Anda di halaman 1dari 3

Nama : Stepanus Pasaribu

Nim : 044583706
Prodi : Perencanaan Wilayah Dan Kota
Matkul : Analisis Lokasi dan Pola Keruangan
Selamat malam Tutor, ijin menanggapi pertanyaan dari forum diskusi ini. Terima
Kasih 😊.
Diskusikan lah bagaimana pola Aglomerasi ekonomi yang terjadi yang disertai
dengan data dan fakta. Setiap argumentasi sebaiknya mengkaitkan dengan
teori/sumber pendapat ahli.
Jawab:
Urbanisasi menuju perluasan wilayah kota menyebabkan urban sprawl dan
perubahan penggunaan ruang. Selanjutnya, aglomerasi perkotaan menuju
integrasi tata ruang perkotaan menyebabkan penurunan kualitas
lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis (1) perubahan
penggunaan lahan dan pekerjaan urban sprawl sebagai faktor penentu
penurunan kualitas lingkungan di kawasan pinggiran kota. (2) Pengaruh urban
sprawl, aglomerasi perkotaan, perubahan penggunaan lahan, sistem aktivitas
perkotaan, dan sistem transportasi terhadap penurunan kualitas lingkungan di
kawasan pinggiran kota. Berdasarkan jumlah data penduduk perkotaan di
Indonesia yang setiap tahunnya meningkat berdampak pada peningkatan
pembiayaan infrastruktur perkotaan dan pemenuhan kebutuhan sarana
hunian. Kondisi ini ditandai dengan adanya kawasan-kawasan baru yang
sebagian besar dikembangkan di kawasan pinggiran kota. 
Perluasan wilayah akibat urbanisasi berdampak pada alih fungsi penggunaan
lahan dan suburbanisasi kawasan pinggiran kota dalam kaitannya dengan
pengembangan kawasan baru untuk berbagai aktivitas perkotaan. Lebih lanjut,
alih fungsi lahan tidak dapat dipisahkan dari kebijakan pembangunan kota yang
ditetapkan oleh pemerintah karena adanya tuntutan kebutuhan
pembangunan. Lebih jauh lagi, ekspansi perkotaan menuju daerah pinggiran
kota memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi, dan
pertumbuhan penduduk serta berdampak pada penurunan kualitas lingkungan
artinya, perluasan kota berkaitan erat dengan penyiapan zona pembangunan
dan kegiatan ekonomi baru di kawasan pinggiran kota. Perluasan kawasan inti
kota hingga pinggiran kota berdampak pada integrasi sistem perkotaan dan
pengaruhnya terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat. Perluasan wilayah
kota. hingga ke pinggiran kota berdampak pada perubahan tata guna lahan dan
karakteristik sistem transportasi akibat meningkatnya aktivitas sosial
ekonomi. Urban sprawl dalam dinamika spasial kawasan suburban memiliki
karakteristik yang berbeda-beda dan sangat bergantung pada kepadatan
penduduk, kepadatan bangunan, daya tampung ruang, dan daya dukung
lingkungan. Intensitas alih fungsi lahan di kawasan pinggiran kota dipengaruhi
oleh beberapa faktor, yaitu kemudahan perizinan, perubahan status kepemilikan
lahan, dan urbanisasi. Dampak perubahan penggunaan lahan memberikan
kontribusi terhadap penggunaan lahan daerah tangkapan air, kawasan
pemanfaatan sungai, dan kawasan manfaat pesisir akibat reklamasi lahan untuk
kebutuhan pembangunan perumahan dan permukiman serta infrastruktur
perkotaan. Meningkatnya kegiatan pembangunan di kawasan pinggiran kota
memiliki kontribusi positif terhadap pencemaran kualitas air sungai,
pencemaran udara, dan kerusakan vegetasi alami terhadap degradasi
lingkungan. Kegiatan pembangunan yang terus meningkat baik yang dilakukan
oleh masyarakat maupun pengembang disertai dengan pembangunan sistem
jaringan jalan, selain mendorong peningkatan mobilitas penduduk dan
peningkatan kegiatan sosial ekonomi menuju integrasi sistem perkotaan yaitu
positif terkait dengan urban sprawl di daerah pinggiran kota. Faktor pemicu
terjadinya sprawl di kawasan suburban yaitu harga tanah yang rendah,
pembangunan infrastruktur yang dikembangkan oleh pemerintah, peningkatan
pendapatan masyarakat, inkonsistensi implementasi tata ruang, tarif pajak yang
rendah, pertumbuhan penduduk, dan preferensi terhadap pemukiman
masyarakat. Urban sprawl cenderung berkembang di wilayah kabupaten dengan
kepadatan yang rendah dibandingkan dengan luas lahan yang tersedia. Dengan
demikian, perluasan kawasan perkotaan ke kawasan pinggiran kota
berhubungan positif dengan kesenjangan sosial ekonomi dan permukiman
kumuh menuju segregasi spasial dan penurunan kualitas lingkungan.
Aglomerasi perkotaan dalam dinamika pembangunan Kota Makassar berdampak
pada pertumbuhan ekonomi dan berhubungan positif dengan perubahan tata
guna lahan, struktur ruang, pola ruang, tipologi, dan morfologi kawasan
pinggiran kota terhadap degradasi lingkungan. Aglomerasi perkotaan yang
dibarengi dengan integrasi spasial perkotaan berdampak pada alih fungsi lahan
pertanian, perubahan gaya hidup masyarakat, urbanisasi, migrasi, urbanisasi,
dan kesenjangan sosial ekonomi menuju industrialisasi kawasan pinggiran
kota. Percepatan perkembangan Kota Makassar berdampak pada mobilitas
energi dan arus transportasi menuju pusat kota cukup tinggi. Aglomerasi
perkotaan berdasarkan zonasi spasial yang berkembang berdampak pada
pengelompokan perumahan dan permukiman, kegiatan komersial, industri,
fasilitas pendidikan, dan perkantoran yang mendominasi kawasan pada koridor
jalan utama kota menuju integrasi sistem perkotaan. Dengan demikian, urban
sprawl, aglomerasi perkotaan, perubahan tata guna lahan, sistem aktivitas
perkotaan, dan sistem transportasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
penurunan kualitas lingkungan kawasan pinggiran kota. Untuk menghadapi
urban sprawl dan urban aglomerasi yang berkembang di kawasan pinggiran
kota, diperlukan dukungan kebijakan pembangunan dari pemerintah yang
dilaksanakan secara konsisten melalui upaya-upaya sebagai berikut:
(1) mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh lapisan masyarakat,
(2) konservasi sumber daya lahan dan daerah aliran sungai melalui upaya
pengetatan izin pemanfaatan ruang untuk mendukung pelestarian fungsi
ekosistem; 
(3) mensinergikan kepadatan penduduk dan kepadatan bangunan yang
didukung oleh pemenuhan kegiatan sosial ekonomi; 
(4) penyiapan sarana transportasi publik yang memadai, dan
(5) peningkatan kesejahteraan masyarakat menuju pembangunan berkelanjutan
berbasis partisipasi masyarakat.

Sumber:
-BMP PWKL 4208 Analisis Lokasi dan Pola Keruangan
- https://www.mdpi.com/2073-445X

Anda mungkin juga menyukai