22 PENDEKATAN DAN
METODOLOGI
Urban design atau perancangan kota merupakan tahap yang menghubungkan antara
rencana tata ruang kota dan rencana perancangan fisik kota. Atau dengan kata lain,
merupakan jembatan antara perencanaan kota dan perencanaan arsitektur kota.
Perencanaan kota bukan merupakan suatu produk akhir dari perancangan kota tetapi
menentukan kualitas lingkungan fisik masing-masing kawasan di Perkotaan.
Perencanaan tata bangunan dan lingkungan pada dasarnya terbagi menjadi dua
bagian perencanaan, yaitu:
2.1. PENDEKATAN
Pada dasarnya pendekatan penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan akan
terkait pada tiga hal pokok, yaitu:
a. Kondisi kawasan tersebut saat ini, baik fisik, sosial maupun ekonomi.
b. Tujuan dan sasaran yang ingin dicapai. Artinya penyusunan rencana tata bangunan
dan lingkungan harus mengacu pada kebijakan yang telah digariskan, baik pada
rencana tata ruang kota yang telah disusun maupun kebutuhan ruang yang ada
pada saat sekarang ini hasil daripada survey lapangan.
Bab. I-1
Untuk memberikan hasil yang terbaik pada pekerjaan ini dilakukan beberapa
pendekatan, yaitu : Pendekatan Pelibatan Pelaku Pembangunan, Pendekatan
Menyeluruh dan Terpadu, Pendekatan Analisis Ambang Batas, Kesesuaian Ekologi dan
Sumber Daya Alam, Pendekatan Participatory dan Pendekatan Pengelolaan Lahan. Di
bawah ini akan dijelaskan masing-masing pendekatan tersebut.
Penyusunan rencana tata bangunan dan lingkungan tidak terlepas dari keterlibatan
masyarakat sebagai pihak pemanfaat dan sebagai pihak yang terkena dampak
positif maupun negatif dari pekerjaan ini. Oleh karena itu dalam penyusunan
rencana ini digunakan pendekatan partisipasi masyarakat (stakeholder approach)
untuk mengikutsertakan masyarakat di dalam proses penyusunan kegiatan ini
melalui metode wawancara. Konsultan dalam hal ini berusaha untuk melibatkan
secara aktif pelaku pembangunan yang ada dalam setiap tahapan perencanaan. Di
dalam penyusunan laporan ini masyarakat tidak hanya dilihat sebagai pelaku
pembangunan (stakeholder) tetapi juga sebagai pemilik dari pembangunan
(shareholder).
Bab. I-2
untuk melengkapi peta potensi yang sudah dihasilkan. Selain melalui penyebaran
kuesioner dan wawancara, pendekatan participatory ini juga dilakukan dengan
melalui pembahasan/ seminar-seminar untuk mengkaji lebih lanjut hasil analisis
yang dibuat. Di era reformasi ini perlu melibatkan berbagai pihak dalam setiap
kegiatan pembangunan. Manfaat penggunaan pendekatan tersebut adalah untuk
meminimalkan konflik berbagai kepentingan yang berarti juga mendapatkan hasil
akhir yang menguntungkan untuk semua pihak. Keuntungan lainnya yang akan
diperoleh adalah jaminan kelancaran implementasi hasil kajian ini di kemudian hari.
Sepenuhnya disadari bahwa penggunaan participatory approach akan
menimbulkan berbagai persoalan dalam prosesnya, terutama masalah keterbatasan
waktu. Masalah ini akan dicoba diminimalkan melalui persiapan materi dan
pelaksanaan seminar yang matang, sehingga kesepakatan dapat dengan segera
dicapai tanpa mengurangi kebebasan stakeholders untuk mengeluarkan
pendapatnya.
Bab. I-3
ahli secara umum disetiap tahap pelaporan sesuai waktu pekerjaan. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat diagram berikut ini.
Bab. I-4
Gambar 2.1 Metodologi Penyusunan Penyusunan RTBL Jl. Dr. Mansyur dan Jl. Gatot Subroto/Simpang Guru Patimpus, Kota Medan,
Provinsi Sumatera Utara
Bab. I-3
Untuk menangani pekerjaan penyusunan RTBL Jl. Dr. Mansyur dan Jl. Gatot
Subroto/Simpang Guru Patimpus, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara, metodologi
yang digunakan konsultan terdapat dalam kegiatan:
f. Analisis Kawasan
h. Perumusan Rencana
Bab. I-3
d. Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Medan,
e. Penyedia jasa pengadaan citra satelit.
c. Peta Tematik Kawasan
Peta tematik kawasan dibuat berdasarkan identifikasi kondisi tata guna lahan, intensitas
bangunan, tata bangunan, aktivitas kawasan, sirkulasi -transportasi dan parkir, tata hijau
dan ruang terbuka, utilitas dan infrastruktur kawasan yang dilakukan melalui survey data
primer ke lapangan. Peta tematik ini menceritakan kondisi eksisting elemen-elemen
urban desain tersebut. Oleh karena itu, peta tematik ini berguna di dalam proses
analisis.
e. Wawancara Di Lapangan
Metode ini digunakan untuk menggali hal-hal yang secara nyata tidak didapat di
lapangan, sehingga perlu adanya nara sumber sebagai sumber data di lapangan. Pada
metode ini sebelumnya dibuat suatu daftar sejenis kuestioner sebagai acuan surveyor
dalam mencari data yang diinginkan.
Bab. I-4
1 Strength : untuk mengetahui kekuatan pengembangan kawasan,
2 Weakness : untuk mengetahui kelemahan pengembangan kawasan,
3 Opportunity : untuk mengetahui peluang pengembangan kawasan,
4 Threat : untuk mengetahui hambatan pengembangan kawasan.
Di dalam metode ini digunakan data-data visual hasil survey lapangan yang sudah
disusun ke dalam peta-peta tematik.
Proses maupun kesimpulan analisis ini akan digambarkan dalam peta. Gambaran dari
peta ini menghasilkan :
Metode ini digunakan untuk menghitung kebutuhan dasar dan pengembangan (basic
needs and developments needs) serta komunitas (community needs) di dalam menyusun
program bangunan dan lingkungan. Di dalam metode ini digunakan data-data statistik
sebagai dasar perhitungan dalam memproyeksikan jumlah penduduk dalam jangka
waktu 5-10 tahun mendatang. Dengan mengetahui jumlah penduduk pada masa akhir
tahun pengembangan akan menjadi dasar perhitungan kebutuhan program bangunan
dan lingkungan.
d. Studi Banding
e. Studi Literatur
Bab. I-5
ditaati untuk menghindari kecelakaan yang diakibatkan oleh desain ruang yang tidak
terstandarisasi.
a. Kawasan, yaitu skenario dan konsep untuk penataan pada tingkat kawasan yang
merupakan gabungan dari beberapa blok.
b. Kapling, yaitu skenario dan konsep untuk penataan kapling.
c. Bangunan, yaitu skenario dan konsep untuk penataan bangunan.
a. Panduan Tekstual
Panduan tekstual ini merupakan ketentuan dasar implementasi perancangan dan
prinsip-prinsip pengembangan rancangan kawasan yang diberikan secara tertulis untuk
memberikan informasi tersebut dengan jelas. Oleh karena itu penjelasannya disajikan
menurut elemen-elemen pengaturan.
Bab. I-6
Bab. I-7
Gambar 2.2 Pola Kerja Penyusunan RTBL Jl. Dr. Mansyur dan Jl. Gatot Subroto/Simpang Guru Patimpus Kota Medan Provinsi Sumatera Utara
TATA BANGUNAN
TAHAP PERUMUSAN
DAN SISTEM SIRKULASI DAN JALUR PENGHUBUNG
PENGEMBANGAN
SISTEM RUANG TERBUKA DAN TATA HIJAU
PERANCANGAN TATA KUALITAS LINGKUNGAN
Bab. I-9
Untuk menghasilkan RTBL RTBL Jl. Dr. Mansyur dan Jl. Gatot Subroto/Simpang Guru
Patimpus, Kota Medan Provinsi Sumatera Utara yang komprehensif diperlukan langkah-
langkah sebagai berikut:
2.2.1 Persiapan
Hal-hal yang akan Konsultan lakukan pada tahap persiapan ini adalah :
1. Persiapan Mobilisasi
Di dalam persiapan mobilasi ini konsultan akan melakukan:
A. Pembuatan RMK (Rencana Mutu Kontrak)
Untuk mengendalikan jalannya pekerjaan konsultan akan membuat RMK (Rencana Mutu
Kontrak). Dokumen RMK ini nantinya akan memuat semua rencana kerja, jadual kerja
dan penugasan kerabat kerja. Dokumen pengendali kegiatan ini menjadi pegangan
bagi ketua tim teknis dan manajer proyek untuk memantau kesesuaian jalannya
pekerjaan. Lebih jelasnya dokumen ini memuat tentang:
a. Kebijakan mutu dan sasaran mutu
b. Informasi proyek; memuat nama proyek, pemilik, penyedia jasa, pengawas,
lokasi proyek, sumber dana dan masa pelaksanaan
c. Penjelasan lingkup proyek: memuat persiapan survey lapangan,
pengumpulan data, melakukan tinjauan pustaka, deskripsi dan gambaran
umum wilayah studi
d. Struktur organisasi proyek
e. Tugas dan tanggung jawab kerabat kerja
f. Metoda kerja
g. Jadual pelaksanaan, tenaga kerja dan pelaporan
Bab. II - 10
g. Menyusun kuesioner/wawancara terstruktur untuk pelaksanaan survey data
primer.
h. Menyusun jadwal kerja.
Bab. II - 11
2. Persiapan Teknis
Di dalam persiapan teknis ini konsultan akan melakukan:
A. Pembuatan Citra Satelit
Sebelum turun survey ke lapangan, maka perlu disiapkan terlebih dahulu peta dasar
wilayah perencanaan. Adapun langkah-langkahnya :
a. PENGADAAN CITRA SATELIT KAWASAN
Metode ini dilakukan untuk memperjelas akurasi wilayah perencanaan. Foto udara
yang digunakan adalah foto udara terbaru dengan resolusi 1m. Keunggulan citra satelit
jenis ini sangat sesuai untuk pemetaan kawasan dengan dengan skala 1 : 1.000 sehingga
lebih akurat untuk perencanaan.
b. GROUND CHECKING
Proses ini harus dilakukan untuk mendapatkan koordinat bumi yang nanti akan
digunakan untuk mereposisi citra satelit. Proses ini dilakukan dengan menandai titik-titik
luar dari area perencanaan menggunakan alat GPS dan titik-titik ini kemudian
dipindahkan ke komputer dengan pogram GIS. Lebih jelasnya dapat disimak dalam
gambar berikut ini :
File foto asli ini belum bisa langsung digunakan, namun harus dilakukan pengolahan
melalui :
Bab. II - 12
2. Pansharp, yaitu menggabungkan beragam resolusi gambar (0,6 dan
2,4) yang ada di foto menjadi satu resolusi gambar, biasanya 0,6.
Setelah mendapatkan citra satelit yang sudah terskala 1 : 1.000, selanjutnya dilakukan
proses digitasi, yaitu penggambaran ulang menjadi single line drawing menggunakan
program Auto CAD. Penggambaran ulang dilakukan pada :
1. Jalan
2. Sungai
3. Jembatan
4. Peruntukan Guna Lahan
Untuk mengendalikan kegiatan survey, maka perlu dibuatkan juga daftar kebutuhan
data survey. Di dalam daftar ini disusun data-data yang dibutuhkan dan disebelah
kanannya disediakan kolom keterangan yang menjelaskan bahwa data sudah
didapatkan atau belum. Melalui daftar ini data-data yang dibutuhkan tidak akan
ketingalan untuk didapatkan.
3. Persiapan Administrasi
Di dalam persiapan administrasi konsultan akan melakukan:
1. Persiapan Administrasi Kantor
2. Persiapan Surat Menyurat
3. Persiapan Perijinan Survey
4. Persiapan Biaya
Di dalam persiapan biaya konsultan akan melakukan:
a. Perencanaan biaya kantor
b. Perencanaan biaya perjalanan dinas
c. Perencanaan biaya untuk mengumpulkan data dan informasi yang akan
dibutuhkan.
Bab. II - 13
2.2.2 Pengumpulan Data
1. Data Primer
Data Primer adalah data-data dan fakta eksisting yang berkaitan dengan lokasi terpilih
untuk penyusunan RTBL Tanjung Morawa yang didapatkan melalui survey langsung ke
lapangan. Sistematika untuk pengumpulan data dan fakta eksisting kawasan
perencanaan adalah :
Kegiatan ini dilakukan untuk melihat langsung kondisi eksisting lokasi terpilih yang
dilakukan melalui proses identifikasi untuk mengapresiasi konteks lingkungan. Kegiatan
ini meliputi :
Hasil pemetaannya akan digunakan dalam proses analisis penyusunan RTBL Jl. Dr.
Mansyur dan Jl. Gatot Subroto/Simpang Guru Patimpus.
Bab. II - 14
Persetujuan delineasi kawasan ini meliputi kawasan studi dan kawasan perencanaan.
Persetujuan ini didapatkan dari Pemerintah Kota Medan dan Tim Teknis. Persetujuan
delineasi kawasan ini akan diawali dengan pemaparan pemahaman kondisi kawasan
oleh konsultan dan isu-isu strategis pengembangan kawasan. Penetapan delineasi ini
sangat penting karena akan menjadi kawasan yang di dalam pembiayaan
pembangunannya dilakukan secara bersama-sama antar pemerintah pusat dan
pemerintah Kota Medan. Delineasi kawasan ini terdiri dari:
2. Data Sekunder
Data Sekunder adalah data-data tentang lokasi penataan yang didapatkan dari buku
kumpulan kebijakan dan literatur. Kegiatan pengumpulan data sekunder tentang kondisi
kawasan perencanaan melalui survei instansional sebagai berikut :
Bab. II - 15
c. RDTR Kecamatan Jl. Dr. Mansyur dan Jl. Gatot Subroto/Simpang Guru
Patimpus
Pengumpulan data-data non fisik kawasan bertujuan untuk melihat aspek non-fisik yang
secara tidak langsung akan mempengaruhi aspek-aspek fisik kawasan diatas. Oleh Karen
aitu perlu juga dihimpun aspek ini meliputi :
a. Kondisi ekonomi
b. Kondisi sosial-budaya
Data-data non-fisik kawasan dihimpun melalui data-data statistik yang dikeluarkan oleh
Kelurahan, Kecamatan dan Biro Pusat Statistik. Data-data ini akan berguna di dalam
proses memproyeksikan daya tamping pengembangan kawasan dalam jangka waktu 5-
10 tahun mendatang.
Bab. II - 16
Gambar 2.4. Diagram Proses Analisis Penyusunan RTBL Jl. Dr. Mansyur dan Jl. Gatot
Subroto/Simpang Guru Patimpus
A. Mengkaji Kebijakan Yang Berlaku
Sudah dibuat dan ditetapkan kebijakan-kebijakan yang menyangkut pengembangan
lokasi perencanaan, mulai dari RTRW Provinsi Sumatera Utara, RTRW Kota Medan,
Rensta Kota Medan dan RDTR Kota Medan. Kebijakan-kebijakan ini yang perlu dipahami
apakah kebijakan tersebut masih relevan dengan isu-isu pengembangan kawasan saat
ini dan masa mendatang.
B. Konfirmasi Terhadap Perkembangan Fakta Aktual Kawasan Jl. Dr. Mansyur dan Jl.
Gatot Subroto/Simpang Guru Patimpus
Permasalahan perencanaan terkait dengan penataan kawasan yang membutuhkan
tanggapan dan antisipasi yang cepat dan tepat. Dalam bahasa perencanaan dan
perancangan disebut dengan strategi pengembangan. Penentuan strategi
pengembangan yang baik, salah satunya didasarkan pada identifikasi masalah melalui
survei lapangan yang memberikan informasi akurat dan aktual. Beberapa hal penting
dalam mengidentifikasi masalah melalui survai kondisi aktual adalah :
1. Menemukenali kecenderungan tentang perkembangan fungsi Kawasan Jl. Dr.
Mansyur dan Jl. Gatot Subroto/Simpang Guru Patimpus yang terkait dengan
isu stratejik
2. Mengkaji sejauh mana prestasi penerapan kebijakan yang ada di dalam
menghadapi masalah-masalah, terutama yang berhubungan dengan isu-isu
mendasar diatas.
3. Mengidentifikasi hal-hal diluar isu stratejik diatas yang penting untuk
dipertimbangkan dalam penataan kawasan Jl. Dr. Mansyur dan Jl. Gatot
Subroto/Simpang Guru Patimpus.
C. Koordinasi Dan Konfirmasi Kepada Dinas / Instansi Pemerintah Yang Terkait Dan
Tim Teknis
Kepentingan melakukan diskusi, koordinasi dan konfirmasi kepada pihak-pihak yang
terkait dengan lokasi perencanaan di Kawasan Jl. Dr. Mansyur dan Jl. Gatot
Subroto/Simpang Guru Patimpus yang cukup relevan dengan tujuan sebagai berikut :
Untuk mengantisipasi menghadapi isu-isu stratejik dan tuntutan pengembangan
kawasan di masa depan, perlu diidentifikasikan suatu Formulasi Stakeholders Kawasan
yang terarah kepada manajemen yang solid, koordinatif, otonom, efisien, akuntabel dan
sustainabel. Stakeholders ini meliputi dinas dan instansi yang terkait serta Kementerian
PU SNVT PBL Sumatera Utara.
Bab. II - 17
Di dalam mekanisme kerja profesional PT. BONAFINDO KONSULTANT selalu
dikembangkan 2 (dua) kelompok kerja, yakni : (1) Task Force PT. BONAFINDO
KONSULTANT, dan (2) Experts group for PT. BONAFINDO KONSULTANT, yang
beranggotakan tenaga-tenaga ahli yang berpengalaman dan bekerja secara full time
dan bertanggung jawab atas terselesaikannya penyusunan RTBL Jl. Dr. Mansyur dan Jl.
Gatot Subroto/Simpang Guru Patimpus ini. Tim ini tersusun atas tenaga ahli yang
dipersyaratkan oleh Kerangka Acuan Kerja. Sementara Tim Pakar PT. BONAFINDO
KONSULTANT merupakan kelompok dinamis yang merupakan “kekuatan jaringan
profesional” PT. BONAFINDO KONSULTANT dalam bekerja sama dengan pakar-pakar
desain kawasan.
Gambar 2.5. Diagram Skema mekanisme kerja profesional PT. Bonafindo Konsultant
Tim pakar ini merupakan kelompok konsultatif PT. BONAFINDO KONSULTANT yang
memiliki kapasitas dalam menganalisis secara kritis antara fenomena lapangan (kasus
praktis) dan prinsip ideal pengembangan kawasan (pendekatan teoritik) khususnya
peremajaan Kabupaten sehingga di dapat rekomendasi atau gagasan-gagasan relevan
bagi penyusunan RTBL Jl. Dr. Mansyur dan Jl. Gatot Subroto/Simpang Guru Patimpus ke
depan. Hasil rekomendasi Tim Pakar PT. BONAFINDO KONSULTANT akan menjadi
Bab. II - 18
acuan bagi tim task force PT. BONAFINDO KONSULTANT menyusun RTBL Jl. Dr.
Mansyur dan Jl. Gatot Subroto/Simpang Guru Patimpus.
Tim Pakar PT. BONAFINDO KONSULTANT ini beranggotakan akademisi maupun praktisi
senior yang berpengalaman dalam bidang urban design, yang akan memberikan
masukan sesuai dengan tahapan-tahapan penting analisa dalam wadah “forum
konsultatif PT BONAFINDO KONSULTANT”. Kelompok ini akan dilibatkan secara periodik
dalam jadwal kerja penyusunan RTBL Jl. Dr. Mansyur dan Jl. Gatot Subroto/Simpang
Guru Patimpus.
A. Skenario Fisik
Skenario fisik menjelaskan tentang urutan-urutan penanganan:
• Bangunan dan tapak
• Ruang Kawasan
• Lingkungan
Bab. II - 19
• Prasarana, sarana dan utilitas
Bab. II - 20
• Sarana penyehatan lingkungan baik berupa penataan prasarana dan sarana
yang sudah ada maupun baru.
B. Rencana Umum Dan Panduan Rancangan
Pada bagian ini konsultan akan menjelaskan tentang ketentuan-ketentuan tata
bangunan dan lingkungan yang memuat:
Sedangkan panduan rancangan bersifat melengkapi dan menjelaskan secara lebih rinci
rencana umum yang telah ditetapkan sebelumnya, meliputi:
Rencana investasi ini disusun sesuai dengan RPI2JM bidang ke-Cipta Karya-an, sehingga
semua komponen pembangunan terutama pembangunan infrastruktur dapat
dianggarkan melalui Kementerian PU dan ada jaminan kepastian pembangunannya
sehingga lebih banyak menarik investasi untuk masuk ke kawasan ini.
Bab. II - 21
2.2.8 Pembahasan Internal
Di dalam setiap tahapan pelaporan konsultan akan meminta pembahasan laporan
secara internal di lingkungan Dinas Cipta Karya dan Pertambangan Kab. Deli Serdang.
Tujuan dari pembahasan internal ini untuk meminta masukan dan kesepatakan bagi
rencana kerja berikutnya.
B. Laporan Antara
Laporan fakta dan analisis merupakan laporan hasil survey dan analisis data primer dan
sekunder. Hasil kajian berisikan :
Bab. II - 22
1. Data Fisik, berupa data-data awal tentang Kawasan Jl. Dr. Mansyur dan Jl.
Gatot Subroto/Simpang Guru Patimpus
• Peta Konstelasi Lokasi : Indonesia, Propinsi Sumatera Utara, Kota
Medan, Kecamatan Jl. Dr. Mansyur dan Jl. Gatot Subroto/Simpang
Guru Patimpus.
• Peta Kondisi Eksisting Kawasan Jl. Dr. Mansyur dan Jl. Gatot
Subroto/Simpang Guru Patimpus
• Citra Satelit Kawasan Jl. Dr. Mansyur dan Jl. Gatot Subroto/Simpang
Guru Patimpus
2. Non Fisik, berupa kebijakan / peraturan dan statistik yang terkait dengan
pengembangan Kawasan Tnajung Morawa ,
3. Gambaran umum kondisi eksisting area perencanaan
d. Analisis kebijakan, fakta aktual dan SWOT elemen urban desain
1. Analisis potensi dan permasalahan
2. Analisis SWOT kawasan
Lampiran Peta :
1. Peta Dasar Eksisting Kawasan(1 : 1.000),
2. Peta citra satelit
3. Peta Eksisting dan Analisis yang terdiri dari :
a. Eksisting dan Analisis Tata Guna Lahan,
b. Eksisting dan Analisis Intensitas,
c. Eksisting dan Analisis Tata Bangunan,
d. Eksisting dan Analisis Tata Sirkulasi,
e. Eksisting dan Analisis Ruang Terbuka dan Vegetasi,
f. Eksisting dan Analisis Aktivitas Pendukung,
g. Eksisting dan Analisis Tata Informasi dan Street Furniture,
h. Eksisting dan Analisis Preservasi Konservasi Bangunan dan Lingkungan,
i. Eksisting dan Analisis Jaringan Utilitas,
j. Eksisting dan Analisis Infrastruktur Kawasan,
4. Peta Potensi dan Permasalahan
5. Alternatif Penanganan kawasan
Laporan ini diserahkan 3 (tiga) bulan setelah diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja
(SPMK) kepada Pengguna Jasa sebanyak 5 eksemplar A3 dengan dilengkapi Berita
Acara Kemajuan Pekerjaan dan Berita Acara Serah Terima Pekerjaan.
Laporan akhir sementara merupakan pengembangan lebih lanjut dari laporan antara
dan pendahuluan. Laporan draft final ini berisikan :
Bab. II - 23
a. Konsep Penataan Kawasan
b. Rencana Umum
c. Pandua`n Rancangan
d. Konsep Peraturan Bupati tentang RTBL
Laporan ini harus diserahkan oleh Konsultan 4 (empat) bulan setelah diterbitkannya
Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) kepada Pengguna Jasa sebanyak 10 eksemplar A3
dengan dilengkapi Berita Acara Kemajuan Pekerjaan dan Berita Acara Serah Terima
Pekerjaan.
Laporan akhir merupakan penyempurnan dari laporan akhir sementara yang berisikan :
Bab. II - 24
Tabel 2.1. Jadual Pelaksanaan Pekerjaan
Mei Juni Juli Agustus September Okt
No Uraian Kegiatan Keterangan
25 1 8 15 22 29 6 13 20 27 3 10 17 24 31 7 14 21 28 5
1 2 3 4 5 6 7 9
A. TAHAP PERSIAPAN
1 Persiapan mobilisasi
a Pembuatan Rencana Mutu Konrak (PRMK)
b Rapat Awal Kerja
2 Persiapan Teknis, Mencakup:
a Pembuatan Daftar Kebutuhan Data
b Penyusunan Gambran Umum Kawasan
3 Persiapan Administrasi, Mencakup:
a Pembuatan Surat Survey
b Pemberitahuan Kegiatan Survey
4 Persiapan Biaya, Mencakup:
a Perencanaan Biaya Kantor
b Perencanaan Biaya Survey
Bab. II - 25
Bab. II - 26
No Uraian Kegiatan Mei Juni Juli Agustus September Okt Ket
Bab. II - 27
25 1 8 15 22 29 6 13 20 27 3 10 17 24 31 7 14 21 28 5
Bab. II - 28
1 2 3 4 5 6 7
Bab. II - 29
SURVEY DATA SEKUNDER
Bab. II - 30
1 Menghimpun data kebijakan pembangunan, meliputi :
Bab. II - 31
1. Kebijakan Pembangunan Nasional
Bab. II - 32
2 Kebijakan Pembangunan Daerah
Bab. II - 33
3 Ketentuan Tata Ruang Daerah
Bab. II - 34
2 Menghimpun data-data non-fisik kawasan, meliputi :
Bab. II - 35
1. Kondisi Sosial Ekonomi
Bab. II - 36
2. Kondisi Sosial Budaya
Bab. II - 37
3 Malakukan Studi Literatur
Bab. II - 38
1. Studi-studi terdahulu yang pernah dilakukan di dalam
pengembangan kawasan terkait
Bab. II - 39
2. Browsing data di internet mengenai upaya
perencanaan kawasan
Bab. II - 40
Bab. II - 41
C TAHAP ANALISIS
Bab. II - 42
1 Mengkaji kebijakan yang berlaku
Bab. II - 43
2 Konfirmasi fakta aktual
Bab. II - 44
3 Koordinasi dengan dinas/instansi terkait
Bab. II - 45
4 Analisis SWOT
Bab. II - 46
a. Analisis Kekuatan Pengembangan Kawasan
Bab. II - 47
b. Analisis Kelemahan Pengembangan Kawasan
Bab. II - 48
c. Analisis Peluang Pengembangan Kawasan
Bab. II - 49
d. Analisis Hambatan Pengembangan Kawasan
Bab. II - 50
5 Melakukan FOCUSSED GROUP DISCUSSION (FGD) I, II
Bab. II - 51
a. Mendapatkan kesepakatan delineasi RTBL
Bab. II - 52
b. Mendapatkan kesepakatan delineasi Master Plan
dan model penanganannya
Bab. II - 53
Bab. II - 54
Mei Juni Juli Agustus September Okt
No Uraian Kegiatan Keterangan
25 1 8 15 22 29 6 13 20 27 3 10 17 24 31 7 14 21 28 5
1 2 3 4 5 6 7 9
D TAHAP PERUMUSAN SKENARIO DAN KONSEP UMUM KAWASAN
1 SKENARIO PENATAAN KAWASAN
1. Skenario Visi Kawasan
2. Skenario Fisik
3. Skenario Non Fisik
4. Skenario Konservasi
5. Skenario Manajemen Kelembagaan & Peran Masyarakat
2 KONSEP UMUM KAWASAN
1. Konsep Perancangan Visi Pembangunan
2. Konsep Perancangan Struktur Tata Bangunan & Lingkungan
3. Komponen Perancangan Kawasan
4. Blok-blok Pengembangan Kawasan & Indikasi Program
Penanganan
E TAHAP PENYUSUNAN RTBL KAWASAN
1 PROGRAM BANGUNAN DAN LINGKUNGAN
2 RENCANA UMUM
1. Rencana tata guna lahan,
2. Rencana intensitas kawasan,
3. Rencana tata bangunan,
4. Rencana sistem sirkulasi, transportasi & parkir,
5. Rencana ruang terbuka hijau & vegetasi,
6. Rencana tata informasi & street furniture
7. Rencana fungsi konservasi & benda cagar budaya,.
8. Rencana utilitas kawasan,
9. Rencana infrastruktur kawasan,
3 PANDUAN DETAIL RANCANGAN
a. Ketentuan Dasar Implementasi Rancangan
b. Prinsip-prinsip Pengembangan Rancangan Kawasan
4 Program Investasi (Jangka Menengah 5 Tahunan)
5 Ketentuan Pengendalian Rencana
6 Pedoman Pengendalian Pelaksanaan
7 Peraturan Bupati tentang RTBL
8 DED Kawasan Prioritas
9 Gambar Perspektif 3D
Bab. II - 55
Mei Juni Juli Agustus September Okt Keterang
No Uraian Kegiatan
25 1 8 15 22 29 6 13 20 27 3 10 17 24 31 7 14 21 28 5 an
1 2 3 4 5 6 7 9
F TAHAP EXPOSE
1 EXPOSE PENDAHULUAN
2 EXPOSE DRAFT AKHIR
3 EXPOSE AKHIR
G TAHAP PELAPORAN
1 LAPORAN PENDAHULUAN
2 LAPORAN ANTARA
3 LAPORAN DRAFT FINAL
4 LAPORAN AKHIR
a. Buku Laporan Akhir
b. Gambar Perspektif 3D
c. Peraturan Bupati ttg RTBL
d. Executive Summary
e. CD Pekerjaan
KONTRIBUSI TENAGA AHLI
1 TEAM LEADER
2 AHLI ARSITEKTUR
3 AHLI TEKNIK SIPIL
4 AHLI TEKNIK LINGKUNGAN
5 AHLI ARSITEKTUR LANSEKAP
KONTRIBUSI ASISTEN TENAGA AHLI
1 ASISTEN AHLI ARSITEKTUR
2 ASISTEN AHLI HUKUM DAN PERUNDANGAN
KONTRIBUSI TENAGA PENDUKUNG
1 SURVEYOR
2 CAD OPERATOR
3 OPERATOR KOMPUTER
4 ADMINISTRASI
Bab. II - 56
Bab. II - 57
Bab .2 METODOLOGI DAN POLA KERJA ...................................................................... 1
2.1. METODOLOGI ...........................................................Error! Bookmark not defined.
2.2.1 Metode Identifikasi Isu Strategis ....................................................................... 3
2.2.2 Metode Identifikasi Profil Kawasan .................................................................. 3
2.2.3 Metode Analisis Kawasan .................................................................................... 4
2.2.4 Metode Perumusan Skenario Dan Konsep Umum ..................................... 6
2.2.5 Metode Perumusan Rencana ............................................................................. 6
2.2. POLA KERJA ..................................................................................................................... 6
2.2.1 Persiapan ................................................................................................................ 10
2.2.2 Pengumpulan Data ............................................................................................. 14
2.2.3 Studi Literatur ....................................................................................................... 16
2.2.4 Analisis Dan Pemecahan Masalah .................................................................. 16
2.2.5 Perumusan Skenario Kawasan ......................................................................... 19
2.2.6 Perumusan Konsep Umum .............................................................................. 20
2.2.7 Perumusan Rencana .......................................................................................... 20
2.2.8 Pembahasan Internal ......................................................................................... 22
2.2.9 Workshop Konsensus / Lokakarya ................................................................ 22
2.2.10 Hasil Kerja Dan Laporan-Laporan.................................................................. 22
2.2.11 Jadual Pekerjaan ................................................................................................. 24
Bab. II - 58