PINJAMAN
DAERAH DAN
OBLIGASI
DAERAH
# KEBIJAKAN PEMBIAYAAN DAERAH:
DAERAH: Pinjaman dan Obligasi Daerah
Pengantar
Pengantar
Pengantar
• Untuk menyediakan infrastruktur yang memadai guna
mendorong pertumbuhan perekonomian bukanlah hal
yang mudah, dibutuhkan pendanaan yang besar untuk
itu.
• Misalkan, dana indikatif kebutuhan pendanaan untuk lima
tahun (2015-2019) dalam rangka mendukung
perekonomian nasional dibutuhkan sekitar Rp. 1.114
triliun yang dipergunakan untuk membiayai kebutuhan di
bidang perkeretaapian, transportasi laut, transportasi
udara, transportasi penyeberangan, lalu-lintas dan
angkutan jalan, transportasi perkotaan dan transportasi
multimoda
# KEBIJAKAN PEMBIAYAAN DAERAH:
DAERAH: Pinjaman dan Obligasi Daerah
Pengantar
Pengantar
• Hal ini dikarenakan tanggung jawab penyediaan
infrastruktur merupakan tanggung jawab bersama
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah yang
membedakan tanggung jawab tersebut adalah
cakupan kewenangan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah, misalnya terkait dengan
cakupan wilayah.
• Pengaturan mengenai hal tersebut terdapat pada
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007
tentang Pembagian Urusan Pemerintah Pusat dan
Daerah.
# KEBIJAKAN PEMBIAYAAN DAERAH:
DAERAH: Pinjaman dan Obligasi Daerah
Latar Belakang
Demokratisasi Desentralisasi
Penyediaan Pelayanan
Infrastruktur Publik
# KEBIJAKAN PEMBIAYAAN DAERAH:
DAERAH: Pinjaman dan Obligasi Daerah
Latar Belakang
Pemda di Philipina bertanggung jawab 2% atas
pembiayaan pembangunan, Tunisia (85%), Turki & Brasil
(15%), Negara maju Inggris, AS, Jerman Inggris (100%
utk infrastuktur)
Tantangan Kebutuhan
Pemerintah pembiayaan
Rata-rata NSB, pemda meminjam 6%
dari penerimaan mereka, AS (20%), Bld
(60%) Perancis 75% dari modal
investrasi Pemda
Pinjaman Daerah Obligasi Daerah
Pemerintah Obligasi
Daerah Lain Daerah
Dapat diteruskan kepada BUMD
Sebagai Pinjaman, Hibah dan/atau
penyertaan modal
SYARAT PINJAMAN DAERAH
≤
75% ≥2,5
Tidak
Tidak memiliki
memiliki tunggakan Mendapat
Jumlah
Jumlah sisa
sisa pinjaman
pinjaman daerah
daerah
Rasio
Rasio kemampuan
kemampuan tunggakan Mendapat persetujuan
persetujuan
kepada Pemerintah
Pemerintah Pusat, Persyaratan
+
+ jumlah pinjaman yang
jumlah pinjaman yang akan
akan keuangan daerah
keuangan daerah untuk
untuk kepada Pusat, Persyaratan lain
lain yang
yang DPRD
DPRD untuk
untuk pinjaman
pinjaman
apabila
apabila Pinjaman
Pinjaman yang ditetapkan
ditarik
ditarik tidak
tidak melebihi
melebihi 75%
75% dari
dari mengembalikan
mengembalikan pinjaman
pinjaman yang ditetapkan oleh calon
oleh calon Jangka
Jangka Menengah
Menengah dandan
jumlah penerimaan
penerimaan umum
umum (DSCR) akan
akan diajukan
diajukan bersumber
bersumber pemberi pinjaman.
pinjaman. Panjang.
jumlah (DSCR) lebih
lebih dari
dari atau
atau dari
pemberi Panjang.
APBD
APBD tahun
tahun sebelumnya.
sebelumnya. sama
sama dengan 2,5.
dengan 2,5. dari Pemerintah Pusat.
Pemerintah Pusat.
13
# KEBIJAKAN PEMBIAYAAN DAERAH:
DAERAH: Pinjaman dan Obligasi Daerah
397
243
112
39
23
30
# KEBIJAKAN PEMBIAYAAN DAERAH:
DAERAH: Pinjaman dan Obligasi Daerah
UU No.17/2003
Tentang Keuangan Negara
PP No. 23/2003
Tentang Pengendalian Jumlah
Kumulatif Defisit APBN dan APBD
Serta Kumulatif Pinjaman Permerintah
UU No.32/2004 Pusat dan Pemerintah Daerah
Tentang Pemerintahan Daerah
PMK No.54/2005
UU No. 33/2004 Tentang Pinjaman Daerah
Tentang Perimbangan Keuangan
Antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah
# KEBIJAKAN PEMBIAYAAN DAERAH:
DAERAH: Pinjaman dan Obligasi Daerah
Pemda Lain
Sumber
Pinjaman
Lembaga Keuangan Bank/Non Bank
Masyarakat
# KEBIJAKAN PEMBIAYAAN DAERAH:
DAERAH: Pinjaman dan Obligasi Daerah
Tidak Boleh
Tidak Boleh
Menjaminkan
Menjaminkan
Pendapatan/aset
Pinjaman Pihak Lain
Daerah
(PP < 1 thn anggaran) (1 thn < PM <Jabatan KD (1 thn < PM <Perjanjian
Kegiatan dianggarkan
Jumlah Pinjaman < 75% PU
Dalam APBD
1 MENEG PPN
/BAPPENAS
Usulan kegiatan
PEMERINTAH 4
DAERAH
3
MENTERI
DALAM NEGERI
Ya Tidak
Prosedur Pinjaman dari Pemerintah Dananya
Bukan Berasal dari Luar Negeri
Pemerintah daerah Menteri Keuangan
Persetujuan
Perjanjian antara
menteri Keuangan Disetujui Tidak
dan Kepala daerah setuju
Kasus Kota Tangerang: menghindari
Pinjaman
Pinjaman ADB Rp. 16.322.492.355
Jangka waktu 18 tahun
Grass Period 5 tahun 2001-2005
Bunga 11,75% per tahun
Commitment Fee 0,75% per tahun
Sisa Rp. 23.282.227.879
Metropolitan Pengelolaan
persampahan Air Limbah Terminal
Pengalaman Pinjaman
• a. Regulator
Regulator adalah instansi pemerintah yang memiliki kewenangan
untuk mengatur dan mengawasi penawaran umum Obligasi Daerah
di pasar modal, terdiri dari (i) Kementerian Keuangan berperan
dalam perizinan permohonan usulan penerbitan Obligasi Daerah,
dan (ii) Otoritas Jasa Keuangan terkait tugas pengaturan dan
pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan di sektor pasar modal.
c. Emiten
•Emiten adalah pihak yang melakukan penawaran umum. Dalam hal
penerbitan Obligasi Daerah, pihak yang menjadi emiten adalah
pemerintah daerah.
d. Pemegang Efek
•Pemegang efek adalah pihak yang menanamkan modalnya dalam
bentuk pemberian pinjaman pada pemerintah daerah. Dalam hal ini
pemegang efek bertindak sebagai investor.
e. Perusahaan Efek
•Perusahaan efek adalah perusahaan yang mempunyai aktifitas
sebagai penjamin emisi efek, perantara pedagang efek, manajer
investasi atau gabungan dari ketiga kegiatan itu.
f. Profesi Penunjang
•Profesi penunjang merupakan pihak-pihak yang karena profesinya,
turut menunjang terlaksananya penawaran umum di pasar modal,
seperti Akuntan publik, Notaris, Konsultan hukum dan Penilai. Profesi
penunjang harus terdaftar dalam Otoritas Jasa Keuangan..
# KEBIJAKAN PEMBIAYAAN DAERAH:
DAERAH: Pinjaman dan Obligasi Daerah
g. Lembaga Pendukung
•Lembaga pendukung merupakan pihak-pihak yang berperan dalam
pelaksanaan penawaran umum Obligasi Daerah di pasar modal,
namun tidak terlibat secara langsung dalam proses transaksi
perdagangan efek, seperti (i) Wali amanat, dan (ii) Lembaga
Pemeringkat Efek.
# KEBIJAKAN PEMBIAYAAN DAERAH:
DAERAH: Pinjaman dan Obligasi Daerah
UU No.8/1995
Tentang Pasar Modal
UU No.17/2003
UU No.54/2005
Tentang Keuangan
Tentang Pinjaman Daerah
Negara
Persaingan
Kebijakan/Peraturan
Pemerintah Pusat
# KEBIJAKAN PEMBIAYAAN DAERAH:
DAERAH: Pinjaman dan Obligasi Daerah
Persaingan
Resiko kegagalan
pembangunan proyek
maupun saat
operasional proyek
Sumber daya manusia
# KEBIJAKAN PEMBIAYAAN DAERAH:
DAERAH: Pinjaman dan Obligasi Daerah
Jenis Obligasi
Pembiayaan transportasi
Shanghai melalui Obligasi Obligasi harus di dijamin oleh
Shanghai Urban Invesment lembaga keuangan atau
Corporation (BUMD) pihak ketiga pemilik aset
# KEBIJAKAN PEMBIAYAAN DAERAH:
DAERAH: Pinjaman dan Obligasi Daerah
KPBU adalah Kerjasama antara Pemerintah dan Badan Usaha dalam SKEMA
penyediaan layanan infrastruktur untuk kepentingan umum berdasarkan
perjanjian kedua belah pihak dengan memperhatikan prinsip pembagian risiko.
(Perpres No. 38/2015)
KEUNGGULAN
• KPBU bukan berfokus pada pengadaan aset. KPBU adalah kerjasama antara
Pemerintah dengan pihak swasta untuk mencari solusi yang paling efektif dan
efisien dalam upaya menyediakan jasa/layanan publik bagi masyarakat dalam
jangka waktu yang relatif panjang.
• Risiko teralokasi kepada pihak-pihak yang paling kompeten untuk
mengendalikannya.
Contoh KPBU: SPAM Umbulan • Risiko politik dan perubahan kebijakan sepenuhnya ditanggung oleh PJPK
(Pemerintah).
• Risiko konstruksi, risiko pasar dan risiko operasi ditanggung oleh pihak
Badan Usaha.
• Transparan sehingga akan mengurangi intervensi politik.
• Adanya Kepastian Pengembalian Investasi dijamin oleh Pemerintah.
50
# KEBIJAKAN PEMBIAYAAN DAERAH:
DAERAH: Pinjaman dan Obligasi Daerah
51
# KEBIJAKAN PEMBIAYAAN DAERAH:
DAERAH: Pinjaman dan Obligasi Daerah
52