lrl AI
KEMENTERI AN PEKERJAAN UMUM
DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG
sustainable
gf)
urban development
-
KOTA INDONESIA BERKELANJUTAN UNTUK SEMUA
KOMPILASI 5 TAHUN PERJALANAN SUD-FI
Alamat Sekretariat:
SUD FORUM INDONESIA
Lantai 8 Gedung Sumber Daya Air dan Penataan Ruang
Kementerian Pekerjaan Umum
Jl. Pattimura No. 20 Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12110
Telp/ Fax: 021-7243431
www.sudforum.penataanruang.net
email: sud_forum @yahoo.com
ii
PENGANTAR
Pengantar
Menilik berbagai permasalahan perkotaan yang dihadapi, tidak sedikit pihak yang pesimistis terha-
dap masa depan perkotaan di Indonesia. Namun bagaimana pun, kita harus terus melakukan perubah-
an untuk mewujudkan perkotaan yang lebih baik. Masa depan perkotaan Indonesia adalah sebuah
perkotaan berkelanjutan yang memiliki keseimbangan antar aspek sosial, lingkungan, dan ekonomi
dengan tata kelola yang demokratis dan partisipatif.
Keyakinan inilah yang telah membuat para pemangku kepentingan pembangunan perkotaan dari berbagai
Jatar belakang, telah berhimpun dan berkiprah dalam sebuah forum, Sustainable Urban Development- Forum
Indonesia (SUD-FI). Secara aktif, SUD-FI telah melakukan berbagai kegiatan dengan tujuan akhir menjadikan
pembangunan perkotaan berkelanjutan sebagai mainstream dalam pembangunan Indonesia.
Buku ini berusaha merangkum berbagai aspek dan memotret kiprah perjalanan SUD-FI dan para anggotanya
hingga tahun 2012 ini. Diluncurkan sebagai bagian dari peringatan 5 Tahun Perjalanan SUD-FI, diharapkan
buku ini mampu menjadi tonggak penanda sumbangsih SUD-FI dalam pembangunan Indonesia, khususnya
dalam pembangunan perkotaan berkelanjutan.
Selain merekam berbagai aktivitas kegiatan SUD-FI, buku ini juga merangkum tulisan pemikiran para anggota
dalam setiap inisiatif yang telah dicanangkan dalam 10 Prakarsa Bali. Berbagai topik besar tertuang dalam tulisan,
baik berupa gagasan dan pemikiran pribadi maupun berupa rangkuman diskusi dan perdebaran yang berlangsung
dalam milis forum ini.
Secara garis besar, curahan pemikiran ini dikelompokkan dalam em par kluster besar, yaitu : Planet, People,
Prosperity, dan Governance. Setiap kluster besar ini berisi kelompok-kelompok yang lebih kecil, sesuai dengan
butir-butir prakarsa yang telah dicanangkan dalam 10 Prakarsa Bali. Dalam klusrer Planet, para penulis menyoroti
tentang kota tanggap bencana dan perubahan iklim, kota hijau, dan revitalisasi kota tepi air. Dalam kluster People,
dengan jernih para anggota forum mengungkapkan pemikirannya tentang urbanisasi, kora pusaka, dan warna-
warni masalah perumahan dan permukiman, mulai dari kampung susun, rumah sederhana, hingga rumah apung.
Pada kluster Prosperity, diungkapkan berkah urbanisasi dan perlunya urban citizenship pada ekonomi
lokal perkotaan. Permasalahan transportasi Jakarta tak lupur disoroti oleh anggota forum ini. Dalam kluster
terakhir, Governance, para pakarnya menyoroti sinkronisasi perundangan terkait dengan perkotaan, rata kelola
permukiman besar, serta memotret keberhasilan Solo sebagai kota pro-poor. Kebutuhan penguatan lembaga dalam
perencanaan perkotaan dan isu pemindahan ibu kota pun menjadi diskusi menarik dalam milis dan dirangkum
kluster ini.
Akhir, semoga buku ini bermanfaat bagi seluruh pemangku kepentingan dalam perencanaan dan pem-
bangunan perkotaan. Semoga kesadaran dan keyakinan akan perlunya kota yang berkelanjuran tumbuh dan
tertanam setelah menelusuri isi buku ini. Semoga bermanfaat.
Tim Penyusun
Ill
SAMBUTAN
Sambutan
Puji dan syukur kita haturkan ke hadirat Allah SWT yang senantiasa melim-
pahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga buku yang bertajuk "Kota Indone-
sia Berkelanjutan untuk Semua: Kompilasi 5 Tahun Perjalanan SUD Forum
Indonesia" dapat disusun dan diterbitkan di akhir tahun 2012 ini. Sebuah karya
kolektif dari para anggota Sustainable Urban Development Forum Indonesia
(SUD-Fl) yang layak diberikan apresiasi, mengingat Buku ini merupakan kontri-
busi nyata bagi masyarakat luas, di tengah terbatasnya referensi terkait pemba-
ngunan perkotaan berkelanjutan di Indonesia.
Sejak 2008, hampir 5 (lima) tahun SUD-FI telah mulai berproses mengkon-
solidasikan diri dan menggeliat dengan beragam aktivitasnya menuju jatidiri
forum yang sesungguhnya, yakni komunitas yang mandiri dan mitra utarna para
pengambil kebijakan pembangunan perkotaan. Ke depan, melalui karya dan
kontribusinya, SUD-FI diharapkan dapat menawarkan solusi atas berbagai per-
masalahan dan tantangan pembangunan perkotaan yang semakin berat.
Kekayaan khasanah pengetahuan dan pengalaman, serta keragarnan Jatar belakang anggota SUD Fl menjadikan
Buku ini sebagai sebuah karya semi-akademik yang relatif lengkap perspektifnya : sosial (people), ekonomi (prosper-
ity) , lingkungan (planet) , dan tata kelola kota (urban governance). Buku yang dikemas dalam bahasa populer ini
diharapkan dapat menjadi media belajar yang mampu menjangkau secara luas pemangku kepentingan pada kawasan
perkotaan.
Dari sisi substansi, keberadaan Buku ini sekaligus mencerminkan keinginan dan komitmen SUD FI untuk sema-
kin mengkristalkan pemikiran dan gagasan segarnya menjadi sebuah langkah nyata (action-oriented) yang memiliki
dampak sosial yang signifikan bagi perbaikan kualitas ruang perkotaan kita. Dari sisi timing, lahirnya Buku ini cukup
tepat dikaitkan dengan momentum implementasi Rencana Tara Ruang Wilayah (RTRW)- sesuai arnanat UU No.
26/2007 tentang Penataan Ruang - yang memburuhkan inovasi dan kreativitas pemangku kepentingan di tingkat na-
sional hingga daerah, serta momentum keluarnya dokumen The Future We Want, buah dari Konferensi PBB Rio+20
yang berlangsung tahun 2012 yang lalu. Kedua momentum ini, menurut hemat saya, telah memberikan mandat yang
kuat bagi para pemangku kepentingan untuk menyelenggarakan pembangunan perkotaan dalam platform keberlan-
jutan.
Akhirnya, saya berharap agar keberadaan Buku ini dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi seluruh
pihak, utamanya aktor urama pembangunan perkotaan di Indonesia, yakni para Walikota dan Bupati beserta ma-
syarakatnya. Keberadaan Buku ini tentunya akan menjadi sebuah oase, sekaligus sumber inspirasi dan motivasi bagi
kita semua yang meyakini bahwa pembangunan perkotaan berkelanjutan bukanlah sebuah jalan alternatif yang bisa
dipilih, melainkan jalan yang harus ditempuh untuk masa depan kota-kota kita yang lebih kompetitif, inklusif dan
lestari.
Terimakasih.
Salam SUD,
Imam S. Ernawi
Penggagas SUD Forum Indonesia
DAFTAR lSI
v
sustainable
urban development PENDAHULUAN
MASALAH PERKOTAAN di kawasan perkoraan mencapai lebih dari 107,9 jura jiwa. Dari
Perkoraan merupakan pusar peradaban manusia yang berkem- jumlah rersebur, 20 jura jiwa lebih bermukim di Jabodetabek.
bang secara dinamis dan rumbuh sebagai konsenrrasi penduduk, Walaupun demikian, laju pertambahan penduduk di kota-kota
prasarana dan sarana, kegiaran sosial dan ekonomi, serta inovasi. besar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, Medan, atau Semarang
Secara alami perkoraan rumbuh dengan keceparan yang jauh ternyata relatif rendah, yairu 0,16 persen sampai dengan 0,90
meninggalkan wilayah sekirarnya, menyisakan persoalan dispariras persen per tahun. Namun di daerah Tangerang dan Bekasi sebagai
ringkar perkembangan wilayah. kota satelit Jakarta, terjadi peningkatan laju pertumbuhan yang
Seiring dengan kecenderungan yang umum rerjadi di dunia, cukup besar, yaitu sebesar 4,16 persen. Sedangkan Sidoarjo seba-
Indonesia mengalami proses urbanisasi sehingga semakin banyak gai kota satelit Surabaya laju pertambahan penduduknya sebesar
penduduk yang ringgal di kawasan perkoraan sejalan dengan per- 3 persen.
rumbuhan ekonominya. Dalam kurun wakru 2005-2030, jumlah Angka statistik memperlihatkan bahwa porsi penduduk
penduduk perkoraan di dunia diperkirakan akan meningkar 56 perkotaan di Indonesia telah meningkat dari 17,4 persen di tahun
persen, di Asia naik 71 persen, dan di Indonesia naik 74 persen. 1970 menjadi 52,03 persen di tahun 2010. Artinya, dalam kurun
Pada rahun 2005 jumlah penduduk Indonesia yang ringgal 40 tahun, urbanisasi telah menjadi sebab utama pertambahan
vi
Permasalahan perkotaan tidak terbatas pada hal-hal terkait
lingkungan, tetapi juga mencakup aspek sosial dan ekonomi. Saar
ini kawasan perkotaan di Indonesia masih menghadapi persoalan
demografi seperri migrasi penduduk yang rerus meningkatkan
populasi , segregasi sosial, dan kemiskinan. Berbagai permasalah-
an di aras relah menimbulkan fenomena yang bersifat paradoksal
(ironis). Oi satu sisi perkotaan merupakan sumber peradaban dan
pusat pertumbuhan ekonomi wilayah, namun di sisi lain kawasan
perkotaan pusat perrumbuhan ekonomi wilayah, namun di sisi
lain kawasan perkotaan merupakan sumber permasalahan seperti
kemiskinan, kemacetan, kekumuhan, dan bencana.
Ketika kota-kota berkembang menjadikan lebih modern,
kualitas ruang perkotaan justru mengalami degradasi. Ruang-
ruang publik mengalami rekanan yang besar dari pembangunan
penduduk perkotaan sebesar 6 kali lipat. Secara bersamaan, jum- perkotaan yang masif. Telah terjadi fen omena urban decay sebagai
lah kota otonom pun meningkat dalam periode tersebut. Oi awal dampak proses urbanisasi yang tidak diharapkan, khususnya pada
tahun 1970, Indonesia memiliki 45 kota otonom dan hingga kini dua ruang publik esensial, yakni: ruang terbuka hijau (RTH) dan
jurnlahnya tdah mencapai 93 kota otonom. kawasan kota tua.
Kondisi ini menggambarkan besarnya tekanan di kawasan seki- Perrama, kota-kota Indonesia mengalami penurunan luasan
tar metropolitan dalam menampung luberan kegiatan . Dengan RTH yang signifikan, terutama di kora-kota metropolitan seperti
kata lain, rdapak ekologis kawasan perkotaan telah sedemikian Jakarta, Surabaya, Bandung dan Medan. Pada tahun 1970-an,
tinggi sehingga memberikan tekanan terhadap wilayah sekitarnya luasan RTH di kota-kota tersebut berada pada kisaran 35 persen,
yang secara langsung memicu perkembangan secara menjalar namun saar ini luasannya diperkirakan hanya 10 persen saja
mengikuti jaringan infrastruktur jalan konversi lahan tidak ter- dari totalluas wilayah. Seiring dengan perrambahan penduduk
bangun menjadi kawasan terbangun, dan inefisiensi infrastruktur. perkotaan, rasio RTH per kapita pun menjadi sangat rendah.
Perkembangan kawasan perkotaan yang sedemikian cepat tidak Sebagai contoh di Jakarta, rasio RTH adalah 7,08 m 2 /kapita. Se-
dibarengi oleh peningkatan kapasitas pemangku kepentingan un- bagai pembanding, angka ini berada di bawah rata-rata kota-kota
tuk mempertahankan kualitas lingkungan kehidupan perkotaan. Asia dengan rasio RTH berkisar pada 15 m 2 /kapita atau bahkan
Penyediaan prasarana dan sarana hampir selalu tertinggal oleh rata-rata dunia yang sudah lebih dari 30 m 2 /kapita.
perkembangan permasalahan yang terjadi. Kedua, perkembangan kota yang pesat lazimnya terjadi di
Kemampuan pengdola perkotaan dalam memahami permasa- kawasan pinggiran, rernyata relah menyebabkan kolapsnya kota-
lahan yang timbul dan merumuskan upaya pemecahannya belum kota tua. Fenomena ini urn urn terjadi di kota-kota Asia, seperri
juga menunjukkan hasil positif yang mengarah pada perbaikan di Beijing, Shanghai, New Delhi, Hanoi, Jakarta dan Semarang.
kualitas lingkungan perkotaan. Saar ini sangat sulit menemukan Situs kota tua menjadi locus berbagai persoalan sosial dan eksrer-
perkotaan yang perkembangannya diindikasikan oleh hal-hal
positif.
Kawasan-kawasan perkotaan di Indonesia pada umumnya
rentan terhadap bencana seperti gempa, tsunami, banjir, dan ke-
bakaran. Hal ini tidak terlepas dari rendahnya perhatian pemang-
ku kepentingan terhadap upaya mitigasi dan adaptasi yang saar ini
makin rdevan sehubungan dengan fenomena pemanasan global
dan perubahan iklim.
VIII
dan perbaikan hunian kumuh ...
Konsep berkelanjutan bukanlah rerbaras pada sisi akademik,
bukan pula sebuah pilihan kebijakan. Adopsi konsep berkelanjur-
an adalah keharusan dengan dua sisi yang ridak saling rerkair saru
sam a lain, yakn i sisi kebijakan dan sisi penerapannya. Dengan
kara lain, kebijakan yang regas dan kuar renrang keberlanjuran
kora harus bisa dirransformasikan menjadi program-program aksi.
Dengan demikian ranrangan yang kira hadapi adalah bagaimana
mengkanalisasi gagasan keberlanjuran menjadi rangkaian aksi
yang efekrif dan efisien serra membawa manfaar yang nyara bagi Tahap-rahap rersebur dapar digam barkan dalam marriks di hala-
masyarakar luas . man berikur.
IX
PENDAHULUAN
Dan
Pelestarian Budaxa
Ketiga pilar tersebut di atas memiliki keterkaitan satu sama lingkungan, dan ekonomi, diperlukan kepedulian dan kesepa-
lain. Sebagai contoh, umuk mencapai keberlanjutan pembangun- haman platform para pemangku kepentingan serta. Pada tahap
an perkotaan secara sosial, suatu kota harus dapat mengakomo- selanjutnya, diperlukan pilar tambahan berupagovernance (tata
dasi lapangan pekerjaan dan kesejahteraan masyarakatnya. Selain kelola). Pilar tata kelola tidak hanya pemerintah, tetapi juga cara
itu, pencapaian keberlanjutan secara sosial harus ditunjang oleh pemerintah berinteraksi dengan masyarakat dan dunia usaha
solidaritas sosial, perumahan yang layak, lingkungan yang lestari , yang semakin berperan besar dalam pembangunan. Konsep dan
aksesibilitas dan mobilitas yang efisien, kualitas lingkungan yang prinsip-prinsip pembangunan perkotaan berkelanjutan tersebut
layak huni , dan pemberdayaan masyarakat. harus terintegrasi dalam rencana tata ruang, rencana program dan
pembiayaan, serta pedoman pengendalian pembangunan.
"Secara ekonomi, pembangunan
kawasan perkotaan yang berkelanjutan INOVASI PEMBANGUNAN PERKOTAAN
BERKELANJUTAN
harus menjamin penyediaan lapangan Dalam pembangunan kawasan perkotaan, inovasi dapat diarti-
kan sebagai terobosan atau pendekatan baru untuk mengatasi ber-
kerja, pemberdayaan, peningkatan bagai permasalahan perkotaan. lnovasi pembangunan perkotaan
produktivitas dan daya saing
dan peningkatan kesejahteraan
masyarakatnya. "
Untuk menerapkan dan menjabarkan prinsip-prinsip pem-
bangunan berkelanjutan eli perkotaan dalam konteks sosial,
X
PENDAHULUAN
sangar diperlukan sejalan dengan semakin kompleksnya perma- Berbagai permasalahan pembangunan perkotaan tidak dapat
salahan yang dihadapi kawasan-kawasan perkotaan di Indonesia. diselesaikan dengan perencanaan dan desain. Planning and design
Dengan demikian diperlukan upaya untuk mendorong pengem- are not enough! Perlu penanganan menyeluruh mulai dari peren-
bangan inovasi yang konreksrual, menjamin kesetaraan sosial, canaan, implementasi rencana, dan pengendalian pembangun-
layak secara ekonomi, partisiparif, berkelanjuran, dan selaras an perkotaan yang berkelanjutan. lnipun rak sebaras kawasan
dengan budaya masyarakat serempat. perkotaan saja, namun harus mencakup pula kawasan sekitarnya.
lnovasi pengelolaan kawasan perkotaan tidaklah selalu idemik Urbanisme harus menjadi saru kesaruan dalam pengelolaan
dengan modernitas dan harus bersumber dari pengalaman negara perkotaan.
maju. lnovasi juga dapat bersumber dari kearifan lokal, terma- Pada tahap perencanaan, dokumen rencana harus mampu
suk praktik yang relah berlangsung di negara berkembang dan menjamin pemenuhan kebutuhan dasar, perwujudan masyarakat
kawasan perdesaan. madani (civil society) , pelesrarian lingkungan alami dan lingkung-
an buatan, pelestarian iklim budaya, penciptaan daya kreatif, dan
"Perlu penanganan menyeluruh infrastruktur publik. Pada tahap pelaksanaan dan pengendalian,
mulai dari perencanaan, implementasi kapasitas kelembagaan (organisasi, rata kerja, SDM) dan perang-
kat pengaruran (regulasi) perlu ditingkarkan. Dengan demikian
rencana, dan pengendalian pembangunan pembangunan perkotaan dapat membemuk basis ekonomi yang
kuat dengan rerap sensitif rerhadap isu lingkungan dan sosial,
perkotaan yang berkelanjutan."
STUDI KASUS: PARA PERINTIS Borobudur sebagai sebuah ruang terbuka besar dengan sege-
PENERAPAN PRINSIP PEMBANGUNAN nap potensi positif dan negatif yang ada d i dalamnya.
KOTA BERKELANJUTAN Penerapan pada skala yang lebih luas dilaksanakan oleh dunia
usaha dalam pembangunan kawasan perkotaan baru. Karakter
Saat ini beberapa perkotaan baru yang dikembangkan swasta adalah jawaban
contoh praktek pene- pembangunan yang cenderung berkembang alami dan tidak
rapan prinsip pemba- terarah. Pengembangan kota baru ini diupayakan untuk mem-
ngunan perkotaan ber- bangun kota yang lebih baik, baik dalam penyediaan utilitas,
kelanjutan pun sudah infrastruktur, lingkungan, dan berdaya saing. Contoh praktek
mulai berkembang, baik penerapan prinsip pembangunan perkotaan berkelanjutan pun
pada skala kecil mau- sudah mulai berkembang, antara lain adalah Bumi Serpong Da-
pun besar. Dalam skala mai (BSD) dan Kota Sentul.
kecil contohnya adalah BSD merupakan salah satu contoh perkotaan baru dengan
program Ecotourism konsep struktur ruang yang baik. BSD dikembangkan di atas
di Rawajati. Program lahan seluas kurang lebih 6.000 hektar. Pengembangan BSD
ini dimotori kelompok mengadopsi konsep Integrated Township Development yang
PKK Kampung Rawajati (Jakarta) dengan memulai inisiatif tidak semata-mata mengembangkan perumahan, tetapi juga
penghijauan sejak tahun 2001. Lima tahun kemudian, kampung membentuk basis ekonomi yag kuat. Desain kawasan dan
Rawajati menjadi kampung tujuan wisata hijau di Jakarta, dan pengembangan infrastruktur telah menjadikan BSD sebagai
menghasilkan produk herbal jamu, bibit tanaman dan produk sebuah perkotaan dengan kualitas lingkungan yang baik dan
daur ulang plastik. Semua itu dimulai dari langkah sederhana mampu menarik pelaku ekonomi berskala internasional.
dan inisiatif untuk me nata lingkungan menjadi lebih baik. Kota Sentul adalah kota nuansa alam dan pegunungan de-
Program kecillain adalah Peta Hijau Desa Borobudur. Pro- ngan luas kira-kira 3.000 hektar di sebelah timur Kota Bogor.
gram ini difasilitasi oleh Komunitas Peta Hijau Yogyakarta. Kawasan ini memiliki koefisien dasar bangunan yang sangat
Bersama masyarakat dusun di sekitar Candi Borobudur, mereka rendah, yakni sebesar 35 persen. Dengan desain kawasan yang
memetakan 350 potensi lokal di bidang ekonomi, sosial, dan mengedepankan keseimbangan ekologis serta tata hijau ling-
budaya yang tersebar di kawasan Candi Borobudur. Pembuatan kungan yang teratur, kota telah berkembang ini sebagai tempat
peta hijau tersebut dimaksudkan untuk memaparkan Candi hunian sekaligus tujuan pariwisata.
XI
yang pada akhirnya dapat meningkarkan kesejahteraan masyara-
kat dari berbagai strata sosial.
Indonesia sebenarnya memiliki modal yang sangat baik unruk
mewujudkan pembangunan perkoraan yang berkelanjutan. Modal
ini dapat diidenrifikasi dari berbagai kearifan lokal yang jusrru
semakin memudar dari waktu ke waktu. Sebagai conroh, pasar
tradisional merupakan media inreraksi sosial ekonomi masyarakat
yang sekaligus mampu mengakomodasi pelaku ekonomi infor-
mal, saar ini semaki n terpinggirkan oleh kehadiran pasar modern
dan supermarket. pengembangan "Kota untuk Sem ua" yang tanggap terhadap
berbagai persoalan dan keburuha n wa rganya. Prasyarat kota yang
PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN berkelanjuran ini harus dapat dikembangkan secara kolekrif oleh
DALAM PEMBANGUNAN PERKOTAAN warganya dan kemud ian kota akan mewadahi kegiatan pengem-
BERKELANJUTAN bangan diri warganya. Dengan kara lain, warga membentuk
Konsep renrang keberlanjutan kora menemparkan dimensi kotanya, kemudian kota membentuk warganya.
ekonomi secara berimbang dengan dimensi sosial dan lingkungan.
Dalam beberapa dekade terakhir, Pemerinrah kita telah berupaya "Warga membentuk kotanya, kemudian
dengan sungguh-sungguh unruk melerakkan agenda keberlan-
jutan dalam mainstream pembangunan perkoraan yang sejalan
kota membentuk warganya."
dengan inisiarif global. Peran pemerintah sebagai regulator yang mem ampukan para
Perwujudan pembangunan perkotaan berkelanjutan adalah pelaku, menjamin terjadinya tara kelola yang adil dan proporsion-
tanggung jawab semua pemangku kepentingan. Kapasitas peme- al, serta penyedia layanan dasar perkotaan, kawasan penyangga
rinrah terbaras untuk menyelesaikan seluruh permasalahan yang perkotaa n (taman, hutan kota, sungai, danau/situ/bendung).
cenderung semakin kompleks. Di sisi lain, demokratisasi di segala Dalam menjalankan fungsi sebagai regulator dan enabler, kepala
bidang telah menyediakan ruang luas bagi seluruh pemangku ke- daerah peran yang sangat penring dalam mendorong daya kreatif
pentingan untuk berperan akrif di segala lini pembangunan. Agar dalam pengelolaan kawasan perkotaan, baik di jajaran pemerinrah
tercipta rata kelola yang adil, perlu adanya keseimbangan peran/ maupun masyarakat dan dunia usaha.
tugas/fungsi, kewenangan, beban, pemasukan, kewajiban, hak, Peran dunia usaha adalah motor pengembangan nilai ram-
serta dan hubungan anrara para pemangku kepentingan. Karena bah, peningkatan produksi dan distribusi, menyediakan layanan
itu, perlu adanya regulasi yang disepakati dan diparuhi oleh para penyediaan barang dan jasa yang berkualitas dan efisien, serra
pemangku kepenringan . pembangun perkoraan yang nyaman, produktif, dan menarik un-
"Pemangku kepentingan sangat tuk dikunjungi. Pengalaman menunjukkan bahwa pelaku dunia
usaha berpotensi besar mewujudkan perkotaan yang berkelanjut-
vital dalam pelaksanaan regulasi an. Caranya dengan melalui penyediaan perumahan yang layak
huni dan ruang rerbuka hijau sebagai bagian dari corporate social
dan implementasi program-program responsibility (CSR).
pembangunan." Peran masyarakat adalah penentu, penerima manfaat seka-
ligus pengendali pembangun perkotaan melalui pengembangan
Peran pemangku kepenringan sangat vital dalam pelaksanaan permukiman yang sehat dan teratur, memelihara kebersihan dan
regulasi dan implemenrasi program-program pembangunan. Me- penghijauan kawasan pemukiman, membuat sumur resapan, dan
reka mengendalikan dan memastikan diterapkannya prinsip-prin- sebagainya. Masyarakat sipil yang terorganisasi juga berperan
sip bersama. Mereka juga memasrikan berjalannya mekanisme sebagai sisrem konrrol publik yang efekrif. Peran ini terwujud
delivery yang adil dan proporsional. Tersedianya akses ke ruang melalui organisasi pemanrauan kinerja pemerinrah, kegiatan
konrrol unruk pengambilan keputusan dan sisrem delivery akan perencanaan dan penganggaran pembangunan parrisipatif, dan
meningkatkan kepuasan terhadap penyediaan layanan publik. berbagai pemikiran atau masukan kebijakan unruk mengembang-
Karenanya dalam pengembangan kebijakan dan program, ru- kan rata kelola publik yang lebih baik.
ang harus dibuka bagi berbagai pandangan masyarakat sipil dalam
XII
PENDAHULUAN
MENSINERGIKAN PARA PEMANGKU kehidupan warganya yang guyub dan menjunjung tinggi kearifan
KEPENTINGAN lokal, di mana budaya masyarakat madani mendapatkan tern-
Untuk mensinergikan seriap peran para pemangku kepenting- pat yang proporsional untuk berkembang. Masyarakat kawasan
an, sangar diperlukan wadah yang mempunyai perharian pada perkotaan dapat secara leluasa mengakmalisasikan nilai-nilai
berbagai masalah yang dihadapi oleh pengembangan perkotaan. positif yang dianut dalam kehidupannya.
Forum rersebut bersifat inklusif dan diharapkan mampu menjadi Kawasan perkotaan Indonesia masa depan merupakan ruang
wadah fasilitasi untuk mengkomunikasikan permasalahan pemba- hunian yang mampu memberikan kehidupan yang berkualitas,
ngunan kawasan perkotaan dan mencari solusi yang tepat dengan jauh dari bencana, dan memenuhi standar-standar kenyamaan
sumber daya yang tersedia. Forum tersebut juga harus mampu yang dapat mendorong produktivitas masyarakatnya. Ruang yang
memberikan pemahaman serta penguatan kapasitas pemangku berkualitas juga akan mendorong warganya untuk terus melaku-
kepentingan untuk melaksanakan pembangunan yang berkelan- kan inovasi untuk lebih meningkatkan kualitas lingkungan dan
jutan. kehidupannya (quality oflife).
Seluruh kegiatan forum tersebut adalah memfasilitasi para Perkotaan Indonesia masa depan adalah perkotaan yang
pelaku pembangunan perkotaan berkelanjutan. Diharapkan de- berfungsi secara optimal sebagai kutub pertumbuhan ekonomi
ngan demikian pembangunan perkotaan berkelanjuran menjadi wilayah sekitarnya, yang tidak menguras sumber daya alam
arus utama dalam pembangunan di Indonesia. Keberadaan forum namun mendorong pembentukan nilai tam bah bagi kesejahteraan
pengembangan perkotaan berkelanjutan bertujuan untuk mene- masyarakat kawasan perdesaan. Berbagai kelompok dan strata
rapkan prinsip-prinsip dalam pengelolaan perkotaan, baik pada sosial masyarakat perkotaan senantiasa dapat menemukan ruang
tataran konsep, kebijakan dan strategi, maupun kegiatan (opera- dan kesempatan untuk bekerja unruk memenuhi kebutuhan
sional). Dasar pemikiran inilah yang membidani kelahiran SUD pangan, sandang, papan, pendidikan , kesehatan, dan berbagai
Forum Indonesia. kebutuhan lainnya. Tidak ada kemiskinan, perbedaan yang ada
tetap menunjukkan nilai-nilai keadilan.
MASA DEPAN PERKOTAAN INDONESIA "Masa depan perkotaan Indonesia
Menilik berbagai permasalahan perkotaan yang dihadapi, tidak
sedikit pihak yang pesimistis terhadap masa depan perkotaan di adalah buah dari upaya yang kita lakukan
Indonesia. Namun bagaimana pun, kita harus rerus melakukan
perubahan untuk mewujudkan perkotaan yang lebih baik. Masa sejak hari ini."
depan perkotaan Indonesia adalah sebuah perkotaan yang memi- Namun perlu disadari, masa depan perkotaan Indonesia adalah
liki keseimbangan antar aspek sosial, lingkungan, dan ekonomi buah dari upaya yang kita lakukan sejak hari ini. Bila kita mem-
dengan tata kelola yang demokratis dan partisipatif. Secara sosial, perlakukan pengelolaan kawasan perkotaan sebagai business as
kawasan perkotaan Indonesia masa depan adalah wadah bagi
XIII
PENDAHULUAN
usual, gambaran masa depan perkoraan Indonesia adalah kondisi dalam memilah dan membuang sampah. Materi pendidikan
yang rerbalik dari gambaran di aras. Lamas, apa ya ng perlu kira kemudian semakin diringkarkan sejalan dengan berrambahnya
lakukan? Orang bijak mengarakan , merubah pola pikir masyara- usia. Pengalaman menunjukkan , pendidikan sejak usia dini dalam
kar adalah "bagai merubah arah laju sebuah ranker raksasa". Na- jangka panjang akan membenruk perilaku sebuah generasi.
mun siapa pun rahu, ranker raksasa rerap dapar dibelokkan. Yang Agenda-agenda besar di aras han ya dapat terwujud di bawah
diperlukan adalah sisrem yang memungkinkan unruk rerjadinya kepemimpinan yang kuat dan visioner. Kepala daerah harus
hal rersebur. mampu memainkan peran sebagai yang mampu memimpin
Langkah perrama yang perlu dilakukan adalah membuar upaya pen ~a pain tujuan secara efekrif dan mengarahkan pem-
semua pemangku kepenringan memahami konsep pembangun- bangunan perkoraan sebagai sebuah proses yang inklusif dengan
an perkoraan masa depan yang berkelanjuran. Semua individu, melibarkan peran akrif sel uruh pemangku kepenringan.
kelompok masyarakar, insrirusi swasra dan pemerinrah, pembuar
kebijakan, dan pengambil keputusan juga harus memahami "Pertanyaannya adalah, sudahkah
peran apa yang seharusnya dimainkan. Unruk itu diperlukan
upaya kampanye unruk menanamkan visi perkoraan masa depan
Anda memahami peran yang dapat Anda
sekaligus memberdayakan pemangku kepenringan agar dapar mainkan untuk mewujudkan perkotaan
memainkan perannya secara optimal.
Peran optimal dari pemangku kepenringan renru memburuh- masa depan yang kita inginkan?"
kan regulasi yang memadai . Unruk iru perlu disusun perangkar Unruk mengefekrifkan upaya peningkatan peran pemangku
regulasi yang lengkap, jelas, konsisren, dan sinergis yang mengarur kepenringan , perlu dibenruk sebuah forum pemangku kepen-
peran semua pihak di berbagai aras (kebijakan, srraregi, program , tingan. Forum ini merupakan media inreraksi dan curah gagasan
dan kegiaran di semua ringkar pemerinrahan) . Agar regulasi dapat renrang konsep, program , hingga langkah nyara yang diburuhkan
direrapkan secara efekrif, diperlukan proses penyusunan ya ng unruk mewujudkan perkoraan kira yang berkelanjuran. Forum
demokratis dan parrisiparif untuk menumbuhkan komitmen ini hendakn ya juga menjadi milik bersama, yang sifarnya inklusif,
seluruh pemangku kepentingan dalam penerapannya, di samping sekaligus menjadi media belaj ar bagi rumbuh kembangnya masya-
upaya penegakan yang regas dan konsisten. rakat perkoraan yang madani. Tidak rerkesan sebagai forum para
Visi perkoraan masa depan dan langkah-langkah unruk birokrat, pakar, arau kelompok-kelompok pemangku kepenringan
mewujudkannya perlu dilembagakan . Tidak hanya melalui upaya lainnya.
pelembagaan secara formal, terapi yang lebih penring adalah Efekrifitas Forum Pengembangan Perkotaan Berkelanjur-
melembagakan secara budaya, agar hal rersebut dapat rumbuh an dalam mengarusuramakan prinsi p-prinsip pembangunan
menjadi bagian dari budaya masyarakar. Unruk itu aspek pendi- berkelanjuran sangar rerganrung pada kesediaan semua pihak
dikan merupakan hal yang tidak boleh dikesampingkan. Generasi unruk bergabung, berbagi pengalaman, memberikan kontribusi,
baru perlu dibenruk unruk memiliki budaya yang selaras dengan merumuskan rekomendasi, dan melakukan tindakan nyata dalam
konsep pembangunan perkoraan yang berkelanjuran melalui kehidupan sehari-hari. Yakinlah bahwa mewujudkan perkoraan
pendidikan sejak usia dini . Pendidikan dimulai dengan secara yang berkelanjutan sama sekali bukan hal yang terlambar unruk
konrinyu mengajarkan hal sederhana seperti disiplin dan tertib Indonesia!! •
X IV
KOTA BERKELANJUTAN :
PARADIGMA MASA KINI
Penulis: Ruchyat Deni Djakapermana, Staf Ahli Menteri Sebagai respon atas perkembangan kora yang semakin kom-
Pekerjaan Umum IV Bidang Hubungan Antarlembaga, Kemen- pleks tersebut, maka menjadi keniscayaan bahwa perencanaan
terian Pekerjaan Umum kora secara konvensional harus diubah menjadi perencanaan kota
yang progresif dan implementatif. Progresif be rani tanggap terha-
Fenomena demografis global menunjukkan fakta bah'Ya lebih dap perkembangan kota yang berjalan cepat dan juga terhadap isu
dari separuh penduduk dunia berada di kawasan perkotaan pada perubahan iklim.
awal dekade kedua abad ke-21. Fenomena ini memerlukan per- Caranya adalah mengadopsi prinsip pengembangan perkotaan
hatian kita bersama. Kawasan perkotaan yang semakin berkem- berkelanjutan (sustainable urban development). Pembangunan
bang menuntut kebutuhan prasarana dan sarana yang semakin berkelanjutan adalah pembangunan ya ng memenuhi keburuhan
berkualitas. Perkembangan kawasan perkotaan tersebut berperan generasi kini ranpa membahayakan kemampuan generasi men-
penting dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Namun darang untuk dapat memenuhi sendiri kebutuhan mereka. Prinsip
perkembangan tersebut juga menimbulkan implikasi pada menin- ini menyelaraskan 3 (riga) aspek yaitu ekonomi, sosial (budaya),
gkatnya tuntutan terhadap ruang perkotaan yang aman, nyaman , dan lingkungan, dengan fondasi urban governance. Sedangkan
produktif, dan berkelanjutan. implementatif berarti mampu mentransformasi teori menjadi
XV
PENDAHULUAN
LINGKUNGAN BAGI
CLUSTER PLANET:
KOTABERKELANJUTAN
Pada kluster pertama, Planer, gagasan rerkait penjagaan kuali-
praksis nyara yang sisremaris. ras lingkungan menjadi sangat penring. Pengembangan kota yang
Pembangunan perkoraan berkelanjuran perlu diawali dengan ranggap rerhadap bencana dan perubahan iklim adalah tantangan
perencanaan rata ruang yang harus selesai pada semua level, yang memerlukan upaya yang tak sedikit. Seperti kita ketahui,
yairu nasional, regional dan lokal. Syarat ini memasrikan bahwa posisi Indonesia di kawasan pertemuan 3 (riga) lempeng dunia ini
pendekaran komprehensif sudah dilakukan , rermas uk pada ka- mengakibatkan rawan bencana geologi (antara lain: gempa bumi,
wasan perkoraan. tsunami, gunung berapi, dan gerakan tanah).
Kora ya ng berkelanjuran perlu menjadi prioriras pada pemba- Di sisi lai n, kondisi alam Indonesia saar ini mengalami degra-
ngunan saar ini. Mengapa? Karena akan membanru pengambilan dasi fisik dan habitat akibat kelalaian pemanfaatan ruang sehingga
kebij akan pada penyediaan keburuhan pelayanan, mengurangi menimbulkan bencana alam seperti banjir, longsor, kebakaran
biaya pembangunan infrasrrukrur akibar pelayanan rerhadap huran, inrrusi air laur, dan kekeringan. Fenomena perubahan
penduduk lebih rerkonsenrrasi , sena meningkarkan kerjasama iklim dan pemanasan global pun rurut mengakibatkan degradasi
pemerinrah dengan pihak swasta. kualitas dan fungsi lingkungan perkoraan. Dengan demikian,
Pada level nasional, insrrumen ya ng harus dikembangkan tidak bisa dipungkiri bahwa kota-kora di Indonesia umumnya,
adalah Kebijakan dan Srraregi Perkoraan Nasional (KSPN) sena rerurama yang berada di wilayah pesisir, menjadi sangat renran
Sisrem Perkoraan Nasional dalam RTRWN. Insrrumen ini unru k rerhadap bencana dan perubahan iklim.
mewujudkan pemerataan pembangunan wilayah. Selain iru Berdasarkan ranrangan tersebur, renrunya menjadi keharusan
insrrumen rersebur akan memandu pemerinrah daerah dalam me- mengembangkan perkotaan dengan konsep yang tak hanya me-
manfaarkan urbanisasi sebagai porensi pembangunan perkoraan, menringkan pertumbuhan ekonomi semata. Perhatian terhadap
khususnya bagi Indonesia sebagai negara berkembang. aspek lingkungan menjadi sangat penring. Karena iru muncullah
Semenrara iru, pada level regional dan lokal, pemerinrah prakarsa kora lestari, kora hijau, dan reviralisasi kota tepi air yang
dae rah sangar berperan penring dan besar pada implemenrasi saar ini rengah digalakkan.
pembangunan perkoraan secara efekrif dan efisien sesuai dengan Selain itu, relah ditegaskan komirmen bersama prakarsa kota
karakrerisrik dan isu-isu lokal. Ini karena merekalah yang sangar lestari oleh sekitar 491 pemerinrah kota dan kabupaten unruk
dekar dengan masyarakar secara langsung. bekerja sam a mewujudkan kota-kora berkelanjuran di wilayah
Dalam konsep pengembangan perkoraan yang berkelanjuran, masi ng-masing. Semua prakarsa dan komirmen tersebut adalah
kira perlu memahami bahwa keberlanjutan bukanlah rujuan akhir langkah awal menuju implemenrasi pembangunan perkotaan
pengembangan perkoraan. Keberlanjuran adalah proses yang di- yang berkelanjutan.
lakukan secara rerus-menerus unruk mewujudkan kualiras ruang Semenrara iru pengembangan kota hijau di beberapa kota
perkoraan yang mampu menyejahrerakan warga masyarakarnya. di Indonesia, antara lain melalui perwujudan riga puluh persen
O leh sebab iru, dalam rangka mendorong perubahan para- ruang rerbuka hijau (RTH) sesuai amanat Undang-Undang No.
digma pengembangan perkoraan ya ng visioner, ranggap rerhadap 26 Tahun 2007 tenrang Penataan Ruang, juga menjadi salah saru
xvi
PENDAHULUAN
upaya serius. Tentu saja implementasi kota hijau tidak hanya dica- negara yang kaya akan keanekaragaman budaya, etnis, suku, dan
pai melalui pemenuhan RTH, namun juga menjangkau berbagai ras. Lebih dari 389 suku bangsa yang memiliki adat istiadat, baha-
aspek lain seperti infrastruktur hijau/biru, transportasi ramah sa, rata nilai, dan budaya yang berbeda- beda (Asian Brain, 201 0) .
lingkungan, pejalan kaki dan pesepeda, dan peran komunitas Dengan potensi tersebur, maka kearifan lokal yang ada perlu dile-
perkotaan. starikan, dijaga kesinambungannya, dan menjadi pijakan perenca-
Konsep kota hijau (green city) yang tengah diadaptasi dalam naan dan perancangan lingkungan binaan berkelanjutan.
Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) oleh Kementerian Kearifan lokal dipandang sebagai idenriras kora berkelanjuran,
Pekerjaan Umum c.q. Direktorat Jenderal Penataan Ruang adalah karena dibemuk dalam wakru yang lama melalui proses sejarah
sebuah konsep pengembangan perkotaan berkelanjuran yang yang panjang. Kearifan tersebut termanifesrasi dalam benruk
mengadopsi prinsip perencanaan kota yang progresif dan imple- kelembagaan, nilai-nilai adat, serra tara cara dan prosedur, rerma-
mentatif. suk dalam pemanfaatan ruang (ranah ulayar).
Kora hijau adalah terobosan baru dalam pembangunan kota Salah satu upaya Kemenrerian Pekerjaan Umum c.q. Direk-
yang memfokuskan pencapaian sasaran ekonomi, sosial budaya, rorar Jenderal Penataan Ruang mengadaprasi kearifan lokal ke
dan lingkungan secara terintegrasi. Kota hijau tercermin dalam dalam idenritas kota adalah Program Penaraan dan Pelestarian
bemuk kota yang ramah lingkungan, dihuni oleh orang-orang Kota Pusaka (P3KP) ya ng bekerjasama dengan Badan Pelestarian
dengan kesadaran menghemat energi, air, dan makanan , serta Pusaka Indonesia (BPPI). Oengan adanya komirmen pemerinrah
mengurangi buangan limbah, pencemaran udara, dan pencemar- kora dan kabupaten dalam menyusun kebijakan pelestarian ber-
an air. bagai pusaka alam dan budaya di wilayahnya sebagaimana yang
Umuk mewujudkannya, setiap kota diharapkan menerapkan digagas dalam kegiatan P3KP, diharapkan lingkungan fisik kota
standar lingkungan kota hijau sesuai dengan 8 (delapan) arribur dapat ditata dengan unsur kehidupan budaya.
kota hijau yang meliputi green planning and design, green open Persoalan kora lain yang dihadap i masyarakat adalah keburu-
space, green waste, green transportation, green water, green energy, han perumahan dan permukiman yang layak sebagai rempar ring-
green building, dan green community. Kedelapan atribut rers'ebur gal. Saar ini masyarakat dihadapkan pada persoalan terbatasnya
tidak dapat berdiri sendiri, namun menjadi sebuah sistem yang lahan, ya ng berimplikasi pada meningkatnya backlog perumahan
memiliki kerergantungan dan mempengaruhi saru sama lai n. setiap rahunnya.
Persoalan ini diperkeruh dengan persoalan pembiayaan peru-
CLUSTER PEOPLE: POTENSI mahan itu sendiri. Terlebih lagi , kebijakan penyediaan perumahan
MASYARAKAT KOTA BERKELANJUTAN khususnya, di kawasan perkotaan, belum sepenuhnya berpi-
Selain aspek lingkungan, keberadaan masyarakat sebagai pen- hak bagi kalangan masyarakat berpenghasilan rendah. Dengan
gisi Bumi adalah elemen penting untuk mendongkrak pencapaian demikian , diperlukan terobosan efekrif unruk menagatasinya, an-
pembangunan perkotaan yang berkelanjutan sebagaimana yang tara lain melalui pembangunan kampung susun, rumah sederha-
diuraikan dalam kluster kedua tentang People. Indonesia adalah na, hingga rumah apung. Dengan demikian tingginya kebutuhan
xvii
PENDAHULUAN
perumahan tersebut tak akan mengabaikan kendala lingkungan sh ip . Dari program tersebur diharapkan terbemuk kesadaran
dan berprinsip pada pemanfaaran lahan yang terkonsentrasi dan bersama di antara wa rga masyarakat unruk mewujudkan kota
intensitas tinggi (compact city). ya ng berkelanjutan dengan mengotimalkan potensi lokal sebagai
modal sos ial, eko nomi , dan lingkungan. Dengan terbemuknya
POTENSI
CLUSTER PROSPERITY: kesadaran warga, maka pengelolaan kota menjadi lebih efektif dan
EKONOMIKOTABERKELANJUTAN efi sien yang berimplikasi pada peningkatan kesejahteraan masya-
Selain unsur lingkungan dan sosial, unsur ekonomi juga meru- rakat kota.
pakan hal yang tidak dapat diabaikan dalam mewujudkan kora Aspek lain yang terkait dengan kluster ini adalah upaya
berkelanjutan. Sebagaimana yang dijelaskan dalam kluster keriga, mewujudkan rransporrasi berkelanjuran sebagai pendorong
Prosperity, dengan memandang urbanisasi sebagai berkah bagi aktiviras perekonomian kota. Selain iru transporrasi berkelanjutan
perrumbuhan ekonomi, penyediaan lapangan kerja, pengembang- diharapkan mewujudkan kota yang ramah pejalan kaki (walk-
an ekonomi lokal, termasuk kontribusi sekror informal, menjadi able city) , hemat energi dan rendah carbon (low carbon city), serra
salah saru upaya umuk menggerakkan roda perekonomian kora. berorentasi pada transit.
Tanpa kira sadari, konrribusi sektor informal rerhadap pertum- Umuk menangani masalah rransporrasi yang demikian kom-
buhan ekonomi cukup signifikan, sehingga ruang sekror informal pleks, diperlukan terobosan-terobosan yang mampu mengatasi
perlu dipertimbangkan dalam mengelola kota. permasalahan sampai pada akarnya, tidak hanya permasalahan
Di samping itu, upaya membangun citizenship dalam penge- yang tampak di depan mara. Sebagai conroh, upaya penanganan
lolaan kota dipandang penting karena melalui upaya ini maka masalah kemacetan di Jakarta seyogyanya tidak dilakukan dengan
kesadaran warga kota aras peran, hak, dan kewajibannya dalam cara-cara yang instan seperri pembangunan jalan baru, jalan
suatu komunitas kora akan terbangun. P2KH adalah program laya ng, bahkan pengembangan jaringan jalan to! dalam kota.
yang diinisiasi Pemerintah unruk meningkatkan urban citizen- Namun perlu dipikirkan upaya yang menyentuh akar permasa-
xviii
lahan mengapa kemaceran rersebur rerjadi. Berbagai upaya unruk
mengarasi kemaceran rersebur relah dan sedang dilakukan, baik di
level makro maupun mikro.
Di level makro, dilakukan pengendalian pembangunan kora-
kora baru di sekirar Jakarta yang akan menambah beban rranspor-
tasi bagi Jakarta. Sedangkan di level mikro mikro, dilaksanakan
perbaikan kerusakan jalan, pelebaran jalan, dan pembangunan
jalan layang pada persimpangan jalan ya ng padar maupun perlinr-
asan jalan dengan rei kerera api.
XIX
PENDAHULUAN
juga berprinsip bahwa wilayah perdesaan sebagai sumberdaya konsep tematik kota berkelanjutan seperti competitive city, creative
alam bagi kawasan perkotaan (rural-urban Linkage) juga harus city, resilient city, heritage city, inclusive city, active city, techno city,
diperrahankan (pro-rural) agar terjadi keseimbangan amara smart city, productive city, safe and health city dan sebagainya yang
perkotaan dan perdesaan. sedikit-banyak dijawab dengan kota hijau (green city) secara kese-
Untuk mewujudkan pembangunan kota berkelanjutan, maka luruhan.
upaya-upaya yang dilakukan secara konkrit adalah yang berpihak Dengan menggunakan berbagai prinsip pembangunan
pada pelestarian lingkungan yang didorong oleh peran Pemerin- perkotaan berkelanjutan di atas, diharapkan ke depan kota-kota
tah kepada pemerintah daerah melalui program-program yang di Indonesia yang lebih layak huni, berjati diri, produktif dan ber-
nyata dan kreatif serta berbasis penataan ruang. kelanjutan dapat diwujudkan secara sistematis. •
Berbagai upaya tersebut dapat tercermin di dalam berbagai
XX
KOTA WASPADA BENCANA DAN PERUBAHAN IKLIM
Secara makro, ruang terbuka hijau (RTH) bisa berupa bagian GAS RUMAH KACA DAN PERUBAHAN
ruang hijau-alami suatu negara. Ruang ini bisa berupa kawasan IKLIM
tertentu, hutan beserta isinya, lahan pertanian, atau hamparan hi- Gas Rumah Kaca (GRK) adalah gas-gas utama baik alami
jau pertanaman. Masing-masing jenis ekotipe-nya pun beraneka- maupun akibat kegiatan man usia di lapisan atmosfir yang
ragam . Hutan bisa berupa bisa hutan alam primer, sekunder atau menyerap dan memantulkan kembali radiasi sinar inframerah
hutan produksi (buatan). Lokasinya pun beragam, bisa di dataran dari matahari. Menurut Protokol Tokyo, gas-gas tersebut adalah
rendah, pegunungan maupun di sepanjang garis pantai. karbon dioksida (CO), metana (CH 4), nitroksida (Np), PFC
Maka bila ada man usia di dalam ruang tersebut, akan selalu (perfluorocarbons), HFC (hydrojluorocarbon), dan sulfur heksafl.o-
ada hasil produksi maupun sampah atau limbah. Semakin banyak rida (SFJ
2
Sebelum tahun 1964, manusia belum menyadari bahwa
berbagai senyawa kimia yang lepas ke udara dapat terus naik
ke atmosfir sampai ke lapisan stratosfir akan berpengaruh pada
proses-proses meteorologi. Contohnya, senyawa chlorofluorocarbon
(CFC) dan halon ternyata dapat merusak lapisan ozon di straws-
fir. Padahallapisan ini sangat penting sebagai pelindung permu-
kaan bumi dari bahaya radiasi sinar ultra-violet cahaya matahari).
TABEL 1: Enam kelompok GRK, Potensi pemanasan Global
dan Waktu Hidupnya
Global Warming Lifespan
GRK
Potensial (years)
C0 2
Metana 23 12 ti siklus oksigen, air, nitrogen, sulfur, karbon tetap berlangsung
N0 2 296 114 secara alami dan proporsional dalam lingkungan kota. Sebagai
HFC 1.600- 13.000 16-550 pusat peradaban kehidupan dan kebudayaan, manusia harus terus
membenahi kotanya menuju kota hijau ramah lingkungan dan
PFC
berkelanjutan.
5F 6 22.220 Kota Ekologis (ecocity) atau Kota Taman (green city), dengan
Sumber: Mace MJ, Oct 2007. "National WS for Negotiators" Jakarta, Indonesia. Basic Science of Climate 'konsep hijau' adalah konsep kehidupan yang ramah lingkungan
Change dan berkelanjutan. Konsep ini bukan sekadar hijau karena ada-
nya unsur tanaman/penanaman, namun unsur bangunan dan
PERUBAHAN IKLIM DAN PEMANASAN infrastruktur juga hemat energi secara berkelanjutan. Dengan
GLOBAL Dl KAWASAN PERKOTAAN demikian kota mampu mempertahankan kualitas dan fungsi ling-
Fenomena perubahan iklim dan pemanasan global beraki- kungannya secara sehat, seimbang, nyaman dan produktif agar
bat pada degradasi kualitas serta fungsi lingkungan perkotaan. siklus kehidupan organisme (manusia, flora, fauna) pun dapat
Fenomena ini telah membangkitkan kesadaran akan perlunya berlangsung secara wajar pula.
tindakan bersama guna keberlanjutan kehidupan dalam kota.
Degradasi kualitas lingkungan telah mengakibatkan beberapa KARAKTERISTIK LOKAL ALAT
kota seperti Jakarta, Bandung, dan Semarang dilanda berbagai ADAPTASIPERUBAHANIKLIM
bencana. Sudah jamak kita mendapat berita banjir, kebakaran di Salah satu upaya mengurangi pemanasan udara kota adalah
perkampungan padat, kemacetan lalu-lintas, pencemaran udara, membangun RTH kora yang sesuai karakter lansekap lokal de-
amblasan tanah, intrusi air laut dan krisis air bersih di perkotaan. ngan menonjolkan jenis tanaman lokal dan rancangan berbasis
Semua terjadi silih-berganti tiada henri bahkan kadang bersa- arsitektur lansekap lokal. Komponen dasarnya terdiri dari materi
maan. lunak (softscape) dan materi perkerasan (hardscape). Berdasar letak
"Kota Ekologis (ecocit)1 atau Kota geografis dan karakteristik lingkungan, kota terbagi riga yaitu: ka-
wasan kota pesisir, kota daratan, dan kota pegunungan. Perbedaan
Taman (green cit)1, dengan konsep hijau ini mensyaratkan pemilihan jenis tanaman yang berbeda pula
dengan karakter vegetasinya. Pemilihan jenis tanaman yang sesuai
adalah konsep kehidupan yang ramah dengan lingkungan akan memudahkan tanaman tumbuh dan
lingkungan dan berkelanjutan." berfungsi secara optimal dalam memperkaya keasrian penataan
bangunan yang ada.
Kota adalah ekosistem buatan yang dirancang untuk menam- Pemilihan materi perkerasan pun akan lebih tepat jika berasal
pung kegiatan komunitas urban serta kelangsungan hidupnya. dari lingkungan terdekat berciri lokal. Mengapa? Karena strategi
Agar siklus kehidupan dapat berlangsung wajar, kota mutlak ini akan mengurangi biaya transportasi, berkesan alami dan
harus memiliki unsur-unsur lingkungan alami di dalamnya. ramah lingkungan. Dengan demikian kita dapat merasakan per-
Unsur-unsur ini mendukung proses kehidupan alami seper- bedaan karakter lansekap masing-masing daerah. Penataan RTH
3
KOTA WASPADA BENCANA DAN PERUBAHAN IKLIM
kota sesuai dengan karakteristik lokal akan meningkatkan nilai dapat berupa kawasan pariwisata, industri dan perkantoran, perta-
ekologis, ekonomi, edukatif, dan estetika RTH kota itu sendiri. nian dan kehuranan, pertambangan, lingkungan permukiman,
atau lingkungan pesisir pantai.
TATA RUANG DAN RTH SEBAGAI Menurut Undang-undang No. 26/2007 tentang Penataan
SOLUSI ANTISIPASI PERUBAHAN IKLIM Ruang, RTH merupakan subsistem tata ruang dan infrastruk-
Kecenderungan meningkamya jumlah penduduk di daerah tur wilayah, khususnya dalam pengembangan permukiman dan
perkotaan juga meningkatkan dampak perubahan iklim. Strategi kawasan perkotaan yang berbasis pada potensi keanekaragaman
adaptasi terhadap perubahan iklim untuk lingkungan perkotaan hayati (KEHATI) sebagai sumberdaya alam setempat. Menurut
perlu dilakukan melalui perencanaan strategis rata ruang kota. UU terse but, RTH dalam kawasan perkotaan harus tersedia 10
Model Kabupaten/Kota Sehat dapat dikelompokkan atas be- persen RTH Privat dalam ruang terbangun seperti lingkungan
berapa tatanan kawasan serba sehat pada permukiman, industri perumahan dan 20 persen RTH Publik yang berada dalam ruang
dan perkantoran, pariwisata, pertambangan, kehutanan, prasarana terbuka di kawasan perkotaan. Pentingnya eksistensi RTH dalam
umum perkotaan, budaya dan perilaku hidup bersih, kehidupan kota bahkan telah dinyatakan PBB dalam World Development
sosial, dan ketersediaan pangan dan gizi. Report tahun 1984. Dalam laporan tersebut ditegaskan bahwa
Pemilihan kawasan kegiatan sebaiknya dikaitkan dengan po- luas RTH yang harus ada di suatu kota adalah 50 persen luas
tensi ekonomi, sesuai dengan semangat otonomi daerah, terutama kota, atau minimal 15 persen luas kota jika kondisi sudah sangat
upaya peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) dan peningkat- kritis.
an pendapatan para pemangku kepentingan. Kawasan tersebut
4
KOTA WASPADA BENCANA DAN PERUBAHAN IKLIM
5
Sebagai negara kepulauan, perubahan iklim di Indonesia me-
nimbulkan ancaman naiknya muka air l aL~t di daerah pinggiran
pantai sehingga timbul banjir (rob akibat pasang air laut). intrusi
air laut, serta amblesan tanah. Pembuatan RTH di kawasan ping-
gir pantai dapat membantu adaptasi lingkungan terhadap ke-
naikan muka air laut. Salah satu usaha adalah melakukan pena-
naman jenis tanaman tertentu yang tahan terhadap genangan
air. Berikut adalah beberapa jenis tanaman tersebut:
a. Tahan genangan (> 60 hari): Jenis Albizzia /ebbeckioodes,
A. procera, Adenanthera microsperma, Sesbania sesban,
Anacardium occidentale, Hevea brasiliensis (karet), Coffea Sebisa mungkin alam disusupkan ke dalam kawasan perkotaan,
robusta (kopi), Pinus mercusii (pinus), Conarium commune membentuk ikatan antar lingkungan zona tertentu melalui alam
(kenari), Ceiba petandra (kapuk randu); beserta isinya. Sekarang kawasan seperti ini biasa disebut KOMU-
b. Agak tahan genangan (s/d 40 hari): jenis Albizzia fa/ca- NITAS HI]AU wilayah perkotaan. Termasuk di dalamnya adalah
taria, Imperato cylindrical (alang-alang), Artocarpus integ- integrasi pengelolaan air limbah dan sampah yang sudah dira-
rifolia (nangka), Cinnamomum burmanii, Crotalariajuncea, sakan manfaatnya, seperti IPAL, bio-digester, pengkomposan, dan
Leucaena glauco, Tephorisa maxima, Aleurites mollucana, lain sebagainya. Dalam masing-masing unsur tersebut alam bisa
Camellia sinensis (teh), lndigofera galegoides, Mimosa pu- menjadi kawan atau sebaliknya menjadi lawan eksistensi manusia
dica (sikejut). Clitoria /aurifolia, Eugeniajambo/oides Oambu
bila tak dikelola secara inregratif dan holistik. Karena iru habitat
alami ini harus tetap diperhitungkan dalam menentukan aktiviras
bol);
warga terutama pada lokasi yang reman bahaya.
c. Tidak tahan genangan (sampai 20 hari saja): Tephrosia
Sayangnya, pemerintahan lokal jarang mampu mengelola ling-
vogwlii, T. candida, Albizzia montana, Nicotiana tabacum
kungan wilayahnya berdasar perrimbangan ekologis (ramah ling-
(tembakau), Tectono grandis Oati), Crotalaria anagyroides,
kungan). Berbagai peraturan nasional maupun lokal telah disusun
Agathis ioranthifolia (damar), Eupatorium palescent, Lan-
demi peningkatan kualitas lingkungan, ditambah berbagai pedoman
tana camara, Cassuarina equisetifolia (cemara laut), Piper penatagunaan tanah (land use) berupa penetapan Rencana Induk
aduncum, Ageratum conyzoides, Zea mays Oagung). Kota (RIK), termasuk ruang-ruang rerbuka di bawah koordinasi ad-
d. Penyerap dan penapis bau: Michelia champaka (cempaka) ministratif terdekat dengan masyarakat (kelurahan-RT/RW) maupun
dan Mimusops elengi (tanjung). Potensi jenis tanaman ini di berbagai kompleks permukiman kota yang pemanfaatan lahannya
dapat dipergunakan untuk tern pat pembuangan akhir sudah direncana dan mungkin berupa ' real estate' rerrentu.
sampah, sungai yang tercemar berat dan berbau, serta Penataan RTH kora bukan sekedar memperindah atau mengisi
jalur hijau yang dipenuhi oleh kendaraan berbahan ba- sudut-sudut yang ditinggalkan oleh perencanaan atau sekedar menu-
kar solar; tupi bak sampah (TPA) . Penataan RTH adalah usaha meningkarkan
e. Tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk mengurangi kualitas lingkungan kora (binaan) tersebur melalui isrilah 'kerangka
genangan air: Artocarpus integra (nangka). Paraserianthus kora' dengan benrukan ruang dan penghijauan. Sebagian besar kota
fa/cataria (albisia). Acacia vilosa, lndigofera galegoides, Dal- Indonesia belum menemukan kerangka kotanya, mungkin hanya ter-
bergia sp, Tectono grandis Oati), Samanea sa man (kihujan). ganrung pada kepekaan para perancangnya saja yang kebetulan peka
serta Leucaena /eucocepha/a (lamtorogung); rerhadap konsepsi konreksrual dalam menghadapi kompleksnya per-
f. Pencegah intrusi air Iaut: Causuarina equisetifolia (cemara masalahan lingkungan kota. Kriterianya sebagian besar rak terukur/
laut), Ficus elastica, Havea brasiliensis (karet). Garcinia
bersifat relarif, seperri skala, pandangan, ruang, karakrer, daya tarik,
kenikmatan, kepekaan, estetika dimensi dan jarak anrar saru kegiatan
mangostana (manggis). Lagerstroemia speciosa (bungur).
dengan yang lain serra terganrung pada budaya lokal.
Fragraera fragnans Cocos nucifera (kelapa).
Perpaduan rata hijau dan rata bangunan (infrasrrukrur perkotaan)
g. Penyerap karbondioksida (C02) dan penghasil oksigen
seharusnya dapat dipadukan didukung oleh pendekatan pemba-
(02) yang baik: damar, Bauhinia purpurea (kupu-ku pu),
ngunan holistik. Mungkin orang sudah melupakan bahwa kawasan
Leucaena leucocepha/a (lamtoro gung), Acacia auricu/ifor-
perkotaan bukan hanya tempat mencari nafkah, tetapi seharusnya
mis (akasia), serta Ficus benyamina (beringin). juga layak sebagai rempat tinggal yang aman, nyaman dan produktif
serra lestari (berkelanjutan). •
6
KOTA WASPADA BENCANA DAN PERUBAHAN IKLIM
KOTA TANGGAP
BENCANA
Penulis: Nirwono Joga, Konsultan, nara sumber, penulis arsi- kepulauan seharusnya menyadarkan para pejabat elir negeri ini
tektur dan lansekap perkotaan serta lingkungan hidup lebih serius mengelola pulau-pulau yang tersebar di Indonesia.
Berbagai bencana alam telah terjadi sejak puluhan abad silam
Sebagai negara yang berada di cincin api (ring of.fire), kota- hingga peristiwa gempa dan tsunami di Banda Aceh (2004),
kota di Indonesia memang sangat reman terhadap bencana gempa gempa Yogyakarta (2006) dan Padang (2009), banjir bandang di
bumi, gelombang tsunami, atau pun letusan gunung berapi. Wasior, gempa dan tsunami di Mentawai, serta gunung Merapi
Sebanyak 150 kota dan kabupaten dari 497 kota dan kabu- meletus di Yogyakarta (20 10). Seluruh bencana ini seharus-
paten di Indonesia memiliki kerawanan tinggi diterjang tsu- nya mampu menyadarkan semua pihak, untuk merefl.eksi diri
nami. Selain itu 80 persen kota dan kabupaten berada di pesisir seberapa serius kota-kota kita dibangun dalam mengantisipasi,
terancam rob, abrasi pantai, intrusi air !aut, dan amblesan tanah memitigasi, dan mengadaptasi bencana alam.
disebabkan rusaknya hutan bakau pelindung pantai. Pembangunan infrastruktur transportasi antarpulau (!aut,
Daerah rawan bencana yang tersebar dari Sumatera hingga udara), jaringan telekomunikasi dan listrik harus lebih diting-
Papua telah tumbuh dan berkembang menjadi kota sehingga ti- katkan lagi, sehingga tidak ada lagi kesulitan dalam pemberian
dak mungkin dikosongkan. Pemahaman Nusantara sebagai negeri pertolongan dan pengiriman bantuan saar bencana.
7
KOTA WASPADA BENCANA DAN PERUBAHAN IKLIM
~
j"",
:· ....
·'--,_,_, e
lbu Kota Kabupaten
• lbu Kota Kecamatan
- ·-·- Balas Provinsi
KABUPATEN ' ·.
·-·_;.....
_ - ·· - ·· BatasKabupeten
----· ·· Batas Kecamatan
LEBONG
Babk ~
... Bi..
ru'·· '
,.' / .....,_ -c,.
Sungai Besar
! Sungai Kecil
i J 1rl ng a n J 1 11n
/ - - Arteri Primer
- - Kolektor · 2
Kolektor. 3
- - Jalanlatn
~ReiKA
-- i•f
PROVINSI SUMATERA SELATAN
SUMIU.:
F~O. : ~ISU
SiRmiConfiMt :Wil.S1-. z-uTMZ-4$
~ ..... letOW!tWIII
It TRW Pfom.i ihftgkll... T....., 2010
8
tingkat dasar hingga perguruan tinggi. Prosedur tetap manajemen
bencana disosialisaikan ke seluruh lapisan masyarakat. Anak-
anak sekolah secara rutin (3-6 bulan) bersimulasi soal evakuasi
bencana. Simulasi yang dilakukan secara berkala berhasil menum-
buhkan kesadaran masyarakat untuk sigap dan siaga menghadapi
bencana.
Penyampaian efektif dan efisien adalah melalui kegiatan kebu-
dayaan daerah lokal, seperti pengajian, pertunjukan seni daerah
(wayang, ketoprak, lenong, dan lain-lain), hingga orkes dangdut.
Hasilnya, masyarakat tabu persis apa yang harus dilakukan, cara
memberi pertolongan pertarna, ke mana akan pergi menyelamat-
kan diri, di mana tempat evakuasi, dan bagaimana upaya berra-
han hidup, hingga bagaimana mengelola tempat evakuasi bencana
(persediaan air minum, makanan, obat-obatan, pakaian dalarn,
dan lain-lain).
Kesiapsiagaan masyarakat dalarn menghadapi bencana jauh bermetamorfosa menjadi ruang evakuasi. Taman dan lapangan
lebih penting dan terbukti lebih efektif daripada menggantung- menyediakan modul untuk pemasangan cepat tenda-tenda dam-
kan diri pada teknologi peringatan dini yang sering kali ngadat rat untuk tempat tinggal sementara, dapur umum, sekolah dan
saat dibutuhkan. ruang bermain anak.
Taman dilengkapi toilet umum, pompa hidran untuk cadang-
KOTA TANGGAP BENCANA an persediaan air bersih, dan cadangan listrik berbasis energi sel
Merujuk pada Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 ten- surya. Di hari biasa, taman dapat menjadi daerah resapan air,
tang Penanggulangan Bencana dan UU Nomor 26 Tahun 2007 paru-paru kota, dan tempat wisata warga.
tentang Penataan Ruang, pemerintah kota dan kabupaten harus Bentuk-bemuk kearifan lokal sebagai sumber referensi dan
mengatur ulang tata ruang wilayah sesuai jenis dan tingkat kera- inspirasi harus terus dikembangkan agar kemampuan beradaptasi
wanan bencana yang ada. hidup di kawasan bencana dan melakukan mitigasi atau berlatih
Dengan begitu, perencanaan tata ruang yang cerdas adalah untuk menghadapi bencana siap siaga selalu.
mewujudkan kota hijau yang tanggap bencana untuk mengan- Pemahaman yang bijak terhadap keadaan alam harus me-
tisipasi dan memitigasi berbagai bencana, baik bencana alam nyadarkan pemerintah kota untuk mengembangkan kota-kota
(gunung meletus, gempa, tsunami) maupun bencana ekologis yang tanggap bencana. Kearifan lokal digali kembali untuk di-
(banjir, rob, abrasi, intrusi, amblesan, kekeringan, kebakaran) aki- transformasikan ke dalam budaya kehidupan modern di perkota-
bat perubahan iklim. Pembangunan kota tanggap bencana sangat an. Arsitektur bangunan tradisional yang berbentuk rumah pang-
penting mengingat kota merupakan wilayah padat bangunan dan gung dengan bahan dari kayu dan bambu terbukti sangat lemur
padat penduduk sehingga sekecil apa pun bencana akibat gunung meredam gempa. Konsep arsitektur tradisional ini dapat diterap-
meletus, gempa atau tsunami menghantam kota pasti akan me- kan ke setiap bangunan dan gedung bertingkat di Indonesia.
nimbulkan korban jiwa dan harta yang banyak.
"Pemahaman yang bijak terhadap
"Perencanaan tata ruang yang cerdas
keadaan alam harus menyadarkan
adalah mewujudkan kota hijau yang
pemerintah kota untuk mengembangkan
tanggap bencana."
Kota menyediakan jalur-jalur evakuasi dan ruang evakuasi
kota-kota yang tanggap bencana."
yang memadai, di mana infrastruktur ruang terbuka hijau seba- Arsitektur bangunan rumah dan gedung dikembangkan tang-
gai tulang punggungnya. Jalur evakuasi dilengkapi peta lokasi, gap bencana, ramah lingkungan, dan tahan gempa. Konstruksi
rambu-rambu petunjuk evakuasi, d~n ditanami pohon-pohon bangunan (rumah) panggung berbahan kayu telah terbukti mam-
pelindung yang juga berfungsi sebagai tempat evakuasi. pu mengikuti ritme gempa dapat ditransformasikan ke dalam
Taman kota atau lapangan olahraga dirancang khusus siap bangunan modern dan menjadi acuan pembangunan perumahan,
9
KOTA WASPADA BENCANA DAN PERUBAHAN IKLIM
perkamoran, dan fasilitas publik di nusantara dengan tetap mem- 100-200 meter dari garis pantai umuk meredam tsunami, abrasi
pertahankan bentuk arsitektur lokal yang sangat kaya. pantai, banjir, rob, imrusi, amblesan, dan mengembangkan
Gedung-gedung bertingkat dievaluasi dan direnovasi mengi- ekosistem hutan mangrove yang kaya keragaman hayati. Kawasan
kuti kaidah-kaidah bangunan tahan gempa yang ekstrem. Semua lindung ini harus bebas bangunan.
bangunan baru wajib dibangun tahan gempa. Gedung simulasi Kota dapat meminimalkan kerugian jiwa, harta benda, fasilitas
tahan gempa dibangun sebagai bahan informasi dan referensi publik, serta aktivitas sosial dan ekonomi warga. Kota didukung
kajian dan pengembangan bangunan tahan gempa. sarana dan prasana infrastruktur ramah lingkungan, transportasi
Untuk kota pesisir, kawasan tepian pantai dibangun sabuk publik, lapangan kerja yang memadai, dan ketersediaan RTH
hijau berupa hutan pantai (kelapa, cemara !aut, waru !aut, keta- minimal 30 persen. Kota menjadi sehat, hemat energi, ramah
pang, nyamplung) atau hutan mangrove (bakau, nipah) setebal lingkungan, dan budaya berkelanjutan.
10
INVESTASI MASA DEPAN
Membangun kota tanggap bencana merupakan investasi di
masa depan. Tantangan dan peluang di bidang perumahan,
kesehatan, pendidikan, transportasi, dan berbagai pelayanan
publik harus mengacu kepada kota yang tanggap bencana. Sistem
perkotaan yang mengintegrasikan dunia ekonomi, bisnis, peme-
rintahan, dan kepekaan lingkungan hidup akan meningkatkan
kualitas hidup penduduk dengan mengoptimalkan sumber daya
yang tersedia.
Untuk membuat sebuah kota efisien dalam mengantisipasi,
mitigasi dan adaptasi terhadap bencana, kota dibagi-bagi dalam
struktur sub-sub kota yang mampu hidup mandiri. Subkota ter-
kecil bisa berupa kampung modern yang sering disebut superblok
yang menyediakan segala hal kemudahan dan kebutuhan hid up Produk arsitektur bangunan tradisional yang berhasil mengacu
satu komunitas dalam satu kawasan terpadu yang ramah ling- pada kondisi lingkungan Indonesia yang beriklim tropis basah.
kungan. Bangunan memperhatikan faktor-faktor lingkungan (ekosistem)
Kawasan terpadu menggabungkan segala kebutuhan manusia setempat dan memenuhi kinerja bijak guna lahan, hemat air,
dari bertempat tinggal, bekerja, sampai dengan berekreasi dengan hemat energi, hemat bahan - sedikit limbah, dan terjaga kualitas
nyaman dan efisien. Dalam kawasan tersedia kantor, sekolah, pe- udara.
rumahan (satu hotel) banding tiga, apartemen banding enam ru- Kita tak tahu pasti kapan gunung meletus, gempa, dan tsu-
sun, pusat hiburan, pusat perbelanjaan, rumah ibadah, taman dan nami selanjutnya akan datang. Namun, kita tetap harus berusaha
lapangan olahraga. Penghuni cukup berjalan kaki atau bersepeda mengantisipasi, beradaptasi, dan memitigasi bencana. Mewu-
ke tempat tujuan dalam lingkup kawasan tersebut. Hemat bahan judkan kota hijau tanggap bencana merupakan perencanaan tata
bakar, anti macet, dan pencemaran udara jadi berkurang. ruang yang cerdas. •
Pemerintah harus mengubah strategi pembangunan permu-
kiman, dari horizontal menjadi vertikal. Permukiman horizontal
yang padat diremajakan menjadi pemukiman vertikal secara
bertahap. Kawasan rawan bencana menjadi prioritas peremajaan
kawasan yang akan dikembangkan menjadi kawasan terpadu
ramah lingkungan dalam 20 tahun ke depan.
11
MEWUJUDKAN KOTA HIJAU
- ------------------- -~ -- - - -
sustainable
urban development
KOTA LESTARI, KOTA HIJAU
UNTUK SE MUA
Tulisan ini adafah rangkuman diskusi dalam milis sud_forum@ sing-masing. Pada akhirnya, Prakarsa Kota Lestari akan menghu-
yahoogroups.com bungkan jejaring kota-kota yang saling berbagi pengalaman dan
berasosiasi dalam prakarsa kota-kota berkelanjutan.
Prakarsa Kota Lestari adalah upaya mengumpulkan ber- Prakarsa Kota Lestari menyediakan keahlian-keahlian dalam
bagai bemuk informasi dan pengetahuan dari berbagai aspek bentuk konsultasi teknis dan pelatihan, serta penyediaan data
dan bidang, baik dari dalam maupun luar negeri, yang terkait dan informasi tentang berbagai aspek dan bidang yang terkait
dengan pembangunan kota-kota yang berkelanjutan. Upaya ini dengan pembangunan kota-kota berkelanjutan. Tujuannya adalah
juga mengembangkan berbagai kegiatan di kota-kota yang telah membagi pengetahuan dan meningkatkan kapasitas dalam rangka
berkomitmen untuk mencapai tingkat berkelanjutan yang tinggi. mendukung pemerintah kota dan kabupaten untuk membangun
Prakarsa Kota Lestari mengajak sekitar 500 pemerimah kota prakarsanya mewujudkan visi, misi dan target kota yang berkelan-
dan kabupaten umuk secara bersama-sama berkomitmen terha- jutan.
dap pembangunan berkelanjutan serta membangun kerjasama Yang menjadi latar belakang Prakarsa Kota Lesrari adalah
dalam mewujudkan kota-kota yang berkelanjutan di wilayah rna- bahwa prakarsa yang muncul dari daerah-daerah secara alamiah
12
MEWUJUDKAN KOTA HIJAU
- ------
BAGAIMANA LESTARIITU?
Ada dua keadaan lestari, pertama, lestari tanpa manusia atau
jaman prasejarah. lni kelestarian alam tanpa peradaban manusia.
Kelestarian kedua adalah kelestarian dengan adanya peradaban
manusia yang terus berkembang. Jelas, tujuan akhir itu bukanlah
kelestarian tanpa peradaban manusia, melainkan kelestarian alam
dan peradaban yang secara selaras menghasilkan suatu keseim-
bangan baru yang tetap berkembang secara terus menerus. lnilah
tujuan akhir itu, pembangunan yang lestari, pembangunan yang
berkelanjutan, keselarasan perkembangan peradaban dan ling-
kungan alam, keselarasan daya dukung alam dan daya dukung
buatan, manunggalnya manusia dan bumi.
Daya dukung buatan kota-kota di Jepang relatif sudah menja-
min kehidupan penghuninya dan masih terus menerus meneliti
daya dukung alamnya. Sementara itu daya dukung buatan di
Indonesia masih belum mendukung kehidupan manusianya. Se-
dan didukung bingkai pengetahuan dan konsep yang kuat, meru- bagai contoh, kinerja air bersih , sanitasi, perumahan, energi dan
pakan langkah yang paling efektif dan efisien untuk mencapai transportasi di kota-kota Indonesia belumlah memuaskan.
tujuan pembangunan kota-kota yang berkelanjutan. Tujuan ini Oleh karena itu salah kaprah jika upaya meningkarkan daya
adalah bagian penting dari prakarsa pembangunan berkelanjutan dukung alam lebih dikedepankan dibanding upaya pemenuhan
secara nasional dan global. daya dukung buatan. Contohnya ruang terbuka hijau versus
Nilai penting prakarsa ini adalah pendekatan dan keluaran
kegiatannya adalah dari sisi prakarsa masyarakat, bukan hanya
judul program yang baru. Bila kita menengok ke negara tetangga
Malaysia, istilah kota lestari, desa lestari, pertanian lestari ba-
nyak sekali digunakan, baik sebagai nama rem pat maupun nama
lembaga, yang menunjukkan makna berwawasan lingkungan
atau berkelanjutan. Para pemikir Indonesia terdahulu yang sering
menyebut istilah lestari sebagai padanan berkelanjutan selain
terus-menerus.
Pada dasarnya kota lestari/kota berkelanjutan adalah tujuan
sekaligus proses. Sebagai tujuan , kota lestari adalah suatu kondisi
ideal dimana daya dukung alam dan buatan yang secara selaras
dan seimbang mampu mendukung proses pembangunan kota
secara terus menerus. Sedangkan sebagai proses, kota lestari dapat
dimaknai sebagai proses menjadi (process of becoming), dimana
kondisi yang ditemukan adalah justru kota-kota yang tidak lestari
atau tidak berkelanjutan.
Kota adalah sumber pemanasan global dan perubahan iklim.
Konsep Kota Lestari hadir sebagai upaya menjawab krisis terse-
but, yaitu sebagai upaya untuk menyelaraskan pembangunan
dan pelestarian lingkungan. Konsep ini muncul sebagai upaya
menyeimbangkan daya dukung alam dan daya dukung buatan
(pembangunan), menjaga daya dukung alam tetap lestari secara
bersamaan dengan meningkatnya daya dukung buatan.
13
STUDI KASUS: MEWUJUDKAN KOTA
BERKELANJUTAN 01 JEPANG
Telapak ekologis (ecological footprint) adalah total jumlah
Ia han darat dan Iaut yang dibutuhkan untuk keberlangsungan
hid up suatu populasi, dengan memperhatikan gaya hidup po-
pulasi tersebut. Telapak ekologis memperhitungkan konsumsi
air, lahan, dan energi dari tiap kegiatan manusia, pada berbagai
tingkatan kebutuhannya, dibandingkan dengan sumber daya perkembangan yang terjadi. Karena itu diperlukan penghitungan
alam yang tersedia. Lebih lanjut dapat dilihat bahwa selain daya dukung lingkungan dan penggunaan sumber daya dan
konsumsi dari suatu populasi, konsep telapak ekologis juga membangun gaya hidup dan budaya yang lebih bertanggung
memperhitungkan pertukaran barang atau perdagangan, serta jawab terhadap lingkungan. Kita tidak bisa lagi menutup mata
investasi. Hasil studi ini kemudian dapat dipergunakan untuk terhadap keterbatasan sumber daya yang tersedia di wilayah
memperkirakan daya dukung lingkungan di masa mendatang, sosioekologis.
dan selanjutnya hasil proyeksi tersebut dapat dipergunakan Salah satu fokus UNEP untuk kota lestari adalah efisiensi me-
untuk merumuskan berbagai kebijakan pembangunan yang tabolisme dan aliran material, terutama dengan mendorong per-
berbasis keberlanjutan lingkungan . Telapak ekologis rata-rata ubahan dari 3R (reduce/reuse/recycle) ke arah substitusi. Fokusnya
Tokyo per kapita lebih rendah daripada telapak ekologis rata- sudah berpindah dari perubahan iklim ke masalah keterbatasan
rata Jepang per kapita . Tetapi secara wilayah, telapak ekologis sumber daya. Isu perubahan iklim sudah selesai sebagai tantangan
Tokyo tetap jauh lebih tinggi dibanding wilayah dengan luas intelektual, tinggal politik dan implementasinya. Itu adalah salah
yang sama, di Hokkaido misalnya . Secara wilayah, kota-kota satu kesimpulan city working group yang dibentuk International
adalah titik a pi pemanasan global. Resource Panel (IRP) yang dibentuk UNEP.
Kalau telapak ekologis per kapita rendah, itu berarti Jepang Indonesia memerlukan solusi otentik!khas yang efektif agar
berhasil menjadikan kota-kota metropolitan seperti Tokyo, Osa- kota-kota terhindar dari ancaman ketidakberlanjutan. Caranya
ka, Nagoya, dan Kyoto sebagai ruang hid up bagi sebagian besar dengan mensinergikan pendekatan generik dan kecerdasan lokal.
penduduknya secara berkelanjutan. Tiga kota metropolitan di Aksi nyata harus segera dilaksanakan untuk mengurangi laju
Jepang saja sudah menampung hid up sekitar 60 juta penduduk kerusakan yang mengarah pada ketidakberlanjutan. Pertumbuhan
atau separuh penduduk Jepang secara berkelanjutan. Daya tam- populasi tanpa kendali, kemiskinan, dan kesalahan pengelolaan
pung tinggi di satu sisi dan kinerja low-carbon rendah di sisi lain kota di tengah situasi merosotnya daya dukung dan macetnya
menjadikan telapak ekologis per kapita kota-kota metropolitan metabolism bisa memunculkan keaslian pengayaan konsep dan
di Jepang menjadi cukup rendah. penerapan makna kota lestari. Selain itu, tentu saja perkembang-
Sementara itu, ketergantungan penduduk kota-kota kecil di an pemikiran tentang keberlanjutan global tetaplah penting.
Jepang terhadap mobil masih tinggi, karen a jaringan transpor- Sebenarnya secara logis memang kota-kota adalah pusat pema-
tasi umum belum memadai. Mereka membutuhkan tanah yang nasan global sekaligus pusat-pusat upaya pendinginan global.
lebih luas untuk rumah. Mereka yang dekat kawasan nelayan, Pada dasarnya kota adalah tempat aglomerasi penduduk dan
makan ikan salmon dan tuna yang jauh lebih banyak dibanding beragam kegiatan, tempat bertumpuknya bangunan-bangunan se-
penduduk Tokyo atau Osaka. bagai reflektor panas, kumpulan kendaraan, pabrik, dan kegiatan
penghasil karbon lainnya. Jadi konsep kota sebagai titik api bukan
berarti menyalahkan kota, tapi justru menjadikan manajemen
ruang usaha/rumah untuk semua, hemat energi aktif versus hemat kota sebagai upaya strategis pembangunan lestari. Bila salah kelola
energi pasif, larangan penggunaan premium versus pembangunan kota maka pembangunan lestari terancam, dan bila kota dikelola
transportasi umum. Intinya kita tidak bis~ membangun citra agar dengan baik menuju kota lestari maka kita menuju pembangunan
terkesan peduli lingkungan, tapi pada saat yang sama meming- lestari. Karena itu urbanisasi adalah tantangan bagi pembangunan
girkan kewajiban pelayanan dasar kota. lest~ri, bukan hambatan dan kesalahan.
Kota lestari bisa menjadi basis visi pembangunan peradaban
perkotaan ke depan. Kota lestari semestinya bukan sesuatu yang KOTA EKOLOGIS MASA DEPAN
berhenti di suatu terminal, tetapi kota yag marnpu memperta- Ruang terbuka hijau merupakan komponen kota yang harus
hankan keseimbangan fisiologisnya secara berkelanjutan sesuai disediakan dalam suatu kota. Hal ini mengingat kenyataan bahwa
14
hampir semua kota, khususnya kota-kota besar di Indonesia telah
mengalami degaradasi lingkungan.
"Kota Ekologis" merupakan pedoman visioner yang hendak-
nya dicapai oleh suatu kota, seperti "kota manusiawi" dan "kota
tepi air". Meskipun demikian, bila sebuah kota telah mempunyai
pedoman visioner sebagai kota ekologis, maka tidak otomatis
berarti bahwa kota ini telah dapat mengatasi permasalahan, tetapi
bisa merupakan suatu seri pengalaman yang berbeda-beda ditin-
jau dari visi dan usulannya.
Bila pencapaian visi tersebut masih terlalu jauh, maka disa-
rankan untuk diarahkan pada proyek skala kecil atau sebagian
kota saja. Hal ini selain lebih relatif lebih mudah untuk dilaku-
kan, juga akan lebih berarti karena terus berjalan menyusuri
setiap bagian kota sehingga pencapaian visi tercapai dan proses
penyusuran tersebut menjadi sangat berarti (Tjallingi, S, dalam
Hendrik & Duijvestein, 2002).
ruang yang lebih 'seksi' dan peka terhadap tuntutan pasar. Tentu
Kota ekologis mensyaratkan pentingnya perubahan (restruk-
melalui pendekatan perencanaan partisipatif yang efektif melalui
turisasi) hubungan antara permukiman dan lingkungan. Perubah-
pelibatan masyarakat, baik perseorangan maupun swasta sebagai
an ini bukan dengan membongkar bangunan lama (bersejarah),
pemangku kepentingan yang memiliki andil dalam pembentukan
akan tetapi dengan perbaikan ruang komunal dan ruang kehidup- ruang-ruang kita di perkotaan.
an. Hal ini dilakukan dengan membangun ruang-ruang publik
Pada akhirnya tidak dapat dipungkiri bahwa mewujudkan
yang dapat menampung penduduk dengan tingkat kepadatan
ruang yang aman, nyaman dan layak huni bukanlah sesuatu yang
tinggi, tanpa mengabaikan permasalahan yang dihadapi oleh "murah." Tapi itulah nilai tambah yang selama ini dijual oleh
komunitas tersebut, terutama keamanan. Sebagai contoh adalah
para perencana (baca: pengembang) sehingga masyarakat bersedia
pembangunan riga kawasan (teritori) yaitu jalur pejalan kaki, la-
membayar lebih mahal untuk dapat tinggal di lingkungan hunian
pangan kecil untuk penghuni gedung 5 lantai, dan lapangan luas
yang lebih nyaman. Jadi persoalannya adalah bahwa ternyata
untuk penghuni apartmen lebih besar. bagi sebagian besar masyarakat kita, tara ruang masih merupakan
Pengembangan bagian kota yang mempertimbangkan adanya "barang mewah."
daerah hijau menjadi pilihan masyarakat, meskipun harganya Pemerintah sendiri tentu tidak akan sanggup untuk mem-
menjadi sangat mahal. Hal ini dapat dilihat di beberapa pengem- biayai seluruh pembangunan kawasan. Yang penting adalah
bangan perumahan yang menerapkan konsep lingkungan yang bagaimana kita secara bersama-sama dapat menata ruang secara
hijau, sehat dan asri. Di samping itu, pengembangan kota hen- cermat, memanfaatkan secara tepat dan mengendalikan secara
daknya mempertimbangkan kemungkinan adanya peluang agar ketat. Barangkali dengan demikian kita dapat berharap untuk bisa
energi sebanyak mungkin dapat dihemat melalui pembangunan mewujudkan pembangunan kota yang tanpa luka. •
infrastruktur hijau. Dengan demikian, semua habitat biota (Rora!
fauna) dapat hidup bersimbiosis mutualistisme dalam suatu kota. Sumber:
• Milis sud_forum@yahoogroups.com, thread "Prakarsa
MEMBANGUN KOTA LESTARI, Kota Lestari Indonesia", 2012; komributor: Jehansyah
MUNGKINKAH? Siregar,Dodo Juliman,Wijono Pontjowinoto,Endra
Lalu bagaimana sebaiknya kebijakan pengembangan kawasan S. Atmawidjaja,Marco Kusumawijaya
perkotaan kita untuk mewujudkan kota yang lestari. Mungkinkah Doni J.Widiantono; Kota Berkelanjutan : Membangun
pembangunan kota dilakukan tanpa luka?. Nampa.knya pertanya- Kota Tanpa Luka; Online Bulletin Tata Ruang edisi Mei-
an ini harus dijawab oleh jargon politik SBY: bersama kita bisa! Juni 2008
Untuk itu semua pihak harus menyadari fungsi dan perannya Ning Purnomohadi, lmplikasi Undang-Undang No-
masing-masing : pemerintah, swasta dan masyarakat harus bahu mor 26 Tahun 2007 Ten tang Penataan Ruang terhadap
membahu. Penyediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Menuju Kota
Untuk itu, kita harus dapat membuat rencana-rencana tata Ekologis; Online Bulletin Tara Ruang edisi Mei-Juni 2008
15
M EWUJUDKAN KABUPATEN/
KOTA HIJAU BERDASARKAN
INFRASTRUKTU R HIJAU DAN BIRU
Penulis: Barano S.S., WWF Indonesia dan Ning Purnomo- didominasi kawasan lindung. Contohnya kawasan-kawasan hulu
hadi, Arsirek Lansekap, Green Professionai!GBCI di Kalimantan seperri Daerah Aliran Sungai (DAS) Kapuas, DAS
Barito dan DAS Mahakam. Pengembangan di wilayah kabupaten/
Sesuai data pada Ditjen Otda Kemendagri, pada tahun 2009 kota tersebur sangat terbatas karena fungsi khususnya sebagai per-
tercatat 530 unit administrasi, 33 propinsi, 399 kabupaten dan lindungan kawasan dataran rendah pada wilayah DAS tersebur.
98 kota. Pertambahan jumlah ini belum berakhir karena ma- Namun demikian ancaman banjir bisa saja terjadi pada ka-
sih terus berkembang. Saar ini relah ada proses pembentukan bupaten/kota yang terletak pada hulu DAS, jika penempatan
propinsi Kalimantan Utara dan juga tambahan dua kabupaten/ pengembangan kawasan perkotaan tidak terencana dengan baik.
kota di Kalimantan. Sebagai contoh, kabupaten Kapuas Hulu adalah kabupaten yang
Permasalahannya adalah lerak geografis perrumbuhan kawasan terlerak di daerah hulu perbatasan negara Republik Indonesia-
perkotaan dan infrastruktur pada berbagai kabupaten, kotamadya Malaysia di propinsi Kalimantan Barat. Pada tanggal 10 Agustus
dan propinsi tersebut. Pengembangan kawasan perkoraan sering- 2010, kabupaten ini dilanda luapan banjir sungai Kapuas. Ini
kali dihadapkan pada keterbatasan geografis, terutama keterba- salah satu gambaran bagaimana pertumbuhan kawasan perkotaan
tasan lahan yang tersedia untuk pengembangan tersebut. Hal ini pada daerah kabupaten yang memiliki fungsi lindung perlu didu-
dapat dilihat pada banyak kabupaten dan kota yang wilayahnya kung oleh perencanaan dan tara letak pengembangan kawasan
16
MEWUJUDKAN KOTA HIJAU
foto: http://geospasial.bnpb.go.id
permukiman yang sesuai, tidak pada kawasan yang memiliki nya. Tetapi daerah seperti ini juga terancam banjir bandang atau
potensi ancaman luapan banjir sungai. banjir kiriman. Contohnya adalah kota Jakarta yang merupakan
Begitu pula sebaliknya, daerah dataran rendah merupakan dae- kawasan perkotaan di dataran rendah. Setiap saat jakarta berpo-
rah yang lebih besar peluang pengembangan kawasan perkotaan- tensi menerima banjir kiriman dari daerah Bogor dan Puncak.
17
MEWUJUDKAN KOTA HIJAU
MITIGASI BENCANA 01 KAWASAN hutan yang telah mengalami degradasi dan deforestasi. Kondisi ini
PERKOTAAN telah mendorong ban yak pihak untuk terus berupaya melakukan
Upaya mitigasi bencana terhadap kawasan perkotaan menjadi upaya mitigasi kebakaran hutan dan lahan gambut.
salah satu pilar penting dalam perencanaan penataan ruang pe- Masih banyak ancaman bencana lain misalnya di kawasan
ngembangan kawasan kota baru atau daerah yang memiliki fungsi pesisir yaitu ancaman dari tsunami atau naiknya muka air laut
lindung dengan prinsip kehati-hatian. (rob) . Demikian juga potensi longsor pada kawasan perkotaan
Selain isu bencana banjir, bahaya bencana lain adalah keker- yang memiliki topografi dengan daerah lereng yang curam.
ingan dan kebakaran lahan gambut serta hutan. Kota Pekanbaru Termasuk ancaman bahaya gunung berapi bagi kota-kota yang
sebagai ibukota Propinsi Riau tidak lepas dari agenda tahunan ke- terletak dalam radius pengaruh letusan gunung berapi. Berbagai
bakaran lahan gambut dan hutan. Gambaran kota penuh dengan gambaran ·di atas adalah fakta tentang kondisi kawasan perkotaan
polusi asap sudah menjadi bagian dalam pola survival. Kondisi ini yang rentan terhadap pengaruh lingkungan, aktivitas geofisik dan
juga dialami oleh propinsi lain seperti di kota Pontianak, propinsi perubahan iklim.
Kalimantan Barat, kota Palangkaraya di propinsi Kalimantan Tantangan bagi kita adalah bagaimana menyikapi situasi ini
Tengah dan kawasan kota-kota yang memiliki lahan gambut dan dengan mendorong prinsip pembangunan yang berkelanjutan.
Prinsip ini dimulai dari disain perencanaan penataan pengem-
Salah satu contoh pengembangan berkelanjutan ada lah pe- Konsep desa in dan pemilihan lokasi kota Kuala Kencana sa-
ngembangan kota baru Kua la Kencana. Kota ini ada lah sebuah ngat tepat. Pertama, lokasi kota berada di antara dua sungai, art-
distrik di Kabupaten Mimika, Papua, Indonesia. Diresmikan pad a inya tidak memilih tanggul/tepi sungai sebagai pengembangan
5 Desember 1995 oleh Presiden Soeharto, dist rik ini d ikelola kot a seperti pengembangan kota -kota lama.
sepenuhnya oleh PT. Freeport Indonesia. Kua la Kenca na meru- Kedu a, di sai n pengembangan pusat perkantoran, bisnis dan
pakan kota pertama di Indonesia yang memi liki sistem sa luran perm ukima n didisa in dengan pola nukleus. Area yang dibangun
air kotor yang lalu disalurkan ke pusat pengelolaan limba h. perta ma adalah area inti dan daerah pengembangan mengikuti
Di Kuala Kencana terdapat beberapa komp leks pem ukiman: arah ke luar. Teknik pembangunan tidak dengan pendekatan
RW A atau Bumi Satwa lndah, RW B atau Tirta lnda h, ko mpleks total/and clearing, namun secara bijaksana menerapkan selected
Apartement, kompleks Jl. Bougenville, dan yang terakhir ada lah land clearing. Dengan demikian ekosistem alami masih tetap
Bachelor's Quarter. Di Kota Kuala Kencana terdapat satu sekolah, te rjag a denga n mempertahankan pola kontur ala mi. Vegetasi
satu klinik, satu masjid, satu gereja, dan beberapa fasilit as ol ah- dan hutan hujan t ropis data ran rendah Papua Selatan masih
raga seperti kolam renang, lapangan basket, lapanga n golf, dan tetap terj aga ses uai dengan kondisi asli. lni membawa sua sana
lainnya. Jarak dari Kuala Kencana ke ibukota kab upaten ada lah alami terh adap kawa san kota Kuala Kencana .
20km.
18
MEWUJUDKAN KOTA HIJAU
------
#<-
19
PEDESTRIAN Dl INDONESIA
Penulis : Alinda Medrial Zain, Dosen Arsitektur Lanskap, pada kawasan sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) maupun
Fakultas Pertanian, IPB sepanjang jalur rransportasi, baik jalur kereta api maupun jalur
kendaraan. Pada jalur transportasi kendaraan umum, secara khu-
Salah satu tujuan utama penataan kota dari pendekatan urban sus kita mengenal jalur pejalan kaki. Di jalur ini penghuni kota
landscape adalah bagaimana kota dapat ditata dengan memberi- memanfaarkan jalur pejalan kaki arau pedestrian sebagai bagian
kan keindahan dan kenyamanan yang optimal bagi penduduk yang sangat vital dalam kehidupan sehari-hari masyarakat urban.
dan penghuni kota tersebut. Keindahan kota tidak hanya Pedestrian berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata pedos
terwujud dari tersedianya hutan kota dan taman kota yang bisa (berarti 'kaki'), sehingga pedestrian dapat diartikan sebagai 'orang
memberikan suasana alami pada kawasan yang didominasi man- yang berjalan kaki' di atas jalan setapak. Jalan setapak sendiri
made landscape, tetapi juga harus dapat diwujudkan pada kawasan berarti media diatas bumi yang memudahkan manusia untuk
yang bisa dikembangkan untuk green infrastructure kota, seperti 'berjalan'. Dengan demikian dapat didefinisikan pedestrian adalah
20
'orang yang berjalan di jalan yang memberikan ruang bagi per-
gerakan manusia dari satu ritik ke titik lainnya dengan menggu-
nakan moda jalan kaki'.
Berjalan kaki sendiri merupakan alar penghubung antara
moda-moda transportasi yang lain, seperti pentingnya moda
berjalan kaki untuk berpindah dari moda transportasi kereta
menuju moda transportasi busway. Di samping itu berjalan kaki
juga merupakan sarana transportasi yang menghubungkan satu
kawasan dengan kawasan lainnya, seperti pada kawasan per-
dagangan, kawasan pemukiman dan kawasan budaya. Dilihat
dari kecepatannya, moda berjalan kaki memiliki kecepatan yang
rendah sehingga pejalan kaki dapat mengamati lingkungan sekitar
secara detil.
Pedestrian sendiri dalam arti luas memiliki definisi yang hera-
gam. Tulisan ini menyoroti kawasan pedestrian dengan perkerasan ini juga dapat meningkatkan kenyamanan pejalan kaki dalam me-
yang terletak pada kanan-kiri fasilitas jalan kendaraan bermotor, nikmati kawasan pedestrian dengan efek reduksi panas dan radiasi
atau lebih dikenal dengan istilah trotoirlsidewalk. Dalam konteks matahari melalui tajuk-tajuk pohon yang menaunginya.
urban environment, kondisi pedestrian menjadi isu yang cukup
penting dalam percepatan perwujudan kota hijau. Kawasan pe- PEDESTRIAN Dl KOTA-KOT A
destrian sangat berperan dalam membentuk koridor hijau di kota. INDONESIA
Pada penataan streetscape, keterhubungan antara fasilitas jalan dan Di Indonesia, perhatian dari instansi yang berwenang maupun
pedestrian merupakan hal yang tak terpisahkan dan harus dikem- dari penduduk sendiri terhadap konsep pedestrian yang aman dan
bangkan dengan pendekatan urban ecology. Dengan demikian nyaman bagi penduduk kota masih sangat rendah. Kepedulian
saran ini juga dapat menjadi solusi isu besar tentang pemanasan para pemangku kepentingan terhadap pentingnya menata dan
global dan perubahan iklim. memanfaatkan pedestrian yang manusiawi masih sangat lemah.
Moda transportasi jalan merupakan sebuah kawasan yang sa- Kenikmatan berjalan kaki masih belum menjadi kebutuhan
ngat berpengaruh pada pemanasan global, karena emisi kendaraan penduduk kota itu sendiri. lni terbukti dari kurangnya partisipasi
menjadi salah satu sumber penyebab utama. Keberadaan ruang penduduk menjaga dan memelihara kawasan pedestrian di sekitar
terbuka hijau (RTH) sepanjang jalan dan pedestrian dapat diarah- rumahnya. Kondisi udara tropis yang secara alamiah panas dan
kan bagi upaya untuk mengendalikan polusi udara yang berlebih- udara perkotaan yang pengap akibat polusi asap kendaraan di
an melalui penanaman spesies pepohonan yang tepat. Selain seba- jalan, memberikan suasana yang sangat tidak nyaman bagi peng-
gai pembatas antara moda kendaraan dan moda pedestrian , RTH guna pedestrian, bahkan menjadi mimpi buruk bagi warga kota
ini juga dapat menjadi pembatas yang melindungi pej alan kaki itu sendiri.
dari kemungkinan bahaya kendaraan bermotor. Selain itu, RTH Keberadaan PKL di kawasan pedestrian juga menjadi salah
satu hal yang meresahkan pejalan kaki perkotaan Indonesia.
Berbagai pedagang yang menjajakan jualan menghalangi kenya-
manan pengguna pedestrian untuk bisa berjalan menuju tujuan-
nya. Di samping itu PKL menambah panas dan pengapnya area
jika pedestrian digunakan untuk memasak makanan jualannya.
Dampak pemanfaatakn kawasan pedestrian umuk aktivitas PKL
juga menambah daftar kekumuhan yang menimbulkan bau tak
sedap pada jalan setapak serta menciptakan pemandangan yang
kurang layak.
Bahkan pada sebagian sudut kota, pedestrian dimanfaat-
kan sebagai tempat bermalam kelompok masyarakat marjinal
di perkotaan. Keadaan ini menimbulkan suasana yang sangat
tidak aman dan tidak nyaman bagi penduduk kota, bahkan
memberikan kesan yang tidak manusiawi bagi penghuni kota.
21
jalan menjadi pertimbangan dalam meletakkan bangku-bangku
dengan disain unik pada jalur pedestrian.
Peletakan bangku di kawasan pedestrian untuk pejalan kaki
manula diletakkan dengan rentang jarak yang berbeda dengan
peletakan bangku untuk balita di kawasan yang sama. Jarak
peletakan bangku untuk manula di rancang lebih berdekatan
dibandingkan dengan jarak bangku unruk usia remaja/dewasa dan
balita. Ukuran bangku pun menjadi perhatian perancang pedes-
trian. Pengalaman ini memberikan ilustrasi betapa kenyamanan
penduduk. kota sebagai pengguna utama pedestrian harus menjadi
perhatian utama dalam merancang kawasan perkotaan, khususnya
kawasan pedestrian.
Keamanan pejalan kaki di kawasan pedestrian juga menjadi
hal yang sangat penting, baik keamanan dari aspek kejahatan
maupun dari aspek kesehatan. Unruk mencegah tindak keja-
Catatan buruk mengenai pedestrian berrambah ketika sebagian hatan pada pengguna pejalan kaki di malam hari, maka kawasan
besar pengguna motor roda dua memanfaatkan pedestrian untuk pedestrian harus dilengkapi dengan pencahayaan yang mema-
menghindari kemacetan yang semakin menggila di kota-kota dai. Pencahayaan ini juga menjadi sarana mempercantik kota di
besar di Indonesia. malam hari.
Lebih ironis lagi ketika sebagian besar dari moda transportasi Semenrara iru untuk mengatasi masalah kesehatan, antara jalur
kita tidak menyediakan pedestrian menjadi bagian dari sistem pejalan kaki dan kendaraan mobil perlu diberi penghalang dengan
transporrasi, sehingga keamanan pejalan kaki menjadi hal yang koridor hijau yang dapat mereduksi polusi kendaraan. Selain
sangat terabaikan. Buruknya sistem draenase di jalan, mengaki- pepohonan yang dapat mereduksi Pb, SOx dan NOx, maka kom-
batkan kualitas tapak yang rendah di pededestrian. posisi shrubs dan ground cover juga dapat menambah keindahan
kota pada kawasan streetscape.
MENUJU PEDESTRIAN YANG IDEAL Saar ini, rata-rata perkotaan di Indonesia belum memperha-
Berbagai upaya harus dilakukan agar pedestrian yang aman tikan pedestrian sebagai unsur penting dalam menciptakan kota
dan nyaman bagi penduduk kota segera terwujud. Ketersediaan yang manusiawi. Pedestrian adalah aspek penting untuk men-
pedestrian yang baik diiringi dengan penyediaan moda trans- ciptakan active city, dimana penduduknya aktif secara fisik dalam
portasi umum yang nyaman, akan mengurangi penggunaan berkegiatan. Karena itu, sudah saatnya pedestrian menjadi salah
kendaraan pribadi. Dengan demikian secara berrahap perwujudan saru prioritas perencanaan perkotaan Indonesia. •
kota hijau menjadi kenyataan dari berbagai sekror, termasuk dari
aspek penyediaan pedestrian yang nyaman.
Di beberapa kota negara lain yang tertata baik seperti Tokyo,
Osaka, Berlin, Taipei, dan Singapura, pedestrian tidak hanya
disediakan bagi pengguna jalan kaki, tetapi juga bagi pengguna
sepeda sebagai moda transportasi yang hemat energi. Di negara
maju, pedestrian juga ditata dengan memperhatikan berbagai
signage bagi penduduk difabel seperri penyandang tunanetra
maupun pengguna kursi roda. Perancangan menggunakan dina-
mika tekstur jalan setapak, hingga disain bentuk dan warnanya
memberikan kenyamanan bagi pejalan kaki yang memiliki keter-
batasan tersebur.
Banyak pelajaran menarik yang bisa dipetik dari penataan
pedestrian yang sangat baik di kota-kota tersebut. Di anraranya
adalah perencanaan pedestrian yang memperhatikan kenyamanan
pejalan kaki dengan perbedaan umur. Perencanaan streetscape
dilakukan dengan sangat seksama, sehingga kelelahan pengguna
22
REVITALISASI KAWASAN TEPI AIR
23
REVITALISASI KAWASAN TEPI AIR
Sumber:
Str.rtegi Adaptasi dan Mitigasi sebagai Upaya Mengatasi
Pennasalahan Air di Kota Pootianak; Llili Frtria ST.MT;
httpi/bomeodimatechanqe.ora; 11 Maret 2012
24
REVITALISASI KAWASAN TEPI AIR
limbah maupun sampah. Pencemaran ini menurunkan kualitas portasi, perdagangan, bahkan pertambangan. Selain itu, dari hulu
kawasan tepi air. Keadaan ini diperparah adanya abrasi yang me- sungai tersebut banyak sekali kapal-kapal besar bermoror yang
nyebabkan terjadinya erosi atau sedimentasi sungai, panrai, atau membawa hasil tambang serta hasil hutan yang sangat meng-
danau. Ini menyebabkan hilangnya habitat penring atau kompo- ganggu ekosistem setempat.
nen ekosistem tertentu, seperti hutan bakau dan rawa. Secara umum dapat dikatakan, bahwa pokok permasalah-
Hal tersebur makin diperburuk dengan terjadinya fenomena an kota tepi air di Indonesia adalah menghilangnya keunggulan
perubahan iklim akhir-akhir ini. Oi samping terjadinya perubah- nilai sosio-ekonomis dan budaya di wilayah tepi airnya. Bahkan,
an siklus hidrologis yang ekstrim, muka air !aut diperkirakan akan sebagian permasalahan ini berkaitan atau dipengaruhi oleh pola
meningkat sekitar 30 sentimeter pada tahun 2030. Hal terebur pembangunan di wilayah pedalaman atau wilayah lain.
tentu akan mengancam sebagian besar kota-kota di kawasan pesi-
sir dengan elevasi kurang dari 100 meter di atas muka air laur dan POTENSI KOTA TEPI AIR
berjarak kurang dari 100 km dari garis pantai. Oi balik sekian banyak permasalahan yang mengungkung, kota
Sementara itu, bila diamati kondisi daerah aliran sungai (DAS) tepi air memiliki berbagai potensi yang patur diperhitungkan.
saar ini tergolong kritis. Kondisi ini akibat berbagai permasalahan, Karena posisi geografisnya, kota tepi air dapat diakses baik dari
antara lain: sedimentasi, besarnya Auktuasi elevasi muka air pada darat maupun dari perairan. Ini menjadi keunggulan di bidang
musim hujan dan musim kemarau, penurunan kualiras ling- transportasi. Karena itu, kota tepi air bisa menjadi pusat industri
kungan. Manusia pun mengeksploitasi sungai sehingga merusak perikanan, kegiatan pelabuhan, pergudangan, dan distribusi.
lingkungan. Sebagai conroh , Kota Metropolitan Banjarmasin Posisi kawasan ini juga memperbesar peluang terbukanya kegiatan
(Banjarmas Kuala) memanfaarkan sungai sebagai Prasarana trans- indusrri produk ekspor ataupun perakitan produk impor. Bila
25
REVITALISASI KAWASAN TEPI AIR
26
REVITALISASI KAWASAN TEPI AIR
kegiatan-kegiatan indusrri berkembang, maka industri jasa pela- keterkaitan hulu dan hilir dalam proses pembangunan perkotaan .
yanan ikutan pun berkembang pula. Karena itu ada beberapa aspek yang penting unruk diperhatikan
dalam pelaksanaan pengembangannya.
"Karakteristik unik wilayah tepi air
"Ekosistem harus tetap terjaga
juga membuka peluang bagi kegiatan
keseimbangannya dan dampak
reklamasi dan industri pariwisata."
Karakreristik unik wilayah tepi air juga membuka peluang bagi
lingkungan suatu proyek harus
kegiatan reklamasi dan industri pariwisata. Tak hanya rekreasi diantisipasi."
air, tetapi pariwisata yang berkaitan dengan sejarah kora tua pun
Aspek teknis ya ng perlu diperhatikan salah sarunya adalah as-
bisa dikembangkan. Biasanya kota tepi air memiliki sejarah yang
pek lingkungan. Ekosistem harus tetap terjaga keseimbangannya
cukup tua. Selain itu potensi budaya masyarakat wilayah tepi
dan dampak lingkungan suatu proyek harus diantisipasi. Aspek
air biasanya unik dan merupakan campuran dari berbagai jenis
lain adalah aspek sosio-budaya, misalnya dengan merenovasi
budaya, baik lokal maupun asing, menambah kekuatan daya tarik
peninggalan bersejarah, membangkitkan partisipasi masyarakat
pariwisatanya.
dalam memelihara budaya lokal. Semenrara itu aspek ekonomi
Potensi lingkungan kawasan ini juga penting, karena menjadi
juga harus diperhatikan, misalnya dengan memperbaiki prasarana
habitat unik bagi spesies darat dan !aut. Oi beberapa kawasan
unruk meningkarkan kegiatan ekonomi dari skala lokal sampai
bahkan menjadi rem pat persinggahan kawanan burung yang ber-
internasional. Dari aspek rata ruang, kawasan tepi air dapat men-
migrasi setiap musimnya. Beberapa kondisi sedemikian uniknya,
jadi bagian dominan citra kota dan mengoptimalkan penggunaan
sehingga upaya perlindungan keanekaragaman hayati tak mung-
lahan.
kin berhasil tanpa pemeliharaan kawasan tepi air.
Walaupun demikian, pemanfaatan potensi wilayah tepi air "Kawasan tepi air dapat menjadi bagian
perkotaan tak selalu menuntut reklamasi. Banyak cara untuk me-
manfaarkan potensinya secara optimal dan memecahkan berbagai dominan citra kota dan mengoptimalkan
permasalahan yang dipaparkan sebelumnya.
penggunaan lahan."
PRINSIP UMUM PENGEMBANGAN KOTA Oari aspek kelembagaan, perencana bisa menetapkan me-
TEPI AIR kanisme pengelolaan. Ini termasuk kemungkinan kerja sama
Tanrangan yang dihadapi dalam mengembangkan kota tepi air antara pemerinrah-swasra dan parrisipasi masyarakar. Selain iru
adalah mengkombinasikan dan mengintegrasikan seluruh potensi mekanisme dalam menyusun kebijakan, peraturan, insenrif dan
yang dimiliki agar dapat membantu memecahkan permasalahan sanksi perlu ditetapkan. Dari sisi keuangan, perlu dipertimbang-
tipikal yang dihadapi kota tepi air. Pada saar yang bersamaan, rer- kan masalah penganggaran, cara menarik investasi, serra peman-
buka kesempatan bagi masyarakat setempat unruk mendapatkan faatan dana yang ada.
keuntungan dari potensi serra mengembangkannya.
Pendekaran yang bisa dilaksanakan adalah sebagai berikut. PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP
Perrama, persoalan yang berulang kali muncul harus diselesaikan PENGEMBANGAN KOTA TEPI AIR
terlebih dahulu. Persoalan tersebut bisa saja berupa persoalan fisik Gelombang globalisasi takkan terelakkan lagi relah menyapu
(tanggul, drainase, polder unruk masalah banjir), maupun perso- ke segala penjuru dunia. Tak terkecuali kota-kota tepi air di
alan sosio-ekonomi. Indonesia. Karena itu, cara-cara rradisonal pengembangan
Kedua, peningkatan kondisi fisik dasar dengan memperbaiki wilayah perkoraan harus ditinggalkan. Prinsip-prinsip baru harus
prasarana. Selain itu yang lebih penting adalah peningkatan diterapkan dalam mengembangkan kota tepi air di Indonesia.
kondisi sosio-ekonomi dasar, seperti pelatihan, pendidikan, dan Prinsip tersebur antara lain adalah diterapkannya perancangan
pekerjaan bagi masyarakat lokal. Ketiga, perbaikan kondisi keselu- kota pin tar (intelligent urban design) yang mengunrungkan kota
ruhan. Dalam perbaikan ini perlu diperrimbangkan karakteristik terkait dan bermanfaat bagi seluruh sekror produksinya. Stan-
unik kota tepi air bersangkuran serta potensi lokal regional mau- dar dan persyaratan dalam pembangunan kawasan tepi air juga
pun global. Pengembangannya pun harus memperrimbangkan semakin ditentukan keburuhan bisnis dan perekonomian dunia.
27
REVITALISASI KAWASAN TEPI AIR
Pola pemanfaaran ruang yang sejenis pun diganrikan oleh pola pun renru harus dipersiapkan. Dalam banyak hal, sekror inilah
mixed-use dalam konsep kora padar. Pola ini dimungkinkan oleh yang paling siap menghadapi pelbagai perubahan karena sifarnya
perkembangan sisrem rransponasi masal cepar. yang komperirif. •
Unruk iru, ada riga hal yang harus segera dipersiapkan kora-
kora repi air dalam menghadapi ranrangan mendarang. Pertama, Sumber:
peningkaran kemampuan aparar pemerinrah dalam seriap sekror • Panduan Umum Pengembangan Kota Tepi Air di Indo-
pembangunan, rerbuka menerima kririk dan saran, sena mem- nesia, Dirjen Cipra Karya Deparremen Pekerjaan Umum,
berikan informasi yang rransparan yang menyangkur kepenringan 1997
urn urn. • Workshop Nasional SUD-FI : Pelestarian DAS Barito,
Kedua, peningkaran pengerahuan masyarakar melalui pendi- Horel Ranan Inn Banjarmasin - 2010
dikan formal dan nonfon'nal, sena memiliki akses kepada infor-
masi yang menyangkur kepenringan umum. Ketiga, sekror swasra
28
WARISAN BUDAYA, PUSAKA ALAM DAN KEARIFAN LOKAL
30
yaitu pembangunan fisik, ekonomi, dan sosial budaya yang
seimbang. Pengalaman panjang membuktikan, jika salah satu
dari ketiga pilar tersebut diabaikan, maka kehidupan pun akan
pincang dan kacau. Kota yang berkelanjutan atau sustainable city
harus didukung bersama oleh pembangunan fisik, ekonomi, dan
sosial budaya yang berkelanjutan. Kearifan budaya kita menga-
jarkan perlunya perkembangan yang utuh, seimbang, selaras dan
serasi, bukan perkembangan yang timpang dan berat sebelah.
Dari ketiga bidang tersebut, pelestarian alam, lingkungan
fisik, prasarana dan sarana saat ini sedang ramai diperbincangkan.
Pembangunan ekonomi berkelanjutan juga sudah sangat banyak
diperbincangkan oleh para pakar dan pemerhati di berbagai dis-
kusi dan media. Pembangunan sosial-budaya masih sangat jarang
dibahas. Dalam pembangunan kota, sisi ini kurang mendapat
perhatian. Ia hanya dibawa sebagai bumbu penyedap supaya lezat
disantap. Sisi ini belum diangkat sebagai bagian penting yang juga
harus dirancang dengan strategi dan mekanisme pencapaiannya.
Pembangunan sosial budaya terkait pada "jiwa", sistem nilai,
pola pikir, sikap, dan perilaku masyarakat. Pembangunan ruang
kota tidak hanya merupakan garapan fisik yang hanya melihat
segi fisik jumlah, besaran, dan persebarannya. Penataan ruang
kota harus diisi roh pembangunan sosial budaya dan harus
menghasilkan dampak positif pada sistem nilai dalam kehidupan
masyarakatnya. Hal ini perlu mendapat perhatian lebih serius dan
perlu digarap dengan lebih sistematis. Ia bukanlah sekedar bumbu
penyedap, tetapi merupakan kebutuhan pokok masyarakat luas.
31
WARISAN BUDAYA. PUSAKA ALAM DAN KEARIFAN LOKAL
Dalam Piagam Pelesrarian Kora Pusaka 2003, ditetapkan Pekerjaan Umum bekerjasama dengan Badan Pelestarian Pusaka
bahwa Pusaka Indonesia rerdiri aras beberapa jenis pusaka. Pusaka Indonesia (BPPI) meluncurkan Program Penataan dan Pelestarian
alam adalah benrang alam, kekayaan alam, iklim, flora dan Kora Pusaka (P3KP). Program ini berrujuan membantu kota/ka-
fauna. Semenrara iru pusaka budaya ragawi adalah bangunan dan buparen memperkuat kebijakan, strategi, dan mekanisme pelesta-
kawasan bersejarah, arrefak dsb. Selain itu ada pusaka budaya tak rian alam dan budaya. Diharapkan contoh kota/kabupaten yang
ragawi seperri bahasa dan sasrra, tearer, rradisi lisan, rari, musik, peduli pelesrarian rersebur dapat menarik perhatian daerah-daerah
kerajinan, busana, tradisi, kearifan lokal. Yang rerakhir adalah lain unruk melestarikan aset alam dan budaya.
pusaka saujana yang merupakan gabungan pusaka alam dan bu- Dalam program ini kota/kabupaten diajak menegaskan
daya. Bidang-bidang pelesrarian iru saling berhubungan dan perlu kebijakan pelestarian mulai dari Rencana Pembangunan Jangka
digarap dalam suaru kerangka yang komprehensif. Panjang (RPJP), Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Pada rahun 2008 beberapa walikora dan bupari yang peduli (RPJM), serra berbagai peraturan lainnya. Kotalkabupaten diajak
pada pelesrarian pusaka alam dan budaya di daerah masing-ma- mengenali semua pusaka yang dimilikinya, menyempurnakan
sing relah membenruk organisasi Jaringan Kora Pusaka Indonesia pendataan, memetakannya dalam peta pusaka, melakukan anali-
OKPI). Jaringan in dibenruk bersamaan dengan penyelenggaraan sis, dan menetapkan langkah perlindungannya. Lembaga, sum-
World Heritage City Conference di Solo aras prakarsa Joko Widodo, berdaya manusia, dan berbagai kelengkapannya perlu diperkuat,
Walikora Solo. Saat itu Moh Arnran, Walikota Sawahlunro, ter- disamping bekerjasama dengan dunia usaha dan masyarakat luas.
pilih sebagai kerua JKPI pertama. Pada saar pembenrukan, JKPI lnformasi, edukasi, dan promosi tentang pusaka kotalkabupaten
beranggorakan 8 kora/kabuparen dan sekarang 48 kora/kabupaten pun perlu terus disebarluaskan.
relah menjadi anggota. Staf perencanaan juga diajak mengembangkan kegiatan pena-
taan ruang, penataan bangunan dan lingkungan serta berbagai
PERENCANAANLESTARIBAGIKOTA kegiatan lainnya untuk melindungi, melestarikan dan memanfaat-
PUSAKA kan aset pusaka dengan efektif sesuai dengan kaidah pelestarian.
Unruk mendorong agar kora/kabuparen lebih bersungguh- Penataan bangunan dan lingkungan dilakukan untuk membentuk
sungguh melestarikan berbagai pusaka alam dan budaya di karakter yang selaras dengan kawasan pusaka tersebut. Konsultasi
daerahnya, Direkrorat Jendral Penataan Ruang Kemenrerian dengan warga dilaksanakan umuk membangun kesepakatan
32
WARISAN BUDAYA, PUSAKA ALAM DAN KEARIFAN LOKAL
33
warga, karakter lingkungan yang jelas juga akan sangat menarik bagai kota/kabupaten lainnya. Upaya yang dlmulai dengan suam
bagi pengunjung dan wisatawan. program khusus ini berangsur-angsur perlu dilanjutkan dengan
Kunjungan wisatawan dapat membantu perkembangan eko- mekanisme rutin dan bertumpu pada inisiatif lokal. Semakin ba-
nomi lokal dan industri kreati( Dalam perkembangan ini warga nyak kota/kabupaten akan merasakan program sebagai kebutuhan
harus sadar dan berperan aktif mengendalikan arah dan kecepatan lokal yang perlu dikembangkan.
perkembangannya, tak semata-mata hanyut dalam keuntungan Oengan berjalannya wakru, akan semakin banyak tumbuh
jangka pendek yang dapat merusak karakter lingkungannya. Jika kota berkarakter yang berbasis pada alam, sejarah, dan budayanya.
tidak berhati-hati, pertumbuhan dan perubahan yang terlalu Produk-produk lokal yang menonjolkan karakter lokal itu akan
cepat justru membahayakan warga dan lingkungannya. Kearifan tumbuh. Kebanggaan dan kecintaan warga pada kotanya akan se-
dalam meniti perjalanan ini perlu ditumbuhkan, yang disadari makin menguat. Ekonomi lokal bersama industri kreatif serta jasa
dan difahami oleh seluruh warganya. dan pelayanan pariwisata akan meningkat. Pelestarian aset pusaka
tidak hanya menjadi cost center, tetapi justru menjadi penggerak
"Pelestarian aset pusaka tidak hanya ekonomi lokal yang mensejahterakan masyarakat.
menjadi cost center, tetapi justru Perlu digarisbawahi, tujuan utama P3KP adalah penyelamatan
aset pusaka, penguatan jatidiri dan percaya diri, serta peningkatan
menjadi penggerak ekonomi lokal yang nilai kehidupan yang menjadi kekuatan dasar dalam membangun
masa depan. Mengalirnya pendapatan dari pariwisata adalah
mensejahterakan masyarakat." dampak lanjutan, setelah aset pusaka tertata dan terpelihara,
kehidupan budaya semakin semarak, dan kota pusaka semakin
P3KP merupakan dorongan awal membentuk momentum utuh berkarakter. Manfaat utama program ini adalah menguatnya
baru mendekatkan kegiatan penataan fisik ruang kota dengan roh budaya lokal dan kualitas kehidupan masyarakat serta terbangun-
kehidupan budaya. Program yang telah dimulai di beberapa kota/ nya kota-kota yang berkarakter sesuai dengan alam, sejarah dan
kabupaten ini diharapkan terus bergulir dan berkembang ke ber- budayanya. •
34
KEARIFAN LOKAL IDENTITAS
KOTA BERKELANJUTAN
Penulis: Dani B Ishak, Arsitek Lanskap dan Pengelola Lanskap ADA APA KOTA-KOTA DIINDONESIA?
Budaya, anggota SUD-FI Secara hipotetik, perjalanan sejarah kota-kota di Indonesia
tidak dapat lepas dari perkembangan kota Jakarta. Sah saja bahwa
Saar ini pertumbuhan kota-kota metropolitan dan pengem- Jakarta menjadi parameter daerah, karena Jakarta adalah ibukota
bangan kota kecil sedang yang berkiblat kepada kota besar negara, kota metropolitan, pusat kegiatan pemerintahan, pusat
metropolitan. Timbul pertanyaan menjadi seperti apakah wajah administrasi negara dan pusat kehidupan politik. Jakarta juga
lanskap dan budaya perkotaan pada masa 20 tahun, 50 tahun, menyandang fungsi-fungsi sebagai pusat kegiatan internasional,
100 tahun bahkan 800 tahun ke depan? Apakah masih dapat me- pusat perdagangan, pusat seni budaya serta pusat pendidikan.
nampilkan wajah pemukiman seperti di Kampung Hulu Muntok Bahkan menurut buku Jakarta 50 tahun dalam Pengembang-
Bangka Barat, Wologae NTT, ataukah wajah kota seperti BSD an dan Penataan Kota yang dikeluarkan Dinas Tara Kota DKI
dan "konsep-konsep tematik" yang mendasari kota-kota baru di Jakarta, di masa pertengahan abad ke-18 kota ini dikenal dengan
Indonesia? Apakah kota pusaka masih memiliki kearifan lokal? julukan Queen of the East Batavia, kota pantai pelabuhan dan
35
WARISAN BUDAYA, PUSAKA ALAM DAN KEARIFAN LOKAL
pusat perdaga ngan ya ng paling dihandalkan di Timur Jauh oleh gam. Tara letak ruang terus berubah, terlebih pada masa otonomi
Belanda. daerah. Hasil pengamatan "iapangan dan data sekunder seperti
Jakarta juga mencatat perhimpunan Budi Oetomo 28 Oktober pada contoh studi kasus warisan Kota Satelit Kebayoran Baru
1928 dala m Kongres Pemuda II dan mengga ungkannya hingga Jakarta Selatan.
ke seluruh negeri , dalam era perjalanan menuju kemerdekaan Hasil tinjauan lapangan dan konsultasi dengan pemerin-
Republik Indo nes ia. Jakarta adalah kota ya ng menggemakan tah daerah di beberapa kota menunjukkan penataan ruang
Pro klamas i Kemerdekaan Republik Indo nesia pada tanggal 17 kota dalam era otonomi daerah pada umumnya diawali dengan
Agustus 1945 . Kota ini juga memanfaa tkan ruan g terbuka se- pembangunan pusat pemerintahan. Kawasan pusat pemerintah-
baga i ruang publik, dengan diselenggarakannya rapat raksasa di an sebagai identitas kota. Pusat pemerintahan juga merupakan
Lapanga n Gambir untuk menges presikan kebulatan tekad dan pemekaran pemukiman, contohnya seperti yang terjadi di kota
semangat kemerdekaa n. Beraga m rekam jejak sejarah perjalan an Muntok Bangka Barat, Sangata Kalimantan Timur, Tobelo
bangsa , sebel um dan sesudah proklamasi kemerdekaan serta spirit H almahera Utara, Bangkinang Kampar dan kota-kota otonomi
kebangsaan, menjadikan Kota Jakarta memiliki nilai-nilai pera baru lainnya.
daban dan makna ya ng otentik secara nasio nal. Upaya menciptakan identitas kota bisa jadi sebagai dampak
Spiri t mengisi kemerdekaan juga terjadi di kota- kota lainnya dari kegalauan melawan krisis jatidiri kota. Kesempatan mencari
di Indo nes ia. Kota-kota memiliki rekam jejak sejarah secara tak karakter dan peluang dalam "aksi mengejar citra kota"! Gelar
benda/ nir ragawi di setiap tempat/ruang dan waktu yang bera- yang diburu untuk mendapatkan citra sebagai kota mandiri, kota
36
sehat, kota aktif, kota hijau, kota pusaka, kota kreatif, kota anak
dan setumpuk aksi program-program terkait yang dicanang-
kan pemerintah pusat telah direspons secara positif oleh para
pemangku kepentingan daerah untuk turut mengambil peran
dan melakukan aksi. Bahkan program Perserikatan Bangsa-bangsa
dalam UNESCO Asia Pacific World Cultural Heritage Award yang
menggaungkan Iomba universal value telah digunakan sebagai ba-
gian strategis kota untuk meraih perhatian global. Kota-kota yang
pernah mengikuti kegiatan tersebut adalah kota Muntok Bangka
Barat (2007) dan kota Sawahlunto (2008).
37
MEMBANGUN KOTA BERKELANJUTAN
DENGAN KEARIFAN LOKAL
Banyak cara dan langkah strategis yang telah dilakukan para
pemangku kepentingan. Perlu spirit, keyakinan spiritual, perju-
angan, konsistensi dan komitmen untuk menjamin Kota Ber-
kelanjutan antara lain:
Membangun Sistem Partisipasi Masyarakat
Peran para individu, kelompok dan para pemangku kepenting-
an kota telah menunjukan upaya-upaya menghidupkan nuansa
kesemarakan kota. Masyarakat lokal merupakan modal dan pan-
glima dalam menjamin kota berlanjutan. Museum dan amusement
warna-warna tradisional Yogya. Ruang jalur pedestrian disatukan menjadi langkah-langkah awal. Museum kehidupan dilakukan
dengan dengan jalur kendaraan beroda, jalur kuda dokar, sepeda, di beberapa kota yang memiliki karakter dan rekam jejak sejarah.
motor dan pedagang kaki lima. Amusement sebagai upaya mempromosikan kota melalui kegiatan
kepariwisataan. Contohnya partisipasi masyarakat dalam meles-
KEARIFAN LOKAL SEBAGAIIDENTITAS tarikan dan menjadikan kawasan destinasi wisata pada Kampung
Kearifan lokal adalah nilai-nilai tata perilaku manusia, kearif- Batik Laweyan. Batik sebagai Warisan Dunia, Adakah sistem
an, etika yang bersumber dari pemikiran, bakat dan atau talenta partisipasi masyarakat yang dibangun berbasis kearifan lokal?
yang terdapat dalam setiap individu. Peran serta dan prakarsa
individu terhadap lingkungan keluarga yang diikuti kelompok Memelihara Spirit dan Spiritual
maupun komunitas merupakan langkah-langkah kecil menuju Dalam upaya menebar benih peduli kota berkelanjutan,
aksi masyarakat. Oirektorat Jenderal Penataan Ruang memfasilitasi pelaksanaan
Menurut kamus Inggris Indonesia John M. Echols dan Has- progam-program rencana aksi. Kegiatan yang telah dilaksanakan
san Syadily, 'kearifan lokal' (local wisdom) terdiri dari dua kata: sejak tahun 2008 hingga tahun 2012 adalah peringatan Hari Tata
kearifan (wisdom) dan lokal (local). 'Lokal' berarti setempat, Ruang, dengan tema-tema kepedulian lingkungan hidup. Promosi
sedangkan 'kearifan' sama dengan kebijaksanaan. Secara umum ruang terbuka dan taman seperti di lapangan Senayan kota
kearifan lokal dapat dipahami sebagai gagasan-gagasan setempat Jakarta, di ruang privat dan ruang publik kota Denpasar, ruang
(local) yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang terbuka pantai Losari Makasar. Kegiatan yang dalam beberapa
tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakatnya. tahun terakhir dilakukan merupakan langkah-langkah signifikan.
Comoh kearifan lokal dalam kota dapat terlihat di kota Madi- Kebiasaan dan tradisi menebar benih peduli kota berkelanjut-
nah. Menurut Haekal dalam buku Sejarah Hidup Muhammad: an memang masih dalam tahap hiburan dan seremonial. Patut
"Konsep civil society yang dalam bahasa Arab adalah madani, diapresiasi , hal tersebut merupakan perjalanan menuju kebiasaan
memang mengacu pada hal-hal yang ideal, paling tidak dalam dua yang merupakan cikal bakal sebuah peradaban baru. Siapa tahu,
hal. Pertama, mengacu pada kehidupan Nabi Muhammad SAW hal yang serupa kelak akan hidup terus.
periode Madinah. Saat itu beliau dengan pesona keberhasilannya Mengelola Perubahan
membangun dan membina masyarakat yang plural, demokratis, Proses menuju akhir yang baik dalam membangun kota
damai, saling menghormati berlandaskan hukum, hak, dan tang- berkelanjutan yang hakiki membutuhkan kepercayaan, keyaki-
gung jawab bersama. nan dan jaringan interaksi secara holistik. Menggali nilai-nilai
Kedua, kata madani juga ideal dalam konteks sosiologis dunia kearifan lokal di lingkungan urban dapat melalui keilmiahan dan
Arab, yang menyiratkan kota selalu menjanjikan peradaban yang mengelaborasi praktik-praktik teruji yang dievaluasi, diterapkan
lebih makmur daripada daerah-daerah di luar kota yang hanya di- dan diarsipkan. Proses daur ulang atas penggalian, penemuan, pe-
hiasi panorama padang pasir tanpa air. Barangkali karena kondisi ngenalan, pemahaman dan penerapan dapat disesuaikan dengan
ideal itulah, arti Madinah dalam kamus Arab sarat dengan hal-hal budaya lokal. Meningkatkan edukasi kapasitas dalam pemahaman
yang ideal, seperti penduduk perkotaan yang memahami hukum nilai-nilai kemanusiaan dan kelestarian lingkungan perlu diru-
atau undang-undang, kualitas kehidupan yang lebih tinggi dari muskan dan dilatih ketrampilannya. Piagam 10 Prakarsa Bali dan
segi cita rasa, daya dan pola berpikir serta tingkah laku sehari- SUD Index yang digagas SUD-FI dapat diadopsi dan diadaptasi.
hari." Prakarsa dan indeks parameter sebagai alat dapat dibudidayakan
38
melalui model-model kreatifitas karya dalam menuju kota ber-
kelanjutan.
Perlu upaya kearifan dan erika dalam mengimbangi gelombang
budaya hibrid dan pengaruh global yang menggiurkan. Ritme
serba cepat menunrut kreatifitas dalam pengelolaan 10 Prakarsa
Bali dan SUD Indeks. Pertanyaannya adalah bagaimanakah
memanfaatkan, mengelola dan melestarikan aset-aser pusaka alam
dan nilai-nilai kearifan lokal di setiap kora secara sinergis dan
rerintegritasi? Bagaimana memaksimalkan hubungan interaksi
timbal balik perikehidupan berbangsa dan bernegara ini dalam
skala lokal, demi kepentingan nasional dan menyenruh nilai-nilai
universal?
menjadi langkah awal dalam keberlanjutan kora. Dibutuhkan per-
Memfasilitasi dan mengapresiasi kearifan lokal lindungan hukum unruk menjamin keberlanjutan, melalui Perda
Kegiaran komuniras peduli lingkungan hidup, pelesrari budaya dan hukum adat. Pengelolaan yang berbasis pelesrarian ekologis,
dan pegiat kota berkelanjutan memburuhkan sisrem dan me- kearifan lokal dan ekonomi kerakyatan dapat dikaji dan dirata-
kanisme fasilitas maupun pendanaan serta apresiasi yang dapar kemas ulang dalam nilai-nilai yang universal.
menjamin keberlangsungannya. Sebagai conroh: kora Bau-bau, Sikap ini dapar kita lihat di kota Semarang. Para pemangku
pengembangan pusar pemerintahan, pembangunan kora baru kepentingan baik dari pemerintah kora maupun pengusaha swasra
dan pelestarian kora lama (kora pusaka) mendapar perharian yang berusaha keras mengimplementasikan visi dan misi menuju Kota
serius oleh para pengambil kebijakan. Peran serta masyarakar Pusaka Dunia. Conroh lain yang rerkenal adalah warisan dunia
dilibarkan melalui homestay di rumah-rumah warga. Pendarang Subak. lnilah kearifan lokal yang mampu mengangkar nilai tam-
baik sebagai pelancong maupun peneliri dapat ringgal bersama bah kora-kora pusaka lain di Pulau Bali seperti Ubud, Denpasar,
dengan penduduk serempar. Proses belajar mengajar dari para Karang Asem dan lainnya.
pengguna kora didapar dari perikehidupan masyarakar serempat
sebagai penghuni kora Bau-bau. Dilesrarikannya pola rata ruang PENUTUP
pada kawasan pemukiman juga menunjukkan conroh peran Kora memburuhkan sistem rata kelola yang baik, tujuan
ruang terbuka pada halaman rumah. Pekarangan menjadi tempat keberlanjutan adalah reroprimalisasikannya sistem kinerja yang
berinteraksi sosial dan bertanam pohon-pohon buah dan tanaman rerpantau dan terjagan ya nila-nilai kearifan yang ridak bersifat
herbal. Demikian juga kelesrarian aser ketrampilan berkriya dan statis. Tujuan yang relah ditetapkan , capaian yang relah dijangkau
pusaka-pusaka arsitektural. serta amisipasi resiko pengembangannya dipanrau dan dinilai
Pernyaraan di atas sesuai dengan sumber tulisan anonim yang oleh para pengelola dan pengguna kota. Kota tidak dapar berdiri
menyarakan: "beberapa waktu belakangan ini bersama-sama sendiri. Kebutuhan tara kelola secara inregriras dan holisrik antar
gerakan ekologis, orang berusaha menggali dan menghidupkan Iimas jaringan kora diburuhkan dalam bersinergis dan berkolabo-
kembali kearifan-kearifan lokal yang masih tersisa. Beberapa rasi menggali nilai-nilai kearifan lokal.
pemikir dan pemerhati kebudayaan menganggapnya sebagai Kearifan lokal membemuk lansekap budaya perkotaan di bumi
bentuk encounter dan arah-balik pencaharian dahaga spiritual Indonesia dan rekam jejak reknik-reknis spesifik dalam rata guna
akibar kejenuhan, unruk tidak mengarakan sebagai kekeringan ranah di Nusamara. Perkembangan sosial kemasyarakatan, kekera-
spiritual masyarakat modern. Saar ini sebagian besar kearifan lokal batan antar Iimas komunitas, serta imaginasi dan vitalitas spiritual
sebenarnya relah menghilang alias tak lagi dipercaya, dipraktikkan kemanusiaan adalah bagian dari idenriras kira bersama, penghuni
ataupun diproduksi". planer ini.
Bisakah swasta dan pemerinrah bersinergis dalam membangun Komuniras diharapkan dapar berperan sebagai panglima dalam
mekanisme reward and punishment berbasis kearifan lokal? menuju kora berkelanjutan. Komunitas merupakan sumber nilai-
Melindungi dan mengelola Kota Pusaka nilai ideologi dan idealisme. Seperti dalam pernyaraan sumber
Kebijakan daerah rerhadap perlindungan pelestarian dan pe- anonim "Kira perlu menyusun dan membangun barisan komuni-
naraan kora lama mulai mendaparkan proporsinya. lnventarisasi, ras yang dapar merespons perubal1an rak rerduga. Kebutuhan kira
dokumentasi dan pengkajian nilai-nilai keilmiahan serta mengin- adalah membangun rempat kerja yang "hidup" dimana pikiran,
terprerasikan kawasan eagar budaya arau bagian kota pusaka ralenta dan hati bersinergi". •
39
WARISAN BUDAYA, PUSAKA ALAM DAN KEARIFAN LOKAL
SEMARAN G MENUJU
KOTA PUSAKA DUNIA
BERKELANJUTAN
Penulis: Azwir Malaon, Kasubdit Pengaturan, Direktorat Th. Pigeaud, pakar sejarah Jawa mengatakan betapa Semarang
Perkotaan Kementerian Pekerjaan Umum sebelum era koloni telah mewujud bagai sebuah kuali yang meng-
godok aneka persilangan, bahkan konjlik dengan peradaban lain.
Dalam novel berjudul Sam Po Kong: Perjalanan Pertama Menurut Serat Kandaning Ringgit Purwa Naskah KBG Nr 7,
(2004), Remy Sylado menyebutkan Semarang sebagai kota lahirnya Kota Semarang diawali tahun 1938 Saka (1476 M) de-
tua yang menjadi muara peradaban dunia. "Sam Pau Lung'~ ngan datangnya utusan Kerajaan Demak yang mengembangkan
begitu ejaan China, "Samaranj" dalam kata ejaanArab, tugas menyiarkan agama Islam di wilayah barat Kerajaan Demak,
"Semawis" menurut ejaan jawa Tinggi dan '~sam A rang" di semenanjung Pulau Tirang (sekarang Mugas dan Bergota). Oi
menurut ejaan jawa Rendah. sana utusan tersebut mendirikan pesantren, di daerah subur yang
Melalui tokoh Cheng Ho yang diimajinasikan singgah di banyak dirumbuhi pohon asam (asem) yang masih jarang (arang)
Semarang, Remy sangat berhasil melukiskan pertemuan pelbagai yang kemudian dikenal orang banyak sebagai daerah asem-arang
peradaban itu. Budaya China yang memiliki para pelaku tokoh, (Semarang).
Bahasa Arab sebagai lingua franca yang digunakan pada abad Sebelum Ki Pandan Arang menginjakkan kakinya abad ke-15
ke-16 dan begitu identik dengan Islam. Semua terjadi di sebuah di Pulau Tirang, orang-orang Tionghoa telah bermukim disana.
tanah yang memiliki kebudayaan Jawa. Bahkan HJ de Graaf dan Orang Tionghoa pertama yang datang ke Semarang adalah Sam
40
WARISAN BUDAYA, PUSAKA ALAM DAN KEARIFAN LOKAL
Po Tay Djin dan dapat dilihat dari bukti peninggalannya berupa dan orang-orang Eropa. Amara tahun 1920-1930, Kota Semarang
Klenreng Sam Pho Kong, di daerah Gunung Baru, Simongan. banyak didatangi orang-orang Eropa dan diduga unruk mencari
Para pendatang dari Cina kemudian bermukim disekitar benreng pekerjaan. Di akhir a bad ke-17, Semarang menjadi salah satu
tersebut, namun karena pengaruh perang anti China di Batavia, tujuan utama imigran China setelah Batavia dan Surabaya.
mereka pindah ke Kampung Pecinan. Berkembang dan semakin Di masa kekuasaan VOC ( 1678-1799), orang-orang China
ramainya perdagangan waktu itu (abaci ke-17), berdatanganlah sangat mendominasi perdagangan karena ditunjang oleh kebi-
para pedagang dari China, Arab dan Gujarat ke Semarang. jakan VOC yang sangat diskriminatif. Mereka menguasai dari
pedalaman hingga ke kota dan mendominasi perdagangan impor
MELTING-POT Dl TANAH JAWA dari China melalui Batavia dan bahkan setelah era VOC berakhir
Pada abaci ke-18, Kota Semarang dikenal sebagai lojining dan digantikan dengan pemerintahan Hindia Belanda, dominasi
nagoro sumawis (negara tern pat semuanya tersedia) dan selama be- pedagang China ini tetap tidak tergoyahkan . Sektor perkebunan
rada di bawah pemerintahan Belanda, Kota Semarang mengalami tebu dan perdagangan ekspor mereka kuasai. Selain dari China,
riga kali perubahan batas kota, yaitu tahun 1886, 1894 dan 1902. perdagangan di Semarang juga dilakukan oleh etnis Arab, India
Sejak abaci ke-19, Semarang disebut sebagai Kota Batavia Kedua. (Koja), bumiputra, dan Eropa. Pergantian pemerintahan tidak
Kedatangan pedagang timur asing ke Semarang telah turut me- mengakhiri perlakuan diskriminatif terse but.
warnai perkembangan kota, disamping keberadaan penduduk asli Pada abaci ke-19, pusat-pusat strategis kota dihuni oleh kelom-
I
pok penguasa dari Eropa dan mereka menghuni Zeestraat (]alan 1" International Conference 2012
Kebon Laut), Poncol, Pendrikan, Kawasan Kota Lama (sebelah 5 Okt 2012 Venoe: B'enovk Hen!age BVtiO ng
6 Okt 2012 Venoe: Gedangon Boi!ding
timur Jembatan Berok) dengan bemuk permukiman bak kota ke- 1,, Old - y·I ffi e f 0 0 d f e 5 t'IV a 1 2012 s-7 Okt 2012. oiCn to oow
Venue: 81endul< Hentage Build g
cil Eropa. Batasan Kota Lama ini adalah Kali Semarang di sebelah
barat, ]alan Stasiun Tawang disebelah utara, ]alan Ronggowarsito
di sebelah timur dan ]alan Agus Salim di sebelah selatan.
Sebelum tahun 1824, Kota Lama ini dilingkungi benteng
berbentuk segi lima yang dibangun VOC. Struktur Kota Lama
cukup unik, merupakan gabungan antara kota Barat (Belanda)
dengan lokal berbentuk konsenrrik. Kawasan ini seolah terbelah
menjadi dua bagian, antara jalan urama yang pada zaman Dean-
dies merupakan jalan pos serra jalan melintang, yaitu ]alan Suari
(Kerk Straat) menuju ke arah gereja dan menjadi penghubung
kegiatan urama yang berada disepanjang jalan utama.
Arsirektur Kora Lama sangat beragam, dari ciri Kolonial abad
ke-18 (eks Pengadilan Negeri), abad ke-19 (Schouwburg dan
bangunan berringkat) , lndische awal abad ke-19 sampai pada Mereka tinggal di di Kampung Lam per Lor, Lam per Tengah,
perganrian abad ini (PTP XV, Rajawali Nusindo, ]alan Mpu Tan- Lamper Kidul, Lampersari, Lampermijen, Peterongan, Somplok,
rular dan Gedung Bank Exim) sampai arsirektur lndische Tropis Jomblang, Karangsari, Pandean, Sayangan, Plampitan. Bumipu-
(Gedung Jiwasraya dan SMN/Djakarra Lloyd). tra dari luar Jawa yang bekerja sebagai nelayan dan pedagang
Serelah VOC bubar, terjadi pengalihan kekuasaan kepada tinggal berhimpitan dekat lokasi bekerja sepeti Kampung Melayu
Pemerintah Kerajaan Belanda yang diwakili oleh Pemerinrahan (Darat) .
Kolonial Hindia Belanda. Tahun 1811, Hindia Belanda sempat Kawasan Pecinan terbemuk oleh blok-blok panjang yang se-
jatuh ke tangan lnggris, meski ridak lama,pengaruh Inggris cukup cara dominan membujur dari selatan ke utara sehingga tercipta
besar rerhadap perkembangan Kora Semarang. Inggris melakukan lorong-lorong jalan dengan deretan rumah toko dikiri-kanannya.
penjualan dan penyewaan tanah-tanah kepada swasta sehingga Kebanyakan lorong tersebut berakhir di klenteng, karena diper-
muncullah ranah swasta di sekitar benteng Belanda. caya bahwa tapak yang rusuk sate dipengaruhi oleh roh-roh jahat
dan kekuatan lain yang tidak di-inginkan oleh man usia. Maka
"Tahun 1811, Hindia Belanda sempat kita dapat melihat Klenteng tangkee pada belokan Gang Pinggir,
jatuh ke tangan lnggris, meski tidak Klemeng Liong Hok Bio King di ujung Gang Besen, Klenteng
Kwee Lak Kwa di ujung Gang Gambiran, Klenteng Tjap Kauw
lama, namun pengaruhnya cukup besar King (Siu Hok Bio) di ujung Gang Baru serra Klemeng Ho Hok
Bio di ujung Gang Cilik.
terhadap perkembangan Kota Semarang." Arsitektur di Kawasan Pecinan sangat unik, merupakan per-
Karena volume perdagangan dan populasi penduduk mening- paduan antara arsitektur China, Batavia dan Lokal. Umumnya
kat, dilakukanlah perluasan keluar benreng dan pada tahun 1824, rumah terdiri dari dua lamai, beratap pelana dengan penyelesaian
benteng dibongkar oleh Pemerintah Hindia-Belanda. Saar ini bubungan menyerupai gedung. Ciri arsitektur yang masih kuat
bekas-bekas benteng sudah tidak dapat dilihat lagi, namun di- terutama masih dapat ditemui di Gang Gambiran, Gang Besen
perkirakan batas-batasnya meliputi Jembatan Berok sebagai pintu dan Gang Tengah.
gerbang, persimpangan Gereja Gedangan dan persimpangan ]alan Kawasan Pecinan pertama kali dikembangkan sebagai daerah
Pengapon dengan ]alan Ronggowarsito. permukiman khusus setelah pemberontakan Kartasura. Kompeni
Kelompok kedua adalah etnis China dan orang timur asing, khawatir bahwa golongan etnis China akan melakukan pembe-
menempati kampung-kampung yang telah diretapkan. Ernis rontakan sehingga merasa perlu melokalisasi mereka di tempat
China di perkampungan Pecinan, etnis India (Koja) di perkam- yang berdekatan dengan tangsi kompeni, di ujung Bojong (]alan
pungan Pakojan dan etnis Arab di Kampung Kauman. Sedangkan Pemuda) sehingga lebih mudah untuk diawasi. Bagian kawasan
ras mayoritas yang diposisikan sebagai kelompok ketiga, tinggal yang berkembang paling awal adalah Pecinan Lor (gang warung)
di pinggiran kota, namun relatif dekat dengan akses jalan raya. yang menjadi penghubung dengan bagian kota lainnya, yaitu
42
WARISAN BUDAYA, PUSAKA ALAM DAN KEARIFAN LOKAL
Kranggan dan Pasar Semarang (Pedamaran). Untuk mengurusi menancap sebatang lidi untuk menyangga telor itik yang menjadi
kepentingan masyarakat China, terutama dalam hubungan per- endog-nya.
dagangan, pemerintah Belanda membentuk pemerintahan China Tradisi Dugder Pasar Malam menjelang Ramadhan yang telah
yang dipimpin oleh seorang Kapiten. Oi kalangan komunitas berlangsung sejak pemerintahan Bupati Kyai Raden Mas Tumeng-
China, jabatan tersebut sangat dihormati dan pengangkatannya gung (KRMT) Purbaningrat tahun 1811 untuk menyeragamkan
dirayakan dengan sembahyang dan pesta. awal Ramadhan dengan membunyikan bedug dan meriam. Bunyi
Kampung Kauman terletak dibelakang Mesjid Besar Semarang 'dug' pada bedug dan 'der' pada meriam itulah yang menjadi
(kini Mesjid Agung Semarang), semula merupakan permukiman pertanda dimulainya bulan Ramadhan. Selain itu setiap tanggal
para ulama dan santri masjid (tempatnya kaum santri = kauman). 10 syawal secara teratur diadakan Haul Kiai Saleh Darat di Kom-
Kampung ini memiliki sebuah jalan utama yang sekarang dina- plek Pemakaman Umum Bergota, demikian pula upacara besar
makan ]alan Kauman, membentang arah utara-selatan mulai dari Klenteng Tay Kak Sie. Keaneka-ragaman kuliner juga menjadi ciri
belakang Mesjid Besar Semarang hingga pertemuan dengan ]alan khas Semarang seperti lumpia, bandeng presto, pia, dan wingko
Pecinan (sekarang ]alan Kranggan). babat.
43
lanskap kota bersejarah. Oisini proses perencanaan Kota Pusaka
memerlukan keseimbangan amara kesempatan dan resiko yang
mungkin muncul, arsitektur komemporer harus melengkapi nilai-
nilai historis Kota Pusaka dan pengembangan ekonomi harus
terikat dengan pelestarian pusaka jangka panjang. UNESCO pun
memberikan kisi-kisi agar pemerintah setempat umuk:
• melakukan survai dan pemetaan komprehensif seluruh
asset pusaka (ragawi dan non ragawi) termasuk pemetaan
komunitas dengan kekayaan tradisi yang mereka miliki,
• menyusun konsesus semua pihak melalui pendekatan pe-
rencanaan partisipatif umuk menetapkan secara bersama-
sama nilai-nilai pusaka yang perlu dijaga dan dilestarikan
umuk generasi mendatang,
• menginvemarisir kemungkinan terjadinya kerusakan
karena beban perkembangan sosial-ekonomi termasuk
kerusakan karena perubahan iklim atau bencana alam,
• menyusun Rencana Aksi Kota Pusaka yang menggabung-
kan kepemingan pertumbuhan sosial ekonomi kota dan
kepemingan pelestarian aset pusaka di masa datang,
• membangun kemitraan yang tepat dengan semua pihak
yang berkepemingan, seperti pemerimah, pemerimah
provinsi, pemerimah kota, komunitas pusaka, akademisi
dan dunia usaha.
Persyaratan UNESCO tersebut kini sedang dilaksanakan Pe-
merintah Kota Semarang melalui Program Penataan dan Pelestari-
an Kota Pusaka. Program ini diprakarsai oleh Direkrorat Jenderal
Penataan Ruang Kememerian Pekerjaan Umun, yang bekerja
sama dengan Badan Pelestarian Pusaka Indonesia, dalam kerangka
mengisi dan mengoperasionalkan Peraturan Daerah Nomor 14
Tahun 2011 remang Rencana Tara Ruang Kora Semarang 2011-
2031.
Pemerintah Kota Semarang juga relah merimis kerjasama de-
ngan komunitas pusaka, OEN'S Semarang Foundation dan Uni-
menyelamarkan dan semakin menghilangkan keaslian dan imegri-
versitas Karolik Soegijapranata Semarang dan terus berkomitmen
ras kora-kora bersejarah.
mengawinkan porensi masa lalu. Landmark yang unik serta nafas
Pia gam Washington (Washington tradisi retap dipertahankan menjadi ruhnya, kemudian dirrans-
formasikan di era kekinian dalam suatu sustainable urban heritage
Charte~ ini menyatakan bahwa rencana development, dengan sasaran menjadikan Semarang sebagai World
pelestarian harus ditujukan pada semua Heritage Ci0tTahun 2020. •
44
PERUMAHAN DAN PEMUKIMAN LAYAK HUNI DAN TERJANGKAU
Tranportasi air
45
tidak ditemukan etnis asli Betawi. Karena yang disebut sebagai
etnis Betawi sekarang ini pada awalnya adalah kaum migran dari
Jawa Barat dan daerah lainnya, termasuk dari negeri Arab dan
China yang membentuk suatu komunitas, hidup dalam suatu
kerukunan. Pendatang-pendatang ini membentuk komunitas di
Sunda Kelapa, Rawabelong, Kemayoran, Setu Babakan, Con-
der dan lain-lain. Mereka menyebut tempat komunitas mereka
sebagai kampung. Komunitas-komunitas ini berkembang dan
membentuk komunitas lainnya di daerah lain dalam wilayah
administrasi Batavia dulu.
Pengakuan terhadap adanya orang Betawi sebagai kelompok
etnis dan satuan sosial dan politik dalam lingkup yang lebih luas
yakni Hindia Belanda, baru muncul pada tahun 1923. Saat itu
Mohammad Husni Thamrin (pejuang rakyat, blasteran dari ayah
Belanda dan ibu Betawi), tokoh masyarakat dari salah satu komu-
nitas ini mendirikan Perkoempoelan Kaoem Betawi. Baru pada
waktu itu pula segenap orang Betawi sadar mereka adalah sebuah
golongan, yakni golongan orang Betawi. Jakarta dibanjiri imigran MENGAPA BANYAK KAMPUNG
dari seluruh Indonesia setelah kemerdekaan , sehingga orang Be- MENJADI KUMUH ?
tawi- dalam ani apapun juga- tinggal sebagai minoritas. Ada banyak faktor yang menyebabkan suatu kampung menjadi
Jadi menurut asal-usulnya, Kampung Kota Jakarta adalah kumuh, antara lain:
suatu permukiman kepadatan tinggi yang menjadi tampungan • Karena penataan ruang dan bangunan tidak terencana,
para migran dari desa atau daerah lain , yang mencari hidup di maka peningkatan kebutuhan ruang sejalan dengan me-
ibukota. Ini ditandai dengan penggunaan ruang atau rata ruang ningkatnya populasi berkembang tanpa mempertimbang-
yang pada umumnya tanpa perencanaan, baik informal ataupun kan aspek kesehatan. Contohnya, bukaan untuk peng-
semi informal yang bertapak di atas lahan horizontal. Warga hawaan dan pencahayaan kurang dan letak septik tank
berstatus ekonomi dan status sosialnya beragam, namun rata- yang berdekatan dengan sumber air tetangga. Kampung
rata masuk dalam kelompok MBR (masyarakat berpendapatan semacam ini berkembang menjadi sekumpulan bangunan
rendah). semi-permanen yang saling berhimpitan, padat dan sem-
Tingkat privasi di lingkungan kampung kota lebih rendah rawut. Inilah yang diistilahkan dengan kumuh-padat atau
daripada di lingkungan kompleks perumahan atau real estate atau- kupat.
pun di apartemen. Namun di sisi lain kehidupan bermasyarakat • Karena rendahnya kesadaran warga dalam menjaga
di lingkungan kampung memiliki kelebihan berupa modal sosial kebersihan lingkungan. Ruang-ruang publik dan ruang-
yang lebih tinggi. Beberapa kampung kota masih mempertahan- ruang komunal, apakah itu gang beserta salurannya,
kan budaya gotong royong. jembatan, atau lapangan olahraga dianggap sebagai bukan
Secara administratif kampung lebih dimaknai sebagai satuan tanggungjawab seseorang untuk menjaga kebersihannya.
wilayah yang disebut RK (Rukun Kampung) yang terdiri dari Tentunya tidak ada petugas cleaning service seperti di kom-
beberapa RT (Rukun Tetangga). Lalu kemudian, RK diganti pleks perumahan.
menjadi RW (Rukun Warga). Sekarang ini, sepertinya ada tren • Karena pada umumnya warga adalah MBR dan miskin,
untuk menyebut RW ini sebagai kawasan, mungkin terikut de- maka alokasi dana untuk perbaikan dan penyehatan
ngan judul UU RI no. 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan rumah bukan menjadi prioritas utama. Aspek ini menjadi
Kawasan Permukiman. Padahal, kawasan tidak harus dibatasi prioritas kesekian setelah kebutuhan pokok, seperti makan
oleh batas administrasi wilayah, karena bisa juga suatu kawasan dan komunikasi. Ini yang diistilahkan sebagai kumuh-
disebut kawasan karena kesamaan karakter, fungsi, atau kondisi miskin atau kumis.
geografisnya. Contohnya adalah kawasan bantaran kana!, kawasan • Karena status lahannya yang tidak jelas dan tidak adanya
bantaran rei, kawasan pasar ikan, kawasan nelayan, dsb. jaminan keamanan bermukim yang diketahui pasti jen-
jang waktunya. Hal ini terutama pada kampung yang ter-
46
letak di lahan negara (pemda), lahan milik BUMN (lahan METODE PENGHITUNGAN SKOR RW
PT. KAJ, PT. PELNI, dsb), lahan milik departemen atau KUMUH UNTUK DATA RW KUMUH 2011
lembaga resmi, lahan milik swasta yang bel urn dimanfaat- Ada 11 variabel yang digunakan dalam pendataan BPS 20 11,
kan, ataupun lahan sengketa yang belum jelas pemiliknya. yaitu sebagai berikut:
Daripada berisiko digusur suatu waktu, maka warga lebih • Kepadatan penduduk
memilih mengalokasikan dana untuk barang-barang in- Kondisi kumuh: apabila kepadatan penduduk di atas rata-
vestasi (beli emas dan/atau kirim uang ke keluarga di desa rata kepadatan penduduk di 100 RT sam pel yaitu 1700
asal), fasilitas komunikasi (telpon genggam, internet) dan jiwa per ha.
barang-barang konsumtifhiburan (TV set, DVD player). • Tata bangunan
Ada juga faktor kampung menjadi kumuh, karena dipadati Kondisi kumuh: apabila penataan bangunan kurang teratur.
oleh para penduduk atau warga musiman yang memerlukan tern- Tata bangunan dalam RW dinyatakan kumuh apabila
pat tinggal murah dan dekat dari tempat kerja. Warga musiman sebanyak 37,5 persen RT berkondisi kumuh dilihat dari
ini tinggal dan hidup di kampung dengan perhatian yang minim variabel ini.
bagi lingkungannya. Waktu mereka banyak tercurahkan untuk • Konstruksi bangunan
bekerja mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya bagi keluarga Kondisi kumuh: apabila persentase bangunan dengan
di desa asal. Di sanalah mereka memiliki rumah yang layak dan kondisi buruk di atas rata-rata persentase bangunan kondisi
cukup bagus. Ini yang diistilahkan dengan kumuh-nikmat atau buruk di 100 RT sam pel yaitu 8 persen.
kumat. • Ventilasi bangunan
Kondisi kumuh: apabila persentase ventilasi bangunan
VARIABEL KUMUH VERSI DPGP/BPS kondisi buruk di atas rata-rata persentase ventilasi bangunan
DKI kondisi buruk di 100 RT sam pel yaitu 8,69 persen.
Untuk menentukan kekumuhan suatu kawasan, Dinas Peru- • Kepadatan bangunan
mahan dan Gedung Pemda (DPGP) DKI telah menyusun varia- Kondisi kumuh: apabila kepadatan bangunan di atas rata-
bel penilaian. Ada 10 (sepuluh) variabel kumuh yang ditetapkan rata kepadatan bangunan di 100 RT sampel yaitu 354
dan menjadi acuan pendataan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) bangunan per ha (Rata-rata+ 112 sd) .
pada 2008, yaitu: • Kondisi jalan
• Kepadatan Penduduk Kondisi kumuh: apabila permukaan jalan bukan dari aspal/
• Tata Letak Bangunan beton, atau permukaan jalan dari aspal/beton namun dalam
• Keadaan Konstruksi Bangunan Tern pat Tinggal kondisi rusak. Kondisi jalan dalam RW dinyatakan kumuh
• Ventilasi Perumahan apabila sebanyak 34,38 persen RT berkondisi kumuh dili-
• Kepadatan Bangunan hat dari variabel ini.
• Kondisi Jalan • Drainase
• Drainase dan Saluran Air Kondisi kumuh: apabila saluran air menggenang atau tidak
• Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih ada saluran air. Drainase dalam RW dinyatakan kumuh apa-
• Pembuangan Limbah Manusia bila sebanyak 18,75 persen RT berkondisi kumuh dilihat
• Pengolahan Sampah dari variabel ini.
47
• Jamban tangga disebut kumuh (slum household) merujuk pada kesepakat-
Kondisi kumuh: apab ila persenrase jam ban buruk (jam ban an kota-kota sedunia tahun 2007:
umum dan tidak punya jamban) di atas rata-rata persentase UN-HABITAT defines a slum household as a group of individuals
jam ban buruk di 100 RT sampel yaitu 5,09 persen. living under the same roof in an urban area who lack one or more of
• Frekuensi pengambilan sampah the following:
Kondisi kumuh: apabila fre kuensi pengambilan sampah • Durable housing ofa permanent nature that protects against
dilak ukan lebih dari 3 hari hingga sekali dalam seminggu. extreme climate conditions.
Frekuensi sampah dal am RW din yatakan kumuh apabila • Sufficient living space which means not more than three
sebanyak 12,5 0 persen RT berkondisi kumuh dilihat dari people sharing the same room.
variabel ini. • Easy access to safe water in sufficient amounts at an affordable
• Cara membuang sampah price.
Kondisi kumuh: apabil a cara membuang sampah yang • Access to adequate sanitation in the form ofa private or pub-
dilakukan masya rakat selain dari dibuang ke bak sampah/ lic toilet shared by a reasonable number ofpeople.
diambil petugas. Cara menbuang sampah dalam RW din- • Security of tenure that prevents forced evictions.
yarakan kumuh apabila sebanyak 13 ,54 persen RT berkon-
d isi kumuh dilihat dari variabel ini. Dari burir-butir definisi rumah tangga kumuh ini tinggal
• Penerangan jalan umum ditegaskan menurut lokal kota Indonesia, dan ditambahkan
Kondisi kumuh: apabila tidak ada penerangan jalan umum. untuk skala permukiman dalam konreks pembangunan kota yang
Penerangan jalan umum dalam RW dinyatakan kumuh berkelanjutan, yaitu pemenuhan standar minimal unruk:
apabila sebanyak 26 ,04 persen berkondisi kumuh dilihar • Venrilasi dan pencahayaan ruang.
dari variabel ini. • Sistem sanitasi lingkungan (adanya tangki septik komunal
atau instalasi pengolahan air limbah komunal).
DEFINISI DAN VARIABEL KUMUH • Sistem keamanan dari bahaya kebakaran.
Jika kira kaji lebih dalam , maka tidak semua variabel ku- • Sistem pengelolaan sampah.
muh versi Dinas Perumahan dan BPS ini bisa menjadi variabel • Kondisi jalan lingkungan (kering tapi tidak kedap air, ada
kekumuhan suaru wilayah RW atau kampung atau kawasan. saluran pembuangan air bekas/koror dari rumah tangga,
Kepadatan penduduk bukanlah variabel kumuh, karena kepadatan ada lampu penerangan jalan).
fl at dan apanemen bisa lebih tinggi tapi pada umumnya tidak • Adanya ruang komunal sebagai fasilitas sosial-budaya (ru-
kumuh. Kondisi jalan seharusnya tidak bisa direnrukan dengan ang serba guna, ruang PAUD, ruang perpustakaan, ruang
pengerasan aspal atau beron, bukankah bahan ini justru kurang majalah dinding) .
ramah lingkungan? Penggunaan paving block unruk jalan ling- • Adanya ruang komunal sebagai fasilitas sosial-ekonomi
kungan bisa lebih baik, karena masih bisa meneruskan peresapan (warung serba ada, koperasi warga).
air hujan ke tanah. Variabel tentang air bersih malah dihilangkan, • Ada ruang komunal sebagai fasilitas lingkungan/ekologis
seharusnya ada variabel ketersediaan air bersih atau pemenuhan (ruang terbuka hijau dan taman pemakaman umum).
kebutuhan air bersih. Variabel 9 dan variabel 10 seharusnya bisa Pada kenyataannya, DKI Jakarta melayani kegiatan dan dor-
digabung menjadi variabel pengelolaan sampah. Dan terakhir perlu mitori penduduk dalam skala megapolitan Jakarta, yakni Jabode-
juga ada variabel tentang ruang terbuka hijau (RTH) yang bisa tabekrajur, bahkan lebih (banyak juga penduduk musiman dari
sekaligus sebagai fasilitas taman pemakaman di setiap RW luar Jawa, bahkan dari luar negeri). Maka disusun dan diusulkan
Definisi yang disepakati dalam UN Habitat, suaru rumah kepada Pemda DKI Jakarta variabel kumuh yang menjadi pegan-
48
PERUMAHAN DAN PEMUKIMAN LAYAK HUNI DAN TERJANGKAU
gan untuk memasukkan suatu kampung/wilayah RW/kawasan Pertanyaan penting yang mengemuka adalah apakah Pemerin-
dalam daftar RW Kumuh, untuk memulihkannya dan untuk tah Jakarta Baru (Jokowi-Ahok dan jajaran pemda dan pemkot)
memeliharanya. mampu mengubah seluruh 392 RW kumuh menjadi Kampung
Variabel kumuh perlu disusun dengan nilai-nilai yang bisa Kota yang ekologis berkelanjutan dalam waktu 3 tahun , tanpa
menjamin suatu permukiman (suatu kampung/wilayah RW/ perlu satu pun dari 260 kelurahan dari 42 kecamatan dari 5
kawasan) yang terbebas dari kumuh untuk tidak kembali kumuh. kota administratif menjadi kumuh lagi? Jawabannya jelas, tidak
Nilai-nilai ini diharapkan bisa menjadikan Kampung Kota yang mampu!
berkelanjutan secara sosial-budaya, sosial-ekonomi, dan ekologis. Ada beberapa pertanyaan yang lebih penting, mungkinkah
DKI Jakarta berubah menjadi Kota Bebas Kumuh pada 2016?
EVALUASI PRESTASI PEMDA DKI Mungkin saja, bergantung dari beberapa kondisi yang bisa di~p
JAKARTA 2008 SD 2012 DALAM takan/dibangun. Kondisi yang dimaksud berdasarkan riga fakta
PENANGANAN KAWASAN KUMUH kondisi pembangunan perumahan dan permukiman Jakarta saar
Menurut BPS pada tahun 2008 tercatat sejumlah 415 RW ini. Pertama, sejumlah 80 persen perumahan dibangun dengan
kumuh di Jakarta. Selama masa pemerintahan Fauzi Bowo, hanya pendekatan atau pola perumahan swadaya. Kedua, sebagian besar
109 RW yang mampu berubah menjadi tidak kumuh dan ada 86 perumahan swadaya itu bertempat di kampung kota, baik di
RW kumuh baru. Jadi hanya 23 RW menjadi tidak kumuh dalam lahan legal, semi legal maupun ilegal dalam konteks peraturan
waktu 4 tahun. Pada tahun 2012 hampir tidak ada perubahan perundangan yang berlaku. Ketiga, lahan kosong di perkotaan
karena peralihan kepemimpinan. DKI Jakarta semakin minim, sementara jumlah riil populasi
STUDI KASUS:
Kampung Tomangpulo di Kelurahan Jatipulo RW OS dan RW 06, Kecamatan Palmerah,
Jakarta Barat
Sejak 2007, pendekatan pembangunan partisipatif sudah berlangsung pada siklus pemberdayaan pertama.
mulai disosialisasikan dan dilaksanakan di kampung ini. Pola Pad a siklus pemberdayaan kedua, warga melihat topografi
atau pendekatan pembangunan ini dipicu dan dipacu dengan IPAL lebih tinggi dibanding posisi tapak rumah-rumah di ling-
adanya PNPM Mandiri Perkotaan, dengan fasilitator kelurahan kungan tersebut.IPAL hanya bisa berfungsi untukjamban-jam-
(faskel) yang mendampingi warga untuk membentuk suatu ban di MCK komunal dan beberapa jam ban rumah tangga yang
badan atau lembaga keswadayaan secara bottom-up bernama posisi tapaknya sama atau lebih tinggi daripada IPAL komunal
BKM Jatipulo Mandiri. tersebut. Sementara itu untuk membuat tangki septik di setiap
BKM-JM beranggotakan warga yang peduli dan secara su- rumah tidak mungkin karena lahan setiap rumah sangat kecil
karela menggerakkan warga untuk berdaya bersama. Aksi per- dan rapat an tar tetangga. Permasalahan ini disampaikan kepada
tama mereka adalah survei swadaya untuk membuat basis data TPP RW 06, yang salah satunya anggotanya Bang Astaja.
dan mengidentifikasi masalah paling mendesak dan dilanjutkan Bang Astaja yang berlatar belakang pendidikan teknik sipil
pemetaan swadaya. Kemudian dibuatlah peta program pem- ini banyak membantu warganya merancang rumah agar ti-
bangunan sebagai acuan untuk membuat usulan RPJMN. Peta dak terlalu mengganggu tetangga sekitar dan jalan di de pan
ini sekaligus mengendalikan implementasi agar tidak tum pang rumah. Terlontarlah gagasan menata kembali seluruh rumah di
tindih dengan program lain dengan lembaga lainnya. lingkungan itu agar sekaligus bisa memperbaiki sistem sanitasi
Salah satu kegiatan yang cukup berhasil dengan pola partisi- lingkungan, membangun sistem daur air untuk menjawab dua
patif, baik perencanaan, pelaksanaan maupun pemeliharaannya persoalan lain: banjir/genangan air di musim hujan dan krisis air
adalah pembangunan MCK dengan tangki septik komunal yang bersih di musim kemarau.
sekaligus berfungsi sebagai IPAL (instalasi pengolah air limbah). Upaya ini terbentur oleh peraturan tata ruang dalam LRK
Proyek pembangunan MCK dan IPAL komunal ini cukup berha- (lembar rencana kota). Jika harus membangun permanen de-
sil, dengan biaya yang sangat minim. Warga bergotong-royong ngan izin resmi, mereka harus mundur beberapa meter karena
melaksanakan dan menyelesaikan serta kemudian mengope- adanya peruntukan jalur hijau di bawah SUTET. Dari musya-
rasikan dan memelihara MCK komunal tersebut. Kegiatan ini warah, terbentuklah KSM Peru mahan yang fokus menjalankan
49
PERUMAHAN DAN PEMUKIMAN LAYAK HUNI DAN TERJANGKAU
proses perencanaan partisipatif, termasuk negosiasi dengan pe- pelaku dan pemeduli serta pemerhati permukiman MBR.
merintah. KSM Karya Bakti II pad a Agustus 2010, yang berang- Wujud permukiman ditentukan melalui proses perencanaan
gotakan antara lain Bang Aceng, Mba Yanti, Mpok Mimien, Bang partisipatif. Setiap warga diajak menggali impian bersama dan
Heri. Pada siklus kedua pemberdayaan ini, warga sudah dilatih aspirasi tentang kampung impian. Caranya melalui pendekatan
melakukan chanelling program, yaitu menawarkan hubungan persuasif, komunikasi efektif berupa rem bug kelompok besar,
kerjasama dengan lembaga atau organisasi lain dalam rangka obrol-obrol kelompok kecil, permainan simulasi tata ruang, dan
mewujudkan rencana pembangunan. menggambar bersama. Dari proses tersebut didapatkan gamba-
Selain mendapatkan kesediaan beberapa korporat untuk ran model hunian yang cocok bagi sebagian besar warga Kam-
menyalurkan dana CSR-nya bagi peremajaan kampung, ada pung Jatipulo dan juga sesuai dengan kemampuan beradaptasi
juga lembaga perguruan tinggi yang sudah berpartisipasi dengan masalah kelangkaan lahan, pembiayaan pembangunan
dalam proses peremajaan kampung diRT. 016 RW 06 Kampung dan pembiayaan pemeliharaan serta isu-isu lingkungan yang
Tomangpulo, Kel, Jatipulo ini. Adalah Prof. Triatno Yudo Harjoko sedang terancam global warming dan perubahan iklim.
yang lebih akrab dipanggil Prof. Gotty yang pernah berperan ak- Desain pra-rencana Kampung Susun hasil sintesa aspirasi
tif dalam proses perencanaan partisipatif ini. Beliau menyatakan warga sudah pernah dipaparkan di ruang rapat Sud in Peru-
bahwa untuk mengubah kondisi Jakarta yang diwarnai oleh mahan Jakarta Barat pada tanggal26 Oktober 2012. Walaupun
banyak kampung kumuh, perlu melakukan urban accupuncture belum semua warga setuju dengan peremajaan dan pemba-
atau micro surgery (bedah mikro) pada kampung-kampung ngunan kampung, sudah ada keinginan kuat dan dukungan
strategis. Kegiatan itu memerlukan solusi antara berupa tempat dari banyak warga, baik anggota KSM Karya Bakti, warga sesama
penampungan sementara bagi warga yang juga tetap berperan RW fokus PNPM Mandiri. Bahkan Gubernur Jokowi mendukung
dalam proses peremajaan kampungnya. pembangunan rumah susun sebagai solusi atas permasalahan
Prof Gotty memberikan pelatihan Portable Architecture ke- kampung kumuh, menggunakan pendekatan parisipatif dengan
pada KSM Karya Bakti II dan warga sekitar. lni adalah persia pan warga sebagai pelaku utama.
jika pada saatnya nanti peremajaan kampung dengan mem- Semoga dengan proses yang benar (community-based partici-
bangun rumah susun atau kampung susun bisa dilaksanakan. patory planning housing development), Kampung Susun Jatipulo
Bersamaan dengan proses sosialisasi dan pelatihan tersebut, bisa menjadi salah satu model yang tepat bagi Megapolitan Ja-
secara berkala Pendamping dan BKM menerbitkan media lokal. karta menghadapi tantangan perubahan di masa sekarang dan
Media ini dimaksudkan sebagai sarana komunikasi (penyebaran beberapa dekade berikutnya .
informasi) baik antar warga komunitas kampung, maupun antar
50
PERUMAHAN DAN PEMUKIMAN LAYAK HUNI DAN TERJANGKAU
GOTONG-ROYONG
sustainable
urban development MEMBANGUN RUMAH
SEDERHANA
Tulisan ini adalah rangkuman diskusi dalam milis sud_Jorum@ oleh sekar-sekat birokrasi, ketiadaan kebijakan yang mendu-
yahoogroups. com kung, dan ketiadaan semangat yang terus mengobarkan gerakan
bersama.
Perumahan merupakan salah satu kebutuhan rakyat yang Sementara itu, Perumnas sebagai badan pemerintah yang
vital. Perjuangan untuk mendorong terwujudnya perumahan/ berrugas menyediakan perumahan bagi rakyat, terasa dikerdilkan
permukiman yang layak bagi seluruh warga negara sudah berjalan fungsinya akibat dua hal. Perrama, adanya konflik kepentingan
bertahun-tahun bahkan berpuluh tahun, tetapi belum sepenuh- dan fungsi dengan Kemenpera dan yang kedua adalah masalah
nya mencapai hasil yang diharapkan. Banyak yang sudah bekerja internal dalam Perumnas sendiri pada riga tingkatan: manajemen,
keras, banyak yang sudah menyampaikan masukan posirif, tetapi dewan pengawas, dan Kementerian BUMN.
belum banyak yang bisa masuk ke mainstream pembangunan
perumahan. MASALAH PEMBIAYAAN
Banyak pihak dari berbagai lembaga dalam pemerintahan, PEMBANGUNAN PERUMAHAN RAKYAT
kampus, dan organisasi masyarakat yang prihatin dan mencoba Pembiayaan perumahan di tanah air memang sejak lama
mencari jalan keluar dari kegelapan ini. Sayangnya potensi ini didominasi oleh berbagai bentuk rekayasa finansial (financial en-
bel urn terbangun menjadi kekuatan yang efektif karena rerpisah gineering), seperti halnya subsidi Kredit Pemilikan Rumah (KPR) .
51
PERUMAHAN DAN PEMUKIMAN LAYAK HUNI DAN TERJANGKAU
Melalui sistem pembiayaan subsidi tidak langsung, subsidi negara Pembiayaan perumahan rakyat tidak selalu dapat disamakan
diberikan kepada bank dan kemudian bank membayarkan kepada dengan pembiayaan properti maupun pembiayaan konsumtif
para pengembang sebagai pembelian rumah bersubsidi. Anggar- lainnya. Berbeda dengan rekayasa finansial dalam pembiayaan
an negara kemudian dikembangkan dalam bentuk subsidi uang properti yang bertujuan untuk memperlancar perputaran bisnis
muka, subsidi selisih bunga, bantuan likuiditas, dan sebagainya. properti, pembiayaan perumahan rakyat bertujuan membuat
Masalahnya, meskipun tampak seperti program yang berkelanjut- kelompok prioritas mampu memenuhi kebutuhan papannya.
an, skema ini tidak pernah menghasilkan sistem pembiayaan yang Dengan mengacu pada arah kebijakan perumahan rakyat, oto-
semakin terpupuk dan melembaga karena selalu bertumpu pada ritas fiskal mengalokasikan dana untuk membangun sistem dan
kucuran anggaran dari negara seriap tahunnya. memupuk dana, dan bukan hanya untuk langsung membiayai
Selain tidak melembaga, rekayasa pembiayaan subsidi KPR pinjaman perumahan.
kurang tepat pula jika dikatakan sebagai pembiayaan peru-
mahan untuk rakyat. Pertama, karena pihak yang lebih banyak MENGEMBANGKAN SISTEM
mendapatkan manfaat adalah para pebisnis properti perumah- PEMBIAYAAN PERUMAHAN RAKYAT
an. Kedua, karena menggunakan bank umum komersial yang Sebagai langkah awal pengembangan sistem, ada beberapa
meminjamkan uang untuk mendapatkan keuntungan. Sebuah prinsip dan karakter pembiayaan perumahan rakyat yang perlu
bank juga bisa meminjam dari sumber lain untuk dipinjamkan diperhatikan.
lagi, dan biasanya mengasuransikan pinjaman tersebut agar aman Pertama, pembiayaan perumahan rakyat tidak dapat dipi-
dari kegagalan pengembalian. Akibamya, bank semakin berfokus sahkan dari pemenuhan perumahan sebagai hak asasi manusia.
pada rekayasa finansial dan semakin jauh dari keburuhan kelom- Artinya, sistem pembiayaan tidak boleh jatuh pada sistem yang
pok prioritas perumahan rakyat. Dalam banyak kasus, kelompok tidak berkeadilan dan tidak memberdayakan keluarga dalam
prioriras justru dipandang sebagai kelompok yang tidak dapat memenuhi keburuhan dasarnya. Sistem pembiayaan perumahan
meminjam ke bank (unbankable). harus dipupuk secara sistematis, memberdayakan dan memberi
Ketiga, dari sisi pembeli rumah, subsidi kredit ini memang kesempatan luas kepada semua kalangan.
membuat harga rumah lebih murah. Namun bisa pula dijadi- Kedua, untuk mengendalikan pengadaan tanah, infrastruk-
kan kesempatan memperbanyak aset properti secara spekulatif. tur dan perijinan pemanfaatan ruang yang menjadi komponen
Sedangkan seleksi caJon pembeli tidak dijalankan secara tertib.
Sementara iru rumah-rumah yang sudah dibeli tidak bisa ditarik
kembali apabila di kemudian hari ditemukan kesalahan dalam
proses seleksi pembeli.
Perumahan rakyat dan perumahan komersial adalah dua arena
yang berbeda dan memiliki kecenderungan yang seringkali tidak
sejalan. Sebagai contoh, subsidi bunga melalui fasiliras likuidi-
tas yang dijalankan pemerintah jelas bertolak belakang dengan
rencana Bank Indonesia untuk menerbitkan SBI, karena SBI
akan mendorong kenaikan suku bunga. Bak pepatah, dua arah
kebijakan ini ibarat arang habis besi pun binasa. Karena iru ke-
bijakan fasilitas likuiditas ini harus segera dievaluasi. Namun jika
tetap dipaksakan, ada baiknya Indonesia meniru Amerika Serikat
dengan membentuk tim KPK yang menindak berbagai penyim-
pangan yang diperkirakan akan terjadi.
52
PERUMAHAN DAN PEMUKIMAN LAYAK HUNI DAN TERJANGKAU
STUDIKASUS:
PERMASALAHAN Dl RUSUNAMI BERSUBSIDI KALIBATA
Di tingkat praktis telah dijalankan sebuah program pengada- pemilik yang menjual kembali dengan harga jauh lebih tinggi,
an peru mahan melalui pembangunan rumah susun sederhana untuk mendapat keuntungan antara 30-50 juta rupiah. Pihak
milik (rusunami) bersubsidi. Da lam sebuah studi kasus di Rusu- pengembang menyatakan, bahwa pengembang tidak mau lagi
nami Ka libata, Jakarta ya ng dilakukan I nne Rifayantina, program melaksanakan pembangunan Rusunami Bersubsidi karena pros-
ini ternyata belum tepat sasaran. Banyak golongan menengah es pelaksanaan dari pemerintah sangat lambat. Pengembang
membeli unit rusunami Kalibata tanpa prosedur bersubsidi de- berpaling pad a kecenderungan pasar, akibatnya harga jual dan
ngan berbagai tujuan, antara lain: harga sewa rusunami semakin membubung tinggi.
Memfasi litasi anak-anaknya supaya dekat ke tempat kerja Karena itu perlu dipikirkan bagi para pembuat kebijakan dan
dan tempat kuliah (bagi yang lajang maupun pasangan pengambil keputusan, agar pengadaan peru mahan rakyat bisa
muda). tepat sasaran, rusunami bersubsidi tidak menjadi komoditas
Untuk investasi jangka pendek (2-3 tahun) dan akan dijual investasi jangka pendek!panjang. Selain itu pengembang harus
kembali dengan harga jauh lebih tinggi daripada bunga dikendalikan agar tetap mematuhi misi pengadaan perumahan
deposito. rakyat dan tak hanya mengikuti peluang kecenderungan pasar.
Untuk investasi jangka panjang, agar mendapat penda- Penegakan hukum dan sanksi administratif sebagaimana yang
patan pas if pada masa pensiun dengan menyewakan tercantum dalam pasal135 & 152 UU no 01 / 2011 tentang Peru-
rusunami tersebut. mahan & Kawasan Permukiman, haruslah dilaksanakan .
Sebelum mendapatkan ijin menghuni pun telah banyak
terbesar pembiayaan perumahan, pemerintah harus mengem- dan kelompok, seperti melalui tabungan dan koperasi peru-
bangkan moda perumahan umum (public housing) sebagai upaya mahan. Tabungan perumahan dapat berupa berbagai cara untuk
pengembangan aset-aset publik. Bentuknya berupa kawasan per- mengurangi pengeluaran yang tidak perlu, membatasi gaya hidup
mukiman yang semakin meningkat nilainya, termasuk aser-aset yang boros, bahkan dapat pula dengan cara menabung bahan
kelembagaan untuk pengadaan dan pengelolaannya (institutional bangunan. Adanya keperluan pinjaman jangka panjang tidak
resources). meniadakan penggalian potensi tabungan perumahan , karena
Ketiga, karena perumahan adalah hak dasar man usia, maka bagaimanapun rumah adalah manifestasi jati diri penghuninya.
investasi perumahan tidak dapat dibiarkan begitu saja bagi semua Sesuatu yang berasal dari dirinya sendiri akan membuat rasa
kalangan untuk memenuhinya sendiri-sendiri. Saar ini harga memiliki dan partisipasi ya ng tinggi dalam menyelesaikan cicilan
rumah termurah yang ditawarkan pasar perumahan bisa mencapai pinjaman.
5-l 0 kali lipat dari pendapatan setahun kelompok berpendapatan Bagi pemberi pinjaman , tabungan peminjam dipandang se-
rendah dan miskin. Ini hampir mustahil bisa dipenuhi dengan bagai dana pendamping pinjamannya. Namun bagi peminjam,
skema kredit berjangka konvensional. dana pinjaman irulah yang merupakan dana pendamping hasil
Keempat, diperlukan sumber dana pinjaman dalam pengada- tabungan perumahannya! Kondisi psikologis seperti ini sangat
an rumah sebagai konsekuensi skema pinjaman berbiaya murah khas dalam pembiayaan perumahan dan harus dikenali oleh
dan berjangka panjang. Sumber pinjaman berbiaya murah dan sistem pembiayaan ya ng dikembangkan.
berjangka panjang dapat berbentuk informal seperti arisan . Se-
dangkan sumber pinjaman formal memang sulit diadakan dengan RUSU N PARTISIPATIF SEBAGAI SOLUSI
bertumpu pada pasar keuangan komersial semata (mismatch). Anita Arif menyorongkan sebuah solusi bagi pengadaan rumah
Untuk itu perlu dikembangkan sistem kelembagaannya secara susun (rusun) partisipatif. Menurutnya, secara prinsip ada dua
khusus. Inilah tugas pemerintah yang belum kunjung mewujud kunci utama dalam membangun rusun partisipatif di tanah
hingga kini, padahal sudah diamanatkan sejak tahun 1972 me- negara, yaitu revitalisasi koperasi warga dan kejelasan hak atas
lalui Kongres Perumahan Nasional. tanah . Kunci pertama bertumpu pada komunitas lokal dan Dinas
Kelima, adanya pinjaman untuk memperoleh rumah adalah Koperasi, sedangkan kunci kedua bertumpu pada BPN.
hal yang lumrah. Namun pinjaman tersebut harus didasarkan
pada identifikasi kapasitas finansial dan pemberdayaan keluarga
53
"Kunci pertama Rumah Susun
Partisipatif bertumpu pada komunitas
lokal dan Dinas Koperasi, sedangkan
kunci kedua bertumpu pada BPN."
Kekompakan warga berganrung dari pemahaman dan kesepa-
karan semua pemangku kepenringan bahwa biaya pembangunan
rusun parrisipatif ridak dibebankan sedikirpun kepada warga alias
gratis. Biaya pembangunan juga tidak dibebankan kepada Pemda.
Jika kompak, warga bisa mendirikan koperasi perumahan yang
sekaligus berfungsi sebagai koperasi simpan pinjam. Disinilah
peran Oinas Koperasi yang bisa lebih banyak rerlibar, mulai dari
membantu segala perizinan pendirian, pelarihan manajemen,
sampai pada pembinaannya. ke Koperasi Warga tersebut. Selanjurnya Koperasi Warga
Di pihak lain, BPN memberi jaminan keamanan bermukim. membayar cicilan dana pinjaman pembangunan rusun;
Bentuknya bisa land sharing, land consolidation arau sejenisnya. • Ada dana srimulan dari kedepurian perumahan swadaya,
Prinsipnya, lahan bisa digunakan secara kolektif namun kepemi- Kemenpera unruk pembangunan baru dalam program
likan ruang (unit rusun) bisa saja dialihkan dari seorang/sekelu- BSPS a tau PKP sebesarl 0 jura rupiah per unit hunian.
arga berpenghasilan rendah ke seorang/sekeluarga lainnya dengan • Selain itu ada dana dari PNPM Mandiri Perkoraan untuk
kontrol komunitas (koperasi warga). Jadi , kunci kedua ini juga pembangunan fasiliras sosial & fasiliras umum.
bergantung pada kunci pertama. • Sumber rambahan lain bisa didapatkan dari korporasi di
bidang pembangunan, misalnya PT. Holcim Indonesia,
BAGAIMANA BISA GRATIS? Tbk., PT. PHILIPS , PT. SMARTRUSS, dan sebagainya.
Unruk mewujudkan pembangunan rusun gratis bagi penghu- • Semua proses pembiayaan harus transparan dan akuntabel.
ninya, prinsip-prinsip pelaksanaannya adalah sebagai berikur: Karena iru Koperasi Warga harus benar-benar berfungsi,
• Dalam skema ini, ada riga pihak yang rerlibar, yairu: memegang dan menjalankan prinsip gorong royong.
- Pihak kesatu: Komunitas diatasnamakan dengan Kope-
rasi Warga,
- Pihak kedua: Bank (Bank DKI, Bank BRI, arau Bank SOLUSI YANG MEMENANGKAN SEMUA
BTN), PIHAK
- Pihak ketiga: Pemerinrah daerah. Semua pihak yang rerlibar dalam pengembangan rusun ini
• Ketiga pihak membuat MoU, yang pada intinya Pihak Ke- akan mendapat keuntungan arau manfaat. Kurang-lebih, berikur
satu meminjam sejumlah dana untuk membangun rusun adalah manfaar dan keunrungan yang akan didapatkan masing-
dari Pihak Kedua dengan jaminan dari Pihak Ketiga; masing pihak:
• Pihak Keriga memiliki dana yang rersimpan di Dispenda, • Warga: Mendapat rumah dan lingkungan yang lebih baik
berupa dana kewajiban para pengembang pembangun dengan jaminan keamanan bermukim dengan gratis. Se-
apartemen dan perumahan masyarakat berpenghasilan lain itu, kemampuan ekonomi warga juga meningkar dan
menengah dan atas, unruk membangun perumahan bagi kehidupan sosiallebih rerorganisasi.
masyarakar berpenghasilan rendah; • Pemda!Pemkot: Wilayah dan koranya menjadi rerrata
• Pemerinrah daerah sebagai regulator dan pelayan publik lebih baik, lingkungan alam jadi lebih sehat, memperke-
menyerorkan sejumlah dana dari pengembang di Dispen- cil backlog perumahan, mengarasi masalah-masalah yang
da ke rekening Koperasi Warga secara berkala. Alternatif selama ini dialami UPT Rusun di DPGP, nilai lahan me-
lain adalah mengarur agar pengembang yang sedang mem- ningkat sehingga penerimaan dari PBB ke Dispenda pun
bangun perumahan kelas menengah dan kelas atas lang- meningkar.
sung mengalokasikan dana untuk perumahan kelas bawah • Kemenpera: Dapat memenuhi rupoksi dalam penyediaan
54
sebagai wadah pengelolaan segala sumber daya bersama
unruk kepenringan bersama.
• Warga tidak dikenakan biaya pembangunan rusun parrisi-
parifbeserra fasilitas sosial dan fasilitas umumnya. Namun
koperasi warga bertanggung jawab atas pemeliharaan dan
kelangsungan rusun, fasilitas sosial dan fasilitas umum di
lingkungannya, serra pembayaran PBB.
• Cicilan hutang di bank (biaya pembangunan rusun)
dibayar dari berbagai sumber yang telah disebutkan di atas
(Pemda, Kemenpera) serra pemasukan dari unit hunian
sewa di lanrai 3 dan 4.
• Setiap anggota koperasi warga dikenakan biaya keanggo-
raan, ada simpanan pokok, simpanan wajib, dan simpanan
sukarela. Setiap anggota koperasi berhak meminjam
sejumlah dana dengan aruran-aturan yang disepakati ber-
sama. Pinjaman diutamakan unruk pengembangan usaha
mikro dan kecil .
perumahan bagi MBR dalam benruk stimulan perumahan • Koperasi juga mengelola urusan perumahan seperti: iuran
swadaya (BSPS dan PKP) . lisrrik, air, kebersihan, keamanan, dan PBB (Pajak Bumi
• BPN: Peningkatan kinerja akan pelayanan publik, mem- dan Bangunan).
perjelas dan menguatkan dasar hukum penggunaan lahan- • Setiap tahun, sebagian keunrungan total koperasi warga
lahan yang tidak jelas statusnya. dibagikan kepada sem ua anggota koperasi, sebagian lagi
• Bank: Mendapatkan nasabah yang kuat dan punya nilai tetap disimpan sebagai dana cadangan dan operasional
keberlanjuran (sebagai peminjam , sudah selayaknya Kope- rusun dan lingkungan .
rasi warga juga menjadi nasabah Bank) . • Prinsip utama dalam menjalankan koperasi ini adanya in-
• Pengembang: Dapat memenuhi kewajibannya (memba- regritas, transparans i dan akunrabi li tas dari anggota peng-
ngun perumahan bagi masyarakat bawah senilai 20 persen urus maupun anggota non-pengurus.
pembangunan perumahan menengah dan atas) dengan • Koperasi juga berfungsi sebagai wadah pengembangan
lebih mudah, tanpa harus bingung mencari lahan dan UMKM (Usaha Mikro , Keci l dan Menengah) setiap ang-
segala perizinan. Selain itu nama pengembang pun bisa gotan ya. Dengan demikian koperasi berfungsi sebagai
diiklankan di Rusun dan di Koperasi Warga. wahana peningkatan kesejahreraan bersama.
• Perusahaan Pendukung: Dapat men yalurkan dana CSR Apabila skema diatas dapat dilembagakan dan dij alankan,
dengan lebih mudah, dan memiliki nilai keberlanjutan maka kesempatan masyarakat berpenghasilan rendah di perkoraan
bagi promosi/iklan produk-nya. akan semaki n besar dalam mendapatkan rumah tinggal yang
• Perguruan Tinggi: Dapat membumikan teori, melakukan layak. Dengan memanfaatkan nilai luhur bangsa, gorong-royong,
penelitian, mempraktekkan/menguji hipotesa, melakukan sebagai prinsipnya, maka pemerataa n kesejahteraan dalam bidang
pengabdian masyarakat, dan melatih mahasiswa untuk perumahan dapat rercapai. •
lebih trampil dan berjiwa enrerpreneur sosial.
• Relawan Pemerhati (Forkim & SUD-FI): Dapat mem- Somber:
bumikan pemikiran hasil diskusi , melakukan pilot sebagai Mi lis sud_Jorum@yahoogroups.com ; thread berjudul:
Membenahi Pembiayaan Peru mahan Rakyat (20 1O)
bahan evaluasi dan penyusunan pedoman peremajaan per-
Berita- Optimalkan Perumnas Sebagai PSO Perumahan
mukiman yang lebih matang unruk pembangunan selan-
(20 10)
jutnya dan pembangunan berkelanjutan. Rusunami Bersubsidi Sang at Tidak Tepat Sasaran (20 1 1)
Sistem ini mengandung konsep keberlanjutan. Hal-hal penring Gotong Royong Syarat Utama Pembangunan Berkelanjut-
yang membuktikan keberlanjutan sistem ini adalah: an (2012)
• Proses keberlanjuran dimulai dari hidupnya semangat Kontributor: Anita Arif,M. Jehansyah Siregar,lnne Rifayantina
gotong royong yang mendasari pendirian koperasi warga,
55
Potensi Rumah Apung:
SID
sustainable
urban development
Mencari Terobosan untuk
Perumahan Rakyat
Tulisan ini adalah rangkuman diskusi dalam milis sud_forum@ kan lewar air. Kemudian perahu rersebur diikarkan ke tiang-tiang
yahoogroups. com yang memungkinkan bangunan bergerak verrikal mengikuri
muka air. Belanda sudah mengembangkan aparremen 80 unit
Saar ini relah berkembang reknologi rumah apung (fioating yang menggunakan konsep apung ini. Semenrara itu di Malaysia
homes). Secara rradisional, beberapa daerah di Indonesia relah me- konsep rumah apung telah dijual secara komersial.
miliki konsep rumah apung semacam ini. Konsep rumah apung Rumah apung ini cocok direrapkan di Kalimantan, Sumatera,
sudah cukup efekrif sebagai solusi kawasan yang adaptif rerhadap dan Panrura Jakarta. Di sepanjang sungai di Kalimantan dan
perubahan iklim , rerurama kenaikan muka air laur dan genangan Sumatera umumnya terdapat MCK rerapung. Tetapi saar ini
akibar banjir. Mengingar dua perriga wilayah Indonesia adalah air, jumlahnya berkurang karena berpindah ke daratan. Salah saru
maka rata ruang air pun perlu diperhirungkan. penyebabnya adalah gangguan gelombang yang ditimbulkan
Konsep rumah apung ini lebih menarik, karena bisa mengi- kapal yang hilir mudik. Di Tanjung Pinang, Kepulauan Riau,
kuri naik rurun muka air laur dan banjir. Belanda adalah contoh rumah apung sudah mulai ditata dengan dibangunnya pelantar
negara yang relah mengimplementasikan konsep ini. Versi rumah beron yang menggantikan pelanrar kayu di sisi !aut. Pelanrar ini
apung yang dikembangkan Aquatecture Belanda berupa perahu yang bisa dilalui oleh sepeda motor atau kendaraan kecillain.
korak dari beron yang difabrikasi di rempar khusus dan dipindah- Dulu ada yang namanya rumah Bandung di Ponrianak, semacam
56
PERUMAHAN DAN PEMUKIMAN LAYAK HUNI DAN TERJANGKAU
perahu cukup besar yang digunakan sebagai rumah apung dan tepi sungai tentu berbeda dengan pengaturan pemukiman lama
bisa berpindah tempar. yang secara historis sudah berada/berkembang di tepi sungai sejak
awal perkembangan sebuah kota. Pemukiman lama sudah ada
IBAGAIMANA MEMBANGUN KAWASAN bahkan sebelum undang-undang dan berbagai peraturan formal
RIUJMAH APUNG lainnya direrbitkan. Permukiman tersebut tersebut mengandung
Permukiman tepi air perlu diatur dan diberi ruang supaya banyak bukti sejarah dan pelajaran kearifan lokal dalam me-
ridak hanya terjadi pembangunan yang berbasis daratan saja. nyikapi perilaku naik-turun air, banjir, dan gelombang. Rumah
Sebagian besar wilayah Indonesia terdiri dari !aut atau perairan. apung dan rumah tiang di tepi sungai sudah ada sejak beratus
Jadi sudah separumya ada permukiman di atas air yang bisa jadi tahun yang lalu, tetapi peraturan perundangan masih kurang
perconrohan. Temu saja permukiman ini perlu didukung oleh sigap dan kurang realistik menanggapinya. Bahkan peraturan
reknologi dan fasilitas yang memadai seperti sekolah apung, pus- lingkungan di tepi sungai Mahakam atau Barito yang lebarnya
kesmas apung, pasar apung, dan lainnya. 300 meter sama peraturan yang mengatur tepian sungai Ciliwung
yang sudah menyempit dari 50 meter menjadi 10 meter.
"Rumah apung dan rumah tiang di tepi Kawasan sungai merupakan ruang yang dikuasai negara dan
harus diamankan demi kepemingan masyarakat banyak. Sungai
s11.mgai sudah ada sejak beratus tahun harus dapat berfungsi mengalirkan air dengan lancar supaya tidak
yang lalup tetapi peraturan perundangan banjir. Karena itu perlu dikembangkan solusi kreatif yang bisa
melayani keburuhan masyarakat banyak dan perkembangan kora
masih kurang sigap dan kurang realistik berkelanjutan. Jika terbelenggu paradigma lama seperti hak tanah,
bisa saja lahan tepian sungai tetap dalam pemilikan dan pengua-
menanggapinya." saan pemerimah. Terapi pemerinrah dapat mengizinkan penggu-
Pembuaran arahan pembangunan baru di lahan yang kosong naan tertentu yang memenuhi persyaratan reknis.
57
PERUMAHAN DAN PEMUKIMAN LAYAK HUNI DAN TERJANGKAU
Pemerinrah ridak perlu memberi sertifikar kepada rumah aras. Kebijakan pengembangan hunian di sisi sungai ini sebaiknya
apung, rerapi dapar memberikan izin menambar pada lokasi rer- dibarasi hanya unruk daerah yang memang secara alamiah dan
rentu , sepanjang ridak mengganggu aliran air dengan persyararan rradisional sebagian besar berbasis di perairan. Unruk kota-kota
rertentu, dalam jangjka wakw rertenru, dengan sekaligus menye- sebagian besar wilayahnya berupa daratan, perlu ada ketentuan
diakan pelayanan air bersih dan air limbah. Besar harapan bahwa arau persyararan rambahan. Pada prinsipnya, kebijakan tetap
penaraan ruang serta penaraan bangunan dan lingkungan dapar membarasi reklamasi dan penggunaan bantaran sungai atau sem-
mengembangkan pengaruran ya ng realisris dan dapar direrapkan padan pantai unruk budidaya. Dalam kondisi-kondisi tertenru
serta secara krearif memecahkan masalah dan ranrangan zaman- seperti perluasan infrasrrukrur yairu bandara dan pelabuhan, atau
nya. karena kondisi dararannya ridak memungkinkan unruk perluasan
Prororipe rumah apung unruk masyarakar rradisional di repian seperti kora Bengkulu yang dibarasi oleh fisiografi kawasannya,
sungai di ranah air perlu dikembangkan. Tentu banyak hal yang pembarasan bisa dipertimbangkan kembali.
perlu dipertimbangkan agar sesuai dengan keburuhan masyarakar
dan siruasi ekologisnya. Perbedaan kondisi geografis sungai mem- MASALAH DAN KENDALA: ANTARA
buruhkan penanganan yang berbeda, sehingga rancangan rumah BIROKRASI DAN LAPANGAN
apung di Kalimantan mungkin berbeda dengan Jakarta. Parahnya permasalahan di bidang birokrasi menyebabkan
semua ide bagus mengalami kemaceran apabila dibawa ke ranah
"Prototipe rumah apung untuk birokrasi. Akibatnya ide kampung susun, rumah apung, atau
alokasi tanah unruk rakyat jelara yang semuanya sejalan dengan
masyarakat tradisional di tepian sungai konsrirusi UUD 1945, sulit terwujud.
di tanah air perlu dikembangkan." Kondisi ini diperparah dengan sikap birokrasi yang menghin-
dari inreraksi dengan kalangan LSM yang tidak mau diarur oleh
Rumah apung bisa direrapkan bila kondisinya sesuai, misalnya sistem birokrasi yang ridak rransparan. Padahal, sejak awal refor-
perumahan di waduk yang dijadikan muka di Kora Baru Para- masi prinsip-prinsip rarakelola yang baik sudah disepakari oleh
hyangan, arau di danau buaran di Pantai lndah Kapuk. Namun berbagai ringkaran dan sektor pemerintahan. Kerjasama birokrasi
unruk menjadikannya sebagai prororipe perumahan rakyar dengan LSM juga cenderung macet karena cara kerja masing-ma-
perkoraan, perlu diperharikan hal-hal yang relah disebutkan di sing yang berbeda. Untuk itu diperlukan semacam prorokol yang
58
PERUMAHAN DAN PEMUKIMAN LAYAK HUNI DAN TERJANGKAU
menjembatani keduanya. Komunikasi terbuka perlu dilaksanakan implementasi berdasarkan kompetensi inti masing-masing.
agar tidak menimbulkan prasangka dan sikap saling menyalahkan. Baik organisasi non pemerintah maupun birokrasi memi-
Salah satu kegiatan yang bisa mensinergikan adalah action research liki kekurangan dan kelebihan. Dalam beberapa kasus LSM
bersama sebagai cara yang baik dan obyektif untuk menggali juga tidak steril dari korupsi. Hambatan mental untuk bekerja
solusi berdasarkan kenyataan di lapangan. sama semacam ini justru tidak konstruktif dan kondusif untuk
mengembangkan solusi yang memuaskan semuanya. Dalam tu-
"Kerjasama birokrasi dengan LSM buh birokrasi sendiri sedang dilakukan reformasi birokrasi melalui
manajemen perubahan di berbagai aspek, antara lain dalam per-
juga cenderung macet karena cara kerja aturan, organisasi, tatalaksana, SDM, pelayanan publik, budaya
masing-masing yang berbeda." kerja, akuntabilitas, pengawasan dan sebagainya.
Pendekatan yang kreatif dan kolaboratif bisa dilakukan untuk
Substansi gagasan terpadu memang sudah sering disampaikan membongkar belenggu sistem administrasi birokrasi. Salah satu
sejak dulu yaitu sekitar tahun 80 hingga 90-an. Namun perso- contohnya adalah pendekatan ala Jokowi yang berani melaku-
alannya terletak pada kemauan untuk terbuka dan transparan kan reverse accountability. Bila secara konstitusi tujuannya benar,
dalam berkolaborasi. Perbedaan sistem bukanlah masalah besar pejabat publik bisa merespon kebutuhan khusus (untuk kegiatan
karena bisa dibuat protokol bersama untuk menjembatani. Yang terobosan tanggap bencana, pemberdayaan komunitas, perbaikan
penting adalah tidak ada dominasi/hegemoni, inklusif, tidak ada lingkungan permukiman kumuh) . Untuk itu perlu disiapkan
prasangka, tidak diskriminatif, dan agendanya terbuka, baik de- proposal program khusus yang menggunakan non-earmarked bud-
ngan sektor lain di dalam kelembagaan masing-masing maupun get. Proposal ini bisa dipertanggungjawabkan melalui perubahan
antar kelembagaan. Tingkat berikutnya adalah kesiapan berbagi APBD. Yang penting, pelaksanaannya tertib administrasi dan
sumber daya sebagai landasan bersama dan berbagi peran dalam memang untuk kepentingan rakyat serta diselenggarakan secara
59
PERUMAHAN DAN PEMUKIMAN LAYAK HUNI DAN TERJANGKAU
partisipatif. Dengan demikian, terobosan ini dibenarkan baik se- dilaksanakan di sana, termasuk teknologi bangunan, pengolah
cara politis maupun birokratis. air bersih, sampah, sanitasi, energi, termasuk aquaculture untuk
pengembangan pertanian di air. Dalam hal ini, anggota SUD-FI
MEMBANGUN CONTOH yang memiliki berbagai macam keahlian bisa berpatisipasi, mulai
Sebuah proyek ujicoba bersama merupakan langkah yang tepat dari tata ruang, desain rumah, pemberdayaankomunitas, pengem-
untuk membangun contoh kawasan rumah apung. Ujicoba ini bangan sarana komunikasi, dan lain-lain. Proyek eksperimen ini
harus ditentukan berdasarkan kriteria yang disepakati bersama, dapatmenjadi model percontohan yang menarik.
sehingga menumbuhkan rasa memiliki setiap pihak yang terlibat Di lahan seluas 1 hektar (100x100m), diperkirakan dapat
proyek ini. Melalui proses pembelajaran secara kolaboratif akan dikembangkan sekitar 25 kompon yang masing-masing berisi 4
diperoleh berbagai kemampuan kerjasama lintas sektor dan lintas unit rumah. Dengan demikian ada sekitar 100 unit rumah dua
pelaku yang lebih baik. Dengan demikain tantangan ke depan lantai dengan luas 80 meter persegi dan dapat menampung 500
yang semakin besar dan pelik pun akan lebih mudah diatasi jiwa per hektar. •
bersama. Sumber:
Proyek bersama yang lebih kongkrit adalah membuat suatu Milis sudJorum@yahoogroups.com; thread berjudul: Floating
kawasan percontohan seluas 1 hektar, misalnya di tepi sungai Homes,2012
Martapura atau Barito di Banjarmasin. Pihak pemerintah daerah Kontributor: Doni J. Widiantono,lman Soedradjat,Suhadi Hadi-
sudah menyediakan lokasi untuk dijadikan semacam kampung winoto,Jehansyah Siregar
budaya. Berbagai eksperimen teknologi hunian apung dapat
60
EVALUASI 25 TAHUN
sustainable
urban development PENGEMBANGAN KOTA BARU
Dl KAWASAN METROPOLITAN
Rangkuman Policy Dialogue and Roundtable Discussion: lain Pemerinrah menciptakan pusat-pusat permukiman skala
''Evafuasi 25 Tahun Pengembangan Permukiman Skala Besar (Kota besar, sekaligus pusat pertumbuhan ekonomi baru di seputar kota
mandiri) di Kawasan Metropolitan': jakarta, 21 juli 2011 metropolitan, guna mengurangi beban berlebihan yang dipikul
oleh kota inti. Skema kemitraan antara pemerimah (pada berba-
Gagasan kota baru lahir sebagai upaya mencari solusi atas gai tingkatan) dan pengembang dirasakan sebagai bentuk yang
persoalan perumahan dan permukiman (housing backlog) yang tepat.
mulai dirasakan secara serius di kota-kota besar, sekaligus sebagai
upaya unruk mengurangi perkembangan kota yang menyebar se- KILAS BALIK PENGEMBANGAN KOTA
cara acak di pinggiran kota-kota besar, seperti Jakarta. Selain iru, BARU
konsep pengembangan kota baru berdasar pada kenyataan bahwa Sesungguhnya pengembangan kota baru bukanlah hal baru
telah terjadi penurunan kualitas hidup di kota-kota metropolitan bagi Indonesia. Kota baru sendiri dapat didefi.nisikan sebagai
akibat keterbatasan lahan unruk perumahan dan infrastruktur bentuk pengembangan lahan terpadu (integrated Land develop-
kota. ment) untuk fungsi-fungsi mama tertentu, khususnya permukim-
Pada skala nasional, Pemerinrah tentunya memiliki kewajiban an, pendidikan dan industri dengan luas lahan yang dikelola lebih
unruk menjawab persoalan-persoalan diatas dengan tepat. Amara besar dari 500 hektar. Kota baru mandiri diharapkan dapat me-
62
PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL DAN SEKTOR INFORMAL
nampung keburuhan bermukim yang layak unruk semua lapisan Pemerintah mengeluarkan paket kebijakan ' kererbukaan bagi
masyarakat dalam lingkungan perkotaan yang sehat dan produktif para investor asing maupun dalam negeri' melalui Pakto-1988
secara berkelanjutan. berbentuk deregulasi, debirokratisasi dan desenrralisasi. Kebijakan
Pada awalnya justru Pemerinrah bersama-sama dengan Peme- ini secara fundamental mengurangi peran Pemerinrah sekaligus
rinrah Daerah yang memprakarsai lahirnya beberapa kota baru. mendorong peran aktif pihak swasta sebagai aktor urama pemba-
Di era tahun 1950-1980, pengembangan kota baru diprakarsai ngunan. Kebijakan pengembangan permukiman skala besar (kota
Pemerintah di kawasan Kebayoran Baru dan Pekanbaru. Selan- baru) diinisiasi pada tahun 1985, yang ditandai dengan pengem-
jutnya, Palangkaraya adalah kota baru hasil prakarsa Pemerinrah bangan Bumi Serpong Damai (BSD). Kota baru ini dibangun
Provinsi. Namun demikian peran swasta dalam pengembangan di areal seluas kurang lebih 6.000 hektar di Serpong, Kabupaten
kota baru semakin menguat sejak 1980-an hingga kini. Hal ini Tangerang oleh konsorsium pengembang swasta.
dipengaruhi oleh regulasi pendukung pembangunan perumahan
dan permukiman skala besar, seperti rancangan penataan ruang KONSEP IDEAL DAN REALITAS
wilayah Jabotabek dan UU No. 4 tahun 1992 tentang Peru mahan Secara ideal, kebijakan pengembangan kota baru seharusnya
dan Permukiman. disusun berdasarkan prinsip pembangunan kota yang terpadu
63
PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL DAN SEKTOR INFORMAL
64
Maka pada tahun 1992 terbitlah UU No. 4/92 unruk membarasi kan 150 surar kepurusan unruk lokasi Kasiba-Lisiba, rerapi hanya
atau menjaga ruang gerak pengembang agar mengikuri regulasi . 4 lokasi yang memiliki badan pengelola. lni berarti hampir bisa
Akan tetapi undang-undang ini masih mengandung kelemahan , dikatakan peraruran ini ridak berjalan.
karena hanya membarasi tetapi tidak mengarur saar industri pro- Tujuan pembentukan Kasiba-Lisiba adalah mengendalikan
perti sedang menurun. harga tanah dan rnenjamin hunian bagi masyarakar berpenghasil-
Berdasarkan UU No. 411992, diterbitk.anlah PP No. 80/ 1999 an rendah (M BR). Terapi surnber pembiayaan badan pengelola ti-
tentang Kawasan Siap Bangun dan Lingkungan Siap Bangun dak jelas sehingga program Kasiba-Lisiba ridak berjalan maksimal.
yang Berdiri Sendiri (Kasiba-Lisiba BS). Dalam semangar eforia Sementara iru penyediaan hunian bagi MBR ridak dapar dise-
otonorni, peraruran ini memberikan kewenangan sangar besar rahkan sepenuhnya kepada swasta. Namun di lain pihak BUMD
kepada pemerintah kota dari kabupaten. Akibarnya jusrru bupari dan BUMN tidak dapar bersaing dengan pihak S'iYasta dalam hal
dan walikota juga tidak bisa melaksanakan karena kewenangan- kualiras penyediaan rnaupun pengelolaannya.
nya terlalu besar. Kemudian badan pengelola Kasiba-Lisiba harus Bagi Jo Santoso, masalah pokok pengembangan kora baru
berupa BUMN, BUMD arau badan lain yang dirunjuk, sehingga anrara lain adalah pembangunan fisik yang tidak seimbang de-
kwang menarik bagi dunia usaha. Sampai tahun 2011 dikeluar- ngan pengembangan kebijakan, sehingga ridak kora baru efekrif.
65
•
••
Residential project
Java Sea
•
Developers interviewed
50-300 ha. 500 to 1000 ha.
North Jakarta
East Jakarta
•• West Jakarta
South Jakarta
• Central Jakarta
0
+
7,500 22,500 meter
19. Perumnas
20. Uppo Karawaci
21. Alam Sutera
22. Gading Serpong
23. Puri Jaya
24. Bintaro Jaya
25. Citra Raya
26. Kola Ttga Raksa
Sumber: Tommy Firman, 2011 27. Bumi Serpong Damai
Selain itu pengembangan kota baru tidak terintegrasi dengan penelitian lebih mendalam mengenai dampak pengembangan
konsep pengembangan kota secara menyeluruh. Terakhir, adanya kota baru. Saat ini pemerintah kehilangan kendali atas pengem-
kecenderungan region menjadi objek masyarakat kota. bangan perumahan. Isu-isu politis masih sangat kuat sehingga di
Di era pemerintahan Soeharto, pembangunan kota lebih fokus tingkat nas ionallebih terfokus kepada agenda-agenda para eko-
kepada pembangunan ekonomi, sehingga kebijakan sektor peru- nom dan seringkali tidak membahas hal-hal vital dalam penye-
mahan tidak lepas dari kebijakan dasar pembangunan ekonomi diaan perumahan. Dengan demikian, kebijakan perlu dibangun
nasional. Saar itu pembangunan perumahan masih cukup sentral. dengan dasar integrasi antara pembiayaan, perencanaan, sistem
Di kawasan perumahan baru terlihat adanya pencampuran penye- pembangunan dan pengelolaan, dengan harapan dapat mendu-
diaan rumah bagi berbagai kelas (MBR sampai rumah bagi kelas kung urban sustainability.
atas) dan lebih tidak tersegregasi antar kelas. Dalam pandangan Tommy Firman, urban sustainability sa-
Selepas tahun 1980-an, kepemilikan rumah menjadi tujuan, ngat berkaitan erat dengan perencanaan. Hingga kini kota baru
sehingga pembangunan rumah yang terintegrasi mulai dipecah- cenderung hanya berfungsi sebagai dormitory town, menyebabkan
pecah. Sebagai contoh, di sekitar Jakana muncullah perumahan segregasi kelas masyarakat semakin terlihat jelas dan terbentuknya
di Klender, Karawaci, dan lainnya yang merusak pembangunan post urbanization. Kecenderungan pengembangan kota baru saar
rumah yang terintegrasi. Hal ini yang menyebabkan segregasi ini adalah menjual image, desain yang eksklusif ala Barat, speku-
dan kekacauan (pulau-pulau kebahagiaan) karena pengadaan dan lasi lahan, hunian kepadaran rendah dan eksklusif, serta adanya
pembelian tanah yang tidak terkoordinir. pelanggaran rata ruang. Sementara itu segregasi ruang urban me-
Indikasi adanya kota baru cukup positif, namun diperlukan nyebabkan polarisasi yang menghasilkan kantong-kantong hunian
66
eksklusif, segregasi kelas sosial masyarakat, masyarakat kelas atas
semakin eksklusif, dan akibat pengelolaannya diserahkan pada
swasta, pemanfaatan PSU menjadi terbatas.
EVALUASIPELAKSANAAN
Ignesjz Kemalawarta menguraikan, gabungan beberapa
pengembang mencoba membuat kota mandiri Bumi Serpong Da-
mai (BSD) untuk mengurangi beban kota Jakarta. Perencanaan
dasar kota ini memperhatikan 5 faktor, yaitu: marga, wisma, suka,
karya, dan penyempurna. Dalam pelaksanaannya, perencanaan
kota disesuaikan dengan permintaan pasar (dalam batas kewajar-
an) dan memperhatikan tingkat ekonomi masyarakat lokal. Ada-
pun pengembangan kota skala besar dilakukan secara bertahap.
Beberapa hambatan muncul dalam pengembangan BSD.
Pemerimah dianggap tidak mendukung infrastruktur regional.
Akibatnya dalam pelaksanaan BSD harus bekerjasama dengan pi-
hak swasta lain. Selain itu tidak ada koordinasi antar pengembang
dan pemerimah daerah kurang mendukung dan mengakomodasi
Kawasan Strategis Nasional (KSN) Perkotaan dan RTRW Ka-
koordinasi antar pengembang. Karena adanya pengembangan
bupaten/Kota. Semua rencana tersebut adalah dokumen kebi- .
infrastruktur besar-besaran pada masa awal, munculah leakage
jakan publik yang mengikat sebagai bemuk konsensus berbaga1
dari pengembang-pengembang kecil di sekitar BSD. Sementara
pemangku kepentingan.
itu pergantian kekuasaan tidak berdampak besar terhadap minat/
Kedua, kota-kota baru seyogyanya tumbuh berkembang
pasar kota baru. Ketimpangan dalam pengembangan terjadi . .
secara mandiri sebagai bentuk penguatan dari sistem kota-kota
akibat tidak seimbangnya kecepatan kinerja swasta dengan kmeqa
Indonesia, sekaligus mengurangi beban kota induk yang sudah
pemerintah.
terlalu berat. Ketiga, pengembangan kota baru diharapkan dapat
Untuk memecahkan masalah sosial dan kemasyarakatan, BSD
membantu peningkatan kualitas pelayanan publik antara lain:
membangun pasar modern, pusat jajanan, serta memperhatikan
terminal, bus komuter, pasar, perumahan untuk masyarakat ber-
local wisdom masing-masing lokasi. Komunitas lokal diutamakan
penghasilan rendah, penyediaan RTH kawasan perkotaan secara
bekerja di dalam BSD sesuai dengan keterampilannya.
menyeluruh, serta fasilitas publik lainnya.
Menurut Setia Hidayat, kota mandiri seharusnya 70 persen
Keempat, pengembangan kota baru yang berkelanjutan
memenuhi kotanya sendiri, sedangkan 30 persen memenuhi
membutuhkan dukungan dan kemitraan dari segenap pemangku
commuter. Selama 11 tahun, apakah BSD sudah dapat dikatakan
kepentingan umuk pencapaian tujuan kota hijau secara kolektif.
kota mandiri? Masalah kemandirian kota sangat beragam, antara
Setidaknya kota hijau memiliki ciri-ciri: green planning and design ,
lain pengembangan seringkali dilakukan tanpa keikutsertaan
green infrastructure (air, limbah, energi, dan transportasi), green
pihak-pihak yang seharusnya terkait. Selain itu penguasaan lahan
construction (bu ilding) , dan tentunya green lifestyle (komunitas
tidak dilakukan secara terstruktur atau terjadi akuisisi lahan liar.
hijau). Dengan demikian peran dan orientasi pengembangan kota
Sedangkan antar pengembang yang berdekatan tidak terintegrasi
baru ke depan dalam menciptakan pembangunan perkotaan yang
sehingga menyebabkan urban conurbation. Pemerintah pusat pun
berkelanjutan akan semakin mantap secara lingkungan, ekonomi
dianggap tidak melakukan pengendalian terhadap integrasi ruang
dan sosial. •
antar pengembang, sementara itu imegrasi antar departemen
dalam pemerintah sendiri masih kurang.
Kontributor: Imam S. Ernawi, Direktur Jenderal Penataan
Ruang- Kememerian Pekerjaan Umum; Hazaddin Tende
CATATAN KE DEPAN Sitepu, Deputi Bidang Pengembangan Kawasan Kementrian
Ada beberapa hal yang harus menjadi perhatian bersama
Perumahan Rakyat; Jo Santoso, Ketua Program Studi Magister
dalam pengembangan kota baru ke depan. Pertama, pengem-
Teknik Perencanaan Universitas Tarumanagara; Tommy Firman,
bangan kota baru harus menjadi bagian yang tidak terpisahkan
Guru Besar ITB; lgnesjz Kemalawarta, Direktur PT. Bumi
dari tujuan dan sasaran kewilayahan yang termuat dalam RTRW
Serpong Damai.
67
URBANISASI:
sustainable
urban development MODAL PENDORONG
PERTUMBUHAN EKONOMI
Tulisan ini adalah rangkuman diskusi dalam milis sud_forum@ di Asia naik 71 persen, dan di Indonesia naik 74 persen. Pada
yahoogroups. com tahun 2005 jumlah penduduk Indonesia yang tinggal di kawasan
perkotaan mencapai lebih dari 107.9 jura jiwa, di mana 20
Setiap orang akan mengiyakan bahwa kota adalah tempat sega- persen di antaranya berada di Jabodetabek. Laju pertambahan
la imp ian bisa terwujudkan. Kota adalah tempat yang menawar- penduduk di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung,
kan berbagai kesenangan dan kemewahan. Citra kota seperti ini Medan, atau Semarang ternyata relatif rendah yaitu 0.16 persen
masih melekat di sebagian besar penduduk suburban. Sementara sampai dengan 0.90 persen per tahun, namun terjadi peningkat-
itu lahan pertanian, perkebunan beserta hasilnya dianggap kurang an yang cukup besar di daerah-daerah Tangerang dan Bekasi
memadai memberikan penghasilan. Di sisi lain, pendidikan mempunyai laju pertumbuhan sebesar 4.16 persen, sedangkan
lebih banyak menghasilkan tenaga kerja yang berorientasi pada Sidoarjo3 persen .
pekerjaan yang tersedia di kota. Faktor-faktor inilah yang memicu Kehadiran pendatang di suatu kota memang dapat menggerak-
terjadinya urbanisasi. Di Indonesia sendiri, diperkirakan pada kan sektor ekonomi. Namun di sisi lain, pertambahan penduduk
tahun 2015 jumlah penduduk di perkotaan akan melampaui jum- kota akan meningkatkan intensitas aktivitas kota. Peningkatan
lah penduduk di daerah pedesaan. ini memberikan tekanan yang semakin besar terhadap ruang dan
Proses urbanisasi terjadi di mana semakin banyak penduduk pemenuhan kebutuhan berbagai macam infrastruktur dan fasilitas
yang tinggal di kawasan perkotaan sejalan dengan pertumbuhan perkotaan. Karena itu, pertambahan jumlah penghuni kota perlu
ekonominya. Dalam kurun waktu 2005-2030 jumlah penduduk mendapat penanganan tepat. Jika tidak, berbagai permasalahan
perkotaan di dunia diperkirakan akan meningkat 56 persen, perkotaan akan muncul, mulai dari fisik kota sampai permasalah-
68
berarti perdesaan/pertanian diabaikan- justru sebaliknya harus
didorong agar lebih intensif dengan tetap memperhatikan kera-
wanan lingkungan.
Selebihnya, penduduk dipersilahkan bermigrasi ke kawasan
perkotaan. Dalam hal ini, yang didorong adalah pusat-pusat
pertumbuhan di luar Jakana/Jaboderabek. Konsekuensinya,
kota-kota harus terbuka bagi semua dan pemerintah pusat harus
menyiapkan, memfasilitasi, dan menguatkan kapasitas warga yang
bermigrasi tersebut. Dengan demikian para pendatang mampu
mendapatkan kesejahteraan di perkotaan, bukannya hidup pas-
pasan karena dibiarkan berjuang sendiri.
Pendekatan urban-led development memang tidak hanya di
China. Secara umum, sektor-sektor perkotaan memang menjadi
pendorong pertumbuhan ekonomi. Tapi untuk sekaligus men-
jadikannya sebagai cara untuk mengentaskan kemiskinan dan
an yang mengurangi tingkat kenyamanan hidup di kota.
meningkatkan kesejahteraan (yang tidak selalu seiring dengan
Dengan demikian, bagaimana urbanisasi bisa menjadi berkah
pertumbuhan ekonomi), harus ada upaya-upaya tambahan selain
bagi kota tersebut dan pada akhirnya bagi pembangunan nasi-
sekedar menerima kota sebagai keniscayaan.
anal?
Upaya tambahan tersebut adalah menyiapkan dan memfa-
URBANISASISEBAGAIBERKAH silitasi warga yang memilih berpindah ke kota (atau bahkan
Salah satu solusi masalah kependudukan kota adalah dengan
memajukan masyarakat desa. Dengan demikian penduduk desa STUDI KASUS: KEBIJAKAN URBANISASI
tidak dengan mudah pindah ke kota tanpa bekal keterampilan Dl CHINA
yang memadai. Selain itu, mempersiapkan SDM perdesaan yang China menerapkan sebuah sistem yang disebut sistem Houk-
lebih kompetitif akan meningkatkan daya saing bersaing dengan ou. Sistem ini menimbulkan masalah berupa kontlik mendasar
masyarakat industriljasa di perkotaan. antara perencanaan terpusat yang ingin mengarahkan mig ran
Wicaksono Suroso menyatakan adanya kebijakan urbanisasi ke kota-kota tertentu, dengan persepsi migran yang mengira
dalam rancangan Kebijakan dan Strategi Perkotaan Nasional boleh pindah kemana saja sesuai keinginan mereka. Akibatnya,
(KSPN). Salah satu kebijakan yang diusulkan dalam rancangan ada ratusan juta man usia yang terlantar akibat kebijakan ini.
tersebut adalah pemanfaatan proses urbanisasi sebagai pendorong Kota-kota China di pantai Samudra Pasifik sangat strategis
pertumbuhan ekonomi, peningkatan kesejahteraan rakyat, dan untuk industri manufaktur berorientasi ekspor. Sementara itu
pengentasan kemiskinan. lnilah konsep urban-led development. daerah-daerah yang minus (kantong kemiskinan) berada di pe-
Dalam rancangan ini, urbanisasi tak lagi dipandang dari kacamata dalaman. Migrasi ke kota pelabuhan/ sentra manufaktur adalah
negatif dan harus dicegah, tetapi justru harus difasilitasi supaya pili han logis. sistem Houkou sebagai produk kebijakan era
berhasil. Artinya, urbanisasi tidak hanya dilihat sebagai hal yang lampau, menghambat distribusi pertumbuhan ekonomi kepada
pasti terjadi, tetapi juga justru menjadi hal positif. kaum rantau. Kebijakan tersebut bisa dan perlu diu bah tetapi
geografi tidak, sehingga kesenjangan wilayah antara pantai-
"Urbanisasi tak lagi dipandang dari pedalaman akan terjadi. Yang bisa dilakukan adalah memastikan
hak kaum rantau di kota tidak terabaikan. Jadi walau daerahnya
kacamata negatif dan harus dicegah, minus, kualitas hidup terjaga oleh penghasilan remitansi (uang
69
yang sekedar bermigrasi-sirkular). Jadi harus ada pembangunan arah dan penyebaran penduduk juga bisa menimbulkan bencana
kapasitas bagi mereka. lni berarri masuk ke ranah Depnaker yang lingkungan. Jepang sukses melakukan transformasi industrial
selama ini sepertinya jarang diajak terlibar dalam formulasi kebi- sesudah Perang Dunia II karena mengkonsentrasikan investasi
jakan perkoraan. Upaya lain yang perlu didukung adalah mendo- infrastruktur di koridor Tokyo-Yokohama-Nagoya-Kyoto-Osaka-
rong perranian kora (urban agriculture) a tau permaculture. Kobe. Negara Belanda juga memilih rekonsentrasi dalam rata
Di sisi lain, yang terjadi di banyak negara berkembang lain ruang barunya.
(termasuk Indonesia) juga sangat bermasalah, karena para rural-
urban migrant benar-benar tidak difasilitasi. Mereka dibiarkan un- KSPN UNTUK MENDAYAGUNAKAN
tuk berjuang sendiri, atau bahkan dikejar-kejar dan 'dipulangkan' URBANISASI DAN KOTA
ke desanya masing-masing. Padahal di desa asal, mereka hidup Kemenrerian Pekerjaan Umum dan BAPPENAS telah menyu-
miskin tanpa ada pilihan dan peluang lain. sun sebuah konsep pembangunan berbasis perkotaan yang dina-
Walaupun demikian, desenrralisasi dan pemerataan perlu me- makan Kebijakan dan Srraregi Pembangunan Perkoraan Nasional
mikirkan ulang efi.siensi dan lingkungan. Pemerataan dapat salah (KSPN). Konsep yang disusun ini memandang urbanisasi sebagai
70
P.ENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL DAN SEKTOR INFORMAL
72
Kewajiban kedua adalah membenruk Forum Komuniras Hij au kora, sebagai pembayar pajak, sadar bahwa pemanfaaran pajak
unruk menghasilkan dua produk, yair u Rencana Aksi Kora Hijau sesuai dengan kebutuhan adalah hak mereka.
(RAKH) dan PETA HIJAU (Green Map) . Sedangkan kewajiban Namun penyediaan fasiliras publik yang ridak dimanfaar-
ketiga adalah membangun Taman/RTH seluas minimal 5.000 kan secara optimal atau ridak berkelanjutan, jelas merupakan
meter persegi di tengah kora, berdasarkan OED ya ng disusun pemborosan yang merugikan warga sendiri. Dengan kesadaran
oleh tim swakelola di pemerintah daerah serempar ya ng dibanru dan kecerdasan berwarga-kora ini, mmbuhlah kora-kora yang
oleh tenaga ahli. didamba oleh warganya, dihidupi oleh warganya dan membang-
Dari kedelapan arribut Kora Hijau di atas, rulisa n ini mem- gakan warganya.
fokuskan pada atribur Komuniras Hijau (Green Community) Sebal iknya di kora-kora dengan ringkar UC belum cukup kuar
Berbeda dengan ketujuh arribur lainnya, arribur ini menunjuk diartikulasikan dalam pembangunan kora, pemerimah kora dapar
pada 'pelaku' bukan 'produk'. Dalam prakreknya, sesungguhn ya mengambil prakarsa menyediakan ruang dan membangun fasi liras
P2KH lebih bertumpu pada peran masya rakat serempar daripada publik. Fasiliras ini menjadi bahan ajar ya ng paling efekrif guna
pemerintah daerahn ya. Pemerinrah serempar adalah pemrakarsa meningkarkan UC. Kiranya pengembangan kora-kora di Indone-
gerakan dengan bantuan pendampingan reknis serta dana srimu- sia kiranya lebih dekar dengan fenom ena ini.
lans dari pemerintah pusar. Besaran banruan dana srimulans ini P2KH merupakan fasi lirasi prakarsa pemerimah pusar ya ng
maksimum 50 persen dan sisanya harus bersumber dari keuangan dilaksanakan oleh pemerimah daerah , ya ng bermuaran srraregis
daerah. dalam hal meningka rkan UC. Fasilriasi ini makin diperlukan bagi
P2KH digerakkan oleh (Forum) Komuniras Hijau. Penca- pengembangan kora-kora Indonesia di masa mendarang. Pemprop
paian kerujuh arribur Kora Hijau akan direnrukan oleh peran DKI Jakarta memiliki LPMJ (Lembaga Pemberdayaa n Masyara-
Komunitas Hijau. Mengingar fungsi srraregis Komuniras Hijau, kar Jaka rta) yang berrugas membangun kesadaran kewargaan, agar
maka keberlanjutan serta kapasirasn ya perlu dicermati , diperkuar, masyarakar Jaka rta dapar membangun hid up bersama ya ng lebih
didampingi dan difasilirasi secara sehar. Dengan demikain P2KH baik. Sayangnya lem baga ini kurang dikenal oleh warga kora,
sungguh-sungguh menjadi aksi nyara ya ng memberdayakan ma- komuniras bahkan para pengamar perkoraan. LPMJ dalam prak-
syarakat membangun kora (hijau) berkelanjuran. reknya mendidik dan mengerahkan para motivator unruk mena-
namkan kesadaran akan kewargaan kepada masyarakar Jakarta.
URBAN CITIZENSHIP Baik pada kondisi UC kuar belum kuat, pendidikan kewargaan
Isrilah urban citizenship (UC) berasal dari khasa nah ilmu menjadi senrral pembangunan perkoraan berbasis masyarakar.
sosial!polirik mengenai kesadaran warga kora akan peran (polirik) , Dalam aras penguaran demokrasi dan demokrarisasi di Indonesia
hak dan kewajibannya dalam suaru komuniras/ kora. Ada dua ke depan , pilihan membangun kora berbasis masyarakar meru-
kondisi ringkar UC di seriap kora di dunia ini. pakan hal niscaya ya ng harus dipersiapkan dari sekarang. P2KH
Di kora dengan ringkar UC yang ringgi, ruang dan fasi liras sedang mengangkar rema Kota Hijau sebagai upaya memperkuar
warga akan rerbangun. Ini mencerminkan keseimbangan anrara UC dengan menghargai muaran lokal sebagai modal sosial , eko-
keburuhan/hak warga di sam pihak dan kepedulian/kewajiban nomi dan lingkungan.
warga dalam memanfaarkan dan menjaga fasiliras rersebur. Warga
73
AKSI KOMUNITAS HIJAU bagi para ulama/pemuka umar. Mereka yakin bahwa nilai-nilai
Pembenrukan Forum Komunitas Hijau (FKH) merupakan kora hijau yang diajarkan melalui mimbar masjid atau kelas-kelas
tugas terpenting bagi Kota-kota peserta P2KH. Komunitas Hijau pesantren sebagai pesan religius diyakini akan lebih menggerak-
beranggorakan LSM lingkungan hidup ; kelompok pecinta kan umar. Disadari atau tidak, sesungguhnya gerakan UC tengah
tanaman, komunitas pesepeda, pecinta satwa, pecinta kali bersih, digalakkan di Tasikmalaya.
komunitas berkebun, komunitas peta hijau, dll dan komunitas FKH di semua kota umumnya khawatir bahwa keberlanjutan
aksi untuk masyarakat seperti PKK. Setiap komunitas menye- Forum maupun Komunitas Hijau mereka terancam, jika P2KH
lenggarakan aksinya secara mandiri. Sebagai FKH, komunitas- sebagai program stimulan berakhir. Maka banyak di antaranya
komuniras ini berkerja sama di bawah koordinasi Kerua/Koordi- yang mulai menggalang juga pihak swasta/industri agar juga
naror FKH yang dipilih oleh komunitas anggora FKH setempar. rertarik mengambil peran dalam komunitas hijau mereka. Jelas,
FKH kota PALU, Sulawesi Tengah , dipimpin oleh seorang FKH memburuhkan pendampingan agar memperoleh dukungan
hobbyst teknologi informasi yang raj in bermedia sosial. Melalui nnansial yang dimaksud.
kerajinannya menggalang dukungan dari para pemangku kepen-
tingan, untuk pertama kalinya kota Palu dapat memulai kegiatan DARI KEPEMIMPINAN DAERAH KE AKSI
car free day. Sekarang dengan pengalaman yang menyemangati KOMUNITAS
iru, FKH kota Palu rajin bertemu seriap malam minggu di raman Bupari Ngawi, Pagaralam, Pemalang, walikora Mataram,
tepi pantai di reluk Palu. Mereka menyiapkan pranara budaya dan semua walikora/bupari dari 85 kota peserta P2KH jelas
pemanfaatan tepi pantai yang sudah rerbangun agar dapat dike- berkomitmen menjadikan kotanya suatu Kota Hijau. Mereka
lola secara mandiri oleh FKH. menunjukkan upaya-upaya dan capaian yang mengesankan dalam
Rencana Aksi Kora Hijau di tanah Papua (yang sampai saar ini gerakan penghijauan di tempat masing-masing. Ada peraturan
diwakili oleh kepeserraan Kora Jayapura dan kabuparen Nabire) bupati yang mewajibkan pejabat daerah yang naik jabatan untuk
memuat di dalamnya penyelenggaraan Sekolah Alam. Sekolah menanam sejumlah pohon. Ada juga kewajiban menanam pohon
Alam di Jayapura adalah sekolah alam yang sudah beberapa rahun bagi pasangan yang menikah di beberapa kora. Ini menunjukkan
umurnya, dengan fasiliras yang lengkap rermasuk huran kora serta keseriusan kepala daerah unruk mencapai tujuan-tujuan penghi-
kolam renang besar sumbangan lembaga internasional. Bahkan jauan kora melalui rata kelola pemerinrahan daerah.
pemilik Sekolah Alam ini pernah memperoleh anugerah Kalpa- Namun, lebih dari itu, dengan menjadi peserta P2KH, semua
raru. kepala daerah harus memberdayakan Forum Komunitas Hijau.
FKH Nabire dipimpin seorang ibu penyiar RRI. Beliau Para kepala daerah harus membagi kepemimpinannya yang
relah menggalang pendengar RRI Nabire dalam wadah komu- senrralisrik menjadi kedalam unit-unit komunitas yang lebih
nitas peduli. Sekarang melalui waktu siaran 1 jam per minggu, mandiri. Dan sudah barang tentu pemberdayaan komunitas
suaranya yang bersemangat mengajak warga kabupaten Nabire meliputi suatu proses pembelajaran yang belum membudaya, baik
bergiat membangun Kota Hijau. Bahkan studio RRI Nabire pun bagi pemerintah daerah maupun komunitas.
relah menjadi salah satu markas FKH Nabire untuk berkumpul, Pencapaian hasil kota-kota peserta P2KH secara langsung
berbagi, dan beraksi. mencerminkan hasil pencapaian tahapan-tahapan aksi yang
Di Kabupaten Tasikmalaya yang berjulukan Kora Santri ini, mengakomodasi proses pembelajaran tersebur. Seiring dengan
FKH sedang meyusun penyelenggaraan pelatihan Kora Hijau meningkarnya kesanggupan komuniras menyelenggarakan aksi
mandiri untuk memenuhi atribut2 kora hijau, meningkat pula
kesadaran warga akan urban citizenship mereka.
Maka bersamaan upaya pemenuhan standar 30 persen RTH,
yang rerdiri dari 20 persen RTH publik dan 10 persen RTH
privat bagi setiap kota, yang menuntut kerja keras sepanjang
tahun, derajat UC dapat ditingkatkan. Kecuali membangun
kapasitas kelembagaan warga agar lebih siap saar P2KH sebagai
stimulan berakhir, UC yang lebih kuat tentunya lebih menjamin
terbangunnya Kota-kota Hijau sebagai kota-kora berkelanjutan
Indonesia di masa depan. •
TRANSPORTASI BERKELANJUTAN
UPAYA MENGURAI KEMACETAN
KOTAJAKARTA
Penulis: Doni J Widiantono, Pemerhari Masalah Transportasi Januari 2011). Hal ini antara lain diakibarkan oleh peningkaran
biaya operasi kendaraan (BOK) dan kehilangan nilai waktu serta
Sebagai kota metropolitan rerbesar di Indonesia, Jakarta dampak kemaceran lainnya seperti polusi udara, menurunnya
nampaknya belum akan rerlepas dari berbagai beban dan persoal- produktivitas, meningkatnya stress pengemudi dan lain sebagai-
an yang menyertainya hampir selama riga dekade rerakhir, yairu nya. Widianrono (2008) memperkirakan kerugian akibat kema-
masalah kemacetan, banjir dan kawasan kumuh. Sebagaimana ba- cetan lalulinras rata-rata di Jakarta sebesar Rp. 10,4 rriliun per
nyak diwacanakan, Jakarta akan mengalami kemaceran total pada rahun a tau sekitar Rp. 1,25 jura per kapita per tahun. Sedangkan
rahun 2014 (Kompas, 21 Februari 2011). angka kerugian total di kora besar di Indonesia secara keseluruhan
Pasalnya, jumlah kendaraan bermotor yang beredar di Jakarta diperkirakan mencapai Rp. 25 ,2 rriliun per rahun.
relah melampaui daya tampung ruas jalan yang ada, sehingga Jumlah perjalanan yang terjadi di Jakarta pada tahun 2010
begiru keluar dari rumah kita akan serta merta dihadang kemacet- mencapai 21 ,9 miliar perjalanan. Angka ini diperkirakan akan
an lalulinras. Berdasarkan data yang ada, panjang jalan Jakarta meningkar menjadi 24,4 miliar perjalanan pada rahun 2020.
adalah 7659 km dengan luas mencapai 40,1 km persegi. Saar ini Dengan jumlah penduduk sekitar 9,3 jura jiwa, maka ini setara
jalan tersebut dijejali oleh 6,6 jura kendaraan, dengan 2,4 jura di dengan 6,45 perjalanan/orang/hari. Angka ini nampaknya jauh
anraranya kendaraan roda empat (Dinas Perhubungan, 2010). lebih tinggi dibandingkan hasil studi SITRAMP (2000) yang
Nilai kerugian ekonomi akibat kemacetan lalulinras ini menunjukkan bahwa rata-rata jumlah perjalanan per orang per
diperkirakan mencapai Rp. 35 rriliun per tahun (Kompas, 20 hari di Jabodetabek hanya sekirar 1,8 perjalanan per orang.
75
memasuki persimpangan sebidang, maka kapasiras setiap lengan
NETWORK PARADOX simpangnya hanya akan menjadi seperriga atau seperempat dari
Penanganan masalah kemaceran melalui cara-cara instan seper-
kapasitas ruas pendekar yang ada karena harus dibagi dengan
ti pembangunan jalan baru, jalan layang, serta rencana pengem-
lengan simpang yang lain .
bangan jaringan jalan tol dalam kora, nampaknya dalam jangka
panjang hanya akan menambah kerumitan masalah daripada
UPAYA MENGURAI KEMACETAN
memberikan solusi. Sebagaimana kita ketahui , saar ini sedang
Dalam upaya mengarasi kemacetan kota Jakarta dan kawasan
dibangun beberapa ruas jalan layang baru seperti jalan layang
Jaboderabekjur, relah banyak konsep dan studi transporrasi yang
non-to! Anrasari, jalan laya ng Casablanca, serra 6 ruas jalan tol
dilakukan namun nampaknya belum banyak yang diimplemen-
dalam kota yang direncanakan dan terakhir diberitakan bahwa PT
tasikan. Sejak rahun 2000-an saja setidaknya ada riga kajian
Jasa Marga akan membangun jalan tollayang Cibubur-Senayan
rransporrasi yairu Study on Integrated Transportation Master Plan
sepanjang 23 kilometer (Kompas, 21 Juni 2012).
(SITRAMP) Jaboderabek rahap I pada rahun 2000, dan dilanjut-
Dalam reori jaringan dikenal isrilah network paradox a tau
kan SITRAMP rahap II rahun 2004 yang bantu oleh japan In-
paradoks jaringan yang menjelaskan bahwa penambahan ruas
ternational Cooperation Agency (JICA). Kemudian terakhir pihak
jalan dalam suaru jaringan ridak selalu akan meningkarkan kapa-
Kantor Menko Perekonomian juga mengembangkanjabodetabek
siras jaringan (Transportation Network Analysis, 1997). Kapasiras
Urban Transportation Policy Integration (JUTPI) sebagai upaya
jaringan pada dasarnya lebih banyak ditentukan oleh kapasitas
pemutakhiran kajian sebelumnya.
persimpangan yang ada. Teparnya dalam suaru koridor jalan,
Pemerinrah melalui Menko Perekonomian juga relah meru-
volume kendaraan yang dapat melewati ruas jalan di sepanjang
muskan 17 kebijakan yang kemudian dikembangkan menjadi 20
koridor rersebur ditenrukan oleh kapasiras simpang yang paling
kebijakan unruk penanganan masalah transportasi Jabodetabek.
minimum.
Namun masih belum terlihat keseriusan masing-masing pihak
Artinya bila terjadi bottle-necking pada suaru persimpangan,
unruk menangani persoalan kemaceran lalulinras di Jakarta. Se-
maka iru akan berdampak pada ruas jalan yang lain di sepanjang
hingga yang masih dirasakan masyarakat sejauh ini adalah suasana
koridor. Dengan demikian, bila bagian-bagian ujung dari jalan
chaos, semrawut dan kurang koordinasi, serta kurang kemauan
layang tersebut berakhir pada persimpangan dengan kapasitas
politik (political will). Semuanya mengarah kepada tragedy ofthe
yang rerbatas, maka pembangunan jalan layang tersebur tidak
common, karena setiap pihak seolah melakukan pembiaran terha-
akan menambah kapasitas jaringan.
dap persoalan yang ada sehingga merugikan semua pihak.
Strategi urama yang harus dilakukan seharusnya adalah
Dua puluh kebijakan yang dimaksud meliputi: (i) penerapan
melakukan upaya-upaya peningkaran kapasitas persimpangan.
electronic road pricing, (ii) penanganan on-street parking, (iii)
Hal ini didasarkan atas pertimbangan bahwa suaru ruas jalan yang
perbaikan prasarana jalan, (iv) pembangunan to! dalam kota, (v)
76
pembatasan kendaraan bermotor, (vi) penerapan park-and-ride,
(vii) perbaikan jalur pejalan kaki, (viii) sterilisasi jalur busway,
(ix) penambahan koridor busway, (x) harga gas untuk transpor-
tasi, (xi) restrukturisasi angkuran umum, (xii) optimalisasi KRL
Jabodetabek, (xiii) penertiban angkutan liar, (xiv) pembangunan
MRT, (xv) double-track Manggarai-Cikarang, (xvi) integrasi KRL
dan angkutan massal, (xvii) pembangunan jalur KA Bandara,
(xviii) pembentukan otoritas transportasi Jabodetabek, (xix) ren-
cana induk transportasi terpadu Jabodetabek, dan (xx) pendidikan
masyarakat tentang lalulimas (Kompas, 10 Juni 2011 ).
TRANSPORTASIBERKELANJUTAN
MENAM BAH
MULTI-FACET AGAR TAK
MACE
Penanganan masalah kemacetan yang sangat akut seperti
Jakarta nampaknya tidak dapat dilakukan secara p iece-meal dan
single approach belaka. Perlu adanya pendekatan multi-facet ya ng perkam o ran terpusat di Jakarta . Kota-kota baru seperti Lippo
lebih berkelanjutan dan terpadu, baik antar jenjang pemerin- C ikarang di timur, BSD di barat, dan C ibubur atau Semul C ity
tahan, Iimas wilayah, dan amar pemangk u kepentingan lainnya di selatan dapat didorong menj adi pusat-pusat aktivitas perkotaan
(swasta, komunitas, pakar). ya ng lebih lengkap dengan aksesibiliras ya ng tinggi. Kota-ko ra
Kebijakan dan strategi penanganan masa lah kemacetan terse- baru ini harus terhubung dengan kota inti Jakarta melalui jari ng-
but meliputi penanganan di tingkat makro, menengah maupun an rei KA dan an gkuran urn urn busway ya ng terpadu, serta jal ur
mikro. Sedangkan aspek ya ng dilakukan mencakup as pek teknis KA lingkar baru yang menghubungkan kota-kota tersebur tanpa
(Engineering), as pek penegakan hukum (Enforcemen t), dan aspe k harus melal ui pusat kota Jakarta.
pendidikan (Education). Penataan ruang perkotaan di kota inti dan kota-kota satelit
perlu dikembangka n ke arah model-model perencanaa n ko ta ya ng
MODEL PENGEMBANGAN LINIER bers ifat kompak dan terhubung dengan jaringa n transportasi mas-
KORIDOR UTAMA PERKANTORAN sal , baik busway maupun MRT ara u yang dikenal dengan konsep
transit oriented development (ToO). Untuk itu perlu dikembang-
Jalan Lokal Jalan olektor Jalan Arteri Jalan olektor Jalan lokal kan kawasa n-kawasan terpadu ya ng kompak ya ng m em ad ukan
fungsi-fungsi hunian, perkantoran dan komersial secara terinte-
Bangunan Bangunan
Bangunan Kepadatan Tinggi Kepadatan Tinggi Bangunan grasi dalam suaru super-block.
Kepadatan Sedang Kepadatan Sedang Untuk mengurangi penggunaa n kendaraan pribadi, pengem-
ngunan
K padatan bangan kawasa n-kawasan ini perlu diarah kan pada simpul-simpul
endah jalur angku tan umum massal ya ng memiliki akses ibilitas tinggi
dengan jalur-jalur pedestrian ya ng nya man. Kawasan hun ian lain -
nya juga perlu didorong ke arah verrikal dengan membatasi ijin
untuk hunian-hunian berkepadata n rendal1 (landed housing).
Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Pada levelmenengah, di koridor barat (BSO), timur (Cika-
Pemukiman Perkantoran CBD Perkantoran Pemukiman
rang) , selatan (Depok) , dan tenggara (C ibubur/Se ntul), perlu
Gambar 1. Model Pembangunan linieryang Kompak dikembangkan sistem angkutan umum massal (Mass Rapid Tran-
sit) ya ng terintegrasi, diman a moda transportasi lokal (jeeder) dan
Pada level makro, pembangunan kota-kota baru ya ng berfun gs i antar wilayah (Busway) serta jaringan KA dapat rerhubung secara
sebagai counter magnet terhadap kota Jakarta perlu dido rong seamless, sehingga pengguna angkuran umum dapat berganti-gami
agar tumbuh menjadi kota-kota mandiri dimana 70 persen moda tanpa halangan yang berarti.
penduduk tinggal dan bekerja di kota tersebut. Umuk itu perlu Selain itu untuk m engurangi tingkat kebutuhan perjalanan,
dipertimbangkan relokasi beberapa kantor-kantor BUMN atau perlu dikembangkan kebijakan-kebij aka n jam kerj a ya ng fleksi-
gedung-gedung perkantoran swasra lainnya, sehingga tidak semua bel (flexi time) , atau pekerj aan ya ng dapat dikerj akan di tempat
77
P.ERKOTAAN TERPADU
tinggal masing-masing (small office home office), maupun konsep- yang padat maupun perlintasan jalan dengan rei KA.
konsep an tar pesan (delivery system) unruk mengurangi perjalanan • Perbaikan kerusakan kondisi jaringan jalan dan pelebaran
yang tidak perlu. bagian-bagian yang mengalami penyempitan.
Dalam upaya mengoptimalkan kapasitas ruas-ruas jalan • Peningkaran bahu jalan, rambu-rambu, lampu penerangan
yang ada, perlu dikembangkan skema-skema Transport Demand dan fasi liras pejalan kaki di perkoraan.
Management (TOM) seperti park-and-ride, yaitu penyediaan Oari segi rekayasa dan manajemen lalulintas, perlu dilakukan
fasilitas parkir di stasiun-stasiun atau terminal angkutan umum pembarasan-pembarasan rerhadap penggunaan kendaraan pribadi
massaJ (KA atau Busway) . Selain itu perlu dikembangkan kebi- dan kendaraan barang pada wakru-wakru tertentu, melalui skema
jakan yang memberikan prioritas kepada kendaraan dengan oku- Traffic Management seperri:
pansi tinggi seperti minibus, mikrobus dll untuk menggunakan • Road Pricing, melalui penerapan rol bagi kendaraan yang
lajur khusus. memasuki suatu area rerrentu seperri jalan-jalan utama.
Kebijakan TOM yang lain adaJah mengembangkan upaya-upa- • Traffic restraint, melalui pembarasan kendaraan yang dapat
ya penyediaan angkutan antar-jemput atau berkendaraan bersama beroperasi pada hari kerja.
dalam satu tempat kerja (ride-sharing) , atau pengembangan sistem • Parking charge, melalui penerapan rarif parkir yang ringgi
angkutan shuttle dari lokasi-lokasi hunian yang disediakan secara pada zona-zona rertentu dan pembarasan wakru parkir.
swadaya oleh penghuni atau pengembang (car pooling). • Sistem informasi lalulinras (intelligent transport system),
melalui penerapan sisrem informasi yang akurar mengenai
kondisi lalulinras.
Oi samping upaya-upaya diaras, perlu dilakukan upaya pe-
Transit Oriented negakan hukum (enforcement) dan penyuluhan (education) yang
Oeveiopment
efekrif melalui:
• Penerbitan SIM yang lebih selektif
• Penindakan ya ng tegas terhadap pelanggar peraturan lalu-
..... ~
Umum .....
linras
• Penerriban pengguna jalan yang tidak semesrinya seperri
PKL dan parkir di badan jalan.
Interface antar • Kampanye rerhadap rata rerrib berlalulintas dan kesela-
moda
maran mengemudi di jalan.
Park and Ride ,
Carpooling , Ride Pada akhirn ya, ridak ada solusi runggal dalam penanganan
sharing , HOV
kemaceran lalulinras seperri kora Jakarta. Yang diburuhkan adalah
Perbllkan almpang,
kemauan polirik ya ng kuar unruk bersama-sama menerapkan
flyover, pelebaran hasil-h as il perencanaan ya ng ada secara konsisren dan konsekuen.
bottle neck
Sebagaimana peparah mengarakan, nothing great was ever achieved
Marka & without enthusiasm.
Perambuan
78
STRATEGI ME NGENDALIKAN EMISI
TRAN SPORTASI DARI PERSPEKTIF
PENATAAN RUANG
Penulis: Endra S. Atmawidjaja, Kasubdit Kebijakan dan Pertumbuhan penduduk perkotaan ini yang diikuti dengan
Strategi Pembangunan Perkotaan, Kementerian PU perkembangan kegiatan sosial-ekonomi perkotaan yang demikian
pesat. Pada akhirnya, pertumbuhan ini meningkatkan tekanan
pada kualitas lingkungan. Salah satunya tekanan tersebut adalah
POTRET DEMOGRAFI DAN LALU LINTAS memburuknya kualitas lingkungan udara yang semakin tercemar
KOTA INDONESIA baik oleh gas-gas maupun partikulat.
Untuk pertama kalinya dalam sejarah peradaban Indonesia, di Saar ini sekitar 90 persen angkutan penumpang maupun
tahun 2007 penduduk perkotaan akan melebihi 50 persen dari barang bertumpu pada jaringan jalan di Indonesia. Dengan
jumlah keseluruhan penduduk Indonesia. Prosentase penduduk demikian jalan merupakan ground transport infrastructure yang
perkotaan terus bergerak naik dari 22.3 persen (1980-an), me- sangat vital dalam mewujudkan sasaran pembangunan nasional.
ningkat 30.9 persen (1990-an), dan terakhir menjadi 48.3 persen Sementara itu, rasio an tara panjang jalan dan luas wilayah di
(tahun 2005). Dengan pertumbuhan sekitar 1.5-2.0 persen per beberapa kota besar di Indonesia tidak memenuhi kondisi yang
tahun, maka prosentase penduduk perkotaan akan mencapai 60 ideal, yakni antara 15-25 persen.
persen atau 150 jura orang pada tahun 2015 mendatang (Winarso Dirjen Perhubungan Darat Departemen Perhubungan menye-
& Hudalah, 2006). butkan bahwa rasio tersebut di Jakarta kini berkisar 7 persen saja
79
iTERPADU
80
STUDI KASUS:
TRANSIT ORIENTED DEVELOPMENT (TOO) UNTUK MEMADUKA SISTEM
TRANSPORTASI DAN TATA RUANG
"metropo/e dequilibre"yang menjadi dasar pengembangan Kota-kota di Eropa yang menderita akibat kekalahan pada
kota-kota industri modern baru (seperti Strasbourg, Lyon, Mar- Perang Dunia II tidak memiliki pilihan lain kecuali membangun
seille, Toulouse, Bordeaux, dan Lille) yang diikat dengan jaringan perumahan sosial yang dekat dengan sistem transportasi publik
kereta api berkecepatan tinggi (TGV) dan jaringan jalan bebas (subway, kereta atau bus). Selain itu karena kota -kotanya relatif
hambatan, serta pengalaman Malaysia dengan pengalihan pu- kecil sehingga cukup mudah diakses pengguna transit, pese-
sat pemerintahan ke Putrajaya pada tahun 1980an akhir meru- peda, dan pejalan kaki.
pakan best practices yang layak dipelajari lebih jauh. Sebaliknya konsep TOD tampaknya tidak cukup efektif berja-
Konsep Transit-Oriented Development (TOD) menekankan lan di AS yang sejak kemenangan pada Perang Dunia II mene-
kaitan antara transportasi massal dan tata ruang. Ci ri nya adalah rapkan kebijakan /ow-density single family housing. Kebijakan ini
kedekatan antara sarana transportasi (stasiun, terminal) dengan mendorong pemanfaatan pinggiran kota (spra wling), dimana
kegiatan perkotaan campuran (jasa komersial/ retail, residensial perjalanan dengan menggunakan kendaraan bermotor lebih
dan perkantoran) dengan densitas tinggi. Radius pelayanan disukai karena alasan privasi dan fleksibilitas.
perkotaan antara 0,4-0,8 km dari stasiun/ terminal yang me- Bagi masyarakat Am erika, sistem mass transit sama sekali
mungkinkan terjadinya sirkulasi pejalan kaki dan pesepeda. tidak fleksibel secara geografis, karena umumnya berorienta si
Salah satu fitur konsep TOD adalah pengutamaan transpor- ke downtown. Mass transit di AS hanya mengangkut 5 persen
tasi publik untuk sirkulasi di dalam kota dengan menyediakan jumlah komuter, sementara 95 persen komuter menggunakan
sarana-sarana perhentian sementara (transit). Dengan dem ikian, kendaraan pribadi (Selmi dan Kushner, 2004). Bagi masyara kat
konsumsi energi per kapita dapat dikurangi secara signifikan . Eropa yang dipengaruhi paham sosialis, low-density suburb yang
Kota-kota menengah di Eropa, seperti di Perancis dan Rusia de- memicu kebutuhan kendara an pribadi bukanlah cermin masya-
ngan jumlah penduduk anta ra 500.000 hingga 1.000.000 jiwa, rakat yang berkeadilan.
telah menggunakan sistem rail-based.
isasi kewenangan dan sumberdaya seperti sekarang ini. mencakup dua dimensi utama, yakni: planning (perencanaan rata
Pada skala mikro atau internal perkotaan, pengendalian pence- ruang) dan control (pengendalian pemanfaaran ruang agar selalu
maran udara pada kawasan perkotaan perlu dilakukan secara sesuai dengan rencana rata ruang).
terpadu dengan pengendalian urban sprawling dengan mengede- Di dalam perencanaan rata ruang, UU No. 26/2007 mewajib-
pankan pendekatan penataan ruang. Unruk itu penerapan prinsip kan seluruh daerah oronom (khususnya kota-kora) menyediakan
transit oriented development (TOO) sebagai salah satu kategori dari 30 persen luas wilayahnya unruk Ruang Terbuka Hijau (RTH).
berbagai konsep urban planning, seperti Intelligent Urbanism atau Tujuan aruran ini adalah mengurangi efek emisi dari sumber
Smart Growth, Compact City layak dipertimbangkan. rransportasi dan sumber emisi lain, serta menjamin hak menik-
mati udara bersih. Upaya pengendalian emisi unruk meningkar-
PERAN PENATAAN RUANG UNTUK kan kualiras udara di kawasan perkotaan harus diletakkan dalam
PENGENDALIAN EMISI SEKTOR visi jangka panjang demi mewujudkan kota yang lebih layak
TRANSPORTASI huni. Maka upaya pengendalian emisi rak kalah pentingnya de-
UU No. 26/2007 ten tang Penataan Ruang yang diberlaku- ngan upaya konservasi air, pengelolaan risiko bencana, penaraan
kan sejak April 2007 memberikan perhatian besar terhadap kawasan bersejarah, penguatan citra positif, dan peningkaran
peningkatan kualitas lingkungan. Ini adalah bagian dari upaya atraksi dan daya saing sebuah kota.
mewujudkan visi penataan ruang ke depan yang aman, nyaman, Selanjutnya RTR juga mengarur kepadaran populasi dan
produktif dan berkelanjutan. Penataan ruang berupaya mencari kegiaran melalui insrrumen peraturan zonasi. Dengan demikian
benruk keseimbangan anrara kebutuhan pertumbuhan ekonomi pergerakan orang dan barang dalam suaru kawasan/wilayah lebih
dan pelestarian lingkungan melalui upaya-upaya yang mengarah efisien. Tujuan pembuaran dan pemberlakuan peraturan zonasi
pada demand-side management (intervensi yang mempengaruhi anrara lain untuk melindungi nilai aset, menghindari terjadinya
keputusan unruk melakukan perjalanan). Upaya penataan ruang eksternalitas, memperluas basis pajak, mendorong kehidupan
81
P.ERKOTAAN TERPADU
ya ng lebih berkualitas, kesehatan masyarakat yang lebih baik, Akhirnya, insuumen perizinan adalah kendali pemanfaatan
hingga aspek-aspek lainnya (menjamin kesehatan, keselamatan, ruang agar sesuai dengan rencana tata ruangnya. Selmi dan Kush-
moral dan kesejahteraan umum). ner (2004) menyebutkan, ada riga kemungkinan tindakan dalam
Dalam hal pengendalian pemanfaatan ruang, instrumen rangka perlindungan lingkungan. Pertama, pemerintah berupaya
performance zoning dapat digunaka n pada satu a tau beberapa blok mengintegrasikan perlindungan lingkungan ke dalam pengen-
peruntukan. Concohn ya adalah memberikan batas konsentrasi dalian tata ruang yang ada. Kedua, pemerintah memberlakukan
pencemaran udara pada suat u kawasan yang harus dipatuhi , aturan perlindungan lingkungan untuk area-area kritis. Ketiga,
karena bersifat mengikat sesuai dengan Level ofservice atau tingkat pemerintah mewajibkan pemerintah daerah menduplikasi atau
pencemaran yang dicolerir. Apabila konsentrasi pencemaran udara bahkan memberlakukan aturan perlindungan lingkungan yang
melebihi kinerja/ ketentuan ya ng ditetapkan, maka beban/volume lebih ketat di daerah . •
lalu Iimas pada kawasan harus dikurangi atau menjadi dasar bagi
penerapan instrumen manajemen lal ulintas yang memberatkan
pengguna kenda raa n bermocor.
82
PENGELOLAAN KOTA YANG VISIONER, KREATIF, DAN INKLUSIF
MEMBANGUN METROPOLITAN
BERKELANJUTAN
Penulis: lr. Joessair Lubis,CES , Direkrur Perkoraan- Dirjen Jadi perbandingan anrara definisi undang-Undang dengan
Penaraan Ruang, Kemenrerian PU metropolitan secara erimologis (asal kara) cukup koheren.
Keduanya bermakna bahwa kawasan metropolitan rerdiri dari
Kerika zaman Yunani Kuno, kora-kora besar saar iw disebm aglomerasi beberapa wilayah administratif dan masing-masing
metropolitan, berasal dari kara meter yang be rani ibu dan polis wilayah rersebur memiliki kererkairan. Wilayah rersebur memben-
yang berarri kota (Wackerman, 2000). Kenapa disebur kota ibu? wk sebuah kawasan dengan akriviras yang bermuara pada pusar
Di masa iru, metropolitan memiliki makna sebagai kota ibu yang (kora besar sebagai inri arau 'ibu').
memiliki kora-kora sarelir sebagai anak. Namun isrilah iru juga
dapar berarri pusar sebuah kora, sebuah kora negara (city-state), KAWASAN METROPOLITAN Dl
arau sebuah provinsi di kawasan Medirerania (Winarso, 2006). INDONESIA
Dalam UU No. 26/2007 renrang Penaraan Ruang, kawasan Pemerinrah sudah menerapkan rujuh kawasan metropolitan di
merropoliran didefinisikan sebagai: Indonesia. Srarisrik kawasan-kawasan ini cukup mencengangkan
kawasan perkotaan yang terdiri atas sebuah kawasan mengingar masih ada angka perrumbuhan penduduk rata-rata
perkotaan yang berdiri sendiri atau kawasan perkotaan inti 3,3 persen. Saar ini dari jumlah penduduk kawasan Jabodetabek-
dengan kawasan perkotaan di sekitarnya, yang saling memi- punjur menempati peringkat ketiga dalam peringkat metropoli-
liki keterkaitan fungsional yang dihubungkan dengan sistem tan dunia. Kawasan ini berada di bawah Tokyo dan Guangzhou
jaringan prasarana wilayah yang terintegrasi, dengan jumlah (citypopulation.de, 2012). Oleh karena itu Pemerimah berani
penduduk keseluruhan sekurang-kurangnya satu juta jiwa. memasang target menjadi peringkat 6 kekuatan perekonomian
84
PENGELOLAAN KOTA YANG VISIONER, KREATIF, DAN INKLUSIF
Tujuh kawasan metropolitan di Indonesia yang ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Nasional (KSN) Perkotaan
berdasar PP No.26/2008
dunia di tahun 2050, melalui program Masterplan Percepatan nomi dan merupakan Pusat Kegiatan Nasional (PKN). lni berarri
dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). kawasan perkoraan rersebur berfungsi melayani kegiatan skala
Jumlah penduduk besar mendatangkan masalah tipikal, yakni internasional, nasional, atau beberapa provinsi.
kemacetan, polusi, banjir, kumuh, dan pengangguran. Masalah- Maka dapat disimpulkan bahwa fakror urama pengaruran
masalah yang meliputi aspek lingkungan, ekonomi, dan sosial. metropolitan adalah sektor perekonomian. Namun belajar dari
Melarang manusia untuk berdatangan ke kota metropolitan Jakarta, fakror lingkungan juga mempengaruhi perkembangan
merupakan hal yang sia-sia. Karena manusia memiliki insting perekonomian. Oleh karena itu kesatuan eco-region-lah , bukan
yang kuat dan tekad yang membara untuk meningkatkan taraf kesaruan ego-region, yang menjadi dasar penentuan cakupan KSN
hidup masing-masing (Eko Budihardjo, 2006). Perkotaan demi membangun metropolitan berkelanjuran.
Namun Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, Pemerintah saar ini sudah menetapkan 4 Perpres Qaboderabek-
di dalam blog miliknya ahok.org, menyatakan kesiapannya untuk punjur, Sarbagira, Mamminasara, dan Mebidangro) dan sedang
urbanisasi besar-besaran. Daripada memperbesar kota, mungkin menyusun 3 lainnya (Cekungan Bandung, Kedungsepur, dan
lebih baik membangun sebuah sistem yang terdiri dari kota-kota Gerbangkertosusila) untuk mengarur kora metropolitan di aras.
yang disebut dengan sistem perkotaan. Berarti kita harus berharap Kawasan Jaboderabekpunjur dengan DKI Jakarta sebagai
pada pengelolaan kota yang dilakukan oleh Pemerintah. kota inti dan ibukora NKRI, tampaknya memiliki permasalahan
yang paling kompleks dibanding keenam metropolitan lainnya.
KEMANA ARAH KAWASAN Kawasan ini diatur dalam Perpres No. 54/2008 tentang Penaraan
METROPOLITAN? Ruang Kawasan Perkotaan Jabodetabekpunjur yang bersiap me-
Sekarang mari menilik definisi KSN Perkotaan dari PP 26 masuki tahun kelima. lni berarti Perpres tersebut dapat ditinjau
/2008 tentang Rencana Tara Ruang Wilayah Nasional (RTRWN). ulang untuk diperbarui dengan penanganan masalah yang juga
KSN Perkotaan merupakan kawasan perkotaan metropolitan selalu baru.
(penduduk lebih dari satu jura jiwa) dengan sudut pandang eko- Kawasan Sarbagita diarur dalam Perpres No. 45/2011 tentang
85
PENGELOLAAN KOTA YANG VISIONER, KREATIF, DAN INKLUSIF
bangnya kota-kota metropolitan sampai suatu saat membangkit- satu kesatuan, serta sebagai wadah perkembangan peradaban dan
kan tuntutan kebutuhan untuk membahas persoalan dan tantang- kebudayaan manusia Indonesia. Mengutip Prof. Eko Budihardjo,
an metropolitan di Indonesia. diperlukan alternatif dan terobosan-terobosan baru dengan ber-
Yang jelas, kehadiran persoalan dan tantangan tersebut adalah fikir lateral (Edward De Bono), nggiwar (Romo Mangun) dan out
fakta yang harus diterima. Tidak banyak manfaatnya memper- ofthe box (Rob Eastway) untuk bisa menjadi pencipta dan bukan
soalkan apakah ada kelalaian atau kecerobohan dalam kebijakan pengikut kecenderungan. •
publik sehingga timbul kota-kota metropolitan dengan persoalan
dan tantangan yang dihadapi sekarang dan masih terus dihadapi
dalam waktu panjang. Kita optimis saat ini sedang berproses
menuju keadaan yang lebih baik.
Dibutuhkan langkah-langkah yang melibatkan semua pihak
terkait. Peran masyarakat harus ditingkatkan dalam pengelolaan
kota. Sudah saatnya kita memandang kota metropolitan sebagai
87
l·
SINKRO NISASI PERATURAN
PERUNDANGAN TERKAIT
PERKOTAAN
Penulis: Haryo Sasongko, BPPI, UniversitasTrisakti kapasitas pemerintah daerah dalam penerapan good governance
and good p ublic management masih terbatas. Selain itu kepemim-
Belum optimalnya rata kelola dan kelembagaan dalam pem- pinan kota yang visioner dan berorientasi kepada kepemimpinan
bangunan perkotaan baik di pemerintah maupun pemerintah masyarakat luas masih langka. Oi sisi lain, kapasitas kelembagaan
daerah bisa ditengarai dengan sulirnya penanganan proses pemba- yang masih belum memadai untuk menerjemahkan visi-misi
ngunan perkotaan itu sendiri. Misalnya dalam tataran pemerin- pembangunan kota kedalam tindakan nyata. Dan yang tak bisa
tah (pusat atau nasional), berbagai peraturan perundangan telah diabaikan adalah belum optimalnya upaya pemberdayaan masya-
dibuat dan sedang dipersiapkan. Yang menjadi pertanyaan adalah rakat kota, serta belum terwujudnya community self-government di
apakah berbagai peraturan perundangan tersebur sudah sinkron kota.
satu sama lain? Dalam dunia akademis ada istilah Constitution/
Regulation Examination. Nampaknya walaupun sudah ada proses KOORDINASI TERPADU DALAM
harmonisasi peraturan perundangan, namun tahap eksaminasi PERENCANAAN PERKOT AAN NASIONAL
kurang mendapat porsi yang memadai sehingga hasilnya kurang Dalam bidang perencanaan perkotaan di tingkat nasional,
optimal. koordinasi dan sinkronisasi peraturanperundangan dilakukan oleh
Oi tingkat daerah, belum optimalnya rata kelola dan kelem- sebuah tim yang anggota-anggotanya representasi dari berbagai
bagaan pemerintah daerah ditunjukkan beberapa hal. Pertama kementerian/lembaga terkait. Tim ini bernama Tim Koordinasi
88
PENGELOLAAN KOTA YANG VISIONER, KREATIF, DAN INKLUSIF
~
Pemenuh.an Standar Pelayanan
Perkotaan Minimum
-c:r-
·~' t' ••. . .
Kntn -kotu di lndnnc .. in 'nat ini
Pembangunan Perkotaan Nasional (TKPPN) dan dibentuk ngunan perkotaan secara nasional. Oleh karena itu, posisi KSPN
berdasarkan Keputusan Menteri Perencanaan Pembangunan diusulkan berada di posisi antara RPJPN dan RPJMN, khususnya
Nasional/Kepala Bappenas No. 23/M.PPN/HK/03/2011. Tugas untuk memperjelas RPJPN yang terkait dengan peran kota di
tim ini adalah: dalam pembangunan. Selain itu, KSPN diusulkan untuk menjadi
1. Melaksanakan koordinasi dan sinkronisasi perencanaan Peraturan Presiden atau Peraturan Pemerintah.
pembangunan perkotaan; Saat ini Pedoman Standar Pelayanan Perkotaan (SPP, Per-
2. Melaksanakan evaluasi dan review kebijakan-kebijakan mendagri no. 57/201 O) sedang disesuaikan dengan revisi UU 32
perkotaan, menyusun kebijakan, tata aturan dan kesepatan Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Rancangan UU ten-
bersama dalam rangka menyelesaikan masalah pemba- tang Tata Kelola Perkotaan, dan revisi PP 38 Tahun 2007 tentang
ngunan perkotaan. Pembagian Urusan Pemerintahan Pusat, Pemerintah Propinsi dan
Salah satu kebijakan yang dihasilkan adalah rancangan Ke- Pemerintah Kabupaten/Kota.
bijakan dan Strategi Perkotaan Nasional (KSPN) . Proses pe- Selain itu Kementerian Dalam Negeri tengah menyusun
nyusunan rancangan ini dilakukan secara partisipatif. Berbagai konsep RUU tentang Tara Kelola Perkotaan. RUU ini diharapkan
pemangku kepentingan terkait pembangunan perkotaan terlibat menjelaskan masalah pemerintahan kota dan kawasan perkotaan
di dalamnya, antara lain pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan menjadi persiapan terbimya revisi UU No. 32/2004 tentang
kalangan akademisi, dunia usaha, dan masyarakat. Keseluruh- Pemerintahan Daerah dan PP No. 34/2009 tentang Pengelolaan
an proses penyusunan rancangan ini dikoordinasikan melalui Kawasan Perkotaan.
TKPPN.
KSPN berfungsi sebagai dokumen baru perencanaan tingkat PERAN SUD-FI DALAM SINKRONISASI
nasional jangka panjang hingga tahun 2025 yang mengintegrasi- PERATURANPERUNDANGAN
kan perencanaan spasial dan nonspasial dalam kegiatan pemba- Dengan pemikiran agar supaya KSPN lebih adaptif dan
responsif, saat ini Kementerian PU sedang menyusun Kebijakan
dan Strategi Pembinaan Pembangunan (KSP3), dengan mengu-
raikan tipologi dan peran kota. Selain itu, Kementerian Dalam
Negeri tengah menyusun RUU ten tang Tata Kelola Perkotaan.
Rancangan ini adalah persiapan terbitnya revisi UU No. 32/2004
tentang Pemerintahan Daerah, yang diharapkan menyangkut
urusan pemerintahan kota dan kawasan perkotaan. Sementara itu,
PP No. 34 tahun 2009 tentang Pengelolaan Kawasan Perkotaan
juga masih berlaku.
Walaupun tidak diuraikan disini, hal yang kurang lebih sama
juga terjadi pada sejumlah Kementerian dan Lembaga lain yang
juga menangani masalah pembangunan perkotaan, antara lain
89
PENGELOLAAN KOTA YANG VISIONER, KREATIF, DAN INKLUSIF
KEBIJA.KAN DAN STRATEGI PERKOTAAN NASIONAL (KSPN) Sebagai salah satu strategi mewujudkan Sistem Perkotaan
SASARAN Nasional, telah ditetapkan peraturan perundangan turunan
UU 26/ 2007. Peraturan tersebut adalah Perpres Rencana Tata
A. Sistem Pelayanan Minimum Kota Ruang (RTR) Pulau / Kepulauan dan Perpres Rencana Tata Ruang
Terpenuhinya SPP (Standar Pelayanan Perkotaan) di perkota- KSN Perkotaan sebagai dasar dan pedoman pengembangan
an sesuai dengan tipologinya perkotaan bagi pemerintah pusat dan daerah. Dalam RTR Pu-
lau/ Kepulauan terdapat salah satu strategi yang penting, yaitu
B. Sistem Perkotaan Strategi Operasionalisasi Perwujudan Sistem Perkotaan Nasional
1. Terwujudnya kawasan perkotaan metropolitan yang untuk masing-masing PKN, PKW dan PKSN .
mampu bersaing di tingkatinternasional (kota internasi-
onal/g/oba/ city).
2. Terwujudnya kota besar yang dapat menjadi pusat per- Rencana Tata Ruang PulaufKepulauan
tumbuhan nasional (Pusat Kegiatan Nasionai!PKN).
3. Terwujudnya kota menengah dan kecil yang dapat men- Pulau Sumatera Perpres 13/2012
jadi pusat pertumbuhan ekonomi regional (Pusat Keg -
Pulau Jawa-Bali Perpres 28/2012
iatan Wilayah/ PKW dan Pusat Kegiatan Lokai/ PKL) serta
meningkatkan keterkaitan desa-kota . Pulau Kalimantan Perpres 3/2012
4. Terwujudnya Pusat Kegiatan Strategis Nasionai/ PKSN
sebagai gerbang internasional dan untuk mendorong Pulau Sulawesi Perpres 88/2011
kawasan perbatasan negara.
Kepulauan Maluku Raperpres
C. Terwujudnya pembangunan kota melalui pemba- Kepulauan Nusa Tenggara Raperpres
ngunan ekonomi, sosial budaya, Prasarana & Sarana
Umum, tata ruang, lingkungan hid up, dan kelem- Pulau Papua Raperpres
bagaan
Kementerian-kementerian Perhubungan, Keuangan , Lingkungan perubahan menuju yang lebih baik terutama dalam manajemen
Hidup, Perumahan Rakyat, BPN , BNPB, BNPP dan lain sebagai- perkotaan pada Iimas kepentingan. SUD-FI bisa menjadi ajang
nya. koordinasi (bukan koordinator) anrar kementerian terkait, para
Dengan banyaknya peraturan perundangan di tingkat peme- pemangku kepentingan lain (perguruan tinggi, asosiasi, dan
rintah pusat dan pemerintah daerah, tentu diperlukan pemaham- forum-forum lain), serta pada kasus-kasus tertentu dengan pe-
an yang memadai atas semuanya, apalagi bila terjadi tumpang merintah daerah terkait. Pada saar yang diperlukan, pembahasan
tindih. Konsep peraturan yang akan muncul pun perlu dikaji isu-isu tersebut bisa dibahas bersama TKPPN dengan lebih bebas
dengan mendalam. dan cair. Apalagi sebagian anggota TKPPN adalah juga anggota
Dalam hal ini , walaupun bukan organisasi srruktural, SUD-FI SUD-Fl.
memiliki komitmen dan kekuatan moral untuk pemikiran suaru Dengan demikian, inregrasi peraturan ditambah integrasi data
menjadi salah saru prasyarat pembangunan perkotaan yang ber-
kelanjutan. Pada akhirnya langkah integrasi ini dan juga upaya-
upaya yang lain diharapkan akan bisa mensejahterakan masyara-
kat, negara, bangsa dan renrunya kelesrarian bumi yang kira cintai
iru sendiri. Semoga. •
PENGELOLAAN KOTA YANG VISIONER. KREATIF, DAN INKLUSIF
Penulis: M. Jehansyah Siregar, Paka r Perum ah an dan Permu- misi ko ta, penyusunan rencana dan program , hingga ke tingkatan
kiman , ITB praktek- praktek di lapangan. Di berbagai literarur, paradigma
kota ya ng pro-poor dikenal pula denga n isrilah ko ta inklusif.
Fenomena Joko Widodo ya ng mun cul dalam pilkada di Jakarra Pembangunan kota-kota di tanah air berhadapan denga n
telah membawa perhatian m asyarakat kepada kiprahn ya dalam realita masih melekarnya kemiskinan dalam kehidupan sebagian
memimpin Kota Solo selama 7 tahun. Pengalaman nya mem impin besar penduduknya. Data m enunjukkan sekitar 50-60 persen
Solo kini menj adi objek srudi dari berbagai bidang, dengan penduduk kota yang hidup dari sekror info rmal dan sekitar 30-40
tujuan selain untuk mengembangkan studi perko raa n juga sebagai persen penduduk kota-kota di negara berkembang yang rin ggal di
pembelajaran bagi kepemimpinan ko ta. Salah sa tu ya ng menonjol lingkunga n permukiman kumuh (U N-Habitat, 2003). Keku-
dari pola pembangunan Kota Solo adalah paradigma kota ya ng muhan , informalitas dan kemiskinan kora saling mengkait mem-
pro-poor, yaitu kota yang lebih mengedepankan keterbukaan akses beri gambaran kesenjangan sosial ya ng memprihatinkan . Inilah
sumberdaya bagi kaum marjinal. Dalam penerapannya, paradig- latar belakang pentingnya pembangunan kota ya ng inklusif, ya ng
ma kota yang pro-poor di Solo dimulai sejak perumusan visi dan ditujukan unruk semua golonga n tanpa sekar-sekar akses kepada
91
sumber daya kota.
Visi kota inklusif tentunya bermakna sebuah pem ihakan ya ng
nyara unruk mengangkat derajat kehidupan kaum miskin kota.
D engan demikian, kota ya ng pro-poor dapa t diartikan seba-
gai kota ya ng memihak kaum miskin untuk seca ra berkeadilan
memiliki akses ya ng sama terhadap berbaga i pelaya nan dasar da n
sumber-sumberdaya kunci perkotaan. Orientasi harus diarahkan
pada pengembangan program pelayanan publik, ya ng berarti pe-
layanan unruk semua warga.
Lebih jauh, penerapan pembangunan "kora yang pro-poor"
secara konsekuen dan konsisten dapat d ijelaska n dalam 5 prinsip
dasar, ya itu:
• Pertama, visi dan misi pembangunan kota ya ng secara
tegas diarahka n untuk m enanggulangi kemiskinan secara
progres if dengan m embuka belenggu-belenggu akses ke-
pada pelaya nan dasar dan sumberdaya kunci ;
• Kedua, perencanaan pembangunan ya ng di laksa nakan
secara partisipatif, sebagai langka h penerapan visi-misi ke VISI DAN MISI KOTA SOLO YANG PRO-
dalam kebijakan dan stra regi pembangunan kota; POOR
• Ketiga, pelayanan publik ya ng terpadu dan terukur (akun- Visi dan misi Kota Solo secara tegas sekali menunjukkan
tabel), denga n targer pencapaian ya ng progresif; sebuah pem ihakan kepada warga kota yan g marjinal. Siapakah
• Keempat, rata kelola pemerinrahan ya ng transparan, se- mereka? Mereka adalah yang belum mencapai aras sejahrera dan
perri manajemen keuanga n ya ng transparan dan eflsien , bel urn berdaya ka rena belu m memiliki pekerjaan. Mereka adalah
alokas i sumber-sumber daya ya ng pantas, laya k dan ya ng menjalankan eko no mi kerakyatan yang kondisinya tetap
berkeadilan ; berada di bawah. Mereka tidak mendapatkan pelayanan kesehatan
• Kelima, ekonomi lokal ya ng se makin kuar dan mandiri dan pendidikan yang layak hanya karena keridakberdaya4nnya.
sebagai rumpuan pembangun an ekonomi kota ya ng tum - Warga marjinal adalah juga mereka yang tinggal di lingkungan
buh secara berkeadi lan. permukim an ku muh dan tidak rerlaya ni oleh prasarana dasar dan
fas ili ras perkotaa n .
Nam un visi dan misi ya ng pro-poor rerseb ut ridak berdiri
VISI DAN MISI KOTA SOLO sendiri. Secara bersisian, visi dan misi ya ng memihak tersebut
dil ekatkan dengan misi untuk mencapai kemajuan sosial dan eko-
Visi pembangunan Kota Solo adalah meningkatkan kesejahte-
nomi kota secara uruh. Melalui penetapan tema pembangunan
raan warga kota dan pembangunan kota yang bertumpu pada
Solo sebagai Kora Budaya, misi yang diemban adalah mengem-
semangat Solo sebagai Kota Budaya (paparan Pemerintah Kota
bangkan budaya kota (urban culture) untuk memperkuat karakrer
Solo, Juni 2012).
kora. Sisi ekonomi kora menj adi perhatian dengan misi mening-
Visi Solo Kota Budaya ini dituangkan ke dalam 8 (delapan)
katkan iklim invesrasi yang kondusif. Visi dan misi tersebut akhir-
Misi Kota Solo, yaitu:
nya mewujud ke dalam kebijakan dan srrategi kota yang utuh.
1. Memberdayakan dan meningkatkan ekonomi kerakyatan,
Hasilnya adalah paradigma pro-poor yang berorientasi produkrif,
2. Mengembangkan etika dan nilai-nilai budaya,
bukan alam ani ya ng karitatif dan konsumtif araupun menjadi
3. Memperkuat karakter kota,
jargon unruk pencirraan sem ara.
4. Meningkatkan pelayanan kesehatan dan pendidikan,
5. Memperbaiki dan meningkatkan akses bagi para pencari
kerja,
CITY BRANDING SOLO SEBAGAI KOTA
6. Menciptakan iklim investasi yang kondusif,
BUDAYA
Prinsip kedua dalam penerapan paradigma kota yang pro-poor
7. Memperbaiki dan meningkatkan prasarana dasar dan fasili-
adalah perencanaan pembangunan yang dilaksanakan secara parti-
tas perkotaan,
sipatif dengan menggerakkan berbagai kalangan untuk menetap-
8. Mempromosikan tema kota.
kan sebuah rema pembangunan kota. Tema pembangunan kota
92
PENGELOLAAN KOTA YANG VISIONER. KREATIF, DAN INKLUSIF
bisa saja kita jumpai di berbagai kota di tanah air, namun apakah program pariwisata yang dapat pula menjadi basis ekonomi kora.
tema-tema tersebut adalah aspirasi yang melekat di hati warganya, Bisa dinilai bahwa Solo relah melakukan upaya city branding
masih menjadi pertanyaan besar. Melalui pendekatan partisipatif secara efekrif. Efektifitas tersebut tampak dari pendekatan ya ng
yang dijalankan secara sistematis, kemudian ditetapkan pembe- komprehensif yang menjadi 3 (riga) pilar pembangunan ber-
rian tema kota (city branding) untuk Solo yaitu Solo Kora Budaya. kelanjuran, yairu efekrif secara sosial, secara ekonomi maupun
Perkembangan bidang kebudayaan dan pariwisata di Solo implikasinya yang besar rerhadap upaya penaraan lingkungan . Di
mengalami peningkatan yang menonjol dalam kurun waktu lima salah satu pojok kora, yairu di Taman Kora Ngarsopuro, rerpam-
tahun terakhir. Beberapa indikasi bisa dilihat dari beberapa ben- pang rema "Solo Kota Budaya" di hadapan khalayak ramai. Papan
tuk investasi seperti hotel dan restoran serta beberapa fungsi lain- kora ini bukan hanya berfungsi mensosialisasikan, namun juga
nya. Kemajuan pariwisata dan kebudayaan di Solo bukan hanya sekaligus menjadi cermin dari apa yang diinginkan warga Kora
sebatas atraksi-atraksi wisata, namun secara mendasar didukung Solo
infrastruktur fisik, sosial maupun ekonomi kota. Kemajuan ini ti-
dak lepas dari dukungan perencanaan, komitmen alokasi anggar- MANAJEMEN KROYOKAN DAN NYEKRUP
an dan dukungan investasi sektor publik dalam bentuk berbagai Prinsip ketiga dalam penerapan paradigm a kora yang pro-poor
fasilitas dan prasarana penunjang. adalah pelayanan publik yang terpadu dan akuntabel. Di Solo
Dengan tema Solo Kota Budaya maka kebijakan dan strategi prinsip ini diwujudkan melalui konsep yang diisrilahkan sebagai
pembangunan kota diarahkan pada pengutamaan pembangunan manajemen kroyokan dan nyekrup. Manajemen kroyokan berarri
di bidang kebudayaan dan pariwisata. Selain untuk tujuan pe- manajemen yang menguramakan kererpaduan antar sekror pem-
lestarian budaya, program kebudayaan dikembangkan menjadi bangunan kora.
93
PENGELOLAAN KOTA YANG VISIONER, KREATIF, DAN INKLUSIF
M elalui pendekaran ini diharapkan rujuan-tujuan pembangun- rure perj alanan pariwisara, baik wisarawan lokal maupun man-
an ya ng bersifa r Iimas sekror dapar dicapai secara efekrif, sen a ca nega ra, mengalami perubahan sejalan dengan kegiaran promosi
menghindari program pem erimah ko ra ya ng terfrag mem asi ke dan penyiapan arraksi wisara yang semuanya semakin meningkat
dalam sekror-sekror pembangunan ya ng berj alan sendiri-sendiri. dari sisi persiapan program .
Pemko So lo menghindari pend ekaran "membagi-bagi jarah" ang- Srraregi pembangunan kora kemudian dirindaklanjuti menjadi
ga ran , dan umuk itu maka dibemuk beberapa Kelompok Kerja program-program kora yang sangar operasional. Di sini rampak
(Po kja) ya ng beranggorakan berbagai insransi ya ng rerkait dengan sebuah proses pengambilan kepurusan yang sisremaris dan tepat,
sebuah program payung. ya iru kapan sebuah gagasan harus disusun secara konseptual,
Sebagai indikaro r kererpaduan, maka sebuah program ya ng kapan dikembangkan secara parrisipatif, dan kapan pula harus
dij alankan oleh sebuah insransi akan dilihar sejauh mana rin gkar dirinda klanjuti secara administratif. Dengan demikian, manaje-
nyekrup- nya dengan program besar secara keseluruhan , maupun men rerpadu rersebur bukanlah benujuan umuk kererpaduan iru
dengan program rerkait lainnya, yang melipuri pelayanan kese- se ndiri. Kererpaduan menjadi sebuah insrrumen straregis unruk
haran, pendidikan , air bersih , sanitasi, perumahan , rransporrasi mencapai rujuan bersama umuk mendukung visi Solo Kota Bu-
umum , pasar umum , dan sebagainya. Manajemen pembangunan daya, yang kemudian berubah menjadi semangar seluruh elemen
secara rerpadu berbasis kawasan seperri ini pada dasarnya adalah masyarakat di dalam berbagai bidang kehidupan kora.
wujud penerapan pendekaran skala kora (city-wide approach). Manajemen kroyokan dan nyekrup juga diterapkan dalam pena-
Dengan dilandasi brand Solo Kora Budaya, kapasiras dan peran raan permukiman kumuh dan pedagang kaki lima (PKL) di Solo.
beberapa kelembagaan pemerintah kora semakin diringkarkan, Penanganan permukiman kumuh tidak bisa lagi hanya melalui
sepeni Badan Promosi Pariwisara D aerah Surakana yang semakin proyek-proyek kecil seriap rahun. Dengan penanganan rerpadu
diberdayakan. Lebih jauh lagi, beberapa SKPD, dianraranya Dis- Iimas sekror, dibemuk Pokja Penataan PKL yang kroyokan dan
pana, Disperindag, Dinkop dan UMKM , Dishubkominfo, para fokus. Sedangkan lahan di area baru, keterpaduan infrasrruktur
pelaku indusrri wisara, dan juga pelaku UMKM se-Solo Raya dan pembiayaan menjadi sumberdaya kunci unruk penanganan
bekerj asama umuk memajukan program-program pariwisata dan secara nyekrup atau linkaged.
kebudayaan di Solo. Mengacu ke sebuah paparan (Siregar, 2009), ditunjukkan bah-
Sebagai hasilnya, terjadi perubahan perilaku konsumen, per- wa diperlukan 3 (riga) pilar penanganan permukiman kumuh dan
kembangan kelas menengah yang mendorong peningkaran daya squatter secara efektif, yairu: peremajaan kawasan, pemukiman
beli dan meningkarnya kegiatan wisara. Pola-pola akrifiras dan kembali (resettlement) dan pengembangan area baru. Pendekatan
94
yang dilakukan oleh Kota Solo secara tepat memenuhi ketiga pilar
terpadu tersebut.
Pada kasus penanganan PKL barang klithikan (kecil) di taman
kota Banjarsari, disiapkan dahulu pengembangan kawasan baru,
sambil memberdayakan PKL dalam rangka resettlement. Akhirnya,
ketika komunikasi dan pengorganisasian sosial selesai, kawasan
baru pun selesai secara terencana dan lengkap di daerah Semang-
gi, Notohardjo. Adanya kawasan baru yang well-planned and well-
informed inilah yang akhirnya mampu mendorong energi positif
para PKL untuk mau menjalani proses resettlement. mata''. Ekonomi kota tidak akan berkembang secara mantap
Akhirnya, kawasan taman Banjarsari pun siap untuk diremaja- jika semuanya terdiri dari usaha kecil. Struktur ekonomi akan
kan kembali menjadi taman kota yang bermartabat dan menye- kuat hanya jika ditopang oleh ekonomi rakyat yang mengakar,
diakan RTH secara signifikan. Kemudian dilengkapi dengan ekonomi menengah yang inovatif dan iklim investasi global yang
squatter control sebagai instrumen yang proaktif "anti pembiaran" atraktif, yang kesemuanya membentuk tautan-tautan yang nyek-
di kawasan yang sudah tertata tersebut, untuk menjamin tidak rup satu sama lain.
ada lagi PKL baru bermunculan. Pemberdayaan ekonomi kerakyatan menemukan bentuknya
dengan araban tema "Solo Kota Budaya" yang ditujukan pula un-
TRANSPARANSI DATA DAN ANGGARAN tuk menjalankan salah satu misi memperkuat karakter kota. Ber-
Dengan mengacu pada prinsip keempat, yaitu tata kelola bagai kegiatan ekonomi lokal mendapat senruhan pemberdayaan
pemerintahan yang transparan, Kota Solo menampilkan cara- dan fasilitas dari pemerintah kota. Salah satunya yang menonjol
cara yang cukup sistemik dan melembaga. Transparansi dalam adalah industri batik.
tata-kelola pemerintahan yang dijalankan Solo dapat dilihat dari Sudah diketahui secara luas, Solo dikenal pula sebagai Kota
keterbukaan informasi anggaran APBD Kota Solo. Setiap warga Batik. Setidaknya ada 2 (dua) kawasan atau kampung batik yang
masyarakat Solo bisa mengawasi penggunaan APBD. terkenal di Solo, yaitu di Kauman dan Laweyan. Di dua kampung
Demikian pula pada kasus data kemiskinan yang dikatakan yang ramai dikunjungi wisatawan ini, selain memproduksi kain-
meningkat. Kantor Pusat Statistik mengatakan menurun dan Tim kain batik para pembatik juga memiliki toko yang memajang
Penanggulangan Kemiskinan Daerah mengatakan meningkat. Ini busana-busana berbahan batik. Unruk tujuan pengembangan
adalah gambaran perbedaan data yang selalu muncul. Data ke- Kota Solo menjadi Kota Budaya yang lebih terkemuka tentunya
miskinan umumnya masih dipandang sebagai bentuk pengakuan tidak dapat meninggalkan upaya pengembangan kedua kampung
kegagalan pembangunan, sehingga pemerintah enggan mengaku batik ini.
miskin.
Jadi, justru bukan meningkatnya data kemiskinan tersebut PENUTUP
yang perlu digarisbawahi, melainkan adanya transparansi pemba- Solo adalah kota Pro-poor yang berhasil menunjukkan bahwa
ngunan yang membuka data kemiskinan yang lebih mendekati kemiskinan bukanlah sebatas rendahnya tingkat penghasilan. Bagi
keadaan sebenarnya, yang memberi konsekuensi pada kesiapan Solo, kemiskinan adalah tidak terpenuhinya hak-hak dasar manu-
untuk memikul tanggung-jawab penanggulangannya. Artinya, sia akibat masih terbelenggunya berbagai akses kepada pelayanan
Kota Solo semakin memperbaiki data dan kriteria miskin, agar dasar dan sumber-sumber daya dasar seperti pembiayaan dan
semakin banyak yang berhak mendapatkan pelayanan sosial alat produksi, pekerjaan yang layak, pangan dan gizi seimbang,
penanggulangan kemiskinan (kesehatan, pendidikan dan peru- sandang, perumahan dan permukiman, kesehatan, pendidikan,
mahan). hingga aktualisasi diri.
Dalam perspektif kemanusiaan, pemenuhan kebutuhan-
MEMAJUKANEKONOMILOKAL kebutuhan dasar ini tidak dapat ditunda ataupun dibiarkan
Misi pertama Kota Solo, yaitu "Memberdayakan dan mening- saja menunggu hingga semua orang semakin sejahtera dengan
katkan ekonomi kerakyatan" sudah mencerminkan penerapan sendirinya. Pengalaman Kota Solo menunjukkan tanggung jawab
prinsip kelima Kota yang pro-poor, yaitu pemberdayaan ekonomi negara dan pemerintah unruk mewujudkannya secara konsekuen.
lokal yang semakin kuat dan mandiri sebagai tumpuan pemba- Inilah penerapan paradigma kota yang pro-poor sesungguhnya,
ngunan ekonomi kota yang tumbuh secara berkeadilan. yang tidak terjebak dalam pragmatisme program-program ban-
Istilah "sebagai tumpuan" di sini bukan berarti "semata- man sosial yang bersifat karitatif semata. •
95
TATA KELOLA PERMUKIMAN
SKALA BESAR
Pen ulis: Hari Ganie, Kerua Komparremen Tara Ruang - DPP C ikarang, Delta Mas, G rand Wisata) , serta kawasan C ibubur/
Real Escate Indonesia Sentul di wilayah selatan (Kota Wisata, Legenda Wisata, Harvest
C ity, C itra lndah , Sentul C ity, Sentul Nirwana).
Pembangunan permukiman skala besar (koca baru) oleh Kawasan-kawasan tersebut telah berfungsi menj adi pusat-
developer swasta dimulai sekitar 1985 , dengan diberikannya ijin pusat pertumbuhan baru yang menjadi tandingan (counter
pengembangan Kota Mandiri Bumi Serpong Damai (BSD) seluas magnet) Jakarta. Akibatnya pola lalulintas tidak hanya dari Bogar,
6000 hekcar di Serpong, Kabupaten Tangerang. Oi wilayah Jabo- Tangerang, Bekasi ke Jakarta, tapi melintas pula para komuter
decabek, 25 tahun kemudian , tercacat lebih dari 25 proyek kota dari Jakarta yang bekerja di kawasan Serpong/Tangerang, Cika-
baru yang sedang berjalan (dengan luas lahan total sekitar 38 ribu rang/Bekasi, Cibubur/Sentul.
hektar dan telah dihuni sekitar 1 juta jiwa). Paska 25 tahun berkembangnya kawasan permukiman skala
Permukiman skala besar merupakan pengembangan lahan besar, paling tidak 30 persen dari keseluruhan area yang diren-
terpadu (integrated land development) dengan fungsi-fungsi utama canakan telah terbangun dan dihuni. Kawasan yang telah dihuni
terrentu (permukiman, komersial, industri) dengan luas lahan di tersebut saat ini sebagian besar masih dikelola oleh divisi pe-
atas 500 hektar. Konsep pengembangan permukiman skala besar ngelolaan kota (town management division) pengembang yang
dilakukan berdasar pada asumsi makin menurunnya kualitas bersangkutan. Sebagian kecil bahkan sudah diserahterimakan
kota-kota metropolitan Indonesia, khususnya Jakarta, akibat ke- kepada pemerintah daerah masing-masing dan dikelola oleh RT/
terbatasan lahan untuk perumahan, minimnya infrastruktur kota RW setempat.
dan mengantisipasi pengembangan urban sprawl. Konsep tersebut
juga didukung oleh serangkaian kebijakan yang mendorong peran MASALAH KAWASAN PERMUKIMAN
aktif pihak swasta (pengembang) dalam pembangunan kota. BARU
Keberadaan proyek permukiman skala besar telah terbukti Dengan berjalannya wakru pengelolaan kawasan-kawasan
mampu mengalihkan arus urbanisasi ke Jakarta dengan menjadi tersebut, muncul berbagai masalah. Perbedaan kepentingan antar
embrio rumbuhnya beberapa kawasan yang rumbuh dengan cepat pemangku mulai muncul. Pihak pengembang menginginkan ka-
ifast growing area) di sekitar Jakarta seperti kawasan Serpong di wasan dapat dikelola dengan baik agar harga jual rumah/komer-
wilayah barat (BSD C ity, Alam Sutera,Paramount, Summarecon sialnya bernilai tinggi. Sementara iru penghuni ingin rumahnya
Serpong), kawasan C ikarang di wilayah timur Qababeka, Lippa aman, nyaman, dan harganya naik. Oi sisi lain, pihak pemda
96
berkepentingan terhadap fasos/fasum yang akan diserahterimakan
dan masyarakat sekitar menginginkan manfaat positif dari proyek.
Untuk itu diperlukan keahlian pengelola kawasan melakukan
negosiasi/lobi umuk mempertemukan berbagai kepentingan
tersebut.
Selain itu juga timbul masalah dalam Prasarana Sarana Utilitas
(PSU) yang dahulu dikenal dengan fasos/fasum. Setelah diserah-
terimakan, tak jelas siapa pihak yang bertanggung jawab atas
pengelolaan PSU tersebut.
Biaya pengelolaan kawasan juga menjadi permasalahan.
Dibutuhkan biaya yang relatif mahal agar dapat memberikan
pelayanan yang optimal bagi para penghuni. Biasanya pelayanan Tata kelola lahan. Cadangan lahan yang besar harus dimiliki
ini meliputi pelayanan keamanan/sekuriti, pemadam kebakaran, pengembang permukiman skala besar. Selain umuk mengaman-
pengatur lalu lintas, pengelolaan sampah, kebersihan jalan dan kan usaha jangka panjang, cadangan ini juga mengantisipasi
perawatan taman, layanan transportasi umum, perawatan jalan/ semakin sulitnya melakukan pembebasan saar ini. Hingga kini
saluran/air/listrikltelpon, serta penanganan community affairs ada pengembang yang mempunyai lahan mencapai 600 hek-
(pengontrolan bangunan, penyelenggaraan berbagai kegiatan, tar. Umuk itu pengembang perlu mengelola lahan di areal ijin
customer service dan publikasi). lokasinya, tidak hanya sebatas pada areal yang sudah dikembang-
Seyogyanya pengelolaan kawasan permukiman skala besar kan tapi juga pada lahan yang belum dikembangkan. Tujuannya
tersebut mampu memberikan kawasan yang memberikan rasa adalah mengamankan lahan-lahan yang sudah dibeli dari para
aman, nyaman, bersih, hijau, bebas banjir bagi penghuni/war- penggarap.
ganya. Di samping itu pengelolaan kawasan juga harus mandiri, Tata kelola fasilitas kota. Pengembang permukiman skala
artinya dapat berjalan tanpa dukungan subsidi. Bahkan sebaiknya besar bersaing dalam penyediaan fasilitas kota yang lengkap de-
pengelola mampu menciptakan kawasan yang berdaya saing ngan kualitas premium. Fasilitas tersebut berupa sekolah, dari SO
tinggi baik sebagai tempat tinggal, tempat berusaha maupun seba- sampai perguruan tinggi berkualitas internasional, pusat perbe-
gai tempat berinvestasi. lanjaan dari pasar basah sampai supermall, rumah sakit interna-
sional, arena bermain sekelas waterpark, dan convenrion cemer.
KUNCI KEBERHASILAN Perkembangan standar fasilitas kota yang disediakan pengembang
PENGEMBANGAN PERMUKIMAN SKALA kota baru mengikuti perkembangan preferensi konsumen atau
BESAR perubahan gaya hidup masyarakat. Di tahun 80-an ruko dan la-
Kesuksesan pemukiman skala besar yang dikembangkan oleh pangan golf adalah syarat bersaing, tetapi di tahun 90-an fasilitas
pihak swasta tersebut tidak hanya mengandalkan kualitas rancang ini tidak berlaku lagi. Sebagai gantinya, kota baru harus memiliki
bangunan dan lingkungan semata. Banyak faktor lain yang sangat sekolah SO sampai SMU swasta unggulan dan pusat perbelanjaan
berperan dalam keberhasilannya. Faktor kunci apakah yang mem- sekelas plaza (dengan luas lantai sekitar 40.000 meter persegi).
pengaruhi kesuksesan? Pada tahun 2000-an tunrutan standar fasilitas kota meningkat
Tata kelola sistem transportasi. Saar ini setiap proyek kota lagi sampai pada perbelanjaan setingkat shopping center/mall (luas
baru tidak bisa lagi hanya mengandalkan akses dari jalan arteri lanrai 80.000- 100.000 meter persegi) dan rumah sakit. Bahkan
yang ada. Pengembang berupaya memiliki akses langsung ke jalan selain fasilitas rekreasi anak-anak berbentuk waterpark, akhir-
tol terdekat serta memiliki prasarana/sarana transportasi mandiri. akhir ini para pengembang kota baru juga mulai berlomba-lomba
Langkah ini relah dilakukan oleh BSD City, Sentul City, Alam menyediakan universitas swasta unggulan.
Sutera, Grand Wisata, dan Summarecon Serpong. Dalam rangka Tata kelola infrastruktur kota. Pengembang harus menye-
menjadi pusat pertumbuhan baru di barat daya Jakarta, BSD City diakan infrastruktur mikro maupun makro seperti jaringan jalan
mengembangkan sistem moda transportasi yang lengkap. Selain utama, air bersih dengan kapasitas water Treatment Plant (WTP)
sistem angkutan umum lokal, mereka juga mengadakan regional yang memadai. Bahkan beberapa pengembang menyediakan
shuttle bus dan feeder busway. Tak hanya itu, mereka juga memba- keran air yang langsung dapat diminum (potable water), jaringan
ngun jalan tol Jakarta-Serpong, serta mendorong tersedianya jalur listrik berstandar kualitas melebihi PLN, jaringan telekomunikasi,
ganda rei kereta api Serpong-Jakarta. sistem pembuangan sampah yang mengacu pada konsep 3R (Re-
97
PENGELOLAAN KOTA YANG VISIONER, KREATIF, DAN INKLUSIF
duce, Reuse, Recycle) , kemungkinan ketersediaan jaringan gas serra strategis, pengelolaan fasos/fasum, dan sebagainya.
lansekap kota setingkat taman lingkungan sa mpai pada hutan Kererkaitan pada kebijakan makro juga menjadi penting,
kota yang mengikuti trend eco-city. karena terkait dengan penambahan jumlah penduduk yang sangat
Tata kelola kawasan. Sejak era reformasi, pola komperisi amar pesat dalam 20 rahun mendatang. Apakah pengelolaan kawasan
pengembang permukiman skala besar bahkan sudah bergeser ke permukin)an skala besar nantinya runduk pada PP No. 34 Tahun
ringkar produk penunjangnya. Produk tersebur adalah kehanda- 2009 tentang Pengelolaan Kawasan Perkoraan?
lan tim pengelola kota (town management) dalam memberikan Saar ini Permendagri No. 9 Tahun 2009 tentang Prasarana-
rasa aman kepada penghuni , akibat trauma masyarakat terhadap Sarana Uriliras (PSU) Perumahan dan Permukiman memang
kerusuhan tahun 1988. sudah ada . Namun produk hukum ini hanya mengatur hal-hal
Fakror lain adalah reputasi pengembang dalam mewujudkan ya ng berkairan dengan pengelolaan PSU, seperti serah terima &
komitmen pembangunan , terutama pada saar kondisi krisis mon- persya ratannya, lembaga pengelola, & pembiayaan PSU.
eter. Saar krisis tersebut banyak pengembang yang tidak dapat Umuk itu pada periode 2011-2012, Ditjen Penataan Ruang
mewujudkan komitmen pembangunan rumah kepada konsumen- Kememerian Pekerjaan Umum relah melakukan serangkaian
nya. Sehingga tak heran dominasi pasar pengembang-pengem- diskusi untuk memetakan permasalahan pokok pengembangan
bang bereputasi baik dalam melakukan rata kelola kawasan seperti permukiman skala besar. Diskusi ini membahas dari sisi kebi-
Ciputra Group, Sinar Mas Group dan Agung Podomoro Group jakan, pelaksanaan hingga pengelolaan.
saar ini memiliki posisi penguasaan pasar sedemikian kuarnya. Selain iru hasil diskusi ini merumuskan berbagai rekomendasi
kebijakan yang terkait dengan pengembangan permukiman skala
HAMBATAN DAN HARAPAN besar. Diskusi/seminar tersebut melibatkan berbagai pihak, mulai
Hingga saar ini masih terjadi kekosongan landasan hukum dari instirusi pengambil kebijakan ditingkat pemerintah pusat/
yang terkait dengan pembangunan/pengelolaan permukiman propinsi dan kabupaten/kota, akademis, sampai para pelaku
skala besar. Perijinan kota baru hanya mengacu pada RTRW (asosiasi REIIHKI/Apersi, pengembang kota baru/pengembang
kabupaten/kora saja. Karena itu, perlu disiapkan kerangka hu- kawasan industri). Diharapkan rangkaian diskusi ini dapat meng-
kum yang mengarur krireria fisik!administratif, pemberian ijin, hasilkan panduan dalam pembangunan/pengelolaan kawasan
kelembagaan yang mengarur koordinasi Iimas sekror, kemitraan permukiman skala/besar atau kota baru yang berkelanjutan. •
98
PENGELOLAAN KOTA YANG VISIONER. KREATIF, DAN INKLUSIF
99
PENGELOLAAN KOTA YANG VISIONER, KREATIF, DAN INKLUSIF
Pakar lain menyatakan bahwa UM mengacu pada struktur PERSOALAN APA YANG DISOROTI UM?
politik dan administrasi kota dan tantangan utama yang diha- UM biasanya menyoroti hal-hal yang terkait dengan persoalan-
dapi dalam menyediakan layanan infrastruktur sosial dan fisik persoalan berat yang biasa dihadapi pembangunan perkotaan.
(Wekwete dalam Rakodi (1997)) . Meine Pieter van Dijk dalam Persoalan tersebut antara lain adalah degradasi lingkungan,
Urbanicity (2006) mendefinisikan UM sebagai usaha mengkoor- pertumbuhan kota yang tidak terkendali, kacaunya sistem per-
dinasikan dan mengintegrasikan tindakan publik dan swasta tanahan, sistem perencanaan dan pengambilan keputusan yang
untuk mengatasi masalah utama yang dihadapi penduduk kota kurang tepat, kondisi pekerjaan dan perumahan permukiman
dan mewujudkan kota yang lebih berdaya saing, adil, dan ber- yang tidak memadai, ketidakcukupan infrastruktur, utilitas, dan
kelan j utan. polusi udara, hingga kemunduran kawasan bersejarah di kota.
Akan tetapi jika bisa disarikan secara pendek, maka definisi Oari skema yang disusun oleh Machlis et.al (2002) berikut
UM tersebut kurang lebih adalah: pengambilan peran aktif dalam tampak bahwa ada 5 (lima) aliran materi yang harus dikelola oleh
pengembangan, pengelolaan dan pengkoordinasian sumberdaya pengelola suatu kota/perkotaan, agar pembangunannya berkelan-
untuk mencapai tujuan-tujuan pembangunan kota/perkotaan jutan.
tertentu. Atau lebih singkat lagi adalah "peletakan perencanaan ke
dalam praktek".
Social Order
Identity Social Norms Hierarchy
Age Informal Wealth
Gender Formal Power
Class Status
Caste Knowledge
Clan Territory
1. Individuals
2. Energy
3. Information
4. Materials
5. Money
The Structure of Human Ecosystems, Mach lis et. al (2002)
Gambar 1: Perkotaansebagai EkosistemMan usia: Apa yang harus diatur & dikelola agar berkelanjutan?
100
PENGELOLAAN KOTA YANG VISIONER, KREATIF, DAN INKLUSIF
FOKUS PENTING DALAM MASALAH Sementara itu pemerintah di negara maju tak lagi menjadi
PENGELOLAAN PERKOTAAN penyedia layanan publik secara tradisional. Secara pelan tapi pasti ,
Dalam menetapkan fokus pada masalah kota yang terpen- mereka berubah hanya menjadi fasilitator proses-proses tempat
ting atau paling strategis, justru isu utamanya adalah siapa yang masyarakat (dan juga sektor bisnis/swasta) mengartikulasikan ke-
menetapkan masalah paling penting tersebut? Pemerintah daerah? pentingan, memediasi perbedaan yang timbul, dan melaksanakan
Atau siapakah yang akan membantu dan berkolaborasi dengan hak-hak hukum dan kewajiban-kewajiban. Pada intinya, di dunia
manajer kota menetapkan persoalan yang paling penting tersebut? telah terjadi pergeseran dari manajemen kota tradisional ke arah
Setiap pihak bisa mempunyai sudut pandang dan kepentingan tata kelola/kepemerintahan. Pergeseran ini lebih melibatkan
yang berbeda. semua pemangku kepentingan urama kota dalam pengelolaan
Menurut World Bank dalam The Urban and City Management kota/perkoraannya.
Course, contoh isu-isu kunci yang harus ditangani oleh seorang Cakupan rata kelola ini lebih luas . ]oris van Etten dan Leon
pengelola kota adalah: van den Dool (2001) mengatakan, rata kelola ya ng baik di tingkat
• tata kelola/kepemerintahan (governance) kota tak hanya berhubungan dengan manajemen kota yang baik,
• pembiayaan kota tetapi juga interaksi antar seluruh pemangku kepentingan di kota.
• daya saing kota Karena itu dimensi politis, konteks, dan konstitusional harus
• penguatan kapasitas untuk menarik investasi sektor priva t dipertimbangkan. Sementara H ealy ( 1995) menyatakan bahwa
dan penyediaan lapangan pekerjaan pengelolaa n perkotaa n jaman sekarang tidak lagi hanya dilakukan
• kapasitas untuk penyediaan pelayanan umum / publik seca- dari pemerintah saja dengan model top down a tau command and
ra efisien control.
• kapasitas manajeriallingkungan Dalam konteks Indonesia, yang diburuhkan adalah cara
menggeser pengelol aa n (manaj emen) kota ke tata kelola (gover-
MENCARIKONTEKSPENGELOLAAN nance) kota. Pergeseran ini m endudukkan pemerintah daerah/
PERKOTAAN DALAM PEMBANGUNAN kora sejajar dengan pemangku kepentingan lain seperti sektor bis-
KOTA BERKELANJUTAN DIINDONESIA nis/pri va r dan masya rakat madani untuk bersam a-sam a menyele-
Pendekatan terpadu untuk pengelolaan perkotaan pada sa ikan persoalan-persoalan kota dan membangun daya saing kota
dasarnya adalah penanganan simulran dari keseluruhan isu- ke depan menuju keberlanjuran pembangunan. Situasi dualistik
isu penting perkotaan yang terkait saru dengan lainnya. O leh sosial-eko nomi ya ng ada lebih perlu mendudukkan pemerin-
karena itu, hal ini menuntut lebih banyak lagi kererlibatan semua tah dalam prinsip pemerintah ya ng pro porsio nal (bukan hanya
pemangku kepentingan yang ingin berperan akrif, sehingga provider atau enabler) .
akan muncullebih banyak lagi tuntutan pelaksa naa n tindakan- Dalam konteks mencapa i rujuan Pembangunan Perkotaa n Ber-
tindakan multi-sektoral. Implikasi pendekaran rerpadu seperti ini kelanjuran , maka Gambar 2 menunjukkan seluruh sumberdaya
berimplikasi pada pengelola kota ya ng mem erlukan wewenang, ya ng dikelola dalam suatu sistem pengelolaa n perkotaa n adalah
tanggung jawab dan kewajiban ya ng jelas. Lebih dari itu , diper- hasil ko nsensus seluruh pemangk u kepentingan pembangunan
lukan adanya desentralisasi yang lebih jelas dalam pem bangunan perko taa n.
kota dan/arau perkotaan .
Mattingly (1994; 1995) menggarisbawahi pentingnya isu KEBUTUHANPENGATURAN
'tanggung jawab' yang menya tu ke dalam konsep pengelolaa n PENGELOLAAN PERKOT AAN Dl
iru sendiri , terutama di dalam suaru skenario kelembagaa n ya ng INDONESIA
terpecah-pecah seperti di negara-negara sedang berkembang Sebenarnya sudah ban ya k aruran perundang-undangan ya ng
(tanggung jawab dan kewajiban dalam hal ini ridak mudah terkait denga n pengelolaan perkotaan di Indonesia, tetapi sayang-
didefinisikan) . Oleh karena itu, dalam mencari konteks penge- nya saru dengan lainnya seperrinya tidak/ kurang komplementer,
lolaan perkoraan di Indonesia yang diburuhkan adalah skenario sehingga banyak celah ya ng harus diisi. Ambil co ntoh UU No.
keterpaduan a tau koordinasi. Disini tanggung jawab dan kewa- 32/2004 Tentang Pemerintah an Daerah , legislas i ini tidak cukup
jiban dibuat dan ditetapkan tidak semata-mata melalui cara-cara mengatur landasa n pengelolaa n kota (desentralisasi, otonomi , dan
otoritas/kewenangan ataupun alokasi administratif tugas- tugas . governance) khususnya ya ng terkait:
Tanggung jawab dan kewajiban tersebut dihasilkan melalui debar, • Urusan concurrent: kriteria ekstern alitas, akuntabilitas,
diskusi dan negosiasi an tar seluruh pelaku ya ng berkepentingan. efisiensi
101
PENGELOLAAN KOTA YANG VISIONER, KREATIF, DAN INKLUSIF
~
POTENSI S.D.A
EKONOMI WILAYAH E _J
& KOTA ~0 POTENSI RISIKO
Via..
BENCANA ALAM
& TEORI LOKASI u.. -
z~ POTENSI MODAL
~>-
\.9~ FISIK/BUATAN
zo
::::>::::>
~CD POTENSI S.D.M
REKAYASAINVESTASI& \.9_J
PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN z~ POTENSI MODAL
z ::JVI
SO SIAL
<l: 0
z ....~-
~ I lnvestasi Publik I .. (::; VI
z _ POTENSI&
\.!)
z ~ ~ KERENTANAN
<l: => o SOSIAL- EKONOMI
IXl ~ z
~
w
c.. ~ 9 POTENSI&
i= UJ KERENTANAN
~
-.1
<( ...J
a. ~ SOSIAL- BUDAYA
0 lll Vj
z o POTENSI &
~ KAPASITAS
FISKAL!
KAPASITAS
INSTITUSI
<( VI
~
KERENTANAN
~ Z I SOSIAL- POLITIK
V\ ANGGARAN PEMDA :> ~
..
V\
~ ~ POTENSI RISIKO
~ ~
V\
MANAJEMEN SEKTOR PUBLIK z ::i BENCANA ULAH
zw MAN USIA
V\
z~ _____________________________________________________________________. :::i <(
• Urusan wajib: pelayanan dasar (rermasuk penaraan ruang) garan pembangunan kora?
• Urusan pili han: core competence kora/daerah arau basis • Apakah UU No. 25/2004 renrang Sistem Perencanaan
ekonomi kora/daerah Pembangunan Nasional belum cukup jelas mengarur
• Koordinasi & kerjasama anrar-pemerinrahan: horisonral perencanaan program pembangunan kora dan peranserra
& verrikal para pemangku kepenringan dalam hal iru?
• Kererlibaran stakeholders kora dalam penenruan kebijakan • Apakah UU No. 32/2009 renrang Perlindungan & Penge-
pembangunan kora lolaan Lingkungan Hid up kurang jelas mengarur peran,
• Sumber dan mekanisme pembiayaan pembangunan kora hak & kewajiban pemangku kepenringan dalam menjaga
Selain hal-hal di aras, masih banyak perranyaan yang menge- keberlanjuran pembangunan kora?
muka yang berkairan dengan peraruran perundangan lain: • Apakah UU No. 26/2007 renrang Penaraan Ruang ridak
• Apakah UU No. 33/2004 renrang Perimbangan Keuangan cukup jelas mengatur sisrem governance dalam penaraan
Pusat dan Daerah ridak cukup mengarur pola hubungan ruang kora?
anrar (hirarki) pemerinrahan dalam pembiayaan pemba- • Apakah UU No. 24/2007 renrang Penanggulangan Ben-
ngunan kora? cana ridak cukup unruk melandasi usaha manajemen ben-
• Apakah UU No. 17/2003 renrang Keuangan Negara ridak cana kora/perkoraan?
cukup jelas mengarur mekanisme dan prosedur pengang- Semua perundangan yang disebur di atas adalah bukan UU
102
PENGELOLAAN KOTA YANG VISIONER, KREATIF, DAN INKLUSIF
Sekroral, tetapi mengatur kaitan semua sekror pembangunan nisikan , maka akan sangat sensitif terhadap kualitas pengelo-
kota. O leh karena iru, justru yang perlu diharmonisasikan untuk la dan pemangku kepentingan kota yang bersa ngkutan dalam
kepentingan pengelolaan kota di Indonesia adalah keses uaian an- menjalankan proses urban governance sehari -hari sesuai ideologi,
tar beragam UU tersebur dan memadukannya dalam suatu Sistem konstitusi, dan ekonomi po litik yang d ianut. Kalaupun ada yang
Pengelolaan Pembangunan Daerah Kota/Perkotaan yang efektif perlu diatur, maka itu adal ah kriteria dan indikato r kin erj a tata
& efisien . Pemaduan berbagai UU tersebut dalam pengelolaan kelola pembangunan kota berkelanjutan seca ra komprehensif/
perkotaan harus berkesesuaian pula dengan ideologi, konstirusi, inklusif. Kriteria terseb ut tidak berbentuk kriteria & indikaro r
dan ekonomi-politik negara untuk rujuan pembangunan kota/ sekroral, tetapi gabungan/komposit. Selain itu tidak berbasis
perkotaan yang spesifik Indonesia. output saja, tetapi juga input, process, dan outcom e!
Jika keseluruhan peraruran perundang-undangan di atas Untuk iru hal yang paling dibutuhkan dalam good urban
dimasukkan ke dalam pola integrasi sistem pengelolaan perkotaan governance di Indonesia dalam konteks pembangunan berkelan-
menuju pembangunan berkelanjutan, aka n terlihat komplikasi jutan adalah koordinasi & kerjasama untuk optimas i, sinergi,
sistem pengelolaan yang harus dijalankan pemerintah daerah. Ini dan minimasi konflik pembangunan kota . Konflik yang harus
mengingat setiap UU mensyaratkan disusunnya " mandato ry plan" dikelola adalah konflik antar kepentingan / motif pemanfaat ruang,
yang kesemuanya harus berupa peraturan daerah. H al tersebut antar sekror pembangunan , antar fun gs i ruang, dan antar sistem
dapat dilihat pada Gambar 3. pembentuk ruang;
Berdasarkan daya dukun g & daya tampung wilayah tertentu
KEBUTUHAN PENGATURAN TATA (administratif: nasional, provin si, kabupaten, ko ta; maupun
KELOLA PERKOTAAN DIINDONESIA fun gs ion al: WAS /DAS) . Sayangnya Indon esia tid ak menge nal de-
Karena pengelolaan kota itu elusif atau tidak dapat didefi- sentralisasi fungsional , karena han ya diatur denga n desentrali sasi
UU No.
32/2009 UU No.
-~ -' Perlind & 24/2007
UUNo.
27/2007
Pengelola-
an Pesisir &
Pulau-Pulau
; ... "" Kecil
' RSWP3K,
Keuangan RZWP3K,
Negara RAPBD
_... RPWP3K,
UUNo. ', ~ APW3K
33/2004
Perimbangan
Keuangan UU No. 32/2004 Pemerintahan
Daerah
Gambar 3: Mengintegrasikan Berbagai UUdalam Peletakan Perencanaan ke dalam Praktek Pengelolaan Perkotaan Menuju SUD
103
PENGELOLAAN KOTA YANG VISIONER, KREATIF, DAN INKLUSIF
STUDI KASUS:
TATA KELOLA PEKALONGAN SEBAGAI yang dilakukan secara komunal oleh kelompok masyarakat sen-
KOTA BATIK DUNIA diri, dengan terbentuknya paguyuban Tirto Tunggal. Paguyuban
Pekalongan ada lah ini bahkan dapat mengelola pengadaan dan pendistribusian air
sebuah kota di pesisir bersih ke rumah tangga dengan sistem jaringan perpipaan yang
utara Jaw a Tengah. baik. Pemerintah Daerah membantu dengan melakukan pengu-
Kota ini menetapkan jian kualitas air setiap bulan melalui Dinas Kesehatan setempat.
city branding-nya Selain itu kesempatan juga diberikan kepada masyrakat untuk
sebagai World's city berkreasi dalam pemenuhan kebutuhan mereka yang lain de-
of Batik, yang menja- ngan dukungan program dari pemerintah kota.
dikan batik sebagai
lokomotif perekono-
BANDUNG KOTA KREATIF
Bandung, Jawa Barat, menetapkan diri sebagai Kota Kreatif,
mian kota selain sektor lain yang lebih konvensional seperti
sehingga yang ba-
minapolitan/perikanan. Meskipun sebenarnya dampak dari
nyak dilakukan adalah
menjamurnya industri rumahan batik tidak sesuai dengan mi-
menampung dan me-
napolitan karena persoalan limbahnya, tetapi solusi untuk ke
nyalurkan aspirasi ma-
depan dapat ditemukan dengan mengajak berunding seluruh
syarakat secara terbuka
pemangku kepentingan pembangunan kota.
Perkembangan Band-
Penyusunan rencana-rencana pengelolaan limbah industri
ung sangat dinamis,
batik, penanaman mangrove dengan membangun Pekalongan
kreatifitas warga sangat
Mangrove Park, gerakan penanaman pohon penghijauan untuk
mewarnai perubahan
20 persen Ruang Terbuka Hijau Publik dan pengembalian fungsi
ruang dengan cepat se-
kawasan-kawasan konservasi disiapkan dengan landasan per-
hingga menciptakan kantong-kan tong kampung spesifik yang
aturan untuk pelaksanaan dan pengendaliannya bersama-sama
mewadahi ekonomi lokal warga kampung-kampung setempat
berbasis masyarakat dan komunitas.
dengan konsep pembangunan compact city atau waterfront
Pembagian peran pemangku kepentingan dilakukan dengan
city (di sisi Sungai Cikapundung yang membelah kota).
komitmen penuh, sehingga penganggaran, pelaksanaan, dan
Banyak inisiasi program inovatif yang datang dari masyara-
evaluasi program di Kota Pekalongan berbasis masyarakat.
kat kreatif yang dijalankan seperti Bandung Clean and Green,
Program percepatan pembangunan pembangunan keluarga
Beranda Masyarakat Cinta Cikapundung, Peta Hijau, dan tentu
sejahtera berbasis masyarakat, seperti perbaikan rumah kumuh,
saja Bandung Creative City. Berbagai pemangku kepentingan
perbaikan sanitasi, air bersih, penataan lingkungan, termasuk
bersama-sama menjalanka n program-program tersebut, misal-
hutan kota dilaksanakan dan dikelola oleh masyarakat sehingga
nya perguruan tinggi setempat (ITB, UNPAD, UNPAR, dll), LSM,
hasilnya jauh lebih baik.
RT/ RW, karang taruna, dunia usaha, dan berbagai komunitas
SALATIGA KOTA PENDIDIKAN DAN masyarakat spesifik lainnya.
OLAH RAGA Akan tetapi karena tekanan pembangunan yang begitu besar
Salatiga ada lah kota sejuk di Jaw a Tengah yang menetapkan dari berbagai pihak eksternal dan keterbatasan Ia han kota yang
diri sebagai Kota Pendidikan dan Olah Raga yang berwawasan ada, sistem governance yang telah terbentuk ini sepertinya ha-
lingkungan. Banyak program inisias i pemberdayaan masyara- rus juga diarahkan untuk pengendalian pembangunan. Dengan
kat/komunitas, sehingga peran serta masyarakat dalam penye- demikian semua pemangku kepentingan dapat ikut langsung
diaan kebutuhan prasarana dan sarana dasar sangat kuat dan terlibat me nahan laju dampak negatif menguatnya ekonomi
terarah. Pendidikan yang diarah adalah pendidikan kejuruan lokal dan ekonomi kota yang demikian besar, sebagai bagian
yang menghasilkan lulusan terampil siap pakai dalam hampir dari fokus pembangunan perkotaan berkelanjutan.
semua sektor usaha perekonomian, dari mulai industri otomotif, Konsistensi dan komitmen yang kuat dari seluruh pihak untuk
konveksi, perdagangan, hingga perhotelan/kepariwisataan. mewujudkan green city perlu ditumbuhkan dan dikawal de-
Pemberdayaan masyarakat juga sudah mul ai beralih kepada ngan penegakan hukum yang kuat atas terkendalinya pemba-
pelayanan publik swadaya. Contohnya adalah utilitas air bersih ngunan kota yang seimbang dan berwawasan lingkungan.
104
PENGELOLAAN KOTA YANG VISIONER, KREATIF, DAN INKLUSIF
KOTA sebagai
HABITAT
Good Civil
I
''
I
I
I
I
I
I
I
/
/
Good Regional Governance ,''
. ;
L1ntas Daerah Otonom /DAS ;;
' ',, ....... ___ __ __ ~ ~
..... ....
Gam bar 4: KonteksKelembagaan Good Urban Governance Dalam Sustainable Urban Development
terirorial. Oleh karena iru, yang harus dilakukan lebih banyak dalam Ga m bar 4 . Unruk itu diperlukan juga good regional gover-
adalah koordinasi & kerjasama horisontal (antar daerah) serra nance ya ng bers ifat linras dae rah kabupaten/ kora .
verrikal (dengan tingkat pusat) unruk wilayah fun gsional yang Ada beberapa kota di Ind o nes ia ya ng sudah mulai menerapkan
bersifat linras-batas administratif. good urban governance. Kora terse but anrara lain adalah Pe-
Secara konsepsional, good urban governance ya ng akan diben- kalo nga n , Salari ga, Bandung, Ma lang, dan Probo linggo. •
ruk perlu memenuhi beberapa pendekatan seperri ya ng tertuang
105
LEMBAGA YANG KUAT BAGI
PENATAAN KOTA
Tulisan ini adalah rangkuman diskusi dalam milis ngat elitis dan tidak bisa menyerap tenaga kerja dari pedesaan. lni
sud_forum @yahoogroups.com menyebabkan terjadinya fenomena urban paradox.
Semenrara iru, sejak era otonomi di Indonesia terjadilah
Dalam rulisan Urban Involution and Informal Proletariat, Mike kecenderungan modernisasi daerah-daerah di luar Jawa dan ter-
Davis mengungkapkan sebuah fenomena desa-kota sebagai ben- masuk kota-kota sekunder di luar Jakarta. Menurut pendapat ahli
ruk spesies baru urbanisme, yairu benruk hibrida atau perkawin- sosiologi perkotaan, kecenderungan ini merupakan ciri masyara-
an silang antara desa dan kota. Mike Davis menjelaskan bahwa kat rransisi yang mengalami perubahan sosial budaya secara cepat,
fenomena urbanisasi di negara-negara Afrika dan Amerika Latin terutama akibat keterbukaan informasi. Salah satu dari pengaruh
serta sebagian Asia Selatan agak berbeda dengan China. Urbanisa- informasi yang cepat ini adalah mereka tidak sempat melakukan
si di China lebih didorong oleh proses industrialisasi. Sedangkan internalisasi dari apa yang mereka serap.
di bagian selatan, kecenderungan yang terjadi adalah urbanisation Umumnya mereka mengukur modernisasi hanya dari atribut-
without growth a tau kemajuan berbasis industri silikon yang sa- atribut yang mereka sering lihat melalui media, terutama televisi .
106
PENGEMBANGAN KAPASITAS KELEMBAGAAN
Sehingga mereka menrerjemahkan modernisasi secara pragmati s (khususnya mal , apartemen, dan perkantoran di kawasan Jabode-
sebagai mal, pabrik, bandara, pusat hiburan, dan sebagainya. tabek) (Sa ntoso, 2007; Cowherd, 2005).
Sehingga supaya disebur modern , maka muncullah 'daftar belanj a' Krisis moneter 1997/ 1998 hanya menghenrikan laju pertum -
yang muncul berdasarkan keinginan bukan kebutuhan. buhan real estate (short stagnation) secara semenrara, rermas uk
mal. Hingga kini , jumlah mal relah bertambah pesat di kota-kota
MAL SIMBOL MODERNISASI KOTA? yang secara rradisional merupakan rulang punggung perekono-
Sejak awal 1970-an , Indonesia menrransformasi sistem pereko- mi an nasional, seperti Jakarta yang memiliki 39 mal, Bandung
nomiannya secara perlahan menj adi neoliberalis, sehingga sangat (28), Surabaya (16), Medan (8), Semarang (6), Manado (8),
ramah terhadap investasi asing. Upaya ini rampak semakin jelas dan Denpasar (5). Namun pada era otonomi daerah, fenomena
serelah dikeluarkan berbagai kebijakan deregulasi ekonomi anrara menjamurnya pembangunan mal pun menjadi tren di berba-
1980 hingga pertengahan 1990-an. Pada masa tersebut investor gai kawasan perkotaan 'baru', seperti Depok (8 mal), Bekasi (9) ,
diberi keleluasaan besar unruk menguasai lahan-lahan perkoraan C imahi (2), bahkan di Jarinangor - Kab. Bandung (1).
dan mengalihkannya menjadi lahan-lahan indusrri dan real estate Bagi masyarakat perkoraan Indonesia, di saru sisi mal mencer-
107
PENGEMBANGAN KAPASITAS KELEMBAGAAN
minkan kebutuhan nyata masyarakat perkotaan atas ruang-ruang mal. Keberadaan ban yak mal merupakan ciri-ciri kota "sakit",
publik untuk kegiatan rekreatif maupun kegiatan sosial, seba- karena sebagai ruang publik ia tidak memenuhi tujuan sosial dan
gai bagian dari gaya hidup modern. Akibat semakin terbatasnya lingkungan.
ruang publik, mal menjadi pilihan logis karena beberapa alasan Dengan demikian, bagaimana sebuah perencanaan kota dapat
seperti: kenyamanan (menghindari sengatan udara tropis dan dibuat dan dikendalikan pelaksanaannya, sehingga kota dapat
guyuran hujan), kepraktisan dan efisiensi (mengurangi pergerak- berkembang menjadi kota yang manusiawi dan sekaligus ramah
an di dalam kota), keamanan (memenuhi kebutuhan psikologis lingkungan? Paling tidak, ada dua solusi yang telah digulirkan
untuk rasa aman) serta kepastian (menghindari praktek penipuan para pakar dalam SUD-FI, yaitu penguatan sektor publik dan
produk yang lazim terjadi di pasar tradisional). Tak heran para penguatan LSM perencanaan.
walikota dan bupati pun berlomba-lomba membangun mal dan
menjadikannya sebagai simbol kemajuan wilayah dan keberhasil- PERENCANAAN DENGAN PENGUATAN
an mandat elektoralnya. SEKTOR PUBLIK
Keberadaan mal sebagai kompleks retail yang mendorong kon- Belajar dari Singapura dan Jepang, pengembang tidak akan
sumsi masyarakat semenjak krisis ekonomi 1998 dianggap banyak berkesempatan membuat proposal yang aneh-aneh karena sudah
membantu pertumbuhan sektor ekonomi riil. Namun demikian, betul-betul diarahkan dan difasilitasi. Para pengusaha selalu
kritik kerap dilontarkan para urbanis kepada para pengambil mendapat tempat yang membuat mereka tidak saling mematikan.
keputusan. Pertama, mal merupakan ruang publik artifisial yang
bersifat ekslusif. Kalangan miskin bisa menikmati mal dari luar
saja. Kedua, para pedagang kecil sulit bersaing dengan pedagang
menengah ke atas dalam membeli/menyewa unit retail di dalam
mal (indoor unit) seperti kios/toko dan lain lain.
Kritik ketiga adalah penyeragaman terhadap bentuk arsitektur
kota-kota Indonesia. Mal di telah menjelma menjadi landmark
kota yang benderang, sementara kawasan kota tua dibiarkan
redup. Penyeragaman ini tentunya sangat bertolak belakang
dengan keragaman budaya Indonesia. Kritik terakhir berkaitan
dengan pemborosan energi akibat penggunaan pendingin udara,
penerangan gedung dan kemacetan yang ditimbulkan di sekitar
108
Oi sisi lain, masyarakat selalu mendapat pilihan tempat-tempat
yang nyaman berbelanja. Isu lingkungan, pelestarian budaya,
dan sebagainya tentu tidak mungkin disingkirkan. Mengapa
bisa? Karena semuanya diserahkan kepada sektor publik khusus.
Mereka betul-betul memimpin sektor swasta dan masyarakat. Bisa
dikatakan semua prakarsa sudah dimotori oleh sektor publik yang
punya kapasitas mumpuni. Contohnya adalah Urban Redevelop-
ment Authority (URA) di Singapura, Urban Renaissance (UR) di
Jepang, dan begitu juga di Malaysia (PKNS, IRDA, KLCCA).
Rencana perbaikan S. Klang adalah pelajaran yang baik sekali
dari URA. Rencana mewujudkan visi S. Klang bukan sekedar
rencana umum di atas kertas, tapi telah lengkap dengan rencana-
rencana kerangka peraturan, pendanaan dan kelembagaannya. Pola yang diterapkan Prof. Arif Hasan dapat diterapkan,
Kinerja URA sebagai otoritas khusus (dedicated authority) akan minimal di wilayah-wilayah yang masih banyak rerdapat masya-
berbeda sekali dengan organisasi Pimpro atau Satker. rakat miskin, termasuk wilayah kampung-kampung kumuh yang
Sementara itu Indonesia sama sekali belum memiliki visi, rerlantar dan siap ditata dalam rekanan pembangunan modern.
strategi, set-up kelembagaan dan kapasitas seperti itu . Badan- Kenyaraannya, kota-kora di Indonesia lebih banyak dirataruang-
badan sektor publik yang ada dilemahkan dan dibiarkan dengan kan oleh pengembang dan pada akhirnya rerjadinya kemirraan
rencana yang tak jelas. Terjadinya inkonsentrasi prasarana dan sektor publik-swasta. Sebaiknya pembangunan menerapkan prin-
fasilitas dibiarkan saja. Tanpa adanya kerangka relasi peran antar sip co-development antara public community/people dan private
sektor seperti ini, permasalahan akan tetap semakin kusut dan partnership, bukan hanya private partnership.
merembet ke segala arah. Maka yang diburuhkan adalah alternarif Di negara maju, public-private partnership (PPP) dikem-
dan prakarsa sektor publik. bangkan serelah kepemimpinan sektor publik kuat. Tara kelola
pelayanan publik dalam masa kepemimpinan sektor publik
PERENCANAAN DENGAN PENGUATAN telah menghasilkan sistem dan mekanisme yang menjadi acuan.
LSM PERENCANAAN Terapi yang ada di Indonesia dan negara berkembang lain adalah
Ada pelajaran yang dapar diperik dari pengalaman Pro( Arif kelemahan rata kelola sektor publik dan akumulasi kapiral sek-
Hasan bersama Urban Resource Center. Pada dasarnya URC tor swasra yang besar sekali. Akibatnya PPP berujung menjadi
merupakan LSM yang berbasis di Karachi. LSM ini didirikan konsesi bahkan privatisasi. Pokok masalahnya terlerak pada modal
sebagai tanggapan pengakuan bahwa proses perencanaaan untuk kelembagaan (institutional capital) yang lemah dalam pemerintah.
Karachi ridak melayani kelompok masyarakat kecil, menengah ke Kelemahan ini hanya bisa diarasi melalui penguatan sektor publik
bawah,usaha kecil dan sektor informal dan juga dapar mencip- untuk mengembalikan kepemimpinan sektor publik yang efekri(
rakan dampak lingkungan dan sosial ekonomi yang merugikan . Termasuk di dalam kepemimpinan sektor publik tersebur adalah
URC telah berupaya mengubahnya melalui pencipraan basis pemberdayaan sektor masyarakat, selain penempatan peran sekror
informasi tentang Karachi. Proses perencanaan pembangunan swasra.
tersebur dapat melibatkan semua kelompok dan juga melalui
penelitian dan analisis rencana pemerintah. Hal ini relah mencip- Sumber:
rakan jaringan antar profesional dan aktivis masyarakar sipil dan Milis sudforum@yahoogroups.com ; thread berjudul:"Urban
lembaga pemerintah yang mengerti masalah perencanaan. Jaring- lnvolusi"; 2011,
an ini relah berhasil menantang rencana pemerintah yang tidak komributor: Doni J. Widiantono,Haryo Winarso,Wicaksono
Sarosa,Dodo Juliman,Reza Firdaus,M . Jehansyah Siregar,Ning
efekrif dan anti masyarakat miskin.
Purnomohadi
Organisasi semacam URC dimulai dengan forum sederhana
- Endra Saleh Atmawidjaja; Masihkah Kota-kota Indonesia
sampai cukup memperoleh legitimasi. Untuk memulainya cukup
Butuh Mall?; Online Bulletin Tara Ruang; Edisi Januari-Feb-
membutuhkan komitmen sebuah satu rim relawan kecil dan pe-
ruari 2009; http://bulletin.penataanruang. net! index.asp?mod= _
ngelola kegiaran. Sebaiknya tim ini berada di tempat yang netral
follart&idart= 126
dan independen agar para pihak lebih nyaman untuk berbicara
apa adanya. Keberadaan tokoh yang bisa menjadi motor forum
akan sangat baik.
109
PENGEMBANGAN KAPASITAS KELEMBAGAAN
sustainable
urban development IBUKOTA, PERLUKAH PINDAH?
Tulisan ini adalah rangkuman diskusi dalam milis Gagasan pemindahan ini menjadi wacana dan mengundang
sud_forum @yahoogroups. com pendapat dan usulan dari para ahli perkotaan dalam forum SUD-
Fl. Sebagian menolak gagasan ini dan mengusulkan solusi yang
Presiden SBY melonrarkan gagasan renrang pemindahan ibu- memecahkan sumber permasalahan Jakarra. Sebagian yang lain
kora sebagai so lusi mengarasi kemaceran dalam sebuah forum di mendukung gagasan pemindahan ini dan menekankan perlunya
hadapan KADIN. Di sisi lain , saar ini Jakarra sudah sangar ridak otoritas khusus yang menjalankan pelaksanaannya.
produkrif, ridak hanya bekerja rerapi juga unruk aspek kehidupan
yang lain. Banjir, ringkar polusi , perkampungan kumuh, kemiski-
nan adalah aspek lain yang semakin menambah beban Jakarra . MEMECAHKAN MASALAH KEMACETAN,
Seorang menreri mengungkapkan bahwa daya dukung kora BUKAN MEMINDAHKAN IBUKOTA
Jakarra sudah -1,4 (minus saru koma empar). Arrinya, dengan Wicaksono Saroso dan Harya Setyaka menyoroti asumsi bahwa
akriviras dan kehidupan masyarakar Jakarra sekarang ini, Jakarra pemindahan ibukota akan memecahkan masalah kemacetan. DKl
baru ideal apabila wilayahnya diperluas 1,4 kali lipar dari luas Jakarra adalah Daerah Khusus lbukota. Tetapi dalam kenyataan-
sekarang. Bukan hanya pihak pemerinrah, pihak swasta dan ma- nya Jakarra memiliki fungsi kota yang sangat urn urn, yairu sebagai
syarakar pun merasakan Jakarra sudah tak efisien dan mengurangi pusat kegiatan industri di Pulo Gadung, simpul niaga dan ekspor-
produktivitas. impor di pelabuhan Tanjung Priok dan perkantoran bisnis. Fungsi
110
PENGEMBANGAN KAPASITAS KELEMBAGAAN
non-khusus ini justru lebih tinggi, sehingga status khusus Jakarta Seandainya pembangunan infrastruktur tersebut dikonsentra-
yang diamanatkan undang-undang sudah tidak proporsional. sikan di 5-7 pusat pertumbuhan di luar Jakarta, maka akan lebih
Sementara itu, pemindahan ibukota mengandung dua potensi banyak "gula-gula urbanisasi" yang terbangun, daripada hanya
kesalahan besar yang bisa menambah panjang daftar Great Plan- Jakarta dan ibukota baru. Potensi pengurangan tekanan pen-
ning Disasters karya Sir Peter Hall. duduk ke Jakarta lebih tinggi daripada kalau membangun ibukota
Potensi kesalahan pertama: pemindahan ibukota dilaksana- baru. Kora-kora pusat pertumbuhan baru ini bisa menjadi kota
kan sekarang. Dalam sejarah dunia, pembangunan ibukota negara berdaya-saing internasional, sehingga berpotensi mewujudkan
selalu jauh lebih mahal daripada yang direncanakan, terutama konsep urban-led development. Negara-negara yang telah men-
karena selalu ada pertimbangan politis-simbolis di dalamnya. jalankan kebijakan ini adalah China dan Korea Selatan.
Padahal saar ini Indonesia sedang membutuhkan sangat ba- Karena menjadi pusat pemerinrahan, maka Jakarta mendapat
nyak dana unruk membangun infrastruktur seperti pelabuhan, keistimewaan dalam banyak hal, anrara lain dalam prioritas
bandara, jalan, kereta api, fasilitas umum, bahkan perumahan pembangunan. Akibatnya 'gula-gula urbanisasi' tersebut semakin
rakyat di tengah kota. Pembangunan ini jauh lebih bermanfaat terakumulasi di Jakarta. Padahal kota-kota besar lain juga siap
bagi rakyat banyak daripada istana presiden baru, gedung-gedung 'menyaingi' Jakarta dalam menarik tenaga kerja, kalau saja medan
pemerintahan baru, rumah-rumah dinas baru. permainannya seimbang.
Faktor sensitivitas masyarakat pun perlu diperhatikan, terlebih
"Pembangunan ibukota negara di alam demokratis seperti sekarang ini. Alokasi dana yang cukup
selalu jauh lebih mahal daripada yang besar, berapapun pasti akan cukup besar, umuk membangun
'fasilitas sendiri' yang pasti mewah akan mengundang kritik ma-
direncanakan, terutama karena selalu syarakat pada pemerintah.
Potensi kesalahan kedua: memindahkan ibukota akan oro rna-
ada pertimbangan politis-simbolis di tis memecahkan masalah kemacetan di Jakarta. Masalah kemacet-
111
PENGEMBANGAN KAPASITAS KELEMBAGAAN
~ • ~'-·"i
112
PENGEMBANGAN KAPASITAS KELEMBAGAAN
113
PENGEMBANGAN KAPASITAS KELEMBAGAAN
BAGAIMANA BENTUK LEMBAGA YANG Bagaimanapun ketika sektor publik, sektor swasra and masya-
TEPAT? rakat akan bersinergi, tetap harus ada yang memimpin. Semua
Pemindahan ibukora dari Jakarta ke lokasi baru ridak diikuri negara melakukan rekayasa kelembagaan ini, apapun ideologi
dengan pengembangan fungsi-fungsi komersial yang rak se- dan pandangan politiknya. Oi Shanghai, kelembagaan publik
suai. Fungsi-fungsi komersial harus dipilih yang sesuai dengan pengelolaan kota bahkan dimuseumkan untuk menjadi bahan
keburuhan ibukota, misalnya fungsi wisata. Sebagai contoh, kota pembelajaran.
Purrajaya sebagai ibukota baru Malaysia juga mengakomodasi Mengapa diperlukan otorita publik yang kuat? Karena dalam
kunjungan wisata. otorita publik inilah simpul koordinasi tersebut dijalankan. Ma-
Sementara itu tingkat urbanisasi di Indonesia masih sangar salahnya, otoritas publik di Indonesia itu semakin melemah atau
tinggi. Selain itu potensi investasi swasta juga sangat tinggi. dilemahkan. Ada riga titik penting kelemahan lembaga-lembaga
Ini membutuhkan saluran pengembangan wilayah yang lebih publik di tanah air (seperti Perumnas misalnya), yairu:
menjanjikan. Apapun fungsi ibukora baru, kepemimpinan sek- • Level Manajemen (rekrutmen dan insider trading)
tor publik adalah jaminan sekuritisasi dan legirimasi yang tinggi • Level Pengawasan (arahan dan strategi)
unruk menggerakkan potensi-potensi rersebur secara efektif. • Level Kebijakan (kebijakan Kementerian BUMN, inrer-
Upaya-upaya yang sama seperri ini tidak akan efektif jika hanya vensi politik, dll) .
berupa rencana dan peraturan di atas kerras. Sektor publik harus Melemahnya lembaga publik ini kemudian berganti dengan
langsung meregulasi secara aktif. Dengan demikian di ibukora pembiaran sektor swasra, perkeliruan perijinan, dan kumpulan
baru dan wilayah sekitarnya direncanakan secara rerpadu pula proyek kecil APBN dan APBD dalam jumlah banyak. Akibatnya,
untuk bisa menampung fungsi-fungsi komersial. Bahkan tidak terjadilah fragmentasi kelembagaan dan program-program. Setiap
menurup kemungkinan kora-kora industri baru dibangun di unit proyek maupun simpulnya (subdit di pusat, dinas di daerah)
lokasi dengan jarak terrentu dari ibukota. memiliki justifikasi sendiri-sendiri dan juga memiliki 'jago' ma-
Potensi ini yang harus diberikan kepada sekror publik dan di- sing-masing. Seriap pihak ingin menancapkan bendera masing-
manfaatkan sebuah badan ororita yang dibenruk unruk itu . Badan masing setinggi mungkin dan berkibar seluas mungkin.
otorita ini menata wilayah secara berkelanjuran, memberikan Conrohnya, sekarang setiap Sub-Oirektorat di Kementerian
model dan rolak ukur, membangun kapasitas dan kelembagaan PU memiliki rencana straregis (renstra) masing-masing sebagai
yang tangguh, dan memberdayakan kelembagaan yang sejenis di landasan jusrifikasi kumpulan program dan proyeknya. Demikian
daerah. juga dinas-dinas di daerah memiliki renstra masing-masing yang
sangat tak terkoordinasi di tingkat kota/wilayah. Betapa terfrag-
"Otoritas publik yang kredibel menrasinya instirusi seperti ini!
Pertanyaan kuncinya kemudian adalah apakah koordinasi yang
dan kapabel diperlukan ketika efektif bisa dilakukan dalam siruasi seperti ini? Bisakah komit-
menyangkut eksekusi pengelolaan men dicapai melalui forum-forum? Adakah saru bidang bisa
meyaki nkan bidang lainnya untuk mengikuti, saar masing-masing
sumber-sumberdaya anggaran, tanah, memiliki renstra, anggaran, daftar proyek, dan 'jago' sendiri-sen-
diri? Jawabannya hampir mustahil, karena biasanya yang dicapai
infrastruktur, dan sebagainya." adalah kesepakatan unruk berbagi seperti biasa. Karena itulah
Dalam pandangan Jehansyah, lembaga intermediary sangat diperlukan keberadaan sebuah lembaga otoritas publik yang
diperlukan terutama dalam proses pemberdayaan dan konsensus. kuat. Semua negara membangun ini sejak lama dan kini memiliki
Oleh karena iru pengembangan lembaga-lembaga seperri ini perlu kapasitas lembaga-lembaga publik yang tinggi, mengapa Indone-
mendapat perhatian, baik di tingkat komuniras, lokal maupun sia tidak? •
wilayah.
Otoritas publik yang kredibel dan kapabel diperlukan ketika Sumber:
menyangkur eksekusi pengelolaan sumber-sumberdaya anggaran, Milis sudforum@yahoogroups.com; thread berjudul:
tanah, infrastrukrur, dan sebagainya. Oi titik ini skala dan tingkat SBY: Pindahkan lbu Kota Solusi Kemacetan
intervensi menjadi isu penting. Semakin besar skalanya, otoritas • Focus Group Discussion SUD Forum Indonesia : pemin-
publik semakin diburuhkan. Sebaliknya, semakin mikro skalanya, dahan ibukota
semakin berrumpu pada komunitas. Konrriburor: M. Jehansyah Siregar,Wicaksono Saroso,Harya
Setyaka,Reza Firdaus
114
SEKILAS SUD FORUM INDONESIA
sustainable
urban development
JIWA SUD-FORUM
INDONESIA
VISI DAN MISI
Keberadaan SUD Forum Indonesia (SUD-FI) berawal dari rangkaian mini workshop yang diselenggarakan pada tahun
2008, yang dihadiri oleh para pemerhati, akademisi, praktisi dan pengambil keputusan dalam pembangunan perkotaan di
Indonesia. Inisiatif ini kemudian melahirkan komitmen "kepedulian terhadap penyelenggaraan penataan ruang perkotaan
dengan pelibatan masyarakat secara inklusif, guna mendukung pelaksanaan pembangunan berkelanjutan". Komitmen
tersebut dinyatakan dalam peringatan Hari Tara Ruang (World Town Planning Day!WTPD) pertama pada tahun 2008.
Saat ini SUD-FI beranggotakan sekitar 188 anggota yang berasal dari berbagai kalangan: akademisi (ITB, UI, IPB, Un-
dip, dsb), asosiasi profesi (Ikaran Arsitek Indonesia/IAI, Ikatan Ahli Perencanaan/IAP, Green Building Council Indonesia
(GBCI), Ikatan Arsitektur Lansekap Indonesia/IALI, dsb.), praktisi, pemerhati pembangunan perkotaan, lembaga swadaya
masyarakat (WALHI, WWF, dsb), mahasiswa, pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
SUD-FI dibenruk sebagai salah satu upaya penerapan prinsip-prinsip pembangunan perkotaan berkelanjutan dalam
perencanaan dan pengelolaan perkotaan yang dituangkan dalam bentuk kebijakan strategis hingga kebijakan operasional.
Secara garis besar, peran SUD-FI adalah untuk:
• mengembangkan dan membangun nilai-nilai baru dalam mempromosikan pembangunan perkotaan berkelanjutan,
• mengembangkan kepemimpinan dan lingkungan pembelajaran serta menjadi agen-agen perubahan dalam pemba-
ngunan perkotaan, dan
• mendorong partisipasi secara inklusif dari berbagai pemangku kepentingan.
PRAKARSA BALl
1. Sebagai tindak lanjut dari kesepakatan tersebut diatas, pada peringatan Hari Tara Ruang (HTR) ke-2 di Indonesia di
tahun 2009 telah dilakukan Penandatanganan Naskah Deklarasi Pembentukan Forum oleh perwakilan dari pemangku
kepentingan. Sedangkan pada puncak Peringatan HTR ke-3 di Bali, telah dicanangkan 10 Prakarsa Pembangunan
Kota Berkelanjutan (SUD-FI Initiatives). Kesepuluh prakarsa tersebut adalah:
2. Mendorong perubahan paradigma pengelolaan kota yang visioner, kreatif, dan inklusif, termasuk mendorong keter-
paduan perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian ruang.
3. Mendorong pengembangan kapasitas kelembagaan dan pembudayaan nilai-nilai tara kelola perkotaan yang baik, ter-
masuk kerjasama antar-kota dan antar-wilayah
4. Mendorong upaya pengendalian penduduk perkotaan yang sejalan dengan pembangunan kota kompak dan desentral-
isasi konsentrasi perkotaan
5. Mendorong perencanaan dan mitigasi bencana dan perubahan iklim pada kawasan permukiman dan perkotaan
6. Mendorong keberpihakan pengembangan ekonomi perkotaan ke arah peran ekonomi lokal dan sektor informal
7. Meningkatkan apresiasi, perlindungan dan reviralisasi terhadap warisan budaya, pusaka alam dan kearifan lokal
8. Mendorong upaya penyediaan perumahan dan permukiman yang layak huni dan terjangkau oleh masyarakat ber-
116
SEKILAS SUO FORUM INDONESIA
sustainable
urban development
JIWA SUD-FORUM
INDONESIA
penghasilan rendah dengan mengutamakan penataan permukiman kumuh dan informal, serta memperhatikan prinsip
jaminan bermukim
9. Mendorong para pemangku kepentingan perkotaan dalam mewujudkan Kota Hij au
10. Mendorong upaya revitalisasi kawasa n tepi air sebaga i beranda kawasa n perkotaan
11 . Mendorong perkembangan sistem transpo rtasi perkotaa n, ceo-infrastructure dan tanah perko taan secara terpadu
KONTAK SUD-FI
Kegiatan SUD-FI sejak tahun 2008 hingga ki ni dapa t dilih ar pada sirus web SUD -F I: http://sudforum.penataanruang.
net.
SAYEMBARA GAGASAN
~ ...-.e.anaan dan Peraneangan Kota
GREEN METROPOUS
JAKARTA 2050
Artikel
Indonesia green city development program : an urban reform
fast urban transformation has not been stmple to manage. In one hand, ctttes have long been constdered as a leadtng catalyst of economrc growth and symbol
of civtltzatton advancement. Cittes are the Ideal places for mnovations, where rtch tdeas are not only flourrshtng, but also competrng one to another tn search of
i her e JCienc m urban fe Ctties are also laces where spatral conflicts occur demandtn more urban servtces for the sake of economt roJoll!h. bu often
11 7
SEKILAS SUD FORUM INDONESIA
sustainable
urban development
ANGGOTA
Sampai tahun 2012, jumlah anggota di situs web SUD-FI tercatat sebanyak 286 orang. Anggota forum ini datang dari
berbagai kalangan , mulai dari instansi pemerintah, perguruan tinggi, LSM, lembaga penelitian, swasta, yayasan, praktisi
hingga individu. Berikut nama-nama berbagai lembaga yang menaungi anggota-anggota SUD-FI:
Swasta
AECOM Indonesia, PT. Mutiara Wiyatadarma Consultant, PT. Bumi Serpong Damai, PT. Bumi Serpong Damai Tbk.,
PT. Cipta Nindita Buana, PT. Gafa Multi Consultant, PT. Jakarta Konsultindo, PT. ROM, PT. Studio Cilaki Empat
Lima, PT. Surya Abadi Konsultan , PT. Tribina Marra Carya.
118
sustainable
urban development
LINI MASA SUD-FI
Semenjak tahun 2008, gerak langkah SUD-FI sudah aktif dalam berbagai kegiatan yang berkaitan dengan rata ruang
dan pembangunan kota berkelanjutan. Kiprah ini didukung dan diperkuat anggota-anggotanya yang memiliki beragam
latar belakang. baik dari instansi pemerintah, dunia bisnis, lembaga swadaya masyarakat, perguruan tinggi hingga individu.
2008
30MEI2008
LOKAKARYA MINI"PEMBANGUNAN KOTA BERKELANJUTAN"
Direktorat Jenderal Penataan Ruang- Departemen Pekerjaan Urn urn
"Perlu Perubahan Paradigmatik dalam Kebijakan Pengembangan Perkotaan di
Indonesia"
Pernyataan diatas menjadi salah satu catatan penting dalam Lokakarya Mini
dengan topik Pembangunan Perkotaan Berkelanjutan yang diselenggarakan pada
hari Jum'at, 30 Mei 2008 yang lalu, bertempat di ruang rapat Ditjen Penataan
Ruang- Departemen Pekerjaan Umum. Lokakarya ini diselenggarakan dengan
bertitik-rolak dari keprihatinan yang mendalam terhadap kondisi perkotaan di
Indonesia dan mencari jawaban terhadap pemecahan persoalan perkotaan yang
ada selama ini.
Lokakarya Mini yang dihadiri oleh pakar-pakar pembangunan perkotaan, antara lain: Jo Santoso, Hendro Sangkoyo,
Haryo Winarso, Haryo Sasongko, Dodo Juliman, Suhadi, Sri Probo, Wicaksono Sarosa, Lana Winayanti, dan Jehansyah
Siregar, bukan bertujuan untuk mendaftar-ulang persoalan perkotaan yang relah menumpuk, melainkan untuk mencari
rumusan awal kerangka kerja pembangunan perkoraan berkelanjutan yang sesuai dengan keburuhan dan mampu men-
jawab berbagai tantangan pembangunan perkotaan di Indonesia.
Dirjen Penataan Ruang, ImamS. Ernawi dalam penganrar lokakarya menegaskan bahwa kelemahan kita selama ini
adalah tidak pernah melaksanakan kebijakan pembangunan perkoraan secara sinergis. "Perlu ada konsensus dan komitmen
baik dari pihak pemerintah maupun masyarakat madani untuk berbuat sesuatu secara bersama-sama, ridak sendiri-sen-
diri", demikian ujarnya. Masing-masing pemangku kepentingan, baik pemerintah, pakar, maupun masyarakat sipil (civil
society), selama ini cenderung berjalan sendiri-sendiri sesuai dengan kepentingan dan nilai-nilai yang dianut. Dengan pola
terfragmentasi seperti ini, tujuan pembangunan perkotaan yang berkelanjutan diyakini tidak akan pernah tercapai.
Di awal diskusi Jo Santoso menekankan perlunya melihat kembali secara uruh persoalan perkoraan baik dari perspektif
global maupun lokal. Transformasi kota-kota kita selama ini cenderung dipengaruhi oleh fenomena urbanisasi, globalisasi,
modernisasi, dan desentralisasi yang mengakibatkan perubahan srrukrur ekonomi, disrribusi lahan, kondisi lingkungan
dan hubungan sosio-kulrural di perkoraan.
119
SEKILAS SUD FORUM INDONESIA
Menanggapi hal tersebut Hendro Sangkoyo mengkritisi perlunya upaya perubahan paradigmatik dalam pengelolaan
pembangunan perkotaan dengan lebih mengedepankan keterlibatan warga dan pemberdayaan masyarakat "kampung".
Kelompok ini jangan hanya dibaca sebagai obyek yang senantiasa dikesampingkan melainkan hams menjadi pelaku aktif
bagi perbaikan kondisi lingkungannya. "Para pelaku pengembangan perkotaan jangan asyik 'bertapa' dengan kegiatannya
sendiri-sendiri" imbuhnya.
Secara garis besar, dikemukakan dalam Lokakarya adanya faktor-faktor yang menyebabkan kondisi kota-kota di tanah
air "begini-begini saja". Apabila model pembangunan perkotaan yang parsial tersebut terus berlanjut, nasib kota-kota terse-
but boleh jadi akan semakin buruk, dan entropi di segala aras akan semakin besar.
Selain itu, Haryo Sasongko dari Depdagri dan Wicaksono Sarosa (URDI) menengarai terjadinya error ofommission, di-
mana kita semua sudah terlalu lama membiarkan berbagai kesalahan terjadi. Pemerintah membiarkan masyarakat melang-
gar hukum, dan sebaliknya para pakar membiarkan para pengambil keputusan berjalan sendiri-sendiri, atau tidak berbuat
sama sekali. Kesalahan lainnya adalah error ofcommission, yang diakibatkan oleh kelemahan para pengembil keputusan
dalam merumuskan kebijakan dan melaksanakan program-program pengembangan perkotaan. "Kita sudah berjalan cepat,
tapi ternyata salah arah" ujar Hendro Sangkoyo mengibaratkan kebijakan kita selama ini di bidang perkotaan.
Faktor lainnya adalah ketidakpahaman para pakar dan pengambil keputusan terhadap fenomena dinamika perkotaan se-
bagai sebuah sistem organik yang kompleks. Kerendahan hati untuk kembali belajar sangat dibutuhkan. Perkotaan dengan
demikian akan menjadi ' ruang belajar' dari komunitasnya, saling berbagi peran dan berbagi tanggung jawab. "Pembangun-
an perkotaan harus dilakukan dengan melibatkan warganya dan bersifat pro-poor", tegas Sri Probo mengenai hal ini. "Pe-
ngembangan perkoraan harus dimulai dari elemen yang paling kecil, yaitu manusianya" ujar Jehan Siregar menambahkan.
Pada akhir diskusi yang dimoderatori oleh Dodo Juliman dari ON-Habitat ini, Dirjen Penataan Ruang mengajak para
pakar di bidang pembangunan perkotaan untuk merekatkan diri satu sama lain (binding) dalam satu forum/regu belajar
yang tidak bersifat eksklusif. Selain sebagai arena untuk lebih mendalami dinamika perkotaan, maka secara paralel forum
diharapkan dapar memberikan umpan balik yang tajam dan kritis (policy feedback), serta memberikan pengaruh yang
signifikan bagi para pengambil keputusan. Dengan kata lain, forum diharapkan dapat memikirkan kembali bagaimana
bentuk dan rumusan kebijakan dan program pembangunan perkotaan yang tepat untuk perspekrif jangka pendek dan
jangka menengah.
Melalui lokakarya ini diharapkan dapat terbentuk sinergi posirif dan pondasi kebijakan dan program yang kuat, sebagai
cikal-bakal penyelenggaraan pembangunan perkotaan di tanah air yang berbeda dan lebih baik.
8 November 2008
PERNYATAAN SIKAP PARA PEMANGKU KEPENTINGAN
Peringatan World Town Planning Day!Hari Tata Ruang 2008
Peringatan ini didorong kebutuhan di tingkat masyarakat, khususnya para akademisi, praktisi, dan masyarakat tentang
pentingnya penataan ruang. Pesan peringatan ini adalah: penataan ruang berperan penting dalam pembangunan ber-
kelanjutan, menampilkan hasil penataan wilayah dan kora pada masyarakat, dan
meningkatkan kepedulian dan partisipasi semua pihak dalam penataan ruang
kotanya.
Pernyataan sikap pada hari peringatan ini didukung oleh pemerintah, asosiasi
profesi, swasta, dan masyarakat. Penandatanganan pernyataan ini dilakukan
oleh perwakilan para pemangku kepentingan, yaitu Menteri Negara Perumahan
Rakyat, ketua ASPI, REI, lAP, dan GMPPR.
120
SEKILAS SUD FORUM INDONESIA
2009
01 Oktober 2009
WORKSHOP "MERENCANAKAN MASA DEPAN KOTA KITA"
Jakarta
Workshop ini mengangkat isu pembangunan perkotaan dan strategi penanganan permasalahan kota. Selain itu aspek
keberlanjutan dalam pembangunan kota juga dibahas mendalam. Selanjutnya dibahas pula upaya peningkatan kualitas
ruang dan lingkungan kawasan perkotaan, serta kelembagaan dan peran masyarakat.
Rekomendasi tindak l~njut dari workshop ini adalah pelembagaan upaya pembangunan perkotaan berkelanjutan.
Selain itu perlu dilancarkan kampanye menyebarkan pemahaman pembangunan perkotaan berkelanjutan. Tak hanya pada
masyarakat, kampanye ini juga terutama ditujukan pada pemerintah kabupaten/kota.
OS Oktober 2009
SARASEHAN "MERENCANAKAN MASA DE PAN KOTA KITA"
Ballroom Hotel Aryaduta, Palembang
Sarasehan ini mengangkat tema bahwa kebijakan pengembangan perkotaan, infrastruktur, dan pemukiman tidak bisa
dilakukan dengan cara komando. Karena itu manajemen pembangunan perkotaan dilakukan melalui penyusunan RPIJM
sebagai program bersama anrara kabupaten/kota, provinsi, dan pusat melalui proses partisipatif.
Perencanaan rata ruang wilayah harus bersifat binding dan menjadi acuan pengembangan kota. Kota masa depan harus
bersifat cerdas, manusiawi, dan ekologis. Pengembangan juga harus memperhatikan aspek spiritualitas, yang secara etis
mempertimbangkan kepenringan anak-cucu. Selain itu proses desentralisasi dan urbanisasi harus mampu mendorong
pertumbuhan ekonomi dan memberdayakan pemerintah kota.
8 November 2009
DEKLARASI SUD FORUM INDONESIA
Peringatan Hari Tata Ruang, Jakarta
Deklarasi berangkat dari permasalahan kota yang memburuhkan pendekatan holistik dan tanggung jawab seluruh
pemangku kepenringan. Tetapi kesadaran masih rendah dan belum adanya saluran untuk saling curah gagasan dan berbagi
pengalaman antar pemangku kepentingan.
Komitmen, pemikiran, dan langkah perlu disatukan unruk mengembangkan pendekatan perkotaan berkelanjutan,
unruk memecahkan masalah perkotaan. Pembentukan forum ini bertekad memberikan kontribusi positif unruk mewujud-
kan ruang kehidupan yang berkualitas dan memberikan kesempatan pada masyarakat unruk meningkatkan kesejahteraan,
selain mengaktualisasikan nilai-nilai secara arif dan budaya yang berkembang.
22 Desember 2009
PERTEMUAN SUD FORUM
Bali
Pertemuan ini merumuskan pembentukan SUD Forum sebagai wadah pembahasan berbagai isu perkotaan untuk menga-
wal perkembangan yang lebih baik ke depan. Fungsi dan peran SUD adalah think-tank sekaligus fasilitator dan mediator,
121
SEKILAS SUD FORUM INDONESIA
D E KLARASI
Dcngan d idasarkan pada kcprihati nan atas tingginya inrensitas da n kompleksitas pcrmasalahan pcrko taan
scrra kesadaran akan pcntingnva pcncrapan prinsip-prinsip pcmbangunan bcrkclanjutan dalam pcngcmbangan b wasan perkotaan ,
dcmi tcrwujudnya ruang kchidupan yang aman , n)'ama n, produktif dan berkelanjutan,
kami para pemangku kcpcntingan yang bcrasal Jari unsur-un sur
pc rguruan tinggi, o rganisasi p ro fcsi . lcrnbaga swadaya masyaraka t. swasta, indi1·idu / masyarakat
serta pcmerintah pusat dan J acrah
l'ang hadir dalam pcringatan llari Tata Ruang pad a tanggal 8 · o1·cmber 2009
scpakat unruk m cm bcntuk:
FORUMPENGBAKT~
(Sustainanble Urban Development Forum)
:'l lclalui fo rum terscbut kami bcrrckad untuk tents mcmbcrikan ko mribusi positif
dalam upa ya mcwujudkan ruang kehidupan yang berkualitas,
serta rang dapat mcmbcrikan kcscmpatan kepada mas)':trakat unruk mcningkatkan kcscjahrcraannya
Jan mcngakrualisasikan sccara arif nilai-nil:u sosial dan budaya yang bcrkembang.
Semoga T uhan Yang .\ I aha Kuasa memberikan bcrkah dan karunia- · ya .
·;;r··
;\ tas nama l'cmangku Kcpcntingan,
~
•
D R. lr. llar:ro Winarso ~ I r. Hari Ganie :\[i\1
wadah policy advocacy, problem solution basis, dan market forum antara pemerintah, pemda, dan masyarakat.
Langkah-langkah yang akan dilakukan SUD Forum antara lain adalah mengumpulkan informasi praktek-praktek pengem-
bangan perkotaan, membentuk dewan pakar dan kesekretariatan, membuat sistem informasi dan komunikasi, melakukan
dialog sepuluh isu strategis, hingga berhubungan dengan institusi lain.
Sepuluh isu strategis yang menjadi tema dialog adalah kemiskinan, sosial perkotaan, kebudayaan- heritage, kerjasama
antar kota dalam mengelola, kapasitas pemerintah daerah, lingkungan hidup dan mitigasi bencana, investasi dan perkem-
bangan ekonomi, tanah perkotaan, infrastruktur, dan terakhir adalah implementasi dan mengawal tata ruang.
Dalam hubungan dengan institusi lain, SUD Forum akan mmenjadi tempat curah gagasan berbagai lembaga profesi
dan praktisi seperti lAP, W, IALI, praktisi seperti REI dan lain-lain. Selain itu SUD Forum diharapkan menjadi inter-
sectoral goverment. Hasil-hasil pembahasan forum ini akan menjadi masukan bagi Tim Koordinasi Lintas Strategi Pemba-
ngunan Kota (pusat dan daerah) . SUD Forum adalah forum bebas dan miliki bersama. Dengan demikian forum ini tak
hanya membahas penataan ruang, tetapi juga seluruh topik yang terkait pengembangan perkotaan. Ke depannya, forum
ini dapat berkembang untuk membahas topik lain, misalnya membentuk forum perdesaan. .
Melihat banyaknya isu terkait perkotaan, maka perlu dilakukan pemilahan isu strategis yang akan dibahas. Maka selan-
jutnya dibentuk kelompok-kelompok khusus (komite) tersendiri berdasar minat dan spesialiasasi para anggota. Pertemuan
122
SEKILAS SUD FORUM INDONESIA
forum selanjutnya akan lebih jarang, tetapi komite akan sering berkumpul dan menjalankan fungsi forum, baik yang
bersifat substansial maupun operasional (contohnya komite operasional-pendanaan) .
Untuk sekretariat SUD, Ditjen Penataan ruang telah menyediakan ruang sekretariat di lantai 8 Gedung SDA-Penataan
Ruang. Adapun dalam pelaksanaan pertemuan dan kegiatan lainnya, Ditjen Penataan Ruang siap mendukung serta me-
nerima seluasnya dukungan dan fasilitasi dari sektor-sektor lain.
2010
07 Juli 2010
PEMBENTUKAN SEKRETARIAT SUD FORUM INDONESIA (SUD-FI)
Direktorat Jenderal Penataan Ruang Kementerian Pekerjaan Umum, Jakarta
Direktur Jenderal Penataan Ruang memutuskan membentuk sekretariat SUD-FI di Direktorat Jenderal Penataan
Ruang. Sekretariat ini terdiri dari Tim Pengarah dan Tim Pelaksana. Selain itu juga ditetapkan srruktur organisasi dan
susunan keanggotaan.
1 September 2010
FOCUSED GROUP DISCUSSION (1)
Hotel Sultan, Jakarta
Tema diskusi pada acara ini adalah Smart Green City Issues and SUD Goals. FOCLJS GROl P DISCL ~10\ ~tn- IORL M1\DO\LSIA
"Snun lore.:n(ll\ I'""'&:SLDGoab"
Kesimpulan dan tindak lanjut yang diperoleh dalam FGD adalah penentuan
SUD Goals dengan membuat matriks indikator berdasar elemen-elemen sustai n-
able urban developement dan mengkaitkan dengan konsep 3P (Policy, Political
Will, Participation).
Para peserta diharapkan dapat memberikan masukan sesuai kewenanga n ma-
sing-masing untuk pengayaan matriks indikator penentuan SUD Goals. Hasil
masukan ini akan menjadi pembahasan FGD selanjutnya.
21 September 2010
FOCUSED GROUP DISCUSSION (2)
Dilaksanakan untuk menindaklanjuti FGD (1) dengan tema 'Smart Green City Ideas for SUD Goals.' Agenda utaman-
ya adalah membahas hasil kesepakatan FGD, pembahasan indikator SUD Goals, pembahasan kelompok dalam 3 desk.
Diskusi ini menghasilkan 10 indikator yang dijabarkan dengan berbagai rencana tindak, yaitu: krisis urban multisektor,
sistem urban development, konsepsi keberlanjutan partisipasi masyarakat, transportasi perkotaan, perumahan dan pemuki-
man, pengelolaan DAS, inisiatif warga , sektor swasta, responsif pemerintah, dan peran masyarakat.
123
SEKILAS SUD FORUM INDONESIA
25 September 2010
WORKSHOP NASIONAL PELESTARIAN DAS BARITO
Hotel Rattan Inn, Palembang
Workshop ini bertema Pelestarian Fungsi DAS Barito untuk Mendukung
Pembangunan Kota Berkelanjutan. Acara ini juga merupakan bagian dari
rangkaian Hari Tata Ruang 2010. Agenda utamanya adalah merumuskan
rencana aksi kebijakan dan strategi pengembangan pengelolaan dan SUD
Goals.
7 November 2010
FOCUSED GROUP DISCUSSION (3)
Werdhapura Village, Bali
Agenda urama acara kali ini adalah perumusan Prakarsa Bali dan Rencana Kerja 2011. Kesimpulan dan tindak lanjut
FGD ini adalah identifikasi sepuluh (1 0) realitas dan tantangan perkotaan , mulai dari masalah kepemimpinan, kelem-
bagaan , RTH, kawasan tepi air, resiko bencana dan perubahan iklim , peran swasta dan ekonomi lokal, transportasi, urban-
isasi, perumahan, dan identitas budaya lokal serta pusaka.
Selain itu dihasilkan juga rumusan 10 Prakarsa Bali yang ditandatangani pada acara puncak peringatan Hari Tata Ruang
2010 .
7 November 2010
PENANDATANGANAN 10 PRAKARSA BALl
Werdhapura Village, Bali
Penandatanganan Prakarsa Bali ini adalah wujud komitmen dan integritas
anggota SUD Forum terhadap perwujudan pembangunan kota yang berkelan-
jutan.
Anggota SUD Forum diwakili Jehansyah Siregar dari ITB, Alinda Zain dari
P4W, Ning Purnomohadi dari GBCI, dan Wicaksono Sarosa dari Kemitraan.
Prakarsa Bali ini juga sebagai bentuk kesepakatan dalan 10 realitas dan tantang-
an perkotaan, sebagai fokus permasalahan yang perlu ditangani.
21 Desember 2010
FOLLOW UP MEETING
POD Meeting Room-fx Lifestyle X' enter, Jakarta.
Rapat ini diadakan untuk menyusun konsep SUD Guides dan SUD Action Plan. Rapat ini adalah rapat formal bermsa-
ma tim penyusun SUD GUIDES sebagai tindak lanjut Prakarsa Bali.
Sebagai penutup rapat, para anggota sepakat membagi tugas pembahasan 10 indikator yang ditampilkan dalam SUD
Guides. Sedangkan pembahasan akan dipertajam dalam acara konsinyasi.
124
SEKILAS SUD FORUM INDONESIA
2011
Januari-Februari 2011
PERUMUSAN MUATAN SUD-INDICATORS DAN SUD-GUIDE
Kegiatan ini difasilitasi oleh Sekretariat SUD Forum, dengan menyepakati muatan SUD Guides yang akan disusun
sebagai panduan operasional penerapan Prakarsa Bali. Pertemuan pertama dilaksanakan di Bakoel Koffie, Jakarta pada
tanggal 17 Januari 2011.
Kesimpulan dan tindak lanjut dari pertemuan itu antara lain adalah: muatan pokok panduan berisi langkah operasional
perwujudan Prakarsa Bali, agenda aksi SUD Forum, dan Indikator Keberlanjutan pengembangan perkotaan terhadap 10
butir Prakarsa Bali.
Perremuan kedua dilaksanakan di Kebun Raya Bogor, Bogor, pada tanggal21-22 Januari 2011. Agenda pertemuan
tersebut adalah merumuskan indikator kota berkelanjutan, berupa indeks gabungan dari setiap realitas dan tantangan
perkotaan. Indeks tersebut disajikan dalam bentuk web di agram atau spektrum warna.
Pertemuan selanjutnya dilaksanakan di H otel Ambhara, tanggal 1 Februari 2011 . Agenda pen emuan ini untuk meru-
muskan variabel indikator 10 Prakarsa Bali . Dalam rapat diuraikan variabel dan skala pengukuran umuk seti ap burir
Prakarsa Bali.
Tindak lanjut dari rapat ini adalah penajaman variabel yang diusulkan sebagai panduan penilaian keberl anjutan kota.
Selain itu workshop peluncuran SUD G uide juga di tetapkan .
19 Juni 2011
CURAH GAGASAN IMPLEMENTASI RTH 30 persen
Hutan Manggala Wanabakti, Jakarta
Kegiatan ini diawali dengan acara eksplorasi hutan ko ta dan museum di Ma nggala Wanabakri dan dilanjutkan dengan
bersepeda bersama menuju hutan kota Kridaloka. Acara dil anjutkan dengan di skusi serta pelu ncuran peta kea neka raga man
hayati dan buku RTH 30% karya !wan Ismaun dan N irwono Yoga.
Pada kegiatan eksplorasi huran ko ta, peserta diremani pemandu umu k menj elas kan makna monum en d i pintu masuk
dan jenis-jenis tanaman yang ada dalam hutan tersebut. Saat eksplo ras i dekat
danau, peserta mendapat penjelasan rentang jenis-j enis se rangga dan semut ya ng
ada di Indonesia dari anggota Komunitas Peta Hij au dari Fakultas Biologi U I.
Di museum peserta mendapatkan penjelasan tentang has il-has il hutan berupa
kayu dan hasil hutan lainnya.
Di Hutan Kota Kridaloka Senayan, peserra mengikuti kegiatan pengenalan
reptil dari komunitas Sioux Jakarta dan peluncuran buku RT H 30% . D alam
peluncuran ini, disampaikan peran penting ruang terbuka di kawasan perkoraa n.
Proses penetapan proporsi 30 persen itu sendiri adalah proses panj ang dan dalam
kenyataannya sulit diwujudkan.
Tindak lanjut dari kegiatan ini adalah diharapkan dapat memberi pemahaman ani penting RT H seluas 30 persen terse-
but pada Iimas komunitas dan masyarakat. Perwujudan RTH juga akan melestarikan kea nekaragaman hayati di lingkung-
an perkotaan. Perwujudan ini tidak hanya tanggung jawab Pemerintah, tetapi juga memerlukan partisipasi aktif masyara-
kat. Selain itu kerjasama lintas sektor dan Iimas komunitas juga penting dibangun .
125
SEKILAS SUD FORUM INDONESIA
21 Juli 2011
POLICY DIALOGUE AND ROUNDTABLE DISCUSSION: EVALUASI 25 TAHUN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN SKALA BESAR
(KOTA BARU MANDIRI) Dl KAWASAN METROPOLITAN
Tujuan kegiatan ini adalah mengevaluasi secara kritis dan menyeluruh pada
riga rahapan pengembangan kota baru. Acara ini dihadiri oleh lebih dari 80
orang dari anggora SUD-FI, kementerian/lembaga, akademisi, NGO, asosiasi
profesi, pengembang/asosiasi, BPPI, Seknas-Habitat, dan URDI.
Acara dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama adalah evaluasi kebijakan pe-
ngembangan kota baru. Sesi kedua mengevaluasi implementasi pembangunan
kota baru.
8 November 2011
Guest Lecture: Empowerment for Green Cities
Pada peringaran puncak HARITARU 2011 , SUD-FI menghadirkan Senen D. Antonio dan Astrid Haryati, MLA, un-
ruk berbagi pengalaman menjadi konsultan kora hijau di Chicago. Kuliah ini diikuti oleh walikota dan bupati dari berba-
gai penjuru Indonesia.
2012
Pembuatan Buku "Kota Indonesia Berkelanjutan Untuk Semua: Kompilasi 5 Tahun Perjalanan SUD-FI"
Buku ini berupaya merangkum secara sinretik berbagai komponen pembangunan perkotaan berkelanjutan serta
memotrer kiprah perjalanan SUD-FI dan para anggotanya dari rahun 2008 hingga 2012. Diluncurkan sebagai bagian dari
peringaran 5 tahun perjalanan SUD-FI, buku ini diharapkan mampu menjadi tonggak penanda sumbangsih nyata SUD-
FI dalam pembangunan perkotaan di Indonesia yang berkelanjutan.
Selain merekam berba:gai aktiviras kegiatan SUD-FI, buku ini juga merangkum rulisan pemikiran para anggota SUD-
126
SEKILAS SUD FORUM INDONESIA
Fl yang aktual berkaitan dengan 10 Prakarsa Bali yang diterjemahkan ke dalam 4 (empat) kluster urama: planet, people,
prosperity dan governance. Berbagai topik besar tertuang dalam tulisan, baik berupa gagasan dan pemikiran pribadi maupun
berupa rangkuman diskusi dan perdebatan dalam milis forum ini.
18Juli2012
Dialog"Jelang Lima Tahun SUD-FI"
Garasi 66 -Jakarta Selatan
Acara Dialog Jelang 5 Tahun SUD-FI berla ngsung di oase kota Joglo Perdikan, Jakarta Selatan, dan dih adiri kurang
lebih 70 orang. Beberapa anggota SUD-FI yang turur memberikan kontribusi dalam Dialog ini adalah : lman Soedradj at,
Suhadi Hadiwinoto, N ing Poernomohadi, Endy Soebijono, Yayat Supriyatna, Dani B. Ishak, Wijono Pontjowinoto, H aryo
Sasongko dan Eko Budi Kurniawan. Sedangkan sebagai moderato r adalah Bintang N ugroho.
Acara yang dikemas dalam form at diskusi semi popular ini juga dilipur oleh insan pers. Secara singkat hasil dialog terse-
but adalah:
• "The Future We Want" sebagai salah satu dokumen yang dihasilkan dari Konferensi Rio+20 walaupun ridak bersifa t
mengikat (binding), cukup memadai sebagai dasar adopsi kebijakan dan program perkotaan berkelanjutan yang
lebih holistik (planning, programming, design, implementation), ramah lingkun gan, dan mengedepankan aspek kemi-
traan dan inisiatif lokal.
• Untuk aspek planet (lingkungan), perlu dipikirkan agar salah satu kota di Indones ia dapat menjadi Green Capital
seperti Curitiba di Brasil. Melalui pendekatan lintas-sekto r dan lintas-pelaku, kota tersebur dapat menjadi open
laboratory bagi forum SUD.
• Untuk aspek people (sosial budaya), aspek ini kerap terpin ggirkan dalam mainstream pembangunan , padahal kota-
kota kita seyogyanya lebih memiliki karakter/jatidiri kelndonesiaan ya ng kuat. Pusaka tidak hanya sebatas warisan
yang harus dibekukan , tapi dapat dikem bangkan secara selektif. U nruk
aspek ini, peran arsitek sangat vital dalamrangka konservasi-preservasi pu-
saka, di samping untuk memberikan pelayanan perkoraan yang m emadai
bagi para tuna daksa dan tuna rungu, serta memastikan berjalannya code
ofconduct secara profesional.
• Untuk aspek prosperity (ekonomi), pembangunan perkotaan pada saar ini
sudah harus diarahkan pada quality oflife bagi semua, bukan standard of
living bagi kelompok tertentu saja. Kota perlu mengembangkan low-emis-
sion investment. Kota-kota kita perlu memiliki daya saing dalam konteks
global yang kompleks namun tetap berbasis ekonomi lokal (a. l pengakuan
terhadap PKL, karakteristik geografis seperti kota tepi air, dsb).
• Untuk aspek tara kelola (urban governance), forum SUD dapat menjadi jembatan komunikasi Iimas pelaku yang
127
SEKILAS SUD FORUM INDONESIA
peduli, sekaligus mediasi terhadap kebunruan kebijakan. Gagasan atas lahirnya UU Perkotaan perlu menjadi perha-
tian bersama.
• Sudah saatnya SUD-FI sebagai habitat bersama para pelaku pembangunan perkotaan menjadi forum yang lebih
produktif, signifikan kontribusi dan perannya secara nasional, khususnya dalam mendampingi kota-kota Indonesia
yang memiliki visi keberlanjutan dan memiliki kesungguhan untuk mewujudkannya.
• Untuk itu kegiatan SUD-FI perlu dirancang dengan baik agar membumi dan tidak hanya berwacana saja. Tiga
kegiatan akan ditindakl anjuti dan didalami dalam forum-forum reboan yang rutin adalah: penyusunan SUD Indi-
cators, penyiapan Buku 5 Tahun Perj alanan SUD-FI sebagai akumulasi knowledge dan experience dari forum, serta
penyelenggaraan SUD C onference sebagai bagian dari Peringatan Hari Taru 2012 sekaligus sebagai media pembela-
jaran dan sharing achievement dari kota-kota Indon es ia yang berprestasi.
• Terakhir, SUD-FI seca ra bertahap akan menjadi "komunitas" yang mandiri , berorientasi aksi (bukan sekedar forum
sharing) dan lebih mendo ro ng keterlibatan aktif para generasi muda sebagai pelaku utama pembangunan perkotaan
di masa ya ng akan datang.
128
SEKILAS SUD FORUM INDONESIA
sustainable
urban development PENULIS DAN KONTR IBUTOR
lr. Imam S. Ernawi, MCM, MSc., lr. Joessair Lubis, CES, menyelesai-
Direktur Jenderal Penataan Ruang, Ke- kan pendidikan Teknik Arsirektur di
menterian Pekerjaan Umum ini lulusan Universitas Diponegoro dan Building
Teknik Arsitektur ITB dan pascasarjana Construction and Management, ENTPE-
program Construction Management Lyon. Berkarir di Kementerian Pekerjaan
dan program Engineering Policy, di Umum dan pernah menjabat seba-
Washington University St. Louis, AS. gai Direktur Penataan Bangunan dan
Mengabdi di Kementerian PU sejak Lingkungan - Dirjen Cipta Karya, lalu
tahun 1980 dan sebelumnya memegang Direktur Perkotaan - Ditjen Penataan
berbagai jabatan: Staf Ahli Menteri PU Ruang. Kini menjabat sebagai Sekretaris
Bidang Keterpaduan Pembangunan, Direktorat Jenderal (Sesditjen) Penataan
Kepala Pusat Kajian Kebijakan, Direktur Ruang.
Bina Teknik, Ditjen. Perumahan dan Dr. lr. Ning Purnomohadi,MS.,
Permukiman, Kepala Biro Perencanaan adalah arsirek lanskap sejak rahun 1968
dan Informasi Publik, Direktur Bina dan menjadi dosen di USAKTI , IPB,
Program Ditjen. Cipta Karya, dan dan UI (1975-2005) , bekerja di kantor
Kepala Subdit Tara Bangunan Ditjen. KLH (1978-2005), Narasumber RTH,
Cipta Karya. Juga aktif di Ikaran Arsirek Ekologi Lanskap, Ekoturisme. Akrif di
Indonesia (IAI), Ikaran Ahli Perencana- IALI , BPPI, dan sampai sekarang men-
an (lAP) , Himpunan Ahli Manajemen jadi assessor di GCBI. Banyak menulis
Konsuuksi Indonesia (HAMKI), Society arrikel dan buku remang arsirekrur
of American Value Engineers (SAVE) , lanskap dan RTH. Salah satu anggota
dan Construction Management As- SUD-FI yang akrif sampai saar ini .
sociation of America (CMAA). Menjadi
Dr. lr. Haryo Sasongko, insinyur
inisiator Gerakan Kota Hijau dan peng-
Teknik Arsitektur UGM ini menyele-
gagas SUD-Fl.
saikan program M .Sc in Development
DR. lr. Ruchyat Deni Djakaperma- Management, The American University,
na,M.Eng, Menyelesaikan pendidikan Washington DC, USA; dan Mengikuti
berturut-turut di Teknik Planologi ITB, Program 53 Program di Pengembangan
S-2 dalam Teknik Transporrasi, dan S-3 Wilayah dan Pedesaan Institut Perra-
dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam nian Bogor dilanjurkan ke Universitas
dan Lingkungan IPB. Mengabdi di Ke- Satya Gama, Jakarta, bidang Manaje-
menterian Pekerjaan Umum sejak rahun men Pemerimahan. Serelah puma tugas
1981. Pernah menjabat sebagai Direktur sebagai Direktur Perkotaan, Ditjen Bina
Penataan Ruang Wilayah, Direktur Bangda, Kemendagri, menjadi ad visor
Penataan Ruang Nasional. Sekarang Setmenpera dan mengajar di Usakti un-
menjabat sebagai Staf Ahli Menteri tuk mara kuliah Manajemen Perkoraan.
Pekerjaan Umum IV Bidang Hubungan Widyaiswara Luar Biasa umuk bidang
Antarlembaga, Kementerian Pekerjaan Manajemen Pembangunan Daerah/
Umum. Perkoraan ini pernah menjadi anggota
Dewan Pakar BPPI.
129
Endra S. Atmawidjaja, Msc.,DEA,
menyelesaikan studi S-1 Teknik Ling-
lr. Suhadi Hadiwinoto. Merampung-
kungan ITB, M.Sc bidang Urban Infra-
kan pendidikan di Teknik Arsitektur
structure Management di IHE Delft, Be-
ITB dan job-training di Essen Stadt-
landa, Master of Research (DEA) bidang
planungsamt. Mengabdi di Dinas Tata
Urbanisme dari lnstitut d'Urbanisme de
Kota DKI, Bappeda DKI, KPDE-DKI,
Lyon- University of Lyon 2- Perancis,
World Bank/ MEIP National Program
serta mengambil program doktor di
Coordinator, sekarang menjadi Dewan
bidang Urbanisme di University of Lyon
Pakar BPPI. Pendiri dan anggota SUD-
2. Sejak 1997 mengabdi di Kementerian
Fl.
Pekerjaan Umum. Kini menjabat sebagai
Anita Syafitri Arif, ST. Setelah lulus Kepala Sub Direktorat Kebijakan dan
dari Teknik Arsitektur Universitas Strategi Perkotaan - Direkrorat Perkota-
Hasanudin, Makassar, pernah bekerja se- an- Ditjen Penataan Ruang. Aktif di
bagai arsitek pada divisi Urban Planning lAP, IATPI, dan ketua Ikatan Alumni
JICA Study Team untuk Bappeda Kota Teknik Penyehatan dan Lingkungan
Makassar. Kemudian aktif sebagai interi- ITB (2012-2016).
or designer di Jakarta, juga site supervisor
lr. Doni Janarto Widiantono,
dalam Tim Manajemen Konstruksi pada
M.Eng.Sc, Ph.D, menuntut ilmu di
pembangunan gedung. Menjadi tenaga
Teknik Sipil ITB dan The University of
ahli dalam proyek Perumahan Swadaya
New South Wales, Australia di bidang
Kemenpera RI. Dan hingga kini sebagai
teknik transportasi. Sejak 1991 meng-
relawan think-tank di Forum Pemukiman
abdi di Kementerian Pekerjaan Umum.
jakarta. Melakukan beberapa kegiatan
Kini menjabat sebagai Kepala Sub
jurnalistik, khususnya di bidang peru-
Direktorat Perencanaan Umum- Ditjen
mahan dan permukiman. Aktif sebagai
Penataan Ruang. Menulis beberapa
anggota SUD-Fl.
buku tentang jalan dan RTH. Terlibat di
berbagai proyek perencanaan transpor-
lr. Hari Ganie, MM, adalah profe- tasi. Aktif di PII, HPJI, MTI, dan SUD-
sionallulusan ITB di bidang permukim- Fl. Salah satu penggagas perumusan 10
an sejak tahun 1985 hingga sekarang. Prakarsa Bali.
Aktif mengembangkan permukiman
lr. Dodo Juliman, merampungkan
baru di wilayah sekitar Jakarta. Saat
pendidikan di Teknik Arsitektur ITB,
ini menjadi Ketua Kompartemen Tara
Ruang di DPP REI, Ketua Permukiman pernah menjabat Manajer Program UN-
HABITAT, dan sekarang menjadi chair-
dan Perumahan lAP. Salah satu deklara-
man COMBINE Resource Institution.
tor SUD-FI dan penasihat di Kemen-
terian Perumahan. Aktif di SUD-FI sejak pembentukannya.
130
SEKILAS SUD FORUM INDONESIA
lr. Harya Setyaka, adalah peneliti Dr. lr. Wicaksono Sarosa, lulusan
transportasi dari Urban and Regional Teknik Arsirekrur ITB, meraih gelar
Development Institute (URDI), lulusan master dan doktor di University of
Teknik Planologi ITB. Aktif di Masya- California ar Berkeley. Pernah menja-
rakat Transportasi Indonesia sebagai bar sebagai Direkrur EksekurifURDI
Deputi Media dan Publikasi . Juga men- (the Urban and Regional Developmenr
jadi anggota Dewan Transportasi Kota lnsrirure). Konsulran, peneliri, training
Jakarta. Bersama rekannya menerbitkan fosilitator dan penulis di bidang pemba-
buku tentang kota sareli r dan rranspor- ngunan perkoraan, lingkungan hidup
rasi. serta isu-isu governance. Dosen program
Penny Ariesanty,ST,IALI - Arsirek 52 di Universitas Trisakri unruk mara
Lansekap dari Universitas Trisakri kuliah urban ecology, urban management
Menjabar sebagai Wakil Sekreraris and planning methodslprocesses.Salah saru
Jenderal Pengurus NasionaliALI , rurur penandarangan Deklarasi Pembentukan
akrif dalam Tim Sekrerariar SUDFI, SUD-Fl pada rahun 2009.
penggiar KALBU (Komuniras Lansekap lr. Azwir Malaon, M.Sc, menamarkan
Budaya), sekreraris redaksi untuk maja- pendidikan sarj ana di Insrirur Pertanian
lah SWARA IALI, menjadi narasumber Bogor sebagai Land Evaluation Special-
untuk buku-buku Disain dan Tanaman ist, menekuni Economic-Environment
Lansekap, beberapa kali menjadi juri Modeling di ITC Enschede, Belanda.
Iomba raman di Provinsi DKI Jakarta Lebih dari 28 rahun bekerja di bidang
dan menjadi pembicara untuk kegiaran penaraan ruang Kemenrerian Pekerjaan
penaraan lingkungan. Umum dan 13 rahun mendampingi
Antonio lsmael Risianto. menempuh operasionalisasi Kawasan Pengembang-
pendidikan S- 1 dan Community Design an Ekonomi Terpadu (KAPET) . Akrif
S-2 di UC Berkeley dan housing studies sebaga i Sekreraris Tim Program Pena-
postgraduate di MIT di AS. Berpro- raan dan Peles rarian Kora Pusaka dan
fesi sebagai konsulran pembangunan kini m elakukan rise r renrang Heritage
penataan permukiman kumuh di Solo Economy.
dan Surabaya, advokasi bagi pemukim Alinda Medrial Zain, serelah me-
kolong rol Jakarta, Srren Kali Surabaya, nyelesaikan pendidikan S- 1 dan S-2 di
Permukiman Pasca Bencana di Aceh IPB , meraih gelar dokroral di University
dan Yogya. Pendiri LSM pemberdayaan ofTokyo di bidang Perencanaan dan
penaraan neighborhoods miskin di AS. E kologi Lanskap. Hingga kini menjadi
Bekerja di pembenahan squatters swa- dosen pengajar di IPB sejak rahun 1989 .
daya di Meksiko; akrif dalam Gerakan Menu lis di berbagai jurnal ilmiah dan
Eco City Sanur Together, dan Gerakan buku, menjadi narasumber P2KH di
Arsirek Komuniras. Mendapar peng- berbagai kora dan sebaga i pembicara
hargaan Aga Khan pad a 1994 un ruk berbagai seminar dan lokakarya. Terlibar
penaraan kawasan pusar kora Samarinda. akrif di berbagai organisasi seperti IALI ,
Anggora ACCA (Asian Coalition for RSGIS Forum , Persada, MAPIN, IHDP
Communify Action) dan akrif sebagai Indonesia, lAP, KRB 100 dan SUD-Fl.
anggora SUD-FI dan sekarang ber-
domisili di Sanur, Bali.
131
lr. Bintang Nugroho, adalah ahli Mohammad Jehansyah Siregar,
arsitektur lanskap dari Universitas Ph.D, menyelesaikan pendidikan strata
Trisakti, yang aktif sebagai arsitek/kon- 1 dan master di ITB dan meraih gelar
sultan perencanaan. Aktif di GBCI, Tim dokroral di University of Tokyo, Jepang
Pendamping P2KH, dan menjadi ang- di bidang kebijakan perumahan. Saat ini
gota IALI dan SUD-Fl. Pernah terlibar menjadi spesialis di bidang Perumahan
dalam persiapan fasilitas Sea Games dan Permukiman, Pembangunan Kota
20 11 di Jakabaring, Palembang. dan Kebijakan Publik, serta menjadi
Dani B Ishak, M.Sc, Lulus seba- Penasehat Menteri Perumahan Rakyat
gai Master of Landscape Architecture di (Desember 2011 s/d Agustus 2012).
University of Pennsylvania. Hingga kini Menulis di berbagai media dan publikasi
bekerja sebagai perancang dan pelaksana ilmiah dalam negeri dan luar negeri ten-
arsitek lanskap pada proyek berbasis tang perumahan dan permukiman. Aktif
pelestarian lingkungan hidup. Dosen menjadi fasilitator, instruktur dan nara
di Universitas Muhammadyah Jakarta sumber berbagai seminar dan media.
yang akrif sebagai pen gurus Yayasan Barano Siswa Sulistyawan, me-
Hutan Kota, anggota tim pengusul dan nyelesaikan studi S 1 Biologi dan Master
pendamping komunitas peduli Kota di bidang Penginderaan Jauh di UGM.
Tua Muntok dan Bangka Barat. Hingga Banyak melakukan penelitian dan
kini sebagai anggota tim perancang dan perencanaan ecology landscape, ecore-
pelestari taman plasma nutfah . Sejak gion planning dan perencanan ruang
tahun 2009 menjadi anggota tim pakar konservasi. Bekerja di WWF Indonesia
Badan Pelestarian Pusaka Indonesia sejak 1996. Banyak melakukan pene-
(BPPI). Termasuk anggota tim tenaga litian ekologi di Papua, Sumatera dan
ahli Program Penataan dan Pelestarian Kalimantan . Saat ini sebagai Nasional
Kota Pusaka (P3KP). Koordinator Conservation Spatial Plan
lr. Nirwono Joga, MLA, lulusan Ar- di WWF Indonesia.
sitektur Lansekap, Universitas Trisakti, Andi Oetomo. Menjadi Staf Pengajar
Jakarta dan Master of Landscape Archi- di Program Studi Perencanaan Wilayah
tecture dari Royal Melbourne Institute dan Kota ITB sejak 1988. Menamat-
ofTechnology (RMIT), Melbourne, kan studi di Jurusan Teknik Planologi,
Australia. Kini bergiat di Kelompok FTSP-ITB dan Program Master of Plan-
Studi Arsitektur Lansekap Indonesia ning di University of Adelaide, South
(KeSALI), penggiat Peta Hijau dan Australia. Penggiat Kelompok Keahlian
koordinator Peta Hijau Jakarta. Men- Pengelolaan Pembangunan dan Pengem-
jabat Wakil Ketua Pengurus Nasional bangan Kebijakan di ITB. Menjadi
Ikatan Arsitek Lansekap Indonesia, salah satu pendiri SUD-Fl. Aktif terlibat
anggota Dewan Pakar Badan Pelestarian mengawal penyusunan UU No. 26 Ta-
Pusaka Indonesia (BPPI), koordinator hun 2007 Tentang Penataan Ruang dan
tim pendamping Program Pembangun- berbagai turunannya seperti PP, Perpres
an Kota Hijau (P2KH), Ditjen Penataan dan NSPK. Beberapa tahun dipercaya
Ruang, Kementerian Pekerjaan Umum menjadi Juri Penilaian Kinerja Pemerin-
dan koordinaror Gerakan Indonesia tah Daerah Bidang PU Penataan Ruang
Menghijau. dan sekarang adalah salah satu anggota
Tim Advisory Pelaksanaan P2KH di
Ditjen Penataan Ruang Kementerian
PU.
132
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)