Anda di halaman 1dari 3

Demetria Dahayu Kayla Didrika

21/479452/TK/52901

Teori Dasar Rancang Kota

 Menurut Jacobs (1961) rancang kota diartikan sebagai penciptaan ruang-ruang efektif
berdasarkan hirarki-hirarki tertentu dan menerapkan prinsip arsitektural dalam skala
makro.
 Menurut Cullen (1961) rancang kota berarti keragaman dalam perbedaan bentuk dan
ruang dalam kota yang dapat mempengaruhi emosi dan estetika dalam kota.
 Menurut Gehl (1971, 2011) rancang kota diartikan sebagai daerah vital tempat
menyediakan satu set alat analitis untuk bekerja dengan alam yang dapat diubah,
bentuk terbangun, penggunaan lahan, dan infrastruktur. Proses perencanaan rancang
kota harus dimulai dengan memahami ruang antar bangunan yaitu dimensi arsitektur
yang membutuhkan penangana lebih dimana interaksi sosial dan persepsi, rekreasi
perkotaan, dan pengalaman sensorik kehidupan kota berlangsung.
 Berdasarkan Lynch (1972,1984) rancang kota merupakan situs desain yang
berhubungan erat dengan pola aktivitas, pola sirkulasi, dan pola dari bentuk yang
dapat membentuknya. Keseluruhan konfigurasi dan penampilan tata massa dan bentuk
bangunan nantinya adisesuaikan dengan tema daerah untuk membentuk citra daerah.
 Berdasrkan Shirvani (1985) dalam rancang kota, penataan lingkungan fisik kota
merupakan hal yang ditekankan. Elemen pembentuknya antara lain tata guna lahan,
kelompok bangunan, ruang terbuka, parkir dan sirkulasi, tanda-tanda, jalur pejalan
kaki, pendukung kegiatan, dan preservasi.
 Menurut Buchanan (1988) urban design atau rancang kota diartikan sebagai tempat
yang mendeskripsikan ranah publik dimana kita menggabungkan ruang antara
bangunan dengan melalukan penggambaran desain yang mempertimbangkan kualitas
keunikan yang dimiliki tiap wilayah. Dalam perencanaannya tidak hanya mencakup
seluruh kota dan kawasan namun juga pola tata guna lahan, nilai lahan, topografi,
micrclimate, sejarah, sosial-budaya, dan pergerakan dalam kota.
 Berdasarkan pemikiran Trancik (1986) pokok bahsan rancang kota terfokus pada
figure ground, linkage, dan space. Perencanaan dilakukan dengan memberi struktur
pada elemen solid-void, mengatur hubungan antar bagian kota, serta dengan
mencukupi kebutuhan manusia dan elemen unik pada lingkungannya.
 Menurut Carr dkk. (1992) rancang kota termasuk membahas mengenai ruang
terbuka, yaitu sebuah wadah yang digunakan masyarakat untuk bersama-sama
melakukan kegiatan yang mengeratkan hubungan suatu komunitas. Ruang public di
dalam kota dapat dicapai secara visual maupun fisik dan dapat digunakan secara
bersama dalam suasana kebebasan dan kesamaan derajat serta terbuka untuk pilihan
spontan.
 Menurut Zukin (1995) rancang kota di perkotaan merupakan bahasa simbolis dari
pengecualian serta pemberian hak dari apa yang seharusnya terlihat dan yang tidak
seharusnya tidak terlihat.
 Berdasarkan Madanipour (1997) rancang kota didefiniskain sebagai aktivitas
multidisiplin dalam membentuk dan mengelola lingkungan perkotaan dengan
mengkombinasikan sudut pandang teknis, sosial, dan segi desain perkotaan baik
secara verbal maupun visual.
Demetria Dahayu Kayla Didrika
21/479452/TK/52901

 Menurut Sideris dan Banerjee (1998) rancang kota erat kaitannya dengan
ketersediaan ruang publik yaitu ruang pertemuan bagi semua jenis interaksi dan
komunitas sosial penghuni kota untuk lebih memahami norma sosial sekaligus
memberi ruang untuk berekspresi dan mengembangkan diri di depan individu lain.
 Berdasarkan teori yang dikemukakan White (1999) ruang di arsitektur dapat diartikan
sebagai pelingkup kegiatan, sedangkan bentuk adalah raut suatu ruang. Raut ruang
akan dipengaruhi oleh besaran ruang, skala, dan kegiatan apa yang nantinya akan
diwadahi dalam ruangan tersebut.

KESIMPULAN
Rancang Kota diartikan sebagai suatu penciptaan ruang yang ada di antara
bangunan dalam lingkup perkotaan. Ruang-ruang yang tercipta merupakan ruang
public tempat berkumpul dan berinteraksi seluruh masyarakat kota. Dalam
perencanaanya, penciptaan ruang mempertimbangkan elemen-elemen penting seperti
desain visual, pola tata guna lahan, nilai lahan, topografi, sosial budaya, dan berbagai
aspek kompleks yang ada di perkotaan. Hasil dari rancang kota nantinya akan
mempengaruhi bagaimana aktivitas kehidupan masyarakat didalamnya berjalan baik
dalam segi produktivitas maupun segi emosional masyarakat.

Microclimate

Topografi
Kelompok Ruang
Bangunan Terbuka

Tata Guna Sosial


& Nilai Budaya
Lahan

Desain
Estetika

Rancang Kota

Public
Space
Demetria Dahayu Kayla Didrika
21/479452/TK/52901

Sumber:
Madanipour, Ali. Design of urban space. Chichester. 1996. hlm. 31
//www.scribd.com/doc/82518863/Teori-Dasar-Urban-Design
http://www.angelfire.com/ar/corei/UDLectureNotes2002.pdf
http://www.pps.org/articles/jgehl/
https://www.scribd.com/doc/239728599/1-Definisi-Ars-Kota
http://arcaban.blogspot.co.id/2011/02/pengertian-perancangankota.html
https://urbanculturalstudies.wordpress.com/
https://en.wikipedia.org/wiki/Site_analysis

Anda mungkin juga menyukai