airell.malik.1907416@students.um.ac.id
Abstrak
Erupsi Gunung Kelud yang terjadi pada tahun 2014 silam membawa dampak yang
sangat besar terhadap wilayah kecamatan Plosklaten, Puncu, Ngancar, dan
Kepung. Salah satu wilayah yang terdampak dari erupsi gunung kelud 2014 silam
adalah wilayah Kecamatan Plosoklaten. Total dari empat kecamatan yang
terdampak tadi terdapat 8.622 rumah rusak berat, 5.426 rumah rusak sedang, dan
5.088 rumah rusak ringan. Sehingga menyebabkan masyarakat mengalami
kerugian materil yang cukup besar. Selain itu banyak korban dari wilayah yang
terdampak harus mengungsi ke barak yang disediakan oleh pemerintah. Beberapa
hal yang dialami oleh para korban membuat pemerintah bersama masyarakat
melakukan manjemen penanggulangan bencana pasca erupsi gunung kelud, salah
satunya di wilayah Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri, dengan menerapkan
Disaster Management Continum Model (Model Kontinum Manajemen Bencana),
Pre-During-Post Disaster Model (Model Pra-Selama-Pasca Bencana), dan
Contract-Expand Model (Memperluas Model Kontrak). Beberapa model
manajemen tersebut dinilai efektif untuk melakukan penanggulangan bencana
erupsi gunung kelud februari 2014 silam, terutama di wilayah Kecaamatan
Plosoklaten Kabupaten Kediri.
LATAR BELAKANG
Gunung Kelud merupakan salah satu gunung aktif di Jawa Timur. Letak
geografis gunung Kelud berada pada perbatasan antara Kabupaten Kediri,
Kabupaten Malang, Dan Kabupaten Blitar, sementara letak astronomis dari
gunung kelud sendiri berada pada 7° 56' 00 LS dan 112° 18' 30 BT. Hal ini
menjadikan gunung kelud sebagai Salah satu gunung aktif di Indonesia. Gunung
kelud juga mempunyai Riwayat letusan yang banyak, di catat gunung kelud sudah
erupsi sebanyak 7 kali. Mulai dari tahun 1901, 1919, 1951, 1966, 1990, 2007, dan
2014 lalu. Menurut [ CITATION Fit20 \l 1033 ], Gunung Kelud merupakan salah satu
gunungapi aktif bertipe strato dengan periode erupsi sekitar 20 tahunan, serta
kerucut gunungapi yang rendah, puncak yang tidak teratur, tajam dan terjal yang
disebabkan oleh sifat letusannya yang sangat merusak (eksplosif) yang disertai
dengan pertumbuhan sumbat-sumbat lava seperti pucak sumbing dan
gajahmungkur.
1. Erupsi
Definisi Erupsi
(1) Erupsi Tipe Hawai, Erupsi ini bersifat effusif dari magma basaltic atau
mendekati basalt, umumnya berupa semburan lava pijar, dan sering diikuti leleran
lava secara simultan, terjadi pada celah atau kepundan sederhana. Erupsi dalam
bentuk aliran lava yang terjadi di G. Batur tahun 1962 merupakan contoh erupsi
tipe ini.
(2) Erupsi Tipe Stromboli, hampir sama dengan erupsi tipe Hawai berupa
semburan lava pijar dari magma yang dangkal, umumnya terjadi pada gunungapi
sering aktif di tepi benua atau di tengah benua. Erupsi yang selama ini terjadi di
G. Anak Krakatau merupakan tipe ini.
(4) Erupsi tipe Plini, merupakan erupsi yang sangat ekslposif dari magma
berviskositas tinggi atau magma asam, komposisi magma bersifat andesitik
sampai riolitik. Material yang dierupsikan berupa batuapung dalam jumlah besar.
(5) Erupsi Tipe Ultra Plini, merupakan erupsi sangat eksplosif menghasilkan
endapan batuapung lebih banyak dan luas dari Plinian biasa. Salah satu contoh
dikenal terbaik adalah letusan Krakatau pada tahun 1883 yang memberikan efek
pada iklim dunia. Salah satu dari bencana gunungapi yang terbesar di zaman
sejarah menjadi letusan dari Tambora pada 1815. Selama letusan ini tentang 150
juta m3 produk gunungapi dikeluarkan dan menyebabkan 92.000 korban yang
merupakan seperempat total korban dari letusan gunungapi di dunia.
(6) Erupsi Tipe Sub Plini, merupakan erupsi eksplosif dari magma asam/riolitik
dari gunungapi strato, tahap erupsi efusifnya menghasilkan kubah lava riolitik.
Erupsi subplinian dapat menghasilkan pembentukan ignimbrit.
(7) Erupsi Tipe Surtseyan dan Tipe Freatoplini, merupakan erupsi yang terjadi
pada pulau gunungapi, gunungapi bawah laut atau gunungapi yang berdanau
kawah. Surtseyan merupakan erupsi interaksi antara magma basaltic dengan air
permukaan atau bawah permukaan, letusannya disebut freatomagmatik.
2. Penanggulangan Bencana
METODE PENELITIAN
SIMPULAN
DAFTAR RUJUKAN
Pratama, A., Laila N, A., & Putra W, A. (Oktober 2014). Pemodelan Kawasan
Rawan Bencana Erupsi Gunung Api Berbasis Data Penginderaan Jauh
(Studi Kasus Di Gunung Api Merapi). Jurnal Geodesi Undip, 117-123.
Swardana, A., Tjahjono, B., & Barus, B. (2017). Studi Geomorfologi Kabupaten
Kediri dan Pemetaan Bahaya dan Resiko Aliran Lahar Gunungapi Kelud.
Buletin Tanah dan Lahan, 8-16.
Syarif, A., Unde, A., & Asrul, L. (2014). Pentingnya Komunikasi dan Informasi
pada Implementasi Kebijakan Penyelenggaran Penanggulangan Bencana
di Kota Makassar. Jurnal Komunikasi KAREBA, 142-152.
Yulianto, S., Apriyadi, R., Aprilyanto, Winugroho, T., Ponangsera, I., & Wilopo.
(2021). Histori Bencana dan Penanggulangannya di Indonesia Ditinjau
Dari Perspektif Keamanan Nasional. PENDIPA Journal of Science
Education, 180-187.