Anda di halaman 1dari 17

EKONOMI PERENCANAAN

ESPA4219

Perencanaan Pembangunan Ekonomi Daerah


Tutorial Ke-6
Tujuan Pembelajaran

Secara umum setelah mempelajari modul ini Mahasiswa diharapkan dapat


menjelaskan :
1.Perencanaan pembangunan ekonomi daerah.
2.seleksi strategi pembangunan daerah
Secara khusus setelah mempelajari dengan baik isi dari modul ini, Mahasiswa
diharapkan mampu :
1.Menjelaskan pengertian pembangunan ekonomi daerah;
2.Menjelaskan proses perencanaan pembangunan ekonomi daerah;
3.Menjelaskan ruang lingkup perencanaan pembangunan daerah/wilayah;
4.Menjelaskan arti dari pendekatan sektoral;
5.Menjelaskan arti dari pendekatan regional.
6.Menjelaskan tentang pengertian pembangunan daerah;
7.Menjelaskan teori pertumbuhan dan pembangunan daerah;
8.Menjelaskan tujuan pembangunan ekonomi daerah;
9.Menjelaskan indikator fundamental ekonomi daerah;
10.Menjelaskan strategi dalam perencanaan ekonomi;
11.Menjelaskan sumber daya perencanaan dalam pembangunan ekonomi daerah.
Gambaran Umum Perencanaan Tata Ruang Wilayah

Landasan penataan ruang wilayah di Indonesia diatur Undang-Undang Penataan Ruang (UUPR)
Nomor 24 Tahun 1992.
Perencanaan tata ruang wilayah adalah suatu proses yang melibatkan banyak pihak dengan
tujuan agar penggunaan ruang itu memberikan kemakmuran yang sebesar-besarnya kepada
masyarakat dan terjaminnya kehidupan yang berkesinambungan.

Setiap rencana tata ruang harus mengemukakan kebijakan makro pemanfaatan ruang berupa :
1.Tujuan pemanfaatan ruang
2.Struktur dan pola pemanfaatan ruang
3.Pola pengendalian pemanfaatan ruang

Tujuan penataan ruang adalah menciptakan hubungan yang serasi antara berbagai kegiatan di
berbagai subwilayah agar tercipta hubungan yang harmonis dan serasi.
Perencanaan ruang pada tingkat nasional hanya mencapai kedalaman penetapan strategi
dan arahan kebijaksanaan pemanfaatan ruang wilayah nasional. RTRW nasional antara
lain berisikan:
1.Penggambaran struktur tata ruang nasional;
2.Penetapan kawasan yang perlu dilindungi;
3.Pemberian indikasi penggunaan ruang budi daya dan arahan permukiman dalam skala
nasional;
4.Penentuan kawasan yang diprioritaskan;
5.Penentuan kawasan tertentu yang memiliki bobot nasional, dan
6.Perencanaan jaringan penghubung dalam skala nasional.

Perencanaan ruang pada tingkat provinsi adalah penjabaran dari RTRW nasional yang berisikan :
1.Arahan pengelolaan kawasan lindung dan kawasan budi daya;
2.Arahan pengelolaan kawasan pedesaan, kawasan perkotaan, dan kawasan tertentu;
3.Arahan pengembangan kawasan permukiman, kehutanan, pertanian, pertambangan,
perindustrian, pariwisata dan kawasan lainnya
4.Arahan pengembangan sistem pusat pemukiman pedesaan dan perkotaan;
5.Aahan pengembangan sistem prasarana wilayah;
6.Aahan pengembangan kawasan yang diprioritaskan;
7.Aahan kebijakan tata guna tanah, tata guna air, tata guna udara, dan tata guna sumber daya alam
lainnya.
A. Proses Perencanaan Pembangunan Ekonomi Daerah
Tahap-tahap dalam suatu proses perencanaan sebagai berikut :
1. Penyusunan Rencana
2. Penyusun Program Rencana
3. Pelaksanaan Rencana
4. Pengawasan atas Pelaksanaan Rencana
5. Evaluasi

Penyusunan rencana ini terdiri dari unsur-unsur :


1.Tinjauan keadaan. Tinjauan keadaan atau review ini dapat berupa tinjauan sebelum memulai
sesuatu rencana atau suatu tinjauan tentang pelaksanaan rencana sebelumnya.
2.Perkiraan keadaan masa yang akan dilalui. Sering juga disebut sebagai forecasting. Dalam
hal ini diperlukan data-data statistik, berbagai hasil penelitian dan teknik-teknik proyeksi.
3.Penetapan tujuan rencana (plan objectives) dan pemilihan cara-
4.cara pencapaian tujuan rencana tersebut. Dalam hal ini sering kali nilai-nilai politik, sosial
masyarakat memainkan peranan yang cukup penting.
5.Identifikasi kebijaksanaan dan atau kegiatan usaha yang perlu dilakukan dalam rencana.
Suatu kebijaksanaan atau policy mungkin perlu didukung oleh program-program pembangunan
6.Tahap terakhir dari penyusun rencana ini adalah tahap persetujuan rencana. Proses
pengambilan keputusan di sini mungkin bertingkat- tingkat, dari putusan di bidang teknis
kemudian memasuki wilayah proses politik.
Tujuan dari pengawasan adalah :
1.Mengusahakan supaya pelaksanaan rencana berjalan sesuai dengan rencananya;
2.Apabila terdapat penyimpangan maka perlu diketahui seberapa jauh penyimpangan tersebut
dan apa sebabnya;
3.Dilakukannya tindakan korektif terhadap adanya penyimpangan-penyimpangan.
Ruang Lingkup Perencanaan Pembangunan Wilayah

Perencanaan wilayah adalah perencanaan penggunaan ruang wilayah dan


perencanaan aktivitas pada ruang wilayah. Perencanaan ruang wilayah biasanya
dituangkan dalam perencanaan tata ruang wilayah sedangkan perencanaan aktivitas
biasanya tertuang dalam rencana pembangunan wilayah, baik jangka panjang, jangka
menengah, maupun jangka pendek.

Dalam kondisi ideal, perencanaan wilayah sebaiknya dimulai setelah tersusunnya


rencana tata ruang wilayah karena tata ruang wilayah merupakan landasan sekaligus
sasaran dari perencanaan pembangunan wilayah.

Perencanaan pembangunan wilayah sebaiknya menggunakan dua pendekatan,


yaitu pendekatan sektoral dan pendekatan regional. Pendekatan sektoral biasanya
less-spatial (kurang memperhatikan aspek ruang secara keseluruhan), sedangkan
pendekatan regional lebih bersifat spasial dan merupakan jembatan untuk
mengaitkan perencanaan pembangunan dengan rencana tata ruang.
A. Pendekatan Sektoral
Pendekatan sektoral adalah di mana seluruh kegiatan ekonomi di dalam wilayah perencanaan
dikelompokkan atas sektor-sektor. Selanjutnya setiap sektor dianalisis satu per satu. Setiap sektor
dilihat potensi dan peluangnya, menetapkan apa yang dapat ditingkatkan dan di mana lokasi dari
kegiatan peningkatan tersebut.

Analisis sektoral tidaklah berarti satu sektor dengan sektor yang lain terpisah total dalam analisis.
Salah satu pendekatan sektoral yang sekaligus melihat kaitan pertumbuhan antara satu sektor
dengan sektor lainnya dan sebaliknya, dikenal dengan nama analisis masukan – keluaran
(input – output analysis).

Dalam pendekatan sektoral, untuk tiap sektor/komoditi, dibuat analisis sehingga dapat memberi
jawaban tentang :
1.Sektor/komoditi apa yang memiliki competitive advantage di wilayah tersebut, artinya komoditi
tersebut dapat bersaing di pasar global.
2.Sektor/komoditi apa yang basis dan nonbasis.
3.Sektor/komoditi apa yang memiliki nilai tambah yang tinggi.
4.Sektor/komoditi apa yang memiliki forward linkage dan backward linkage yang tinggi.
5.Sektor/komoditi apa yang perlu dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan minimal
wilayah tersebut.
6.Sektor/komoditi apa yang banyak menyerap tenaga kerja per satu satuan modal dan per satu
hektar lahan.
B. Pendekatan Regional
Pendekatan regional dalam pengertian sempit adalah memperhatikan ruang dengan segala
kondisinya. Setelah melalui analisis diketahui bahwa masih ada ruang yang belum di
manfaatkan atau penggunaannya masih belum optimal, kemudian direncanakan kegiatan apa
sebaiknya diadakan pada lokasi tersebut.

Pendekatan ruang adalah pendekatan dengan memperhatikan :


1.Struktur ruang saat ini;
2.Penggunaan lahan saat ini;
3.Kaitan suatu wilayah terhadap wilayah tetangga.

Unsur-unsur struktur ruang yang utama adalah:


1.Orde-orde perkotaan, termasuk di dalamnya konsentrasi pemukiman;
2.Sistem jaringan lalu lintas, termasuk penetapan jaringan jalan primer, jaringan jalan sekunder,
dan jaringan jalan lokal;
3.Kegiatan ekonomi berskala besar yang terkonsentrasi, seperti kawasan industri, kawasan
pariwisata, kawasan pertambangan, dan kawasan perkebunan.
Pendekatan regional semestinya dapat menjawab berbagai pertanyaan yang belum terjawab apabila
hanya menggunakan pendekatan sektoral seperti berikut :
1.Lokasi dari berbagai kegiatan ekonomi yang akan berkembang.
2.Penyebaran penduduk di masa yang akan datang dan kemungkinan munculnya pusat-pusat
pemukiman baru.
3.Adanya perubahan pada struktur ruang wilayah dan prasarana yang perlu dibangun untuk
mendukung perubahan struktur ruang tersebut.
4.Perlunya penyediaan berbagai fasilitas sosial (sekolah, rumah sakit, jaringan listrik, jaringan
telepon, dan penyediaan air bersih) yang seimbang pada pusat-pusat permukiman dan pusat
berbagai kegiatan ekonomi yang berkembang.
5.Perencanaan jaringan penghubung (prasarana dan mode transportasi) yang akan menghubungkan
berbagai pusat kegiatan atau permukiman secara efisien.

Memadukan Pendekatan Sektoral dan Regional Dalam Perencanaan Pembangunan Wilayah


Perencanaan pembangunan wilayah tidak cukup hanya menggunakan pendekatan sektoral saja
atau hanya pendekatan regional saja. Perencanaan pembangunan wilayah mestinya memadukan
kedua pendekatan tersebut. Pendekatan sektoral saja tidak akan mampu melihat adanya
kemungkinan tumpang tindih dalam penggunaan lahan (kecuali melakukan pendekatan
komprehensif seperti linear programming), juga tidak mampu melihat perubahan struktur ruang yang
mungkin terjadi sebagai akibat dilaksanakannya rencana sektoral tersebut.
Seleksi Strategi Pembangunan Ekonomi Daerah

Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses di mana pemerintah


daerah dan seluruh komponen masyarakat mengelola berbagai sumber daya
yang ada dan membentuk pola kemitraan untuk menciptakan suatu lapangan
pekerjaan baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi daerah
tersebut (Blakely, 1989).

Perencanaan pembangunan ekonomi daerah bisa dianggap sebagai


perencanaan untuk memperbaiki penggunaan berbagai sumber daya publik
yang tersedia di daerah tersebut dan untuk memperbaiki kapasitas sektor
swasta dalam menciptakan nilai sumber-sumber daya swasta secara
bertanggung jawab.
Pembangunan Ekonomi Daerah

Dari sudut pandang ekonomi, daerah mempunyai tiga definisi (Arsyad, 2004) yaitu :
a.Suatu daerah dianggap sebagai ruang di mana kegiatan ekonomi terjadi dan di dalam
berbagai pelosok ruang tersebut terdapat sifat-sifat yang sama. Kesamaan sifat-sifat tersebut
antara lain dari segi pendapatan per kapita sosial budaya, geografis dan sebagainya. Daerah
menurut definisi ini disebut daerah homogen.
b.Suatu daerah dianggap sebagai suatu ekonomi ruang yang dikuasai oleh satu atau
beberapa pusat kegiatan ekonomi. Daerah dalam definisi ini disebut daerah nodal.
c.Suatu daerah adalah suatu ekonomi ruang yang berada di bawah satu administrasi tertentu
seperti satu propinsi, kabupaten atau kecamatan dan sebagainya. Jadi daerah di sini
didasarkan pada pembagian administratif suatu negara. Daerah dalam definisi ini disebut
daerah perencanaan atau daerah administrasi.

Pengertian Pembangunan Daerah


Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses di mana pemerintah daerah dan masyarakat
mengelola sumber daya-sumber daya yang ada dan membentuk pola kemitraan antara
pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan
merangsang perkembangan kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi) dalam wilayah tersebut
(Arsyad, 2004).
Teori Pertumbuhan dan Pembangunan Daerah

Faktor penyebab sulitnya menganalisis perekonomian suatu :


a.Data tentang daerah sangat terbatas terutama kalau daerah dibedakan
berdasarkan pengertian daerah nodal. Dengan data yang sangat terbatas sangat
sukar untuk menggunakan metode yang telah dikembangkan dalam memberikan
gambaran mengenai perekonomian suatu daerah.
b.Data tersedia umumnya tidak sesuai dengan data yang dibutuhkan untuk analisis
daerah, karena data yang terkumpul biasanya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan
analisis perekonomian secara nasional.
c.Data tentang perekonomian daerah sangat sukar dikumpulkan, sebab
perekonomian daerah lebih terbuka dibandingkan dengan perekonomian nasional.
Hal tersebut menyebabkan data tentang aliran-aliran yang masuk dan keluar dari
suatu daerah sukar diperoleh.
d.Bagi NSB, di samping kekurangan data sebagai kenyataan yang umum, data yang
ada yang terbatas itu pun banyak yang sulit untuk dipercaya, sehingga
menimbulkan kesulitan untuk melakukan analisis yang memadai tentang
keadaan perekonomian suatu daerah
4. Tujuan Pembangunan Ekonomi Daerah
Tujuan pembangunan yang berusaha dicapai oleh banyak daerah adalah :
a. Meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi daerah;
b. Meningkatkan pendapatan per kapita;
c. Mengurangi kemiskinan, pengangguran, dan ketimpangan.

5. Indikator Fundamental Ekonomi Daerah


Fundamental ekonomi daerah pada hakikatnya merupakan indikator yang mencerminkan kondisi riil
ekonomi daerah, yang meliputi :
a. Pertumbuhan ekonomi daerah,
b. PDRB per kapita
c. Indeks Pembangunan Manusia (HDI).
Strategi Pembangunan Daerah

a. Strategi “Pertumbuhan dengan Distribusi atau Redistribusi dari Pertumbuhan”


menganjurkan agar tidak hanya memusatkan perhatian pada pertumbuhan ekonomi
(memperbesar “kue” pembangunan) namun juga mempertimbangkan bagaimana distribusi
“kue” pembangunan dengan kombinasi strategi seperti peningkatan kesempatan kerja,
investasi modal manusia, perhatian pada petani kecil, sektor informal dan pengusaha
ekonomi lemah.
b. Strategi pemenuhan kebutuhan pokok yang mana ada semacam “jaminan” agar
setiap kelompok sosial yang paling lemah mendapat manfaat dari setiap program
pembangunan ekonomi daerah
c. Pembangunan “mandiri” yang muncul sebagai konsep strategis dalam forum internasional
sebelum konsep “Tata Ekonomi Daerah Baru (NIEO).
d. Strategi Ecodevelopment yang intinya masyarakat dan ekosistem di suatu daerah harus
berkembang bersama-sama menuju produktivitas dan pemenuhan kebutuhan yang lebih
tinggi; yang utama adalah strategi pembangunan harus berkelanjutan baik dari sisi ekologi
maupun sosial.
e. Strategi ethnodevelopment, seperti Malaysia yang memasukkan strategi ethnodevelopment
ke dalam formulasi Kebijakan Ekonomi Barunya (NEP) yang dirancang dan digunakan
untuk menjamin agar buah pembangunan dapat dirasakan oleh semua warga negara
secara adil.
Menurut Blakely (1989) lingkungan yang dimaksud sebagai sumber daya perencanaan
dalam pembangunan daerah meliputi lingkungan fisik, peraturan dan perilaku.
1.Lingkungan Fisik sebagai Sumber Daya Perencanaan
Pemerintah daerah biasanya memperhatikan masalah lingkungan fisik, terutama
infrastruktur fisik, yang hal ini penting bagi perkembangan dunia usaha dan industri.
2.Lingkungan Regulasi sebagai Sumber Daya Perencanaan
Insentif dan kebijakan keuangan merupakan input yang penting bagi proses pembangunan
ekonomi. Banyak pemerintah daerah yang mengkajiulang sistem regulasinya untuk
menunjukkan bahwa biaya kegiatan usaha di daerah mereka mencerminkan keinginan
mereka untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
3.Lingkungan Perilaku sebagai Sumber Daya Perencanaan
Keputusan yang diambil sektor swasta mengenai ekspansi investasi atau relokasi tidak
hanya didasarkan pada data kasar. Dalam kenyataannya, keputusan akhir akan sangat
dipengaruhi juga oleh semacam ”feeling” atau ”judgement” investor mengenai reaksi
masyarakat daerah calon lokasi investasi.

Anda mungkin juga menyukai