TAPAK SECARA KOMPREHENSIF PENDAHULUAN Dalam memasuki abad 21 pada saat sekarang ini, terlihat adanya trend bahwa pembangunan dikawasan perkotaan berkembang sangat pesat. Banyak pakar perkotaan membuat prediksi bahwa pada banyak wilayah di belahan dunia proses pembentukan kawasan perkotaan terlihat sangat menonjol dan dominan. Hal diatas dapat dilihat dari pembentukan kawasan perkotaan (urbanareas)yang pada periode 2010 hingga 2025 mencapai angka 48% hingga 53%. Dengan demikian pada era 2020-an mendatang perbandingan areal perkotaan dibandingkan areal pedesaan adalah sekitar 53% : 47%. Dalam artian pada masa mendatang(memasuki abad 21) pembangunan di kawasan perkotaan menjadi semakin menonjol dan dominan Dalam kegiatan pembangunan atau pembentukan kawasan perumahan di lingkungan perkotaan, pada dasarnya masalah yang dihadapi tidak dapat lepas dari kontekstual latar belakang kegiatan pembangunankawasan perkotaan yang muncul. Pembangunan kawasan perumahan di suatu kawasan perkotaan, apakah konteksnya kota kecil maupun kota besar, kegiatan pembentukan kawasan perumahan yang dilakukan sudah semestinya memperhatikan tautan atau kontekstual masalah-masalah perkotaan (the urban problems) yang dihadapi oleh kota yang besangkutan. Semakin besar skala atau luasan suatu kota, maka pada kenyataannya semakin kompleks masalah-masalah perkotaan yang dihadapi. Masalah Urbanisasi Berikut dibawah ini masalah-masalah perkotaan atau ‘the urban problems’ yang penting dan menonjol yang patut dipertimbangakan, yaitu: (a) tingkat urbanisasi yang tinggi, (b) proses urbanisme yang sangat dinamis, (c) pengadaan infrastruktur dasar kota, (d) pengadaan sarana (fasilitas) pendukung kawasan perkotaan, (e) potensi kegiatan ekonomi perkotaan, (f) pengadaan kawasan perumahan (residensial district )yang mendesak, (g) kondisi lingkungan hidup yang terus menurun, (h) masyarakat miskin kota serta pengangguran,(i)fenomena kampung kota dan pembentukan kawasan kumuh di perkotaan. Dua hal yang cukup menonjol dan juga dianggap penting yang perlu mendapat perhatian dan berkaitan dengan kegiatan perencanaan, penataan dan pembangunan kawasan perumahan adalah: (a) tingginya tingkat permintaan (demand ) masyarakat akan kebutuhan rumah tinggal atau perumahan, dan (b) makin menurunnya kualitas lingkungan hidup di kawasan perkotaan, sehingga terganggunya aspek ekologis di kawasan perkotaan akibat kegiatan pembangunan yang dilakukan. Dari dua hal diatas maka perlu kita mengenal dan memperhatikan serta mempertimbangkan aspek lingkungan hidup dalam kegiatan perencanaan kawasan perumahan. tiga sub topik yang dibahas secara lebih mendalam,dimana satu sub- topik dengan sub-topik yang lain saling berkaitan dan berhubungan, yaitu: (a) site-planning atau perencanaan tapak, (b) pendekatan ‘perancangan tematik’ atau ‘thematic design’ dan (c) pembentukan kawasan perumahan yang berkelanjutan. Site Planning Perencanaan Tapak’ adalah salah satubentuk kegiatan yang berkaitan dengan perencanaan (menyeluruh) dari suatu tapak atau lahan atau kawasan yang diatasnya akan didirikan sarana bangunan atau fasilitas arsitektural, seperti: bangunan atau gedung, jalan dan jembatan, pengerasan muka lahan untuk areal parkir dan fungsi lain. Dalam site- planning pada dasarnya terdapat ‘usaha’ atau ‘intervensi’ manusia dalam merubah bentuk asal mula lingkungan alamiah (the natural environment ) menjadi lingkungan binaan (the built environment ) guna kebutuhan hidup manusia. Aspek-aspek Penting Yang Menjadi Pertimbangan Dalam Kegiatan ‘Site-planning’ (1) Aspek Alamiah / Natural / Ekologis, yang terdiri dari: (a) Kondisi Tanah (SoilCondition), (b) Kondisi Pepohonan dan Tumbuh- tumbuhan, (c) Kondisi Hidrologi (Sumber Air Bersih), (d)Kondisi Iklim Setempat (Climate Condition), dan (e) Kondisi Topografi atau Keadaan Kelerengan Tanah. (2) Aspek Sosio-Kultural yang bersifat non fisikal, terdiri dari: (f) Tinjauan tentang Aesthetic (Keindahan) Tapak, (g) Kondisi Sejarah / Historis dari Kawasan Tapak, (h) Kondisi Tata-Guna Lahan Eksisting,dan (i) Kondisi Physiographyc yang berkaitan dengan retriksi-retriksi perencanaan Dalam site-planning untuk pembentukan kawasanperumahan, kita mengenal skenario atau latar-belakang yang termuat dalam isitilah ‘land-use intensity’. Land-use intensity adalah istilah yang berhubungandengan tingkat intensitas dalam penentuan land-use atau tata guna lahan di suatu tapak atau kawasan. Density Secara umum dikenal tiga kriteria dari ‘tingkat kepadatan hunian’ dalam kegiatan site-planning, yaitu : (a)the high denstity area(kawasan hunian dengan kepadatan tinggi), (b)the middle density area (kawasan hunian dengan kepadatan menengah),dan (c)the low density area(kawasan hunian dengan kepadatan rendah). Tingkat density hunian ini akan berakibat langsung pada bentukan atau wujud dari lingkungan kawasan perumahan yang direncanakan. Perancangan Tematik Pengertian perancangan tematik atau the thematic design adalah kegiatan perencanaan dan perancangan bidang arsitektur yang mengangkat ‘tema-tema’ tertentu dalam aspek design-nya guna meningkatkan nilai-tambah pada perancangan kawasan. Pada awal- mulanya, pendekatan perancangan tematik ini digunakan atau dipakai oleh pihak perencana yang tergabung dalam perusahaan real estate atau developers dan kemudian dijadikan alat utama mendukung aspek pemasaran dalam perusahaan real estate. Pendekatan‘thematic design’ ini pada dasarnya mengusung atau mengungkap tema-tema tertentu guna dijadikan ‘trade-mark’ dan ‘nilai-jual’ kawasan perumahan yang dibangun. Perancangan tematik’ dinilai cukup ampuh selain untuk mengarahkan pihak perencana di dalammemberi corak atautema tertentu dalam perancangan bangunan dan perencanaan kawasan, pendekatanperancangan tematik juga diarahkan guna mendorong peningkatan aspek pemasaran dari industri property maupun perusahaan real-estate yang ada. contoh: 1. perumahan resort yang bernuansa alami, 2. perumahan kota yang high-comfort, 3. perumahan kota baru yang bernuansa pendidikan, atau perumahan resort yang hijau dan nyaman Konsep perumahan berkelanjutan atau ‘sustainable-housing’ adalah konsep yang mempertimbangkanadanya unsur keberlanjutan dalam bidang perumahan. Didalam konsep ini, termasuk didalamnya termasuk konsep perencanaan kawasan, konsep perencanaan tapak (site-planning ), hingga perancangan bangunanperumahan, jugamemperhatikan aspek lingkungan hidup dan keberlanjutan baik secara social -ekonomi dan lingkungan(ekologis). Konsep ‘sustainable housing’ adalah konsep tentang perencanaan dan pembangunan perumahan yang mempertimbangkan aspek keberlanjutan guna mendukung terjadinya peningkatan kualitas lingkungan hidup yang makin baikdan berlanjut (lestari) di masa depan bagi kehidupan generasi yang akan datang. Dalam pengertian yang lebih dalam ‘Arsitektur Berkelanjutan’ adalah upaya-upaya desain atau perancangan arsitektur yang berupaya meminimalkan dampak negatif dari kegiatan pembangunan, dengan cara: (a) pemilihan dan efisiensi yang tepat pada bahan bangunan, (b) penggunaan teknologi bangunan untukmenghemat energiyang digunakan, (c) penerapan prinsip-prinsip desain ekologis guna meningkatkankenyamanan pengguna bangunan, hingga (d) penggunaan kaidah-kaidah perencanaan dan perancangan tapak(lahan) yang efisien dan ekologis.