Anda di halaman 1dari 7

TUGAS

PERANCANGAN JALAN REL

Dikerjakan oleh :

Anak Agung Grammy K. Dewi


I0119023

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
SEBELAS MARETSURAKARTA
2022
Rangkuman Webinar Refleksi dan Eksplorasi Setahun Layanan KRL Solo –
Jogja Bersama Komunitas

Pembukaan
Oleh Dirjen Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan
Bapak Zulfikri

Ucapan terimakasih kepada PT.KCCI karena telah memberikan layanan terbaik dengan
menjaga prokes yang ketat yang telah diberikan kepada penumpang KRL Jogja-Solo. Meski di
tengah pandemi tetapi KRL Jogja-Solo mampu melayani hingga 2 juta penumpang. Tentu ini
bukan jumlah yang sedikit. Sebaliknya, jumlah ini menunjukkan antusiasme masyarakat dalam
memanfaatkan KRL Jogja-Solo selama setahun sejak resmi dioperasikan yang diresmikan oleh
bapak presiden tanggal 1 Maret 2021. Oleh sebab itu beliau juga memberikan apresiasi kepada
masyarakat yang terus mendukung dan memanfaatkan hasil upaya pemerintah dalam
menghadirkan transportasi berkelanjutan di kawasan Jogja Solo. kawasan aglomerasi Jogja
Solo menyimpan potensi wisata yang luar biasa pada tahun 2019 tercatat kota Surakarta
menerima kedatangan wisatawan sejumlah sekitar 5,3 Juta wisatawan atau naik sekitar 12,3%
dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara kota jogja menerima kunjungan 4,3 juta
wisatawan pada tahun 2019 atau naik 6,7% dibandingkan tahun. Namun demikian, moda
transportasi jalan raya masih menjadi primadona di kawasan ini. Sebagai perbandingan, pada
tahun 2018, jumlah masyarakat jogja yang menggunakan moda angkutan jalan rakyat
menyentuh angka hampir sekitar 11,3 juta. Perbandingan yang sangat tinggi mendorong
pemerintah untuk terus melakukan peningkatan terhadap moda transportasi kereta api. Mudah
transportasi kereta api dipilih untuk dikembangkan mengingat sifatnya yang cepat, ramah
lingkungan serta memiliki kapasitas angkut yang besar. Karakteristik yang bersifat angkutan
massal dan keunggulan - keunggulan dalam pengoperasiannya menyebabkan angkutan kereta
api cenderung lebih efektif dan efisien dalam hal konsumsi bahan bakar dan dukungan.
Sehingga transportasi dapat mendukung keberlanjutan pembangunan dengan jejak karbon dari
gas emisi buang kendaraan. Di Jawa tengah dan Yogyakarta, jaringan transportasi kereta api
sebenarnya sudah terbangun. Namun demikian, guna menekan penggunaan BBM dan
mengakomodasi pertumbuhan tingkat mobilitas masyarakat pemerintah merasa perlu untuk
menghadirkan moda transportasi kereta api yang jauh lebih ramah lingkungan seperti kereta
rel listrik. Selain itu, dengan melakukan elektrifikasi - elektrifikasi jalur jalur kereta api dan
menghadirkan KRL diharapkan dapat mendorong peningkatan kapasitas angkut serta
mempersingkat waktu tempuh perjalanan yang berujung pada peningkatan kehidupan
masyarakat dan pengembangan perekonomian wilayah. Upaya pemerintah untuk
menghadirkan transportasi kereta api yang berkelanjutan tidak berhenti dengan hanya hadirnya
KRL Jogja-Solo saja ke depan akan terus dilakukan ekspansi elektrifikasi jalur kereta api
dengan melanjutkan pengerjaannya di kawasan aglomerasi Jogja-Solo. Tahun ini juga optimis
bahwa elektrifikasi yang ada di Jogja Solo dapat diselesaikan atau diperpanjang hingga stasiun
palur. Juga nantinya diikuti dengan pelayanan KRL sampai ke stasiun. Di samping itu, juga
mendorong integrasi internal, sehingga dapat menjangkau masyarakat yang lebih luas. Salah
satunya adalah dengan melakukan integrasi layanan kereta api Bandara Internasional adi
sumarmo dengan kereta lokal wonogiri pulasari yang direncanakan akan dimulai tahun ini juga.
Upaya integrasi juga dilakukan dengan menghadirkan pembangunan stasiun yang berorientasi
Yodhia atau transit oriented development di kawasan beroperasi ini. Stasiun itu dilakukan
untuk mewujudkan keterpaduan transportasi perkotaan sekaligus dijelaskan pembangunan
stasiun dengan rencana tata ruang kota. Dalam hal ini, pemerintah membuka ruang seluas
luasnya bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam mewujudkan pembangunan stasiun
berorientasi teori. Dengan melibatkan partisipasi partisipasi para pengembang atau swasta yang
ada di stasiun. Semakin banyak tantangan yang terjalin tentunya. Semoga semakin banyak
masyarakat Jawa Tengah maupun DIY yang memanfaatkan layanan KRL Kementerian
Perhubungan. Sangat diharapkan dukungan dan doa dari kita semua agar proyek yang sedang
dikerjakan pemerintah dapat berjalan dengan lancar sehingga kehadiran KL bagi warga Jawa
Tengah dan daerah istimewa Jogjakarta yang lebih luas dapat segera terwujud. Demikian
beberapa hal yang disampaikan. Sangat diharapkan masukan berharga dalam diskusi untuk
pengembangan dan peningkatan perkereta apian baik secara khusus di wilayah jogja solo mau
daerah lainnya.

Narasumber I
Oleh Bapak Roppiq Lutzfi Azhar
Direktur Utama PT. KCI

Project KRL Jogja - Solo merupakan suatu kebanggan yang luar biasa karena selama 1 tahun
ini, project ini merupakan project kebanggan anak bangsa dimana prasarananya
mengembangkan infrastruktur dengan berbasis teknologi dalam negeri. Selain itu project ini
juga merupakan kebangga dari PT. KCI itu sendiri dan semoga project ini dapat berkembang
dan berlanjut di tempat-tempat yang lain. Kalau dilihat dari perkembangan penumpang dan
rata-rata perhari luar biasa tingginya dengan puncaknya pada bulan Desember 2021 dengan
volume pengguna 290.618 dan rata-rata perhari 9.375 lain halnya dengan bulan Juli dan
Agustus perkembangan penumpang dan rata-rata perhari sangat rendah hal ini dikarenakan
terjadi lonjakan kasus covid-19 yang sangat tinggi sehingga dilakukan pembatasan
penumpung. Dilihat dari realisasi kapasitas angkut volume yang tertinggi sekitar 14 ribu
sedangkan volume yang terendah berada pada 212 orang. Dari sisi keberangkatan dan tiba
selama 1 tahun ini ketepatannya menyampai 95% tetapi pada bulan ini februari 2022 ketepatan
keberangkatannya mencapai 99% dan ketepatannya mencapai 98% yang berarti perbaikan –
perbaikan dan sistem rolling stone nya, prasarana maupun caranya semakin meningkat dan
baik.

Hasil pembukaan kembali stasiun untuk layanan pengguna, dijelaskan volume harian pada
stasiun Brambanan, Ceper, Delanggu, Gawok dan Srowot. pembukaan kembali stasiun Ceper,
Delanggu, Gawok dan Srowot untuk layanan pengguna serta Stasiun Brambanan telah
meningkatkan akses warga sekitar terhadap transportasi publik. Layanana terintegrasi, KMT
sebagai solusi kartu integrasi, KAI Commuter bekerja sama dengan pemerintah kota Surakarta
agar KMT dapat digunakan sebagai alat pembayaran Teman Bus Solo. KRL Jogja – Solo
memiliki banyak stasiun yang menjadi simpul integrasi dengan berbagai jenis kereta api
maupun moda transportasi lain. Perawatan dan kebersihan sarana KAI Commuter, tahun 2021
BTP Jawa bagian tengah telah membangun stabling KRL di Solo dan PUKRL di Klaten.
Stabling KRL di Solo memiliki kapasitas dua rangkaian kereta SF 8 dan sebagai lokasi
perawatan harian. PUK KRL di Klaten dapat menangani perawatan bulanan 11 rangkaian KRL
yang ada di Jogja-Solo. Perwatan KRL dilakukan oleh teknisi KAI Commuter yang telah
tersertifikasi. Pencucian sarana KRL berlangsung setiap hari usai KRL beroprasi. Selain dicuci
petugas juga melakukan disinfektan sarana KRL.

Layanan tiket elektronik dan digitalisasi, 100% transaksi tiket KRL Jogja – Solo menggunakan
kartu elektronik atau tiket kode QR. KMT atau Kartu Multi Trip, Kartu tiket dari KAI
Commuter yang telah mendapatkan izin sebagai uang elektronik dari BI dapat digunakan di
Jabodetabek maupun Jogja-Solo. Proporsi transaksi tiket KRL jogja, kartu bank sebesar 24%,
link aja sbesar 26%, KMT 50%. Penjulan KMT tertinggi terjadi pada bulan Maret 2021
Narasumber II
Oleh Bapak Putu Sumarjaya, M.SC
Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Jabagteng

Membahas mengenai Elektrifikasi Layanan Kereta Api Yogyakarta – Solo. Manfaat


KRL sendiri antara lain :

• Peningkatan mutu serta kualitas pelayanan KA


• Peningkatan kapasitas serta daya angkut penumpang
• keselamatan perkeretaapian
• Pengurangan polusi udara
• Penggerak roda perekonomian

Tahapan pembangunannya sendiri antara lain pada tahun 2011 dilakukan studi kelayakan.
Kemudian pada tahun 2012 penyusunan DED. Tahun 2009 sampai 2020 dilaksanakannya
konstruksi dan pengujian dan Tahun 2021 pengoperasian KRL. Perbandingan KRL dan
Prameks, yang dulu lintas jogja solo ini dilayani oleh. kereta api diesel prameks sekarang
dilayani oleh KRL bisa kita lihat jelas waktunya perbedaan waktu perjalannya jauh lebih
singkat dari 75 menit menjadi 68 menit. Stasiun perhentian yang awalnya 7 stasiun
bertambah menjadi 11 stasiun. Kecepatan juga ditingkatkan dari max. 80 km/jam menjadi
max. 90 km/jam. Dari sisi awalnya menggunakan disel sekarang menggunakan listrik
sehingga tidak menimbulkan polutan. Kapasitas penumpang/trip dari yang awalnya 616
pnp/trip menjadi 960 pnp/trip. Kapasitas angkut/hari dari yang awalnya 12.320 pnp/hari
menjadi 19.200 pnp/hari. Dan tiket yang awalnya memerlukan reservasi dan langsung do
stasiun bila masih ada sekarang menjadi tiket elektronik dengan KMT dan uang elektronik
bank.
Dilakukan survei karakteristik pengguna dengan total sampel 180 responden dengan
pria 68% dan wanita 32%. Usia >50 tahun 2%, <17 tahun 5%, 18-28 tahun 62%, 29-39 tahun
21%, dan 40-50 tahun 10%. Tujuan berpergian antara lain wisata menduduki presentasi
paling tinggi kemudian diikuti kegiatan kerja, sekolah/kuliah, bisnis, dan lain-lain. Moda
yang digunakan menuju lokasi tujuan dan stasiun antara lain, kendaraan pribadi, ojek online,
kereta api, angkutan umum, dan lain-lain.
Alasan pergi menggunakn KRL :
• Biaya layanan KRL yang terjangkau
• Sarana dan prasarana yang aman dan nyaman
• Layanan KRL yang mudah dijangkau
• Jam operasional yang sesuai
• Dekat dengan lokasi tujuan
Saran dan Masukan dari pengguna jasa :
• Penambahan jam keberangkatan untuk pagi dan sore hari
• Memperpendek headway dan menambah frekuensi perjalanan
• Penggunaan tarif progresif
• Alur keluar masuk penumpang yang lebih mudah
• Penambahan kereta khusus perempuan
• Tap In dan tap out gate yang terpisah
• Perpanjangan layanan sampai dengan Kutoarjo
• Perawatan rutin secara KFW
Elektrifikasi solo balapan palur : Memperluas layanan KRL guna penyediaan transportasi
aglomerasi. Progres Elektrifikasi 73%. Rencana pengujian atau uji dinamis pada April sampai
Agustus 2022, target selesai dan operasi September 2022.

Narasumebr III
Oleh Bapak Tulus Abadi
Ketua YLKI

KRL Solo – Jogja diharapkan dapat menjadi instrument yang bisa mengurangi kendaraan
pribadi. Selain bisa mengurngi laka lantas, juga dapat mengurangi penggunaan bahan bakar
minyak yang bisa menyebabkan polusi dan produksi karbon (emisi). Angkutan massal seperti
KRL Solo – Jogja adalah wujud konkrit sebagai upaya program dekarbonisasi yang sejalan
dengan program pemerintah dan isu global. Sebagai sebuah angkutan publik massal, pelayanan
KRL tidak bisa bersifat tunggal, harus terintegrasi dari hulu ke hilir. Dari pra-perjalanan,
selama perjalanan, dan pasca perjalanan. Dari segi pelayanan, manajemen PT KCI
bertanggungjawab penuh untuk mewujudkan keandalan berbasis Product Knowledge, bisnis
proses, infrastruktur, dan sumber daya manusia. Mengingat maraknya terjadi ranmor pribadi,
KRL harus mampu mewujudkan pelayanan yang melebihi SPM (Beyond of SPM), upaya untuk
mewujudkan ialah dengan mengadakan inovasi – inovasi seperti contohnya, pihak manajemen
LRT Palembang menggunakan jurus “Edutrip” kepada anak–anak TK, bekerja sama dengan
Dinas Pendidikan. Tujuan Edutrip ialah mensosialisasikan kederadaan LRT kepada anak –
anak. Hal serupa juga dilakukan oleh manajemen Transmilenio di Bogota, Kolombia, saat
mempromosikan angkutan massal BRT pada 2002. Rekayasa sosial sangat diperlukan, tidak
hanya rekayasa teknis saja, seperti pembangunan infrastruktur pendukung. Juga diperlukan
gimmick marketing yang lain untuk terus mempromosikan KRL Solo – Jogja.

Kita juga perlu mengenali karakter penumpang KA commuter di setiap aglomerasi.


Karakter penumpang KA commuter mungkin secara umum hampir sama, namun perlu
dicermati juga karena terdapat “budaya lokal” yang berbeda antar aglomerasi. Karakter
penumpang di aglomerasi Jogja dan Solo Raya pasti akan berbeda dengan penumpang
aglomerasi Jabodetabek. Dari segi tariff berbasis aspek ATP WTP, tariff flat sebesar 8 ribu
rupiah tentunya masih terjangkau dari sisi afordabilitas penumpang sebagai konsumen KRL.
Perlu dicek juga sebenarnya kemampuan membayar (ability to pay) penumpang untuk
merumuskan formulasi tariff yang lebih presisi dan fair. Baik bagi pax atau bagi operator.
Aspek kemauan membayar (willingness to pay) penumpang seperti apa, untuk mengetahui apa
keinginan dan pelayanan yang dibutuhkan. Apakah pelayanan saat ini sudah memenuhi
ekspektasi konsumennya atau belum. Sebenarnya keberadaan KRL Solo – Jogja sudah sangat
strategis baik dari sisi manajemen transportasi, energy dan bahanbakar, dan sudah mewujudkan
pelayanan yang handal kepada konsumennya. Namun sangat diperlukan dukungan dan
keberpihakan yang konkrit dari regulator pusat dan regulator daerah. (Pemkot/Pemkab) juga
sangat diperlukan berbagai upaya inovasi dan rekayasa sosial untuk mewadahi ekspektasi
konsumen dan masyarakat secara keseluruhan. Diperlukan juga kebijakan penentuan tariff
yang lebih sustainable guna menjaga keandalan pelayanan.

Anda mungkin juga menyukai