Anda di halaman 1dari 3

SOAL KUIS STRATA 1

1. Sebutkan hierarki perencanaan tata ruang, dan masing2 menggunakan

skala berapa?

2. Sebutkan, mengapa RTRW Kabupaten dan Kota kurang dapat digunakan

sebagai perangkat operasional perijinan?

3. Bagaimana keterkaitan RDTR dan perijinan?

4. Pelaksanaan pembangunan berdasarkan RDTR harus bersifat fleksibel

dengan perangkat Peraturan Zonasi (PZ), Apa2 saja yang perlu diatur dalam

PZ?

JAWAB
1. Berdasarkan PP No.8 Tahun 2013 tentang ketelitian peta yaitu :

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN); Skala 1 : 1.000.000 min.

Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP); Skala 1 : 250.000

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota (RTRWK); Skala 1 : 50.000

dan 1 : 25.000

Rencana Detil Ruang dalam bentuk Rencana Detil Tata Ruang (RDTR); Skala

1 : 5000
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL); Skala 1 : 1000

2. RTRW Kabupaten dan kota kurang dapat dijadikan sebagai operasional

perizinan karena belum ada penjabaran atau rencana perincian tata ruang

pada suatu Kawasan terbatas yaitu belum memiliki dimensi fisik yang

mengikat tentang rencana pemanfaatan ruang dan belum bersifat

operasional. hanya suatu pengembangan wilayah yang dituangkan ke

dalam rencana struktur dan rencana pola tata ruang pada umumnya.

3. >> Keterkaitan RDTR dan perizinan yaitu RDTR dapat dijadikan sebagai

dasar perizinan pemanfaatan ruang, seperti tercantum di dalam Undang-

Undang Nomor 26 Tahun 2007, namun bila ada peraturan daerah yang

dikeluarkan maka harus mengacu pada peraturan daerah setempat.

>> Keterkaitan Izin Pemanfaatan ruang tersebut meliputi izin prinsip, izin

lokasi, izin penggunaan pemanfaatan tanah, izin mendirikan bangunan dan

izin lain berdasarkan peraturan perundang-undangan.

4. Yang harus diatur dalam PZ adalah :

a. Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan; Penggunaan Lahan

diizinkan, dibolehkan bersyarat, dan tidak di bolehkan, biasanya

dilengkapi dengan dokumen AMDAL, UKL UPL, ANDALIN serta biaya

dampak pembangunan.
b. Ketentuan intensitas pemanfaatan ruang; Meliputi KLB KDB, Ketinggian

Bangunan dan KDH.

c. Ketentuan tata bangunan; meliputi GSB, Tinggi bangunan maksimum,

jarak bebas antar bangunan dan tampilan bangunan.

d. Ketentuan prasarana dan sarana minimal; meliputi parkiran, aksesbilitas

difabel, jalur pendestrian, jalur sepeda, bongkar muat, dimensi jaringan

jalan, kelengkapan jalan dan lainya.

e. Ketentuan Pelaksanaan meliputi ketentuan variansi pemanfaatan ruang,

ketentuan pemberian isensif dan disensif dan ketentuan penggunaan

lahan yang sudah ada dan menentukan lahan yang tidak sesuai dengan

peraturan zonasi.

Anda mungkin juga menyukai