Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia adalah negara yang dikenal dengan sebutan negara kepulauan yang

memiliki keberagaman suku, adat, budaya, bahasa serta agama yang terbentang

luas dari Sabang sampai Marauke. Keberagaman yang dimiliki Indonesia ini

memberikan ciri khas dari setiap daerahnya, baik dari segi bahasa, suku, budaya,

adat dan lainnya. Dari keberagaman kekayaan Indonesia, ada terdapat beberapa

daerah atau kota yang berpotensi untuk mendapati sebutan sebagai kota kreatif.

Kota kreatif dapat diartikan sebagai kota yang dimana pergerakan perekonominya

dikembangkan melalui meningkatan kreatifitas dan pengetahuan masyarakat

setempat sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu kekuatan yang membangun

perekonomian daerah tersebut semakin maju. Semakin lama pertumbuhan

penduduk jumlahnya semakin meningkat. Hal ini tentu saja mempengaruhi

terhadap kesejahteraan masyarakat setempat terutama dalam segi perekonomian.

Perekonomian dalam suatu wilayah dapat dijadikan sebagai alat ukur untuk

mengetahui seberapa besar tingkat kemajuan suatu wilayah yang sedang

dikembangkan. Di era sekarang ini Indonesia memasuki era grlobalisasi ekonomi,

yang dimana perkembangan ekonomi kreatif telah menjadi salah satu tujuan

alternatif untuk menjadi solusi serta strategi global dalam menjaga pertumbuhan

ekonomi. Ekonomi kreatif yang dipusatkan atau dititik beratkan pada sebuah

1
pengetahuan dan kreatifitas merupakan suatu asset yang dapat dijadikan sebagai

salah satu kekuatan untuk suatu negara atau wilayah agar dapat menciptakan

keunggulan dalam bersaing ditengah meraknya perkembangan ekonomi dan

kompetisi dunia usaha.

Pemerintah menciptakan daya kreasi dan juga meningkatkan daya cipta

individu yang bernilai ekonomi dan dapat memberikan pengaruh positif terhadap

kesejahteraan tiap masyarakatnya dengan sasaran dan beberapa strategi yang telah

ditetapkan. Mengingat peran ekonomi kreatif yang semakin meningkat bagi

perekonomian suatu wilayah yang utamanya terhadap pengembangan ekonomi

berbasis Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), maka saat ini semakin

banyak kota-kota di Indonesia yang menjadikan ekonomi kreatif sebagai ujung

tombak pengembangan perekonomian di daerahnya. Untuk di Indonesia ini sendiri

terdapat beberapa kota yang telah masuk dalam kategori sebagai kota kreatif.

Adanya kota kreatif ini merupakan salah satu jaringan dari United Nation Creative

City Network yang biasa disingkat sebagai UNCCN. Dalam hal ini UNCCN tidak

bergerak dan membuat jaringan begitu saja, dikarenakan UNCCN adalah bentukan

dari UNESCO yang merupakan singkatan dari United Nation of Educational,

Scientific, and Cultural Organization. Didirikannya UNESCO adalah untuk

membantu PBB dalam hal membangun kerjasama antar negara yang bergerak

dalam bidang pendidikan, ilmu pengetahuan dan juga kebudayaan. UNESCO yang

didirikan sejak 4 November 1946 ini memiliki misi untuk dapat berkontribusi pada

pembentukan kedamaian, menghilangkan kemiskinan, membuat pembangunan

2
berkelanjutan, dan juga dialog antar budaya yaitu dengan cara bekerja melalui

pendidikan, ilmu pengetahuan, komunikasi yang baik, budaya dan informasi.

Adapun beberapa tujuan yang berkaitan dengan misi dari UNESCO tersebut,

diantaranya adalah :

a. Dapat mencapai pendidikan yang berkualitas

b. Memobilisasi ilmu pengetahuan dan juga kebijakan dalam pembangunan

berkelanjutan.

c. Dapat mengatasi tantangan sosial dan budaya yang timbul.

d. Membina keberagaman budaya dan membudayakan perdamaian.

e. Membangun dan meningkatkan masyarakat melalui komunikasi dan

informasi.

Dengan adanya pembentukan UNCCN melalui kerjasama dengan UNESCO,

diharapkan dapat memberikan dampak positif dan perkembangan yang lebih baik.

Terdapat 7 kategori yang dapat dijadikan acuan untuk menetapkan sebuah kota dalam

suatu jaringan sebagai kota kreatif. Ketujuh kategori tersebut diantaranya adalah, Seni

rupa, Media Art, Film, Design, Literatur, Gastronomi dan juga Musik. 1 Kata kreatif

sendiri memiliki arti sebagai salah satu bagian dari kata sifat yang merupakan sesuatu

hal bersifat memberikan dampak atau hasil. Kota kreatif merupakan kota yang

memiliki keistimewaan tersendiri. Diantara mereka yang terjaring atau disebut sebagai

1
Tribun Jabar, Definisi UNESCO Creative City dan Keuntungannya, diakses dari
https://jabar.tribunnews.com/2017/08/08/definisi-creative-city-dan-keuntungannya-untuk-warga,
(15/05/2019)

3
bagian dari kota kreatif adalah, suatu negara atau wilayah yang memiliki keunggulan

lebih untuk dapat dilihat memiliki nilai lebih maju dari wilayah lainnya. Di Indonesia

terdapat kurang lebihnya 7 kota yang termasuk dalam bagian kota kreatif yang terjaring

dari kerjasama UNESCO dengan UNCCN. Kota-kota yang tergolong atau termasuk

dalam kategori sebagai kota kreatif diantaranya adalah kota Solo, Magelang, Bali,

Bandung, Pekalongan, Jepara serta Yogyakarta. Dalam penelitian ini penulis mengtitik

beratkan atau berfokus pada kota Yogyakarta yang menjadi salah satu kota yang

menerapkan atau mengaplikasikan konsep kota kreatif. Pada pembahasan ini penulis

menggunakan teori two-level game dalam menganalisis penelitian. Teori ini

mengangkat pembahasan mengenai bagaimana cara ataupun upaya suatu wilayah

bergerak maju dengan menggerakkan sistem kota kreatif. Yogyakarta menerapkan

sistem ini dengan cara membangun suatu upaya agar penduduk dapat berkembang serta

memanfaatkan sumber daya yang ada dengan kreatifitas mereka agar dapat

menjadikannya sebagai salah satu ladang penghasilan, seperti halnya dengan

membangun usaha mikro kecil menengah yang dimana melalui UMKM ini, penduduk

dapat mendapatkan penghasilan dengan cara membuat suatu usaha atau karya yang

dapat bernilai ekonomi untuk menjadi salah satu sumber pendapatan dan menaikkan

perekonomian menjadi lebih baik lagi. Dalam hal ini Yogyakarta bergerak lebih dalam

pada sektor industri kreatif. Dengan adanya kerjasama antara Yogyakarta yang terpilih

menjadi salah satu kota kreatif dengan UNCCN, maka peluang pasar kreatif

Yogyakarta menjadi lebih luas dan tersebar. Adanya kerjasama atau jaringan kota

4
kreatif ini diharapkan dapat menjadi salah satu jalan alternative untuk memajukan

sektor industri kreatif wilayah.

1.2 Rumusan Masalah

Merujuk kepada latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, dalam

penelitian ini rumusan masalah dalam pengembangan kota kreatif ini adalah,

“Bagaimana Yogyakarta dapat terpilih menjadi salah satu kota kreatif dalam

jaringan UNCCN?” serta terdapat aspek penunjang apa saja yang mendukung

pergerakan kota kreatif di Indonesia.

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian dari penulis dalam mengangkat pembahasan ini

adalah untuk mengetahui bagaimana proses kota Yogyakarta dapat terpilih menjadi

salah satu kota kreatif dalam jaringan UNCCN yang dinilai berkembang dan menjadi

kota yang maju serta diharapkan dari penelitian ini dapat memberikan gambaran

mengenai strategi kreatif dalam suatu gerakan pengembangan kota.

1.3.2 Manfaat Penelitian

1.3.2.1 Manfaat Teoritis

Penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat dan memberikan kontribusi ilmu

pengetahuan bagi dunia pendidikan, khususnya bagi mahasiswa program studi Ilmu

5
Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Malang. Penulis juga berharap

penelitian ini nantinya dapat digunakan sebagai bahan rujukan bagi seluruh mahasiswa

yang sedang membahas mengenai perkembangan kota kreatif, ekonomi kreatif maupun

mengenai industri kreatif yang telah diaplikasikan di beberapa kota di Indonesia.

1.3.2.2 Manfaat Praktis

Penulis berharap penelitian ini dapat meningkatkan dan memberikan pemahaman

lebih untuk pembaca mengenai penerapan kota kreatif di beberapa kota di Indonesia.

Sebagai salah satu contohnya mengenai Yogyakarta sebagai salah satu kota kreatif di

Indonesia

1.4 Penlitian Terdahulu

Dalam memenuhi tugas akhir, penelitian terdahulu dibutuhkan untuk bahan

rujukan isu penelitian yang serupa dengan penelitian yang penulis rampungkan. Selain

sebagai bahan rujukan, manfaat lain dari adanya penelitian terdahulu adalah untuk

meminimalkan adanya kesamaan antara penelitian yang penulis rampungkan dengan

penelitian yang telah ada sebelumnya. Berikut penulis akan mengulas penelitian

terdahulu dengan singkat dan jelas serta berikutnya akan penulis resume dalam bentuk

tabel.

Penelitian terdahulu yang pertama adalah penelitian dari skripsi Miranti Manisyah

yang berjudul : Kota Kreatif (Creative City) Penelusuran Terhadap Konsep Kota

6
Kreatif Melalui Pengamatan Studi Kasus.2 Penelitian terdahulu ini membahas

mengenai penerapan strategi kota kreatif yang dimana dapat memberikan peluang

besar untuk memajukan perekonomian suatau wilayah dengan ideologi dari sebuah

konsep kota kreatif. Untuk memajukan suatu perekonomian wilayah atau negara, harus

tetap dengan tetap menjaga kestabilan lingkungan karena suatu konsep kota kreatif juga

dapat timbul akibat respon dari suatu perasalahan perekonomian yang sedang terjadi.

Dalam konsep kreatif juga terdapat tiga aspek yang mempengaruhi serta konsep kota

kreatif dapat berpotensi untuk memajukan kesejahteraan masyarakat kreatif.

Persamaan antara penelitian terdahulu pertama dengan penulis terdapat pada

persamaan tema yang dimana sama–sama membahas mengenai peluang kota kreatif

untuk memajukan atau meningkatkan perekonomian wilayah atau daerah.

Perbedaannya, penelitian terdahulu membahas kota kreatif melalui penelusuran

konsep, sedangkan penulis mengangkat pembahasan kota kreatif yang diterapkan pada

kota Yogyakrta.

Penelitian terdahulu yang kedua merupakan penelitian dari Zuhdi Syaiful

Anhar yang berjudul : Strategi Pembangunan Ekonomi kreatif ( Studi Kasus

Kelompok Wanita Tani (KWT) Karanglo Makmur di Dusun Karanglo Desa

Sukoharjo Kabupaten Sleman).3 Penelitian terdahulu ini mengangkat mengenai

2
Miranti Manisyah, Kota Kreatif (Creative City) Penelusuran Terhadap Konsep Kota Kreatif Melalui
Pengamatan Studi Kasus, Skripsi, Departemen Arsitektur Depok, Fakultas Teknik, Universitas
Indonesia, 2009.
3
Zuhdi Syaiful Anhar, Strategi Pengembangan Ekonomi Kreatif (Studi Kasus Kelompok Wanita Tani
(KWT) Karanglo Makmur Di Dusun Karanglo Desa Sukoharjo Kabupaten Sleman), Skripsi, Pendidikan
Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Yogyakarta, 2017.

7
permasalahan pemanfaatan lahan dan hasil perkebunan untuk dijadikan salah satu

usaha yang menjadikan atau memberikan dampak positif terhadap suatu wilayah.

Pemanfaatan kreatifitas warga juga dapat menjadikan strategi ekonomi kreatif menjadi

alternatif yang baik dan dapat terus diupayakan.

Persamaan penelitian terdahulu ini dengan penelitian penulis terdapat pada

studi kasus yang menjelaskan mengenai pemanfaatan lahan untuk kemajuan wilayah.

Perbedaan penelitian terdahulu ini dengan penulis terdapat pada judul dan sedikit

pembahasan yang dimana penelitian terdahulu mengangkat pembahasan mengenai

strategi pembangunan.

Penelitian terdahulu yang ketiga merupakan penelitian dari tesis Pipit Tyas

Ratna.P. yang berjudul : Analisis Efektivitas Kebijakan Pengembangan Ekonomi

Lokal (PEL) Di Kabupaten Sleman (Studi Kasus Di Showroom UMKM,

Marketplace Sleman-Mall.com Dan Rumah Efektif BUMN Sleman).4 Penelitian

terdahulu ini membahas mengenai upaya pemerintah dalam mengangkat perekonomian

negara dengan cara yang unik dan berkelanjutan. Melalui beberapa pendekatan seperti

melakukan sosialisasi terhadap penduduk setempat, dapat dijadikan sebagai salah satu

strategi untuk melakukan penguasaan pasar.

Persamaan penelitian terdahulu ini dengan penelitian penulis terdapat pada

studi kasus yang mengangkat pembahasan mengenai upaya pemerintah dalam

4
Pipit Tyas Ratna.P., Analisis Efektifitas Kebijakan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) Di Kabupaten
Sleman (Studi Kasus Di Showroom UMKM, Marketplace Sleman-mall.com Dan Rumah Kreatif BUMN
Sleman ),Tesis, Universitas Gadjah Mada,2018.

8
pengembangan usaha mikro kecil menengah ini dengan cara mengadakan pelatihan

yang dilakukan terhadap penduduk dalam memanfaatkan sumber daya yang ada untuk

menjadi sesuatu yang memiliki nilai jual yang cukup tinggi. Perbedaan dari kedua

penelitian ini yakni penelitian terdahulu yang membahas mengenai perluasan

pemasaran produk secara digital serta bekerjasama pemerintah kabupaten dengan Bank

Negara Indonesia 46 Sleman.

Penelitian terdahulu yang keempat adalah jurnal dari Lak Lak Nazhat El

Hasanah dengan judul : Pengembangan Wirausaha Muda Ekonomi Kreatif Berbasis

Budaya di Daerah Istimewa Yogyakarta.5 Penelitian terdahulu ini mangangkat

permasalahan atau pembahasan mengenai para pemuda yang menjadi seorang

wirausaha muda kreatif dan berbasis budaya. Hal ini dapat lebih didalami dengan cara

mengembangkan produk-produk lokal yang dikemas atau di produksi secara unik dan

menarik. Semakin unik dan menarik hasil olahan produk lokal yang diproduksi, maka

akan mendatangkan nilai ekonomi yang semakin besar.

Persamaan penelitian terdahulu ini dengan penelitian penulis terdapat pada

bagaimana upaya untuk meningkatkan wirausaha kreatif dalam memasarkan produk-

produk lokalnya yang dapat dilakukan melalui teknologi. Dengan kemajuan teknologi

yang ada, dapat sengat membantu perluasan pasar usaha penduduk dalam bersaing

dalam berwirausaha dengan mengasah kreatifitasnya yang semakin inovatif dan

5
Lak Lak Nazhat El Hasanah, Pengembangan Wirausaha Muda Ekonomi Kreatif Berbasis Budaya di
Daerah Istimewa Yogyakarta, Jurnal, Prodi Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Islam
Indonesia, 2015.

9
kreatif. Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian penulis terdapat pada studi

kasus yang dibahas, yakni penelitian terdahulu memiliki pembahasan mengenai

ekonomi kreatif berbasis budaya yang ada di Yogyakarta, sedangkan penelitian penulis

lebih berfokus terhadap perkembangan disektor industri kreatif yang ada di

Yogyakarta.

Penelitian terdahulu yang kelima adalah dari jurnal Sumar’in,dkk yang berjudul

: Pembangunan Ekonomi Kreatif Berbasis Wisata Budaya (Studi Kasus Pada

Pengrajin Tenun di Kabupaten Sambas).6 Penelitian terdahulu pada penelitian ini

mengangkat pembahasan mengenai efektifitas ekonomi kreatif dalam suatu industri

yang dapat memberikan dampak positif terhadap kemajuan perekonomian. Industri

kreatif dapat lebih berpotensi untuk maju dengan keselarasan pemahaman penduduk

dan kerjasama antara pemerintah dan pelaku ekonomi yang aktif, kreatif dan unik.

Persamaan penelitian terdahulu ini dengan penelitian penulis adalah pergerakan

perekonomian yang semakin meningkat maju melalui upaya dan usaha kreatif yang

dilakukan oleh penduduk lokal yang terus berinovasi dan menghasilkan produk-produk

lokal yang dapat memiliki nilai jual dan dapat diterima dipasaran. Ekonomi kreatif

yang dapat dijadikan sebagai salah satu alternative yang dapat dilakukan untuk

kestabilan perekonomian. Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian penulis

terdapat pada ruang lingkup studi kasus yang dibahas. Penelitian terdahulu yang

membahas mengenai ekonomi kreatif berbasis wisata budaya di Kabupaten Sambas,

6
Sumar’in, dkk., Pengembangan Ekonomi Kreatif Berbasis Wisata Budaya (Studi Kasus Pada Pengrajin
Tenun di Kabupaten Sambas), Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan, Politeknik Negeri Sambas, 2017.

10
dan penelitian penulis yang membahas mengenai industri kreatif yang sedang

berkembang di Yogyakarta.

Table 1.4.1 Penelitian terdahulu

No. Nama/Judul Metodologi Hasil

1. Skripsi : Ideologi dari sebuah konsep kota


Kualitatif kreatif adalah untuk memajukan
Kota Kreatif perekonomian dengan tetap menjaga
(Creative City) kestabilan lingkungan karena suatu
Penelusuran konsep kota kreatif juga dapat timbul
Terhadap Konsep akibat respon dari suatu perasalahan
Kota Kreatif Melalui perekonomian yang sedang terjadi.
Pengamatan Studi Dalam konsep kreatif juga terdapat tiga
Kasus aspek yang mempengaruhi serta
konsep kota kreatif dapat berpotensi
Oleh : untuk memajukan kesejahteraan
Miranti Manisyah masyarakat kreatif.

2. Skripsi : Mayoritas anggota kelompok wanita


tani (KWT) memiliki kinerja yang
Strategi Deskriptif sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari
Pembangunan majunya perkembangan ekonomi di
Ekonomi kreatif Karanglo Makmur. Dengan berbagai
(Studi Kasus alternative yang diupayakan pula,
Kelompok Wanita strategi penerapan ekonomi kreatif
Tani (KWT) dapat diterapkan dengan jalan
Karanglo Makmur di mengembangkan semua hasil olahan

11
Dusun Karanglo perkebunan atau tani agar supaya dapat
Desa Sukoharjo menjadi suatu produk unggulan.
Kabupaten Sleman)

Oleh:
Zuhdi Syaiful Anhar

3. Tesis : Perkembangan usaha mikro kecil


Deskriptif menengah atau yang biasa disingkat
Analisis Efektifitas UMKM saat ini masih menemui
Kebijakan beberapa kendala. Pemberdayaan
Pengembangan UMKM di era globalisasi seperti saat
Ekonomi Lokal ini membutuhkan daya saing yang
(PEL) Di Kabupaten tinggi agar dapat menghadapi
Sleman (Studi Kasus tantangan global. Peningkatan sumber
di Showroom daya manusia maupun teknologi perlu
UMKM, diperhatikan dan terus ditingkatkan
Marketplace agar dapat terus menghasilkan produk
Sleman-Mall.com lokal yang bernilai jual tinggi. Dalam
dan Rumah Kreatif hal in pemerintah turut serta membantu
BUMN Sleman) melalui beberapa cara yang
diantaranya adalah dengan
Oleh : memberikan bantuan modal terhadap
Pipit Tyas Ratna.P. pelaku industri kreatif.

12
4. Jurnal : Yogyakarta memiliki potensi yang
cukup besar untuk mengaplikasikan
Pengembangan Deskriptif strategi ekonomi kreatif. Dengan
Wirausaha Muda memanfaatkan sumber daya yang ada,
Ekonomi Kreatif para wirausaha muda dapat lebih
Berbasis Budaya di diasah atau dilatih kreatifitasnya agar
Daerah Istimewa dapat menciptakan atau memproduksi
Yogyakarta karya-karya yang bernilai seni tinggi,
unik, dan menarik.
Oleh:
Lak Lak Nazhat
Hasanah
5. Jurnal : Kabupaten Sambas memiliki model
perkembangan ekonomi kreatif yang
Pengembangan Naturalistic / sangat baik. Salah satu bukti
Ekonomi Kreatif Kualitatif dan perkembangan ekonomi kreatif yang
Berbasis Wisata kuantitatif baik adalah setiap produsen yang
Budaya : Studi memiliki keunikan dan kreatifitas yang
Kasus Pada sangat tinggi. Kesan eksklusif dapat
Pengrajin Tenun di dirasakan saat membeli hasil karya
Kabupaten Sambas masyarakat kabupaten Sambas ini,
dikarenakan setiap produk yang
Oleh : dihasilkan memiliki keunikan
Sumar’in, tersendiri. Salah satu icon kabupaten
Andiono, dan Sambas yakni Desa Sumber Harapan
Yuliansyah. dengan memberikan fasilitas
penunjang, manajemen yang
professional, perkembangan
perekonomian wilayah Sambas ini
akan semakin meningkat.

13
1.5 Kerangka Teori dan Konsep

Dalam penelitian ini penulis menggunakan konsep dan teori dalam mendukung

kasus atau permasalahan yang sedang diteliti oleh penulis. Penulis mengambil

Teori Two Level Game dan konsep kota kreatif sebagai salah satu rancangan

kemajuan perekonomian.

1.5.1 Two Level Game

Dalam suatu studi politik kerjasama internasional, kinerja suatu negara dalam

menjalankan kebijakan politik luar negeri mendapat perhatian yang cukup besar.

Pengertian kebijakan luar negeri adalah sebagai refleksi dari keadaan dan

perkembangan dalam negeri maupun dalam sistem internasional yang dapat

menjadi faktor penentu perilaku kebijakan luar negeri. 7 Terdapat cukup banyak

ahli politik dunia yang mencoba menjelaskan mengenai teori ini. Seperti dari

Kennet Waltz (1959) dengan Man, The State, and War : Theoritical Analysis,

Peter Gourevitch (1978) dalam The Second Image Reversed: The Internasional

Sources of Domestic Politics, Peter Katzenstein (1978) dalam Between Power and

Plenty : Foreign Economic Policies of Advanced Industrial States atau pun studi

Stephen Krasner (1978) dalam United States Commerical and Monetary Policy:

Unravelling The Paradox of External Strength and Internal Weakness 8. Namun,

7
Mappa Nasrun, Indonesian Relations with The South Pasific Countries: Problem and Prospect,
Desertasi, (Unahs:1990)
8
Arif Bakhtiar, TwoLevel Game : Antara Politik Domestik Dan Kebijakan Luar Negeri,2013, diakses
pada https//:www.scribd.com/doc/136247477/Two-Level-Game-Robert-Putnam, (07/06/2019)

14
menurut Robert D. Putnam usaha mengungkap dan menyatakan apakah politik

domestik mempengaruhi kebijakan luar negeri dan sebaliknya adalah suatu hal

yang dianggap sia-sia.9 Robert. D. Putnam berpendapat bahwa teori two level

game atau yang bisa disebut juga sebagai politik negosiasi internasional atau juga

sebagai teori dua permainan level. Dalam penerapan teori ini guna mendapatkan

keputusan yang sesuai maka harus adanya seorang negosiator yang menjadi

penarik keputusan atau penengah dari level satu dan kemudian lanjut ke level 2.

Setelah berlangsungnya negosiasi atau tawar menawar maka diambilah satu

keputusan yang dimana dinamakan WIN-SET.

1.5.2 Kota Kreatif

Kota kreatif adalah kota yang dapat bergerak / berkembang maju

dengan cara memanfaatkan sumber daya dan kreatifitas penduduknya untuk

menghasilkan suatu hal yang memiliki nilai jual. Berdasarkan kebijakan Perpres

No.2 tahun 2015 yang membahas mengenai RPJMN 2015 – 2019, memuat

kebijakan umum guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi kreatif dan

meratakan pembangunan daerah serta dapat mendorong pembangunan ekonomi

dengan menggali kreatifitas maupun potensi daerah. 10 Kata kreatif merupakan

9
Robert D. Putnam, Diplomacy and Domestic Politics: The Logic of Two-Level Game, dalam
Internasional Organization, Vol.42 N0.3 (Summer,1988).
10
Dinas Tata Ruang Tata Bangunan, Indikator Kota Kreatif Versi UNESCO, diakses melalui
https//:www.trtb.pemkomedan.go.id/artikel-1029-indikator-kota-kreatif-versi-unesco.html, 2017.
(07/06/2019)

15
salah satu bagian dari kata sifat yang dapat memberikan hasil. Konsep kreatif

dalam suatu wilayah, digunakan untuk sebagai salah satu alat atau tolak ukur

dalam respon kreatif suatu wilayah terhadap sebuah permasalahan urban. Kota

kreatif memiliki suatu ideologi sebagai salah satu cara untuk memperbaiki

kerusakan lingkungan guna untuk memajukan suatu wilayah untuk menjadi

sesuatu yang lebih berkembang kreatif dan juga inspiratif. Di Indonesia, terdapat

15 subsektor ekonomi kreatif yang sedang dikembangkan, yang diantaranya

meliputi sektor arsitektur, design, film, video maupun fotografi, mode, kerajinan,

kuliner, musik, dan juga percetakan serta yang termasuk dari bagian interaktif

seperti periklanan, riset / pengembangan, seni rupa maupun pertunjukan,

teknologi informasi, dan TV/radio. Yogyakarta merupakan salah satu kota di

Indonesia yang terjaring dalam bagian kota kreatif. Yogyakarta menjadi kota

kreatif yang bergerak maju melalui upaya pemanfaatan tenaga kerja yang kreatif

dan pemanfaatan sumber daya yang ada melalui pembentukan suatu badan usaha

mikro kecil menengah dan bergerak dalam upaya pembentukan industri kreatif,

seni dan budaya.

1.6 Metodologi Penelitian

1.6.1 Jenis Penelitian

Tipe penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penelitiannya ini adalah

penelitian deskriptif yang mana dalam penelitiannya penulis mencoba menjelaskan

dengan menggambarkan isinya dengan rumusan masalah bagaimana Yogyakarta dapat

16
terpilih menjadi salah satu kota kreatif dalam jaringan UNCCN?” serta terdapat aspek

penunjang apa saja yang mendukung pergerakan kota kreatif di Indonesia.

1.6.2 Metode Analisis

Dalam penelitian ini, metode yang digunakan oleh penulis untuk

mengkaji penelitiannya adalah metode kualitatif yang dimana bertujuan untuk

dapat memahami gejala sosial atau sebuah fenomena yang dikaji. Metode ini

menitik beratkan pada penggambaran yang jelas agar supaya dapat dipahami

atau dimengerti lebih mendalam.

1.6.3 Level Analisa dan Variable Penelitian

Variable independen yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah

unit eksplanasi yang dimana dalam penelitian ini nantinya penulis akan

menjelaskan bagaimana kota kreatif ini dapat berjalan dan Yogyakarta menjadi

salah satu kota yang terjaring menjadi bagian dari UNCCN sebagai kota kreatif

yang terus berkembang.

Variable dependen dalam penelitian ini adalah program ekonomi kreatif

atau pergerakan kota kreatif. Melalui hal ini penulis mencoba menjelaskan

bagaimana suatu kota dapat berkembang maju dan semakin kreatif.

17
1.6.4 Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan

metode studi literature. Penulis mengumpulkan data melalui beberapa jurnal

ilmiah, artikel, berita dan juga internet yang dimana sesuai atau berkaitan

dengan pembahasan yang ditulis oleh peneliti.

1.7 Hipotesa

Yogyakarta merupakan salah satu kota di Indonesia yang menerapkan strategi

kota kreatif. Terpilihnya Yogyakarta sebagai kota kreatif dikarenakan Yogyakarta

memiliki atau memenuhi kriteria-kriteria untuk menjadi bagian dari kota kreatif seperti

salah satunya karena Yogyakarta memiliki sumber daya yang memadahi, tingkat

kesadaran dan kerjasama masyarakat serta kreatifitas masyarakat yang cukup tinggi.

Terjaring dalam kerjasama antara UNESCO dengan UNCCN dalam suatu jaringan

kota kreatif, Yogyakarta bergerak dibidang seni budaya, pariwisata, dan industri

kreatif. Dengan masuknya Yogyakarta kedalam jaringan kota kreatif diharapkan dapat

menjadi salah satu alternatif untuk memajukan peningkatan perekonomian wilayah.

Ekonomi kreatif yang di fokuskan pada sebuah pemikiran yang inovatif merupakan

salah satu asset untuk menciptakan produk-produk yang unggul dan bernilai jual tinggi

serta dapat bersaing hingga level internasional.

18
1.8 Sistematika Penulisan

BAB I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Masalah

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

1.3.2 Manfaat Penelitian

1.4 Penelitian Terdahulu

1.5 Kerangka Teori dabn Konsep

1.6 Metode Penelitian

1.6.1 Jenis Penelitian

1.6.2 Metode Analisa

1.6.3 Level Analisa dan Variable Penelitian

1.6.4 Teknik Pengumpulan Data

1.7 Hipotesa

1.8 Sistematika Penelitian

Bab II Pembahasan

2.1 Yogyakarta Kota Budaya

2.2 Perkembangan Kota Kreatif

2.3 United Nation Creative City Network dan Yogyakarta Dalam UNCCN

19
Bab III Pembahasan

3.1 Two Level Game Dalam Level Domestik

3.2 Two Level Game Dalam Level Internasional

3.3 Ketiga Negara Yang Menjadi Target Level Internasional

3.4 Peranan WIN-SET Dalam Teori TwoLevel Games

Bab IV Kesimpulan

4.1 Kesimpulan

4.2 Saran

Daftar Pustaka

20

Anda mungkin juga menyukai