Anda di halaman 1dari 50

RENCANA PENANGGULANGAN KEDARURATAN BENCANA – RPKB

(NATIONAL DISASTER RESPONSE FRAMEWORK - NDRF)


DAN
DANA SIAP PAKAI - DSP
Disampaikan Oleh :

SIDE EVENT PRAKTEK BAIK DAN PEMBELAJARAN RAKERKESNAS


TANGERANG, 13 FEBRUARI 2018
KERANGKA KEBIJAKAN RENCANA PENANGGULANGAN
KEDARURATAN BENCANA (RPKB)

❑ Undang-undang No. 24 Tahun 2007 tentang


Penanggulangan Bencana
❑ Peraturan Pemerintah No. 21 Tahun 2008 tentang
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana;
❑ Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2008 tentang
Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan Bencana;
❑ Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2008 Peran Serta
Lembaga Internasional dan Lembaga Asing Nonpemerintah
dalam Penanggulangan Bencana.
Landasan Hukum untuk RPKB (DRF)
Undang-undang No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana :

• Pasal 45 ayat (2)


• Penyusunan dan ujicoba rencana penanggulangan kedaruratan bencana
• Pengorganisasian, penyuluhan, pelatihan, dan gladi mekanisme tanggap
darurat
• …………….pemutakhiran prosedur tetap tanggap darurat bencana.
• Pasal 50
• Ayat (1):
• BNPB/BPBD mempunyai kemudahan akses yg meliputi 8 kewenangan
(butir a – h)
• Ayat (2):
• Ketentuan lebih lanjut mengenai kemudahan akses diatur dengan
Peraturan Pemerintah.
APA ITU RPKB/DRF?
 Suatu dokumen panduan tentang bagaimana suatu
(bangsa) menghadapi kedaruratan bencana.
 RPKB memuat tentang:
 Bagaimana mekanisme penanganan darurat bencana
secara nasional, provinsi dan kabupaten/kota?
 Bagaimana peraturan perundangan yang terkait disinergikan
untuk merumuskan kebijakan penanganan darurat
bencana?
 Bagaimana peran dan tanggungjawab pemangku
kepentingan utama dalam penanganan darurat bencana?
 Bagaimana isu-isu kunci (kesetaraan gender, lingkungan dan
hak asasi manusia) diintegrasikan dalam penanganan darurat
bencana?
Mengapa perlu ada RPKB/DRF?
• UU No. 24/2007 mengamanatkan BNPB dan BPBD berfungsi sebagai
koordinasi, komando dan pelaksana dalam penanggulangan bencana.
• Penanggulangan bencana bersifat:
• Multi-sektor
• Multi-stakeholder
• Multi-hazard
• Kunci sukses dari Penanggulangan Bencana adalah koordinasi dan komando
• RPKB/DRF sangat diperlukan untuk menjawab fungsi koordinasi dan
komando dalam penanganan darurat bencana.
• Idealnya setiap tahapan (pra dan pasca) juga dibuat kerangka nya, sehingga
jelas: Siapa, Apa yang dilakukan dan Bagaimana mekanisme kerjanya
penanganannya.
Satuan Tugas (SATGAS) PDB
• Pencarian dan Penyelamatan;
• Pengungsian dan Perlindungan;
• Kesehatan;
• Logistik;
• Pekerjaan Umum dan Utilitas;
• Pendidikan;
• Pemulihan Dini
Koordinator:
BNPP (BASARNAS)

Anggota:
TNI
POLRI
Ko - Koordinator:
Kementerian Sosial
POLRI
Anggota:
• BNPB – Directorat Penanganan Pengungsi
• BPBD
• Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
• Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak
Photo: Daily Mail UK

• Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat


• Komisi Perlindungan Anak Indonesia
Koordinator:
Kementerian Kesehatan
Anggota:
• Badan Pengawasan Obat dan
Makanan
• Badan Karantika

Photo: IFRC.org
• Pusdokkes POLRI
Koordinator:
BNPB
Anggota:
• Kementerian Sosial
• Kementerian Perhubungan
• Kementerian Komunikasi dan
Informasi
Photo: Global Business Guide Indonesia
• Badan Urusan Logistik
• TNI
• POLRI
Koordinator:
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat
Anggota:
• Kementerian Sosial
• Kementerian Kesehatan
• Kementerian Perhubungan
• Kementerian Komunikasi dan Informasi
Photo: Asia Times • Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral
• TNI
• POLRI
Ko Koordinator:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Kementerian Agama
Anggota:
• Kementerian Koordinator Bidang PMK
• Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi
• Kementerian Sosial
• Kementerian Pemberdayaan Perempuan
dan Perlindungan Anak
• Kementerian Kesehatan
• BNPB
Photo: Reuters Tarmizy Harva
• Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
• TNI
• POLRI
Koodinator:
Kementerian Dalam Negeri
Anggota:
• Kementerian Sosial
• Kementerian Koperasi dan UKM
• Kementerian Pertanian
• Kementerian Kehutanan dan LH
• Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah
Tertinggal
• Kementerian Ketenagakerjaan
Photo: noha
• Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
• Kementerian Kelautan dan Perikanan
• BNPB
Istilah Satuan Tugas (SATGAS) Di pakai sebagai acuan dalam
RPKB (DRF) BNPB
Perbedaan antara Klaster dan Satuan Tugas
KLASTER (cluster) SATUAN TUGAS (task force)
• Pengelompokan lembaga atau • Pengelompokan lembaga atau
instansi yang didasarkan pada instansi berdasarkan tugas dan
kedekatan atau kesamaan fungsi tanggungjawabnya yang melekat
dari organisasi. pada lembaga tersebut.
• Sifatnya tidak mengikat • Sifatnya kewajiban yang
(voluntary) mengikat (mandatory)
• Dibentuk oleh organisasi yang • Dibentuk oleh lembaga atau
bersifat pemberi bantuan pihak yang mempunyai tugas
(donor) tanggung jawab (pemerintah)
APA YANG HARUS DILAKUKAN
KEMENTERIAN/LEMBAGA DAN DAERAH?
• Mengidentifikasi para pelaku penanganan darurat untuk menyusun Rencana Penanggulangan
Kedaruratan Bencana.
• Menyepakati tentang:
– Tujuan Penanganan Darurat Bencana
– Doktrin → Prinsip → Kebijakan Penanggulangan Darurat
– Peran dan Tanggungjawab setiap Pelaku Penanganan Darurat
– Mekanisme kerja / tata kelola setiap Satuan Tugas
• Dokumen yang disepakati harus mendapatkan legitimasi hukum agar dipatuhi oleh setiap pelaku
penanganan darurat.
• Mendiseminasikan RPKB ke semua OPD dan Lembaga Masyarakat dan menjadikan sebagai
pedoman penanganan darurat bencana.
Disampaikan pada : Side Event Praktek Baik dan Pembelajaran Rakerkesnas
Tangerang, 13 Februari 2018
Undang-Undang No. 24 Tahun 2007
 Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang
mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan
masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau
faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan
timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta
benda, dan dampak psikologis.

 Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa


atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain
berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan,
angin topan, dan tanah longsor.

 Bencana nonalam adalah bencana yang diakibatkan oleh


peristiwa atau rangkaian peristiwa nonalam yang antara lain
berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan wabah
penyakit.
Penyelenggaraan penanganan darurat bencana pd keadaan darurat bencana diatur
dlm satu sistem komando
(Ps 47 PP no. 21 tahun 2008)
Sistem Komando Penanganan Darurat Bencana  Suatu standar penanganan darurat
bencana yg digunakan dng mengintegrasikan pengerahan fasilitas, peralatan,
personil, prosedur dan komunikasi dlm suatu struktur organisasi
Perka BNPB yg mengatur Sistem Komando Penanganan Darurat Bencana
(Perka BNPB no. 03/2016)
Aktivasi Sistem Komando didasarkan atas adanya penetapan status keadaan darurat bencana
Sistem komando di aktivasi utk penanganan darurat selama status keadaan darurat bencana
diberlakukan
Setiap penyelenggaraan penanganan darurat bencana pada keadaan darurat bencana hanya
satu sistem komando yg diaktivasi
Aktivasi sistem komando penanganan darurat bencana melibatkan semua unsur ≈ BPBD, SKPD
terkait, TNI, POLRI, lembaga non pemerintah, dunia usaha dan masyarakat
URAIAN TUGAS POSKO PDB
Melakukan kajian pemenuhan kebutuhan penanganan darurat
bencana berdasarkan hasil kaji cepat dan rencana kontinjensi;
Melakukan kajian awal upaya/rencana kegiatan rehabilitasi dan
rekonstruksi;
Menyusun rencana kegiatan operasi penanganan darurat
bencana;
Mengoordinasikan instansi/lembaga terkait;
Mengendalikan pelaksanaan penanganan darurat bencana;
Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan penanganan darurat
bencana;
Melaksanakan manajemen informasi pelaksanaan penanganan
darurat bencana
Melaporkan pelaksanaan operasi
PENGEMBANGAN STRUKTUR ORGANISASI POSKO PDB
(Kab/Kota atau Provinsi)
KOMANDAN
WAKIL KOMANDAN

SEKRETARIAT BAGIAN BAGIAN PERWAKILAN


PERENCANAAN DATA, INFORMASI DAN INSTANSI/LEMBAGA TERKAIT
HUMAS
SUB BAGIAN SUB BAGIAN
ADMINISTRASI DAN PENYUSUNAN SUB BAGIAN
RELAWAN RENCANA OPERASI PENGELOLAAN DATA,
INFORMASI DAN
SUB BAGIAN KOMUNIKASI
KEUANGAN SUB BAGIAN
DOKUMENTASI DAN SUB BAGIAN
SUB BAGIAN HUMAS DAN PELAPORAN
SOSIALISASI
AKOMODASI INTERNAL

BIDANG , PENYELAMATAN BIDANG BIDANG BIDANG BIDANG


DAN EVAKUASI LOGISTIK DAN AIR BERSIH, SANITASI, PEMULIHAN PRASARANA HUNIAN, PERLINDUNGAN,
PERALATAN PELAYANAN KESEHATAN, DAN SARANA VITAL PENDIDIKAN, DAN
SANDANG DAN PANGAN PEMULIHAN DINI
SEKSI SEKSI PEREKONOMIAN
PENCARIAN DAN LOGISTIK SEKSI
PERTOLONGAN KORBAN PEMBERSIHAN LOKASI SEKSI
SEKSI SEKSI HUNIAN
PERALATAN DAN AIR BERSIH DAN SANITASI
SEKSI TRANSPORTASI SEKSI
SEKSI
EVAKUASI PERLINDUNGAN
PEMULIHAN PRASARANA
SEKSI DAN SARANA VITAL
PELAYANAN KESEHATAN SEKSI
SEKSI DVI PENDIDIKAN

SEKSI SEKSI
SANDANG DAN PANGAN PEMULIHAN DINI
PEREKONOMIAN
PENGEMBANGAN STRUKTUR ORGANISASI POSKO PDB
(Nasional)
KOMANDAN
WAKIL KOMANDAN

SEKRETARIAT BAGIAN BAGIAN ❖ PERWAKILAN KEMENTERIAN/


PERENCANAAN DATA, INFORMASI DAN LEMBAGA TERKAIT, PEMERINTAH
HUMAS DAERAH
SUB BAGIAN SUB BAGIAN ❖ BAGIAN KOORDINASI BANTUAN
ADMINISTRASI DAN PENYUSUNAN SUB BAGIAN KOMUNITAS INTERNASIONAL
RELAWAN RENCANA OPERASI PENGELOLAAN DATA,
INFORMASI DAN
SUB BAGIAN KOMUNIKASI
KEUANGAN SUB BAGIAN
DOKUMENTASI DAN SUB BAGIAN
SUB BAGIAN HUMAS DAN PELAPORAN
SOSIALISASI
AKOMODASI INTERNAL

BIDANG/KLASTER , BIDANG/KLASTER BIDANG/KLASTER BIDANG/KLASTER BIDANG/KLASTER


PENYELAMATAN DAN LOGISTIK DAN PERALATAN AIR BERSIH, SANITASI, PEMULIHAN PRASARANA HUNIAN, PERLINDUNGAN,
EVAKUASI PELAYANAN KESEHATAN, DAN SARANA VITAL PENDIDIKAN, DAN
SANDANG DAN PANGAN PEMULIHAN DINI
SEKSI SEKSI PEREKONOMIAN
PENCARIAN DAN LOGISTIK SEKSI
PERTOLONGAN KORBAN PEMBERSIHAN LOKASI SEKSI
SEKSI SEKSI HUNIAN
PERALATAN DAN AIR BERSIH DAN SANITASI
SEKSI TRANSPORTASI SEKSI
SEKSI
EVAKUASI PERLINDUNGAN
PEMULIHAN PRASARANA
SEKSI DAN SARANA VITAL
PELAYANAN KESEHATAN SEKSI
PENDIDIKAN
SEKSI DVI
SEKSI SEKSI
SANDANG DAN PANGAN PEMULIHAN DINI
PEREKONOMIAN
KEADAAN DARURAT BENCANA :
“Suatu Keadaan yang mengancam dan mengganggu kehidupan
dan penghidupan sekelompok orang/masyarakat yang
memerlukan tindakan penanganan segera dan memadai”
Bab I Pasal 1 ayat 2 Peraturan BNPB No. 2 Tahun 2018

Direktorat Bantuan Darurat


Suatu keadaan yang ditetapkan oleh pemerintah utk jangka waktu tertentu atas
dasar rekomendasi Badan yang diberi tugas utk menanggulangi bencana ,
terdiri dari:

➢ Status Siaga Darurat adalah keadaan saat potensi ancaman


bencana mengarah pada terjadinya bencana yang ditandai informasi
peningkatan ancaman berdasarkan system peringatan dini
➢ Status Tanggap Darurat adalah keadaan saat ancaman
bencana terjadi dan telah mengganggu kehidupan dan penghidupan
sekelompok orang/masyarakat

➢ Status Transisi Darurat ke Pemulihan adalah


keadaan ketika ancaman bencana yang terjadi cenderung menurun
eskalasinya dan atau telah berakhir, sedangkan gangguan kehidupan
dan penghidupan orang/masyarakat masih tetap berlangsung
Direktorat Bantuan Darurat
DANA SIAP PAKAI:
DANA YANG SELALU TERSEDIA DAN DICADANGKAN
OLEH PEMERINTAH UNTUK DIGUNAKAN PADA SAAT
KEADAAN DARURAT BENCANA SAMPAI DENGAN BATAS
WAKTU KEADAAN BENCANA BERAKHIR

Direktorat Bantuan Darurat


Dasar persetujuan DSP
1. Pertimbangan adanya resiko bencana
berdampak luas yang ditetapkan oleh kepala
BNPB
2. Status keadaan darurat bencana yang
ditetapkan oleh
Bupati/Walikota/Gubernur/Presiden

Direktorat Bantuan Darurat


Bantuan Dana Siap Pakai

Pemberian Bantuan DSP dalam negeri


• Pertimbangan risiko Bencana berdampak luas yang
ditetapkan oleh Kepala BNPB
• Status Keadaan Darurat Bencana yang ditetapkan oleh
bupati/walikota, gubernur, atau presiden

DSP untuk bantuan kemanusiaan ke luar


negeri
• merupakan tindak lanjut pernyataan resmi/arahan
Presiden Republik Indonesia

Direktorat Bantuan Darurat


Persyaratan Permohonan Bantuan DSP

Pemerintah
Pemerintah provinsi:
kabupaten/kota:
• laporan ancaman atau kejadian Bencana • laporan ancaman atau kejadian bencana
dari BPBD kabupaten/kota ke BNPB dari BPBD kabupaten/kota terdampak
paling lambat 3x24 jam atau BPBD provinsi ke BNPB paling
• penetapan Status Keadaan Darurat lambat 3x24 jam
Bencana oleh bupati/wali kota • penetapan Status Keadaan Darurat
• surat permohonan Bantuan Penanganan Bencana oleh gubernur atau bupati/wali
Darurat Bencana ditandatangani oleh kota
bupati/wali kota ditujukan pada Kepala • surat permohonan Bantuan Penanganan
BNPB paling lambat 14 hari kerja sejak Darurat Bencana yang ditandatangani
penetapan Status Keadaan Darurat oleh gubernur ditujukan pada Kepala
Bencana BNPB, paling lambat 14 hari setelah
penetapan status keadaan darurat
bencana
Direktorat Bantuan Darurat
Unit kerja di
Kementerian/Lembaga:
lingkungan BNPB
• laporan ancaman atau kejadian • laporan ancaman atau
bencana dari BPBD kejadian bencana yang
kabupaten/kota atau BPBD diterima dari BPBD
provinsi yang diterima BNPB kabupaten/kota atau BPBD
paling lambat 3x24 jam provinsi terdampak
• surat keputusan bupati/wali • Surat keputusan bupati/wali
kota, gubernur atau Presiden kota atau gubernur atau
tentang penetapan status Presiden tentang penetapan
keadaan darurat bencana status keadaan darurat
• permohonan Bantuan bencana
Penanganan Darurat Bencana • Surat permohonan bantuan
dapat diajukan selama status DSP untuk penanganan
keadaan darurat bencana masih darurat bencana paling
berlaku rendah ditandatangani oleh
pejabat eselon II dengan
tembusan pejabat eselon I
terkait ditujukan kepada
Kepala BNPB

Direktorat Bantuan Darurat


Prosedur Pemberian Dana Siap Pakai
melalui usulan permohonan
Persetujuan Kepala
Verifikasi BNPB
•Deputi Bidang Penanganan Darurat menunjuk •DSP dapat disalurkan ke pengguna
tim verifikasi pemberian bantuan DSP melalui pengelola setelah mendapat
persetujuan dari Kepala BNPB atau
•Hasil dari tim verifikasi menjadi bahan
Pejabat yang diberi kuasa
pertimbangan dalam pemberian DSP.
•Ketentuan lebih lanjut diatur dengan Pedoman

BAB III Pasal 8


BAB VI Pasal 27 & 29
Direktorat Bantuan Darurat
PROSEDUR PEMBERIAN DANA SIAP PAKAI
SEBAGAI TINDAK LANJUT HASIL RAPAT KOORDINASI
KEMENTERIAN/LEMBAGA

laporan ancaman rincian biaya


atau kejadian SK status keadaan kegiatan
bencana darurat bencana penanganan
darurat bencana

surat persetujuan
pemberian DSP
dari Kepala BNPB

Direktorat Bantuan Darurat


Prosedur Pemberian Dana Siap Pakai
melalui inisiatif BNPB

hasil pengkajian cepat


laporan ancaman SK status yang menjelaskan
kebutuhan rincian biaya
atau kejadian keadaan darurat yang dinyatakan secara
bencana bencana tertulis oleh pejabat
eselon I yang berwenang

surat persetujuan
pemberian DSP
dari Kepala BNPB

Direktorat Bantuan Darurat


❖ DSP digunakan selama masa keadaan
darurat bencana berlangsung
❖ Kegiatan Penanganan Darurat Bencana
pada saat Status Siaga Darurat tertulis pada
Siaga Bagian Kedua pasal 12-15
darurat
❖ Kegiatan Penanganan Darurat Bencana
pada saat Status Tanggap Darurat tertulis
pada Bagian Ketiga pasal 16-19
❖ Kegiatan Penanganan Darurat Bencana
pada saat Status Transisi Darurat ke
Pemulihan tertulis pada Bagian Keempat
Transisi
Tanggap pasal 20-23
darurat ke
pemulihan
darurat ❖ Pemberian bantuan kemanusiaan ke luar
negeri dengan DSP tertulis pada Bagian
DVI DVI Kelima pasal 24

Direktorat Bantuan Darurat


Siaga KEGIATAN PENANGANAN DARURAT BENCANA
Darurat
PADA SAAT STATUS SIAGA DARURAT
 a. evakuasi masyarakat terancam;
 pengaturan jalur evakuasi
 penyediaan sarana dan akomodasi
 b. pertolongan darurat;
 kaji cepat
 pengadaan barang dan jasa/sewa
 perbaikan darurat sarana dan prasarana kritis
 penyediaan alat transportasi dan alat pemadam api, pemotretan udara, serta
operasi pemadaman dini kebakaran lahan dan hutan
 pengadaan barang dan jasa/sewa bahan, peralatan untuk siaga darurat
kekeringan

BAB IV Pasal 12 Direktorat Bantuan Darurat


 c. pelayanan air bersih, sanitasi dan higiene
 penyediaan air bersih
 pengadaan sarana sanitasi dan higiene

 d. pelayanan pangan
 pengadaan dan distribusi pangan
 penyiapan operasional dapur umum

 e. pelayanan sandang meliputi pengadaan dan distribusi logistik sandang


 f. pelayanan kesehatan
 pengadaan perbekalan kesehatan, sediaan farmasi, dan peralatan kesehatan
 pelayanan pengobatan pada kedaruratan
 operasional surveilans dan pengendalian vektor
 biaya isolasi dan karantina terbatas

 g. penyediaan penampungan dan tempat hunian sementara


 biaya persiapan lahan, persiapan gedung/bangunan, sewa gedung/bangunan, pengadaan
dan pendirian tenda.

BAB IV Pasal 12 Direktorat Bantuan Darurat


KEGIATAN PENDUKUNG OPERASI PENANGANAN
DARURAT BENCANA PADA SAAT STATUS SIAGA
DARURAT
a. aktivasi sistem komando penanganan darurat bencana;
b. melakukan pengendalian ancaman bencana
c. melaksanakan ketatausahaan
d. melaksanakan komunikasi

BAB IV Pasal 14 Direktorat Bantuan Darurat


Tanggap
darurat KEGIATAN PENANGANAN DARURAT BENCANA
PADA SAAT STATUS TANGGAP DARURAT
 a. pencarian dan penyelamatan korban bencana ;
 b. pertolongan darurat;
 persiapan pertolongan darurat
 pengadaan perbekalan kesehatan
 penyediaan sarana penunjang
 operasional identifikasi korban meninggal massal (Disaster Victim
Identification/DVI);
 biaya tenaga ahli/profesional;
 bantuan santunan duka cita
 bantuan santunan kecacatan
 c. evakuasi korban dan pengungsi
 c. pelayanan air bersih, sanitasi dan higiene
 d. pelayanan pangan
 e. pelayanan sandang
 f. pelayanan kesehatan
 g. penyediaan penampungan dan tempat hunian sementara

BAB IV Pasal 16 Direktorat Bantuan Darurat


a. aktivasi sistem komando penanganan darurat bencana;
b. melakukan pengendalian ancaman bencana;
c. melakukan pembersihan untuk mempermudah akses bantuan;
d. perbaikan darurat prasarana dan sarana untuk mempermudah akses bantuan;
 perbaikan fungsi prasarana
 perbaikan fungsi sarana
e. ketatausahaan;
f. Komunikasi

BAB IV Pasal 18 Direktorat Bantuan Darurat


Transisi
darurat ke
Kegiatan Penanganan Darurat Bencana pada
pemulihan saat Status Transisi Darurat ke Pemulihan

• a. pencarian dan penyelamatan korban bencana jika masih memungkinkan


ada korban ;
• b. pertolongan darurat lanjutan;
▫ pengadaan perbekalan kesehatan
▫ penyediaan sarana penunjang
▫ operasional identifikasi korban meninggal massal
(Disaster Victim Identification/DVI);
▫ biaya tenaga ahli/profesional;
• c. evakuasi lanjutan untuk korban dan pengungsi
▫ penyediaan sarana dan akomodasi evakuasi dan pemulangan pengungsi
▫ biaya tenaga ahli/profesional
BAB IV Pasal 20 Direktorat Bantuan Darurat
• d. pelayanan air bersih, sanitasi dan higiene
– penyediaan air bersih
– pengadaan sarana sanitasi dan higiene
• e. pelayanan pangan
– pengadaan dan distribusi pangan
– penyiapan operasional dapur umum
• f. pelayanan sandang meliputi pengadaan dan distribusi logistik sandang
• g. pelayanan kesehatan
h. penyediaan penampungan dan tempat hunian sementara.

BAB IV Pasal 20 Direktorat Bantuan Darurat


KEGIATAN PENDUKUNG OPERASI PENANGANAN DARURAT
BENCANA PADA SAAT STATUS TRANSISI DARURAT KE
PEMULIHAN
a. aktivasi sistem komando penanganan darurat bencana;
b. melakukan pengendalian ancaman bencana;
c. melakukan pembersihan untuk mempermudah akses bantuan;
d. melakukan atau melanjutkan perbaikan darurat prasarana dan
sarana untuk mempermudah akses bantuan;
 perbaikan fungsi prasarana,
 perbaikan fungsi sarana,
e. melaksanakan ketatausahaan
f. melaksanakan komunikasi

Direktorat Bantuan Darurat


Kegiatan pengadaan barang/jasa
yang dapat dibiayai dengan DSP
Pencarian dan Evakuasi Penampungan
Kebutuhan air
penyelamatan Pertolongan korban dan Pelayanan serta tempat
bersih, sanitasi Pangan Sandang
korban darurat masyarakat kesehatan hunian
dan higiene
bencana terancam sementara

DVI •biaya
persiapan lahn
•Persiapan
kegiatan pendukung operasi penanganan darurat gedung/bangu
nan

bencana •sewa
gedung/bangu
nan
•pengadaan
dan pendirian
tenda.
Kegiatan pendampingan,
Perbaikan darurat
Aktivasi sistem komando Pembersihan untuk monitoring, evaluasi, dan
prasarana dan sarana Pengendalian terhadap
penanganan darurat mempermudah akses pelaporan serta kajian
untuk mempermudah ancaman bencana
bencana bantuan tertentu dampak
akses bantuan
bencana

Direktorat Bantuan Darurat


PENYALURAN DAN PENGEMBALIAN
DANA SIAP PAKAI
Persetujuan pemberian bantuan DSP
dapat dilakukan berdasarkan hasil:
a. verifikasi terhadap permohonan
bantuan;
b. rapat koordinasi kementerian/lembaga
terkait;
c. inisiatif BNPB.
BAB VI Pasal 27

Direktorat Bantuan Darurat


Pembentukan Tim Verifikasi Dana Siap
Pakai
Deputi Bidang Penanganan Darurat
menunjuk tim verifikasi pemberian
bantuan DSP.
Hasil tim verifikasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) menjadi bahan
pertimbangan dalam pemberian DSP.
Ketentuan lebih lanjut mengenai verifikasi
permohonan bantuan DSP diatur dengan
Pedoman. BAB VI Pasal 29
Direktorat Bantuan Darurat
PENGELOLA DAN PENGGUNA DSP

• Pengelola DSP terdiri dari PPK dan BPP yang ditetapkan oleh
KPA BNPB
• PPK dan BPP merupakan pejabat/pegawai berasal dari
BNPB/BPBD provinsi/kabupaten/kota dan/atau kementerian/
lembaga

Direktorat Bantuan Darurat


Pengembalian Dana Siap Pakai
■ Dalam hal Status Keadaan Darurat Bencana berakhir, dan masih terdapat sisa DSP
maka BPP BNPB/BPBD atau kementerian/lembaga terkait wajib mengembalikan
DSP tersebut ke Kas Negara

■ Bukti pengembalian disampaikan kepada BNPB c.q. Kepala Biro Keuangan


tembusan kepada Deputi Bidang Penanganan Darurat paling lambat tanggal 5
(lima) bulan berikutnya

Direktorat Bantuan Darurat


Waktu Penyelesaian
Pertanggungjawaban
Dana Siap Pakai

Laporan perkembangan pelaksanaan


Penyelesaian pertanggungjawaban
penggunaan DSP disampaikan paling
Bantuan DSP oleh pengguna paling
lambat setiap tanggal 5 (lima) bulan
lambat 3 (tiga) bulan setelah masa
berikutnya terhitung sejak BPP
status keadaan darurat bencana
menerima pemindahbukuan dari
berakhir
bendahara pengeluaran BNPB

Direktorat Bantuan Darurat


MONITORING, EVALUASI, DAN PELAPORAN

dilakukan atas dasar informasi rekapitulasi penyaluran bantuan DSP dari


pengelola DSP BNPB

berdasarkan surat penugasan yang dikeluarkan oleh pejabat yang


berwenang.

beranggotakan paling sedikit 3 (tiga) orang aparatur sipil negara dipimpin


paling rendah oleh pejabat eselon IV pada deputi bidang penanganan darurat
paling sedikit 3 (tiga) hari kalender

Monitoring dan evaluasi dilaksanakan selama status keadaan darurat bencana


diberlakukan. Evaluasi dapat dilakukan setelah berakhirnya status keadaan
darurat.

Direktorat Bantuan Darurat


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai