Anda di halaman 1dari 8

IDENTIFIKASI KAWASAN KHUSUS STUDI KASUS KEK MOROTAI, PROVINSI

MALUKU UTARA

Mata Kuliah Pilihan Perencanaan Kawasan Khusus

Dosen Pengampu: Ir. Rizon Pamardhi Utomo, MURP.

Disusun oleh:

Ulya’ Nazihah (I0619045)

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

2021
PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara terbesar di Asia Tenggara dengan pertumbuhan ekonomi


mencapai 5,02% di tahun 2019. Pemerintah Indonesia melakukan berbagai upaya untuk
percepatan pembangunan ekonomi yang merata, salah satunya yaitu melalui pembangunan
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di berbagai wilayah Indonesia. Hal ini didukung dengan
adanya sumber daya alam yang melimpah serta keindahan alam di berbagai penjuru negara.
Selain itu, terdapat keunggulan berupa bonus demografi sehingga menjadikan Indonesia
sebagai negara dengan sumber daya manusia yang kompetitif. Letak geografis yang strategis
di Selat Malaka sebagai jalur paling aktif dunia dan menjadi rute utama pelayaran global juga
menguntungkan pembangunan KEK dan penanaman investasi di Indonesia.

Salah satu Kawasan Ekonomi Khusus di Indonesia adalah Pulau Morotai di Provinsi
Maluku Utara. KEK Morotai memiliki keunggulan geostrategis yaitu merupakan pulau terluar
di sisi timur laut Indonesia yang dekat dengan negara-negara ASEAN dan Asia Timur. Pulau
Morotai dahulu merupakan salah satu basis militer pada saat Perang Dunia II yang kini kaya
akan peninggalan bersejarah. Selain itu, KEK Morotai memiliki keunggulan wisata bahari
dengan keindahan pantai dan bawah laut yang mempesona. Hamparan pasir putih dan terumbu
karang yang indah merupakan daya tarik wisata KEK Morotai.

Pulau Morotai merupakan jalur migrasi ikan tuna, sehingga kawasan ini merupakan
sumber bahan baku bagi industri pengolahan perikanan. Dengan potensi yang dimiliki serta
didukung oleh infrastruktur dan logistic yang memadain, KEK Morotai menjadi pusat industri
perikanan. Selain itu, harapannya KEK Morotai akan menjadi kawasan wisata internasional
yang menjadi penghubung Indonesia dengan Pasar di ASEAN.

REFERENSI TEORITIK KEK MOROTAI

Pada 14 Oktober 2009, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan DPR RI menerbitkan
UU No. 39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) untuk membangun
pengembangan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi di wilayah-wilayah yang berpotensi.
Wilayah yang ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus diberikan kemudahan dan
keringanan di bidang perizinan usaha, kegiatan usaha, perindustrian, pelabuhan, dan
keimigrasian bagi orang asing pelaku bisnis serta diberikan fasilitas keamanan.

Selain itu, telah ditetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2014 Tentang
Kawasan Ekonomi Khusus Morotai. KEK Morotai terdiri dari zona pengolahan ekspor, zona
logistik, zona industri, dan zona pariwisata. Pengusulan pembentukan Kawasan Ekonomi
Khusus Morotai oleh PT Jababeka Morotai telah mendapat persetujuan dari Kebupaten Pulau
Morotai dan diajukan oleh Pemerintah Provinsi Maluku Utara kepada Dewan Nasional
Kawasan Ekonomi Khusus.

Terkait badan usaha pembangunan dan pengelola, yakni PT Jababeka sendiri juga telah
diresmikan dalam bentuk Surat Bupati Morotai Tentang Penetapan PT Jababeka Morotai
Sebagai Badan Usaha Pembangunan dan Pengelola Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Morotai
di Kabupaten Pulau Morotai. Selain itu, telah ditetapkan secretariat dewan kawasan KEK
Provinsi Maluku Utara melalui Keputusan Gubernur Maluku Utara Nomor
212.1/KPTS/MU/2014.

GAMBARAN KAWASAN KEK MOROTAI

Kawasan Ekonomi Khusus Morotai terletak di Kabupaten Pulau Morotai, Provinsi


Maluku Utara dengan luas area 1.101,76 Ha. Keunggulan geoekonomi yang dimiliki Morotai
adalah letaknya yang berada pada pulau terluar di sisi timur laut indonesia yang berdekatan
dengan Jepang dan Taiwan serta berada pada jalur imigrasi ikan tuna yang menunjang industri
perikanan di wilayah ini. Keunggulan Geostrategis yang dimiliki Morotai adalah adanya
kebijakan untuk menghidupkan kembali dan memaksimalkan peran Bandar Udara Pitu sebagai
hub internasional di kawasan timur Indonesia. Pada tahun 2019, Morotai ditargetkan dapat
menarik 500.000 wisatawan dan mendapatkan devisa sebanyak 500 juta USD.

Tidak hanya pihak pemerintah yang berkontibusi besar dalam memberikan bantuan terkait
pengembangan kepariwisataan Morotai sampai hari ini, Pihak swasta atau investor pun sudah
masuk di dalam kegiatan pengembangan destinasi wisata Kabupaten Pulau Morotai. Pada saat
ini nilai investasi yang terdapat pada Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata Morotai mencapai
nilai 6,8 Triliun Rupiah (http://kek.go.id/kek-di-indonesia/ morotai/). KEK Morotai
diproyeksikan menarik investasi sebesar Rp.30,44T dan diproyeksikan dapat menyerap tenaga
kerja sebanyak 30.000 tenaga kerja hingga tahun 2025. Kondisi ini memperlihatkan secara
kasar sudah terlihat pelibatan dari masing-masing sektor baik pemerintah dan swasta.

ANALISIS

A. Esensi Kekhususan
Kawasan Ekonomi Khusus Morotai terdiri dari kawasan lindung dan kawasan
budidaya. Kawasan lindung di Morotai terbagi menjadi dua, yakni kawasan lindung
setempat terdiri dari sempadan pantai, serta kawasan lindung cagar budaya yang terdiri
dari suaka alam perairan yang kaya akan biota laut seperti terumbu karang dan ikan. Di
samping itu, KEK Morotai juga berfungsi sebagai kawasan budidaya dengan kegiatan
perikanan, wisata alam, wisata sejarah, industri pengolahan perikanan, dan kawasan
permukiman.
KEK Morotai termasuk sebagai kawasan andalan, di mana kawasan ini dipilih
oleh PT Jababeka untuk dikembangkan karena dapat berperan mendorong pertumbuhan
ekonomi bagi kawasan tersebut dan kawasan di sekitarnya, khususnya Maluku Utara.
KEK Morotai termasuk dalam istilah special economic zones, sebagaimana pada
tanggal 13 September 2012, Indonesia bersama Taiwan menandatangani Letter of
Intent (LOI) untuk membangun zona ekonomi khusus, pelabuhan, dan bandara
internasional di Morotai. Kerjasama tersebut tertuang dalam Memorandum of
Understanding antara the Indonesian Economic and Trade Office to Taipei dengan the
Taipei Economic and Trade Office in the Morotai Development Project yang
ditandatangani pada 4 Desember 2012. MoU ini bertujuan untuk mendukung
pembentukan KEK dengan memfasilitasi masuknya investasi di Pulau Morotai, dan
untuk memfasilitasi pembangunan Pulau Morotai dalam berbagai bidang yaitu: forest
management, eco-tourism, responsible agriculture, studies, dan fisheries and
agriculture.
B. Pemunculan Kawasan Khusus
Kawasan Ekonomi Khusus Morotai muncul berdasarkan resource yang ada.
Yang dimaksud dengan berbasis resource adalah Kabupaten Morotai secara natural
memiliki sumber daya alam yang melimpah khususnya pada sektor perikanan dan juga
keindahan alam berupa pantai dan lautnya. Ditambah dengan adanya sejarah basis
militer Perang Dunia II, menjadikan Morotai sebagai kawasan ekonomi khusus berbasis
pariwisata dan industri pengolahan perikanan.
Selain itu, lokasi dari Pulau Morotai sangat strategis, dekat dengan negara-
negara ASEAN dan Asia Timur seperti Filipina, Taiwan, Hongkong, Jepang, dan
Korea. Hal ini memicu kawasan untuk dijadikan sebagai pusat logistik dan distribusi
impor dan ekspor bahan baku antarnegara, dengan dukungan infrastruktur seperti
pelabuhan dan bandara internasional.
C. Pengembangan Inovasi
Selain dengan adanya fungsi utama sebagai kawasan pariwisata, industri
perikanan, dan logistik, terdapat peluang investasi lain yang mampu dikembangkan,
seperti pengembangan akomodasi dan MICE berupa resorts dan hotel; pengembangan
food and beverages khas seafood dengan pengadaan restoran, bar, dan café; pengadaan
atraksi wisata seperti dive club, snorkelling, cruise and yacht facilities; pengembangan
wisata minat khusus berupa wisata sejarah, outdoor adventure, watersport facilities;
serta pengembangan wisata berbasis edukasi seperti training and educational center in
tourism.

Tentu saja dalam mewujudkan inovasi tersebut diperlukan support dan sinergi
dari berbagai pihak, seperti swasta, stakeholder, dan pemerintah. Berikut merupakan
peran pemerintah pusat dalam merencanakan pembangunan infrastruktur agar dapat
mengejar target yang telah ditetapkan. Ada sembilan pokok pembangunan infrastruktur
yang disiapkan pemerintah, yaitu:

1) Pengembangan pengelolaan sarana air;


2) Pengendalian banjir dan pengamanan pantai Morotai;
3) Pembangunan jalan baru sepanjang 154 Km di kabupaten Morotai;
4) Pemeliharaan, pelebaran, rekonstruksi, dan rehabilitasi jalan;
5) Pengembangan kawasan pemukiman;
6) Subsidi angkutan laut perintis pangkalan Ternate;
7) Pembangunan lampu Pelabuhan Morotai;
8) peningkatan GMDSS SROP Ternate; dan
9) Pembangunan landasan terbang dan operasional Bandara Pitu.
Di samping itu, sektor swasta lebih unggul pada bidang penyediaan modal
secara cepat, mengikuti perkembangan zaman, dan memiliki tenaga-tenaga kerja yang
profesional sehingga dapat menutupi kekurangan dari sektor pemerintah. Beberapa
peran dari sektor swasta antara lain:
1) Pembangunan dan penyediaan akomodasi;
2) Pembuatan toko-toko souvenir;
3) Penyedia sarana hiburan;
4) Pendukung sarana transportasi;
5) Pendukung pengembangan atraksi wisata.
D. Mekanisme Tata Ruang dan Rancang Bangun
1) Esensi Penentuan Komponen Model
a. Penetapan kawasan inti pariwisata sejarah dan pantai
b. Penataan resort dan atraksi wisata sebagai stimulant ekonomi
c. Penataan kawasan industri pengolahan perikanan sebagai
d. Penataan kawasan bandara dan pelabuhan sebagai akses utama pergerakan
manusia dan barang
2) Identifikasi Komponen
a. Inti: wisata, unit hunian, dan amenitas
b. Pendukung internal: sirkulasi, wisata oleh-oleh
c. Pendukung eksternal: sirkulasi kapal layar dan penerbangan, produk komoditas
yang menjadi bahan utama di sektor logistic

DAFTAR PUSTAKA

Joice Victory Bakara. 2015. KERJASAMA INDONESIA DAN TAIWAN (STUDI KASUS :
MOROTAI DEVELOPMENT PROJECT). Bibliography: 18 Jurnal, 12 Buku, 25 Situs
Internet.

Enggar Dwi Cahyo1 , Wiendu Nuryanti2. 2018. Peran Sektor Pemerintah dan Swasta dalam
Perkembangan Destinasi Wisata di Kabupaten Pulau Morotai. GADJAH MADA JOURNAL
OF TOURISM STUDIES.

Anda mungkin juga menyukai