Anda di halaman 1dari 12

“KAMPANYE EDUKASI BAHAYA SEPEDA LISTRIK PADA ANAK-ANAK

DI KABUPATEN KUNINGAN”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah DKV IV (Framing Adaption &
Creativity)

Dosen pengampu :

Jerry Dounald Rahajaan, S.Sn., M.Sn.

Disusn Oleh :

Mona Tri Sundari (202118100828)

PDKVC-2021-A

PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VSUAL

FAKULTAS ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KUNINGAN

2024
KAMPANYE EDUKASI BAHAYA SEPEDA LISTRIK PADA ANAK-ANAK
DI KABUPATEN KUNINGAN

Kasus-Kasus dari Sepeda Listrik

Sepeda Listrik Remuk Tabrakan dengan Truk, Bocah di Kumai ini Patah
Tulang Hingga Kritis

Telah terjadi insiden kecelakaan lalu lintas yang melibatkan antara truk
bermuatan pasir dengan pengendara sepeda listrik yang merupakan seorang bocah
berboncengan dengan temannya. Peristiwa yang terjadi di Jalan Pelita, Kelurahan
Candi, Kecamatan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat pada Selasa, 23 Januari
2024 tersebut, menyebabkan korban mengalami luka serius. "Infonya, korban satu
korban patah tulang dan satunya kritis karena mengalami luka parah di kepala.
Bahkan kesadarannya menurun," kata warga bernama Sulis. Terpisah, Kapolsek
Kumai AKP Firman Ernanto menyampaikan bahwa pada pukul 14.00 WIB,
mendapat informasi dari masyarakat bahwa telah terjadi laka lantas yang melibatkan
truck kuning KH 9660 GH dengan sepeda listrik.

Awal mula terjadinya peristiwa tersebut, truck dengan nopol KH 9660 GH


melaju dari Kantor Agama Kumai menuju arah kantor Kecamatan kumai. Pada saat
truk berjalan, muncul secara tiba-tiba sepeda listrik yang di kendarai 2 anak di bawah
umur, selanjutnya sopir truk mencoba menghindar dengan membanting setir ke arah
kiri jalan."Namun pengguna sepeda listrik juga ikut menambah kecepatannya,
sehingga pengendara sepeda listrik tertabrak oleh truck tersebut dan terseret kurang
lebih 5 meter," jelasnya. Saat ini, sopir truk sudah diamankan di Mapolsek Kumai.
Sementara korban yang menggunakan sepeda listrik di bawa ke rumah sakit untuk
mendapatkan penanganan medis. Tampak sepeda listrik yang dikendarai korban juga
nyaris remuk. (DANANG/j). https://www.borneonews.co.id/berita/328209-sepeda-
listrik-remuk-tabrakan-dengan-truk-bocah-di-kumai-ini-patah-tulang-hingga-kritis
Motor Listrik Oleng Tabrak Pohon di Sleman, 2 Pelajar Terluka

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Dua pelajar mengalami luka-luka setelah


sepeda motor listrik yang dikendarainya menabrak pohon di Jalan Palangan Tentara
Pelajar Km 10 Sariharjo, Kapanewon Ngaglik, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa
Yogyakarta (DIY). Peristiwa kecelakaan tunggal ini terjadi pada Selasa (2/4/2024)
sekitar pukul 05.00 WIB. Kapolsek Ngaglik Kompol M Mashuri mengatakan,
kejadian kecelakaan itu berawal saat dua korban yakni T (15) dan A (14), yang
merupakan warga Kapanewon Ngaglik berboncengan
mengendarai sepeda motor listrik.
https://yogyakarta.kompas.com/read/2024/04/02/154415178/naik-motor-listrik-2-
pelajar-di-sleman-luka-luka-setelah-tabrak-pohon.

Larangan Sepeda Listrik

Sepeda listrik memang kerap digunakan oleh anak-anak. Padahal sebenarnya


penggunaan kendaraan ini sudah dilarang oleh pihak berwajib. Anak-anak hanya
boleh menggunakan sepeda listrik di kawasan-kawasan tertentu saja.

“Penggunaan sepeda listrik sebenarnya tidak boleh di jalan raya, karena itu
hanya boleh di kawasan-kawasan tertentu saja," tegas Kanit Gakum Satlantas
Polresta Tangerang AKP Sitta Mardonga Sagala mengutip Antara. Berdasarkan
Permenhub Nomor 45/2020 tentang Kendaraan Tertentu dengan Menggunakan
penggerak Motor Listrik, disebutkan bahwa sepedalistrik tidak termasuk dalam
golongan kendaraan ‘tertentu’ karena tidak memiliki Sertifikasi Uji Tipe (SUT) dan
Sertifikasi Uji Tipe Kendaraan (SRUT).

Oleh karena itu sepeda listrik hanya boleh digunakan di kawasan maupun jalur
tertentu, misalnya kawasan wisata dengan kecepatan maksimal 25 km per jam.
Sepeda listrik juga hanya boleh dioperasikan oleh orang dewasa.
https://www.medcom.id/nasional/daerah/zNPXOoxN-viral-3-anak-kecil-alami-
kecelakaan-saat-kendarai-sepeda-listrik-netizen-orang-tuanya-gimana-sih

Padahal dalam Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia PM Nomor


45 Tahun 2020 Tentang Kendaraan Tertentu Dengan Menggunakan Penggerak
Motor Listrik disebutkan Kendaraan Tertentu termasuk Sepeda Listrik bisa
dioperasikan pada lajurkhusus yaitu lajur sepeda atau lajur yang disediakan secara
khusus untuk Kendaraan Tertentu dengan Menggunakan Penggerak Listrik dan
penggunaannya hanya di Kawasan tertentu dan juga disebutkan dalam peraturan
tersebut pengguna Sepeda Listrik berusia paling rendah 12 tahun dan harus
didampingi orang dewasa, namun tidak memperkecil resiko keselamatan pengguna
jalan lain.Meskipun adanya Peraturan yang mengatur mengenai Lajur, Kawasan,
Usia Minimal mengenai Sepeda Listrik, tetapi di dalam Peraturan Menteri
Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 45 Tahun 2020 Tentang Kendaraan
Tertentu Dengan Menggunakan Penggerak Motor Listrik tidak ada mengatur
mengenai sanksi bagi pelanggar peraturan tersebut yang membuat masyakat masih
semena-mena menggunakan sepeda listrik yang menimbulkan berbagai macam
resiko. Di Undang-Undang Lalu Lintas dan Angkutan jalan pun belum ada mengatur
mengenai Peraturan maupun sanksi mengenai sepeda listrik. Dipantau di Medsos,
sudah mulai mengkhawatirkan. Dikarenakan membahayakan pengendara lain,
maupun pengendara sepeda listrik itu sendiri. Apalagi, banyak yang menggunakan di
jalan raya merupakan anak-anak, ujar Febpry Graha Utama, Kepala Bidang Lalu
Lintas Dishub Banjarmasin. Namun sebenarnya sudah ada aturan penggunaan
sepeda listrik di Indonesia. Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa dalam
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
serta tidak adanya revisi tambahan ataupun regulasi terbaru mengenai Sepeda Listrik
Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 45 Tahun 2020
Tentang Kendaraan Tertentu Dengan Menggunakan Penggerak Motor Listrik yang
belum dapat mengklasifikasikan sepeda listrik dalam golongan kendaraan
berdasarkan Undang-Undang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan serta
kurangnyaaturan tanggung jawab hukum maupun sanksi dan persyaratan khusus
mengatur tentang pelanggar pemakai dibawah umur maupun bagi pelanggar jalur
Kawasan yang menyebabkan Kekosongan Hukum.
KAMPANYE EDUKASI BAHAYA SEPEDA LISTRIK PADA ANAK-ANAK
DI KABUPATEN KUNINGAN

Latar Belakang

Dalam perkembangan zaman, teknologi di sektor transportasi terus


berkembang pesat. Salah satu contohnya adalah sepeda listrik, kendaraan dengan dua
roda yang menggunakan motor listrik dan pedal sebagai sumber tenaga. Sepeda
listrik menjadi salah satu alternatif yang menggunakan bahan bakar yang ramah
lingkungan, memanfaatkan tenaga listrik sebagai sumber daya. Di Indonesia,
perkembangan kendaraan listrik semakin menguat setelah diterbitkannya Peraturan
Presiden Nomor 55 Tahun 2019 tentang percepatan program kendaraan listrik
berbasis baterai. Pada tahun 2020, beberapa sepeda motor listrik sudah diproduksi
oleh industri lokal. Kementerian Perindustrian menargetkan produksi kendaraan
listrik berbasis baterai mencapai 400 ribu unit untuk roda empat dan 1,76 juta unit
untuk roda dua pada tahun 2025. Sementara pada tahun 2030, produksi kendaraan
listrik ditargetkan meningkat menjadi 600 ribu unit untuk roda empat dan 2,45 juta
unit untuk roda dua. Program ini diharapkan dapat mengurangi emisi gas rumah kaca
sebesar 29% pada tahun 2030.

Penggunaan sepeda listrik semakin marak digunakan mulai dari kalangan


dewasa hingga anak-anak dikarenakan karena kenyamanan yang ditawarkan, seperti
kecepatan, kehematan biaya, dan fleksibilitas parkir. Namun, keselamatan menjadi
keprihatinan serius, terutama ketika anak-anak menggunakan sepeda listrik tanpa
pengawasan orang tua dan pemahaman yang tepat tentang penggunaannya.
Kecelakaan dapat terjadi jika tidak ada pengawasan atau pemahaman yang memadai,
yang pada akhirnya bisa berujung pada konsekuensi yang fatal. Faktor lingkungan
merupakan permasalahan utama karena menjadi tempat berkendara bagi pengguna
kendaraan roda dua, termasuk sepeda listrik. Hal ini seringkali menyebabkan
kecelakaan karena kondisi jalan raya yang sibuk, macet, dan kurangnya jalur khusus
untuk sepeda listrik, serta kondisi jalanan yang buruk. semakin meningkatkan risiko
kecelakaan bagi anak-anak yang menggunakan sepeda listrik. Kasus kecelakaan
sepeda listrik menjadi perhatian serius karena dapat mengancam nyawa. Orang tua
mungkin memilih alternatif lain seperti menggunakan sepeda biasa atau berjalan kaki
demi keamanan anak-anak.

Data IRSMS Korlantas Polri menunjukkan, sejak awal tahun, sebanyak 107
sepeda listrik kecelakaan di jalan raya di seluruh Indonesia. Data mengenai
kecelakaan yang melibatkan sepeda listrik dilaporkan ke Korlantas Polri mulai Juni
2023 yaitu sebanyak 9 kendaraan. Jumlah tersebut meningkat pada Juli 2023 yaitu 59
sepeda listrik. Sedangkan pada tiga pekan di Agustus 2023, Polri mencatat 39 sepeda
listrik terlibat kecelakaan.

Dari banyaknya kasus kecelakaan sepeda listrik, Direktur Sarana Transportasi


Jalan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub)
Danto Restyawan memberikan pernyataan bahwa, penggunaan sepeda listrik pada
dasarnya tidak diperuntukkan bagi anak- anak di bawah umur. Lalu pengguna sepeda
listrik seharusnya menggunakan helm dan usia pengguna sepeda listrik paling rendah
yaitu usia 12 tahun. Penggunaan sepeda listrik harus digunakan di jalur yang khusus,
sehingga tidak mengganggu pengguna jalan lainnya yang melintas. Meskipun ada
peraturan yang mengatur tentang lajur, kawasan, dan usia minimal terkait
penggunaan sepeda listrik, namun dalam Peraturan Menteri Perhubungan Republik
Indonesia Nomor PM 45 Tahun 2020 tentang Kendaraan Tertentu dengan
Menggunakan Penggerak Motor Listrik tidak ada ketentuan mengenai sanksi bagi
pelanggar peraturan tersebut. Hal ini menyebabkan masyarakat masih menggunakan
sepeda listrik secara semena-mena, yang dapat menimbulkan berbagai risiko. Bahkan
dalam Undang-Undang Lalu Lintas dan Angkutan belum ada regulasi atau sanksi
khusus yang mengatur penggunaan sepeda listrik.

Teori-Teori Dasar

Penelitian dilakukan secara kualitatif Creswell dalam (Murdiyanto, 2020)


mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai proses penyelidikan suatu fenomena
sosial dan masalah manusia. Penelitian kualitatif juga didefinisikan sebagai suatu
strategi pencarian makna, pengertian, konsep, karakteristik, gejala, simbol maupun
deskripsi tentang suatu fenomena, fokus dan multimetode, bersifat alami dan holistik,
mengutamakan kualitas, menggunakan beberapa cara, serta disajikan secara naratif
dalam penelitian ilmiah (Sidiq & Choiri, 2019).

Teori yang digunakan adalah teori kampanye, menurut Rogers dan Storey
(1987:125) menyatakan, kampanye merupakan bentuk komunikasi yang ditujukan
kepada suatu kelompok dengan maksud memberikan pengaruh dan menghasilkan
perubahan dalam jangka waktu tertentu. Kampanye ini masih merupakan jenis
pemasaran non-profit, Menurut Moriarty, et al., (2011) pemasaran non-profit
merupakan pemasaran yang terfokus kepada tujuan sosial dengan memberikan
informasi seputar permasalahan sosial yang ada yang perlu dikampanyekan.
khalayak.

Dalam perancangan strategi komunikasinya menggunakan metode Facet Model


Of Effect, Moriarty (2011) yang menjelaskan bagaimana iklan dapat mempengaruhi
respon konsumen terhadap pesan iklan dalam suatu kampanye. Konsep ini memiliki
karakteristik yang saling terkait dan menyeluruh Moriarty (2011) mengemukakan
enam respon yang dihasilkan dari periklanan yang efektif, yaitu: Melihat
(perception), emosi(Feel), Berpikir (cognition), percaya (persuasion), terhubung
(association), dan tindakan (behavior). Semua hal tersebut saling terhubung dalam
suatu kampanye untuk membentuk persepsi yang positif. Dalam merancang sebuah
visual diperlukan analisis mengenai target audiens. Target audiens menurut
digidamin (2020) merujuk pada sekelompok individu atau populasi yang ingin
dijelajahi atau diidentifikasi. Metode analisis data dan pemecahan masalah yang
peneliti gunakan yaitu teori design thinking. Design thinking merupakan suatu
metode penyelesaian masalah dengan berbasis solusi atau people-center. Design
thinking meliputi proses-proses seperti analisis konteks, penemuan dan
pembingkaian masalah, pembuatan ide dan solusi, berpikir kreatif, membuat sketsa
dan menggambar, membuat model dan membuat prototipe, menguji dan
mengevaluasi.
Penelitian ini menggunakan poster digital, dimana poster digital adalah poster
dalam bentuk online poster (Hodgson, 2010), glog, poster multimedia, poster
elektronik (Masters, et, all, 2015). Berbagai jenis poster ini dapat dijadikan media
pembelajaran bagi mahasiswa karena bahannya mudah di dapat dari internet, bahkan
mahasiswa pun dapat menciptakan poster digital mereka sendiri dengan
menggunakan kamera, video (Cabrejas, 2013) atau bahkan memakai aplikasi
perangkat lunak yang sudah ada di komputer.

Adapun teori Desain Komunikasi Visual yang dalam perancangan menurut


Kusrianto, Adi dalam buku Pengantar Desain Komunikasi Visual (2007:2)
menjelaskan bahwa Desain Komunikasi Visual merupakan ilmu yang mempelajari
cara berkomunikasi dengan pamanfaatan visual dalm menyampaikan pesan. Konsep
dari Desain Komunikasi Visual adalah cara kreatif melalui berbagai media untuk
menyampaikan pesan dan ide secara visual dengan mengelola grafis yang meliputi
gambar, warna, bentuk dan layout.

Hasil Dan Media Perancangan

Tujuan kampanye ini adalah untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya


penggunaan sepeda listrik oleh anak-anak di Kabupaten Kuningan. Untuk mencapai
tujuan ini, peneliti akan merancang strategi pesan, kreatif, visual, dan media yang
sesuai dengan data yang telah kami kumpulkan. Dalam merancang strategi ini,
peneliti akan menekankan strategi kreatif dan visual yang efektif. Selain itu akan
menggunakan kampanye jangka panjang dengan memanfaatkan postingan dan
konten poster digital yang secara teratur dibagikan melalui platform media sosial
seperti Instagram.

Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka diidentifikasi
masalah yang dijadikan bahan penelitian yaitu sebagai berikut :
1. Penggunaan sepeda motor listrik di Indonesia, terutama di Kabupaten
Kuningan, semakin meningkat.
2. Kenaikan risiko kecelakaan disebabkan karena kurangnya pengawasan dan
pemahaman yang memadai untuk orangtua, terutama pada anak-anak yang
menggunakan sepeda listrik.
3. Pengguna sepeda listrik bagi anak-anak, terutama yang berusia di bawah
umur, memiliki potensi bahaya yang perlu dipertimbangkan.

Rumusan Masalah

Memperhatikan latar belakang masalah dan batasan masalah penelitian, maka


Peneliti merumuskan masalah penelitian. Bagaimana metode edukasi visual yang
dapat digunakan untuk mengurangi insiden kecelakaan dan meningkatkan
pemahaman baik orang tua maupun anak-anak terutama mengenai risiko penggunaan
sepeda listrik bagi anak-anak di bawah umur?

Batasan Masalah

Adapun Batasan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Lingkup wilayah penelitian hanya berlokasi di Kabupaten Kuningan dan


berfokus pada anak-anak.dan orangtua dari anak tersebut.
2. Teori.
3. Media yang digunakan adalah Poster Digital dan berfokus pada media sosial
Instagram.
4. Target sasaran pada penelitian ini adalah anak-anak mencakup perempuan
dan laki-laki yang berusia 5-12 tahun,bertempat tinggal di Kabupaten
Kuningan.

Tujuan Penelitian

Untuk menciptakan metode edukasi visual yang dapat digunakan untuk


mengurangi insiden kecelakaan dan meningkatkan pemahaman baik orang tua
maupun anak-anak terutama mengenai risiko penggunaan sepeda listrik bagi anak-
anak di bawah umur.

Manfaat Penelitian

Manfaat yang akan di petik dari penelitian ini adalah memberikan pengetahuan
kepada orang tua dan memberikan tambahan ilmu pengetahuan khususnya bagi
penulis, secara spesifik manfaat yang dapat diambil sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis
a. Sebagai bahan acuan untuk menganalisis Bahaya dari Penggunaan Sepeda
Listrik Pada Anak-Anak terutama anak di bawah umur.
b. Untuk menambah wawasan ilmu dan pengetahuan mengenai Bahaya dari
Penggunaan Sepeda Listrik Pada Anak-Anak terutama anak di bawah umur.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi institusi pendidikan, diharapkan dapat menjadi bahan pembelajaran dan
referensi bagi kalangan yang ingin melakukan penelitian terkait dengan topik
yang berhubungan dengan topik penelitian diatas.
b. Bagi Orang Tua
Memberikan pengetahuan dan kesadaran kepada orang tua tentang
pentingnya mengawasi anak-anak, terutama terkait keselamatan dalam
berkendara, termasuk saat menggunakan sepeda listrik. Selain itu,
menetapkan batasan terhadap penggunaan sepeda listrik kepada anak-anak.
c. Bagi Peneliti
Bahan pembelajaran dan evaluasi dalam membuat konsep edukasi dengan
menggunakan media poster digital.
d. Bagi masyarakat umum, penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu
referensi pembelajaran dalam memahami bahaya penggunaan sepeda listrik
kepada anak-anak.

Metodologi Penelitian
a. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan diantaranya :

a. Studi Lapangan

Studi lapangan adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan


penelitian di Kabupaten Kuningan. Studi lapangan ini dilakukan dengan dua cara,
yaitu:

1. Observasi

Observasi merupakan metode pengumpulan data dengan mengadakanpenelitian dan


peninjauan langsung di Kabupaten Kuningan

2. Wawancara

Wawancara merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan


mengadakan tanya jawab secara langsung terhadap pengguna sepeda listrik
diantaranya anak-anak serta orangtua dari anak-anak tersebut.

b. Studi Literatur

Studi literatur merupakan metode pengumpulan data dengan cara mengumpulkan


informasi yang didapat dari jurnal, paper atau bacaan lainnya yang berkaitan dengan
penelitian ini

Hipotesis

Adapun Hipotesis yang diajukan peneliti terkait topik penelitian diatas yaitu adanya
pengaruh positif kampanye menggunakan poster digital melalui platform media
Instagram dapat memiliki dampak positif secara signifikan dengan meningkatkan
kesadaran akan risiko penggunaan sepeda listrik oleh anak-anak di Kabupaten
Kuningan, sehingga mengurangi tingkat kecelakaan yang terjadi.

Anda mungkin juga menyukai