Anda di halaman 1dari 25

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN


INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

critical review
perencanaan wilayah

perkembangan wilayah peri urban


kajian pada perspektif
demografi dan kondisi sosial ekonomi masyarakat
studi kasus : kecamatan depok, kabupaten sleman
Dosen
Dr. Ir. Eko Budi Santoso, Lic.rer.reg.
Ema Umilia, ST,MT.

Oleh
Auliyaa Syara Diinillah - 3613100012
KATA PENGANTAR

Puji syukur pertama-tama dan sudah sepatutnya kami ucapkan atas kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa karena berkat limpahan rahmat dan ridho-Nya lah. Tugas critical review yang
mengambil jurnal berjudul Critical Review Jurnal : Perkembangan Wilayah Peri Urban : Kajian
Pada Prespekyif Demografi Dan Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat. Ini dapat kami selesaikan
tepat pada waktunya. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima
kasih kepada dosen pengajar mata kuliah Perencanaan Wilayah ,yaitu :
1. Dr. Ir. Eko Budi Santoso, Lic.rer.reg.
2. Ema Umilia, ST,MT.
Tak lupa juga kami sampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan kontribusi dalam terselesaikannya makalah ini yang tidak dapat kami sebutkan
satu persatu. Penyusun berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca pada
umumnya. Demikian beberapa kata yang penyusun tulis untuk mengantar para pembaca
menjelajahi makalah ini. Kami sebagai penyusun hanyalah manusia biasa yang tentu tak luput
dari kesalahan. Kritik dan saran sangat kami butuhkan demi tercipta yang lebih baik. Jika
terdapat banyak kesalahan dalam makalah ini, kami sebagai penyusun memohon maaf yang
sebesar-besarnya.

Surabaya, 20 Maret 2016


Penyusun

Auliyaa Syara Diinillah


NRP. 3613100012

CRITICAL REVIEW PERKEMBANGAN WILAYAH PERI URBAN : KAJIAN PADA PERSPEKTIF i


DEMOGRAFI DAN KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................................... 1
1.2 Tujuan........................................................................................................................... 2
1.3 Dasar Teori .................................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN KRITIS................................................................................................................. 4
2.1 Pembahasan.................................................................................................................. 4
2.2 Hasil Pembahasan.......................................................................................................... 5
BAB III PENUTUP......................................................................................................................... 10
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................. 10
3.2 Lesson Learned............................................................................................................ 10
LAMPIRAN.................................................................................................................................. 11

CRITICAL REVIEW PERKEMBANGAN WILAYAH PERI URBAN : KAJIAN PADA PERSPEKTIF ii


DEMOGRAFI DAN KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Besarnya perpindahan penduduk dari desa ke kota di Indonesia merupakan fenomena
lama dan sudah terjadi sejak tahun 1990 (Fatturochman, 2004). Hingga saat ini, sebesar 60%
penduduk Indonesia bertempat tinggal di kota-kota besar di Pulau Jawa. Karena mindset
mereka yaitu tinggal di kota-kota besar akan memiliki kehidupan yang lebih baik
dibandingkan dengan tinggal di kota asal mereka yang relatif lebih kecil. Namun, tanpa
disadari kota-kota besar tersebut nantinya tidak akan mampu lagi untuk menampung angka
migran yang terus bertambah, sehingga tidak dapat dihindari pula terjadi perluasan aktivitas
perkotaan ke luar wilayah administrasi kota tersebut.
Hal tersebut disebabkan oleh faktor utama ketersediaan lahan di suatu kota. Lahan
bersifat tetap dan tidak dapat bertambah. Oleh sebab itu, penduduk akan mencari lahan yang
baru ke wilayah lain yang berdekatan dengan kota untuk dijadikan tempat tinggalnya.
Sebagian besar mereka akan memilih wilayah yang ada di pinggir kota, namun diluar batasan
administrasi kota. Wilayah tersebut disebut dengan wilayah peri urban. Sehingga fenomena
urbanisasi bergeser pada fenomena peri urbanisasi (urbanisasi di wilayah peri urban).
Lokasi yang diambil pada penelitian ini adalah Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman.
Dimana lokasinya bersinggungan langsung dengan kota Yogyakarta, sehingga membuat
batas wilayah antar keduanya tidak terlalu jelas karena adanya percampuran aktivitas
perkotaan.

Gambar 1 Wilayah Penelitian Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman


Sumber : Jurnal Perkembangan Wilayah Peri Urban Kajian pada Perspektif Demografi dan Kondisi
Sosial Ekonomi Masyarakat, Vol. 2 Nomor 3 Tahun 2013

CRITICAL REVIEW PERKEMBANGAN WILAYAH PERI URBAN : KAJIAN PADA PERSPEKTIF 1


DEMOGRAFI DAN KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT
Pertambahan penduduk pendatang yang cukup tinggi di Kecamatan Depok, secara tidak
langsung membentuk suatu perubahan-perubahan pada kondisi demografi dan kondisi sosial
ekonomi masyarakat. Perubahan demografi atau biasa disebut dinamika penduduk
merupakan perubahan-perubahan pada karakteristik penduduk yang meliputi perubahan
jumlah penduduk dan komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin (United Nations,
2012). Kehidupan sosial dapat diartikan sebagai kesejahteraan masyarakat yang dapat diukur
dengan tingkat pendidikan dan kesehatan.

1.2 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji perkembangan wilayah peri urban Kecam atan
Depok pada perspektif demografi dan kondisi sosial ekonomi masyarakat.

1.3 Dasar Teori


Proses periurbanisasi terdiri dari 4 proses yaitu suburbanisasi, counter urbanisasi,
population retention, dan Centripetal migration (Ford, 1999).
A. Suburbanisasi
Proses suburbanisasi ditandai dari adanya area terbangun yang mulai meluas di
wilayah peri urban. Proses terbentuknya proses urbanisasi ditandai dengan 3 indikator,
yaitu:
1. jarak tempuh oleh migran dari area metropolitan yang paling berdekatan.
2. Munculnya beban yang harus ditanggung oleh migran terhadap area metropolitan
untuk memenuhi kebutuhan sosial dan ekonominya dengan melakukan commuting
dan social linkage sebagai bentuk partisipasi pada area metropolitan tersebut.
3. Sifat atau karakteristik migran suburbanisasi dalam memilih wilayah peri urban sebagai
tempat tinggal.
B. Counter Urbanisasi
Proses counterurbanisasi disebabkan oleh pelebaran dari kelebihan populasi yang
diturunkan dari daerah dengan hirarki yang lebih tinggi. Indikator yang menjelaskan proses
ini ada 3, yaitu :
1. Terjadinya perluasan terhadap daerah yang lebih jauh dari daerah yang berdekatan
dengan daerah metropolitan.
2. Motivasi migran untuk berpindah daerah karena mau merubah life-style mereka
dari perkotaan menuju pedesaan.
3. Karena mencari persamaan dengan area metropolitan, namun tidak pada batas
administrasi area metropolitan tersebut.

CRITICAL REVIEW PERKEMBANGAN WILAYAH PERI URBAN : KAJIAN PADA PERSPEKTIF 2


DEMOGRAFI DAN KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT
C. Population Retention
Indikator pertama dan kedua pada proses urbanisasi ini adalah periode lama tinggal
dan migrasi keluar. Indikator ketiga adalah berdasarkan perubahan pekerjaan di wilayah
peri urban dari pertanian mulai beralih menjadi non pertanian.
D. Sentripetal Migration
Proses ini ditandai dengan penurunan populasi desa disebabkan angka migrasi yang
keluar. Tidak seluruhnya migrasi dari desa ke kota, namun bisa juga menuju wilayah yang
memiliki sifat kekotaan. Beberapa dari migran tertarik memilih temoat tinggal di wilayah
peri urban karena memiliki aksesbilitas yang mudah ke wilayah perkotaan.

CRITICAL REVIEW PERKEMBANGAN WILAYAH PERI URBAN : KAJIAN PADA PERSPEKTIF 3


DEMOGRAFI DAN KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT
BAB II
TINJAUAN KRITIS

2.1 Pembahasan
Menurut kajian yang dilakukan dalam penelitian terhadap perkembangan wilayah peri-
urban pada Kecamatan Depok melalui prespektif demografi dan kondisi sosial ekonomi
masyarakat sekitar. Dalam kajiannya penelitian ini dilakukan melalui metode deskriptif
berdasarkan pencarian fakta intepretasi yang tepat. Dengan menggolongkan dalam metode
deskriptif yang berkesinambungan. Mengkaji pengetahuan dari masalah serta fenomena dan
kekuatan sosial yang diperoleh dalam interval perkembangan waktu periode yang lama.
Ditinjau juga berdasarkan metode kuantitatif dengan menghubungkan sebab-akibat antar
fenomena atau gejala yang dipahami oleh peneliti.
Dimana penelitian ini dilakukan melalui analisis yang dilakukan berdasarkan kompilasi
antara teknik analisa deskriptif komparatif analisis kuantitatif. Terdapat 5 analisis terbagi atas
2 bagian :
1) Kajian kondisi eksisting wilayah peri urban Kecamatan Depok dalam hubungan
demografi dan kondisi sosial ekonomi yang disorot dalam konteks wilayah peri
urban menggunakan analisis tabulasi silang ( crosstabs analysis) menggunakan
software SPSS. Nilai uji variabel yang digunakan adalah uji chi squre test untuk
mengetahui hubungan antara baris dan kolom dan uji contingency coeffiicient
untuk mengetahui koefisien kontingensi korelasi antar dua variabel.
2) Kajian perkembangan wilayah dari tahun ke tahun pada prespektif masyarakat
dan kondisi sosial ekonomi masyarakat. Melalui analisis yang digunakan adalah
analisis transisi demografi, analisis struktur penduduk, dan analisis perubahan
kondisi sosial ekonomi masyarakat. Analisis tersebut digunakan untuk
mendapatkan titik temu antara analisis perubahan perubahan pada
karakteristik penduduk (jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin,
pendatang, dan umur di Kecamatan Depok dengan kondisi sosial ekonomi
masyarakat setempat yang sama sama berlangsung dalam 30 tahun (1980
2010).

CRITICAL REVIEW PERKEMBANGAN WILAYAH PERI URBAN : KAJIAN PADA PERSPEKTIF 4


DEMOGRAFI DAN KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT
2.2 Hasil Pembahasan
Berdasarkan tujuan penelitian dalam menganalisis perkembangan peri -urban di
Kecamatan Depok maka menghasilkan hasil analisis sebagai berikut :
1) Hasil penilaian analisis kondisi Eksisting Wilayah Peri Urban pada Perspektif
Hubungan Demografi dan Kondisi Sosial Ekonomi :
a) Hubungan antara status penduduk dan gangguan kesehatan
` Pada konteks wilayah peri urban tingkat kesehatan menjadi lebih
kompleks sebagai akibat dari aktivitas perkotaan yang terus menerus
berkembang di Kecamatan Depok. Perubahan aktivitas perkotaan tersebut
membawa hal hal negatif yang dapat mempengaruhi kesehatan penduduk,
sehingga tidak semua penduduk mampu bertahan pada perubahan tersebut.
Untuk wilayah peri urban Kecamatan Depok, penduduk yang cenderung mampu
mempertahankan kesehatannya adalah penduduk asli dan penduduk pendatang
permanen, sedangkan penduduk pendatang vertikal tidak cukup mampu
mempertahankan kesehatannya terhadap kondisi wilayah Peri Urban Kecamatan
Depok.
b) Hubungan antara jenis kelamin dengan jenis mata pencaharian
Dalam konteks wilayah peri urban proporsi gender kurang mendapatkan
sorotan di wilayah peri urban saat ini. Hal tersebut dikarenakan keterkaitan
gender dengan jenis pekerjaan bersifat umum dan berlaku pada semua jenis
wilayah. Oleh karena itu jenis kelamin laki laki bukan hal baru lagi jika lebih
banyak yang memiliki pekerjaan dibandingkan dengan jenis kelamin perempuan.

c) Hubungan antara status penduduk dengan jenis mata pencaharian


Hubungan antar kedua variabel ini menunjukkan adanya perbedaan
kegiatan pada penduduk asli dan penduduk pendatang. Sebagian besar dari
penduduk asli tidak memilih untuk membuka usaha di Kecamatan Depok dengan
skala yang besar. Kondisi tersebut ternyata menguntungkan penduduk
pendatang vertikal yang merupakan pelajar dan mahasiswa dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya sehari hari dengan biaya yang relatif lebih murah.
Disebabkan mereka cenderung membua kegiatan ekonomi dengan skala yang
lebih besar dibandingkan dengan penduduk asli seperti restoran, hotel,
perkantoran, dan lain sebagainya. Kegiatan komersial tersebut menguntungkan
banyak pihak baik penduduk asli maupun penduduk pendatang di Kecamatan
Depok karena dapat menambah lapangan pekerjaan sehingga perekonomian
secara individual semakin meningkat.

CRITICAL REVIEW PERKEMBANGAN WILAYAH PERI URBAN : KAJIAN PADA PERSPEKTIF 5


DEMOGRAFI DAN KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT
d) Hubungan antara status penduduk dengan besar pendapatan
Dalam konteks wilayah peri urban, hubungan antar keduanya dapat
membentuk suatu perbedaan strata sosial. Strata sosial yang dimaksud dalam
konteks ini adalah ditinjau dari perbedaan tingkat pendapatan antara penduduk
asli dengan penduduk pendatang. Strata sosial yang terbentuk adalah lebih
tinggi strata penduduk pendatang dibandingkan dengan penduduk asli jika
dilihat dari besarnya pendapatannya. Hal tersebut dikarenakan penduduk
pendatang memiliki jenis pekerjaan yang lebih bersifat kekotaan dibandingkan
dengan penduduk asli, sehingga memungkinkan adanya pendapatan yang lebih
besar.

2) Hasil Analisis perkembangan Wilayah Peri Urban Kecamatan Depok Tahun 1980
2010.
Periode I (1980 1990)

Dimulai dari tahun 1980, perluasan wilayah perkotaan dari Kota Jogjakarta
belum terlihat secara signifikan, sehingga faktor penarik dari Kecamatan Depok
belum muncul dan belum berdampak bagi pertumbuhan wilayah Kecamatan
Depok.

Aktivitas migrasi belum mulai mempengaruhi kondisi wilayah peri


urban Kecamatan Depok.
Angka kelahiran dan kematian masih tinggi.

KOMPOSISI PENDUDUK PERIODEI

Gambar 2 Komposisi Penduduk Periode I


Sumber : Jurnal Perkembangan Wilayah Peri Urban Kajian pada Perspektif Demografi dan Kondisi
Sosial Ekonomi Masyarakat, Vol. 2 Nomor 3 Tahun 2013

CRITICAL REVIEW PERKEMBANGAN WILAYAH PERI URBAN : KAJIAN PADA PERSPEKTIF 6


DEMOGRAFI DAN KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT
Periode II (1990 2000)

Selanjutnya pada periode kedua, mulai dari awal tahun 1990 Kecamatan
Depok mulai memasuki proses suburbanisasi. Proses tersebut diawali dengan
adanya perluasan aktivitas perkotaan dari Kota Jogjakarta yang disebabkan oleh
penyempitan lahan non terbangun di Kota Jogjakarta, sehingga para penduduk
asli maupun penduduk pendatang mulai bergeser ke wilayah yang berdekatan
dengan Kota Jogjakarta untuk mendapatkan lahan baru untuk pembangunan.

Aktivitas migrasi sudah m ulai mempengaruhi kondisi wilayah peri


urban Kecamatan Depok
Usia kuliah terus menurun hingga Tahun 2000
Tahun 2000 yang mendominasi adalah usia kerja ( 54%)
KOMPOSISI PENDUDUK PERIODEII

Gambar 3 Komposisi Penduduk Periode II


Sumber : Jurnal Perkembangan Wilayah Peri Urban Kajian pada Perspektif Demografi dan Kondisi
Sosial Ekonomi Masyarakat, Vol. 2 Nomor 3 Tahun 2013
Periode III (2000 2010)

Periode ketiga ini merupakan periode yang paling ideal untuk menjelaskan
proses suburbanisasi di Kecamatan Depok. Angka migrasi masuk meningkat
tajam diiringi dengan angka migrasi keluar yang mulai menurun lambat. Artinya,
migran mulai merasakan kenyamanan mereka untuk tinggal di Kecamatan
Depok serta mendapatkan beban yang mengh aruskan mereka dekat dengan
Kota Jogjakarta. Hal tersebut ditunjukkan pada angka migrasi keluar yang
cenderung menurun.

Aktivitas migrasi sudah mulai mempengaruhi kondisi wilayah peri


urban Kecamatan Depok.

CRITICAL REVIEW PERKEMBANGAN WILAYAH PERI URBAN : KAJIAN PADA PERSPEKTIF 7


DEMOGRAFI DAN KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT
Hingga pada akhirnya ditahun 2010 usia kerja mendominasi hingga
sebesar 63%.
Sedangkan Usia kuliah hanya sebesar 13,6%.

KOMPOSISI PENDUDUK PERIODEIII

Gambar 4 Komposisi Penduduk Periode III


Sumber : Jurnal Perkembangan Wilayah Peri Urban Kajian pada Perspektif Demografi dan Kondisi
Sosial Ekonomi Masyarakat, Vol. 2 Nomor 3 Tahun 2013

Sehingga dapat terlihat perkembangan peri-urban yang terjadi atas dasar analisis
kondisi Eksisting Wilayah Peri Urban pada Perspektif Hubungan Demografi dan Kondisi Sosial
Ekonomi serta perkembangan Wilayah Peri Urban Kecamatan Depok Tahun 1980 2010.

Point kritisi untuk penelitian ini meliputi :


1) Periode pertama Kecamatan Depok masih bersifat kedesaan kemudian periode
kedua dan periode ketiga Kecamatan Depok mulai berubah bersifat kekotaan
dan kondisi wilayahnya mulai berubah karena pengaruh dari penduduk yang

CRITICAL REVIEW PERKEMBANGAN WILAYAH PERI URBAN : KAJIAN PADA PERSPEKTIF 8


DEMOGRAFI DAN KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT
bermigrasi. Didalam ketiga periode perkembangannya, diiringi dengan proses
proses peri urbanisasi yang terjadi di Kecamatan Depok.
2) Periode kedua, proses periurbanisasi yang terjadi adalah suburbanisasi artinya
mulai ada pemekaran wilayah perkotaan dari Kota Jogjakarta ditunjukkan
dengan ruang terbangun didaerah pinggiran Kecamatan Depok, selanjutnya di
periode ketiga terjadi proses centripetal migration, artinya migran yang masuk
ke Kecamatan Depok tidak hanya dari wilayah sekitar Jogjakarta, akan tetapi dari
wilayah wilayah lainnya yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
3) Periode ketiga juga terjadi proses population retention juga terjadi di periode
ketiga, dimana migran yang ada di Kecamatan Depok mulai memperpanjang
lama tinggal mereka. Pada proses perkembangannya, penduduk pendatang
yang bertambah dari periode ke periode membawa pengaruh besar terhadap
kondisi sosial ekonomi Kecamatan Depok. Pengaruh tersebut terjadi pada
tingkat penghasilan, jenis pekerjaan, dan kesehatan yang mengalami perbedaan
antara penduduk asli dengan penduduk pendatang.

4)

CRITICAL REVIEW PERKEMBANGAN WILAYAH PERI URBAN : KAJIAN PADA PERSPEKTIF 9


DEMOGRAFI DAN KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan oleh penulis didalam jurnal dapat disimpulkan
hal-hal sebagai berikut :
1. Pergeseran urbanisasi ke wilayah peri urban Kecamatan Depok disebut dengan peri -urbanisasi,
dimana terdapat 3 (tiga) periode perkembangan yang dialami yaitu periode pertama (1980-
1990), periode kedua (1990-2000), dan periode ketiga (tahun 2000).
2. Didalam ketiga periode perkembangannya, diiringi dengan proses-proses peri-urbanisasi yang
terjadi di Kecamatan Depok. Mulai dari periode kedua, proses periurbanisasi yang terjadi adalah
suburbanisasi. Selanjutnya pada periode ketiga terjadi proses centripetal migration dan
population retention.
3. Pada proses perkembangannya, penduduk pendatang yang bertambah dari periode ke periode
membawa pengaruh besar terhadap kondisi sosial ekonomi Kecamatan Depok. Pengaruh
tersebut terjadi pada tingkat penghasilan, jenis pekerjaan, dan kesehatan yang mengalami
perbedaan antara penduduk asli dengan penduduk pendatang.

3.2 Lesson Learned


Dalam critical review ini, dalam melakukan analisis terkait pengembangan wilayah peri
urban digunakan beberapa analisis yaitu analisis tabulasi silang, analisis transisi demografi,
analisis struktur penduduk, dan analisis perubahan kondisi sosial ekonomi masyarakat. Analisis
tabulasi silang ( crosstabs analysis) digunakan untuk mengetahui hubungan antara demografi
dengan kondisi sosial ekonomi yang disorot dalam konteks wilayah peri urban. Dimana dalam
melakukan analisis ini digunakan software SPSS. Sedangkan analisis transisi demografi,
analisis struktur penduduk, dan analisis perubahan kondisi sosial ekonomi masyarakat
digunakan untuk mendapatkan titik temu antara analisis perubahan perubahan pada
karakteristik penduduk (jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin, pendatang, dan umur di
Kecamatan Depok.

CRITICAL REVIEW PERKEMBANGAN WILAYAH PERI URBAN : KAJIAN PADA PERSPEKTIF 10


DEMOGRAFI DAN KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT
LAMPIRAN

CRITICAL REVIEW PERKEMBANGAN WILAYAH PERI URBAN : KAJIAN PADA PERSPEKTIF 11


DEMOGRAFI DAN KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT

Jurnal Teeknik PWK Volum
me 2 Nomor 3 20
013
Online :http:///ejournal-s1.unddip.ac.id/index.php/pwk
__________________________________________________________________________________________________________________________


PERKEM
MBANGANW
WILAYAHPER RIURBAN:KAAJIANPADA
APERSPEKSTTIFDEMOGRA
AFI
DA
ANKONDISI SOSIALEKO ONOMIMASY YARAKAT
(Stud
diKasus:KeccamatanDeppok,KabupatenSleman))

AninndaSarahKiinantidanWWiwandariH Handayani

1
MMahasiswaJJurusanPereencanaanWiilayahdanK Kota,FakultassTeknik,UniiversitasDiponegoro
2
DosenJurrusanPerenccanaanWilayyahdanKota a,FakultasT
Teknik,Univer
ersitasDiponeegoro
email:ani ndasarahkinnanti@yahoo o.com


Abstrrak:Keterbata asanlahandi KotaJogjakaartatidakmen ndukungjumllahpendudukkpendatangyyangsemakin n
menin ngkat,padaha almerekamem mbutuhkanruuanguntukteempattinggaldanberaktiviitaslainnya.O Olehsebabitu u
terjad
dipergeseran urbanisasike ewilayahperiiurbanKecam matanDepok. Jikaperkembbanganwilaya ahperiurban n
Kecam matan Depok dibiarkandan tidak kunjuung dilihat seb bagai kota di masa depan,,akibatnya pembangunan
p n
yang terjadi di wilayah
w ini tid
dak dapat m ensejahteraka an penduduk k setempat, ssehingga timb bul masalah
masallah pada kep pendudukan. Oleh karenaa itu perlu diipahami perk kembangan w wilayah peri urban dalam m
berbaagai perspektiif yang luas. Tujuan dari ppenelitian ini adalah meng gkaji perkembbangan wilaya ah peri urban
n
Kecam matanDepok padaperspekktifdemografifidankondisi sosialekonom mimasyarakaat.Metodeyan ngdigunakan n
adalaah metode dessriptif kuantittatif dengan aalat analisis berupa
b crossttab, analisis ttransisi demografi, analisiss
strukttur pendudukk, dan analissis transisi soosial ekonom mi. Adapun hasil penelitiaan yang dipe eroleh adalah h
Kecam matanDepok masihmemiliikikarakteristtikpendudukyangbersifat kedesaanpaadatahun198 801990,akan n
tetapiipadatahun 19902010,urbanisasidi KotaJogjakartatelahmerrubahpembanngunandiare eaKecamatan n
Depokk dan karaktteristik pendu uduknya mulaai berubah menjadi
m karakteristik perkootaan. Peruba ahannya juga a
diikutti dengan pro
oses perubaha an periurbaniisasi di Wilayyah peri urban Kecamatann Depok. Pada a tahun 19800
hinggga tahun2010 0, proses peri urbanyang terjadi adalah h suburbanissasi, kemudia tahun 2000 hingga tahun n
2010, proses yang g terjadi adala ah centripetaal migration dan
d populatio on retention. Disamping itu, perubahan n
yang terjadi di Keccamatan Depok sebagai akkibat dari berrtambahnya penduduk
p penndatang juga a memberikan n
beraggambentukhu ubungandem mografidankoondisisosialekkonomimasya arakatdiKecaamatanDepok.Olehsebab b
itudip
perlukanarah hankebijakanuntukwilayahhperiurbanyyangbersifatsspasial.

KataK
Kunci:perkem
mbanganperiiurban,demoografi,sosialekonomi

Abstrract:Thelimitedlandavaila abilityintheccityofJogjaka
artacannotsu upportthepoppulationgrow wthwithinthee
urbannareaanylon nger,besideoofthatthecittystillneeds landfortheirractivity.Thuus,thereisgrradualshiftin n
urbannization towa ards the subdistrict of Deepok as Jogja
akartas periurban area. The failure to t notice thee
develo opment of urrbanization in n the periurbban area of Depok
D subdistrict will leadd to developmment which iss
detrimmentaltoitso occupant.The ereforeanundderstandingo ofthedevelop pmentofperiurbanareasu undervariouss
perspectives needss to be made. The goal off this researchh is to study the developm ment of periuurban area off
Depokk,Jogjakartaffromthepersspectiveofdeemographicsa andsocioeco onomiccondititionsofitspop pulation.Thiss
researrch uses desscriptivequantitative methhod by crosstabs analysiss, demographhics transition n, populationn
structture,andsocio oeconomictrransition. TThe results sh how that the e population of Depok Pe eriurban stilll
retainns its rural ch
haracteristics condition
c bettween the yeaar of 1980 unntil 1990 but the year of 1990
1 to 2010,,
urbannizationintoth hecityofJogjjakartasignifiicantlychangeethedevelopm mentoftheaareaandtheccharacteristicss
oftheepopulationg graduallyshifttedtowardsu rbancharacteeristics.Thech hangesalsotoookplacewerrefollowedbyy
thepeeriurbanizatio onofDepokp periurban.Beetweentheyeear1980to20 000,theoccur urringprocesse esintheareaa


Teknik PWK; Vol. 2; No. 3;; 2013; hal. 727-7337 |727
Perkembangan Wilayah Peri Urban Aninda dan Wiwandari Handayani

weresuburbanization,thenbetweentheyear2000to2010,theoccurringprocesseswerecentripetalmigration
and population retention. The ongoing changes in Depok periurban as a result of steady inmigration have
also created a relationship between various demographic and socioeconomic relationship within the
population.

Keywords:periurbangrowth,demographic,socioeconomic

PENDAHULUAN dari bagian dalam kota maupun luar kota


Besarnya perpindahan penduduk dari (Yunus,2008). Yunus (2008) juga menjelaskan
desa ke kota di Indonesia merupakan bahwawilayahperiurbanatauWPUmemiliki
fenomenalamadansudahterjadisejaktahun ketertarikan tersendiri untuk menarik
1990 (Fatturochman, 2004). Hingga saat ini, pendatangsaatinikarenaadanyapusatpusat
penduduk Indonesia sebesar 60% tinggal di aktivitas khusus seperti komplek perguruan
Kotakota besar di Pulau Jawa, padahal Pulau tinggi,komplekperumahan,ataulainnyayang
Jawa hanya sekitar 4% dari luas Indonesia. lebihmendominasi.
Pada dasarnya seluruh lapisan masyarakat Ruang Lingkup penelitian yang diambil
memangberhakmendapatkanhakyangsama adalah Kecamatan Depok. Lokasi Kecamatan
untuk memilih tempat tinggal, namun Depok bersinggungan langsung dengan Kota
faktanya kotakota besar menjadi pilihan Yogyakarta, sehingga membuat batas wilayah
utama. Sebagian besar dari mereka berfikiran antar keduanya tidak terlalu jelas karena
bahwa kotakota besar memiliki kehidupan adanya percampuran aktivitas perkotaan.
yanglebihbaikdibandingkandengankotaasal Pada akhirnya berbagai perkembangan
merakayangrelatiflebihkecil(perkembangan aktivitasperkotaandiKecamatanDepokmulai
aktivitas perkotaannya). Akan tetapi tidak menjadi faktor penarik penduduk pendatang.
banyak yang menyadari bahwa kotakota Adapun deliniasi wilayah penelitian dapat
besar tersebut tidak akan mampu lagi untuk dilihatpadaGambar1.
menampung angka migran yang terus Pertambahan penduduk pendatang
bertambah, sehingga tidak dapat dihindari yang cukup tinggi di Kecamatan Depok, yang
terjadi perluasan aktivitas perkotaan ke luar terjadidalambeberapawaktulamanya,secara
wilayahadministrasikotatersebut. tidak langsung membentuk suatu bentuk
Perluasan aktivitas perkotaan diatas perubahanperubahan pada kondisi
disebabkan oleh faktor utama ketersediaan demografi, dan kondisi sosial eknomi
lahandisuatukota.Lahanyangbersifattetap masyarakat. Perubahan demografi atau biasa
dan tidak dapat bertambah tidak mampu disebut dengan dinamika penduduk
memenuhi kebutuhan penduduk untuk merupakan perubahan perubahan pada
memberikanruangbarusebagaitempattingal karakteristik penduduk yang meliputi
dan beraktivitas lainnya. Oleh sebab itu, perubahan jumlah penduduk dan komposisi
penduduk akan mencari lahan yang baru ke penduduk menurut umur dan jenis kelamin
wilayah lain yang berdekatan dengan kota. (United Nations, 2012). Perubahan
Sebagian besar dari mereka memilih wilayah berhubungan erat dengan kehidupan sosial
yangadadipinggirkota,namundiluarbatasan dan ekonomi penduduk di Kecamatan Depok.
administrasi kota. Wilayah tersebut sering Kehidupan sosial itu sendiri dapat diartikan
disebut sebagai wilayah peri urban. Sehingga sebagaikesejahteraanmasyarakatyangdapat
saat ini fenomena urbanisasi bergeser pada diukur dengan tingkat pendidikan dan
fenomenaperiurbanisasiatauurbanisasiyang kesehatan.Jikasuatuwilayahmemilikitingkat
terjadidiwilayahperiurban. pendidikan yang cukup baik, maka tingkat
Peningkatan penduduk di wilayah peri kesejahteraan penduduk turut meningkat.
urban terjadi secara subtansial, karena Tingkat pendidikan tersebut juga dapat
banyaknya pendatang yang menginginkan diimbangi dengan tingkat kesehatan
bertempat tinggal di daerah ini baik berasal penduduk yang tinggi. Seterusnya jika suatu


Teknik PWK; Vol. 2; No. 3; 2013; hal. 727-737 |728
Perkembangan Wilayah Peri Urban Aninda dan Wiwandari Handayani

kota memiliki angka kesehatan dan tingkat dalam memilih wilayah peri urban sebagai
pendidikan yang tinggi, maka dapat tempat tinggal karena wilayah tersebut
mengindikasikan tingkat perekonomian juga memiiliki persamaan dengan area
turut meningkat, begitu pula sebaliknya. metropolitan.
Aspek perekonomian dapat dilihat dari jenis
matapencaharian,danketenagakerjaan. Counterurbanisasi
Proses counterurbanisasi disebabkan
oleh pelebaran dari kelebihan populasi yang
U diturunkan dari daerah dengan hirarki yang
lebih tinggi. Indikator pertama yang
menjelaskan proses ini adalah terjadinya
perluasan terhadap daerah yang lebih jauh
dari daerah yang berdekatan dengan daerah
metopolitan.Indikatoryangkeduamerupakan
motivasi migran untuk berpindah ke daerah
lain yang lebih jauh dari kota karena mereka
maumerubahlifestylemerekadariperkotaan
menuju kedesaan. Indikator yang ketiga
menjelaskancounterurbanitiesdalammemilih
wilayah peri urban sebagai tempat tinggal
karena mereka mencari persamaan dengan
area metropolitan, namun tidak pada batas
Sumber:Bappeda,2010 adiministrasiareametropolitantersebut.

GAMBAR1 PopulationRetention
WILAYAHPENELITIANKECAMATANDEPOK Indikator pertama dan kedua pada
proses urbanisasi ini adalah periode lama
KAJIANLITERATUR tinggal dan migrasi keluar. Di US dan di UK
Urbanisasi di wilayah peri urban biasa penduduk pendatang memperpanjang lama
disebut dengan periurbanisasi. Proses tinggal mereka dan akhirnya angka migrasi
periurbanisasi tersebut terdiri dari 4 (empat) keluar mulai menurun. Disamping itu kondisi
prosesyaitusuburbanisasi,counterurbanisasi, tersebut dapat menambah jumlah dari
popolation retention, dan sentripetal penduduk yang memiliki umur produktif.
migration(Ford,1999): Kemudian indikator yang ketiga adalah
berdasarkan perubahan pekerjaan di wilayah
suburbanisasi peri urban dari pertanian mulai beralih
Proses suburbanisasi ditandai dari menjadinonpertanian.
adanya area terbangun yang mulai meluas di
wilayah peri urban. Proses terbentuknya CentripetalMigration
prosesurbanisasiditandaidengan3indikator. Proses ini ditandai dengan penurunan
Indikator pertama adalah jarak tempuh oleh populasi desa disebabkan angka migrasi yang
migran dari area metropolitan yang paling keluar. Akan tetapi tidak seluruhnya migasi
berdekatan. Indikator kedua adalah dari desa menuju wilayah kota, namun bisa
munculnyabebanyangharusditanggungoleh juga menuju wilayah yang memiliki sifat
migran terhadap area metropolitan untuk kekotaan. Beberapa dari migran tersebut
memenuhi kebutuhan sosial dan ekonominya tertarik untuk memilih tempat tinggal di
dengan melalukan commuting dan social wilayah peri urban karena memiliki
linkage sebagai bentuk partisipasi pada area aksesbilitas yang mudah ke wilayah
metropoitan tersebut. Indikator ketiga adalah perkotaan.
sifat atau karakteristik migran suburbanisasi


Teknik PWK; Vol. 2; No. 3; 2013; hal. 727-737 |729
Perkembangan Wilayah Peri Urban Aninda dan Wiwandari Handayani

METODEPENELITIAN
TABELI
PendekatanPenelitian SIMULASIANALISISCROSSTAB
Pendekatan penelitian ini bersifat Variabel Demografi
deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif Jenis Status Lama Tinggal di
Usia
Kelamin Penduduk Kecamatan
bertujuan untuk memberikan gambaran (4)
(1) (2) Depok (3)
tentang suatu kondisi dimasyarakat tertentu. Variabel Sosial
Gangguan
MenurutWhitneydalamNazir(2003)metode 1A 2A 3A 4A
Kesehatan (A)
deskriptif adalah pencarian fakta dengan Pendidikan
1B 2B 3B 4B
Terakhir (B)
intepretasi yang tepat. Jenis penelitian
Variabel Ekonomi
deskriptif dalam penelitian ini digolongkan ke Jenis Mata
1C 2C 3C 4C
dalam metode deskriptif berkesinambungan Pencaharian (C)
Besar
karena penelitian diadakan dengan mengkaji Pendapatan (D)
1D 2D 3D 4D
pengetahuanpengetahuandarimasalahserta Sumber:AnalisisPeneliti,2013
fenomena dan kekuatankekuatan sosial yang
dapat diperoleh jika hubungan fenomena Bagian yang kedua adalah mengkaji
dikaji dalam suatu interval perkembangan perkembangan wilayah peri urban dari tahun
pada periode yang lama (Nazir, 2003:56). 1980 2010 pada perspektif demografi dan
Sedangakanuntukmetodekuantitatif,peneliti kondisi sosial ekonomi masyarakat. Analisis
sangatmemahamibahwadalamkehidupanini yang digunakan adalah Analisis yang
selalu terdapat hubungan sebabakibat antar digunakan adalah analisis transisi demografi,
fenomenaataugejala(RiansedanAbdi,2009: analisis struktur penduduk, dan analisis
18). perubahankondisisosialekonomimasyarakat.
Analisis tersebut digunakan untuk
TeknikAnalisisPenelitian
mendapatkan titik temu antara analisis
Teknik analisis penelitian yang
perubahanperubahan pada karakteristik
digunakan adalah kompilasi antara teknik
penduduk (jumlah penduduk berdasarkan
analisis deskripif komparatif analisis
jenis kelamin, pendatang, dan umur di
kuantitatif. Terdapat 5(lima) analisis yang
Kecamatan Depok dengan kondisi sosial
beradapada2(dua)bagianpenelitian.Bagian
ekonomi masyarakat setempat yang sama
pertama yaitu mengkaji kondisi eksisting
sama berlangsung dalam 30 tahun (1980
wilayah peri urban kecamatan depok dalam
2010). Input data dari analisis ini diperoleh
hubungan demografi dan kondisi sosial
darisurveisekunderkelembagalembagadan
ekonomi yang disorot dalam konteks wilayah
dinasdinasbersangkutan.
peri urban.menggunakan analisis tabulasi

silang (crosstabs analysis) menggunakan

software SPSS. Nilai uji variabel yang
digunakan adalah uji chisqure test untuk
mengetahuihubunganantarabarisdankolom
dan uji contingency coeffiicient untuk
mengetahui koefisien kontingensi korelasi
antarduavariabel.
Hubungan yang akan dibuktikan terdiri
dari persilangan tabel antara 4 (empat)
variabelpadakolomdemografidan4(empat)
variabel pada baris sosial ekonomi, yang
berarti menghasilkan 16 (enam belas) hasil
persilangan variabel. Pada Tabel I.4 dapat
dilihat simulasi hasil dari persilangan antar
variabelvariabeltersebut.


Teknik PWK; Vol. 2; No. 3; 2013; hal. 727-737 |730
Perkembangan Wilayah Peri Urban Aninda dan Wiwandari Handayani

HASILPEMBAHASAN mereka membuka usaha berskala kecil yang


bersifat informal seperti warung makan kecil,
Bagian Penelitian ke1: Kondisi Eksisting toko penyedia kebutuhan seharihari, serta
WilayahPeriUrbanpadaPerspektifHubungan usaha pemondokkan yang notabennya tidak
DemografidanKondisiSosialEkonomi membutuhkan lahan baru karena mereka
Dari8variabelyangdisilangkan,hingga memanfaatkan lahan di rumah tinggalnya
menghasilkan 16 persilangan variabel, masingmasing (Yunus, 2008:183). Kondisi
terdapat 4 persilangan variabel yang memiliki tersebut ternyata menguntungkan penduduk
hubungandanhubunganyangerat. pendatang vertikal yang merupakan pelajar
dan mahasiswa dalam memenuhi kebutuhan
1. Hubunganantarastatuspendudukdan
hidupnyasehariharidenganbiayayangrelatif
gangguankesehatan
lebihmurah.Berbedahalnyadengankegiatan
Padakontekswilayahperiurbantingkat
penduduk pendatang. Merka cenderung
kesehatan menjadi lebih kompleks sebagai
membuakegiatanekonomidenganskalayang
akibat dari aktivitas perkotaan yang terus
lebih besar dibandingkan dengan penduduk
menerus berkembang di Kecamatan Depok.
asli seperti restoran, hotel, perkantoran, dan
Perubahan aktivitas perkotaan tersebut
lain sebagainya. Kegiatan komersial tersebut
membawa halhal negatif yang dapat
menguntungkan banyak pihak baik penduduk
mempengaruhi kesehatan penduduk,
asli maupun penduduk pendatang di
sehingga tidak semua penduduk mampu
Kecamatan Depok karena dapat menambah
bertahan pada perubahan tersebut. Untuk
lapangan pekerjaan sehingga perekonomian
wilayah peri urban Kecamatan Depok,
secaraindividualsemakinmeningkat.
penduduk yang cenderung mampu
mempertahankan kesehatannya adalah 4. Danhubunganantarastatuspenduduk
penduduk asli dan penduduk pendatang denganbesarpendapatan
permanen, sedangkan penduduk pendatang Dalam konteks wilayah peri urban,
vertikaltidakcukupmampumempertahankan hubungan antar keduanya dapat membentuk
kesehatannya terhadap kondisi wilayah Peri suatu perbedaan strata sosial. Strata sosial
UrbanKecamatanDepok. yang dimaksud dalam konteks ini adalah
ditinjau dari perbedaan tingkat pendapatan
2. Hubunganantarajeniskelamindengan
antara penduduk asli dengan penduduk
jenismatapencaharian
pendatang. Strata sosial yang terbentuk
Dalam konteks wilayah peri urban
adalahlebihtinggistratapendudukpendatang
proporsigenderkurangmendapatkansorotan
dibandingkan dengan penduduk asli jika
di wilayah peri urban saat ini. Hal tersebut
dilihat dari besarnya pendapatannya. Hal
dikarenakan keterkaitan gender dengan jenis
tersebut dikarenakan penduduk pendatang
pekerjaan bersifat umum dan berlaku pada
memiliki jenis pekerjaan yang lebih bersifat
semua jenis wilayah. Oleh karena itu jenis
kekotaandibandingkandenganpendudukasli,
kelaminlakilakibukanhalbarulagijikalebih
sehingga memungkinkan adanya pendapatan
banyakyangmemilikipekerjaandibandingkan
yanglebihbesar.
denganjeniskelaminperempuan.

3. Hubunganantarastatuspendudukdengan Bagian Penelitian ke2: Perkembangan
jenismatapencaharian Wilayah Peri Urban Kecamatan Depok Tahun
Dalam konteks wilayah peri urban, 19802010
hubungan antar kedua variabel ini Bentukbentuk perkembangan di
menunjukkan adanya perbedaan kegiatan wilayah peri urban Kecamatan Depok terjadi
padapendudukaslidanpendudukpendatang. didalam3periodeyaituperiode1tahun1980
Sebagian besar dari penduduk asli tidak 1990, periode 2 Tahun 19902000, dan
memilihuntukmembukausahadiKecamatan periode3Tahun20002010.
Depokdenganskalayangbesar.Sebagiandari


Teknik PWK; Vol. 2; No. 3; 2013; hal. 727-737 |731
Perkembangan Wilayah Peri Urban Aninda dan Wiwandari Handayani

1. PeriodeI(19801990) Pembangunan ringroad utara di Kecamatan


Dimulai dari tahun 1980, perluasan Depokmulaimempengaruhiaktivitaskomuter
wilayahperkotaandariKotaJogjakartabelum Kota Jogjakarta dan Kecamatan Depok.
terlihat secara signifikan, sehingga faktor Kehadiran ringroad di Kecamatan Depok
penarikdari KecamatanDepokbelummuncul tersebut memberikan aksesbilitas diantara
dan belum berdampak bagi pertumbuhan keduawilayah.
wilayahKecamatanDepok.
2. PeriodeII(19902000)
Very Uni Selanjutnya pada periode kedua, mulai
75+
75+ young 70 - 74 Modal
70 - 74
65 - 69
65 - 69 dariawaltahun1990KecamatanDepokmulai
60 - 64
60 - 64
1987 55 - 59 1990 memasuki proses suburbanisasi. Proses
55 - 59 50 - 54
50 - 54
45 - 49
40 - 44
45 - 49
40 - 44 tersebut diawali dengan adanya perluasan
35 - 39
35 - 39
30 - 34 30 - 34 aktivitas perkotaan dari Kota Jogjakarta yang
25 - 29 25 - 29
20 - 24
15 - 19
20 - 24
15 - 19
disebabkan oleh penyempitan lahan non
10 - 14
10 - 14
5-9 5-9 terbangun di Kota Jogjakarta, sehingga para
0-4 0-4
20 10 00 10 20 40 20 00 20 40
penduduk asli maupun penduduk pendatang
mulai bergeser ke wilayah yang berdekatan
Sumber:AnalisisPeneliti,2013
dengan Kota Jogjakarta untuk mendapatkan

GAMBAR2 lahanbaruuntukpembangunan.
KOMPOSISIPENDUDUKPERIODEI Awal tahun 1990an juga merupakan
awal mula fasilitas pendidikan di Kecamatan

Depok bermunculan, seperti UII, UPN, dan
- Aktivitasmigrasibelummulai
INSTIPER.Seiringdenganmunculnyalembaga
mempengaruhikondisiwilayahperiurban
lembaga pendidikan tersebut, aktivitas
KecamatanDepok;
komersial seperti perdagangan dan jasa,
- Angkakelahirandankematianmasihtinggi.
perhotelan, dll bermunculan terus menerus

untukmemenuhikebutuhanpenduduksehari
Mayoritasmatapencaharianpenduduk
hari. Kondisi tersebut juga mempengaruhi
di Kecamatan Depok pada periode ini adalah
peningkatankualitaspendidikanpadaperiode
pertanian. Kondisi tersebut diiringi dengan
ini. Mayoritas komuter juga mulai merasakan
jumlah penduduk yang bekerja masih sangat
manfaat dari adanya ringroad di awal tahun
sedikit, padahal pada periode ini proporsi
1990an. Kemudahan aksesibilitas membantu
jumlah penduduk dengan usia kuliah dan
mereka dalam bergerak ke arah Kota
bekerja mencapai 58%. Artinya masih banyak
Jogjakarta. Maka dari itu, kemudahan
pendudukdenganumurproduktifyangmasih
aksesbilitas ke pusat kota, serta munculnya
menganggur.
lapangan perkerjaan baru diiringi dengan
Angka pengangguran yang tinggi di
peningkatan jumlah fasilitas perekonomian
Kecamatan Depok memicu usia produktif
menjadi faktor penarik Kecamatan Depok
untuk melakukan pernikahan, padahal
untuk mengundang penduduk pendatang
pengetahuan terhadap jenjang kehidupan
tinggal di wilayah tersebut. Kondisi tersebut
belum banyak, sehingga tingkat kelahiran
merubah gaya hidup penduduk Kecamatan
masih tinggi ditunjukkan dengan jumlah anak
Depok dari mayoritas bekerja di sektor
keciladalahmencapai33,5%padaperiodeini.
pertanian mulai beralih di sektor non
Perubahanyangterjadipadaperiodeini
pertanian dan diikuti dengan kondisi
terlihat pada tahun 1990 yang bermula dari
kesehatan di Kecamatan Depok mengalami
keberadaan ringroad utara di Kecamatan
peningkatankualitas.
Depok yang selesai dibangun pada 1989.


Teknik PWK; Vol. 2; No. 3; 2013; hal. 727-737 |732
1994 2013
K
Keterangan
Lahan Terbaangun

Lahan Non Terbangun


T

Sumber: Citra Landsat Tahun


n 1994 dan Tah
hun 2013

AR 5
GAMBA
PE
ERKEMBAN
NGAN LAHA
AN TERBAN
NGUN KECAMATAN DE
EPOK

Prosessub
burbanisasiyyangdimulaipada - Tahun2 2000yangm
mendominasiadalahusia
perio
odeinimemp pengaruhipeningkatanaangka kerja(5
54%);
migraasi masuk di Kecamattan Depok, akan
tetap
pi periode lama
l tinggaal mereka hhanya Jumlahpenduduukbekerjapadaperiodee
semeentara, sehingga angka a migrasi kkeluar ini mulai meningkat
m d an mempen ngaruhi gayaa
masihhtinggi. hidupmerekamenjadiisibukbekerrja,sehinggaa
dapatmen nekanangka kelahiran,namunangkaa
kematianm masihmeninngkat.
75+ Uni 75+ Uni
70 - 74 70 - 74
65 - 69
60 - 64
Modal 65 - 69
60 - 64
Modal 3. PeriodeeIII(200022010)
55 - 59 22000
50 - 54
45 - 49
1990 55 - 59
50 - 54 Perioode ketiga ini merupakkan periodee
45 - 49
40 - 44
35 - 39
40 - 44
35 - 39
yang palin
ng ideal unttuk menjelaskan prosess
30 - 34 30 - 34
25 - 29
20 - 24
25 - 29
20 - 24
suburbanissasi di Kec amatan Depok. Angkaa
15 - 19
10 - 14
5-9
15 - 19
10 - 14 migrasi masuk
m menningkat tajaam diiringii
5-9
0-4 0-4 dengan angka migraasi keluar yang mulaii
400 20 00 200 40 40 20 00 20 40
menurun lambat. A Artinya, miggran mulaii
Sumberr:AnalisisPenelliti,2013
merasakan nkenyamanaanmerekau untuktinggall
GAMBAR3 di Kecamatan Depook serta mendapatkan
m n
KOMPOSISSIPENDUDUK PERIODEII beban yang
y menghharuskan me ereka dekatt
dengan Kota Jogjaakarta. Hal tersebutt
- Akktivitasmigraasisudahmu
ulai ditunjukkan pada anggka migrasi keluar yangg
mempengaruh hikondisiwilayahperiurrban cenderung gmenurun.
KeecamatanDeepok;
- UssiakuliahterrusmenurunnhinggaTahuun
20000;

Teknik PWK; Vol. 2; No. 3;; 2013; hal. 727-7337 |733


Perkembangan Wilayah Peri Urban Aninda dan Wiwandari Handayani

20,07 23,65 pekerjaandiKecamatanDepok.Padaakhirnya


19,78 kegiatan kerja mereka dapat menekan angka
12,00 16,43 kelahirandanangkakematian,sehinggakedua
angka tersebut pada periode ini semakin
7,95
menurun.
2000 2005 2010
MigrasiKeluar Migrasimasuk

25,00

20,00

Sumber:AnalisisPeneliti,2013 15,00
10,00
GAMBAR4 5,00
MIGRASIMASUKDANKELUAR
0,00
1990 2000 2010
Pada periode ini penduduk yang Migrasi masuk Angka Kelahiran
melakukan migrasi masuk di Kecamatan Migrasi Keluar Migrasi Netto
Angka Kematian
Depok tidak hanya berasal dari Kota
Jogjakarta, melainkan tersebar dari wilayah Sumber:AnalisisPeneliti,2013

lainnya di Indonesia. Maka periode ini proses
GAMBAR5
periurbanisasiyangterjadiadalahpopulation TRANSISIDEOGRAFIKECAMATANDEPOK
retentiondancentripetalmigration.
Sifat kekotaan juga ditunjukkan pada
75+ Uni 75+
Uni
periode ini, dimana jumlah penduduk dengan 70 - 74
65 - 69 Modal
70 - 74
65 - 69 2010
60 - 64 60 - 64 Modal
jenis mata pencaharian sektor non pertanian 55 - 59
2000 55 - 59
50 - 54 50 - 54
di periode melonjak berkalikali lipat diiringi 45 - 49
40 - 44
45 - 49
40 - 44
35 - 39 35 - 39
dengan penurunan jumlah penduduk dengan 30 - 34
25 - 29
30 - 34
25 - 29
20 - 24 20 - 24
jenis mata pencaharian pertanian yang juga 15 - 19 15 - 19
10 - 14 10 - 14
menurun drastis. Jumlah penduduk yang 5-9
0-4
5-9
0-4

bekerja juga meningkat 6 kali lipat pada 40 20 00 20 40 40 20 00 20 40



periode ini dibandingkan dengan periode Sumber:AnalisisPeneliti
pertamahinggamencapai65%diiringidengan
umlahpengangguranyangmenurundrastis. GAMBAR5
KOMPOSISIPENDUDUKPERIODEIII
Fase transisi demografi di Kecamatan

Depok pada periode ini juga telah berubah
- Aktivitasmigrasisudahmulai
menjadi fase idustrial setelah fase early
mempengaruhikondisiwilayahperiurban
industrial pada periode pertama dan peride
KecamatanDepok;
Sedangkanpendudukyangmendominasipada
- Hinggapadaakhirnyaditahun2010usia
periode ini adalah penduduk yang bekerja.
kerjamendominasihinggasebesar63%;
Artinya terdapat perubahan komposisi
- SedangkanUsiakuliahhanyasebesar
penduduk di Kecamatan Depok dari periode
13,6%.
pertama dan kedua menuju periode ketiga.
Lapangan pekerjaan pada sektor tersier yang
semakin banyak memberikan peluang


Teknik PWK; Vol. 2; No. 3; 2013; hal. 727-737 |734
Perkembangan Wilayah Peri Urban Aninda dan Wiwandari Handayani


Sumber:AnalisisPeneliti,2013

GAMBAR5
BENTUKPERKEMBANGANKECAMATANDEPOK

KESIMPULAN&REKOMENDASI Periode pertama Kecamatan Depok masih


bersifatkedesaankemudianperiodekedua
Kesimpulan danperiodeketigaKecamatanDepokmulai
Urbanisasi yang terjadi di Kota berubah bersifat kekotaan dan kondisi
Jogjakarta telah memberikan dampak yang wilayahnya mulai berubah karena
luas bagi Kecamatan Depok. Keterbatasan pengaruhdaripendudukyangbermigrasi;
lahan di Kota Jogjakarta tidak mendukung Didalamketigaperiodeperkembangannya,
jumlah penduduk pendatang yang semakin diiringi dengan prosesproses peri
meningkat, padahal mereka membutuhkan urbanisasi yang terjadi di Kecamatan
ruang untuk tempat tinggal dan beraktivitas Depok. Mulai pada periode kedua, proses
lainnya. Oleh sebab itu terjadi pergeseran periurbanisasi yang terjadi adalah
urbanisasi ke wilayah peri urban Kecamatan suburbanisasiartinyamulaiadapemekaran
Depok yang disebut sebagai periurbanisasi. wilayah perkotaan dari Kota Jogjakarta
Pergeseran urbanisasi tersebut diwarnai ditunjukkan dengan ruang terbangun
dengan perkembanganperkembangan yang didaerah pinggiran Kecamatan Depok,
telah dilalui ol`eh Kecamatan Depok. Secara selanjutnyadiperiodeketigaterjadiproses
umum perkembangan yang terjadi adalah centripetal migration, artinya migran yang
sebagaiberikut: masuk ke Kecamatan Depok tidak hanya
Terdapat 3 (tiga) periode perkembangan dariwilayahsekitarJogjakarta,akantetapi
yang dialami oleh Kecamatan Depok. dari wilayahwilayah lainnya yang tersebar
Periodepertamaadalahtahun1980hingga diseluruhwilayahIndonesia.Padaperiode
tahun 1990, periode kedua adalah tahun ketiga juga terjadi proses population
1990 hingga tahun 2000, dan periode retention juga terjadi di periode ketiga,
ketigaadalahtahun2000; dimana migran yang ada di Kecamatan


Teknik PWK; Vol. 2; No. 3; 2013; hal. 727-737 |735
Perkembangan Wilayah Peri Urban Aninda dan Wiwandari Handayani

Depok mulai memperpanjang lama tinggal kuliah perlu diketahui faktorfaktor


mereka; penyebabnya karena tidak sesuai dengan
Pada proses perkembagannya, penduduk tagline Jogjakarta yang merupakan kota
pendatangyangbertambahdariperiodeke pendidikan. Aspek yang diteliti terkait
periode membawa pengaruh besar adalahkesesuaiankotapendidikandengan
terhadap kondisi sosial ekonomi penurunan kualitas pendidikan dan
KecamatanDepok; persainganantaruniveristas.
Pengaruh tersebut terjadi pada tingkat 3. Rekomendasi selanjutnya tepat jika
penghasilan, jenis pekerjaan, dan mengarahpadafaktorfaktorpembentukan
kesehatan yang mengalami perbedaan Kecamatan Depok menjadi wilayah peri
antara penduduk asli dengan penduduk urban didalam 3 periode perkembangan.
pendatang; Aspekyangditinjuaumeliputifaktorfaktor
perkembangan wilayah peri urban
RekomendasiPenelitianLebihLanjut terhadap perilaku masyarakat (fertilitas,
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mortalitas,danmigrasi);
terkaittemuanstudikesehatanmasyarakat
yang menurun dilihat dari peningkatan RekomendasiArahanKebijakanWilayahPeri
jumlah penderita cacat ditengahtengah Urban
kondisi pendidikan dan perekonomian Wilayah peri urban berada pada
Kecamatan Depok yang semakin perbatasan antara kota dengan wilayah
meningkat. Temuan studi ini perlu pinggirannya, sehingga merupakan salah satu
diperdalam agar dapat diketahui faktor wilayah paling rentan terkena dampak
faktor apa saja yang mempengaruhi perluasan aktivitas perkotaan. Wilayah peri
penurunankesehatandiKecamatanDepok urban biasanya tidak memiliki perencanaan
sebagai akibatakibat perkembangan yang jelas, padahal pertumbuhannya justru
perkotaan. Penelitian selanjutnya ini bisa lebih tinggi dibandingkan dengan wilayah
diarahkan pada kualitas hidup di wilayah lainnya.Olehkarenaitusaatinisangatpenting
periurban,dimanamemungkinkanbilaada jika saat ini pemerintah serta stakeholder
perbedaanterhadapteori padaumumnya, lainnya mulai menyusun arahan kebijakan
yaitudisaatperekonomiandanpendidikan untuk wilayah peri urban yang disusun
didalamsuatukotamembaik,makakondisi didalamRencanaTataRuangWilayah(RTRW)
kesehatan masyarakat juga seharusnya Kabupaten Sleman dan Rencana Detail Tata
cenderung membaik, akan tetapi hal ini Ruang Kota (RDTRK) Keccamatan Depok.
tidak berlaku di wilayah peri urban Kebijakan tersebut dibutuhkan guna
Kecamatan Depok. Aspek yang diteliti terciptanya pengendalian terhadap
meliputi kualitas hidup pada aspek penggunaan lahan di wilayah peri urban
kesehatan rumah tangga masyarakat Kecamatan Depok karena Kecamatan Depok
Kecamatan Depok, kemampuan ekonomi merupakan salah satu kawasan yang
rumah tangga masyarakat di Kecamatan berkembang sangat pesat dibandingkan
Depok,danlingkunganKecamatanDepok. dengan wilayah lainnya. Adapun kebijakan
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap penggunaan lahan tersebut perlu
terkait temuan studi terhadap komposisi memperhatikan:
penduduk di Kecamatan Depok, dimana 1. Kebijakanpenggunaanlahanproduktifdan
komposisi penduduk dengan usia kuliah non produktif untuk menjaga stabilitas
mendominasi ditahun 1990 hingga tahun lahan produktif yang masih dapat
2000, akan tetapi di tahun 2000 hingga dipertahankan;
tahun2010pendudukyangmendomindasi 2. Kebijakan pengembangan lahan yang
telah berubah yaitu penduduk yang terdiri dari pengembangan lahan industri,
bekerja. Penurunan jumlah penduduk lahan pertanian, lahan permukiman, lahan


Teknik PWK; Vol. 2; No. 3; 2013; hal. 727-737 |736
Perkembangan Wilayah Peri Urban Aninda dan Wiwandari Handayani

penghijauan, lahan pendidikan, dan lahan Nazir,Moh.2003.Metode Penelitian.Bogor:


perdagangandanjasa. GhaliaIndonesia
Nasution. 2008. Metode Research (Penelitian
DAFTARPUSTAKA Ilmiah).Jakarta:BumiAksara.
Anonim.Berita tentang Kecamatan
Depok.alamat web: Oberai,A.S.1993. Population Growth,
bpsyogyakarta.go.id. Diakses pada Employment and Proverty in Third
tanggal1Januari2013 World Mega Cities. AS: ST.Martin
Badan Perencanaan Daerah (Bappeda) Press,INC
Jogjakarta.2010.Rencana Tata Ruang United Nations. 2010. Lingkages Population
Wilayah(RTRW)Jogjakarta.Jogjakarta Dynamics, Urbanization Processes and
Fatturochman, dkk.____. Dinamika Penduduk DisasterRisks:aRegionalVisionofLatin
dan Kebijakan. Yogyakarta: Lemabaga America.NewYork
Penelitian Kependudukan dan United Nations. 2011. World Urbanization
Kebijakan,UniversitasGadjahMada. Prospects The 2011 Revision. New
Ford, Tania.1999.Understanding Population York
Growth in the Peri Urban Region. Int. Yunus, Hadi Sabari. 2008. Dinamika Wilayah
National Journal of population PeriUrban Determinan Masa Depan
Geography,Vol.5,pp297311. Kota.Yogyakarta:PustakaPelajar


Teknik PWK; Vol. 2; No. 3; 2013; hal. 727-737 |737

Anda mungkin juga menyukai