Anda di halaman 1dari 28

PENGEMBANGAN INDUSTRI KREATIF DIGITAL

DALAM PERWUJUDAN KOTA SURAKARTA

SEBAGAI KOTA KREATIF


Manajemen Seni Rupa dan Industri Kreatif

Oleh:
Zahrina Zatadini
Nim. 15/389742/PMU/08701

PENGKAJIAN SENI PERTUNJUKAN DAN SENI RUPA


SEKOLAH PASCA SARJANA
UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA
2016

1
1. PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kota Surakarta merupakan salahsatu kota besar di


Indonesia yang Terletak di pulau Jawa, Provinsi Jawa
Tengah. Diajukannya Kota Surakarta menjadi kota kreatif
adalah suatu hal menarik karena konsep kota kreatif ini
adalah dengan memaksimalkan potensi yang ada pada
suatu kota dengan kreatifitas dan mengubah/memecahkan
permasalahan suatu kota dengan kreatifitas (Landry, 2008).
Kota Surakarta memiliki potensi yang cukup bagus
pada aspek kebudayaanya, selain itu dilihat dari sejarahnya
Kota surakarta memiliki peranan penting pada saat jaman
kerajaan masa kolonial dan masa pascakemerdekaan. Pada
masa kerajaan kota surakarta merupakan salahsatu pusat
pemerintahan Kerajaan Mataram, dengan ditandai adanya
perjanjian Giyanti , kerajaan tersebut terpecah menjadi dua,
yaitu Kerajaann Surakarta Hadiningrat dibawah Sunan
Paku Buwono III, serta Kerajaan Ngayogyakarta Hadiningrat
dibawah kuasa Pangeran Mangkubumi. (Darmawan, 2010).
Sejarah panjang yang telah dilalui kota Surakarta
menjadikan kota tersebut memiliki potensi kebudayaan yang
sangat kaya. Terdapat banyak warisan budaya seperti
bangunan npeninggalan kolonial, benda pusaka (tangible) ,
dan adat istiadat (intangible).
Urbanisasi merupakan salah satu ciri yang terjadi pada
perkotaa, termasuk kota Surakarta. Banyak penduduk luar
Surakarta yang datang untuk berpariwisata dan bahkan
untuk menemukan kehidupan yang layak karena
masyarakat pada dasarnya selalu ingin meningkatkan
kualitas hidupnya. Selain itu penduduk daerah juga

2
semakin sadar pada citra perkotaan yang memiliki potensi
akan nilai-nilai sejarah dan pengetahuan. Individu yang
datang dari daerah menuju kota membawa nilai-nilai dan
budaya yang perkembang di daerah asalnya. Nilai-nilai
tersebut kemudian membaur dan menciptakan citra bagi
sebuah kota. Individu yang datang dari berbaga daerah akan
membawa kebudayaan dan nilai-nilai dari tenpat asal
dimana ia berkembang. “Budaya masayarakat tersebut akan
menciptakan citra pada suatu perkotaan dimana akan
menjadi ciri khas tersendiri dari suatu perkotaan” (Cataese
dan Synder. 1996).
Selain dari budaya para penduduk yang memberikan
citra, pemerintah juga memiliki peran dalam mengambil
kebijakan perancangan kotanya. Pemerintah melakukan
penataan kota untuk menciptakan lingkungan yang dapat
memfasilitasi kehidupan masyarakat dan mendukung
kegiatan di dalamnya.
Dengan jumlah penduduk yang semakin meningkat
membuat kota memerlukan banyak perubahan baru. Dari
aspek ekonomi dapat terlihat transformasinya dari masa
kota pra industrialisasi, industrialisasi hingga pasca
industrialisasi. Pada masa pasca industrialisasi ditandai
dengan ditutupnya industri atau pabrik-pabrik di kota besar
di negara maju. Inilah yang menjadi gagasan utama dari
konsep Kota Kreatif. Dengan banyaknya jumlah penduduk
seharusnya bisa dijadikam potensi dan bukan merupakan
sebuah masalah. Potensi dari penduduk yang nantinya akan
dimanfaatkan untuk membangun perkotaan dengan
kreatifitas penduduknya.
Kota Kreatif di Indonesia mulai berkembang pada tahun
2007 dimana mulanya Kota Bandung terpilih menjadi kota

3
terkreatif di Asia Timur dalam forum Creative Cities
International Meeting di Yokohama. Selain itu British Council
juga menjadikan Kota Bandung sebagai proyekpercontohan
Kota Kreatif di Asia dan pada tahun 2012 Kementrian
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengusulkan Kota Bandung
sebagai salah satu Kota Kreatif Dunia ke UNESCO beserta 3
kota lainnya yaitu Kota Yogyakarta, Pekalongan serta Kota
Surakarta (Liputan6, 7 Agustus 2014)
Dalam kurun waktu sepuluh tahun Kota Surakarta
berkembang dengan pesat dan mndapatkan banyak
penghargaan seperti penghargaan Green City pada tahun
2009 dan penghargaan untuk kinerja kota dalam
penyediaan sarana Pelayanan Publik, Kebijakan Deregulasi,
Penegakan Disiplin, dan Pengembangan Manajeman
Pelayanan serta Piala Citra Bidang Pelayanan Prima Tingkat
Nasional oleh Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara Republik Indonesia. Selain itu mendapatkan
penghargaan dari Menteri Keuangan berupa dana hibah
sebesar 19,2 miliar untuk pelaksanaan pengelolaan
keuangan yang baik dan Indonesia Tourism Award untuk
kategori Indonesia Best Destination dari Departemen
Kebudayaan dan Pariwisata RI yang bekerjasama dengan
majalah SWA. ()
Pada tanggal 22 -25 Oktober 2015 digelar Konferensi
Kota Kreatif Indonesia (ICCC) di Benteng Vestenburg.
Konferensi tersebut bertujuan untuk membangun jejaring
kota-kota kreatif dan menjalin kerjasama industri kreatif di
Indonesia. Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan
bahwa Kota Surakarta dijadikan percontohan kota kreatif di
Indonesia karena daerahnya yang paling produktif dalam
penyelenggaraan event seni budaya. Kota Surakarta

4
memiliki kalender event terbaik di Indonesia. Karena, 52
event setiap tahun sehingga hampir setiap minggu selalu
ada kegiatan pelestarian seni budaya. Meski belum
mendapat predikat Kota Kreatif, Kota Surakarta mendapat
kepercayaan sebagai kota pertama sebagai penyelenggara
ICCC 2015.
Menurut Budi Suharto sektor industri kreatif memiliki
potensi dan peluang luar biasa sehingga mampu
memberikan nilai tambah bagi pembangunan daerah.
Seiring dengan waktu kegiatan ekonomi akan
mengedepankan proses penciptaan. Inovasi dan bakat
individu semakin berkembang dan dipandang sebagai aspek
yang dapat mendorong kesejahteraan masyarakat. Bahkan
akan memberikan dampak sosial dan lingkungan yang
berkelanjutan. Kegiatan konferensi ICCC ini diharapkan
sebagai kegiatan motor penggerak industri kreatif di
Indonesia, sekaligus sebagai sarana edukasi, eksplorasi dan
apresiasi untuk mengangkat kekuatan lokal dalam rangka
mengembangkan ekonomi kreatif.
Melihat banyaknya potensi yang dimiliki Kota
Surakarta, perkembangan dan segala permasalahan yang
dimiliki hingga diajukannya sebagai Kota Kreatif merupakan
kasus yang menarik untuk diteliti. Bidang industri kreatif
menjadi penekanan dalam perwujudan Kota Kreatif karena
yang akan menyumbangkan banyak sekali perkembangan
dan pembangunan untuk banyak aspek di Kota Surakarta.
Pesatnya perkembangan teknologi membawa
pengaruh bagi masyarakat, terutama masyarakat urban
yang berada di Kota Surakarta. Masyarakat sudah semakin
sadar dengan keuntungan yang di dapatkan dari dunia
digital seperti media sosial, berita online, online shop dan

5
media digital lainnya. Dan memunculkan ketergantungan
pada dunia digital. Dengan berkembangnya Teknologi
Informasi juga memicu budaya global pada masyarakat. Hal
ini menjadi ‘godaan’ bagi masyarakat dalam pelestarian
budaya. Namun seperti yang diungkapkan Landry bahwa
pengembangan Kota Kreatif adalah dengan melihat masalah
yang ada pada masyarakat menjadi sebuah peluang.

Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang sudah dijelaskan di atas,
didapatkan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Industri Kreatif digital mampu mewujudkan
Kota Surakarta menjadi kota kreatif?

Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana industri kreatif digitalyang
mewujudkan Kota Surakarta sebagai Kota Kreatif dengan

2. LANDASAN TEORI

Konsep Kota Kreatif

Konsep kota kreatif saat ini menjadi salahsatu


perhatian penting bagi para perencana kota, pemerintah dan
akademini. Ada dua orang pakar yang menginisisasi konsep
kota kreatif ini yaitu, Charles Landry dan Richard Florida.
Dalam formulasi aslinya, gagasan kota kreatif lebih terfokus
pada potensi industri budaya , bahwa kota perlu

6
berkonsentrasi pada hal yang membuat mereka unik dan
khusus (Landry 2008).

Konsep kota kreatif ini dipandang sebagai suatu


pemikiran yang mendorong keterbukaan pikiran dan
imajinasi setiap individu. Hal ini menjadikan suatu kondisi
perlu disciotakan untuk membuat orang-orang dapat
berpikir, merencanakan dan bertindak dengan imajinasi
dalam memanfaatkan peluang atau pemecahan masalah
perkotaan yang tampak sulit (landry 2008)

Konsep kota kreatif ini memiliki asumsi bahwa setiap


orang/individu akan mendapatkan hal yang luar biasa
ketika mereka memiliki kesempatan untuk berpikir dan
melakukan tindakan sesuai pemikiran/kreatifitasnya
masing-masing. Kreatifitas dalam konteks ini adalah
imajinasi yang diterapkan dengan menggunakan kualitas
individu seperti kecerdasan, keahlian dan pengalaman
pribadi (Landry 2008). Landry juga berpendapat bahwa
kreatifitas masyarakat yang tinggal dalam suatu kota dapat
menentukan kesuksesan kota di masa depan diaman
pemerintah memiliki peran penting di dalamnya. Tata kelola
pemerintahan yang baik merupakan aset tersendiri untuk
meghaslkan potensi dan kekayaan suatu kota.

Charles Landry dan Richard Florida mengemukakan


konsep bahwa setiap kota harus dapat berkompetisi dengan
kota-kota lainnya dalam menarik dan mempertahankan
sumber daya, baik berupa investasi maupun individe kreatif.
Setiap kota harus memiliki ciri khasnya sendiri untuk
menjadi Kota Kreatif, dengan menanamkan pola pikir kreatif
ke dalam setiap aspek perkotaan dan membentuk lebih

7
banyak individu kreatif sebagai salah satu aset penting
dalam konsep Kota Kreatif.

Florida (2002) berpendapat bahwa golongan kreatif


(creative class) memiliki peran penting karena dari sini dapat
dikembangkan ekonomi kreatif yang bersumber pada
kreatifitas individu atau kelompok daripada pabrik-pabrik
industri besar. Menurut Florida (2002) pembangunan
ekonomi kreatif suatu wilayah memerlukan teknologi,
talenta dan toleransi. Atau yang dikenal dengan istilah 3T.
Untuk menciptakan iklim kreatif, kota harus mempunyai
gaya hidup yang menarik, sebuah kelompok yang
mempunyai nilai lkeberagaman dan toleransi. Sumber daya
paling penting dalam kota kreatif adalah penduduknya
(Landry 2008) dan Evert Verhagen (2009) menjelaskan
bahwa kota kreatif adalah sebuah kota yang berhasil
menceritakan kisahnya dalam cara terbaik.

Industri kreatif

Salahsatu dimensi yang ada pada Kota Kreatif pada bidang


Ekonomi adalah Industri Kreatif dan dasar dari Ekonomi
kreatif sendiri adalah Industri Kreatif

Definisi industri kreatif ini juga mengacu pada UNCTAD.


Beberapa definisinya sebagai berikut:

8
a. Industri kreatif merupakan rangkaian aktivitas dari
kreasi, produksi dan distribusi barang dan jasa, yang
menggunakan kreatifitas dan intelektual pada modal
dasarnya.
b. Industri kreatif merupakan rangkaian aktivitas yang
berfokus pada kegiatan seni secara universal dan dapat
meningkatkan pendapatan, yang menggunakan
kreatifitas dan intelektual pada modal dasarnya.
c. Terdiri dari produk tangible dan intangible, mempunyai
nilai ekonomi dan pasar.
d. Merupakan perpaduan antara seniman, jasa dan
industri.
e. Merupakan sektor baru dalam industri perdagangan.

Menurut Departemen Perdagangan RI (2008) terdapat


14 jenis sub sektor dari industri kreatif yaitu Periklanan,
Arsitektur,Pasar Barang Seni, Kerajinan, Desain,
Fashion,Video, Film dan Fotografi,Permainan Interaktif,
Musik, Seni Pertunjukan, Penerbitan dan Percetakan,
Layanan Komputer dan Piranti Lunak,Televisi dan Radio
serta Riset dan Pengembangan

Komunitas Kreatif
Komunitas kreatif merupakan faktor penting
dalam proses terwujudnya indutri kreatif. Florida (2002)
menyebut komunitas kreatif dengan kelas kreatif
(Creative Class).
Lingkungan Kreatif
Lingkungan kreatif juga sangat berperan dalam
Industri kreatif, karena lingkungan kreatif merupakan
wadah, tempat dengan fasilitas yang dapat memicu
kreatifitas dan inovasi-inovasi baru serta tempat
berkumpulnya untuk Komunitas Kreatif.

9
Menurut Landry (2008) menjelaskan bahwa
lingkungan kreatif adalah sebuah tempat yang dapat
menumbuhkan ide dan gagasan, terdiri dari sarana/
prasarana keras adalah jalan,bangunan ataupun
bentuk fisik lainnya, sedangkan yang dimaksud
sarana/prasana lunak adalah tempat-tempat yang
memungkinkan individu untuk dapat saling bertemu
dan bertukar pikiran, sehingga menumbuhkan ide dan
gagasan baru/memperluas cara berpikir antara
individu satu dan lainnya.
Menurut Florida (2002) lingkungan kreatif
merupakan sebuah lingkungan dasar yang
menyediakan habitat atau ekosistem yang dapat
memicu tumbuh dan berkembangnya kreatifitas. Selain
itu Florida (2002) juga menambahkan bahwa terdapat
nilai-nilai yang dapat memicu adanya kreatifitas
sebagai jabaran dari nilai toleransi dalam teori kota
kreatifnya (3T: Teknologi, Talenta, Toleransi), nilai
tersebut adalah keragaman (Pluralistik), dan
keterbukaan.
Sosial dan Budaya
Menurut Landry (2008) dimensi sosial
menjelaskan tentang interaksi sosial yang kuat antar
individu. Nilai-nilai yang berpengaruh adalah nilai
keterbukaan, toleransi, kepercayaan, jejaring dan
adanya semangat komunitas. Sedangkan dimensi
budaya menjelaskan tentang nilai identitas dan
keunikan yang ada pada suatu tempat yang melekat
dan membentuk pada citra para masyarakat kota
tersebut. Dimensi Budaya ini meliputi sejarah kota,
identitas, tradisi, perayaan, festival, dan perayaan

10
lainnya yang menggambarkan keunikan sebuah kota
danh masyarakatnya.

UNESCO Creativity City Network


UNESCO Creative City Network merupakan sebuah
jejaring kota-kota kreatif yang telah disertifikasi oleh
UNESCO (Badan PBB ynag menangani bidang pendidikan,
ilmu pengetahuan dan Kebudayaan), yang bekerja sama
dalam rangka untuk mewujudkan misi keragaman budaya
dan pembangunan kota. Jejaring kota kreatif ini didirikan
oleh UNESCO pada tahun 2004.
Tujuan dari Creative City Network ini adalah:
1. Memperkuat proses penciptaan, produksi, distribusi
barang dan jasa yang berkaitan dengan kekakyaan
budaya pada tingkat lokal.
2. Mempromosikan kreativitas dan ekspresi kreatif,
khususnya pada kelompok yang rentan, termasuk wanita
dan generasi muda.
3. Meningkatkan akses dan partisipasi dalam kehidupan
berbudaya.
4. Mengintregasikan budaya dan industri kreatif pada
perencanaan pembangunan tingkat lokal.

Industri Kreatif Digital


Industri kreatif digital adalah industri yang
menggabungkan unsur kreatif dan unsur digital pada
produk dan jasanya. Industri ini menghasilkan produk hasil
dari teknologi informasi yang bersifat kreatif, lain dari biasa,
dan menjadi solusi dari kehidupan sehari-hari masyarakat.
Industri ini juga industri yang mengoptimalkan bidang-
bidang kreatif seperti seni dan musik dengan perantara
teknologi informasi.
Board Commission SCCN, Paulus Mintarga,
mengungkapkan argumennya soal prioritas pengembangan

11
ekonomi kreatif di sektor industri digital bahwa seperti yang
kita tahu, orang terkaya di dunia saat ini berasal dari pelaku
gelombang ekonomi keempat. Sebut saja Microsoft,
Facebook, Google. Hal tersebut menjadi bukti teknologi
informasi nanti bisa menjadi pendorong pengembangan
sektor lain. Paulus berkeyakinan saat ini potensi kreatif di
bidang kreatif digital Solo cukup melimpah untuk
dikembangkan. Kota Surakarta memiliki potensi dan siap
untuk menerima Industri Kreatif Digital . Board Commission
SCCN lainnya, Irfan Sutikno, menambahkan arah
pengembangan industri kreatif digital di Solo juga harus
berbeda dengan daerah lain. Potensi tersebut harus diberi
spirit dengan basis lokalitas yang kuat. (Solopos, November
2015)

1. METODE PENELITIAN

Pendekatan
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Yin (2009)
menerangkan bahwa studi kasus merupakan strategi
penelitian yang lebih cocok jika pokok pertanyaan suatu
penelitian berkenaan dengan how and why, jika peneliti
hanya memiliki sedikit peluang untuk mengontrol peristiwa-
peristiwa yang akan diselidiki, dan bilamana fokus
penelitiannya terletak pada fenomena kontemporer
(kekinian) di dalam konteks kehidupan nyata.

Desain Penelitian Studi Kasus


Yin (2009) mendeskripsikan desain penelitian sebagai
suatu rencana yang mengarahkan peneliti dalam proses
pengumpulan, analisis dan interpretasi observasi. Desain
penelitian adalah suatu model pembuktian logis yang

12
memungkinkan peneliti untuk mengambil interfensi
mengenai hubungankausal antar variabel di dalam suatu
penelitian. Tujuan pokok desain penelitian adalah
membantu peneliti menghindari data yang tidak mengarah
ke pertanyaan-pertanyaan awal penelitian.
Desain studi kasus terdiri dari empat tipe yaitu :
a. Desain kasus tunggal holistik
b. Desain kasus tunggal terjalin
c. Desain multikasus holistrik
d. Desain multikasus terjalin.
Berdasarkan lokasi penelitian yang hanya berada di
satu temoat dan hanya mengkaji secara menyeluruh, maka
desain penelitian yang dianggap tepat adalah desain kasus
tunggal holistik.
Cara pengumpulan data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan kajian
pustaka dan pengumpulan data literatur . Data didapat dari
skripsi,tesis, jurnal dan e-book.

2. GAMBARAN UMUM
Sumber Daya
Secara umum sektor unggulan yang ada di Kota Surakarta,
dengan masing-masing klasternya per kecamatan adalah
sebagai berikut
a. Kecamatan Laweyan, sektor unggulannya berupa
batik, tekstil, garmen, mebel, kaca ukir, sangkar
burung dan shuttlecock dengan jasa pendukung
adalah pendidikan, biro travel, tempat wisata,
kesenian daerah dan perhotelan.
b. Kecamatan Serengan, sektor unggulannya berupa
industri makanan dan minuman, pakaian tradisional,
batik dan tekstil serta aksesoris antik dengan jasa

13
pendukungnya adalah berupa rumah penginapan dan
kerajinan pembuatann letter.
c. Kecamatan Pasar Kliwon, sektor unggulannya berupa
kerajinan dan batik kayu, pakaian (sandal dan
sepatu), makanan dan minuman dengan jasa
pendukung berupa biro travel, kesenian tradisional
dan jasa sablon.
d. Kecamatan Jebres, sektor unggulannya berupa mebel,
batik tekstil dan garmen, produk hiasan berupa
mosaik bulu ayam. Dan jasa pendukung berupa hotel,
jasa kursus, internet dan gedung olahraga.
e. Kecamatan Banjarsari, unggulannya berupa minuman
tradisional (jamu), mebel, samgkar burung, batik
tekstil serta makanan dan minuman. Jasa
pendukungnya berupa biro travel dan penginapan
hotel.
Kawasan Bersejarah
Berdasarkan penelitian tentang konservasi lingkungan
dan bangunan kuno bersejarah di Surakarta, terbagi
menjadi empat yaitu
a. Lingkungan tradisional : Lingkungan Keraton Kasunanan
termasuk alun-alun, lingkungan Keraton
Mangkunegaran, Lingkungan Perumahan Baluwarti, dan
Lingkungan Perumahan Laweyan
b. Bangunan Kuno : Benteng Vastenburg, Kantor Kodim,
Kantor Brigade Infanteri 6, Loji Gandrung, Dalem
Brotodiningratan, Dalem Purwodiningratan, Bank
Indonesia, Kantor Veteran dan masih banyak lagi.
c. Monumen bersejarah dan perabot jalan
Makam Laweyan, Jembatan Pasar Gede, Jembatan Kali
Pepe, Gapura Klewer, Tugu lilin, Monumen Pejuang Tepe,
Monumen Stadion Sriwedari, Patung Slamet Riyadi, Jam
Pasar Gede, dsb.
d. Ruang Terbuka/Taman

14
Taman Sriwedari, Taman Balekambang, Taman Jurug
dan Taman Banjarsari.
Kawasan Lindung dan Budidaya
Kawasan lindung yang ada di Kota Surakarta
adalah meliputi Kawasan Lindung Sempadan Jalan
Kereta Api, Kawasan Lindung Cagar Budaya, yaitu
beberapa lingkungan yang memiliki nilai sejarah
(meliputi: lingkungan keraton kasunanan, kaeraton
Mangkunegaran, Taman Sriwedari, dan Taman
Balekambang.
Susunan Pemerintahan
Pemerintahan di Kota Surakarta diselenggarakan
oleh SKPD terdiri dari 15 dinas, 4 badan, 8 kantor, 4
bagian Sekretariat Daerah, 1 Sekretariat DPRD, dan 5
kantor kecamatan. Penyelenggaraan pemerintahan
umum mengacu pada peningkatan pelayanan kepada
masayarakat. Penyelenggaraan pelayanan publik yang
akuntabel, transparan dan adil mendasarkan pada
prinsip-prinsip penyelenggaraan pelayanan publik.

Faktor faktor yang mempengaruhi Kota Surakarta


sebagai Kota Kreatif
Kepemimpinan
Kepemimpinan salahsatu faktor besar dalam
penyiapan Kota Surakarta sebagai Kota Kreatif.
Perpindahan kepemimpinan dari era Joko Widodo kepada
F.X. Hadi Rudyatmo membawa pengaruh yang cukup
besar karena perbedaan sifat kepemimpinan yang ada
pada keduanya. Pemerintahan dibawah kepemimpinan
Joko Widodo lebih provokatif, legislatif, partisipatif dalam
proses pembangunan, proses lebih cepat dan lebih
banyak menemukan terobosan-terobosan baru.

15
Sedangkan sifat pemerintahan dibawah F.X. Hadi
Rudyatmo lebih bersifat legislatif dan partisipatif,
sehingga perkembangannya sedikit lambat. Hilangnya
sifat kepemimpinan provokatif ini membuat beberapa
upaya penyiapan yang dilakukan Kota Surakarta untuk
menjadi Kota Kreatif lebih lambat karena kurangnya
sosok panutan yang mampu menggerakan pemerintahan
dan masayarakat serta memiliki pengaruh besar terhadap
kota.
Selain sifat kepemimpinan, strategi kepemimpinan
juga memiliki pengaruh yang besar. Hal tersebut sudah
dilakukan pada masa kepemimpinan Jokowi yang
menggunakan strategi multiplayer effect sehingga
pembangunan yang dilakukann memilik efek berganda,
sehingga pada upaya mewujudkan Kota Surakarta
sebagai Kota Kreatif juga dilakukan strategi tersebut
dengan melakukan penguatan internal dan eksternal
bersamaan dengan upaya pemenuhan kriteria dari
UNESCO.

Dukungan terhadap program


Dukungan terhadap program terkait kota kreatif
secara langsung (periode “disengaja”) masih sering
berbenturan dengan kepentingan beberapa pihak
pemerintahan. Hal tersebut yang terkadang
mempengaruhi koordinasi yang terjadi antara SCCN (Solo
Creative City Network) dengan lembaga pemerintahan.
Sehingga program akan lebih lama terlaksana daripada
realisasinya karena kurangnya dukungan.

Kerjasama Stakeholder

16
Kerjasama antar stakeholder terutama SCCN,
Pemerintah dan Komunitas Batik menjadi faktor paenting
dalam mewujudkan Kota Kreatif. Secara internal lembaga
pemerinthan memang belum sepenuhnya terlibat
langsung dalam agenda perwujudan Kota Kreatif, namun
sudah ada empat instansi pemerintahan yang sudah
bekerjasama antara lain Dinas Tata Ruang Kota, Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata, Badan Perencanaan Daerah
dan yang terakhir adalah Badan Lingkungan Hidup.

3. ANALISIS
Banyaknya potensi yang dimiliki Kota Surakarta
menjadi sebuah keuntungan dan juga tantangan pada
sebuah kota. Dengan gencarnya pengembangan Industri
kreatif oleh SCCN menjadi penggerak bagi para
pengusaha di bidang Industri Kreatif untuk turut andil
dalam pengembangan Kota Kreatif. Kota Surakarta
memang belum di nobatkan sebagai Kota Kreatif namun
memiliki potensi yang sangat besar.
Seperti yang dijabarkan Departemen Perdagangan
RI (2008) terdapat 14 jenis sub sektor dari industri
kreatif yaitu
1. Periklanan,
2. Arsitektur,
3. Pasar Barang Seni,
4. Kerajinan,
5. Desain,
6. Fashion,
7. Video, Film dan Fotografi,
8. Permainan Interaktif,
9. Musik,
10. Seni Pertunjukan,
11. Penerbitan dan Percetakan,
12. Layanan Komputer dan Piranti Lunak,
13. Televisi dan Radio serta
14. Riset dan Pengembangan

17
Namun, dalam cetak biru yang disusun Badan
Perencanaan dan Pengembangan Daerah (Bappeda)
Surakarta, terdapat lima prioritas utama ekonomi kreatif
Kota Surakarta. Prioritas pertama meliputi bidang seni
pertunjukan, desain, kerajinan, kuliner, serta fesyen.
Prioritas kedua mencakup pasar seni dan barang antik,
riset dan pengembangan, audio visual dan fotografi,
musik, dan periklanan. Dan menurut Kepala Bidang
Ekonomi Bappeda Kota Surakarta, Sukriyah,
mengemukakan pokok pengembangan ekonomi kreatif di
Kota Surakarta akan memanfaatkan enam aspek di
antaranya

1. sumber daya manusia,


2. potensi kreatif lokal,
3. teknologi,
4. industri,
5. kelembagaan,
6. serta pembiayaan.

Pengembangan Industri Kreatif Digital

Mengacu pada lima prioritas utama akan diterapkan,


bagaimana dunia bidang seni pertunjukan, desain,
kerajinan, kuliner, serta fesyen masuk kedalam dunia
digital agar dapat memberikan pengaruh positif dalam
pengembangan kota dalam berbagai aspek.

1. Seni Pertunjukan
Saat ini sudah banyak sekali media yang dapat
menampung video dokumentasi pertunjukan. Dengan
dibuatnya video art performing bisa memunculkan

18
berbagai macam kemungkinan penyajian seni
pertunjukan. Sebagai media interaktif seperti animasi
di internet, museum dan bahkan disekolah.
Kemudahan dalam pengaksesan media akan
meningkatkan keinginan masyarakat untuk mencari
tahu seni pertunjukan yang ditampilkan.
2. Desain
Desain merupakan salah satu aspek penting
yang berpotensi dikembangkan di Kota Surakarta.
Dengan berdirinya dua Universitas yang membuka
program studi Desain yaitu, Universitas Sebelas Maret
dan Institut Seni Indonesia Surakarta seharusnya
dapat menciptakan suasana kompetitif yang dapat
memicu terciptanya inovasi baru pada ranah desain
di Kota Surakarta.
Sebagai contoh, Industri mebel yang ada di
setiap kluster yang dibagi per kecamatan. Dunia
melirik bagaimana kerajinan mebel di Indonesia
berkembang karena unsur tradisionalnya yang kental,
seperti ukiran yang sangat detil yang ada pada
perabot. Serta bagaimana nilai tradisional tersebut di
oleh para desainer dibaurkan dengan unsur
kontemporer yang sedang berkembang, seperti gaya
minimalis, Industrial dan Vintage. Peran desainer
interior dan desainer produk sangat penting di sini
karena desainer memiliki potensi untuk memberikan
nilai tambah pada sebuah mebel, bagaimana sebuah
mebel seharusnya di pasarkan, bagaimana
seharusnya mebel dikemas.
Kombinasi dengan Industri kreatif digital akan
memberikan banyak kemudahan bagi para pebisnis
mebel dan desainer dalam memasarkan mebelnya.

19
Seperti berjualan online, memasarkan mebel melalui
situs resmi yang sudah dibuat dengan user interface
yang mudah dan menarik. Dan yang terpenting
adalah memberikan ruang, Lingkungan kreatif bagi
para pelaku bisnis ini agar merek bisa mengeksplorasi
berbagai macam kemungkinan desain yang bisa
diterapkan untuk pembangunan Kota Surakarta.
3. Kerajinan
Dengan banyaknya kebudayaan yang dimiliki
Kota Surakarta menimbulkan beragam kerajinan yang
dapat diangkat. Salah satunya kerajinan kaca ukir. Di
era yang semua sudah serba digital kemudahan
dalam mengakses beberapa motif yang ada pada kaca
ukir bisa di akses. Bahkan bisa di produksi ulang di
media lain dengan menggunakan 3D Paintinng atau
Print Cutting laser yang berbasis digital tanpa
mengurangi nilai budaya dan orisinalitasnya. Desain
kerajinan asesoris yang berbasis digital juga
memungkinkan para pengrajin/ desainer untuk
menggunakan mesin 3D painting untuk memproduksi
lebih banyak variasi dan ditekankan kembali, tanpa
mengurangi nilai-nilai hand crafting karena esensi
dari kerajinan sendiri adalah keterampilan tangan.
4. Kuliner
Siapapun dan darimanapun pasti tidak ada
yang tidak memperhitungkan soal makan. Wisata
kuliner menjadi hal yang wajib bagi setiap orang yang
menikmati menyantap berbagai makanan khas pada
suatu daerah. Bahkan bukan hanya pendatang yang
berwisata kuliner tetapi juga warga Kota Surakarta
sendiri, sebagai contoh yang sudah ada adalah
Galabo. Industri kreatif digital bisa dimanfaatkan

20
dengan pembuatan infografik atau motion picture
mengenai keunikan dari Galabo atau infografik
mengenai menu makanan yang tersedia disana,
dengan begitu akan semakin mudah juga media
menyorot wisata kuliner malam tesebut.
5. Fashion
Kota Surakarta sudah dikenal dengan kota tekstil dan
garmennya dan yang menjadi primadona adalah Batik
Fashion-nya. Dari event Solo Batik Carnival, Solo
Batik Fashion sangat jelas terlihat bahwa konsentrasi
Kota Surakarta masih mengandalkan Industri Batik.
Padahal sepeti yang sudah dijelaskan di atas bahwa
ada banyak potensi yang bisa di angkat.
Industri Kreatif Digital pada bidang Fashion
salahsatunya adalah semakin terbukanya peluang
para pelaku Industri Batik untuk go International.
Pembuatan website seperti batiksolo.com atau yang
sejenisnya yang mampu mencakup dan
mencantumkan link pada semua industri batik di
Surakarta, bagaimana jenis, pola, dan nilai filosofi
dijelaskan dalam website tersebut. Menggunakan
Animasi atau motion grafik agar lebih menarik dan
semua orang mampu mengakses dari gadget masing-
masing.
6. Pasar Seni dan barang antik
Kota Surakarta terkenal dengan pasar-pasarnya
yang menawarkan industri kreatif tekstil, seperti
Pasar Klewer dan Pasar Triwindu. Sudah banyak para
pelaku industri yang memanfaatkan media online
sebagai sarana berjualan di dalam negri maupun di
luar negri. Masyarakat sadar akan pentingnya
industri kreatif digital khususnya online shop.

21
Akan lebih menarik jika ada situs khusus
mengenai pasar-pasar di Kota Surakarta,
menerangkan apa saja yang di jual dan ditawarkan
pada pasar tersebut, range harga dan link pada toko
atau indusrti tersebut, seperti yang sudah dijelaskan
sebelumnya, menggunakan batiksolo.com untuk
akses menuju pasar online.
Lingkungan Kreatif
Saat ini Industri Kreatif Digital memang sedang
berjalan di Kota Surakarta. Karena memang SCCN
sendiri telah menekankan bahwa Industri kreatif
digital akan lebih ditekankan memang ekonomi
industri akan sangat bertumpu pada dunia digital
pada era global ini.
Untuk memenuhi fasilitas dan menampung
kegiatan Industri Kreatif digital ini diperlukan tempat
khusus yang bisa digunakan untuk para penggiat
Industri Kreatif Digital berkreasi, bertemu mitra kerja,
membuat kelompok kerja bersama untuk saling
berbagi ilmu mengenai dunia Industri Kreatif Digital.
contohnya yang sudah ada adalah Solo Di-Lo. Solo Di-
Lo atau Solo Digital Lounge yang bekerjasama dengan
PT Telkom Indonesia dan pemkot kota merupakan
salahsatu rencana Kota Surakarta dalam mendorong
pertumbuhan industri kreatif digital di kota
Surakarta. Solo Di-Lo merupakan fasilitas ruang kerja
bersama yang terbuka yang digunakan oleh para
penggiat industri kreatif, di sana akan ada Crative
Desk yang digunakan untuk melakukan aktivitas
untuk mengembangkan produk kreatif. Solo Di-Lo ini
juga nantinya akan dikembangkan sebagai kelas

22
training atau workshop untuk pengembangan bidang
industri kreatif digital seperti games, animasi dan
lainnya. Disediakan meeting room dan space untuk
melakukan praktek kreatif dan inovatif dan akan ada
mentor masing-masing yang ahli dalam industri dan
digital.
Area Taman, kawasan bersejarah, kawasan
tradisional, museum juga sangat berpotensi bisa
menjadi spot lingkungan kreatif digital. Hal tersebut
dibangun dengan menggunakan media digital dengan
user interface yang ramah pengguna dengan animasi,
infografik dan sebagainya. Seperti diberikannya spot
interaktif antara pengunjung dan museum dalam
pengenalan seluk beluk tempat yang sedang
dikunjungi. Kemudahan akses internet pada area-
area tersebut. Dengan di tambahkannya sistem
seperti itu di area-area publik, pariwisata, perlahan-
lahan masyarakat Kota Surakarta akan semakin
memahami Industri Kreatif Digital.

Komunitas Kreatif
Salahsatu komunitas Industri kreatif digital
yang sedang berkembang di Kota Surakarta adalah
Anima Solo. Menurut Penuturan A. Doni
Purwosulistio, Founder & CEO Anima Solo
merupakan komunitas Animasi yang dibuat sebagai
wadah untuk sharing berbagai hal soal animasi, juga
untuk menyambungkan antara pekerjaan sebagai
animator maupun yang hanya menyukai animasi.
Dengan munculnya komunitas Industri Kreatif
Digital akan semakin banyak sumber daya yang
berkompetensi dalam bidang industri kreatif digital

23
yang salahsatu sasarannya adalah anak muda yang
kreatif dan inovatif serta wanita yang bekerja di
rumah.

Sosial dan Budaya


Industri Kratif Digital memang sedang banyak
diberlakukan diberbagai kota dengan sistem masing-
masing karena melihat peluang tersebut sangat besar
bagi ekonomi kreatif. Oleh karena itu pentingnya
memiliki spirit dalam sebuah karya digital yaitu
dengan mengembangkan nilai-nilai lokal dan budaya
sebagai basis utama. Tidak terlena dengan era
globalisasi sehingga menimbulkan universalitas pada
semua industri kreatif digital di Kota Surakarta

Tokoh yang berpengaruh


Pemerintah
Pemerintah justru turut andil dalam pengembangan
industri kreatif digital ini. Karena pemerintah yang
memiliki kebijakan untuk meutuskan tatanan dan sistem
yang berjalan pada suatu Kota.

SCCN (Solo Creative City Network)


SCCN sebagai mediasi antara penggiat Industri
kreatif digital dengan pemerintahan. Namun dalam
artikel di Solopos (2015), sektor yang menjadi konsentrasi
dalam pengembangan ekonomi kreatif untuk
mewujudkan Kota Surakarta sebagai Kota Kreatif
bersebrangan dengan konsentrasi pemerintah. SCCN
sendiri mejadikan Industri Kreatif Digital sebagai prioritas
Utama dan prioritas dalam cetak biru Bappeda ada tiga
kelompok prioritas, yang pertama meliputi bidang seni
pertunjukan, desain, kerajinan, kuliner dan fashion.
Kedua mencakup pasra seni dan barang antik, riset dan

24
pengembangan, Audiovisual dan fotografi, musik dan
periklanan. Prioritas ketiga meliputi radio dan televisi,
layanan komputer dan piranti lunak, arsitektur,
permainan interaktif serta penerbitan dan percetakan.

4. KESIMPULAN
Kota Surakarta merupakan kota yang memiliki
segudang potensi yang sayang apabila tidak
dikembangkan untuk kemajuan ekonomi kreatif yang
saat ini, hampir semua menjadi tulang punggung bagi
setiap kota di Indonesia. Usulan Kota Surakarta sebagai
Kota Kreatif masih dalam proses. Walaupun sudah
diusulkan dan sudah menjadi Tuan Rumah ICCC
(Konferensi Kota Kreatif Indonesia) Kota Surakarta masih
harus menjalankan beberapa proses terlebih dahulu
yaitu salah satunya adalah dengan Industri Kreatif
Digital.
Dalam mewujudkan Industri Kreatif Digital
diperlukan pengembangan pada beberpa aspek khusunya
pada Lingkungan kreatif. Bagaimana Pemerintah dan
SCCN mampu membangun wadah bagi para pelaku seni,
industri kreatif, animator, desainer dan komunitas untuk
berkumpul mengembangkan sebuah dobrakan bagi Kota
Surakarta untuk mewujudkan Kota Surakarta sebagai
Kota Kreatif.
Industri Kreatif Digital menjadi penting karena saat
ini perkembangan IT semakin pesat dan teknologi
menjadi makanan sehari-hari penduduk Indonesia
khususnya Kota Surakarta. Masuknya Era global juga
memicu mudahnya akses masuk dan keluar budaya. Hal
ini juga memicu siap atau tidaknya Kota Surakarta

25
terhadap MEA. Kota Surakarta sangat siap dan memiliki
potensi untuk mengembangkan industri kreatif digital.
Perbedaan prioritas pemerintah dan SCCN tidak
menghalagi Kota Surakarta untuk terus menjadi Kota
Kreatif. Dengan dikombinasikannya sektor-sektor
prioritas pemeritah dengan Industri Kreatif Digital akan
tercipta inovasi dan dobrakan baru yang bisa mendorong
ekonomi kreatif.

Daftar Pustaka

26
----------- Bappeda Kota Surakarta. 2013. Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah 2005-2010. Surakarta

------------Bappeda Kota Surakarta.2013. Rencana Pembangunan


Jangka Menengah Daerah 2010-2015. Surakarta

----------- Bappeda Kota Surakarta. 2013. Rencana Pembangunan


Jangka Panjang Daerah 2005-2025. Surakarta.

----------- Bappeda Kota Surakarta. 2013. Surakarta dalam Angka


2013. Surakarta.

Atkinson, R and H. Easthope. 2007. The Consequences of the


creative class : the pursuit of creativity startegies in
Australia’s cities. Proceeding of state of australian cities
conference, Adelaide.

Florida, R. 2002. The Rise of the creative class. Basic books, New
York.

Howkins, J.2001. The Creative Economy’: how people make money


from ideas. Penguins books, london.

Landry,C. 1991. Making The most of glasgow’s cultural assets : the


creative city and its cultural economy. Comedia, london.

Landry, C.2008. The Creative city: a toolkit for urban innovators.


Earthscan, london.

Landry, C. 2007. Creativity and The City Thinking Through The


Steps. The Urban Reinventors Issue 1 June 2007.

Landry, C. And F. Bianchini. 1995. The Creative City. Demos,


London.

Saputro, Yulianto Wahyu. 2015. Tahapan Perwujudan Kota


Surakarta sebagai kota kreatif Desain. Skripsi S1 Teknik
perencaan wilayah dan kota Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta.

Sunarso, Aris Puji. 2014. Tahapan kota bandung menuju kota


kreatif. Tesis. Prodi magister perencanaan kota dan daerah
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

27
UNCTAD.2008. Creative Economy Report 2008: The Challange of
Assessing the Creative Economy Towards Informed Policy
Making. UNCTAD Secretariat, Geneva.

Yin, R.K. 2009. Studi Kasus: Desain Dan Metode. Rajawali Pers,
Jakarta.

Website

DM, Bambang. “Solo dijadikan percontohan kota kreatif


Indonesia”. 22 Oktober 2015.
http://www.antaranews.com/berita/525074/solo-dijadikan-
percontohan-kota-kreatif-indonesia.

Indah, Paramita Sari. 17 Juni 2014. “Industri Kreatif Digital


Berpotensi Tumbuh Pesat”.
http://dok.joglosemar.co/baca/2014/06/17/industri-
kreatif-digital-berpotensi-tumbuh-pesat.html

NA, Mahardini. 16 November 2015. “Solo Kota Kreatif:Pemkot dan


Pegiat Solo Creative City Network Beda
Prioritas”.http://www.solopos.com/2015/11/16/solo-kota-
kreatif-pemkot-dan-pegiat-solo-creative-city-network-beda-
prioritas-661520

Siahaan, Hanna. “Industri Kreatif Punya Prospek Cerah di


SoloRaya”. 8 Mei 2013.
http://hannasiahaan.blogspot.co.id/2013/05/industri-
kreatif-punya-prospek-cerah-di.html

Wahyuni, Tri. “Konferensi Kota Kreatif Pertama di Indonesia


Diadakan di Solo”. 5 Oktober 2015.
http://www.cnnindonesia.com/gaya-
hidup/20151005191621-269-82979/konferensi-kota-
kreatif-pertama-di-indonesia-diadakan-di-solo/.

28

Anda mungkin juga menyukai