Disusun Oleh:
Qadryansyah Dr 15512212
Dosen Pembimbing:
Ir. Fajrianto
Fakultas Teknik Sipil dan Perancangan
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan
karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan tugas makalah ini. Tidak
lupa kami ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing dan teman-teman yang telah
memberikan dukungan dalam menyelesaikan tugas makalah . Tidak lupa kami ingin
mengucapkan terima kasih kepada Masyarakat Kampung purwokinanti, yang sudah
mengizinkan kami untuk melakukan observasi guna penyelesaian tugas makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh
sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga
dengan selesainya tugas makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman.
Amin.
Penyusun
Fakultas Teknik Sipil dan Perancangan
DAFTAR ISI
Kata Pengantar……………………………………………………………………………………
Daftar Isi………………………………………………………………………………………….
BAB I. PENDAHULUAN ………………………………………………………………………
C. Metode Penulisan……………………………………………………………………
A. Kajian Literatur………………………………………………………………………..
B. Landasan Teori………………………………………………………………………..
D. Laporan Penelitian……………………………………………………………………
A. Kesimpulan …………………………………………………………………………….
B. Refrensi ………………………………………………………………………………...
Fakultas Teknik Sipil dan Perancangan
BAB I
PENDAHULUAN
Pada dasarnya suatu permukiman kumuh terdiri dari beberapa aspek penting, yaitu
tanah/lahan, rumah/perumahan, komunitas, sarana dan prasarana dasar, yang terajut dalam
suatu sistem sosial, sistem ekonomi dan budaya baik dalam suatu ekosistem lingkungan
permukiman kumuh itu sendiri atau ekosistem kota. oleh karena itu permukiman kumuh
harus senantiasa dipandang secara utuh dan integral dalam dimensi yang lebih luas.
Beberapa dimensi permukiman kumuh yang menjadi penyebab tumbuhnya permukiman
adalah factor urbanisasi penduduk , migrasi penduduk , sarana prasaran , sistem ekonomi
dan sebagainya.
Permukiman kumuh merupakan salah satu masalah sosial di Indonesia yang tidak
mudah untuk diatasi. Beragam upaya dan program dilakukan untuk mengatasinya, namun
masih saja banyak kita jumpai permukiman masyarakat miskin di hampir setiap sudut kota
yang disertai dengan ketidaktertiban dalam hidup bermasyarakat di perkotaan. Misalnya
yaitu, pendirian rumah secara liar di lahan-lahan pinggir jalan sehingga mengganggu
ketertiban lalu lintas yang akhirnya menimbulkan kemacetan jalanan kota. Masyarakat
miskin di perkotaan itu unik dengan berbagai problematika sosialnya sehingga perlu
mengupas akar masalah dan merumuskan solusi terbaik bagi kesejahteraan mereka. Dapat
dijelaskan bahwa bukanlah kemauan mereka untuk menjadi sumber masalah bagi kota
namun karena faktor-faktor ketidakberdayaanlah yang membuat mereka terpaksa menjadi
ancaman bagi eksistensi kota yang mensejahterahkan.
Maka dari itu berdirinya sebuah pemukiman kumuh dalam sebagian kota
merupakan sebuah aspek permasalahan yang harus dihadapi oleh seorang arsitektur dalam
memberikan solusi yang dapat mengatasi permasalah tersebut. Tidak hanya itu seorang
arsitek harus juga memperhatikan beberapa factor yang harus dipertimbangkan dalam
membangun sebuah bangunan fungsional yang dapat memberikan dampak yang baik bagi
orang orang.
Dalam tinjauan diatas merupakan sebuah aspek tugas yang diberikan kelompok
kami dalam mensurvey permasalahan dilingkungan pemukiman kumuh di kota sebagai
Fakultas Teknik Sipil dan Perancangan
C. Metode Penulisan
1. Menentukan tema apa yang akan dibahas. Tema yang akan dibahas adalah “Pemukiman
Kumuh di Perkotaan Yogyakarta ”.
2. Dengan cara penelitian langsung ke objek penelitian, yaitu pemukiman “Jalan. Kampung.
Jogoyudan, Gowongan, Jetis, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55233,
Indonesia
3. Melakukan wawancara dengan narasumber.
4. Mencari dan mengembangkan materi yang didapat melalui browsing internet yang
berhubungan dengan materi yang akan kami sampaikan.
Fakultas Teknik Sipil dan Perancangan
BAB II
PEMBAHASAN LAPORAN HASIL SURVEY
A. Kajian Literatur
Kampung Kota
Kampung kota dapat dijelaskan sebagai sebuahperumahan atau pemukiman
yang seperti kampung di pedesaan, tapi beradadi perkotaan(Setiawan, 2010). Jika
dilihat secara fisik sebagian kampung kota biasanya identik denganketidakteraturan
hingga kondisi kumuh. Namun demikian kampung kota juga biasanya memiliki ciri
khas tertentu berdasar sejarahnya masing-masing.
-Faktor internal: Faktor budaya, agama, tempat bekerja, tempat lahir, lama
tinggal, investasi rumah, jenis bangunan rumah.
-Faktor eksternal: Kepemilikan tanah, kebijakan pemerintah
Perbaikan lingkungan yang hanya dinikmati oleh para pemilik rumah serta
Dampak langsung dari adanya permukiman kumuh dalam hal keruangan yaitu
adanya penurunan kualitas lingkungan fisik maupun sosial permukiman yang
berakibat semakin rendahnya mutu lingkungan sebagai tempat tinggal (Yunus,
2000 dalam Gamal Rindarjono, 2010). Seperti halnya lingkungan permukiman
kumuh yang ada di Semarang memperlihatkan kondisi kualitas lingkungan yang
semakin menurun, secara umum hal ini dapat diamati berdasarkan hal sebagai
berikut (Gamal Rindarjono, 2010) : (1) Fasilitas umum yang kondisinya dari tahun
ke tahun semakin berkurang atau bahkan sudah tidak memadai lagi; (2) Sanitasi
lingkungan yang semakin menurun, hal ini dicerminkan dengan tingginya wabah
penyakit serta tingginya frekwensi wabah penyakit yang terjadi, umumnya adalah
DB (demam berdarah), diare, dart penyakit kulit; (3) Sifat extended family
(keluarga besar)pada sebagian besar pemukim permukiman kumuh mengakibatkan
Fakultas Teknik Sipil dan Perancangan
dampak pada pemanfaatan ruang yang sangat semrawut di dalam rumah, untuk
menampung penambahan jumlah anggota keluarga maka dibuat penambahan-
penambahan ruang serta bangunan yang asal jadi, akibatnya kondisi rumah secara
fisik semakin terlihat acak-acakan.
sumber daya yang tersedia, juga turut membuka celah timbulnya perilaku
menyimpang dan tindak kejahatan dari para penghuni pemukiman kumuh tersebut.
Kecenderungan terjadinya perilaku menyimpang ini juga diperkuat oleh pola
kehidupan kota yang lebih mementingkan diri sendiri atau kelompokya yang acapkali
bertentangan dengan nilai-nilai moral dan norma-norma sosial dalam masyarakat.
yang sering terjadi di daerah permukiman kumuh adalah (Sri Soewasti Susanto, 1974
dalam Diah Novitasari, 2010):
Pasar tanah pada umumnya agak disfungsional dan peraturan yang ada menyulitkan
pemerintah daerah untuk mencari tanah terjangkau dan berada di lokasi yang strategis
Fakultas Teknik Sipil dan Perancangan
bagi penghuni permukiman kumuh yang padat. Pengendalian tanah seringkali terkait
dengan kekuatan politik dan korupsi, sehingga menyulitkan memperoleh informasi
tentang penguasaan dan kepemilikan tanah, penggunaan dan ketersediaan tanah.
berbentuk vertikal (rusun) agar tidak menghabiskan banyak lahan. Sisanya, harus
disediakan pula lahan untuk ruang terbuka hijau, sehingga masyarakat tetap
menikmati lingkungan yang sehat. Dalam hal ini masyarakat harus turut serta untuk
menanam dan memelihara lingkungan hijau tersebut.
Kemiskinan dan kualitas lingkungan yang rendah adalah hal yang mesti
dihilangkan tetapi tidak dengan menggusur masyarakat telah bermukim lama di
lokasi tersebut. Menggusur adalah hanya sekedar memindahkan kemiskinan dari
Fakultas Teknik Sipil dan Perancangan
lokasi lama ke lokasi baru dan kemiskinan tidak berkurang. Bagi orang yang tergusur
malahan penggusuran ini akan semakin menyulitkan kehidupan mereka karena
mereka mesti beradaptasi dengan lokasi permukimannya yang baru.
Dari artikel tentang Kemiskinan dan Pemukiman Kumuh yang diambil dari
blog Wordpress.com, di Amerika Serikat, pendekatan peremajaan kota sering
digunakan pada tahun 1950 dan 1960-an. Pada saat itu permukiman-permukiman
masyarakat miskin di pusat kota digusur dan diganti dengan kegiatan perkotaan
lainnya yang dianggap lebih baik. Peremajaan kota ini menciptakan kondisi fisik
perkotaan yang lebih baik tetapi sarat dengan masalah sosial. Kemiskinan hanya
berpindah saja dan masyarakat miskin yang tergusur semakin sulit untuk keluar dari
kemiskinan karena akses mereka terhadap pekerjaan semakin sulit.
Peremajaan kota yang dilakukan pada saat itu sering disesali oleh para ahli
perkotaan saat ini karena menyebabkan timbulnya masalah sosial seperti kemiskinan
perkotaan yang semakin akut, gelandangan dan kriminalitas. Menyadari kesalahan
yang dilakukan masa lalu, pada awal tahun 1990-an kota-kota di Amerika Serikat
lebih banyak melibatkan masyarakat miskin dalam pembangunan perkotaannya dan
tidak lagi menggusur mereka untuk menghilangkan kemiskinan di perkotaan.
2. Aktivitas Hijau oleh Masyarakat Miskin
Aktivitas hijau yang dilakukan oleh masyarakat saat ini amatlah jarang
dilakukan, mengingat kurangnya kepedulian masyarakat itu sendiri maupun dari
pihak pemerintah selaku pendorong kegiatan tersebut. Mestinya ini perlu adanya
kerjasama dari kedua belah pihak.
Seperti yang dilakukan oleh warga Kampung Baru Babakan, yang berusaha
mengelola sampah yang biasanya dibuang begitu saja, menjadi salah satu sumber
penghidupan mereka. Sampah-sampah ini dimanfaatkan dengan cara memisahkan
sampah organic dan non organic. Walaupun saat ini mereka baru bisa memanfaatkan
sampah non organic seperti, plastik, maupun sisa-sisa karet dan kertas saja, namun
mereka sudah memberikan manfaat baik dalam kehidupan masyarakat kota pada
umumnya, maupun masyarakat Kampung Baru Babakan sendiri.
Aktivitas hijau lainnya adalah memanfaatkan lahan yang mereka tempati sebagai
budi daya ikan lele. Dengan begitu lahan menjadi bermanfaat.
Fakultas Teknik Sipil dan Perancangan
D. Laporan
Penelitian 1.
Lokasi
jalan setelah jembatan kewek, di kawasan ini terdapat pemukiman padat penduduk
yang di tempati penduduk pada bantaran sungai code.
2. Karakteristik Jogoyudan
Tempat ini dapat dibilang sebagai tempat pemukiman kumuh karena banyak bangunan
yang padat dan ultilitas yang kurang mendukung sehingga banyak menimbulkan kendala
seperti layaknya tempat yang kurang bersih /kotor. Kampung ini memeliki penempatan
infrastruktur yang cukup baik namun memiliki cukup kendala pada bagian akses mobilitas
nya . kampung ini hanya dapat dilewati oleh 1 mobil saja dengan tujuan satu arah
sedangkan akses untuk kendaraan mampu 2 arah namun selebihnya menyesuaikan .
kelebihan dari kampung ini adalah memiki ketinggian tanah yang bervariasi dan parit
yang efektif untuk mengatasi hujan namun juga memiliki kekurangan dalam hal
pengalokasian rumah penduduk yang masih berantakan dan memiliki ultilitas yang tidak
efektif seperti halnya bak sampah pemukiman yang terletak pada bagian pesisir akses jalan
kampung Jogoyudan. Serta penempatan ultlitas public seperti Posyandu fasilitas
pendidikan , masjid dll yang terletak pada akses pinggiran jalan kampung , yang halnya
dapat menimbulkan kendala bagi transportasi kampung tersebut.
Karakter fisik kampung Jogoyudan ini rata rata tidak memilki sepadan jalan sehingga
banyak bangunan yang terbangun di kawasan tersebut yang menyalahi aturan
pembangunan wilayah Yogyakarta serta Memiliki vegetasi yang tidak cukup untuk
digunakan sebagai paru paru kampung ini.
Fakultas Teknik Sipil dan Perancangan
4. Sirkulasi
Sirkulasi kendaraan pada kampung Jogoyudan ini termasuk sempit karena ada
beberapa jalan yang hanya dapat dilewati oleh satu motor dan jalan utama hanya ada
3 yang lebarnya hanya 3 meter. Untuk sirkulasi pembuangan air kebanyakan menuju
Sungai Code.
5. Ruang Terbuka
Ruang terbuka di Jogoyudan berada di bagian selatan di dekat Rumah susun dan
masjid, dan ruang terbuka hijau pada Jogoyudan hanya berada di samping jalan utama
kampung Jogoyudan, dan pekarangan beberapa penduduk. Vegetasi pada kampung
ini kebanyakan Pohon Mangga, Pisang, Jati.
Bangunan daerah kampung jogyudan memiliki banyak aspek dari segi fasilitas baik dari
penataan tempat maupun infrastrukturnya.
Dari segi kondisi fisiknya
Tata tempat maupun masa bangunan kampung jogoyudan sangat strategis karena berada
dipesisir pinggiran kali code. Disana perletakan fasilitas maupun tata masa bangunan masih
kurang efisien karena dalam berbagai alur aktivitas manusia yang kurang fleksibel, Serta
jalur akses lalu lintas yang kurang memungkinkan untuk diakses manusia dalam
menggunakan alat transpotasi.
Open space daerah kampung jogyudan yang dianggap potensi sebagai bagian dari
pengembangan infrastruktur dan fasilitas bagi penunjang kebutuhan masyarakat kampung
jogoyudan.
Fakultas Teknik Sipil dan Perancangan
Kehidupan disana juga sangat kondusif dan tertata bagaimana pola aktivatas manusia yang
sudah terutur dalam pembentukan ormas ormasnya , dalam membentuk struktur organisasi,
seperti posko organisasi kesehatan , dan lain lain
Fakultas Teknik Sipil dan Perancangan
Saluran Drainase pada daerah ini dipengaruhi oleh factor tapak yang dimana di
bagian kawasan ini memiliki ketinggian tanah yang berlikuk belikuk sehingga
mempengaruhi air untuk turun dari tempat tinggi ke tempat yang rendah . daerah resapan air
didaerah ini tergolong sedikit namun air sering sering jatuh ke aliran sungai code.
Saluran air bersih sendiri berasal dari pdam sedangkan saluran air kotor dialihkan kedalam
sungai code sehingga pembuangan kurang baik karena dapat merusak lingkungan / pencemaran
disungai.
Fakultas Teknik Sipil dan Perancangan
Hasil Analisis
Analisis dengan metode analisis SWOT (Strength, Weakness, Oportunity, dan Thickness)
pada kampung Jogoyudan :
1. STRENTH ( Kekuatan )
Wajah dan tampilan Kampung Jogoyudan yang terjaga kebersihannya.
2. WEAKNESS ( Kelemahan )
Masalah regulasi bangunan yang tidak teratur,yang menimbulkan aksesibilitas
jalan kurang baik.
Masalah tata kelola limbah yang buruk, kebanyakan masyarakat membuang
sampah dan saluran air kotor ke sungai code.
Masalah drainase, penggunaan beton (betonisasi) sebagai perkerasan jalan menjadi
pemicu air tidak dapat meresap ke tanah dan ketinggian tanah yang berlikuk belikuk
sehingga mempengaruhi air untuk turun dari tempat tinggi ke tempat yang rendah
. daerah resapan air didaerah ini tergolong sedikit namun air sering sering jatuh ke
aliran sungai code.
3. OPPORTUNITY ( Peluang )
Open space daerah kampung jogoyudan yang dianggap potensi sebagai bagian dari
pengembangan infrastruktur dan fasilitas bagi penunjang kebutuhan masyarakat
kampung jogoyudan.
Karena dekat dengan kota diharapkan mampu menciptakan ekonomi kreatif bagi
penduduk kampung Jogoyudan
Penggunaan sistem pavingisasi pada perkerasan jalan.
Penyediaan bank sampah
4. THICKNESS ( Ancaman )
Penggusuran paksa
Bencana banjir di kawasan bantaran sungai Code
Timbul penyakit yang menyerang penduduk
Fakultas Teknik Sipil dan Perancangan
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN