Dosen Pengampu :
Disusun oleh:
(191910501012)
Kelas B
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
Identifikasi Pengaruh Konsep Minapolitan terhadap Pola Morfologi Kota
Probolinggo.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas dari Ibu Dr. RR. Dewi Junita Koesoemawati, S.T., M.T, dan Bapak Ivan
Agusta Farizka, S.T., M.T pada mata kuliah Morfologi Kota. Selain itu, makalah
ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Identifikasi Pengaruh
Konsep Minapolitan terhadap Pola Morfologi Kota Probolinggo bagi para
pembaca dan juga bagi penulis. Ibu Dewi Junita Koesoemawati, S.T., M.T, dan
Bapak Ivan Agusta Farizka, S.T., M.T selaku dosen Morfologi Kota yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................3
DAFTAR ISI............................................................................................................4
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................5
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................8
1.1 Latar Belakang...................................................................................................8
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................12
1.3 Tujuan...............................................................................................................12
1.4 Ruang Lingkup Wilayah....................................................................................13
1.5 Sistematika Pengerjaan......................................................................................15
DAFTAR GAMBAR
Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. RR. Dewi Junita
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun tujuan yang akan menjadi
orientasi pembahasan dalam makalah ini antara lain :
1. Untuk mengetahui bagaimana sejarah morfologi pembentukan Kota
Probolinggo.
2. Untuk mengetahui bagaimana aspek – aspek citra kota, dan struktur
pola ruang di Kota Probolinggo ditinjau berdasarkan Konsep
Minapolitan.
3. Untuk mengetahui bagaimana konsep pengembangan Kawasan
Minapolitan di Kota Probolinggo.
TINJAUAN PUSTAKA
aktor-faktor yang
mempengaruhi bentuk kota
yaitu faktor bentang alam
atau geografis,
transportasi, sosial, ekonomi
dan regulasi. Morfologi kota
selain dilihat dari sisi bentuk
kota dan
faktor-faktor yang
mempengaruhinya juga dapat
dilihat berdasarkan tipe
morfologi kota (Urban
Morphology Type). Tipe
morfologi kota dapat dirinci
berdasarkan penggunaan
lahan utama/
Primary Land Use) (Philip
James dan Daniel Bound,
2009). Tipe morfologi kota
ini sering
dikenal sebagai penggunaan
lahan. Teori tipe morfologi
kota ini sering dikenal sebagai
fungsi
bangunan. Kajian morfologi
kota secara struktural,
fungsional dan visual serta
perancangan kota
dapat dijelaskan sebagai
berikut:
aktor-faktor yang
mempengaruhi bentuk kota
yaitu faktor bentang alam
atau geografis,
transportasi, sosial, ekonomi
dan regulasi. Morfologi kota
selain dilihat dari sisi bentuk
kota dan
faktor-faktor yang
mempengaruhinya juga dapat
dilihat berdasarkan tipe
morfologi kota (Urban
Morphology Type). Tipe
morfologi kota dapat dirinci
berdasarkan penggunaan
lahan utama/
Primary Land Use) (Philip
James dan Daniel Bound,
2009). Tipe morfologi kota
ini sering
dikenal sebagai penggunaan
lahan. Teori tipe morfologi
kota ini sering dikenal sebagai
fungsi
bangunan. Kajian morfologi
kota secara struktural,
fungsional dan visual serta
perancangan kota
dapat dijelaskan sebagai
berikut:
Morfologi kota selain dilihat dari sisi bentuk kota dan faktor-
faktor yang mempengaruhinya juga dapat dilihat berdasarkan tipe
morfologi kota (Urban Morphology Type). Tipe morfologi kota
dapat dirinci berdasarkan penggunaan lahan utama/ Primary Land
Use) (Philip James dan Daniel Bound, 2009). Tipe morfologi kota
ini sering dikenal sebagai penggunaan lahan. Teori tipe morfologi
kota ini sering dikenal sebagai fungsi bangunan. Kajian morfologi
kota secara struktural, fungsional dan visual serta perancangan kota
dapat dijelaskan sebagai berikut :
Contoh analisis sebuah tekstur kawasan kota secara fungsional. Gedung yang bersifat publik dan semipublik menunjukkan struktur horizontal bangunan masing- masing
semiprivat massif. digambar secara
dilihat baik secara eksterm (ruang luar) maupun intern (ruang dalam), yang memiliki kaitan erat secara fungsional di dalam kota. (bagian dari Nolli-plan yang asli dari Roma, Italia, di buat oleh Giam
Di dalam buku berjudul Image of The City, yang ditulis oleh Kevin
Lynch mengungkapkan adanya 5 elemen pembentuk image kota secara
fisik
yaitu: path (jalur), edge (tepian), distric (kawasan), nodes (simpul),dan la
ndmark (penanda). Kelima elemen ini diyakini dapat mewakili cita rasa
dari suatu kawasan dan memberikan citra yang kuat terhadap kota tersebut.
Elemen tersebut juga digunakan untuk membentuk mental map (peta
mental) yang bertujuan memudahkan dalam mengingat atau merekam
elemen-elemen fisik dalam suatu kota
Gambar 2.13 Struktur Kota menurut Teori Konsektoral (Tipe Amerika Latin)
Sumber : Data Sekunder ( https://www.siswapedia.com/teori-tentang-struktur-
ruang-kota/)
2.6 Minapolitan
Arti dari minapolitan, Minapolitan terdiri atas dua kata yakni kata
mina (perikanan) dan kata politan (kota).yang dapat diartikan sebagai
kluster kegiatan perikanan yang meliputi kegiatan produksi, pengolahan
dan pemasaran dalam sistem agribisnis terpadu di suatu wilayah atau lintas
wilayah perikanan dengan kelengkapan sarana prasarana serta pelayanan
seperti di perkotaaan (kelembagaan, sistem permodalan, transportasi, dan
lain-lain). Lengkapnya Minapolitan adalah kluster perikanan yang tumbuh
dan berkembang seiring berjalannya sistem dan usaha agribisnis yang
mampu melayani, mendorong, menarik dan menghela kegiatan
pembangunan perikanan di wilayah tersebut dan sekitarnya dengan ciri
utama kegiatan perikanan dan pengolahan dari hasil perikanan.
Adapun
secara makna, ada
beberapa definisi
minapolitan,
yaitu:
1.
Kawasan pedesaan yang disiapkan mempunyai kelengkapan sarana dan
prasarana yang memadai dan pelayanan perkotaan (infrastruktur
termasuk transportasi dan energi), dengan dukungan sistem
permodalan yang tepat guna sehingga masyarakat dapat
mengembangkan usaha dengan cepat.
1. Data Citra
Metode pengumpulan data primer yang bersumber dari data citra satelit
adalah dengan cara interpretasi (melalui citra penginderaan jauh sesuai
dengan unsur-unsur interpretasinya) kenampakan obyek yang terekam
oleh satelit. Fungsi dari data citra adalah sebagai sumber untuk membuat
data turunan berupa pola morfologi wilayah kajian. Kenampakan objek
yang terekam adalah berupa kepadatan bangunan, sarana aksesibilitas,
bentuk fisik dari tata ruang yang telah ada dan kondisi topografi wilayah.
Kepadatan bangunan yang tergambar dari data penginderaan jauh
dianalisis dan diinterpretasi sebagai elemen utama dalam zonasi wilayah
berdasarkan tingkat kepadatannya. Hasil dari zonasi tersebut dapat
menggambarkan pola morfologi yang terbentuk dalam suatu wilayah.
Sarana aksesibilitas yang berupa jaringan jalan yang terekam oleh data
pengindaraan jauh dijadikan elemen atau parameter dalam melihat berapa
besarnya interaksi spasial yang terjadi antara suatu wilayah dengan
wilayah lain dalam kajian transportasi kota. Peran aksesibilitas dalam
terbentuknya morfologi kota sangat penting, adanya data aksesibilitas
yang didapatkan dari hasil pengolahan data pengindaraan jauh dapat
memudahkan dalam proses analisis penelitian ini. Bentuk fisik dari suatu
kota dapat tergambar di data pengindraan jauh dengan resolusi spasial
yang baik. Visualisasi dari citra tersebut mempermudah dalam proses
analisis interaksi spasial yang terjadi. Informasi tentang kondisi topografi
wilayah dapat dilihat menggunakan media pengindraan jauh. Data
kondisi topografi wilayah ini bertujuan untuk melihat seberapa besar
kondisi bentang lahan serta topografi wilayah dapat mempengaruhi dalam
perencanaan maupun pembentukan morfologi wilayah perkotaan.
2. Data Sekunder
Data Sekunder adalah data yang mengacu pada informasi yang
dikumpulkan dari sumber yang telah ada. Sumber data sekunder ini adalah
catatan atau dokumentasi perusahaan, publikasi pemerintahan, analisis
industri oleh media, situs web, internet dan seterusnya (Uma Sekaran,
2011). Data Sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak
langsung. Dalam penelitian ini penulis memperoleh data sekunder dari
instansi dan dinas terkait seperti Bappeda, ATR dan PU. Data ini
memudahkan penulis dalam mengidentifikasi Kota Probolinngo
LATAR BELAKANG
RUMUSAN MASALAH
TUJUAN
PENGUMPULAN DATA
DATA SEKUNDER
- Jurnal
- Literatur Laporan
- BAPPEDA