Anda di halaman 1dari 10

REFORMASI ANGKUTAN PEDESAAN RUTE K-14

(PASAR SETU-KAMPUNG UTAN)


KABUPATEN BEKASI
TD 3.3

DISUSUN OLEH :
ADILAH PUTRI SANDARIA (2101007)
DANI TAUFIKILLAH AKBAR (2101084)
DWI INTAN WINDARI (2101107 )
M. SATYA ALVINO (2101202)
M. TEGUH ZAKY A. (2101203)

POLITEKNIK TRANSPORTASI DARAT INDONESIA - STTD


2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT berkat Rahmat, Hidayah, dan Karunia-Nya kepada kita semua
sehingga kami dapat menyelesaikan laporan rencana kerja dengan judul "Reformasi Angkutan
Pedesaan Rute K-14 (Pasar Setu-Kampung Utan) Kabupaten Bekasi". Laporan ini disusun
sebagai salah satu syarat untuk memenuhi nilai ulangan tengah semester. Penulis menyadari
dalam penyusunan laporan ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak. Karena itu
pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih kepada:

Bapak Edi Purwanto, ATD., MT. Selaku Dosen Manajemen Angkutan Umum, Politeknik
Transportasi Darat Indonesia-STTD.

Kami menyadari laporan ini tidak luput dari berbagai kekurangan. Penulis mengharapkan saran
dan kritik demi kesempurnaan dan perbaikannya sehingga akhirnya laporan ini dapat
memberikan manfaat bagi bidang pendidikan dan penerapan di lapangan serta bisa
dikembangkan lagi lebih lanjut.

Bekasi, 16 November 2023

Kelompok 5
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang masalah


Angkutan umum ialah salah satu media transportasi yang disediakan untuk
masyarakat dalam memenuhi kebutuhan transportasi masyarakat dalam menunjang
aktivitas sehari-hari dengan membayar tarif. Angkutan umum memiliki peranan sangat
penting dalam pembangunan perekonomian dalam mendukung kegiatan dan
perputaran roda pembangunan nasional khususnya kegiatan dalam bidang
perekonomian. Angkutan merupakan elemen penting dalam perekonomian karena
berkaitan dengan distribusi barang, jasa, dan tenaga kerja, serta merupakan inti dari
pergerakan ekonomi, berbagai bentuk moda angkutan umum dengan karakteristik dan
tingkat pelayanan yang diberikan mewarnai perkembangan sistem angkutan umum
yang berorientasi kepada kenyamanan dan keamanan sehingga dapat bersaing dengan
angkutan pribadi.
Angkutan umum perdesaan atau angkutan desa merupakan sebuah moda
transportasi yang merujuk kepada angkutan umum. Angkutan desa atau biasa disingkat
angdes adalah sebuah transportasi umum dengan rute yang sudah ditentukan.Tidak
seperti bus yang mempunyai halte sebagai tempat perhentian yang sudah ditentukan,
sedangkan angkutan perdesaan dapat berhenti untuk menaikkan atau menurunkan
penumpang di mana saja. Jenis kendaraan yang digunakan adalah minibus atau bus
kecil.
Permasalahan yang ada saat ini pada angkutan umum yang ada bukan hanya dari
segi pelayanan yang kurang tetapi adanya transpotasi online. Disinilah peran
pemerintah yang seharusnya bisa mengatur dan membenahi agar tidak menjadi sebuah
persaingan melainkan dapat saling melengkapi dan menjadi transportasi multimoda.
Dari permasalahan – permasalahan yang tersebut maka perlulah adanya reformasi
angkutan massal yang diharapkan menjadi langkah awal untuk mendorong masyarakat
beralih kembali menggunakan angkutan umum. Karena angkutan umum masih
dibutuhkan untuk beberapa kalangan dan masih memiliki potensi untuk dikembangkan.
Reformasi angkutan umum pada penelitian ini menggunakan panduan yang berasal dari
Institute for Transportation & Development Policy. Dimana ada lima prinsip dasar
reformasi, yaitu terciptanya institusi pengelolaan angkutan, tarif angkutan yang
terintegrasi, jaringan angkutan umum yang efesien, kualitas layanan yang andal dan
industri angkutan umum yang professional..
Oleh sebab itu maka diperlukan suatu penelitian berupa membuat rencana kerja
dalam rangka melakukan reformasi angkutan perdesaan rute K-14, apakah pelayanan
yang diberikan oleh angkutan umum tersebut yakni, dalam hal jasa angkutan umum
pada mempengaruhi tingkat kepuasan para pengguna jasa angkutan tersebut.Dengan
judul : “ Reformasi Angkutan Perdesaan Rute K-14(Pasar Setu- Kampung Utan)
Kabupaten Bekasi.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan indentifikasi masalah diatas, maka masalah dalam
penelitian ini dapat dirumuskan bagaimana membuat rencana kerja dalam rangka
melakukan reformasi angkutan perdesaan rute K-14, apakah pelayanan yang
diberikan oleh angkutan umum tersebut yakni, dalam hal jasa angkutan umum
pada mempengaruhi tingkat kepuasan para pengguna jasa angkutan tersebut.Dengan
judul : “ Reformasi Angkutan Perdesaan Rute K-14
(Pasar Setu- Kampung Utan) Kabupaten Bekasi.

3. Tujuan penelitian
Tujuan dalam penelitian ini dimaksud untuk membantu memberikan informasi
kepada masyarakat pengguna jasa transportasi di Kabupaten bekasi mengenai apakah
dengan melakukan reformasi pada angkutan umum K14 masyarakat mau menggunakan
angkutan umum. Selain itu penulis berharap melalui penelitian ini dapat menjadi efek
berantai dalam memecahkan masalah transportasi seperti kemacetan dan mendorong
masyarakat untuk lebih menggunakan transportasi umum dibanding kendaraan pribadi.

4. Batasan Masalah
Penelitian ini mempunyai beberapa batasan, antara lain :
1. Lokasi penelitian adalah rute yang dilewati oleh angkutan perdesaan K14 yakni di
daerah ( pasar setu-kampung utan).
2. Sosialisasi kepada masyarakat mengenai reformasi angkutan umum K14
3. Survai dilaksanakan sebanyak 2-4 hari yaitu pada hari selasa dan rabu.

5. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Bagi Masyarakat Pengguna Jasa Angkutan Umum Melalui penelitian Ini
masyarakat pengguna jasa transportasi angkutan umum yang baru tinggal maupun
menetap diKabupaten Bekasi akan lebih dimudahkan dalam melakukan perjalanan
dari suatu tempat ketempat lainnya.
b. Manfaat Bagi Sopir Angkutan Umum Dengan
Akan dapat meningkatan jumlah pengguna angkutan umum, secara tidak langsung
maka dapat meningkatkan pendapatkan sopir angkutan umum di Kabupaten Bekasi
juga, sehingga mereka akan lebih semangat lagi dalam bekerja.
c. Manfaat Bagi Pemerintah Kota Semarang Melalui Penelitian ini
Dapat bermanfaat untuk meningkatkan pendapatan Kabupaten Bekasidi sektor
transportasi sekaligus dapat mengurangi pengangguran di Kabupaten Bekasi.
Manfaat lain yang diharapkan adalah dapat berkurangnya kemacetan di Kabupaten
Bekasi dengan mendorong masyarakat untuk lebih menggunakan transportasi
umum.
d. Manfaat Bagi Intitusi Pendidikan Melalui hasil penelitian ini
Diharapkan dapat memberi manfaat dan menambah daftar pustaka bahan
bacaan bagi taruna/ taruni PTDI-STTD.
6. Metode Pengumpulan Data dan Rencana Pemecahan Masalah
Metode yang digunakan penulis dalam melakukan penelitian ini yaitu :
Untuk pengumpulan data terdapat dua data, yaitu data primer dan data sekunder.
Untuk data primer didapatkan dengan menggunakan kuisioner yang dibagikan kepada
responden yang berada di trayek K-14 (Kampung Utan-Pasar Setu). Cara mengambil
sampel dari populasi menggunakan teknik sampling. Untuk data primer, selain
melakukan survey kuisioner kepada masyarakat. Dilakukan juga survey wawancara
kepada stakeholder terkait, yaitu kepada Dinas Perhubungan Kabupaten Bekasi tentang
kesiapan reformasi angkutan serta presepsI tentang reformasi angkutan. Untuk data
sekunder didapatkan dari instansi - instansi terkait.
1. Refrensi
Mencari data yang berasal dari buku literatur atau dari jurnal internet terkait
masalah yang diangkat dalam penelitian ini yang bertujuan untuk memperoleh data
teori mengenai masalah transportasi.
2. Wawancara Dan Kuesioner
Wawancara merupakan alat pengumpulan data untuk memperoleh informasi
langsung dari sumbernya. Wawancara akan dilakukan secara langsung kepada objek
yang disurvei yaitu :
1. Dinas Perhubungan Kabupaten Bekasi
Wawancara ini dilakukan untuk memenuhi data sekunder yang didapatkan
dari instansi terkait yaitu dari Dinas Perhubungan Kabupaten Bekasi berupa
Data Inventaris Jumlah dan Kondisi Armada Angkutan Kota, Rencana Umum
Jaringan Trayek (Angkutan Umum) Kabupaten Bekasi.
2. Data Survey Wawancara Masyarakat
Data survey wawancara di butuhkan untuk mengetahui minat masyarakat
terhadap reformasi angkutan umum K14
3. Data Wawancara Terhadap Operator Wawancara ini di butuhkan untuk
mengetahui hal apa saja yang menjadi hambatan dan penolakan dari operator
angkutan umum jika terjadi reformasi angkutan umum, sehingga dapat di ambil
langkah yang tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut.
3. Kontrak Kerjasama Terhadap Operator Angkutan Umum
Penyelenggaraan angkutan umum meliputi tiga aspek, yaitu aspek pelayanan,
aspek pembiayaan, dan aspek kolaborasi. Dalam menyinergikan ketiga aspek
tersebut, aspek pelayanan tersebut perlu adanya kerja sama yang dilakukan oleh
pihak-pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan layanan angkutan massal
perkotaan. Adapun aspek pembiayaan, diterapkan untuk mendukung operator agar
bisa memberikan layanan yang optimal bagi masyarakat. Kebijakan pembiayaan
untuk penyelenggaraan layanan angkutan massal, menurut Menhub dapat dilakukan
dengan memberlakukan program non farebox revenue --pendapatan operator tidak
bergantung pada tarif yang dibayarkan oleh penumpang, misalnya yang pertama
adalah pemberian subsidi angkutan massal, penetapan parkir progresif, dan ERP;
yang kedua adalah penerapan skema land value capture untuk angkutan
umum/massal berbasis rel; dan ketiga, biaya tenant dan iklan lainnya. Selanjutnya
pembiayaan melalui kolaborasi ini dapat dilakukan melalui kerjasama antar
Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah atau pihak ketiga/swasta (selaku
operator angkutan umum/massal eksisting) maupun penyediaan angkutan
umum/massal berbasis demand (angkutan bus khusus ke/dari kawasan perumahan)

7. Waktu dan lokasi


Lokasi penelitian adalah rute yang dilewati oleh angkutan perdesaan K14 yakni di
daerah ( pasar setu-kampung utan) dan survei tersebut dilaksanakan sebanyak 2-4 hari
yaitu pada hari selasa dan rabu.

8. Kebutuhan survei
- Handphone
- Buku
- Alat tulis
- Clipboard
- Formular

9. Pembagian tugas
Untuk kelompok 5 sendiri terdiri dari 5 anggota dengan pembagian tugasnya adalah 3
orang wawancara ke lapangan dan 2 orang ke Dinas Perhubungan Kabupaten Bekasi.

10. Analisis
Dari sumber data yang diperoleh baik secara primer dan data sekunder maupun hasil
wawancara langsung terhadap target sasaran melalui teknik pengumpulan data
kualitatif dengan menggunakan wawancara, akan diolah untuk mendapatkan informasi
yang bermanfaat yang mendukung teori yang digunakan dalam proyek akhir ini.
11. Kesimpulan
Dalam rencana kerja “ Reformasi Angkutan Pedesaan Rute K-14(Pasar Setu-Kampung
Utan) Kabupaten Bekasi “ banyak data yang dibutuhkan seperti data primer dan
sekunder. Dalam pembahasan penelitian di atas perlu diadakan survei terhadap
operator dan regulator, serta masyarakat sebagai pengguna angkutan umum.
Rencananya survei akan diadakan 2 kali untuk mendapatkan data yang dibutuhkan
sehingga rencana kerja ini dapat berjalan dengan baik. Masyarakat akan diwawancara
mengenai standar pelayanan sampai keinginan menggunakan angkutan umum, dengan
beberapa poin pertanyaan yang akan dijawab. Selain itu penelitian ini ditujukan untuk
mengetahui keinginan masyarakat beralih dari kendaraan pribadi menuju angkutan
umum dan dampak operator-regulator jika angkutan K-14 dikembangkan metode
pelayanannya. Diharapkan rencana kerja ini menghasilkan hal baru yang dapat
memajukan angkutan umum, terutama rute K-14 (Kampung Utan-Pasar Setu) yang akan
membuat masyarakat beralih menggunakan angkutan umum ini dengan tarif yang telah
ditetapkan dan menguntungkan kerjasama operator dan regulator. Penyedia angkutan
umum dan instansi lainnya diharapkan dapat mengembangkan angkutan umum
berdasarkan pelayanan yang sesuai dengan permintaan masyarakat.
12. Lampiran
Contoh Surat Perjanjian Kerjasama

FORMAT PERJANJIAN KERJASAMA JASA ANGKUTAN


ANTARA

…………

DENGAN

…………

Pada Hari Ini …. Tanggal …. Bulan …. Tahun …. Telah Disepakati Perjanjian Kontrak Jasa
Angkutan Di …. Antara Para Pihak Sebagai Berikut :

Nama :
Jabatan :
Alamat :
Nama Perusahaan :

Selanjutnya Disebut PIHAK PERTAMA (Pemilik/Kuasa Armada)

Nama :
Jabatan :
Alamat :
Nama Perusahaan :

Selanjutnya Disebut PIHAK KEDUA (Pemilik/Kuasa Penyewa)

PIHAK PERTAMA Menyatakan Akan Menyediakan …. Unit Mobil Angkutan Kepada PIHAK KEDUA
Selaku Penyewa Untuk Dipergunakan Dalam Mengangkut Manusia Dan Barang Di Area …. Ke ….
Jarak Tempuh …. KM PP

Anda mungkin juga menyukai