Anda di halaman 1dari 6

REVIEW JURNAL

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Geografi Desa Kota

SILVI 12111321798
DOSEN PENGAMPU:
KHAIRIATI RAWZIS M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
TAHUN 2023
REVIEW JURNAL
JUDUL: 1. KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU DI PERKOTAAN
2. URBANISASI DAN DAMPAK SOSIAL DI KOTA BESAR
JURNAL: PENDIDIKAN GEOGRAFI
VOL & HAL: 1. VOL 4 NO 2
2. VOL 7 Hal 212-221
TAHUN : 1. 2012
2. 2021
PENULIS : 1. Sidauruk
2. Inayah Hidayati
REVIEWER : SILVI
BULAN : JUNI 2023
Judul : KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU DI PERKOTAAN
Volume dan Halaman : VOL 4 NO 2
Tahun : 2012
Penulis : Sidauruk
Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kebutuhan ruang terbuka hijau di perkotaan
berdasarkan rasio jumlah penduduk terhadap kebutuhan ruang terbuka hijau pada kawasan
permukiman di perkotaan. Kebutuhan ruang terbuka hijau dengan jumlah penduduk 250 jiwa
membutuhkan ruang terbuka hijau dengan tipe Taman Tetangga seluas 250 m2. Kebutuhan ruang
terbuka hijau dengan jumlah penduduk 2500 jiwa membutuhkan ruang terbuka hijau dengan tipe
Taman Rukun Warga seluas 1250 m2. Kebutuhan ruang terbuka hijau dengan jumlah penduduk
30000 jiwa membutuhkan ruang terbuka hijau dengan tipe Taman Kelurahan seluas 9000 m2.
Kebutuhan ruang terbuka hijau dengan jumlah penduduk 120000 jiwa membutuhkan ruang
terbuka hijau dengan tipe Taman Kecamatan seluas 24000 m2.

Pendahuluan : Pada dasarnya pertumbuhan dan perkembangan kota dipengaruhi oleh adanya
berbagai faktor, antara lain faktor kependudukan, serta adanya interaksi antara kota dengan kota
lainnya dalam lingkup wilayah maupun luar wilayah suatu daerah. Perkembangan faktor tersebut
(penduduk, kegiatan penduduk dan interaksi kota dengan wilayah lain) merupakan pemicu tumbuh
dan berkembangnya wilayah yang berdampak terhadap terjadinya perubahan fisik dan penggunaan
lahan. Bentuk perubahan penggunaan lahan ditandai dengan makin meningkatnya lahan
terbangun, yang merupakan fenomena pertumbuhan dan perkembangan wilayah perkotaan yang
mudah terlihat secara fisik. Pertumbuhan dan perkembangan kota akan memberikan tekanan
kepada tingkat pelayanan kota yang semakin menurun dan daya dukung lahan yang berkurang,
sehingga menurunkan kualitas hidup penduduk dan produktivitas kegiatan di kota seperti
kemacetan lalu lintas, lingkungan perumahan kumuh, tata bangunan tidak teratur, lahan produktif
yang tergeser, dan sebagainya. Perkembangan dan pertumbuhan kota jika tanpa rencana dan
arahan pada gilirannya akan menimbulkan persoalan – persoalan yang sukar dan sulit untuk
diselesaikan, sehingga tercipta suatu ketidakseimbangan dalam pemanfaatan ruang kota.
Tingginya perkembangan sebuah kota yang diiringi oleh peningkatan jumlah penduduk dari waktu
ke waktu ini menyebabkan semakin meluasnya penggunaan lahan untuk kawasan hunian
perkotaan ke arah kawasan-kawasan pinggiran kota termasuk ruang terbuka, kawasan lindung, dan
lahan produktif pertanian. Peningkatan permintaan lahan untuk kepentingan ekonomi dan
perumahan iniberdampak pada semakin berkurangnya ruang-ruang terbuka hijau di kota-kota
besar. Luas RTH kota mengalami penurunan karena tidak adanya pertimbangan-pertimbangan
secara ekologis dalam penggunaan lahan. Implikasi dari berkurangnya jumlah RTH terhadap
lingkungan adalah terjadinya penurunan kualitas lingkungan.
Metodelogi : Ditinjau dari jenis datanya pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini adalah pendekatan kualitatif. Adapun yang dimaksud dengan penelitian kualitatif yaitu
penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek
penelitian secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata- kata dan bahasa, pada
suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.
Tujuan penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kebutuhan ruang terbuka hijau di
perkotaan berdasarkan rasio jumlah penduduk terhadap kebutuhan ruang terbuka hijau pada
kawasan permukiman di perkotaan.
Pembahasan: ruang terbuka hijau (Green Openspaces) adalah kawasan atau areal permukaan tanah
yang didominasi oleh tumbuhan yang dibina untuk fungsi perlindungan habitat tertentu, dan atau
sarana lingkungan/kota, dan atau pengamanan jaringan prasarana, dan atau budidaya pertanian.
Selain untuk meningkatkan kualitas atmosfer, menunjang kelestarian air dan tanah, ruang terbuka
hijau (Green Openspaces) di tengah-tengah ekosistem perkotaan juga berfungsi untuk
meningkatkan kualitas lansekap kota. Perkembangan perkotaan membawa pada konsekuensi
negatif pada beberapa aspek, termasuk aspek lingkungan. Dalam tahap awal perkembangan kota,
sebagian besar lahan merupakan ruang terbuka hijau. Namun, adanya kebutuhan ruang untuk
menampung penduduk dan aktivitasnya, ruang hijau tersebut cenderung mengalami konversi guna
lahan menjadi kawasan terbangun sehingga menurunkan kuantitas dan kualitasnya. Sebagian besar
permukaannya, terutama di pusat kota, tertutup oleh jalan dan bangunan dengan karakter yang
sangat kompleks dan berbeda dengan karakter ruang terbuka hijau. Kota sebagai suatu bentuk
ruang dan sebagai suatu bentuk ekosistem berfungsi multifungsi dalam melayani kebutuhan
penduduk. Untuk menentukan luas ruang terbuka hijau berdasarkan jumlah penduduk, dilakukan
dengan mengalikan antara jumlah penduduk yang dilayani dengan standar luas ruang terbuka hijau
per kapita sesuai peraturan yang berlaku.

Kelebihan : Pembahasan yang diteliti sudah sangat lengkap dan juga kata yang digunakan juga
mudah dimengerti oleh pembaca
Kelemahan : Cukup banyak kesalahan typografi sehingga dapat memiliki arti ganda.

B.
Judul : URBANISASI DAN DAMPAK SOSIAL DI KOTA BESAR
Volume dan Halaman : VOL 7 Hal 212-221
Tahun : 2021
Penulis : Inayah Hidayati
Abstrak : Urbanisasi merupakan suatu refleksi adanya perbedaan pertumbuhan dan
ketidakmerataan fasilitas pembangunan antara suatu daerah dengan daerah yang lainnya. Dalam
hal ini antara wilayah pedesaan dengan wilayah perkotaan yang mendorong pergerakan penduduk.
Hasil analisa pada tulisan menunjukan bahwa masalah sosial yang ditimbulkan urbanisasi sangat
komplek. Peningkatan jumlah penduduk di kota, pengangguran, peningkatan tuna wisma dan
tumbuhnya permukiman kumuh, peningkatan kemacetan dan kecelakaan lalu lintas, peningkatan
kriminalitas, overpopulation, dan pembengkakan kota (urban sprawl) merupakan dampak sosial
urbanisasi di kota besar. Usaha yang dapat dilakukan untuk mengendalikan urbanisasi yaitu
meningkatkan pembangunan dengan menggunakan pendekatan yang menyentuh langsung
kebutuhan masyarakat desa, pemerataan dan penyebaran pembangunan sampai pelosok desa,
membangun sarana transportasi antar daerah, desentralisasi industri ke desa, dan modernisasi
pedesaan.
Metodelogi: Metode penelitian yang digunakan dalam tulisan ini adalah penelitian kualitatif
melalui kajian Pustaka, pengamatan di lapangan serta didukung dengan data sekunder dari BPS
dan penelitiab sebelumnya. Objek penelitian merupakan fenomena urbanisasi di daerah perkotaan
di Indonesia yang diamati selama sepuluh tahun terakhir (2010-2020). Analisa dilakukan secara
deskripsi-eksplanasi untuk menjawab permasalahan penelitian. Langkah pertama yang dilakukan
adalah melakukan studi pustaka kajian-kajian dengan tema sejenis kemudian dikaitkan dengan
hasil pengamatan lapangan.
Tujuan penelitian : untuk menyajikan penelitian dan analisis mengenai urbanisasi dan dampak
sosialnya di kota besar Indonesia kepada pembaca yang tertarik dengan topik tersebut.
Pembahasan : Dalam jurnal ini, pembahasan utama adalah tentang urbanisasi dan dampak sosial
di kota besar Indonesia. Penulis menjelaskan bahwa urbanisasi memiliki dampak sosial yang
kompleks, seperti peningkatan jumlah penduduk, pengangguran, permukiman kumuh, kemacetan,
kriminalitas, dan pembengkakan kota. Namun, penulis juga menyoroti bahwa terdapat usaha yang
dapat dilakukan untuk mengendalikan urbanisasi, seperti meningkatkan pembangunan dengan
pendekatan yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat desa dan membangun sarana
transportasi antar daerah. Dengan demikian, jurnal ini memberikan pemahaman yang lebih
mendalam tentang urbanisasi dan dampak sosialnya di kota besar Indonesia, serta memberikan
wawasan mengenai upaya yang dapat dilakukan untuk mengendalikan urbanisasi dan mengurangi
dampak sosial negatifnya.
Kelebihan : jurnal tersebut menyajikan data terbaru dan inovatif. Hal ini dapat berkontribusi
terhadap pengetahuan dan pemahaman dalam bidang tertentu
Kelemahan : Di dalam jurnal ini tidak disebutkan apa tujuan dari penulisan jurnal ini.
Link Akses Jurnal:
https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/geo/article/view/8070/6746
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JIIS/article/view/40517

Anda mungkin juga menyukai