Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Transportasi merupakan sarana utama bagi manusia untuk bergerak dan berpindah
dari satu tempat ke tempat lain dengan cepat dan efisien. Transportasi sangat penting
peranannya bagi daerah baik itu perdesaan atau daerah semi urban atau urban di negara-
negara yang sedang berkembang, karena menyediakan akses bagi masyarakat untuk
memenuhi kebutuhan barang dan jasa sehari-hari, serta meningkatkan kehidupan sosial
ekonomi (Silondae, 2016) (Sugianto & Kurniawan, 2020). Seiring dengan
perkembangan teknologi, perkembangan sarana transportasi mengalami kemajuan
yang sangat pesat dari tahun ke tahun. Kecanggihan teknologi tersebut pada akhirnya
dapat membuat manusia berinovasi dengan membuat berbagai macam moda
transportasi mulai dari darat, air dan udara. Dengan adanya variasi dalam moda
transportasi tersebut sekarang masyarakat dapat dengan mudah melakukan mobilitas
antar daerah bahkan sampai antar pulau. Kemudahan tersebut menjadikan masyarakat
memiliki banyak opsi untuk melakukan perjalanan mulai dari mengendarai sepeda
motor, mobil, truk, bis, kapal maupun pesawat terbang.
Pasuruan dan Probolinggo merupakan kedua kabupaten yang berbatasan langsung.
Maka dari itu kedua kabupaten tersebut memiliki hubungan yang cukup tinggi dan
saling mempengaruhi mulai dari sosial, budaya, ekonomi dan lain sebagainya. Dari
kedekatan letak inilah yang menjadikan masyarakat dari kedua kabupaten ini saling
berinteraksi. Banyak masyarakat yang kesehariaannya bermobilisasi dari Pasuruan ke
Probolinggo maupun sebaliknya. Karena di dasari hal tersebut maka sudah selayaknya
pemerintah memberikan kemudahan akses untuk memperlancar mobilisasi antar
kabupaten tersebut. Kemudahan akses tersebut seperti penyediaan infrastruktur yang
memadai dan memberikan sistem transportasi yang baik. Keberadaan sistem
transportasi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan keterkaitan ekonomi dan sosial serta
memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk meningkatkan mobilitas (Rahman,
dkk., 2021) (Caroline, 2015). Kebutuhan transportasi ini menjadi suatu hal yang
penting dalam mendukung mobilitas masyarakat. Dalam praktiknya perjalanan
Pasuruan – Probolinggo dapat ditempuh menggunakan berbagai moda seperti sepeda
motor, mobil, truk, bus maupun kereta. Banyaknya pilihan moda ini sudah cukup
membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan perpindahan.
Selain pilihan moda yang cukup beragam, kini masyarakat juga sudah dapat
melakukan perjalanan Pasuruan – Probolinggo melalui jalan bebas hambatan (tol)
menggunakan mobil, bis maupun truk. Tol Pasuruan – Probolinggo sendiri sudah
diresmikan sejak tanggal 10 April 2019. Untuk mendukung mobilitas ekonomi dan
perdagangan suatu daerah, diperlukan suatu pemilihan moda dan rute mencukupi
kebutuhan penduduk (Pradhitasari, 2016). Sejak saat itu juga mulai ada penerapan
armada bis patas oleh beberapa perusahaan bis yang melewati jalur tol. Bis patas
merupakan bis yang mempunyai rute berbeda dengan bis pada umunya (ekonomi)
karena menggunakan jalan tol secara penuh. Hal tersebut pada dasarnya akan
menguntungkan penumpang karena dapat mempersingkat waktu perjalanan.
Akan tetapi pemanfaatan transportasi umum dari Pasuruan ke Probolinggo
maupun sebaliknya belum maksimal. Hal tersebut dikarenakan masyarakat masih
condong untuk memilih kendaraan pribadi seperti sepeda motor dan mobil. Pilihan
tersebut akan berpengaruh pada kepadatan jalan Pasuruan-Probolinggo yang dapat
menyebabkan kemacetan. Dalam penerapannya sebenarnya penyedia jasa transportasi
umum sudah melakukan penyesuaian dengan pengoperasian bus patas. Bus patas ini
memiliki rute yang berbeda dengan bus ekonomi, yang mana bus ini akan melewati
jalan tol sehingga dapat memaksimalkan waktu perjalanan. Tetapi dalam praktiknya
pemanfaatan bis patas ini juga masih kurang maksimal. Hal tersebut dapat dilihat dari
kecenderungan masyarakat yang lebih memilih bis ekonomi. Kecenderungan ini bukan
tanpa alasan, beberapa masyarakat berasumsi jika penggunaan bis patas kurang efektif
jika dilihat dari segi ekonomi. Hal tersebut dikarenakan tarif bis patas memiliki nilai
yang lebih besar dibandingkan dengan bis ekonomi.
Selain itu dalam suatu perjalanan tentunya akan melewati banyak situasi yang
dapat mempengaruhi kelancaran perjalanan. Ada beberapa hal yang dapat
mempengaruhi kelancaran perjalanan seperti pemilihan moda, pemilihan jalur dan
beberapa hambatan samping yang ada di jalan raya. Dengan adanya hal tersebut maka
akan banyak hal yang terpengaruh seperti perbedaan waktu, kecepatan dan biaya.
Seperti contohnya di jalan arteri, akan banyak ditemui hambatan samping yang
disebabkan dari kegiatan lokal masyarakat. Kegiatan lokal seperti inilah yang sangat
mengganggu kelancaran lalu lintas, dimana dapat menyebabkan biaya operasional
kendaraan (BOK) menjadi meningkat disetiap jenis kendaraan yang melewatinya
(Redinata, 2020).
Biaya operasional kendaraan (BOK) sendiri merupakan biaya yang dikeluarkan
untuk mengoperasikan kendaraan. BOK dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti jenis
kendaraan, harga bahan bakar, harga ban, harga servis dan lain sebagainya. Variabel
penting yang mempengaruhi hasil perhitungan biaya operasi kendaraan adalah biaya
langsung dan biaya tidak langsung (Salim, 2009). Menurut (Kamaludin, dkk., 2018)
BOK didefinisikan sebagai biaya dari semua faktor-faktor yang terkait dengan
pengoperasian satu kendaraan pada kondisi normal untuk suatu tujuan tertentu.
Berdasarkan pertimbangan ekonomi, diperlukan kesesuaian antara besarnya tarif.
Dalam hal ini pengusaha angkutan umum mendapatkan keuntungan yang wajar dan
dapat menjamin kelangsungan serta perkembangan jasa usaha yang dikelolanya.
Dalam penelitian ini akan menghitung biaya operasional kendaraan dengan
menggunakan metode Pacific Consultant International (PCI) 1997. Metode ini dipilih
karena mempunyai kebutuhan kelengkapan data yang cukup tinggi dan memiliki
kemudahan dalam penerapannya. Selain itu, metode ini juga sudah cukup banyak
diterapkan di berbagai penelitian sehingga penggunaan metode ini dapat menjadi suatu
pembanding dan evaluasi diantara penelitian sebelumnya. Dalam (LPM – ITB, 1997)
juga dijelaskan bahwa metode PCI memiliki kelengkapan data yang lebih baik dan
lebih mudah diterapkan dibandingkan dengan metode yang lain.
Penelitian yang sebelumnya menggunakan metode ini antara lain seperti
penelitan (Fatmawati, 2021) Mengenai “Perbandingan Biaya Operasional Kendaraan
(BOK) dengan metode PCI pada Jalan Lingkar Barat Rogojampi Dengan Jalan
Eksisting Rogojampi Kecamatan Rogojampi Kabupaten Banyuwangi”. Dalam
penelitian tersebut didapatkan hasil bahwa BOK pada jalan eksisting jauh lebih besar
karena pada jalan eksisting mempunyai volume lalu lintas yang lebih padat sehingga
menyebabkan macet dan memakan biaya operasional kendaraan yang lebih banyak.
Selain itu pada metode PCI juga digunakan dalam penelitian ( Cahyono & Tantry,
2022) dengan judul “Analisis Tarif Biaya Operasional Kendaraan (BOK) Bus Kelas
Ekonomi Jurusan Surabaya-Malang Dengan Metode Pacific Consultant International
(PCI)”. Dalam penelitian ini didapatkan kesimpulan bahwa kemampuan penumpang
untuk membayar lebih besar dari kemauan membayar, hal ini dikarenakan bahwa
responden memiliki penghasilan yang tinggi tetapi utilitas terhadap bus rendah pada
kondisi ini disebut choiced riders. Choiced riders ini merupakan kelompok orang yang
memiliki banyak pilihan dalam menentukan moda angkutan yang akan digunakan
untuk mobilitasnya.
Maka dari itu, untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai
biaya operasional kendaraan pada penelitian ini akan dilakukan perhitungan biaya
operasional kendaraan untuk ditinjau kembali apakah tarif yang ditentukan sudah
sesuai dengan biaya operasional kendaraan. Selain itu dalam penelitian ini juga akan
menyajikan perbandingan hasil perhitungan biaya operasional kendaraan antara
kendaraan yang melewati jalur tol dengan kendaraan yang melewati jalur arteri.
Perhitungan biaya operasional kendaraan ini dibutuhkan untuk memberikan
pemahaman secara umum kepada masyarakat bahwa biaya atau tarif kendaraan yang
melewati tol cenderung mahal karena mungkin biaya operasional yang diperlukan juga
sebanding dan diasumsikan tidak terlalu jauh selisihnya dengan harga tarif yang sudah
ditetapkan. Hal tersebut selanjutnya dapat menjadi bahan pertimbangan lebih lanjut
oleh masyarakat dan diharapkan dapat memaksimalkan sarana transportasi umum yang
telah tersedia sehingga dapat menekan kemacetan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, dapat diambil beberapa rumusan
masalah yang akan dibahas pada penelitian ini, yaitu:
1. Bagaimana hasil dari perhitungan BOK di jalan arteri Pasuruan – Probolinggo?
2. Bagaimana hasil dari perhitungan BOK di jalan tol Pasuruan – Probolinggo?
3. Bagaimana perbandingan perhitungan BOK di jalan arteri dan jalan tol Pasuruan –
Probolinggo?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disusun, penelitian ini memiliki
beberapa tujuan, yaitu:
1. Mendiskripsikan hasil dari perhitungan BOK di jalan arteri Pasuruan – Probolinggo
2. Mendiskripsikan hasil dari perhitungan BOK di jalan tol Pasuruan – Probolinggo
3. Mendeskripsikan perbandingan perhitungan BOK di jalan arteri dan jalan tol
Pasuruan - Probolinggo

1.4 Batasan Masalah Penelitian


Agar pembahasan pada penelitian ini menjadi lebih spesifik, terdapat batasan
masalah penelitian, yaitu:
1. Penelitian ini hanya berfokus pada jalan arteri dan jalan tol rute Pasuruan –
Probolinggo
2. Pengambilan data harga satuan komponen biaya didapat dari survei langsung ke
lapangan
3. Penelitian menggunakan jenis kendaraan berupa mobil penumpang, bus dan truk.
4. Penelitian ini menggunakan metode perhitungan BOK dari Pacific Consultant
International (PCI)

1.5 Manfaat Penelitian


Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara teoritis
maupun praktis untuk civitas akademik di jurusan teknik sipil dan transportasi,
masyarakat dan para pengguna transportasi, serta pembaca pada umumnya.

1.5.1 Manfaat Teoritis


Secara teoritis, penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk :
a. Memberikan informasi tentang biaya operasional kendaraan (BOK) pada arus
jalan Pasuruan – Probolinggo
b. Memberikan informasi tentang perbandingan Biaya Operasional Kendaraan
(BOK) pada arus jalan Pasuruan – Probolinggo
c. Menambah wawasan ilmu khususnya bidang pembelajaran manajemen
transportasi sehingga mendorong peneliti lain untuk melaksanakan penelitian
sejenis yang lebih luas dan mendalam.
1.5.2 Manfaat Praktis
Secara praktis, penelititan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada :
a. Mahasiswa
Manfaat penelitian ini bagi mahasiswa adalah untuk pengembangan eksplorasi
mahasiswa khususnya dalam bidang manajemen transportasi.
b. Pengguna Jalan
Para pengguna jalan dapat mengambil keputusan yang tepat disaat akan
memilih untuk menggunakan jenis kendaraan di jalan arteri primer maupun jalan
tol Pasuruan - Probolinggo

1.6 Definisi Operasional


a. Transportasi adalah kegiatan pemindahan barang (muatan) dan penumpang dari
suatu tempat ke tempat lain
b. Jalan Arteri merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama
dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata rata tinggi, dan jumlah jalan
masuk dibatasi secara berdaya guna.
c. Jalan Tol adalah jalan umum yang merupakan bagian sistem jaringan jalan dan
sebagai jalan nasional yang penggunanya diwajibkan membayar tol.
d. Biaya Operasional Kendaraan (BOK) atau Vehicle Operating Cost adalah biaya
yang dihitung berdasarkan pemakaian dan pemanfaatan kendaraan dalam waktu
tertentu. Biaya operasional kendaraan dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti
jenis kendaraan, harga bahan bakar, harga ban, harga servis dan lain sebagainya.
Variabel penting yang mempengaruhi hasil perhitungan biaya operasi kendaraan
adalah biaya lansung dan biaya tidak langsung

Anda mungkin juga menyukai