Anda di halaman 1dari 8

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/333659591

PENENTUAN KOMODITAS PERTANIAN UNGGULAN DI KABUPATEN JEMBER

Article · March 2009

CITATIONS READS

3 1,743

2 authors:

Muhammad Firdaus Hadi Paramu


sekolah tinggi ilmu ekonomi mandala Universitas Jember
15 PUBLICATIONS   13 CITATIONS    9 PUBLICATIONS   9 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Muhammad Firdaus on 08 June 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


PENENTUAN KOMODITAS PERTANIAN UNGGULAN
DI KABUPATEN JEMBER

Muhammad Firdaus1, Hadi Paramu2, Suherman3 dan Cholyubi Jusuf4)


1
) Staf Pengajar STIE Mandala Jember
2
) Staf Pengajar FE Universitas Jember
3
) Staf Pengajar STIE Mandala Jember
4
) Staf Pengajar Politeknik Jember
Alamat. Jl. Sumatera 118 – 120 Jember
Telp. (0331)334324; email: muhammadfirdaus31@yahoo.co.id

ABSTRACT

This research was conducted to know growth of food commodity, tobacco and
vegetable, at the same time determine pre-eminent agriculture commodity in
every district in Jember. This research was done in Jember by using secondary
data of Badan Pusat Statistik (BPS) Jember. Data research cover data
agriculture of food commodity, vegetable, and tobacco in all district in Jember.
Analyzer the used is supply analysis (trend linear analysis) and Location
Quotient ( LQ) analysis. Result of this research indicate that: (1) Crop paddy,
cabbage and tobacco of Na Oogst is crop which at most developed by farmers.
(2) Crop paddy, eggplant and tobacco of White Burley is pre-eminent crop in
Jember.

Keyword: commodity, agriculture, pre-eminent

PENDAHULUAN Pemilihan komoditas yang akan diusahakan


memegang peranan penting dalam
Sektor pertanian merupakan salah satu pilar
keberhasilan usaha produksi pertanian.
ekonomi yang mampu memberikan kontribusi
Komoditas yang bernilai tinggi akan menjadi
nyata pada Gross Domestic Product (GDP).
prioritas utama, tetapi perlu dipertimbangkan
Menurut Asian Development Bank (2005),
hal-hal yang berhubungan dengan
sumbangannya pada tahun 1980, 1990, 2000
pemasarannya. Komoditas yang telah terpilih
dan 2004 berturut-turut adalah 24,8%,
(jenis dan varietasnya) merupakan komoditas
19,41%, 15,6% dan 15,39%. Meskipun
yang sesuai dengan kondisi topografi dan
kontribusinya menurun, tetapi nilai absolut
iklim lokasi yang direncanakan (Said dan
GDP terus meningkat, dari Rp 53,056 triliun
Intan, 2001).
pada 1990 menjadi Rp 66,209 triliun pada
tahun 1999, dan pada tahun 2004 menjadi 252, Komoditas unggulan adalah komoditas
293 triliun. andalan yang memiliki posisi strategis, di
mana berdasarkan pertimbangan teknis
Potensi tersebut merupakan keunggulan
(kondisi tanah dan iklim) maupun sosial
komparatif (comparative advantage) dan
ekonomi dan kelembagaan (penguasaan
merupakan landasan yang kuat bagi
teknologi, kemampuan sumberdaya manusia,
terbangunnya keunggulan kompetitif
infrastruktur, dan kondisi sosial budaya
(competitive advantage) untuk pengembangan
setempat) layak untuk dikembangkan di suatu
ekonomi nasional dan daerah. Apabila potensi
wilayah (Badan Litbang Pertanian, 2003).
tersebut didayagunakan, maka perekonomian
yang dibangun akan memiliki landasan yang Penetapan komoditas unggulan di suatu
kokoh pada sumberdaya domestik, memiliki wilayah menjadi suatu keharusan dengan
kemampuan bersaing, dan berdaya guna bagi pertimbangan bahwa komoditas-komoditas
seluruh masyarakat. yang mampu bersaing secara berkelanjutan
dengan komoditas-komoditas yang sama yang

J-SEP Vol 3 No 1 Maret 2009 33


dihasilkan oleh wilayah lain, adalah komoditas peranannya dalam perekonomian
yang diusahakan secara efisien dari sisi daerah/wilayah tersebut dengan peranan
teknologi dan sosial ekonomi serta memiliki industri (agribisnis) dalam perekonomian
keunggulan komparatif dan kompetitif. Selain wilayah yang lebih luas (Wibowo, 1998).
itu, kemampuan suatu wilayah untuk
Sejalan dengan penjelasan di atas maka
memproduksi dan memasarkan semua
penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui
komoditas yang sesuai dengan kondisi lahan
perkembangan komoditas pangan, sayuran dan
dan iklim di wilayah tertentu juga sangat
tembakau di Kabupaten Jember, dan (2)
terbatas (Saeful Bachrein, tt).
menentukan komoditas unggulan di tiap-tiap
Menurut teori basis ekonomi (economic base), kecamatan di Kabupaten Jember.
dinyatakan bahwa penentu utama
pertumbuhan ekonomi suatu wilayah/daerah
adalah berhubungan langsung dengan METODE PENELITIAN
permintaan barang dan jasa dari luar daerah.
Proses produksi di sektor industri di suatu Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Jember
daerah yang menggunakan sumberdaya dengan pertimbangan bahwa Kabupaten
produksi lokal dan hasil (output)nya di ekspor Jember dengan dukungan agroklimatnya
akan menghasilkan pertumbuhan ekonomi, merupakan daerah yang subur sehingga cocok
peningkatan pendapatan per kapita dan untuk usaha pertanian.
penciptaan peluang kerja di daerah tersebut. Data yang digunakan dalam penelitian ini
Berdasarkan teori ini, pada dasarnya sektor adalah data sekunder. Data sekunder
dalam perekonomian dapat dibedakan menjadi diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS)
dua bagian yaitu basis dan non basis. Sektor Kabupaten Jember. Data penelitian meliputi
basis adalah sektor-sektor yang mampu data pertanian yang meliputi komoditas
memenuhi kebutuhan daerah sendiri, bahkan pangan, sayuran, dan tembakau di seluruh
dapat mengekspor (menjual) barang dan kecamatan yang ada di Kabupaten Jember.
jasanya ke luar daerahnya. Sedangkan sektor
non basis adalah sektor-sektor yang tidak Untuk mengetahui perkembangan komoditas
mampu memenuhi kebutuhan daerahnya pertanian digunakan analisis supply,
sendiri, bahkan harus mengimpor (membeli) sedangkan untuk menentukan komoditas
dari daerah lain untuk memenuhi kekurangan pertanian unggulan digunakan analisis
tersebut. Location Quotient (LQ).
Untuk mengetahui apakah suatu sektor Analisis Supply
merupakan sektor basis atau non basis dapat Analisis supply adalah analisis terhadap
digunakan metode pengukuran langsung tingkat kemampuan satu daerah dalam
maupun metode pengukuran tidak langsung. menyediakan berbagai komoditas yang
Metode pengukuran langsung memerlukan dihasilkan berdasarkan trend linier produksi
waktu, tenaga, dan biaya yang banyak, selama kurun waktu (tahun) tertentu. Analisis
sehingga sebagian orang menggunakan ini dilakukan untuk melihat tingkat
pengukuran tidak langsung. Salah satu metode kemampuan daerah dalam memproduksi suatu
pengukuran tidak langsung adalah komoditas yang sangat ditentukan oleh
menggunakan pendekatan Location Quetient pembinaan dari pemerintah dan orientasi
(Budiharsono, 2005). pengelolaan dari masing-masing pelaku
Pendekatan Location Quetient (LQ) usahatani.
merupakan salah satu pendekatan yang sering Metode yang dipakai untuk menjelaskan trend
digunakan dalam analisis basis ekonomi. linier adalah metode kuadrat terkecil (least
Dengan pendekatan LQ ini, dapat sqare method). Metode ini digunakan untuk
diidentifikasikan sektor, subsektor dan industri menentukan bentuk garis yang paling sesuai
unggulan bagi setiap daerah. Analisis LQ pada (Arsyad, 1994). Persamaan trend liniernya
dasarnya merupakan metode pengukuran adalah:
konsentrasi dari suatu industri (agribisnis) di
suatu wilayah dengan cara membandingkan Y = a + bX

34 J-SEP Vol 3 No 1 Maret 2009


a
Y ; b
 X *Y
cukup untuk memenuhi kebutuhan
wilayah sendiri.
n X 2
LQ < 1: sektor non-basis; artinya komoditas
i di suatu wilayah tidak dapat
Di mana : memenuhi kebutuhan sendiri hingga
Y = Data berkala (variabel dependen) diperlukan pasokan dari luar.
a = Intercept fungsi pada sumbu Y bila X=0
b = Kemiringan garis fungsi
X = Variabel independen HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis supply dilaksanakan untuk setiap A. Perkembangan Komoditas
kelompok komoditas, yaitu: pangan, sayuran,
dan tembakau. Khusus untuk tembakau, 1. Pangan
analisis trend linier hanya dilakukan terhadap Tanaman pangan yang paling banyak
tembakau Na Oogst dan kasturi. Untuk diusahakan petani adalah padi dan jagung.
tembakau White Burley dan dan rajang karena Produksi padi rata-rata periode 2000 s/d 2006
data yang ada di BPS hanya tiga tahun di Kabupaten Jember mencapai 7.415.449,14
sehingga tidak memungkinkan untuk kuintal (741.544,914 ton), sedangkan produks
dilakukan analisis trend linier. Jagung 2.728.978,00 kuintal (272.897,80 ton).
Analisis Location Quotient Produksi kedelai menduduki posisi keempat
setelah Ubi Kayu dengan total produksi hanya
Analisis Location Quotient (LQ) merupakan 21.408,36 ton.
salah satu pendekatan tidak langsung yang
digunakan untuk mengetahui apakah suatu Berdasarkan analisis trend terhadap produksi
sektor merupakan sektor basis atau non-basis periode 2000 s/d 2006, produksi padi memiliki
(Tarigan, 2003). Dengan kata lain, nilai LQ slope – 54.051,43 artinya setiap tahun terjadi
akan memberikan indikasi kemampuan suatu penurunan tingkat produksi padi sebesar
daerah dalam menghasilkan suatu komoditas, 54.051,43 kuintal (5.405,14 ton). Demikian
apakah mempunyai potensi untuk men-supply juga dengan perkembangan tingkat produksi
daerah lain, mendatangkan dari daerah lain, kedelai. Kedelai memiliki slope – 19.733,68
atau dalam keadaan seimbang (Isard, 1960). artinya setiap tahun terjadi penurunan tingkat
Secara matematis formulasi LQ dalam produksi padi sebesar 19.733,68 kuintal
penelitian ini adalah sebagai berikut: (1.973,37 ton).
Tetapi tidak demikian halnya dengan
p / pt
LQ  i komoditas Jagung. Nilai slope Jagung +
Pi / Pt 114.720,29, artinya setiap tahun terjadi
kenaikan produksi Jagung sebesar 114.720,29
Keterangan: kuintal (11.472,03 ton).
LQ = Location Quotient
Pi = Produksi komoditas i pada tingkat 2. Sayuran
kecamatan. Tanaman sayuran yang paling banyak
pt = Produksi/luas areal total komoditas diusahakan petani adalah kubis. Produksi
pada tingkat kecamatan. kubis rata-rata periode 2000 s/d 2006 di
Pi = Produksi/luas areal komoditas i pada Kabupaten Jember mencapai 4.528,28 ton.
tingkat kabupaten. Sedangkan produks kacang panjang dan cabe
Pt = Produksi/luas areal total komoditas kecil menduduki posisi kedua dan ketiga.
pada tingkat kabupaten.
Berdasarkan analisis trend terhadap produksi
Kriteria: periode 2000 s/d 2006, produksi sayuran yang
LQ > 1: sektor basis; artinya komoditas i di mengalami kenaikan (memiliki slope positif),
suatu wilayah memiliki keunggulan terdiri atas kubis, buncis, dan bayam.
komparatif. Tanaman kubis mengalami peningkatan
LQ = 1: sektor non-basis; artinya komoditas i produksi 6.485,61 kuintal setiap tahunnya.
di suatu wilayah tidak memiliki Sedangkan produksi sayuran yang mengalami
keunggulan, produksinya hanya penurunan (slope negatif) adalah sawi, kacang

J-SEP Vol 3 No 1 Maret 2009 35


panjang, tomat, terung, ketimun dan Tabel 1: Komoditas Pangan Unggulan Kabupaten
kangkung. Jember
No. Kecamatan Jenis Tanaman Pangan
3. Tembakau 1. Kencong Padi, Kedelai
Tanaman tembakau yang paling banyak 2. Gumukmas Jagung, Kedelai
diusahakan petani adalah tembakau Na Oogst 3. Puger Jagung, Kedelai
. Produksi tembakau Na Oogst rata-rata
periode 2000 s/d 2006 di Kabupaten Jember 4. Wuluhan Jagung
mencapai 133.266,77 kuintal (13.326,68 ton). 5. Ambulu Jagung, Kedelai
Sedangkan produksi tembakau kasturi dan 6. Tempurejo Jagung, Kedelai, Kacang Tanah
rajang menduduki posisi kedua dan ketiga. 7. Silo Padi, Jagung, Kacang Tanah
Berdasarkan analisis trend terhadap produksi 8. Mayang Jagung
periode 2000 s/d 2006, produksi tembakau Na 9. Mumbulsari Padi, Jagung
Oogst memiliki slope + 34.779,38 artinya
10. Jenggawah Padi Jagung
setiap tahun terjadi kenaikan tingkat produksi
tembakau sebesar 34.779,38 kuintal. Tetapi 11. Ajung Padi
tidak demikian halnya dengan tingkat 12. Rambipuji Padi
produksi tembakau kasturi. Tembakau kasturi 13. Balung Padi, Jagung, Kedelai
memiliki slope – 2.943.83 artinya setiap tahun
14. Umbulsari Padi, Kedelai
terjadi penurunan tingkat produksi sebesar
2.943.83 kuintal. 15. Semboro Padi
16. Jombang Padi
B. Komoditas Unggulan Kabupaten
17. Sumberbaru Padi, Ubi Kayu
1. Komoditas Pangan Unggulan Kabupaten
18. Tanggul Padi, Kacang Tanah
Keragaan penyebaran komoditas tanaman 19. Bangsalsari Padi, Kedelai, Kacang Tanah
pangan menurut nilai LQ yang dipilah
menjadi dua kriteria, yaitu LQ > 1 (basis) dan 20. Panti Padi, Kacang Tanah, Ubi Jalar
LQ < 1 (non basis) disajikan dalam Tabel 1 21. Sukorambi Jagung, Ubi Kayu Dan Ubi Jalar
berikut ini. 22. Arjasa Jagung, Kacang Tanah, Ubi Kayu
Dari Tabel 1 dapat dijelaskan bahwa padi 23. Pakusari Padi, Jagung
merupakan komoditas unggulan yang 24. Kalisat Padi
menyebar di 19 kecamatan, jagung di 14 25. Ledokombo Padi, Ubi Jalar
kecamatan, kedelai di 8 kecamatan, kacang
tanah di 8 kecamatan, ubi kayu di 6 26. Sumberjambe Jagung, Kacang Tanah, Ubi Jalar
kecamatan dan ubi jalar di 7 kecamatan. 27. Sukowono Padi, Ubi Jalar
Berarti komoditas padi lebih menyebar 28. Jelbuk Kacang Tanah, Ubi Kayu, Ubi Jalar
daripada komoditas pangan yang lainnya. 29. Kaliwates Padi, Ubi Jalar
Oleh karena itu, komoditas padi dianggap
30. Sumbersari Ubi Kayu
komoditas pangan paling unggul.
31. Patrang Ubi Kayu

2. Komoditas Sayuran Unggulan


Kabupaten
Keragaan penyebaran komoditas tanaman
sayuran menurut nilai LQ disajikan dalam
Tabel 2 berikut ini.

36 J-SEP Vol 3 No 1 Maret 2009


Tabel 2. Komoditas Sayuran Unggulan Kabupaten terung dianggap sebagai sayuran yang paling
Jember unggul di Kabupaten Jember.
No. Kecamatan Jenis Tanaman Sayuran
1. Kencong Kacang Panjang, Cabe Besar,Terung 3. Komoditas Tembakau Unggulan
2. Gumukmas Cabe Kecil, Bayam, Semangka Kabupaten
3. Puger Semangka
Keragaan penyebaran tanaman tembakau
4. Wuluhan Kubis, Kacang Panjang, Cabe Besar
menurut nilai LQ disajikan dalam Tabel 3
Bawang Merah, Kubis, Kol, Sawi,
5. Ambulu
Kacang Panjang, Cabe Besar
berikut ini.
Kacang Besar, Cabe Besar, Cabe Tabel 3. Komoditas Tembakau Unggulan Kabupaten
6. Tempurejo
Kecil, Terung, Ketimun, Jember
Cabe Besar, Tomat, Buncis,
7. Silo No. Kecamatan Jenis Tanaman Tembakau
Semangka
Sawi, Cabe Besar, Tomat, Terung, 1. Kencong Tembakau White Burley
8. Mayang Ketimun, Labu Siam, Kangkung, 2. Gumukmas Tembakau White Burley
Bayam, Melon, Semangka Tembakau Na Oogst ,
3. Puger
Sawi, Kacang Panjang, Cabe Besar, Tembakau White Burley
9. Mumbulsari Cabe Kecil, Tomat, Terung, Labu Tembakau Na Oogst ,
4. Wuluhan
Siam, Bayam Tembakau White Burley
Kacang Panjang, Tomat, Terung, 5. Ambulu Tembakau Na Oogst
10. Jenggawah
Ketimun, Semangka Tembakau Rajang,
6. Tempurejo
Cabe Besar, Tomat, Terung, Tembakau White Burley
11. Ajung
Ketimun, Semangka Tembakau Kasturi,
7. Silo
12. Rambipuji Melon, Semangka Tembakau White Burley
13. Balung Semangka Tembakau Kasturi,
8. Mayang
Kacang Panjang, Tomat, Terung, Tembakau White Burley
14. Umbulsari Tembakau Kasturi,
Ketimun 9. Mumbulsari
Kacang Panjang, Cabe Besar, Tembakau White Burley
15. Semboro 10. Jenggawah Tembakau Na Oogst
Semangka
Kacang Panjang, Cabe Besar, 11. Ajung Tembakau Na Oogst
16. Jombang Tembakau Na Oogst ,
Terung, Ketimun, Melon 12. Rambipuji
17. Sumberbaru Kacang Panjang, Ketimun Tembakau White Burley
Tembakau Na Oogst ,
18. Tanggul Sawi, Cabe Kecil, Terung 13. Balung
Tembakau White Burley
19. Bangsalsari Semangka 14. Umbulsari Tembakau Na Oogst
Kubis, Kol, Sawi, Tomat, Terung, 15. Semboro -
20. Panti 16. Jombang Tembakau White Burley
Ketimun
21. Sukorambi Kol, Sawi,Buncis, Kangkung,Bayam 17. Sumberbaru -
22. Arjasa Cabe Kecil, Terung 18. Tanggul Tembakau Na Oogst
23. Pakusari Cabe Kecil, Terung 19. Bangsalsari Tembakau Kasturi
Tembakau Kasturi,
24. Kalisat Cabe Kecil 20. Panti
Tembakau White Burley
Kol, Cabe Besar, Cabe Kecil, Tembakau Kasturi,
25. Ledokombo
Tomat, Terung 21. Sukorambi Tembakau Rajang,
Sawi, Cabe Besar, Tomat, Terung, Tembakau White Burley
26. Sumberjambe
Buncis, Labu Siam Tembakau Kasturi,
27. Sukowono Kacang Panjang, Cabe Kecil 22. Arjasa
Tembakau Rajang
Kacang Panjang, Cabe Kecil, 23. Pakusari Tembakau Kasturi
28. Jelbuk Tembakau Kasturi,
Terung, Buncis, Ketimun, Kangkung 24. Kalisat
29. Kaliwates Sawi Ketimun, Bayam Tembakau White Burley
30. Sumbersari Cabe Besar, Tomat, Terung Tembakau Kasturi,
25. Ledokombo
Sawi, Kacang Panjang Terung, Tembakau White Burley
31. Patrang Tembakau Kasturi,
Buncis, Kangkung, Bayam 26. Sumberjambe
Tembakau White Burley
Dari Tabel 2 dapat di jelaskan bahwa terung Tembakau Kasturi,
merupakan komoditas sayuran yang tingkat 27. Sukowono Tembakau Rajang,
Tembakau White Burley
penyebarannya paling tinggi yaitu di 17 Tembakau Na Oogst ,
kecamatan. Kacang panjang dan cabe besar 28. Jelbuk
Tembakau Rajang
masing-masing menyebar di 13 kecamatan, 29. Kaliwates Tembakau Na Oogst
sedangkan cabe kecil, semangka, ketimun dan 30. Sumbersari Tembakau Na Oogst
tomat masing-masing menyebar di 10 31. Patrang Tembakau Kasturi
kecamatan. Oleh karena itu, komoditas

J-SEP Vol 3 No 1 Maret 2009 37


Dari Tabel 3 dapat dijelaskan bahwa tembakau Saran
White Burley menyebar di 17 kecamatan,
Pemerintah Daerah Kabupaten Jember melalui
tembakau Na Oogst di 12 kecamatan, tembakau
Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan
kasturi di 13 kecamatan dan tembakau rajang di
hendaknya menggunakan pedoman penentuan
5 kecamatan. Oleh karena itu, tembakau White
komoditas unggulan ini sebagai informasi awal
Burley dianggap sebagai komoditas tembakau
dalam pengembangan komoditas pertanian di
yang paling unggul di Kabupaten Jember.
setiap kecamatan di Kabupaten Jember.
Meskipun demikian, jika ditinjau dari produksi,
tembakau Na Oogst memiliki produksi yang Ucapan Terima Kasih
lebih tinggi daripada tembakau White Burley.
Artikel ilmiah ini merupakan bagian dari
Laporan Penelitian Hibah Bersaing yang
SIMPULAN DAN SARAN berjudul “Optimalisasi Ekonomi Pemilihan
Pola Tanam Unggulan di Kabupaten Jember”
Simpulan
Tahun 2007 – 2008. Oleh karena itu
A.1. Perkembangan Komoditas perkenankanlah penulis mengucapan
1. Tanaman pangan yang paling banyak terimakasih yang sebesar-besarnya kepada
diusahakan petani adalah padi dan jagung Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Jakarta
dengan rata-rata produksi per tahun atas kesediaannya untuk memberikan dana
741.544,91 ton untuk padi dan 272.897,80 hibah bersaing selama tahun 2007 s/d 2008.
ton untuk jagung. Tetapi produksi padi
mengalami penurunan sebesar 197,34 ton
DAFTAR PUSTAKA.
per tahun, sedang produksi jagung
mengalami kenaikan sebesar 5.405,14 ton Arsyad , Lincolin. 1994. Peramalan Bisnis.
per tahun. Yogyakarta: BPFE
2. Tanaman sayuran yang banyak diusahakan Asian Development Bank. 2005. Key
adalah kubis dengan produksi rata-rata Indicators of Developing Asian and
4.528,28 ton per tahun. Produksi kubis selalu Pasific Countries.
mengalami kenaikan produksi 6.485,61 www.adb.org/document/books/key_i
kuintal setiap tahunnya. ndicators /2005/pdf/INO.pdf pada
3. Tanaman tembakau yang paling banyak tangal 10 Februari 2007.
diusahakan petani adalah tembakau Na
Oogst dengan rata-rata mencapai 13.326,68 Budhiharsono. 2005. Teknik Analisis
ton per tahun. Produksi tembakau Na Oogst Pembangunan Wilayah Pesisir dan
setiap tahun selalu mengalami kenaikan Lautan. Jakarta: Pradnya Paramita.
sebesar 34.779,38 kuintal. Isard, W. 1960. Methods of Regional Analysis:
A.2. Komoditas unggulan An Introduction to Regional Science.
4. Komoditas padi merupakan komoditas New York: MIT Press and John
pangan unggulan karena distribusinya Willey & Sons.
lebih menyebar daripada komoditas Saeful Bachrein .tt. Penetapan Komoditas
pangan yang lain. Unggulan Propinsi. Jakarta: Balai
5. Komoditas terung merupakan komoditas Pengkajian dan Pengembangan
sayuran unggulan karena distribusinya Teknologi Pertanian.
lebih menyebar daripada komoditas
sayuran yang lain. Said, Gumbira dan Intan, Harizt. 2001.
6. Komoditas tembakau White Burley Manajemen Agribisnis. Jakarta:
merupakan komoditas tembakau unggulan Ghalia Indonesia.
karena distribusinya lebih menyebar Tarigan, Robinson. 2003. Ekonomi Regional
daripada komoditas tembakau yang lain. Teori dan Aplikasi. Jakarta: Bumi
Aksara.

38 J-SEP Vol 3 No 1 Maret 2009


Wibowo, Rudi. 1998. Teori Perencanaan
Pembangunan Wilayah. Jember:
Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi
Pertanian Fakultas Pertanian
Universitas Jember.

J-SEP Vol 3 No 1 Maret 2009 39

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai