendaraan listrik. Hal ini karena selisih biaya bahan bakar yang dapat dihemat sangat tinggi, dan jarak yang dapat
ditempuh lebih panjang. Baca juga: Jasa Marga Bidik Emas Green Toll Road Tol Gempol-Pandaan-Malang Hanya dengan
Rp 70.000 untuk kapasitas tangki mobil 100 persen, dapat digunakan untuk menempuh jarak sepanjang 450 kilometer.
"Sangat hemat, efisien, ramah lingkungan, dan merupakan bagian dari Program Green Toll Road yang diinisiasi Jasa
Marga. Kami juga sangat mendukung kampanye Bali Green," ujar Enkky menjawab Kompas.com, Selasa (25/2/2020).
Menurut Enkky, fasilitas SPKLU memang baru tersedia satu unit. Namun ke depan, ia berharap, SPKLU lainnya bisa
terbangun di semua area pintu masuk Jalan Tol Bali Mandara. Untuk itu, PT JBT akan menggandeng komunitas pemilik
kendaraan atau mobil dan motor listrik agar SPKLU dapat dimanfaatkan maksimal. Lihat Foto Direktur Utama PT
Jasamarga Bali Toll Enkky Sasono menjelaskan mengenai Stasiun pengisian Kendaraan Listruik Umum (SPKLU) di Tol Bali
Mandara, Selasa (25/2/2020).(Hilda B Alexander/Kompas.com) SPKLU Tol Bali Mandara dikembangkan bersama PT JBT,
PT PLN (Persero) dan PT Opinteh Djojo Indo. SPKLU juga merupakan bentuk penerapan Peraturan Presiden (Perpres)
Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric
Vehicle) untuk Transportasi Jalan. Regulasi lainnya adalah Peraturan Gubernur (Pergub) Bali Nomor 45 Tahun 2019
tentang Bali Energi Bersih dan Pergub Bali Nomor 48 Tahun 2019 tentang Penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik
Berbasis Baterai. "Ini adalah sebuah langkah awal dalam mendukung apa yang telah ditetapkan oleh Pemerintah, baik
itu Pemerintah Pusat ataupun Pemerintah Daerah,” ujar Enkky. Selain memasang SPKLU, PT JBT juga akan
mengembangkan sumber energi baru lainnya untuk transportasi yang ramah lingkungan, seperti energi sel surya atau
matahari. PT JBT telah melakukan serangkaian riset dan inovasi terkait penggunaan energi matahari. Selain menyediakan
listrik teknologi ini juga dapat melindungi pengguna motor dari terpaan angin.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Tol Bali Mandara Disambut
Antusias", Klik untuk baca: https://properti.kompas.com/read/2020/02/25/122238421/stasiun-pengisian-kendaraan-
listrik-tol-bali-mandara-disambut-antusias.

Penulis : Hilda B Alexander

Editor : Hilda B Alexander

Download aplikasi Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat:

Android: https://bit.ly/3g85pkA

iOS: https://apple.co/3hXWJ0L

Pabrik Kendaraan Listrik di Jembrana Masuk FS

Tol Denpasar-Gilimanuk Dimulai Maret 2021

27 Jul 2020 07:54:44637

Kendaraan ListrikTransportasiFeasibility Study

www.nusabali.com-pabrik-kendaraan-listrik-di-jembrana-masuk-fs

NusaBali.com - Gubernur Bali Wayan Koster di Jembrana, Minggu (26/7)

Selain pusat pengembangan industri kendaraan bermotor berbasis baterai, di Jembrana juga akan dibangun Pembangkit
Listrik Tenaga Surya

NEGARA, NusaBali

Wacana membangun pabrik kendaraan listrik yang akan dipusatkan di Jembrana, memasuki babak baru. Saat ini,
rencana membangun pabrik kendaraan listrik tersebut sudah proses feasibility study (FS) atau studi kelayakan untuk
menentukan lokasinya. Sementara, peletakan batu pertama pembangunan Jalan Tol Denpasar-Gilimanuk direncanakan
Maret 2021.

Hal ini diungkapkan Gubernur Bali, Wayan Koster, saat wawancara door stop seusai mengikuti web seminar (Webinar)
launching Video Bali Bangkit di Kantor Bupati Jembrana, Minggu (26/7) sore. Dalam kesempatan itu, Gubernur Koster
memaparkan sejumlah rencana pembangunan di Kabuaten Jembrana, termasuk membangun SMA Negeri di Kecamatan
Negara.
Gubernur Koster menegaskan, Jembrana dipersiapkan menjadi pusat industri kendaraan listrik. “Kita akan
mengembangkan industri kendaraan bermotor berbasis baterai di Jembrana,” tandas Koster. Selain pabrik kendaraan
listrik, juga ada rencana pembangunan industri Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Jembrana.

Mengenai progres rencana pembangunan pabrik kendaran listrik dan PLTS itu, menurut Koster, sudah mulai dilakukan
FS. “Sudah mulai proses FS, dilakukan oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bekerjasama dengan Perusda Bali dalam
waktu dekat ini,” jelas Gubernur asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng yang juga Ketua DPD PDIP Bali ini.

Terkait rencana pembangunan Jalan Tol Denpasar-Gilimanuk, menurut Koster, FS-nya sudah hampir selesai. Setelah FS,
nantinya akan masuk tahap pembebasan lahan. Menurut Koster, ground breaking (peletakan batu pertama) proyek
Jalan Tol Denpasar-Gilimanuk direncanakan berlanbgsung, Maret 2021 mendatang.

Pembangunan Tol Denpasar-Gilimanuk ini, kata Koster, akan dilakukan dua tahap. “Pembangunan tahap pertama,
ruteTabanan-Pekutatan (Jembrana). Sedangkan tahap kedua, rute Pekutatan-Gilimanuk,” tegas mantan anggota Komisi
X DPR RI dari Fraksi PDIP Dapil Bali tiga kali periode (2004-2009, 2009-2014, 2014-2018) ini.
*odehttps://www.nusabali.com/berita/78149/pabrik-kendaraan-listrik-di-jembrana-masuk-fs

Kendaraan Listrik Masih Sedikit, Banyak 'SPBU Listrik' Nganggur

Danang Sugianto - detikFinance

Rabu, 12 Agu 2020 19:20 WIB

4 komentar

SHARE

URL telah disalin

PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) melakukan peresmian Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di PLN UID
Jakarta Raya, Selasa (29/10/2019). Dalam kesempatan ini Deddy Corbuzier juga mencoba fasilitas charger di PLN UID ini.

SPKLU PLN/Foto: Rifkianto Nugroho

Jakarta - PT PLN (Persero) mengaku siap memberikan insentif kepada pelanggan yang memiliki kendaraan listrik. Namun
perusahaan berharap ada upaya untuk mendorong masyarakat menggunakan kendaraan listrik.

Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini mengatakan pihaknya siap untuk mendukung pengembangan kendaraan listrik. Namun
dia menyayangkan belum adanya insentif bagi kendaraan listrik sehingga harganya masih jauh di atas kendaraan
berbahan bakar fosil.
"Memang kita paham masih ada tantangan di sini, karena belum ada insentif tertentu bagi kendaraan listrik, sehingga
mobil listrik relatif lebih mahal dari motor dan mobil fosil. Belum banyak yang berminat untuk membelinya," ujarnya
dalam sebuah webinar, Rabu (12/8/2020).

Baca juga:

Luhut Ungkap Modal RI Jadi Pemain Utama Mobil Listrik

Meski begitu, Zulkifli percaya kendaraan listrik akan semakin banyak pemakainya di Indonesia seiring berjalannya waktu.
Ketika masa itu tiba, PLN siap untuk menopang kebutuhan listriknya melalui SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik
Umum) atau 'SPBU listrik'.

PLN sendiri sudah membangun 17 SPKLU yang tersebar di Jakarta, Tangerang, Bandung, hingga Bali. Namun sayang,
karena masih sangat sedikit pengguna kendaraan listrik, SPKLU itu pun berstatus idle atau nganggur.

"Paling tidak 16 sampai 17 SPKLU yang sudah kita bangun di Jakarta, Tangerang, Bali Selatan, Bandung dan lain-lain. Tapi
ya sebagian itu masih idle, karena mobil atau motor listriknya belum banyak," ucapnya.

Baca juga:

Bahan Baku Melimpah, RI Bisa Jadi Pemain Utama Mobil Listrik

Namun menurut Zulkifli, idealnya untuk mengisi daya baterai kendaraan listrik adalah di rumah. Waktu yang tepat
adalah pada saat jam tidur.

"Di malam hari menjelang tidur kita charge mobil dan motor listrik kita. Kita tidur, pagi hari mobil atau motor listrik kita
sudah full baterainya dan siap digunakan," ucapnya.

PLN sendiri sudah menyiapkan diskon tarif listrik hingga 30% untuk pengguna kendaraan listrik. Diskon diberikan mulai
pukul 22.00 hingga pukul 04.00.

Simak Video "Tahun 2025 Pemerintah Targetkan 10 Ribu Charging Station Kendaraan Listrik"

(das/ara) https://finance.detik.com/energi/d-5130694/kendaraan-listrik-masih-sedikit-banyak-spbu-listrik-nganggur
Pertamina Bersiap untuk Produksi Baterai Mobil Listrik

Selasa, 29 September 2020 23:36

zoom-inlihat fotoPertamina Bersiap untuk Produksi Baterai Mobil Listrik

kompas.com

ilustrasi - mobil listrik

TRIBUN-BALI.COM - PT Pertamina kini sedang bersiap untuk memproduksi baterai mobil listrik.

Hal itu disampaikan Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga, dikutip dalam diskusi publik, Selasa (29/9/2020).

Dijelaskannya, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah meminta PT Pertamina (Persero) tak hanya akan
menjadi pemasok energi yang berasal dari bahan bakar fosil, namun juga perusahaan yang memproduksi baterai untuk
kendaraan listrik.

"Pertamina ke depan akan menjadi perusahaan BUMN yang akan memproduksi baterai kendaraan listrik (EV Battery),"
kata Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga, dikutip dalam diskusi publik, Selasa (29/9/2020).

• WHO Akan Rilis Alat Tes Covid-19 Seharga Rp 70 Ribu, Hasilnya Bisa Keluar 15-30 Menit

• Kasus Covid-19 di Indonesia Melonjak, Tenaga Ahli Mundur

• Terkait Acara KAMI di Surabaya yang Dihentikan Polda Jatim, Ini Kata Mabes Polri

Arya mengatakan, kini Pertamina tengah diminta menghitung cadangan bahan bakar fosil jika digunakan secara konstan.

Hal tersebut untuk mempersiapkan perseroan masuk sebagai penyedia bahan bakar untuk kendaraan listrik di kemudian
hari.

Dalam konsep baterai untuk kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) ini, Menteri BUMN Erick Thohir sedang
bernegosiasi dengan produsen baterai kendaraan listrik dari Korea Selatan dan China.
Kementerian BUMN, kata Arya, nantinya juga akan menjajaki atau melakukan pendekatan dengan produsen baterai
mobil listrik internasional, yakni Tesla.

Selain itu terkait dengan PLN, nantinya perusahaan listrik pelat merah tersebut akan berperan sebagai pemasok
listriknya.

"Ini yang kita melihat jadi rencana atau planning kita ke depan," ujar Arya.

Sebelumnya, pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi memastikan bahwa
pengembangan proyek kendaraan listrik berbasis baterai terus berjalan meski di tengah pandemi.

Bahkan, saat ini pembangunan infrastruktur pendukung seperti tempat pengisian listrik masih terus di kembangkan di
samping investasi berkelanjutan dari perusahaan berkaitan.(*)

Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul Pertamina Bersiap untuk Produksi Baterai Mobil Listrik,
https://bali.tribunnews.com/2020/09/29/pertamina-bersiap-untuk-produksi-baterai-mobil-listrik.

Editor: Wema Satya Dinata

Ini Alasan Kenapa RI Gencar Pengembangan Kendaraan Listrik

SHARE

konvoi menggunakan kendaraan bermotor listrik (KBL)

Jakarta, CNBC Indonesia - bahkan pemerintah pun kian gencar mendekati sejumlah perusahaan asing untuk berinvestasi
membangun pabrik mobil listrik di Tanah Air.

Plt Deputi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenkomarves)
Ayodhia Kalake menjelaskan, ada dua hal penting yang menjadi alasan didorongnya penggunaan dan pembangunan
pabrik kendaraan listrik di Indonesia yaitu tingginya subsidi untuk bahan bakar berbasis fosil dan adanya dampak negatif
ke lingkungan dari bahan bakar minyak (BBM).

Ayodhia menyebut pengembangan mobil listrik merupakan amanat dari Peraturan Presiden (Perpres) No. 55 Tahun
2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai untuk Transportasi Jalan. Menurutnya,
ini merupakan bentuk dari perhatian pemerintah terhadap pentingnya transportasi berkelanjutan di masa mendatang.
"Dengan program ini (kendaraan listrik), diharapkan bisa menjawab isu ekonomi karena tingginya subsidi untuk bahan
bakar minyak (BBM) dan juga dampak negatif ke lingkungan. Concern pemerintah yaitu bagaimana agar kita bisa
mengembangkan transportasi yang berkelanjutan. Kendaraan listrik berbasis baterai ini salah salah satu jawaban kedua
isu tersebut," paparnya dalam wawancara bersama CNBC Indonesia, Senin (05/10/2020).

Dia mengatakan, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh salah satu perguruan tinggi, pengembangan dari
infrastruktur jalan bisa mendorong tumbuhnya produk domestik bruto. Menurutnya stok jalan sebesar 1% bisa
menaikkan pertumbuhan ekonomi sebesar 8,8%. Oleh karena itu, pemerintah berkomitmen dalam membangun
infrastruktur transportasi.

Lebih lanjut dia menuturkan bahwa pemerintah sangat berkomitmen mengembangkan mobil listrik dengan memberikan
dukungan seperti insentif. Pemerintah sudah memproyeksikan agar kendaraan listrik ini bisa menjadi salah satu pilihan
utama, sehingga secara bertahap akan berlangsung konversi dari bahan bakar berbasis fosil ke kendaraan listrik.

Beberapa pemerintah daerah menurutnya juga sudah memberikan dukungan, antara lain DKI Jakarta, Jawa Barat, dan
Bali.

Selain itu, imbuhnya, pemerintah juga mendorong pembangunan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU)
untuk memudahkan masyarakat dalam mengisi daya.

"Ada investor asing bangun industrinya di Bekasi dan pemerintah sudah proyeksikan bagaimana kendaraan listrik ini
menjadi salah satu pilihan utama. Salah satu rencana pemerintah yaitu akan ada ketentuan bertahap kendaraan dinas
yang fossil-fuel kepada kendaraan listrik berbasis baterai," jelasnya.

Dia mengungkapkan, penjualan mobil di Indonesia pada 2019 mencapai 1,03 juta unit dengan total investasi Rp 92,87
miliar. Besarnya penjualan mobil di negara ini menurutnya menjadi sebuah pasar besar untuk calon investor bisa
mengembangkan pabrik kendaraan listrik.

"Ini market besar. Ini lah sebabnya salah satu merek mobil yang lama di Indonesia berkomitmen untuk bangun pabrik
mobil listrik berbasis baterai. Jadi, kalau dari segi pangsa pasar, ini sangat menjanjikan," paparnya.

Bank Indonesia (BI) telah melakukan penyempurnaan ketentuan uang muka bagi pemberian Kredit atau Pembiayaan
Kendaraan Bermotor (KKB/PKB) untuk pembelian kendaraan bermotor berwawasan lingkungan menjadi 0%. Kebijakan
ini menurutnya menjadi salah satu realisasi dukungan pemerintah.

Dukungan itu menurutnya tidak hanya berasal dari BI saja, namun juga dari kementerian lain seperti Kementerian
Perindustrian untuk spesifikasi khusus, roadmap, dan lain-lain. Lalu Kementerian Keuangan untuk insentif fiskal khusus
bagi kendaraan listrik berbasis baterai. Kemudian Kementerian Perhubungan dan Kementerian Dalam Negeri.
"Kita semua bersama-sama berkomitmen untuk bisa realisasikan kendaraan listrik tidak dalam waktu yang lama,"
tegasnya. https://www.cnbcindonesia.com/news/20201005105511-4-191886/ini-alasan-kenapa-ri-gencar-
pengembangan-kendaraan-listrik

https://www.balipost.com/news/2020/11/09/156689/Uji-Coba-Bus-Listrik-Jadi...html

Gubernur Bali Terbitkan Peraturan Kendaraan Listrik

Aditya Mardiastuti - detikOto

Selasa, 12 Nov 2019 14:09 WIB

5 komentar

SHARE

URL telah disalin

Motor Listrik Gesits saat Jelajah Jawa-Bali. Foto: Pool

Denpasar - Gubernur Bali Wayan Koster menerbitkan peraturan gubernur (pergub) tentang penggunaan energi bersih di
Bali dan juga sepeda motor listrik berbasis baterai. Koster menyebut dua pergub ini bakal menjamin Bali mandiri listrik
dan lebih ramah lingkungan.

Salah satunya adalah penggunaan kendaraan listrik yang dituangkan ke dalam Pergub No. 48 tahun 2019 tentang
Penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai. Pergub itu terdiri dari 17 bab dan 25 pasal.

Baca juga:

Begini Gantengnya Motor Listrik Anyar Kymco

Lewat pergub ini, Koster bakal membangun infrastruktur kendaraan listrik dan mendorong warganya untuk mulai beralih
menggunakan motor listrik.

Gubernur Bali Wayan Koster menerbitkan peraturan gubernur kendaraan listrik. Gubernur Bali Wayan Koster
menerbitkan peraturan gubernur kendaraan listrik. Foto: Aditya Mardiastuti
"Polusi dari bahan bakar minyak fosil, kendaraan berbasis baterai tidak saja ramah lingkungan yang berkaitan polusi
udara tapi juga kebisingan akan sangat terkendali telinga kita tidak terganggu, hidung tidak sesak dan nafas juga bersih.
Ini dua pergub yang baru saja di-ACC Kemendagri setelah dievaluasi beberapa minggu, agar pariwisata Bali makin
berkualitas dan ramah lingkungan," Koster saat jumpa pers di Jaya Sabha, Jl Surapati, Denpasar, Bali, Selasa
(12/11/2019).

Baca juga:

Motor Listrik Bebas Pajak Bisa Untungkan Konsumen

Koster menyebut pemerintah telah menetapkan Jakarta dan Bali sebagai proyek percontohan penggunaan kendaraan
berbahan bakar listrik. Namun, baru Bali yang sudah memiliki payung hukum tentang program ini.

"Ini baru pemerintah provinsi pertama yang memiliki kebijakan energi bersih dan penggunaan sepeda motor listrik
berbasis baterai. Bali sudah, dan Jakarta belum jadi Bali lebih cepat. Saya mendengar pergub ini jadi percontohan, Bali
jadi pelopor penggunaan energi bersih dan penggunaan sepeda motor listrik berbasis baterai jadi alam Bali lebih bersih,"
paparnya.

Selain itu, ada juga Pergub tentang Bali Energi Bersih yang terdiri dari 11 bab dan 33 pasal. Lewat Pergub nomor 45
tahun 2019 ini kebutuhan energi di Bali bakal ditata menjadi lebih mandiri dan berkelanjutan.

"Penyediaan, pemanfaatan dan pengembangan Energi Bersih akan berfokus pada Sumber Energi Terbarukan. Termasuk
ke dalam Sumber Energi Terbarukan ini adalah Sinar Matahari, Tenaga Air, Angin, Panas Bumi, Biomassa, Biogas,
Sampah di kota/desa, Gerakan dan Perbedaan Suhu Lapisan Laut, serta Bahan Bakar Nabati Cair," kata Koster.

Dia menambahkan dalam pergub ini juga diatur tentang bangunan hijau (zero energy building) yang dikembangkan
sesuai dengan arsitektur tradisional Bali dan karakter tropis. Selain itu diharapkan bangunan tersebut untuk
menggunakan sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) hingga efisiensi pemakaian air.

Baca juga:

Mengintip Calon Mobil Listrik Hyundai-Grab di Indonesia


"Pengembangan Bangunan Hijau ini akan menyasar Bangunan Pemerintah Pusat dan Daerah, serta Bangunan Komersial,
Industri, Sosial dan Rumah Tangga dengan luas lantai lebih dari 500 meter persegi. Pemasangan PLTS Atap dan/atau
pemanfaatan teknologi surya lainnya pada bangunan-bangunan tersebut dilakukan pada tenggat waktu beragam, dari
2021 hingga 2024," paparnya.

Selain itu bangunan industri, komersial maupun mall dengan luas lantai lebih dari 1.000 meter persegi, bangunan resort
lebih dari 3.000 meter persegi dan bangunan hotel bintang 4 bakal menggunakan listrik dari energi bersih dengan tarif
khusus/ tarif hijau dari pelaku usaha ketenagalistrikan. Koster juta minta pelaku usaha ketenagalistrikan mulai
melakukan konversi pembangkit listrik berbahan bakar batubara dan/atau bahan bakar minyak ke pembangkit listrik
energi bersih.

"Konversi dilakukan dalam jangka waktu yang disepakati oleh Pelaku Usaha Ketenagalistrikan dengan Pemerintah
Daerah dan/atau paling lama sesuai umur ekonomis pembangkit," terangnya.

Simak Video "Resmi! 43 Kendaraan Listrik di Sulsel Beroperasi dengan Pelat"

(ams/rgr) https://oto.detik.com/berita/d-4781493/gubernur-bali-terbitkan-peraturan-kendaraan-listrik?single=1

Kembali Perkuat Ekosistem KBL, Grab Luncurkan 30 Motor Listrik di Bali

Rabu, 2 Desember 2020 09:38 WIB

zoom-inlihat fotoKembali Perkuat Ekosistem KBL, Grab Luncurkan 30 Motor Listrik di Bali

Grab Indonesia

Grab luncurkan 30 sepeda motor listrik dan SPBKLU di Bali, Kamis (26/11/2020)

Baca Selanjutnya:

Laptop yang Cocok untuk Content Creator dan Gamers

TRIBUNNEWS.COM - Grab kembali berkomitmen membangun Indonesia dengan meluncurkan Kendaraan Berbasis
Listrik (KBL) di Bali pada Kamis (26/11/2020).

Pada kesempatan ini, Grab meluncurkan 30 sepeda motor listrik dan Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum
(SPBKLU) di 7 titik yang tersebar di seluruh Bali bersama dengan PLN Unit Induk Distribusi (UID) Provinsi Bali, Dinas
Perhubungan Provinsi Bali, PT Pegadaian, Astra Honda Motor, dan Panasonic.
Melalui peluncuran ini, Grab menunjukan dukungannya terhadap Peraturan Gubernur Bali Nomor 45 dan 48 tahun 2019
tentang Energi Bersih dan Penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai untuk mewujudkan Pulau Bali yang
bersih melalui lalu lintas dan angkutan jalan yang ramah lingkungan. Selain itu, teknologi ini juga mengimplementasikan
Perpres Nomor 55 Tahun 2019 tentang memasyarakatkan KBL di Indonesia.

Country Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi memaparkan komitmen Grab sebagai penggerak utama
bagi perkembangan kendaraan listrik di Indonesia. Hal ini, menurutnya, sudah bisa dilihat saat Grab meluncurkan peta
jalan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia pada 2019 lalu guna mendukung pemerintah dalam mengurangi emisi
karbon hingga 29 persen pada 2030.

–– ADVERTISEMENT ––

“Hari ini kami bangga dapat memperluas jangkauan kami hingga Bali, dengan menghadirkan KBL dan SPBKLU di Pulau
Dewata, untuk mendukung terbangunnya sistem Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang ramah lingkungan serta efisien.
Melalui kolaborasi bersama sejumlah pihak seperti PLN dan Pegadaian, kami ingin berterima kasih kepada pemerintah
daerah serta dinas terkait di Bali yang berbagi visi yang sama dalam memajukan perkembangan transportasi berbasis
listrik di Indonesia.”

Peluncuran KBL di Bali disambut baik oleh Gubernur Bali I Wayan Koster. Menurutnya, KBL telah mengimplementasikan
visi pembangunan Bali dan mendukung berjalannya kebijakan untuk mewujudkan Nangun Sat Kerthi Loka Bali.

“Peraturan Gubernur Nomor 45 dan 48 tahun 2019 mengenai Energi Bersih dan Penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik
Berbasis Baterai dibentuk sesuai dengan kearifan lokal Bali. Menjaga keharmonisan alam, masyarakat, dan budaya Bali
merupakan keutamaan bagi kami. Alam yang bersih harus diusahakan dengan menciptakan lingkungan yang bebas
polusi. Hal ini berkaitan dengan energi yang bersih, mulai dari pembangkit, hingga sarana dan prasarana sehari-hari,”
ungkap I Wayan Koster.

Lebih lanjut, I Wayan Koster berharap sepeda motor listrik dapat mendukung segala upaya pemerintah dalam
mewujudkan alam Bali bebas polusi.

“Ke depannya kami akan membangun pembangkit yang ramah lingkungan, yang baru dan terbarukan. Saya berharap
hadirnya sepeda motor listrik ini dapat semakin mendukung alam bali yang bersih dan bebas polusi," ungkapnya.

grab sepeda motor listrik bali 1


Grab meluncurkan 30 sepeda motor listrik dan Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) di 7 titik
yang tersebar di seluruh Bali bersama dengan PLN Unit Induk Distribusi (UID) Provinsi Bali, Dinas Perhubungan Provinsi
Bali, PT Pegadaian, Astra Honda Motor, dan Panasonic.

Komitmen Grab perkuat ekosistem kendaraan listrik Indonesia

Melalui peluncuran KBL di Bali, Grab pun kini jadi perusahaan pertama yang mengoperasikan lebih dari 5.000 kendaraan
listrik di Indonesia, termasuk sepeda motor, sepeda listrik, e-scooter, dan kendaraan roda empat. Dalam mewujudkan
ini, Grab telah bekerja sama dengan Hyundai, Kymco, VIAR dan SELIS.

Komitmen Grab memperkuat ekosistem kendaraan listrik sudah ditunjukkan sejak Agustus 2019 lalu. BErsama
Kementerian Perindustrian, Grab berpartisipasi dalam proyek demonstrasi dan studi kendaraan listrik, salah satunya di
Bali. Proyek tersebut melingkupi technical performance, customer acceptance, industrial, and social impact, sekaligus
menyusun rekomendasi kebijakan kendaraan listrik.

Selanjutnya, pada Desember 2019, Grab bermitra dengan Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi dalam
meluncurkan Roadmap Ekosistem Kendaraan Listrik untuk mengakselerasi adopsi KBL di Indonesia dan mewujudkan
jaringan transportasi yang lebih ramah lingkungan.

Lebih jauh, pada Januari 2020 Grab memperkenalkan GrabCar Elektrik powered by Hyundai di Bandara Internasional
Soekarno-Hatta.

Kendaraan listrik Grab pun telah menelurkan dampak ekonomi yang signifikan. Centre For Strategic and International
Studies (CSIS) menunjukan riset internal Grab September 2020 lalu yang menunjukan salah satu pengemudi KBL Grab
merasakan peningkatan pendapatan. Hal ini turut disebabkan pengeluaran biaya bahan bakar menurun

Di Provinsi Bali sendiri, riset Tenggara dan CSIS di awal tahun menunjukan kontribusi ekonomi Grab sebesar Rp889
miliar.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kembali Perkuat Ekosistem KBL, Grab Luncurkan 30 Motor
Listrik di Bali, https://www.tribunnews.com/techno/2020/12/02/kembali-perkuat-ekosistem-kbl-grab-luncurkan-30-
motor-listrik-di-bali.

Admin: Sponsored Content


Triwulan I 2021, Toyota Berencana Rilis Pengembangan Ekowisata di Bali

Reporter: Larissa Huda

Editor: Ali Akhmad Noor Hidayat

Jumat, 11 Desember 2020 06:00 WIB

Mobil otonom Toyota melintas di jalanan saat mengirimkan paket pesanan dari aplikasi Yamibuy di tengah pandemi
virus corona atau COVID-19 di Irvine, California, 28 April 2020. Mobil self-driving membantu mengantarkan bahan
makanan, makanan, dan persediaan medis selama pandemi. REUTERS/Mike Blake

Mobil otonom Toyota melintas di jalanan saat mengirimkan paket pesanan dari aplikasi Yamibuy di tengah pandemi
virus corona atau COVID-19 di Irvine, California, 28 April 2020. Mobil self-driving membantu mengantarkan bahan
makanan, makanan, dan persediaan medis selama pandemi. REUTERS/Mike Blake

Skip in 6

Shipping Solution

klikkapal.com

Learn More

TEMPO.CO, Jakarta - Pabrikan mobil Jepang, Toyota, berencana mengembangkan proyek Electric Vehicle Smart Mobility
di Bali sebagai bagian untuk mendukung penggunaan kendaraan listrik dalam ekosistem eco-tourism atau ekowisata di
Nusa Dua, Bali.

Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Rizal
Affandi Lukman mengatakan untuk tahap awal pengembangan mobil listrik akan diperkenalkan untuk jasa jemput-antar
dari bandara ke hotel wisatawan.

"Selain itu, juga memperkenalkan kendaraan penumpang 1-2 orang untuk disewa atau semi-car-sharing bagi wisatawan
mancanegara dan wisatawan domestik," ujar Rizal kepada Tempo, Kamis 10 Desember 2020.

Menurut Rizal, pengembangan ekowisata itu bagian dari komitmen investasi Toyota senilai US$ 2 miliar untuk lima
tahun ke depan dalam pengembangan kendaraan di Indonesia, termasuk kerjasama dengan perguruan tinggi untuk
penelitian.

Rizal berujar pengembangan ekowisata itu diharapkan bisa dirilis pada triwulan pertama tahun depan. "Ini sejalan
dengan jumlah wisatawan yang diperkiraan datang pada triwulan I 2021," ujar Rizal.

Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor (TAM) Anton Jimmy Suwandy berujar target utama eco-tourism adalah
untuk mempopulerkan teknologi elektrifikasi, khususnya mengenalkan dan mencoba beberapa model mobil listrik yang
sudah dijual. Anton berujar, Toyota tak hanya menyiapkan mobil listrik, melainkan infrastruktur pendukung lain, salah
satunya charging station. https://bisnis.tempo.co/read/1413473/triwulan-i-2021-toyota-berencana-rilis-pengembangan-
ekowisata-di-bali/full&view=ok

Infrastruktur Pengisian Daya Kendaraan Belum Cukup

Penyediaan energi bersih untuk kendaraan listrik menjadi keharusan. Tujuan pengurangan pencemaran dan mengurangi
ketergantungan pada energi fosil tak tercapai signifikan apabila listrik dipasok dari PLTU.

Oleh

ARIS PRASETYO

13 Desember 2020

19:43 WIB

3 menit baca

TEKS

Pengisian baterai Hyundai Kona Electric di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) PLN Unit Induk Distribusi
Jakarta Raya, Rabu (11/11/2020).

Pengisian baterai Hyundai Kona Electric di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) PLN Unit Induk Distribusi
Jakarta Raya, Rabu (11/11/2020).

JAKARTA, KOMPAS — Upaya mendirikan sejumlah infrastruktur pengisian daya listrik bagi kendaraan listrik belum cukup
untuk mengurangi ketergantungan penggunaan bahan bakar minyak atau BBM di Indonesia. Penggantian pembangkit
listrik berbahan bakar fosil dengan sumber energi terbarukan tidak bisa diabaikan guna menekan ketergantungan
tersebut.

Kendaraan listrik menjadi salah satu prioritas pemerintah dalam mengurangi tingkat pencemaran udara. Sebab, menurut
catatan Kementerian Perhubungan, 60 persen pencemaran udara ditimbulkan oleh asap kendaraan bermotor yang
menggunakan bahan bakar beroktan rendah. Oleh karena itu, pemerintah mendorong pengguna kendaraan pribadi
beralih ke transportasi massal bertenaga listrik.

Menurut Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa, idealnya, listrik untuk pengisian
daya kendaraan listrik dipasok dari pembangkit yang menggunakan energi bersih dan terbarukan. Dengan cara itu, usaha
mengurangi pencemaran udara dan ketergantungan terhadap BBM dapat terwujud. Pemerintah harus memperhatikan
benar sumber pasokan listrik dalam konteks kendaraan listrik tersebut.
”Saat ini, populasi kendaraan listrik di Indonesia masih minim, sekitar 3.000 unit. (Jumlah) Ini belum signifikan terhadap
tujuan pengurangan pencemaran udara dan mengurangi pemakaian BBM,” kata Fabby saat dihubungi, Minggu
(13/12/2020).

Pemerintah harus memperhatikan benar sumber pasokan listrik dalam konteks kendaraan listrik tersebut.

Baca juga: Perpres Mobil Listrik, Momentum Bangun Keunggulan Industri Kendaraan Listrik

Stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) yang diresmikan di PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya, di Jakarta,
Selasa (29/10/2019). SPKLU ini sebagai bagian dari implementasi kelengkapan infrastruktur bagi kendaraan bermotor
listrik berbasis baterai, sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program
Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (”Battery Electric Vehicle”).

KOMPAS/PRIYOMBODO

Stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) yang diresmikan di PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya, di Jakarta,
Selasa (29/10/2019). SPKLU ini sebagai bagian dari implementasi kelengkapan infrastruktur bagi kendaraan bermotor
listrik berbasis baterai, sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program
Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (”Battery Electric Vehicle”).

Fabby menambahkan, dengan mayoritas jenis pembangkit listrik di Indonesia adalah yang berbahan bakar batubara
(PLTU), faktor emisi di sistem Jawa-Bali mencapai 0,8-0,9 ton karbon dioksida per megawatt jam (MWh). Angka faktor
emisi diperkirakan meningkat seiring bertambahnya proyek pembangunan PLTU di Indonesia. Dengan demikian, tujuan
penggunaan kendaraan listrik belum tercapai sepenuhnya apabila PLTU di Indonesia makin banyak yang beroperasi.

Stasiun pengisian

PT Pertamina (Persero) meresmikan stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) secara komersial untuk yang
pertama pada pekan lalu. Kelebihan SPKLU tersebut, yang berlokasi di Jalan Fatmawasi, Jakarta Selatan, adalah memiliki
fasilitas pengisian daya cepat (fast charging) 50 kilowatt (kW). Selain itu, pada SPKLU tersebut terdapat fasilitas pengisian
daya cepat untuk dua kendaraan sekaligus.

”Kendaraan listrik akan menjadi tren di masa mendatang di Indonesia. Dengan dukungan semua pemangku kepentingan,
Pertamina siap mengembangkan bisnis pengisian daya listrik bagi kendaraan listrik untuk mendukung Indonesia bebas
polusi,” kata Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman.

Guna mendorong percepatan pemanfaatan kendaraan listrik, Pertamina menggandeng Gojek Indonesia dalam kerja
sama penggantian baterai untuk sepeda motor listrik. Nota kesepahaman telah ditandatangani kedua pihak pada April
2020 dan diharapkan segera teralisasi pada 2021. Kedua pihak sepakat untuk menguji 25 sepeda motor listrik yang
dioperasikan mitra Gojek.
Pertamina menggandeng Gojek Indonesia dalam kerja sama penggantian baterai untuk sepeda motor listrik.

Baca juga: Insentif Mendongkrak Kendaraan Listrik

”Pertamina menyediakan infrastruktur pengisian daya listrik dan fasilitas penukaran baterai kendaraan listrik mitra
Gojek yang tersedia di lima SPBU di Jakarta Pusat,” kata Fajriyah.

Tampilan layar dari akun Youtube Kementerian Perhubungan terkait paparan Sekretaris Umum Gabungan Industri
Kendaraan Bermotor Indonesia Kukuh Kumara pada seminar dalam jaringan bertajuk Kendaraan Bermotor
Menggunakan Penggerak Listrik, Rabu (25/11/2020).

KOMPAS/CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO

Tampilan layar dari akun Youtube Kementerian Perhubungan terkait paparan Sekretaris Umum Gabungan Industri
Kendaraan Bermotor Indonesia Kukuh Kumara pada seminar dalam jaringan bertajuk Kendaraan Bermotor
Menggunakan Penggerak Listrik, Rabu (25/11/2020).

Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Progam
Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai untuk Transportasi Jalan. Peraturan ini telah diundangkan pada 12 Agustus
2019 lalu.

Aturan itu antara lain menyebutkan, percepatan kendaraan berbasis baterai diselenggarakan melalui pengembangan
industri baterai dalam negeri, pemberian insentif, penyediaan infrastruktur pengisian listrik, dan pengaturan tarif tenaga
listrik untuk kendaraan berbasis baterai.

Adapun untuk mengurangi pemakaian BBM kotor, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah menerbitkan
peraturan bernomor P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/3/2017 tentang Baku Mutu Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor
Tipe Baru Kategori M, Kategori N, dan Kategori O. Dalam aturan penggunaan BBM bagi kendaraan roda empat itu, nilai
oktan bahan bakar (research octane number/RON) minimal yang dipersyaratkan adalah 91. Produk BBM di Indonesia
yang memenuhi kriteria itu adalah jenis pertamax dengan RON 92.

Akan tetapi, aturan tersebut tidak berjalan efektif lantaran masalah harga. BBM dengan RON 88 dijual lebih murah, yaitu
Rp 6.450 per liter, sedangkan BBM dengan RON 92 dijual seharga Rp 9.000 per liter. Di samping itu, SPBU yang menjual
BBM beroktan tinggi juga sedikit atau hanya 18 persen dari total SPBU di Indonesia yang sebanyak 5.768 unit.
https://bebas.kompas.id/baca/ekonomi/2020/12/13/infrastruktur-pengisian-daya-kendaraan-belum-cukup/

Anda mungkin juga menyukai