Anda di halaman 1dari 16

Permasalahan dan isu pada perkembangan kota Probolinggo

Dosen Pembimbing :

Chaerey Ranba Sholeh S.AP., M.AP

Disusun oleh :

Muhammad Firhan Afrizan

(042213145)

Universitas Terbuka

Jurusan Perencanaan wilayah dan kota (PWK)

Program Studi Perencanaan Kota

semester 2019/20.2 (2020.1)


Kata Pengantar

Puji Syukur Saya panjatkan Kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini yang berjudul
“Permasalahan Daerah Tertinggal kota Probolinggo ” dengan baik. Shalawat serta salam saya
panjatkan kepada Nabi besar Muhammad SAW kepada keluarganya, sahabatnya dan kepada
kita semua selaku umat-Nya.

Dalam mengerjakan tugas ini saya sebagai penulis telah bekerja dengan semaksimal
mungkin, dan apabila didalam tugas ini terdapat kesalahan yang disengaja maupun tidak
sengaja, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Kami mengharapkan tugas ini dapat bermanfaat untuk kita semua. saya menyadari
bahwa penulisan tugas ini masih jauh dari kata kesempurnaan.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................

DAFTAR ISI .....................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ..................................................................................

1.2 Rumusan Masalah.............................................................................

1.3 Tujuan Penulisan ..............................................................................

1.4 Manfaat..............................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perkembangan Kota..............................................................................

2.2 Manajmen kota ..............................................................................

2.3 Struktur dan Fungsi Kota ……………………………………………………

2.4 Penggunaan Lahan Kota .....................................................................

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Metode Pengumpulan data ………………………………………….

3.2 Analisa data ………………………………………….

3.3 Lokasi yang menjadi subyek penulisan...……………………………….

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................


BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1.1

Perkembangan sebuah kota tidak dapat dihindari, baik itu di bidang ekonomi, sosial &
budaya. Perkembangan kota ini dapat ditunjukan oleh pertumbuhan penduduk dan
peningkatan aktivitas yang ada di dalamnya (Dwiyanto & Sariffuddin, 2013)

Peembangunan sendriri merupakan Upaya untuk meningkatkan taraf hidup serta


merealisasikan potensi yang ada secara sistematis. Proses sistematik paling tidak terdiri
dari 3 unsur. Pertama, adanya input, yaitu bahan masukan konservasi. Kedua, adanya
proses konservasi, yaitu wahana untuk mengolah bahan masukan. Ketiga, adanya output,
yaitu sebagai hasil dari proses konservasi yang dilaksanakan.( Easton (1985)

Perkembangan kota di Indonesia ini dapat digeneralisasikan menjadi tingkatan atau


tahap pembangunan kota, antara lain Kota Indonesia Awal, Kota Indische, Kota Kolonial,
dan Kota Modern (J.M. Nas, 1986). Kota Indonesia Awal ini adalah kota–kota yang
masih mempunyai struktur yang jelas mengenai aturan–aturan kosmologis dan pola sosio
kultural yang direfleksikannya, kota ini terdapat pada masa kerajaan, seperti Sriwijaya,
Kutai, Majapahit, Demak, ataupun Mataram Islam.

Perkembangan suatu kota pada umumnya berbeda-beda hal ini dikarenakan faktor-
faktor yang mempengaruhi perkembangan tersebut pada setiap wilayah kota berbeda.
Faktor-faktor tersebut antara lain, kondisi geografis, topografi wilayah, jumlah penduduk,
kondisi sosial ekonomi penduduk dan peran pemerintah. Dalam perkembangannya suatu
kota memiliki karakteristik bentuk, karakteristik bentuk itu biasa disebut dengan
morfologi kota. Namun dalam proses dari pembangunan sebuah wilayah pastinya terdapat
kendala atau isu masalah yang menjadi fakrot penghambat perkembangan tersebut seperti
kurangnya kemampuan dalam mengelolah lahan, kerusakan lingkungan, tidak ada
hubungan timbal balik yang baik antara masyarakat dengan pemertintah, pembangunan
liar tanpa adanya perencanaan.

Untuk dapat merencanakan suatu wilayah dengan baik, yang pertama kali yang harus
di ketahui adalah suatu pengenalan mengenai sesuatu itu yang disebut wilyah, begaimana
menentukan deliniasi wilyah, serta klasifikasi dari wilayah. Sebagaimana telah di
katakana dalam istilah teknis, Wilayah adalah ruang, Wilayah ini spesifik karena
ruangnya adalah ruang supra urban maksudnya adalah semua ruang yang lebih luas dari
kota ( Friedman 1964), artinya meliputi kota serta semua ruang di luar kota.

Permasalahan perkotaan ini semakin hangat dibicarakan karena keterkaitannya


dengan hampir segala aspek kehidupan manusia. Perkembangan kegiatan suatu kota
sering menjadi tumpuan harapan masyarakat sehingga mereka berduyun-duyun berebut
kesempatan untuk bisa memperoleh penghidupan di kota tersebut. Hal ini kerap kali
ditemui di kota-kota besar diseluruh dunia, khususnya yang terjadi di negara-negara
berkembang. Masalah perkotaan di negara-negara berkembang sangatlah kompleks
dibandingkan dengan negara-negara industri maju. Bila dilihat dari segi sejarah. Kota
merupakan pusat dari segala akitivitas, baik ekonomi, politik, sosial, budaya, dan lain
sebagainya. Pertumbuhan suatu kota sangatlah cepat, maka perencanaan dan pengelolaan
suatu kota sangatlah dibutuhkan.

Kota Problinggo yang berada di Pulau Jawa bagian Timur merupakan kota kecil yang
letaknya berada dipinggir pantai Utara Indonesia. Kota Probolinggo masih memiliiki
permasalahan. diantaranya yaitu belum optimalnya pelayanan pendidikan dan kesehatan
serta pengembangan budaya dan pariwisata yang ada di Kota Probolinggo.

Gambar Peta Kota Probolinggo

Letak Kota Probolinggo berada pada 7º 43’ 41” sampai dengan 7º 49’ 04” Lintang
Selatan dan 113º 10’ sampai dengan 113º 15’ Bujur Timur dengan luas wilayah 56,667
Km². Disamping itu Kota Probolinggo merupakan daerah transit yang menghubungkan
kota-kota (sebelah timur Kota) : Banyuwangi, Jember, Bondowoso, Situbondo,
Lumajang, dengan kota-kota (sebelah barat Kota) : Pasuruan, Malang, Surabaya.

Adapun batas wilayah administrasi Kota Probolinggo meliputi :

1. Sebelah Utara : Selat Madura

2. Sebelah Timur : Kecamatan Dringu Kabupaten Probolinggo

3. Sebelah Selatan : Kecamatan Leces, Wonomerto, Sumberasih Kab. Probolinggo

4. Sebelah Barat : Kecamatan Sumberasih Kabupaten Probolinggo

Untuk Pembagian Luas wilayah nya sebgai berikut

No Kecamatan Luas (Km2) Penduduk


Jumlah Kepadatan
1 Kademangan 1.275,4 38.992 3.057
2 Wonoasih 1.098,1 32.526 2.962
3 Mayangan 865,5 60.468 6.986
4 Kanigaran 1.065,3 55.880 5.245
5 Kedupok 1.362,4 31.273 2.295

Kota probolinggo memilki permasalahan dalam perkembangan fisik kota dalam


pengendalian tata bangunan. Hal tersebut terlihat dari adanya lingkungan permukiman
kumuh yang dihuni oleh masyarakat miskin dan berpenghasilan rendah. Terdapat 3
daerah yang memilki permasalahan seperti yang telah disebutkan diatas, yaitu kawasan
kelurahan Sukabumi, timur Tempat Pembuangan Akhir, kawasan Kelurahan
Mangunharjo, bekas rel kereta api, dan kawasan Kali Banger. Dari 3 daerah tersebut
terdapat masyarakat yang membangun rumah semi permanen bahkan permanen yang
tidak terkendali. Hal tersebut sangat berpengaruh pada lingkungan yang menjadi kumuh
sehingga menurunkan kualitas lingkungan dan sanitasi masyarakat di Kota Probolinggo.
Dalam hal ini Kota Probolinggo mempunyai program yang dinamai Kota tanpa
Kumuh Pemerintahan Probolinggo mewujudkan bebas kota kumu pada tahun 2019
dengan target rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) Tahun 2014 –
2019 untuk mengetaskan kawasan kumuh di perkotaan menjadi nol hektar Kegiatan ini
dilaksanakan untuk memberikan pemahaman tentang kebijakan pemerinth daerah dalam
menangani kawasan kumuh, target dan penyelesaian strategi pokjar dalam membangun
kawasan kumuh.

Manajemen adalah sebuah upaya proses dalam mencapai sasaran atau tujuan dari
sebuah pekerjaan, jika kaitannya dengan pengelolaan kota, manajemen diartikan sebagai
sebuah upaya perencanaan ataupun penataan kota dalam mencapai tujuan pembangunan
kota tersebut. Adapun sebuah manajemen perencanaan kota yang perlu di lakukan seperti
sebuah upaya di kota probolinggo yang hubunganya dengan manejemen kota dalam hal
pembangunan infrastruktur kota di probolinggo contohnya upaya manajemen pasar di
kota probolinggo lebih tepatnya manajemen pasar baru karena masih terdapat masalah
dalam manajemen pasar yang ada di Kota Probolinggo. Pasar baru yang merupakan pusat
pasar sehari-hari masyarakat dengan pendapatan yang paling besar di antara 5 pasar
lainnya di kota tersebut. hal itu tidak serta-merta menjadikan pasar ini sebagai pasar yang
proporsional sebagai tempat berdagang karena dengan daya tampung pasar yang seluas
3.567 m

Pasar baru yang merupakan pusat pasar sehari-hari masyarakat dengan pendapatan
yang paling besar di antara 5 pasar lainnya di kota tersebut. hal itu tidak serta-merta
menjadikan pasar ini sebagai pasar yang proporsional sebagai tempat berdagang karena
dengan daya tampung pasar yang sangat luas namun jika di bangdingkan dengan jumlah
pedagang, luas pasar tersebut masih belum bisa menampung semua pada pedagang
bahkan ada pedagang yang melakukan aktivitas jula beli di luar pasar hal ini
menyebabkan melubernya pedagang di sepanjang jalan tersebut serta membuat tercampur
aduknya jenis-jenis komoditas dagang di pasar ini. Hal ini menunjukan bahwa pasar baru
sudah tidak mampu lagi menampung pedagang di dalam pasar. Selain itu masalah yang
dapat ,uncul juga yaitu kemacetan yang sering terjadi di sekitar daerah pasar baru
tersebut.

Gambar situasi pasar baru Kota Probolinggo


Sehingga di perlukan sebuah manajemen dalam upaya pembangunan pasar tersebut.
Dengan cara mengevaluasi daya tampung pasar agar layak di gunakan dalam aktivitas
perdagangan selain itu kemampuan finasial pedagang dalam hal penyewaan lahan
maupun kios juga turut di perhatikan dalam manajemen pasar ini. Agar pasar baru tetap
menjadi pusat perputaran ekonomi dalam hal perdagangan yang terbesar di kota
probolinggo tanpa meninggalkan masalah penataan atau manajemen kota. Dapat
dikatakan bahwa ketika kota Probolinggo memiliki sebuah permasalahan dalam
manajemen kotanya maka kota Probolinggo akan langsung mencari sebuah solusi guna
memperkecil atau bahkan menghilangkan masalah yang akan timbul kedepannya.

. Kota Probolinggo berfungsi sebagai wilayah distribusi dan perdagangan hasil – hasil
pertanian dan perkebunan, sehingga pemerintah membuat jalan dan tata ruang Kota nya
berdasarkan kepentingan distribusi dan perdagangan tersebut. Di Kota Probolinggo,
antara pusat pemerintahan dengan wilayah permukiman dihubungkan oleh jalan yang
menggunakan pola Grid. permasalahan yang ada di jalan tersebut yaitu rusaknya material
jalan yang dapat meningkatkan terjadinya kecelakaan sehingga perlu penangan yang
intensif.

Gambar jalan rusak di sekitar kec. Mayangan

Selain itu pemilihan tata guna lahan sebagai tempat yang dapat bersifat keberlanjutan
juga masih menjadi permasalahan di Kota Probolinggo. seperti halnya penggunaan lahan
pariwisata yang berada di dekat pelabuhan tanjung tembaga. Kurangnya inovasi dari
tempat wisata membuat berkurangnya jumlah pengunjung di tempat tersebut. Seihingga
harus ada inovasi atau perkembangan dari tempat tersebut yang harus diperhatikan oleh
pemerintah misalnya seperti peningkatan kualitas dan kuantitas fasilitas umum/prasarana
yang ada kemudian juga keterjangkauan masyarakat untuk menuju ketempat wisata
tersebut.
B. Rumusan masalah 1.2

Perkembangan kota harus di lakukan dengan baik di karenkan pembangunan kota


sendiri memliki fungsi sebagai pendukung dari segala aspek kehidupan dan tempat
terjadi nya segala kegiatan manusia terjadi namun dalam proses nya masih terdapat
pemasalah dan isu yang menjadi penghambat. Dan ini merupakan masalah yang sering
menjadi keterlambatan nya suatu pembangunan. Dari pejabaran ini dapat di Tarik
permasalahan seperti :

1. Bagai mana Kota Probolinggo berkembang


2. Apa saja yang menjadi permasalahan dalam proses pembangunan tersebut
3. Bagaimana cara Penggunaan lahan Kota Probolinggo

C. Tujuan Penulisan 1.3

1. Untuk mengetehui bagaimana Kota Probolinggo berkembang dari masa ke masa


2. Untuk mengetahui dan mencari solusi dari permasalahan permasalahan dalam
proses pembangunan Kota Probolinggo
3. Menjelaskan cara penggunaan lahan Kota Probolinggo

D. Manfaat 1.4

Kita bisa mampu mengetahui apa saja yang menjadi penghalang perkembangan
kota yang menjadi penghambatnya berkembangnya Kota Probolinggo. Dan Untuk
memberi wawasan dan gambaran kepada Pembaca kedepannya .
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Perkembangan kota 2.1

Dalam suatu perkembangan, akan selalu ada perbaikan menuju ke arah yang lebih
baik baik secara keseluruhan ataupun dalam bagiannya. Dalam perkembangannya, selalu
ada hal yang positif dan juga negative, semua itu tergantung dari kehidupan yang ada
didalamnya. Dalam buku Perancanaan Kota secara terpadu karya Markus Zahnd
dikatakan bahwa perkembangan kota merupakan ekspresi dari perkembangan masyarakat
didalam kota tersebut. Apabila prinsipnya baik dan alamiah maka perkembangan kotanya
juga akan menjadi baik begitu pula sebaliknya. Menurut Roger Trancik dalam buku buku
Perancanaan Kota secara terpadu karya Markus Zahnd, terdapat tiga hal yang menjadi
masalah dasar dalam perkembangan kota, yaitu :

1. Bangunan-bangunan perkotaan lebih diperlakukan sebagai objek yang terpisah


daripada sebagai bagian dari pola yang lebih besar.

2. Keputusan-keputusan terhadap perkembangan kawasan perkotaan sering diambil


berdasarkan rencana-rencana yang bersifat dua dimensi saja tanpa banyak memperhatikan
hubungan bangunan dan ruang yang terbentuk di antaranya, yang sebetulnya bersifat tiga
dimensi.

3. Kurang memahami perilaku manusia Terdapat 2 aspek yang perlu diperhatikan


dalam perkembangan kota, yaitu kualitas dan kuantitas di mana kedua aspek tersebut
sangat berhubungan dan mempengaruhi satu sama lain sehingga tidak boleh ada
pemisahan dari aspek-aspek tersebut dalam pemisahannya.

B. Manajmen Kota 2.2

Menurut George Robert Terry, pengertian manajemen adalah sebuah proses yang
khas yang terdiri dari beberapa tindakan, yakni perencanaan, pengorganinasian,
menggerakkan, dan pengawasan. Semua itu dilakukan untuk menentukan dan mencapai
target atau sasaran yang ingin dicapai dengan memanfaatkan semua sumber daya
termasuk sumber daya manusia dan sumber daya lainnya. Menurut Matthew Carmona
dan Catanese dalam buku Planning and management may be viewed as the same process,
Manajemen merupakan hal yang harus di perhatikan kaitanya dengan penataan
unsurunsur dalam kota agar berjalan sebagai ,mana mestinya. Selain itu dalam
manajemen kota merupakan sebuah proses yang penting dalam keseharian kota untuk
dapat menciptakan lingkungan kota dengan kualitas yang lebih baik.

Dalam suatu manajamen, akan selalu ada perancangan. Menurut Gallion dan Eisner
dalam buku Pengantar Perancangan Kota, perencanaan adalah suatu upaya untuk
menciptakan perkembangan yang teratur di daerah perkotaan dan mengurangi konflik-
konflik sosial dan ekonomi yang akan membahayakan kehidupan dan hak milik.
Sedangkan menurut Dror (1963), perencanaan adalah suatu proses yang mempersiapkan
seperangkat keputusan untuk melakukan tindakan dimasa depan.

C. Struktur dan Fungsi kota 2.3

Menurut UU no.26 Tahun 2007 tentang undang undang tentang penataan ruang
pasal 1 poin 3 , Struktur kota merupakan usunan pusat pusat permukiman dan system
jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial
ekonomi masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan

Sesuai Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999, kota adalah kawasan yang


mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai
tempat pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.

1. Kota sebagai pusat pemerintahan


Perkembangan kota membutuhkan seseorang dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat. Pelayanan tersebut baik bersifat pemenuhan kebutuhan
hidup, administrasi, maupun kebutuhan sosial budaya. Hal ini berarti kota
memiliki berbagai peraturan dan pengendalian pemerintahan di tingkat pusat,
provinsi, maupun kebupaten dan kota.
2. Kota sebgai pusat pendidikan
Melihat dari sejarah, perkembangan sekolah sekolah justru berada di wilyah
perkotaan, terutama kota kota besar.
3. Kota sebagai tempat kegiatan ekonomi
Kegiatan ekonomi di perkotaan lebih maju dibandingkan ilmu ekonomi
lainnya, karena pada cabang ilmu ekonomi perkotaan perusahaan dan rumah
tangga tidak selalu melakukan kegiatan ekonomi hanya pada satu titi
melainkan bisa di mana saja, sedangkan pada cabang ilmu ekonomi yang lain
asumsi yang digunakan adalah seluruh kegiatan produksi dan konsumsi berada
pada satu titik tertentu. Asumsi ini tidak realistis dan sulit untuk diterapkan
dalam kegiatan ekonomi sesungguhnya, karena baik perusahaan maupun rumah
tangga dapat melakukan kegiatan ekonomi di mana saja dengan pertimbangan
maksimalisasi keuntungan bagi perusahaan dan maksimalisasi manfaat bagi
rumah tangga.

D. Penggunaan lahan kota 2.5

Menurut Vink (1979) dalam Su Ritohardoyo (2002 : 8) Lahan sebagai suatu


wilayah tertentu di atas permukaan bumi, khususny meliputi semua benda penyusun
biosfer yang dapat dianggap bersifat menetap atau berpindah berada di atas dan di bawah
wilayah tersebut meliputi atmosfer, tanah, dan batuan induk, topografi, air, tumbuh
tumbuhan dan binatang, serta akibat-akibat kegiatan manusia pada masa lalu maupun
sekarang, yang semuanya memiliki pengaruh nyata terhadap penggunaan lahan oleh
manusia, pada masa sekarang maupun masa datang.

Tata Guna Lahan (land use) adalah suatu upaya dalam merencanakan penggunaan
lahan dalam suatu kawasan yang meliputi pembagian wilayah untuk pengkhususan
fungsi-fungsi tertentu, misalnya fungsi pemukiman, perdagangan, industri, dll. Rencana
tata guna lahan merupakan kerangka kerja yang menetapkan keputusan-keputusan terkait
tentang lokasi, kapasitas dan jadwal pembuatan jalan, saluran air bersih dan air limbah,
gedung sekolah, pusat kesehatan, taman dan pusat-pusat pelayanan serta fasilitas umum
lainnya. Tata guna lahan berupa:

1. Kawasan permukiman

Kawasan permukiman ini ditandai dengan adanya perumahan yang disertai prasana
dan sarana serta infrastrukutur yang memadai. yang dilengkapi dengan akses
penghubung yang nyaman dan aman dari perumahan/hunian.
2. Kawasan perumahan

Kawasan perumahan hanya didominasi oleh bangunan-bangunan perumahan dalam


suatu wilayah tanpa didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai.

3. Kawasan perkebunan

Perkebunan ini ditandai dengan dibudidayakannya jenis tanaman yang bisa


menghasilkan materi dalam bentuk uang.

4. Kawasan pertanian Kawasan pertanian ditandai oleh adanya jenis budidaya satu
tanaman saja.

5. Kawasan ruang terbuka hijau Kawasan terbuka hijau ini dapat berupa taman
yang hanya ditanami oleh tumbuhan yang rendah dan jenisnya sedikit. Namun dapat juga
berupa hutan yang didominasi oleh berbagai jenis macam tumbuhan.

6. Kawasan perdagangan Kawasan perdagangan ini biasanya ditandai dengan


adanya bangunan pertokoan yang menjual berbagai macam barang.

7. Kawasan industry Kawasan industri ditandai dengan adanya proses produksi


baik dalam jumlah kecil maupun dalam jumlah besar.

8. Kawasan perairan Kawasan perairan ini ditandai oleh adanya aktifitas perairan,
seperti budidaya ikan, pertambakan, irigasi, dan sumber air bagi wilayah dan sekitarnya.
(Kasih Dalam Kata, 2010)
BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan


penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai (diperoleh) dengan menggunakan
prosedur-prosedur statistik atau cara-cara lain dari kuantifikasi (pengukuran). Penelitian
kualitatif secara umum dapat digunakan untuk penelitian tentang kehidupan masyarakat,
sejarah, tingkah laku, fungsionalisasi organisasi, aktivitas soaial, dan lain-lain. Penelitian
kualitatif adalah salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa
ucapan atau tulisan dan perilaku yang diamati. Penelitian kualitatif bertujuan untuk
mendapatkan pemahaman yang sifatnya umum terhadap kenyataan sosial dari perspektif
partisipan

A. Metode pengumpulan data 3.1

Metode pengumpulan data merupakan salah satu tahapan penting sehingga data
yang dikumpulkan merupakan data yang berkualitas dan juga memiliki nilai efektifitas
dan efisiensi. Penulisan proposal ini menggunakan dua cara pengumpulan data, yaitu
dengan pengumpulan data primer dan Skunder

Data primer merupakan data yang diperoleh dengan cara membuat atau dengan
perolehan langsung di lapangan, yaitu dengan cara survei maupun dengan menggali
informasi yang dapat diperoleh dari data-data penginderaan jauh sebagai sumber
datanya. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa data dari Peta
wilayah Kota Probolingo, penginderaan jauh daerah penulisan proposal dan data hasil
survei langsung di lapangan. Setelah data primer terbentuk maka dianalisis lebih lanjut
tentang bagaimana permasalahan dan isu yang ada pada berkembangnya Kota
Probolinggo.

Penelitian ini menggunakan data sekunder sebagai sumber informasi. Data


sekunder merupakan data yang diperoleh dari pihak pihak terkait atau dengan kata lain
memanfaatkan data yang sudah ada Data sekunder yang digunakan dalam proposal ini
berupa kabar atau tulisan berita tentang bagaimana Berkembangnya wilayah kota
Probolinggo, foto hasil survei di daerah Kota Probolinggo. Data tersebut diperoleh dari
data website profil Kota probolinggo dari perkembangan masa ke masa
B. Analisa data 3.2

Tahap persiapan merupakan tahap awal dimana peneliti melakukan studi pustaka
untuk mencari referensi terkait dengan penulisan proposal ini yang dilakukan. Menyusun
kerangkanya berdasar berbagai sumber sebagai referensi dalam melakukan penulisan
proposan

Setelah itu pada tahap pengolahan Penulisan proposal data ini melakukan
pengolahan data yang berbeda antara data satu dengan data yang lain maksudnya dalam
penulisannya di lakukan perbandingan data satu dengan data yang lain agar mendapat
data yang baik. Seperti daerah daerah yang mempunya permasalahan lingkungan yang di
dapat dari berita berita lalu mencari solusi dari permasalahan tersebut yang berasal dari
berita dan hasil pengamatan.

C. Lokasi yang menjadi subyek penulisan 3.3

Lokasi penelitian merupakan tempat yang digunakan oleh peneliti untuk


mendapatkan keadaan sebenarnya dari obyek yang diteliti guna memperoleh data yang
akurat. Pada penelitian ini, peneliti melakukan penelitian di Pusat Kota Probolinggo dan
daerah kabupaten Kota Probolinggo
DAFTAR PUSTAKA

1. http://www.bpkp.go.id/public/upload/uu/2/36/26-07.pdf
2. https://www.antaranews.com/berita/1041596/kota-probolinggo-wujudkan-bebas-kota-
kumuh-2019
3. https://economy.okezone.com/read/2019/09/23/470/2108157/kota-tampak-lebih-
maju-tapi-menyimpan-6-masalah-apa-saja
4. https://insanpelajar.com/14-definisi-kota-menurut-para-
ahli/#:~:text=Menurut%20UU%20No.22%20tahun,pelayanan%20sosial%2C%20dan
%20kegiatan%20ekonomi.
5. http://rina_widayanti.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/2148/Jurnal+Tata+Guna
+Lahan.pdf

Anda mungkin juga menyukai