Anda di halaman 1dari 13

CREATIVE CITY :

TALENT AND
LEARNING LANDSCAPE
GHAZIYAH GHANDY P

(D52113005)

AULIA HANIF ERYA (D52113015)

WIRANDA M.Z DAIPAHA (D52113025)

CREATIVE CITY
Charles Landry dan Jonathan Hyams mengembangkan Creative City Index untuk mengukur
seberapa imajinatif suatu kota dengan menggunakan sepuluh indikator kreativitas, yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Politik & Organisasi Publik (political & public framework)


Kekhasan, Keragaman, Vitalitas dan Ekspresi (distinctiveness,diversity,vitality & expression)
Keterbukaan, Kepercayaan, Toleransi & Aksesibilitas (openness, trust, tolerance & accesibility)
Kewirausahaan, Eksplorasi & Inovasi (entrepreneurship, exploration & innovation)
Kepemimpinan, Kelincahan, & Visi (strategic leadership, agility & vision)
Bakat & Fasilitas untuk Belajar (talent & the learning landscape)
Komunikasi, Konektivitas dan Jaringan (communication, connectivity & networking)
Kewilayahan dan Pembangunan (the place & placemaking)
Kesejahteraan (liveability & well-being)
Profesionalisme & Efektivitas (professionalism & effectiveness)

CREATIVE CITY :
TALENT & LEARNING LANDSCAPE
Dalam buku The Creative City: A Toolkit for Urban Innovators, Charles
Landry mengatakan, creative city adalah sebuah tempat di mana
orang merasakan, bahwa mereka bisa berpikir bertindak, berencana
dengan imajinasi.
Dalam menyalurkan bakat (talent) maka diperlukan ruang (learning
landscape) yang dapat menunjang pembentukan individu yang
inovativ sehingga dapat menghasilkan kota yang kreatif.

TALENT
Sumber daya manusia merupakan hal yang penting dalam pengembangan kota
kreatif (Landry, 2006). Kreativitas mempunyai tiga karakter dasar yaitu:
Kreativitas artistik (juga disebut artistik kultural) melibatkan imajinasi dan
kemampuan untuk mengekspresikan gagasan asli (ide orisinil) dan cara-cara
yang baru (asing, aneh, istimewa) dalam menerjemahkan atau menafsirkan
dunia, baik hal itu diekspresikan dalam bentuk teks, suara atau citra (image);

kreativitas keilmuan melibatkan rasa keingintahuan dan kemauan untuk


melakukan percobaan-percobaan, membuat hubungan-hubungan baru dalam
memecahkan permasalahan; dan
kreativitas ekonomi , yaitu sebuah proses dinamis yang mengarah ke inovasiinovasi dalam teknologi, praktik bisnis, pemasaran, dlsbnya.

LEARNING LANDSCAPE
Dalam menciptakan kota kreatif diperlukan infrastruktur yang
mendukung, tidak hanya berupa hard infrastructure (bangunan, jalan
atau terminal) tetapi juga dikombinasikan dengan soft infrastucture,
yang berperan menghasilkan aliran ide/gagasan sehingga mendorong
berbagai penemuan-penemuan. Lingkungan kreatif dapat berupa
bangunan, jalan daerah, kota atau wilayah yang menghubungkan
antara ruang-ruang kota yang tersedia dengan modal budaya
sehingga mampu menarik perhatian banyak orang di seluruh dunia

LEARNING LANDSCAPE
Beberapa lingkungan fisik yang dapat dijadikan sebagai
pengembangan kreativitas diantaranya :
1. Ruang Publik
2. Musium, Galeri, dan Perpustakaan
3. Ruang Pertujukan

RUANG PUBLIK
Menurut Landry (1995), ruang publik dapat menjadi salah
satu tempat mengakomodasi kreativitas yang penting
sekaligus dapat berperan sebagai katalis yang menarik
semua kalangan masyarakat untuk berkumpul dan
berinteraksi.

MUSIUM, GALERI, DAN PERPUSTAKAAN


Musium dan galeri terlibat dalam pertukaran ide seniman dengan
pengunjung saat pengunjung melihat dan memperhatikan karyakarya yang dipamerkan
Perpustakaan sebagai fasilitas untuk memperoleh informasi yamg
penting. Kreativitas sangat ditunjang dari seberapa banyak ilmu dan
informasi yang didapat.

RUANG PERTUNJUKAN
Beberapa kota kreatif yang sukses menyuguhkan warganya fasilitas
ruang pertunjukan yang dapat menjadi tempat mereka untuk
menampilkan bakatnya, sehingga mereka akan memacu
kreativitasnya untuk menampilkan yang lebih baik lagi

CONTOH KOTA KREATIF :


KOTA BANDUNG

BANDUNG CREATIVE CITY

TANLENT

Pembentukan organisasi Creative


Class :
Bandung Creative City Forum
(BCFF)

LEARNING LANDSCAPE

Lingkungan fisik :
Mengembangkan kualitas ruang kota yang
dapat mengakomodasi kegiatan kreatif
bandung

BANDUNG CREATIVE CITY FORUM


BCFF mewadahi berbagai kegiatan dan keahlian dari beragam disiplin sub-sektor dengan
sejumlah strategi jangka pendek dan jangka panjang yang dibagi dalam 3 kelompok strategi,
antara lain :
1. membantu perkembangan budaya kreatif dalam masyarakat : strategi dijalankan melalui media
komunikasi, organisasi komunitas dan pendidikan
2. memelihara dan meningkatkan kewirausahaan di sektor ekonomi kreatif : strategi dijalankan
melalui membangun iklim usaha dan investasi di bidang ekonomi, jejaring (networking), dan
kebijakan ekonomi kreatif
3. menghasilkan perencanaan dan perancangan kota yang responsif : strategi ini dijalankan
melalui pembangunan creative clusters, ruangg publik, perbaikan daerah, dan menghadirkan
arsitektur yang atraktif dan inspiratif.

LINGKUNGAN FISIK
RUANG PUBLIK
Alun-alun Bandung

Sebuah lapangan dengan bahan rumput


sintetik yang saat ini menjadi salah satu
icon kota yang sangan inspiratif.
Lapangan ini dimanfaatkan seabagai
ruang publik yang bisa digunakan oleh
seluruh lapisan masyarakat

MUSIUM, GALERI &


PERPUSTAKAAN
Musium dan Galeri seni Barli

Sebagai ruang penyaluran bakat melalui :


-pameran karya seni rupa,
-penjualan karya, diskusi,
-workshop,
-pelatihan studio keramik dan lukis,
dan berbagai kegiatan lainnya.

RUANG PERTUNJUKAN
Taman Budaya

Sebagai wadah penyaluran bakat


khususnya dalam bidang seni
tradisional. Sehingga citra alami dari
kota tersebut tidak punah oleh
pesatnya perkembangan teknologi
modern.

Anda mungkin juga menyukai