Anda di halaman 1dari 15

INFRASTRUKTUR DAN

PENGEMBANGAN WILAYAH

DISUSUN OLEH:
INDRA G2T1 17 022
SYUKRI RAHMAT MOITA G2T1 17 015
PERMASALAHAN PERENCANAAN PENGEMBANGAN
WILAYAH DAN KOTA
Perencanaan pengembangan wilayah pada dasarnya
adalah upaya penerapan konsep - konsep
pembangunan pada dimensi keruangan, sehingga
perencanaan pengembangan wilayah merupakan
akumulasi yang tidak terputus dari konsep
pembangunan yang melihat peluang dan
penawaran (opportunity and supply side), yaitu dari
kemampuan atau potensi wilayah itu untuk
dikembangkan, dan dari segi permintaan sebagai
peluang (demand side – market opportunity) untuk
membangun.
Perencanaan wilayah dapat berupa perencanaan
makroregional
 Perencanaan yang bersifat makroregional,
antara lain :
a. Berupa pembuatan Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) untuk ruang lingkup
kabupaten atau kota,
b. Rencana Pembangunan Jangka Menengah
(RPJM) dalam ruang lingkup provinsi maupun
kabupaten/kota
Permasalahan yang terkandung dalam perencanaan
wilayah, dapat dikelompokkan sebagai berikut :
Permasalahan Mikro
Permasalahan mikro yang dihadapi perencana
wilayah adalah permasalahan yang berkaitan
dengan pembangunan dalam proyek tersebut,
yang dapat dilihat menurut sudut pandang
pengelola maupun pemberi izin proyek.
Permasalahan mikro proyek dapat dikelompokkan
sebagai berikut :
1. Permasalahan teknis
2. Permasalahan Manajerial (pengelolaan);
3. Permasalahan finansial (keuangan);
4. Permasalahan ekonomi;
5. Permasalahan dampak lingkungan ;
6. Permasalahan keamanan;

 Permasalahan Makro
Permasalahan makro yang dihadapi oleh perencana
wilayah adalah murni permasalahan pemerintah
untuk melihat kaitan proyek dengan program
pemerintah secara keseluruhan (makro).
Permasalahan makro dari penggunaan lahan untuk suatu
kegiatan dapat dikelompokkan sebagai berikut :

1. Kesesuain Lokasi
2. Strategi Pengembangan Ekonomi Wilayah
3. Sistem Transportasi/ Penyediaan Prasarana
4. Sistem Pembiayaan Pembangunan di Daerah
Melihat luasnya bidang yang tercakup di dalam
perencanaan wilayah maka ilmu perencanaan wilayah
dapat dibagi atas berbagai sub bidang meliputi:

1. Sub bidang perencanaan ekonomi-sosial wilayah,


dapat diperinci lagi atas:
a) Ekonomi sosial wilayah (mencakup hal-hal dasar
dan berlaku umum);
b) Ekonomi sosial perkotaan (mencakup butir a
ditambah masalah spesifik perkotaan);
c) Ekonomi sosial perdesaan (mencakup butir a
ditambah masalah spesifik perdesaan).
2) Sub bidang perencanaan tata ruang/tata guna lahan, dapat
diperinci lagi atas:
a) Tata ruang tingkat Nasional;
b) Tata ruang tingkat Provinsi;
c) Tata ruang tingkat Kabupaten/Kota;
d) Tata ruang tingkat Kecamatan/Desa;
e) Rencana rinci (detailed design) penggunaan lahan untuk
wilayah
3. Sub bidang perencanaan khusus, dapat diperinci lagi
atas:
a) Perencanaan lingkungan;
b) Perencanaan permukiman dan perumahan;
c) Perencanaan transportasi.

4. Sub bidang perencanaan proyek (site planning), dapat


diperinci lagi atas:
d) Perencanaan lokasi proyek pasar;
e) Perencanaan lokasi proyek pendidikan;
f) Perencanaan lokasi proyek rumah sakit;
g) Perencanaan lokasi proyek real estate;
h) Perencanaan lokasi proyek pertanian;
Permasalahan perencanaan wilayah juga terdapat pada aspek social,
fisik dan ekonomi yang perlu dan harus ditinju dalam setiap tahap
proses pelaksanaan pembangunan. Karena pembangunan harus
dipandang sebagai suatu aktifitas. Yang menyeluruh, yang pada
hakikatnya adalah dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk
masyarakat dalam mewujudkan kehidupan yang layak, berkeadilan
dan bersejahtera.
Aspek ini meliputi :

Pemahaman dan pengertian social terhadap pentingnya


pembangunan.
analisis terhadap dampak social dari pisik pembangunan, terutama
yang menyangkut keuntungan dari segi ekonomi dan kerugian
social.
Partisipasi social dalam pembangunan .
Aspek sosial merupakan kajian yang perlu dan harus dilakukan
dalam setiap proses pembangunan, meliputi :
 Pemahaman dan pengertian social terhadap pembangunan
 Analisis dari dampak social dari pembangunan
 Partisipasi sosisal terhadap pembangunan

Dalam mensukseskan pembangunan tiap lembaga kehidupan social


dan tiap sector kehidupan ekonomi harus memperhatikan
prasarananya.
Nurske memberikan beberapa cirri-ciri permasalahan bagi
prasarana ekonomi :
 Permasalahan pelayanan yang merupakan dasar bagi tiap kapasitas
produksi.
 Instalasi yang besar dan mahal.
 Tidak dapat diimpor dari luar negeri.
Persoalan lain yang timbul akibat perencanaan dan
pembangunan secara sektoral dan terpusat ini adalah

Pada tahap operasi dan pemeliharaannya.


Pemerintah telah memperkenalkan suatu pendekatan baru
didalam menangani pembangunan prasarana kota di
Indonesia. Pendekatan tersebut dikenal dengan program
Pembangunan Prasarana Kota Terpadu (P3KT) yang dalam
bahasa inggris dikenal dengan Integrated Urban
Infrastructure Development Programen.
Hal ini seringkali menimbulkan berbagai persoalan, sbb :
Persoalan fisik kota
Persoalan keuangan
Persoalan kelembagaan
KESIMPULAN
Konsep dasar pembangunan prasarana perkotaan terpadu
yang dilatar belakangi oleh pemikiran untuk menerapkan
suatu pendekatan baru di dalam penyusunan program
pembangunan prasarana kota.
Aspek sosial merupakan kajian yang perlu da harus
dilakukan dalam setiap tahap proses perencanaan
pengembangan wilayah dan kotapelaksanaan
pembangunan.
Prasarana sosial ekonomi merupakan prasarana yang paling
utama dalam meningkatkan perkembangan kegiatan
ekonomi atau sosial,
Dimensi kultural dan modal sosial yang terabaikan yang
diambil oleh dimensi ekonomi dan politik
SARAN

Perencana harus memahami bahwa dalam penyiapan suatu


rencana komprehensif harus ada peran serta masyarakat
dan instansi-instansi terkait.
Perencana harus mempunyai suatu daya cipta yang aktif
dalam pembangunan
Pendekatan pembangunan tentang perancangan fisik harus
dilihat sebagai suatu sistem sosial
Program pembangunan seyogyanya dilakukan dengan
melibatkan masyarakat sebagai pelaku sosial
TERIMA KASIH
DARI
KELOMPOK II

Anda mungkin juga menyukai