Anda di halaman 1dari 7

TUGAS BESAR MORFOLOGI KOTA

“IDENTIFIKASI POLA MORFOLOGI KOTA


PROBOLINGGO MELALUI KONSEP AGROMINAPOLITAN”

Dosen Pengampu :

Dr. RR. Dewi Junita Koesoemawati, S.T., M.T

Ivan Agusta Farizka, S.T., M.T

Disusun oleh:

Yulistiana Sholiqhah Marli

(191910501012)

Kelas B

PROGRAM STUDI S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN


KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas laporan yang berjudul Identifikasi Pola Morfologi
Kota Probolinggo dalam Konsep Agrominapolitan.
Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi tugas dari Ibu
Dr. RR. Dewi Junita Koesoemawati, S.T., M.T, dan Ivan Agusta Farizka, S.T., M.T
pada mata kuliah Morfologi Kota. Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang Analisis Pola Morfologi Kota Probolinggo dalam Konsep
Agrominapolitan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. RR. Dewi Junita Koesoemawati,
S.T., M.T, dan Ivan Agusta Farizka, S.T., M.T selaku dosen Morfologi Kota yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang kami tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini.

Saya menyadari, laporan yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
laporan ini.

Jember, 21 Maret 2020

 
Yulistiana Sholiqhah Marli
(191910501012)
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kota akan selalu tumbuh dan berkembang sejalan dengan perkembangan
kehidupan social, budaya, ekonomi, dan politik yang melatar belakangi suatu kota
tersebut. Perkembangan kota merupakan suatu hasil karya dari kontruksi pemikiran
manusia baik dalam paparan adaptasi terhadap lingkungan maupun aturan yang ada.
Budaya merupakan salah satu factor yang menyebabkan image bahkan gambaran dari
pola hidup tradisional hingga modern dapat mempengaruhi perubahan dalam proses
pembentukan kota. Faktor kemantapan budaya masyarakat dalam mempertahankan
suatu penetrasi budaya luar (pengaruh akulturasi dan asimilasi budaya) serta intensitas
pengaruh perubahan merupakan dua factor yang sangat menentukan proses
perkembangan dan pembangunan kota. Di samping itu factor – factor alamiah juga
mempengaruhi, seperti keadaan geografis, topografi, klimatologi, vegetasi, struktur
tanah, dan sebagainya. Morfologi kota merupakan satu kesatuan organic elemen –
elemen pembentuk kota yang di dalamnya dan mencangkup aspek detail (bangunan,
system sirkulasi, ruang terbuka, dan prasarana kota), aspek tata bentuk kota, dan
aspek peraturan perkotaan.
Sebagian besar kota – kota di Indonesia secara bertahap kehilangan jati
dirinya, kehilangan karakternya, sehingga lambat laun wajah kota menjadi tidak
berbeda antara yang satu dengan yang lain. Sebagaimana yang dikemukakan oleh
Green (1999) bahwa bukanlah hal yang aneh bila sering mendengar protesan dari
penduduk kota bahwa “karakter” lingkungan local mereka telah hilang karena adanya
pembangunan yang tidak sesui dan adanya perubahan – perubahan lingkungan yang
menyertai pembangunan tersebut.
Meskipun perhatian untuk mengelola karakter kota yang diinginkan terus
meningkat, namun penelitian – penelitian berdasarkan kenyataanya dalam bidang
tersebut masih terbatas jumlahnya, khususnya penelitian berdasarkan teori yang
ditunjukkan pada penetuan fisik dan keadaan sebenarnya yang terlibat dalam
pandangan masyarakat terhadap karakter kota.
Kota Probolinggo merupakan salah satu kota pesisir yang terletak di sebelah
Timur dari Provinsi Jawa Timur. Daerah Kota Probolinggo merupakan daerah dataran
rendah yang berada di tepi Selat Madura. Meskipun dikatakan dataran rendah, tetapi
Kota Probolinggo ini merupakan salah satu kota yang terletak di Pegunungan Tengger
dan Gunung Bromo. Itulah sebabnya Kota Probolinggo mempunyai daerah
“Hinterland” yang subur. Di daerah dataran rendah sebagian masyarakat menanam
padi dan tebu. Kota Probolinggo juga menjadi ttik temu pelabuhan regional yang
penting dan memiliki hubungan infrastruktur yang baik dengan kota – kota lain di
Jawa Timur.
Perkembangan terakhir Kota Probolinggo menjadi kota yang beridentitas
karakteristik kota pelabuhan di pantai dan perkebunan di pedalaman memudar
mengarah keseragaman kota perdagangan dan jasa layaknya kota – kota besar lainnya
di Indonesia. Keadaan demikian tentunya semua pihak tidak mengharapkan sebuah
kota yang hilang akan identitas dan karakter pembentuk suatu kota tersebut, terutama
masyarakatnya. Apabila tidak berhati – hati dan tidak ditanggulangi sebelumnya
dengan baik maka apa yang dialami oleh kota – kota bersejarah lain yang telah
kehilangan karakter kotanya akibat pembangunan yang mengabaikan karakter local
akan menimpa Kota Probolinggo pula.
Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk menggali ciri – ciri kualitas
lingkungan dan fisik kota Probolinggo melalui morfologi kota, sehingga dapat
memberikan masukan bagi kegiatan perencanaan dan pembangunan agar
pembangunan yang akan datang dapat sesuai konsep karakter lingkungan setempat
dan menambah karakter khususnya Kota Probolinggo.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, adapun rumusan masalah yang akan
menjadi orientasi pembahasan dalam laporan ini antara lain :
1. Bagaimana aspek – aspek pembentuk mofologi Kota Probolinggo berdasarkan
konsep Agrominapolitan?
2. Bagaimana sejarah pertumbuhan dan perkembangan Kota Probolinggo
berdasarkan
konsep Agrominapolitan?
3. Bagaimana identifikasi citra atau identifikasi Kota Probolinggo berdasarkan
konsep Agrominapolitan?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun tujuan yang akan menjadi
orientasipembahasan dalam laporan ini antara lain :
1. Untuk mengetahui bagaimana asepek – aspek morfologi Kota Probolinggo.
2. Untuk mengetahui sejarah pertumbuhan Kota Probolinggo.
3. Untuk mengetahui identifikasi citra atau identifikasi Kota Probolinggo.

1.4 Ruang Lingkup Wilayah


Ruang Lingkup merupakan luasan subjek yang tercakup. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI), ruang lingkup juga berarti batasan. Ruang lingkup juga
dapat dikemukakan pada bagian variabel-variabel yang diteliti, populasi atau subjek
penelitian, dan lokasi penelitian. Berikut ruang lingkup penelitian Kota Probolinggo.

PETA DELINIASI KOTA PROBOLINGGO

Wilayah deliniasi sendiri yaitu Kota Probolinggo merupakan salah satu kota
di Provinsi Jawa Timur , Indonesia. Yang memiliki luas 56,667 km2 (2,188 sq mi).
Berada di pada 7’ 43’ 41’’ sampai dengan 7’ 49’ 04’’ Lintang Selatan, dan 113’ 10’
sampai dengan 113’ 15’ Bujur Timur . Terletak sekitar 100 km sebelah tenggara Kota
Surabaya. Kota Probolinggo berbatasan dengan Selat Madura di sebelah utara,
berbatasan dengan Kabupaten Probolinggo di sebelah timur, selatan, dan Barat.
Probolinggo merupakan kota keempat yang tersebar di Jawa Timur setelah Surabaya,
Malang, dan Kediri menurut sensus jumlah penduduk yang berjumlah 235.0211 jiwa
ditahun 2018 lalu. Kota Probolinggo dilalui oleh Grotepostweg (Jalan Raya Pos)
yang merupakan jalan raya penghubung Pantai Utara Jawa mulai dari Anyer di Jawa
Barat sampai Panarukan di Jawa Timur dan menghubungkan Pulau Jawa dengan
Pulau Bali. Kota Probolinggo termasuk di wilayah Tapal Kuda, Jawa Timur.
Pada pembahasan ini terfokus pada :
1. Aspek – aspek Morfologi Kota Probolinggo (Jaringan Jalan, Guna Lahan,
Bangunan).
2. Sejarah pertumbuhan KotaProbolinggo berdasarkan periodisasi perkembangan
kota.
3. Identifikasi citra atau identitas Kota Probolinggo.

1.5 Sistematika Pengerjaan


BAB I : Pendahuluan
Membahas tentang latar belakang terpilihnya Kota Probolinggo sebagai
wilayah penelitian, rumusan masalah pembuatan laporan, tujuan pembuatan laporan,
ruang lingkup wilayah dan sistematika pengerjaan.
BAB II : Tinjauan Pustaka
Memuat kajian terhadap beberapa teori dan referensi yang menjadi landasan
dalam mendukung penelitian di Kota Probolinggo.
BAB III : Metode Penelitian
Memuat secara rinci berkaitan penjelasan mengenai metode atau teknik yang
digunakan penulis untuk mencari dan menganalisis data penelitian.
BAB IV : Pembahasan
Memuat secara rinci sistematika pembahasan melalui hasil analisis penelitian
dari data – data yang telah diperoleh
BAB V : Kesimpulan
Bab ini berisi kesimpulan, saran-saran atau rekomendasi. Kesimpulan
menyajikan secara ringkas seluruh hasil laporan. Kesimpulan diperoleh berdasarkan
hasil analisis interpretasi data yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. Saran-saran
dirumuskan berdasarkan hasil laporan, berisi uraian mengenai langkah apa yang perlu
diambil oleh pihak terkait hasil laporan yang bersangkutan. Saran diarahkan pada dua
hal yaitu :
1. Saran dalam usaha memperluas hasil laporan, misalnya disarankan perlunya
diadakan survei.
2. Saran untuk menentukan kebijakan di bidang-bidang terkait masalah atau fokus
laporan.

Anda mungkin juga menyukai