Anda di halaman 1dari 6

Diskusi 6 MAPU5303 Kebijakan Pengembangan Wilayah & Perkotaan

Wiwik Diana Farida


530078788
Mohon ijin memberikan jawaban
1. Apakah semua moda angkutan umum diperlukan untuk pengembangan suatu kota?
Jawaban:
Ya, Karena sistem transportasi kota mempunyai peran penting dalam mengarahkan
perkembangan kota dan merupakan salah satu pembentuk struktur kota. Oleh karenanya
penyediaan system transportasi kota haruslah terkait dengan tata guna lahan kota. Selain itu,
sistem transportasi juga merupakan penunjang pertumbuhan ekonomi kota. Perekonomian kota
akan dapat lebih berkembang dengan baik bila kota didukung oleh sistem transportasi yang
efisien. Sistem transportasi yang tidak efisien akan menimbulkan biaya tambahan sebagai
akibat kemacetan, keterkaitan antar moda yang tidak saling mendukung, kurangnya angkutan
umum yang memadai khususnya bagi masyarakat ekonomi lemah, dan sebagainya.

Terdapat kecenderungan pengembangan perkotaan yang lebih memihak kepada pengguna


mobil pribadi, sedangkan pejalan kaki dianggap sebagai warga negara kelas dua, terlebih lagi
para diffable, insan lansia, perempuan, dan anak-anak. Dengan konsep demikian, maka
dampaknya adalah kota memerlukan jaringan jalan dan fasilitas parkir dalam jumlah banyak,
pembangunan jembatan penyeberangan yang kurang memperhatikan kebutuhan masyarakat
dan lebih demi kelancaran arus lalu-lintas, sementara kepentingan angkutan umum tampak
kurang diperhatikan dan dikembangkan. Kesemua hal tersebut pada gilirannya menyebabkan
timbulnya persoalan-persoalan polusi udara, kebisingan, kemacetan lalu-lintas,
ketidakefisienan pergerakan, pemborosan energi, dan sebagainya.

Peran Transportasi Dalam Pengembangan Perkotaan

- Transportasi sebagai Pembentuk Struktur Ruang Kota

Dalam konteks yang lebih jauh, peran transportasi dalam suatu sistem kota di satu sisi adalah
memberikan dukungan pelayanan pada perkembangan kota, di sisi lain mengarahkan dan
menstimulir perkembangan kota. Dengan demikian jelas bahwa peran sistim transportasi dalam
suatu sistim perkotaan sangat penting, bahkan sangat fital dibandingkan dengan komponen
lainnya. Dengan demikian dalam proses perencanaan kota, komponen transportasi akan selalu
mengemuka.
- Transportasi sebagai Penunjang Pertumbuhan Ekonomi

Produktivitas suatu kegiatan ekonomi sangat tergantung pada efisiensi dan efektivitas
penyediaan dan penggunaan bahan-bahan kebutuhan produksi dan penyaluran hasil produksi.
Transportasi dapat memberikan kontribusi terhadap efisiensi penyediaan kebutuhan produksi
melalui penyediaan sistim transportasi yang baik sehingga biaya pengadaan kebutuhan
produksi dapat diminimalisasi. Disamping itu, penyediaan sistim transpotasi yang baik juga
dapat menekan biaya penyaluran produksi ke pasar. Hal ini dapat memberikan kontribusi
positif terhadap peningkatan produktivitas secara keseluruhan sehingga dapat menunjang laju
pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat. Untuk menunjang pengembangan sistem angkutan
kota yang terjangkau dan berkelanjutan harus memperhatikan aspek-aspek pengembangan
angkutan umum sebagai berikut:

a. Keterpaduan sistem angkutan umum kota

b. Pemilihan moda yang sesuai

c. Memperhatikan kebutuhan dari seluruh lapisan masyarakat

d. Memperhatikan kemungkinan peran serta masyarakat

e. Dampak lingkungan yang ditimbulkan

- Untuk suatu kota sering dibutuhkan pelayanan angkutan umum kota dengan lebih satu moda
sesuai karakteristik kota itu sendiri. Oleh karena itu dalam mengadakan perencanaan
pengembangan sistem angkutan umum ini harus terpadu antara berbagai sub-sistem (moda)
tersebut. Sehingga tidak terjadi tumpang tindih antara moda satu dengan yang lainnya. Sebagai
contoh, berbaurnya berbagai moda di beberapa kota di Indonesia tanpa memperhatikan hirarki
dan fungsi jaringan jalan serta akan menimbulkan persaingan yang tidak sehat dalam
pengoperasiannya.

- Pemilihan moda yang sesuai juga akan menunjang efektifitas dan efisiensi penyediaan
pelayanan angkutan umum kota. Untuk kota yang mempunyai kepadatan penduduk dan
intensitas tata guna lahan yang tinggi akan lebih sesuai bila dilayani dengan sistem angkutan
massal, sedangkan untuk kota yang tingkat kepadatan penduduk dan intensitas tata guna
lahannya rendah akan lebih sesuai bila dilayani dengan angkutan yang berkapasitas sedang
seperti mikrolet.
- Penyediaan angkutan umum kota perlu juga memperhatikan kebutuhan dan kepentingan
segenap lapisan masyarakat yang berbeda-beda. Setiap lapisan masyarakat berhak mendapat
manfaat dari pelayanan sistem angkutan umum sehingga harus diperhatikan keterjangkauan
baik secara spatial maupun ekonomi. Sebagai contoh, pelayanan untuk orang mampu lebih
diutamakan kepada kenyamanan sedangkan untuk orang yang kurang mampu lebih
mempertimbangkan moda transportasi yang murah. Namun demikian, penyediaan sarana
angkutan umum yang murah atau terjangkau tentunya diperlukan adanya kebijakan dari
pemerintah, misalnya mekanisme subsidi silang dari penyediaan angkutan umum non-
ekonomis kepada angkutan umum ekonomis.

- Dalam penyediaan pelayanan angkutan umum kota, peranan swasta/masyarakat juga perlu
dirangsang keterlibatannya mengingat keterbatasan dana pemerintah. Kebijaksanaan-
kebijaksanaan untuk mendukung hal ini perlu digariskan dengan memperhatikan adanya
keseimbangan antara tujuan pelayanan swasta yang ‘profit-oriented’ dan pelayanan pemerintah
yang ‘public-orriented’.

- Aspek yang tidak kalah penting adalah dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh angkutan
umum. Misalnya mempertahankan angkutan murah dengan tetap memperhatikan dampak
terhadap lingkungan yang ditimbulkannya (polusi udara dan polusi suara). Salah satunya
adalah mengembangkan peranan para-transit tak bermotor untuk melayani angkutan lokal dan
terjangkau bagi masyarakat kelas bawah.

2. Bagaimanakah karakteristik transportasi di kota-kota besar di Indonesia?


Jawaban:
Transportasi mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia, karena tranportasi
mempunyai pengaruh besar terhadap perorangan, masyarakat, pembangunan ekonomi, dan
sosial suatu negara. Sistem yang digunakan untuk mengangkut penumpang dan barang dengan
menggunakan alat angkut tersebut dinamakan moda transportasi. Pemilihan moda dapat
dikatakan sebagai tahap terpenting dalam perencanaan dan kebijakan transportasi. Hal ini
menyangkut efisiensi pergerakan di daerah perkotaan, ruang yang harus disediakan kota untuk
dijadikan prasarana transportasi, dan banyaknya pilihan moda transportasi yang biasa dipilih
oleh penduduk. Salah satu moda transportasi darat yang digunakan adalah bus.

Beberapa aspek dari kendaraan angkutan umum yang masih di keluhkan oleh
masyarakat yaitu ; pertama ; Kondisi kendaraan yang sebagian besar kurang layak jalan.
Kedua; perilaku sopir angkutan cenderung ugal-ugalan dan bahkan tidak sedikit sedang mabuk.
Ketiga ; para penggusaha angkutan umum lamban dalam melakukan peremajaan kendaraanya.
Keempat ; banyak terjadi tindak kejahatan di angkutan umum seperti copet, penjambretan
bahkan pemerkosaan, di dalam angkutan umum. Kelima; menaikan dan menurunkan
penumpang tidak di halte tapi lebih banyak sembarang tempat seuai keinginan penumpang.
Buruknya kinerja pelayanan angkutan umum tersebut menyebabkan masyarakat lebih suka
menggunakan kendaraan pribadi. Sedangkan masyarakat yang tidak memiliki mobil mereka
beralih ke sepeda motor.

Adapun karakteristik permasalahan yang dihadapi transportasi di kota-kota di Indonesia


adalah:

1. Aspek Kendaraan itu sendiri

a. Di Indonesia pada umumnya Angkutan Orang kendaraan bermotor yang digunakan jenis
Bus, Besar, Bus sedang dan kendaraan kecil seperti Taxi. Angkutan Kota, Bemo, Bajai,
semua jenis kendaraan umum diatas secara umum kondisinya kurang dilakukan perawatan
secara rutin

b.Kendaraan angkutan umum tersebut pada umumnya jarang dilakukan uji kelayakan secara
rutin, jika dilakukan uji kelayakan banyak di temukan sekarang sekedar formalitas atau uji kir
bodong.

c. Kendaraan angkutan umum yang beroperasi secara umum usia kendaraan melebihi umur
teknis membuat kurang nyaman para penumpang.

2. Aspek Pengusaha dan Angkutan Umum

a. Kepemilikian angkutan umum yang beroperasi belum seluruhnya dikelolah dalam bentuk
badan hukum. Akan tetapi masih dikelola secara perorangan.

b. Para pemilik angkutan umum baik yang sudah berbadan hukum maupun belum berbadan
hukum pada umumnya manajemen masih belum solid, orientasi mengejar setoran
menyebabkan efek yang kurang baik terhadap perilaku sopir.

c. Para pemilik angkuatan umum kurang memberikan pembinaan terhadap para sopir
termasuk peningkatan keterampilan sopir dan pembinaan mentalitas sopir.

d. Para pemilik kendaraan angkutan umum Kurang melakukan pengawasan terhadap para
sopir dengan munculnya para sopir tembak.
3. Aspek Pengemudi / Sopir,

a. Pada umumnya para sopir, angkutan umum berpendidikan rendah (dibawah SLTA)

b. Para sopir kurang memiliki keterampilan dalam mengemudi kendaraan yang sesuai dengan
peraturan yang berlaku.

c. Pada umumnya para sopir mendapatkan SIM dengan cara jalan pintas

d. Para sopir angkutan umum pada umumnya belum bersertifikat yang ditetapkan oleh
lembaga yang berwenang.

4. Aspek Masyarakat

a. Penilaian masyarakat terhadap Angkutan Umum belum merasa puas atas pelayanan
angkutan umum tersebut

b. Dewasa ini masyarakat sudah mulai meninggalkan angkutan umum dan beralih
menggunakan sepeda motor atau kendaraan pribadi.

c. Pada umumnya masyarakat tidak memilki pilihan lain kecuali naik angkutan umum yang
kondisinya kurang laik jalan.

5. Aspek Pemerintah

a. Regulasi mengenai angkutan umum mulai dari Undang-undang dan turunannya sudah cukup
kuat. Akan tetapi Implemnetasi dalam bentuk pembinaan , pengendalian dan pengawasan
operasional kurang dilakukan secara intensif dan koordinatif mengakibatkan kondisi angkutan
umum di Indonesia kurang memuaskan masyarakat.

b. Pemberian izin trayek tidak dilakukan berdasarkan pada Indikator dan kriteria Load Factor
mengakibatkan jumlah kendaraan angkutan umum melebihi jumlah yang sesuai ketentuan yang
berlaku praktek menyimpang.

c. Pelaksanaan uji kelayakan bagi kendaraan angkutan umum dinilai kurang efektif
mengakibatkan kondisi angkutan umum yang kasat mata tidaklaik jalan masih tetap beroperasi.

d. Pelaksanaan penegakan hukum masih lemah terhadap terjadinya angkutan umum yang
berhenti sembarang tempat, kendaraan angkutan umum yang ngetem di perempatan, parker di
badan jalan.
Masalah angkutan umum maka permasalahan yang dihadapi oleh angkutan umum sangat
kompleks. Solusi untuk keluar dari dilemma diatas memerlukan keseriusan, konsistensi, dan
komitmen pemerintah agar angkutan umum menjadi primadona bagi masyarakat dalam
melakukan mobilitas sehari hari. Pemerintah harus bersinergi antar lembaga pemerintahan dan
para stakeholder lainnya dalam menata angkutan umum efektif.

Transportasi memiliki dua fungsi utama, yaitu: Membantu perpindahan arus manusia dan
barang ke berbagai wilayah. Dukungan transportasi yang baik membuat kehidupan bernegara
menjadi lebih optimal karena seluruh kebutuhan dapat terpenuhi. Manusia bisa berpindah
tempat dengan cepat karena dukungan transportasi. Terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi orang untuk menggunakan moda transportasi tertentu yakni keselamatan,
keamanan, kehandalan, kenyamanan, kebersihan, biaya dan akses. Transportasi memiliki
karakteristik sebagai berikut: Kecepatan, Tersedianya Pelayanan, Pengoperasian yang
diandalkan, Kemampuan, Frekuensi

Referensi;

https://iutri.org/artikel/menuju-sistem-angkutan-umum-perkotaan-yang-handal-dan-baik-
sebuah-catatan-singkat.html

https://elibrary.unikom.ac.id/id/eprint/2565/8/UNIKOM_RANGGA%20RAMADHANI_BA
B%202.pdf

Abubakar, Iskandar, Dkk, 1995, Menuju Lalu Lintas Yang Tertib, Direktorat Jendral
Perhubungan Darat, Jakarta.

Istianto, Bambang, Dkk, 2015, Transportasi Jalan Di Indonesia, Sejarah dan


Perkembangannya, Puslitbang Transportasi Jalan dan Perkeretaapian, penerbit Mitra Wacana
Media Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai