Anda di halaman 1dari 61

Bab .

22 PENDEKATAN DAN
METODOLOGI

Urban design atau perancangan kota merupakan tahap yang menghubungkan antara
rencana tata ruang kota dan rencana perancangan fisik kota. Atau dengan kata lain,
merupakan jembatan antara perencanaan kota dan perencanaan arsitektur kota.
Perencanaan kota bukan merupakan suatu produk akhir dari perancangan kota tetapi
menentukan kualitas lingkungan fisik masing-masing kawasan di Perkotaan.

Selain rencana pemanfaatan lahan/ruang kota, aspek perancangan kota merupakan


bagian yang tidak terpisahkan dalam membina suatu lingkungan kota. Perencanaan
Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) merupakan suatu produk rencana untuk
memandu aspek perencanaan kota yang berisikan arahan-arahan/guidelinasi bagi
pembangunan fisik yang dilakukan nantinya.

Perencanaan tata bangunan dan lingkungan pada dasarnya terbagi menjadi dua
bagian perencanaan, yaitu:

• Rencana struktur ruang untuk seluruh wilayah perencanaan, dan

• Rencana penataan segmen-segmen wilayah untuk tiap kawasan perencanaan.

Dalam penyusunan rencana tata bangunan dan lingkungan dirumuskan pendekatan


dan metodologi pelaksanaan pekerjaan guna mencapai hasil sesuai dengan yang
diharapkan.

2.1. PENDEKATAN
Pada dasarnya pendekatan penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan akan
terkait pada tiga hal pokok, yaitu:

a. Kondisi kawasan tersebut saat ini, baik fisik, sosial maupun ekonomi.

b. Tujuan dan sasaran yang ingin dicapai. Artinya penyusunan rencana tata bangunan
dan lingkungan harus mengacu pada kebijakan yang telah digariskan, baik pada
rencana tata ruang kota yang telah disusun maupun kebutuhan ruang yang ada
pada saat sekarang ini hasil daripada survey lapangan.

c. Proses perkembangan kota yang sedang berlangsung, yang merupakan


karakteristiknya wilayahnya.

Bab. I-1
Untuk memberikan hasil yang terbaik pada pekerjaan ini dilakukan beberapa
pendekatan, yaitu : Pendekatan Pelibatan Pelaku Pembangunan, Pendekatan
Menyeluruh dan Terpadu, Pendekatan Analisis Ambang Batas, Kesesuaian Ekologi dan
Sumber Daya Alam, Pendekatan Participatory dan Pendekatan Pengelolaan Lahan. Di
bawah ini akan dijelaskan masing-masing pendekatan tersebut.

✓ Pendekatan Pelibatan Pelaku Pembangunan

Penyusunan rencana tata bangunan dan lingkungan tidak terlepas dari keterlibatan
masyarakat sebagai pihak pemanfaat dan sebagai pihak yang terkena dampak
positif maupun negatif dari pekerjaan ini. Oleh karena itu dalam penyusunan
rencana ini digunakan pendekatan partisipasi masyarakat (stakeholder approach)
untuk mengikutsertakan masyarakat di dalam proses penyusunan kegiatan ini
melalui metode wawancara. Konsultan dalam hal ini berusaha untuk melibatkan
secara aktif pelaku pembangunan yang ada dalam setiap tahapan perencanaan. Di
dalam penyusunan laporan ini masyarakat tidak hanya dilihat sebagai pelaku
pembangunan (stakeholder) tetapi juga sebagai pemilik dari pembangunan
(shareholder).

✓  Pendekatan Menyeluruh dan Terpadu Merupakan pendekatan perencanaan yang


menyeluruh dan terpadu serta didasarkan pada potensi dan permasalahan yang
ada, baik dalam wilayah perencanaan maupun dalam konstelasi regional.
Pendekatan menyeluruh memberi arti bahwa peninjauan permasalahan bukan
hanya didasarkan pada kepentingan wilayah/ kawasan dalam arti sempit, tetapi
ditinjau dan dikaji pula kepentingan yang lebih luas, baik antar wilayah dengan
hinterlandnya yang terdekat maupun dengan yang lebih jauh lagi. Secara terpadu
mengartikan bahwa dalam menyelesaikan permasalahan tidak hanya dipecahkan
sektor per sektor saja tetapi didasarkan kepada kerangka perencanaan terpadu
antar tiap-tiap sektor, dimana dalam perwujudannya dapat berbentuk koordinasi
dan sinkronisasi antar sektor.

✓  Pendekatan Analisis Ambang Batas Adalah pendekatan untuk menentukan


kebijakan penyusunan rencana tata bangunan dan lingkungan yang didasarkan
ambang batas daya dukung lingkungan. Pendekatan ini bertujuan untuk
menghasilkan kebijakan pembangunan yang berwawasan lingkungan. Penekanan
terhadap pertimbangan aspek lingkungan dilakukan karena lingkungan merupakan
aspek yang sangat berkepentingan dalam upaya pembangunan berkelanjutan.

✓  Pendekatan Kesesuaian Ekologi Pada pendekatan ini akan diperhatikan mengenai


kondisi ekologi yang ada di wilayah tersebut, misalnya topografi perlu diperhatikan
bagaimana kondisi topografi eksisting wilayah tersebut, juga guna lahan dan
karakteristik wilayahnya.

✓  Pendekatan Participatory Pendekatan participatory digunakan untuk memperoleh


urutan prioritas pengembangan dan masukan-masukan dari berbagai stakeholders

Bab. I-2
untuk melengkapi peta potensi yang sudah dihasilkan. Selain melalui penyebaran
kuesioner dan wawancara, pendekatan participatory ini juga dilakukan dengan
melalui pembahasan/ seminar-seminar untuk mengkaji lebih lanjut hasil analisis
yang dibuat. Di era reformasi ini perlu melibatkan berbagai pihak dalam setiap
kegiatan pembangunan. Manfaat penggunaan pendekatan tersebut adalah untuk
meminimalkan konflik berbagai kepentingan yang berarti juga mendapatkan hasil
akhir yang menguntungkan untuk semua pihak. Keuntungan lainnya yang akan
diperoleh adalah jaminan kelancaran implementasi hasil kajian ini di kemudian hari.
Sepenuhnya disadari bahwa penggunaan participatory approach akan
menimbulkan berbagai persoalan dalam prosesnya, terutama masalah keterbatasan
waktu. Masalah ini akan dicoba diminimalkan melalui persiapan materi dan
pelaksanaan seminar yang matang, sehingga kesepakatan dapat dengan segera
dicapai tanpa mengurangi kebebasan stakeholders untuk mengeluarkan
pendapatnya.

Diantara persoalan-persoalan yang akan muncul, pemilihan stakeholders yang akan


dilibatkan juga bukan merupakan hal yang mudah. Ada dua pilihan solusi untuk
masalah ini. Yang pertama adalah menyebarkan undangan secara terbuka melalui
media massa dan yang lainnya, dan membebaskan setiap yang berminat untuk
berurun rembug. Persoalannya kemudian adalah kesulitan mengontrol jalannya
pembahasan. Kesulitan tersebut terutama disebabkan oleh kemungkinan terlalu
banyaknya pihak yang akan datang, tetapi belum tentu berkepentingan secara
langsung. Dengan sendirinya akan sulit memperoleh suatu kesepakatan. Sedang yang
kedua adalah melalui undangan terbatas. Kesulitan solusi kedua ini adalah dalam
penentuan daftar undangan. Ada kemungkinan terjadi kesalahan mengundang. Pihak-
pihak yang diundang belum tentu mewakili stakeholders secara keseluruhan. Dengan
berbagai masalah dan kendala tersebut, solusi pelaksanaan participatory approach
yang mana akan akan dipilih akan ditetapkan dalam proses pelaksanaan kegiatan ini.
Pendekatan yang dilakukan dalam penyusunan Rencana Tata Bangunan dan
Lingkungan ini adalah: • Merujuk kebijakan pengembangan wilayah yang terkait
dengan kawasan perencanaan • Kajian terhadap kondisi eksisiting dan kecenderungan
perkembangan kawasan perencanaan • Mengakomodasi aspirasi masyarakat sejauh
masih dalam ruang lingkup RTBL • Aspek teknis Arstitektural • Merujuk peraturan-
peraturan daerah yang berlaku tentang penataan bangunan dan lingkungan.

Untuk memandu konsistensi di dalam penanganan pekerjaan maka konsultan


membuat kerangka pikir metodologi yang memuat urutan kegiatan dan alokasi tenaga

Bab. I-3
ahli secara umum disetiap tahap pelaporan sesuai waktu pekerjaan. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat diagram berikut ini.

Bab. I-4
Gambar 2.1 Metodologi Penyusunan Penyusunan RTBL Jl. Dr. Mansyur dan Jl. Gatot Subroto/Simpang Guru Patimpus, Kota Medan,
Provinsi Sumatera Utara

Bab. I-3
Untuk menangani pekerjaan penyusunan RTBL Jl. Dr. Mansyur dan Jl. Gatot
Subroto/Simpang Guru Patimpus, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara, metodologi
yang digunakan konsultan terdapat dalam kegiatan:

d. Identifikasi Isu Strategis

e. Identifikasi Profil Kawasan

f. Analisis Kawasan

g. Perumusan Skenario dan Konsep Umum

h. Perumusan Rencana

Secara rinci, dapat diuraikan sebagai berikut :

2.2.1 Metode Identifikasi Isu Strategis


Untuk mengidentifikasi awal isu-isu strategis kawasan, maka konsultan akan
menggunakan metode:
a. Pemahaman latar belakang, maksud, tujuan dan sasaran studi. Hal ini untuk
mendapatkan pemahaman persepsi tentang pekerjaan dari pemberi kerja yaitu
Kementerian PU SNVT PBL Sumatera Utara.
b. Pemahaman konstelasi lokasi studi dalam skala makro dan mezzo, yaitu Provinsi
Sumatera Utara, Kota Medan. Hal ini untuk mendapatkan pemahaman umum
tentang lokasi studi yang akan di superimposisikan dengan pemahaman tentang
pekerjaan sehingga akan menghasilkan isu-isu strategis.
c. Melakukan kajian teori untuk mendapatkan hipotesa mengenai isu-isu strategis
dan cara penanganannya.

2.2.2 Metode Identifikasi Profil Kawasan


Untuk mengidentifikasi profil kawasan, konsultan akan menggunakan metode :
a. Pengadaan Citra Satelit
Pengadaan citra satelit berguna untuk:
a. Membuat peta dasar kawasan yang akan dijadikan peta dasar dalam pembuatan
tematik kawasan
b. Membuat figure ground kawasan yang akan berguna di dalam proses analisis.
b. Penyiapan Peta Dasar Perencanaan.
Untuk itu konsultan akan mengunjungi instansi-instansi sumber data sekunder. Instansi-
instansi yang konsultan akan datangi adalah yang diperkirakan menyediakan data
berupa peta Kecamatan Jl. Dr. Mansyur dan Jl. Gatot Subroto/Simpang Guru Patimpus
Kota Medan, antara lain :
a. Bakosurtanal,
b. Dinas Tarukim/ Tata Ruang dan Permukiman Prov. Sumatera Utara,
c. Dinas Cipta Karya/ Tata Ruang dan Permukiman Kota Medan,

Bab. I-3
d. Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Medan,
e. Penyedia jasa pengadaan citra satelit.
c. Peta Tematik Kawasan
Peta tematik kawasan dibuat berdasarkan identifikasi kondisi tata guna lahan, intensitas
bangunan, tata bangunan, aktivitas kawasan, sirkulasi -transportasi dan parkir, tata hijau
dan ruang terbuka, utilitas dan infrastruktur kawasan yang dilakukan melalui survey data
primer ke lapangan. Peta tematik ini menceritakan kondisi eksisting elemen-elemen
urban desain tersebut. Oleh karena itu, peta tematik ini berguna di dalam proses
analisis.

d. Perekaman Kondisi Kawasan Dengan Kamera Digital Dan Video


Untuk melengkapi peta tematik kawasan konsultan juga melakukan perekaman kondisi
kawasan menggunakan kamera digital dan kamera video. Hasil foto kamera digital
selain berguna untuk proses analisis juga untuk menampilkan visualisasi kondisi sebelum
dan sesudah. Hasil perekaman dengan kamera video selain sebagai bahan analisis.

e. Wawancara Di Lapangan
Metode ini digunakan untuk menggali hal-hal yang secara nyata tidak didapat di
lapangan, sehingga perlu adanya nara sumber sebagai sumber data di lapangan. Pada
metode ini sebelumnya dibuat suatu daftar sejenis kuestioner sebagai acuan surveyor
dalam mencari data yang diinginkan.

f. Mengunjungi Instansi Sumber Data Sekunder


Untuk mendapatkan data-data perencanaan di Kawasan Kota Medan maka konsultan
mendatangi instansi, antara lain adalah :
1. Dinas Tarukim Prov. Sumatera Utara / Kota Medan
2. Bappeda Prov. Sumatera Utara / Kota Medan
3. Dinas Pariwisata Prov. Sumatera Utara / Kota Medan
4. DinBiro Pusat Statistik Prov. Sumatera Utara / Kota Medan
5. Instansi terkait (Pusat Kebudayaan, Universitas, Lembaga Penelitian).

2.2.3 Metode Analisis Kawasan


Untuk menganalisis profil kawasan, konsultan menggunakan metode :
a. Metode Perumusan Potensi Dan Masalah
Di dalam identifikasi profil kawasan di lapangan konsultan merumuskan potensi dan
masalah baik fisik maupun non fisik. Potensi adalah semua hal yang dapat
meningkatkan pengembangan kawasan. Masalah adalah semua hal yang dapat
melemahkan pengembangan kawasan.
b. Metode SWOT
Analisis SWOT dilakukan terhadap elemen-elemen perancangan kota. Dengan metode
SWOT dapat diketahui:

Bab. I-4
1 Strength : untuk mengetahui kekuatan pengembangan kawasan,
2 Weakness : untuk mengetahui kelemahan pengembangan kawasan,
3 Opportunity : untuk mengetahui peluang pengembangan kawasan,
4 Threat : untuk mengetahui hambatan pengembangan kawasan.
Di dalam metode ini digunakan data-data visual hasil survey lapangan yang sudah
disusun ke dalam peta-peta tematik.

Proses maupun kesimpulan analisis ini akan digambarkan dalam peta. Gambaran dari
peta ini menghasilkan :

1. Peluang-peluang dari areal yang dapat dikembangkan baik kegiatan yang


merupakan fungsi utama / dominan atau sebagai kegiatan yang berfungsi
penunjang.

2. Kendala-kendala yang merupakan hal-hal yang perlu diantisipasi dan dicarikan


jalan keluarnya di dalam pengembangan Kawasan Jl. Dr. Mansyur dan Jl. Gatot
Subroto/Simpang Guru Patimpus Kota Medan.

c. Metode Perhitungan Kebutuhan RTBL

Metode ini digunakan untuk menghitung kebutuhan dasar dan pengembangan (basic
needs and developments needs) serta komunitas (community needs) di dalam menyusun
program bangunan dan lingkungan. Di dalam metode ini digunakan data-data statistik
sebagai dasar perhitungan dalam memproyeksikan jumlah penduduk dalam jangka
waktu 5-10 tahun mendatang. Dengan mengetahui jumlah penduduk pada masa akhir
tahun pengembangan akan menjadi dasar perhitungan kebutuhan program bangunan
dan lingkungan.

d. Studi Banding

Studi banding perlu dilakukan untuk memberikan gambaran penanganan proyek


sejenis. Hal ini merupakan salah satu usaha untuk meyakinkan stakeholders kawasan
bahwa konsep penanganan yang seperti dicontohkan bisa diimplementasikan. Hal ini
juga berguna untuk mengurangi kekhawatiran stakeholder terhadap kegagalan
penanganan kawasan.

e. Studi Literatur

Studi literatur berguna untuk memperkaya pemahaman, pengetahuan dan alternatif


pemecahan untuk proyek-proyek peremajaan kota. Metode ini juga dapat dilakukan jika
di dalam studi banding proyek sejenis tidak didapatkan di lokasi yang terjangkau.

f. Peraturan Bangunan dan Ketatakotaan

Peraturan bangunan dan ketatakotaan merupakan perangkat hukum pengendali


pembangunan. Ruang-ruang yang yang didesain harus mengikuti standar yang ada
untuk kenyamanan dan keselamatan para pemakai bangunan. Oleh karena itu harus

Bab. I-5
ditaati untuk menghindari kecelakaan yang diakibatkan oleh desain ruang yang tidak
terstandarisasi.

2.2.4 Metode Perumusan Skenario Dan Konsep Umum


Di dalam merumuskan skenario dan konsep umum kawasan untuk menyusun RTBL
kawasan ini, maka konsultan menggunakan metode:

a. Kawasan, yaitu skenario dan konsep untuk penataan pada tingkat kawasan yang
merupakan gabungan dari beberapa blok.
b. Kapling, yaitu skenario dan konsep untuk penataan kapling.
c. Bangunan, yaitu skenario dan konsep untuk penataan bangunan.

2.2.5 Metode Perumusan Rencana


Di dalam perumusan RTBL Jl. Dr. Mansyur dan Jl. Gatot Subroto/Simpang Guru
Patimpus, Kab. Deli Serdang ini konsultan menggunakan metode:

a. Panduan Tekstual
Panduan tekstual ini merupakan ketentuan dasar implementasi perancangan dan
prinsip-prinsip pengembangan rancangan kawasan yang diberikan secara tertulis untuk
memberikan informasi tersebut dengan jelas. Oleh karena itu penjelasannya disajikan
menurut elemen-elemen pengaturan.

b. Gambar Simulasi Rancangan


Gambar Simulasi Rancangan ini merupakan simulasi ketentuan dasar implementasi
perancangan dan prinsip-prinsip pengembangan rancangan kawasan yang disajikan
melalui gambar untuk menerangkan secara jelas panduan tekstual. Oleh karena itu
didalam penyajiannya juga dilengkapi dengan ukuran dan keterangan gambar.

c. Konsep Peraturan Bupati


Di dalam perumusan konsep peraturan Bupati, konsultan menggunakan metode
tekstual karena menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan hal menimbang, mengingat,
memperhatikan dan menetapkan. Penjelasan secara tekstual ini juga dilengkapi oleh
gambar tata guna lahan, distribusi intensitas dan table distribusi intensitas.

2.2. POLA KERJA


Di dalam pekerjaan Penyusunan RTBL Jl. Dr. Mansyur dan Jl. Gatot Subroto/Simpang
Guru Patimpus, Kota Medan Provinsi Sumatera Utara, konsultan mengusulkan konsep
pola pikir dan sistematika seperti pada diagram dibawah ini:

Bab. I-6
Bab. I-7
Gambar 2.2 Pola Kerja Penyusunan RTBL Jl. Dr. Mansyur dan Jl. Gatot Subroto/Simpang Guru Patimpus Kota Medan Provinsi Sumatera Utara

1 PROGRAM BANGUNAN DAN LINGKUNGAN


TAHAP ANALISIS ANALISIS KAWASAN DAN WILAYAH PERENCANAAN
KONSEP DASAR PERANCANGAN TATA
KAWASAN VISI PEMBANGUNAN
PERENCANAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN
ANALISIS PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN BERBASIS PERAN MASYARAKAT

2 RENCANA UMUM DAN PANDUAN RANCANGAN


STRUKTUR PERUNTUKAN LAHAN

RENCANA UMUM INTENSITAS PEMANFAATAN LAHAN

TATA BANGUNAN
TAHAP PERUMUSAN
DAN SISTEM SIRKULASI DAN JALUR PENGHUBUNG
PENGEMBANGAN
SISTEM RUANG TERBUKA DAN TATA HIJAU
PERANCANGAN TATA KUALITAS LINGKUNGAN

SISTEM PRASARANA DAN UTILITAS LINGKUNGAN

PANDUAN RANCANGAN KETENTUAN DASAR IMPLEMENTASI RANCANGAN

PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN RANCANGAN KAWASAN

3 RENCANA UMUM DAN PANDUAN RANCANGAN


SKENARIO STRATEGI RENCANA INVESTASI

POLA KERJASAMA OPERASIONAL INVESTASI


TAHAP
PENGEMBANGAN 4 RENCANA UMUM DAN PANDUAN RANCANGAN
STRATEGI PENGENDALIAN RENCANA
DUKUNGAN
ARAHAN PENGENDALIAN RENCANA
PELAKSANAAN
5 RENCANA UMUM DAN PANDUAN RANCANGAN
ASPEK-ASPEK PENGENDALIAN PELAKSANAAN

ARAHAN PENGELOLAAN KAWASAN Bab. I-8


Gambar 2.3. Struktur Dan Sistematika Dokumen RTBL - PERMEN PU NO.06/PRT/M/2007

Bab. I-9
Untuk menghasilkan RTBL RTBL Jl. Dr. Mansyur dan Jl. Gatot Subroto/Simpang Guru
Patimpus, Kota Medan Provinsi Sumatera Utara yang komprehensif diperlukan langkah-
langkah sebagai berikut:

2.2.1 Persiapan
Hal-hal yang akan Konsultan lakukan pada tahap persiapan ini adalah :
1. Persiapan Mobilisasi
Di dalam persiapan mobilasi ini konsultan akan melakukan:
A. Pembuatan RMK (Rencana Mutu Kontrak)
Untuk mengendalikan jalannya pekerjaan konsultan akan membuat RMK (Rencana Mutu
Kontrak). Dokumen RMK ini nantinya akan memuat semua rencana kerja, jadual kerja
dan penugasan kerabat kerja. Dokumen pengendali kegiatan ini menjadi pegangan
bagi ketua tim teknis dan manajer proyek untuk memantau kesesuaian jalannya
pekerjaan. Lebih jelasnya dokumen ini memuat tentang:
a. Kebijakan mutu dan sasaran mutu
b. Informasi proyek; memuat nama proyek, pemilik, penyedia jasa, pengawas,
lokasi proyek, sumber dana dan masa pelaksanaan
c. Penjelasan lingkup proyek: memuat persiapan survey lapangan,
pengumpulan data, melakukan tinjauan pustaka, deskripsi dan gambaran
umum wilayah studi
d. Struktur organisasi proyek
e. Tugas dan tanggung jawab kerabat kerja
f. Metoda kerja
g. Jadual pelaksanaan, tenaga kerja dan pelaporan

B. Rapat Awal Kerja


Pada saat dinyatakan sah sebagai pemenang tender dan awal mendapat penugasan,
maka konsultan akan mengundang smua kerabat kerja yang terlibat (tenaga ahli dan
tenaga pendukung) untuk mendiskusikan penanganan pekerjaan secara jelas di rapat
awal kerja. Hal-hal yang akan didiskusikan adalah :

a. Membuat program kerja (pola pikir) kegiatan secara keseluruhan,


b. Memantapkan program kerja (pola pikir), selaras dengan tujuan dan sasaran
studi,
c. Menetapkan metode survey,
d. Menggali sumber-sumber data yang berpeluang didatangi,
e. Menyusun daftar sumber data, serta jenis data yang diharapkan tersedia
(survey checklist),
f. Menyusun format pendataan untuk pelaksanaan survey data primer dan
sekunder.

Bab. II - 10
g. Menyusun kuesioner/wawancara terstruktur untuk pelaksanaan survey data
primer.
h. Menyusun jadwal kerja.

Bab. II - 11
2. Persiapan Teknis
Di dalam persiapan teknis ini konsultan akan melakukan:
A. Pembuatan Citra Satelit
Sebelum turun survey ke lapangan, maka perlu disiapkan terlebih dahulu peta dasar
wilayah perencanaan. Adapun langkah-langkahnya :
a. PENGADAAN CITRA SATELIT KAWASAN

Metode ini dilakukan untuk memperjelas akurasi wilayah perencanaan. Foto udara
yang digunakan adalah foto udara terbaru dengan resolusi 1m. Keunggulan citra satelit
jenis ini sangat sesuai untuk pemetaan kawasan dengan dengan skala 1 : 1.000 sehingga
lebih akurat untuk perencanaan.

b. GROUND CHECKING

Proses ini harus dilakukan untuk mendapatkan koordinat bumi yang nanti akan
digunakan untuk mereposisi citra satelit. Proses ini dilakukan dengan menandai titik-titik
luar dari area perencanaan menggunakan alat GPS dan titik-titik ini kemudian
dipindahkan ke komputer dengan pogram GIS. Lebih jelasnya dapat disimak dalam
gambar berikut ini :

Gambar 2.3 Metode penentuan titik untuk ground checking

c. PENGOLAHAN CITRA SATELIT

File foto asli ini belum bisa langsung digunakan, namun harus dilakukan pengolahan
melalui :

1. Pemberian geocoding image, yaitu memberikan titik-titik koordinat


terhadap foto ini.

Bab. II - 12
2. Pansharp, yaitu menggabungkan beragam resolusi gambar (0,6 dan
2,4) yang ada di foto menjadi satu resolusi gambar, biasanya 0,6.

3. Ortho, yaitu perbaikan terhadap geometri gambar dan kesalahan


satelit. Pada proses ini sangat dibutuhkan titik orientasi bumi yang
didapatkan dari pengukuran lapangan. Titik orientasi ini didapatkan
melalui penandaan oleh GPS (Global Positioning System) atau
koordinat hasil pengukuran manual di lapangan menggunakan
meteran.

4. Setelah semua proses perbaikan foto dilakukan, maka hasilnya


disimpan dalam bentuk file terkompresi yang berekstensi ECW.

d. DIGITASI CITRA SATELIT

Setelah mendapatkan citra satelit yang sudah terskala 1 : 1.000, selanjutnya dilakukan
proses digitasi, yaitu penggambaran ulang menjadi single line drawing menggunakan
program Auto CAD. Penggambaran ulang dilakukan pada :

1. Jalan
2. Sungai
3. Jembatan
4. Peruntukan Guna Lahan

e. PEMBUATAN DAFTAR KEBUTUHAN DATA

Untuk mengendalikan kegiatan survey, maka perlu dibuatkan juga daftar kebutuhan
data survey. Di dalam daftar ini disusun data-data yang dibutuhkan dan disebelah
kanannya disediakan kolom keterangan yang menjelaskan bahwa data sudah
didapatkan atau belum. Melalui daftar ini data-data yang dibutuhkan tidak akan
ketingalan untuk didapatkan.

3. Persiapan Administrasi
Di dalam persiapan administrasi konsultan akan melakukan:
1. Persiapan Administrasi Kantor
2. Persiapan Surat Menyurat
3. Persiapan Perijinan Survey

4. Persiapan Biaya
Di dalam persiapan biaya konsultan akan melakukan:
a. Perencanaan biaya kantor
b. Perencanaan biaya perjalanan dinas
c. Perencanaan biaya untuk mengumpulkan data dan informasi yang akan
dibutuhkan.

Bab. II - 13
2.2.2 Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data Primer adalah data-data dan fakta eksisting yang berkaitan dengan lokasi terpilih
untuk penyusunan RTBL Tanjung Morawa yang didapatkan melalui survey langsung ke
lapangan. Sistematika untuk pengumpulan data dan fakta eksisting kawasan
perencanaan adalah :

A. Identifikasi Kawasan Perencanaan

Kegiatan ini dilakukan untuk melihat langsung kondisi eksisting lokasi terpilih yang
dilakukan melalui proses identifikasi untuk mengapresiasi konteks lingkungan. Kegiatan
ini meliputi :

a. Pemetaan Tata Guna Lahan, identifikasi pemanfaatan lahan di area


perencanaan.

b. Pemetaan Intensitas, identifikasi kepadatan bangunan yang berada di area


perencanaan.

c. Pemetaan Tata Bangunan, identifikasi dan inventarisasi bangunan-bangunan


yang berada di area perencanaan.

d. Pemetaan Tata Sirkulasi, inventarisasi sistem transportasi dari / ke kawasan,


Inventarisasi sistem perparkiran dan sistem pergerakan di dalam kawasan dan
jalur pedestrian.

e. Pemetaan Ruang Terbuka dan Vegetasi, inventarisasi ruang-ruang terbuka dan


karakteristik vegetasi yang ada di dalam area perencanaan.

f. Pemetaan Aktivitas Pendukung, identifikasi dan inventarisasi aktivitas


pendukung kawasan di area perencanaan.

g. Pemetaan Tata Informasi dan Street Furniture, identifikasi dan inventarisasi


papan nama toko, reklame dan elemen street furniture yang ada di area
perencanaan.

h. Pemetaan Preservasi Konservasi Bangunan dan Lingkungan, identifikasi dan


inventarisasi bangunan-bangunan bersejarah yang ada di area perencanaan.

i. Pemetaan Jaringan Utilitas, inventarisasi sistem dan kondisi jaringan utilitas


yang ada di area perencanaan.

j. Pemetaan Infrastruktur Kawasan, inventarisasi sistem dan kondisi jaringan


infrastruktur yang ada di area perencanaan.

Hasil pemetaannya akan digunakan dalam proses analisis penyusunan RTBL Jl. Dr.
Mansyur dan Jl. Gatot Subroto/Simpang Guru Patimpus.

B. PERSETUJUAN DELINEASI KAWASAN

Bab. II - 14
Persetujuan delineasi kawasan ini meliputi kawasan studi dan kawasan perencanaan.
Persetujuan ini didapatkan dari Pemerintah Kota Medan dan Tim Teknis. Persetujuan
delineasi kawasan ini akan diawali dengan pemaparan pemahaman kondisi kawasan
oleh konsultan dan isu-isu strategis pengembangan kawasan. Penetapan delineasi ini
sangat penting karena akan menjadi kawasan yang di dalam pembiayaan
pembangunannya dilakukan secara bersama-sama antar pemerintah pusat dan
pemerintah Kota Medan. Delineasi kawasan ini terdiri dari:

a. Delineasi Kawasan Studi, merupakan batas-batas kawasan yang menjadi


wilayah kajian. Biasanya wilayah ini merupakan wilayah administrasi dari kota
yang sudah ditetapkan melalui rencana tata ruang, baik RDTR maupun RTR
Kawasan Strategis ataupun Khusus.

b. Delineasi Kawasan Perencanaan, merupakan batas-batas kawasan yang


menjadi wilayah perencanaan master plan kawasan dengan luasan antara 30-
60 ha.

2. Data Sekunder

Data Sekunder adalah data-data tentang lokasi penataan yang didapatkan dari buku
kumpulan kebijakan dan literatur. Kegiatan pengumpulan data sekunder tentang kondisi
kawasan perencanaan melalui survei instansional sebagai berikut :

A. Pengumpulan Data Kebijakan Pembangunan

Pengumpulan data kebijakan pembangunan untuk penyusunan RTBL kawasan ini


meliputi :

a. Kebijakan Pembangunan Nasional

Kebijakan pembangunan nasional menyangkut kebijakan yang dikembangkan oleh


Pemerintah NKRI dengan dikeluarkannya Rencana Tata Ruang Nasional.

b. Kebijakan Pembangunan Daerah

Kebijakan pembangunan daerah menyangkut, kebijakan yang dikembangkan


Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dan Pemerintah Kota Medan. Di samping itu, perlu
pula ditelaah rencana-rencana pengembangan untuk wilayah yang
menyangkut/berbatasan langsung dengan area perencanaan dan rencana-rencana
pengembangan yang sudah ada.

c. Ketentuan Tata Ruang Kota

Ketentuan tata ruang Kabupaten mencakup peraturan-peraturan yang telah dikeluarkan


oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Utara/ Pemerintah Kota Medan dan Dinas PU Cipta
Karya, yang terdiri dari :

a. RTRW Provinsi Sumatera Utara

b. RTRW Kota Medan

Bab. II - 15
c. RDTR Kecamatan Jl. Dr. Mansyur dan Jl. Gatot Subroto/Simpang Guru
Patimpus

d. RPJP/RPJM/Renstra Kota Medan

B. Menghimpun Data Non Fisik Kawasan

Pengumpulan data-data non fisik kawasan bertujuan untuk melihat aspek non-fisik yang
secara tidak langsung akan mempengaruhi aspek-aspek fisik kawasan diatas. Oleh Karen
aitu perlu juga dihimpun aspek ini meliputi :

a. Kondisi ekonomi

b. Kondisi sosial-budaya

Data-data non-fisik kawasan dihimpun melalui data-data statistik yang dikeluarkan oleh
Kelurahan, Kecamatan dan Biro Pusat Statistik. Data-data ini akan berguna di dalam
proses memproyeksikan daya tamping pengembangan kawasan dalam jangka waktu 5-
10 tahun mendatang.

2.2.3 Studi Literatur


Pengumpulan data-data mengenai Kecamatan Jl. Dr. Mansyur dan Jl. Gatot
Subroto/Simpang Guru Patimpus ini dilakukan juga dengan studi literatur melalui :
1. Studi-studi terdahulu yang pernah dilakukan di dalam pengembangan Kawasan
Kota Medan,
2. Browsing data di internet mengenai Kecamatan Jl. Dr. Mansyur dan Jl. Gatot
Subroto/Simpang Guru Patimpus dan studi banding penataan kawasan
pemerintahan.

2.2.4 Analisis Dan Pemecahan Masalah


Analisis kawasan merupakan telaah secara lebih mendalam dari apa yang telah
dilakukan dalam menyimak isu-isu kawasan yang secara diagramatis prosesnya dapat
digambarkan sebagai berikut :

Bab. II - 16
Gambar 2.4. Diagram Proses Analisis Penyusunan RTBL Jl. Dr. Mansyur dan Jl. Gatot
Subroto/Simpang Guru Patimpus
A. Mengkaji Kebijakan Yang Berlaku
Sudah dibuat dan ditetapkan kebijakan-kebijakan yang menyangkut pengembangan
lokasi perencanaan, mulai dari RTRW Provinsi Sumatera Utara, RTRW Kota Medan,
Rensta Kota Medan dan RDTR Kota Medan. Kebijakan-kebijakan ini yang perlu dipahami
apakah kebijakan tersebut masih relevan dengan isu-isu pengembangan kawasan saat
ini dan masa mendatang.

B. Konfirmasi Terhadap Perkembangan Fakta Aktual Kawasan Jl. Dr. Mansyur dan Jl.
Gatot Subroto/Simpang Guru Patimpus
Permasalahan perencanaan terkait dengan penataan kawasan yang membutuhkan
tanggapan dan antisipasi yang cepat dan tepat. Dalam bahasa perencanaan dan
perancangan disebut dengan strategi pengembangan. Penentuan strategi
pengembangan yang baik, salah satunya didasarkan pada identifikasi masalah melalui
survei lapangan yang memberikan informasi akurat dan aktual. Beberapa hal penting
dalam mengidentifikasi masalah melalui survai kondisi aktual adalah :
1. Menemukenali kecenderungan tentang perkembangan fungsi Kawasan Jl. Dr.
Mansyur dan Jl. Gatot Subroto/Simpang Guru Patimpus yang terkait dengan
isu stratejik
2. Mengkaji sejauh mana prestasi penerapan kebijakan yang ada di dalam
menghadapi masalah-masalah, terutama yang berhubungan dengan isu-isu
mendasar diatas.
3. Mengidentifikasi hal-hal diluar isu stratejik diatas yang penting untuk
dipertimbangkan dalam penataan kawasan Jl. Dr. Mansyur dan Jl. Gatot
Subroto/Simpang Guru Patimpus.

C. Koordinasi Dan Konfirmasi Kepada Dinas / Instansi Pemerintah Yang Terkait Dan
Tim Teknis
Kepentingan melakukan diskusi, koordinasi dan konfirmasi kepada pihak-pihak yang
terkait dengan lokasi perencanaan di Kawasan Jl. Dr. Mansyur dan Jl. Gatot
Subroto/Simpang Guru Patimpus yang cukup relevan dengan tujuan sebagai berikut :
Untuk mengantisipasi menghadapi isu-isu stratejik dan tuntutan pengembangan
kawasan di masa depan, perlu diidentifikasikan suatu Formulasi Stakeholders Kawasan
yang terarah kepada manajemen yang solid, koordinatif, otonom, efisien, akuntabel dan
sustainabel. Stakeholders ini meliputi dinas dan instansi yang terkait serta Kementerian
PU SNVT PBL Sumatera Utara.

D. Masukan Tim Pakar PT. Bonafindo Konsultant

Bab. II - 17
Di dalam mekanisme kerja profesional PT. BONAFINDO KONSULTANT selalu
dikembangkan 2 (dua) kelompok kerja, yakni : (1) Task Force PT. BONAFINDO
KONSULTANT, dan (2) Experts group for PT. BONAFINDO KONSULTANT, yang
beranggotakan tenaga-tenaga ahli yang berpengalaman dan bekerja secara full time
dan bertanggung jawab atas terselesaikannya penyusunan RTBL Jl. Dr. Mansyur dan Jl.
Gatot Subroto/Simpang Guru Patimpus ini. Tim ini tersusun atas tenaga ahli yang
dipersyaratkan oleh Kerangka Acuan Kerja. Sementara Tim Pakar PT. BONAFINDO
KONSULTANT merupakan kelompok dinamis yang merupakan “kekuatan jaringan
profesional” PT. BONAFINDO KONSULTANT dalam bekerja sama dengan pakar-pakar
desain kawasan.

Gambar 2.5. Diagram Skema mekanisme kerja profesional PT. Bonafindo Konsultant

Tim pakar ini merupakan kelompok konsultatif PT. BONAFINDO KONSULTANT yang
memiliki kapasitas dalam menganalisis secara kritis antara fenomena lapangan (kasus
praktis) dan prinsip ideal pengembangan kawasan (pendekatan teoritik) khususnya
peremajaan Kabupaten sehingga di dapat rekomendasi atau gagasan-gagasan relevan
bagi penyusunan RTBL Jl. Dr. Mansyur dan Jl. Gatot Subroto/Simpang Guru Patimpus ke
depan. Hasil rekomendasi Tim Pakar PT. BONAFINDO KONSULTANT akan menjadi

Bab. II - 18
acuan bagi tim task force PT. BONAFINDO KONSULTANT menyusun RTBL Jl. Dr.
Mansyur dan Jl. Gatot Subroto/Simpang Guru Patimpus.
Tim Pakar PT. BONAFINDO KONSULTANT ini beranggotakan akademisi maupun praktisi
senior yang berpengalaman dalam bidang urban design, yang akan memberikan
masukan sesuai dengan tahapan-tahapan penting analisa dalam wadah “forum
konsultatif PT BONAFINDO KONSULTANT”. Kelompok ini akan dilibatkan secara periodik
dalam jadwal kerja penyusunan RTBL Jl. Dr. Mansyur dan Jl. Gatot Subroto/Simpang
Guru Patimpus.

E. Analisis Dengan Metode SWOT


Di dalam proses analisis, selain tim task force PT BONAFINDO KONSULTANT melakukan
konfirmasi-konfirmasi sebagaimana sudah dijelaskan diatas, juga melakukan analisis
keunggulan dan kelemahan kawasan di dalam perencanaan pengembangannya nanti.
Analisis ini menggunakan metode S W O T (Strength, Weakness, Oportunity and Threats);

1. Analisis Kekuatan Kawasan bertujuan untuk menemukenali potensi-potensi


positif yang dapat menjadi kekuatan bagi pengembangan Kawasan Jl. Dr.
Mansyur dan Jl. Gatot Subroto/Simpang Guru Patimpus ,

2. Analisis Kelemahan Kawasan bertujuan untuk menemukan faktor-faktor yang


akan menjadi kelemahan di dalam pengembangan Kawasan Jl. Dr. Mansyur
dan Jl. Gatot Subroto/Simpang Guru Patimpus ,

3. Analisis Peluang Kawasan bertujuan untuk menemukan peluang-peluang


dampak positif dari pengembangan potensi-potensi positif penataan Kawasan
Jl. Dr. Mansyur dan Jl. Gatot Subroto/Simpang Guru Patimpus,

4. Analisis Ancaman Kawasan bertujuan untuk mengantisipasi kemungkinan


munculnya hambatan-hambatan dari pengembangan penataan Kawasan Jl. Dr.
Mansyur dan Jl. Gatot Subroto/Simpang Guru Patimpus .

2.2.5 Perumusan Skenario Kawasan


Skenario visi kawasan menjelaskan tentang urutan-urutan rencana pengembangan
kedepan Kawasan Jl. Dr. Mansyur dan Jl. Gatot Subroto/Simpang Guru Patimpus, Kab.
Deli Serdang Prov. Sumatera Utara, meliputi:

A. Skenario Fisik
Skenario fisik menjelaskan tentang urutan-urutan penanganan:
• Bangunan dan tapak
• Ruang Kawasan
• Lingkungan

Bab. II - 19
• Prasarana, sarana dan utilitas

B. Skenario Non Fisik


Skenario non- fisik menjelaskan tentang urutan-urutan penanganan:

• Ekonomi kawasan dan masyarakat.


• Sosial Budaya masyarakat.
C. Skenario Manajemen Kelembagaan Dan Peran Serta Masyarakat
Skenario ini menjelaskan tentang urutan-urutan penanganan:

• Pengelolaan Kawasan oleh Stakeholders


• Pengelolaan koridor, magnet kawasan dan area perbatasan oleh Stakeholders

2.2.6 Perumusan Konsep Umum


Di dalam perumusan konsep umum ini konsultan akan menjelaskan tentang:

A. Konsep Perancangan Visi Pembangunan


Bagian ini menjelaskan tentang konsep-konsep umum perancangan kawasan yang
merupakan gambaran spesifik karakter lingkungan Kawasan Jl. Dr. Mansyur dan Jl. Gatot
Subroto/Simpang Guru Patimpus di masa mendatang yang akan dicapai sebagai hasil
akhir penataan suatu kawasan yang direncanakan.

B. Konsep Perancangan Struktur Tata Bangunan Dan Lingkungan


Bagian ini menjelaskan tentang konsep struktur penataan bangunan dan lingkungan
yang mengintegrasikan elemen-elemen perancangan Kawasan Jl. Dr. Mansyur dan Jl.
Gatot Subroto/Simpang Guru Patimpus.

2.2.7 Perumusan Rencana


Di dalam perumusan rencana, konsultan akan menjelaskan tentang perencanaan RTBL
kawasan, sebagai berikut:

A. Program Bangunan Dan Lingkungan


Pada bagian ini konsultan akan menjelaskan tentang perencanaan dan peruntukan
lahan yang telah ditetapkan untuk kurun waktu tertentu, yang memuat:

• Jenis, jumlah, besaran dan luasan bangunan gedung,


• Kebutuhan ruang terbuka hijau,
• Fasilitas umum,
• Fasilitas sosial,
• Prasarana aksesibilitas,
• Sarana pencahayaan,

Bab. II - 20
• Sarana penyehatan lingkungan baik berupa penataan prasarana dan sarana
yang sudah ada maupun baru.
B. Rencana Umum Dan Panduan Rancangan
Pada bagian ini konsultan akan menjelaskan tentang ketentuan-ketentuan tata
bangunan dan lingkungan yang memuat:

• Rencana tata guna lahan


• Rencana intensitas bangunan
• Rencana tata bangunan
• Rencana tata sirkulasi
• Rencana ruang terbuka dan vegetasi
• Rencana aktivitas pendukung
• Rencana tata informasi dan street furniture
• Rencana preservasi konservasi bangunan dan lingkungan
• Rencana jaringan utilitas
• Rencana infrastruktur kawasan

Sedangkan panduan rancangan bersifat melengkapi dan menjelaskan secara lebih rinci
rencana umum yang telah ditetapkan sebelumnya, meliputi:

• Ketentuan dasar implementasi rancangan


• Prinsip-prinsip pengembangan rancangan kawasan
C. Rencana Investasi
Pada bagian ini konsultan akan menjelaskan tentang perhitungan kebutuhan nyata para
pemangku kepentingan dalam proses pengendalian investasi dan pembiayaan dalam
pembangunan/penataan lingkungan.

Rencana investasi ini disusun sesuai dengan RPI2JM bidang ke-Cipta Karya-an, sehingga
semua komponen pembangunan terutama pembangunan infrastruktur dapat
dianggarkan melalui Kementerian PU dan ada jaminan kepastian pembangunannya
sehingga lebih banyak menarik investasi untuk masuk ke kawasan ini.

D. Ketentuan Pengendalian Rencana


Pada bagian ini konsultan merumuskan arahan substansi teknis yang mencerminkan
sistem dan metoda penanganan mulai dari sosialisasi desain, pelaksanaan sampai
operasionalnya. Rumusan ini juga disertai oleh penjelasan tentang pengendalian
rencana sebagai bagian dari proses penyusunan yang melibatkan masyarakat baik
secara langsung (individu) maupun secara tidak langsung melalui pihak yang dianggap
bisa mewakili (misalnya Forum Rembug Warga).

E. Pedoman Pengendalian Pelaksanaan


Pada bagian ini konsultan menjelaskan tentang arahan perwujudan pelaksanaan
penataan bangunan dan lingkungan agar dapat berkualitas meningkat berkelanjutan.

Bab. II - 21
2.2.8 Pembahasan Internal
Di dalam setiap tahapan pelaporan konsultan akan meminta pembahasan laporan
secara internal di lingkungan Dinas Cipta Karya dan Pertambangan Kab. Deli Serdang.
Tujuan dari pembahasan internal ini untuk meminta masukan dan kesepatakan bagi
rencana kerja berikutnya.

2.2.9 Workshop Konsensus / Lokakarya


Forum ini diselenggarakan untuk meminta kesepakatan terhadap suatu hasil kajian dari
stakeholders kawasan. Hasil kesepakatan ini yang akan menjadi dasar untuk kemajuan
pekerjaan berikutnya dan menentukan hasil pekerjaan ini. Forum ini diselenggarakan
untuk menyepakati konsep, skenario dan rencana RTBL Jl. Dr. Mansyur dan Jl. Gatot
Subroto/Simpang Guru Patimpus ini.

2.2.10 Hasil Kerja Dan Laporan-Laporan


Pelaksanaan kegiatan Penyusunan RTBL Jl. Dr. Mansyur dan Jl. Gatot Subroto/Simpang
Guru Patimpus Kota Medan akan disusun dan dilaporkan dalam bentuk laporan secara
tertulis tekstual, grafis, peta dan foto dengan rincian sebagai berikut :

A. Laporan Pendahuluan (Inception Report)

Laporan pendahuluan merupakan laporan yang memuat tentang pemahaman materi


pekerjaan, kerangka acuan serta metodologi yang berisikan alur fikir serta rencana
kegiatan-kegiatan / program kerja yang akan dilaksanakan. Materi laporan tersebut
mencakup :

A. Rencana pencapaian sasaran,


B. Hasil pengumpulan data dan informasi.
C. Hasil pengolahan data dan analisis awal pengembangan alternatif konsep pola
pikir dan struktur materi Rencana RTBL.
D. Hasil diskusi pembahasan awal.
Laporan ini akan diserahkan maksimum 1 (satu) bulan kalender setelah diterbitkannya
Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) kepada Pengguna Jasa sebanyak 5 eksemplar A4
yang dilengkapi dengan Berita Acara Kemajuan Pekerjaan dan Berita Acara Serah Terima
Pekerjaan.

B. Laporan Antara

Laporan fakta dan analisis merupakan laporan hasil survey dan analisis data primer dan
sekunder. Hasil kajian berisikan :

a. Metodologi penanganan pekerjaan


b. Hasil kesepakatan penentuan delineasi area perencanaan
c. Hasil pengumpulan data dan informasi, meliputi :

Bab. II - 22
1. Data Fisik, berupa data-data awal tentang Kawasan Jl. Dr. Mansyur dan Jl.
Gatot Subroto/Simpang Guru Patimpus
• Peta Konstelasi Lokasi : Indonesia, Propinsi Sumatera Utara, Kota
Medan, Kecamatan Jl. Dr. Mansyur dan Jl. Gatot Subroto/Simpang
Guru Patimpus.
• Peta Kondisi Eksisting Kawasan Jl. Dr. Mansyur dan Jl. Gatot
Subroto/Simpang Guru Patimpus
• Citra Satelit Kawasan Jl. Dr. Mansyur dan Jl. Gatot Subroto/Simpang
Guru Patimpus
2. Non Fisik, berupa kebijakan / peraturan dan statistik yang terkait dengan
pengembangan Kawasan Tnajung Morawa ,
3. Gambaran umum kondisi eksisting area perencanaan
d. Analisis kebijakan, fakta aktual dan SWOT elemen urban desain
1. Analisis potensi dan permasalahan
2. Analisis SWOT kawasan
Lampiran Peta :
1. Peta Dasar Eksisting Kawasan(1 : 1.000),
2. Peta citra satelit
3. Peta Eksisting dan Analisis yang terdiri dari :
a. Eksisting dan Analisis Tata Guna Lahan,
b. Eksisting dan Analisis Intensitas,
c. Eksisting dan Analisis Tata Bangunan,
d. Eksisting dan Analisis Tata Sirkulasi,
e. Eksisting dan Analisis Ruang Terbuka dan Vegetasi,
f. Eksisting dan Analisis Aktivitas Pendukung,
g. Eksisting dan Analisis Tata Informasi dan Street Furniture,
h. Eksisting dan Analisis Preservasi Konservasi Bangunan dan Lingkungan,
i. Eksisting dan Analisis Jaringan Utilitas,
j. Eksisting dan Analisis Infrastruktur Kawasan,
4. Peta Potensi dan Permasalahan
5. Alternatif Penanganan kawasan

Laporan ini diserahkan 3 (tiga) bulan setelah diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja
(SPMK) kepada Pengguna Jasa sebanyak 5 eksemplar A3 dengan dilengkapi Berita
Acara Kemajuan Pekerjaan dan Berita Acara Serah Terima Pekerjaan.

C. Laporan Akhir Sementara (Draft Final Report)

Laporan akhir sementara merupakan pengembangan lebih lanjut dari laporan antara
dan pendahuluan. Laporan draft final ini berisikan :

Bab. II - 23
a. Konsep Penataan Kawasan
b. Rencana Umum
c. Pandua`n Rancangan
d. Konsep Peraturan Bupati tentang RTBL
Laporan ini harus diserahkan oleh Konsultan 4 (empat) bulan setelah diterbitkannya
Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) kepada Pengguna Jasa sebanyak 10 eksemplar A3
dengan dilengkapi Berita Acara Kemajuan Pekerjaan dan Berita Acara Serah Terima
Pekerjaan.

D. Laporan Akhir (Final Report)

Laporan akhir merupakan penyempurnan dari laporan akhir sementara yang berisikan :

a. Konsep Penataan Kawasan


b. Rencana Umum
c. Panduan Rancangan
E. Rencana Investasi

F. Ketentuan Pengendalian Rencana

d. Pedoman Pengendalian Pelaksanaan


e. Rancangan/Konsep Peraturan Bupati
Laporan diserahkan pada saat berakhirnya masa kontrak kepada Pengguna Jasa
sebanyak 10 eksemplar A3, executive summary dalam format A4 sebanyak 10 eksemplar,
cd pekerjaan sebanyak 5 keping.

2.2.11 Jadual Pekerjaan


Untuk mengetahui jadual pelaksanaan pekerjaan Penyusunan Rencana Tata Bangunan
dan Lingkungan Jl. Dr. Mansyur dan Jl. Gatot Subroto/Simpang Guru Patimpus, Kota
Medan ini dapat dilihat pada tabel berikut :

Bab. II - 24
Tabel 2.1. Jadual Pelaksanaan Pekerjaan
Mei Juni Juli Agustus September Okt
No Uraian Kegiatan Keterangan
25 1 8 15 22 29 6 13 20 27 3 10 17 24 31 7 14 21 28 5
1 2 3 4 5 6 7 9
A. TAHAP PERSIAPAN
1 Persiapan mobilisasi
a Pembuatan Rencana Mutu Konrak (PRMK)
b Rapat Awal Kerja
2 Persiapan Teknis, Mencakup:
a Pembuatan Daftar Kebutuhan Data
b Penyusunan Gambran Umum Kawasan
3 Persiapan Administrasi, Mencakup:
a Pembuatan Surat Survey
b Pemberitahuan Kegiatan Survey
4 Persiapan Biaya, Mencakup:
a Perencanaan Biaya Kantor
b Perencanaan Biaya Survey

B. TAHAP PENGUMPULAN DATA


SURVEY DATA PRIMER
1 Pembuatan Peta Dasar
a. Pengadaan Citra Satelit Quick Bird / Ikonos
b. Digitasi citra satelit menjadi peta garis skala 1:1.1000
2 Pembuatan Peta Tematik Kawasan
1. Kondisi pemanfaatan lahan,
2. Kondisi intensitas kawasan,
3. Kondisi tata bangunan,
4. Kondisi sistem sirkulasi, transportasi & parkir,
5. Kondisi ruang terbuka hijau & vegetasi,
6. Kondisi tata informasi & street furniture
7. Kondisi fungsi konservasi dan preservasi
bangunan dan lingkungan ,
8. Kondisi utilitas kawasan,
9. Kondisi infrastruktur kawasan,

Bab. II - 25
Bab. II - 26
No Uraian Kegiatan Mei Juni Juli Agustus September Okt Ket

Bab. II - 27
25 1 8 15 22 29 6 13 20 27 3 10 17 24 31 7 14 21 28 5

Bab. II - 28
1 2 3 4 5 6 7

Bab. II - 29
SURVEY DATA SEKUNDER

Bab. II - 30
1 Menghimpun data kebijakan pembangunan, meliputi :

Bab. II - 31
1. Kebijakan Pembangunan Nasional

Bab. II - 32
2 Kebijakan Pembangunan Daerah

Bab. II - 33
3 Ketentuan Tata Ruang Daerah

Bab. II - 34
2 Menghimpun data-data non-fisik kawasan, meliputi :

Bab. II - 35
1. Kondisi Sosial Ekonomi

Bab. II - 36
2. Kondisi Sosial Budaya

Bab. II - 37
3 Malakukan Studi Literatur

Bab. II - 38
1. Studi-studi terdahulu yang pernah dilakukan di dalam
pengembangan kawasan terkait

Bab. II - 39
2. Browsing data di internet mengenai upaya
perencanaan kawasan

Bab. II - 40
Bab. II - 41
C TAHAP ANALISIS

Bab. II - 42
1 Mengkaji kebijakan yang berlaku

Bab. II - 43
2 Konfirmasi fakta aktual

Bab. II - 44
3 Koordinasi dengan dinas/instansi terkait

Bab. II - 45
4 Analisis SWOT

Bab. II - 46
a. Analisis Kekuatan Pengembangan Kawasan

Bab. II - 47
b. Analisis Kelemahan Pengembangan Kawasan

Bab. II - 48
c. Analisis Peluang Pengembangan Kawasan

Bab. II - 49
d. Analisis Hambatan Pengembangan Kawasan

Bab. II - 50
5 Melakukan FOCUSSED GROUP DISCUSSION (FGD) I, II

Bab. II - 51
a. Mendapatkan kesepakatan delineasi RTBL

Bab. II - 52
b. Mendapatkan kesepakatan delineasi Master Plan
dan model penanganannya

Bab. II - 53
Bab. II - 54
Mei Juni Juli Agustus September Okt
No Uraian Kegiatan Keterangan
25 1 8 15 22 29 6 13 20 27 3 10 17 24 31 7 14 21 28 5
1 2 3 4 5 6 7 9
D TAHAP PERUMUSAN SKENARIO DAN KONSEP UMUM KAWASAN
1 SKENARIO PENATAAN KAWASAN
1. Skenario Visi Kawasan
2. Skenario Fisik
3. Skenario Non Fisik
4. Skenario Konservasi
5. Skenario Manajemen Kelembagaan & Peran Masyarakat
2 KONSEP UMUM KAWASAN
1. Konsep Perancangan Visi Pembangunan
2. Konsep Perancangan Struktur Tata Bangunan & Lingkungan
3. Komponen Perancangan Kawasan
4. Blok-blok Pengembangan Kawasan & Indikasi Program
Penanganan
E TAHAP PENYUSUNAN RTBL KAWASAN
1 PROGRAM BANGUNAN DAN LINGKUNGAN
2 RENCANA UMUM
1. Rencana tata guna lahan,
2. Rencana intensitas kawasan,
3. Rencana tata bangunan,
4. Rencana sistem sirkulasi, transportasi & parkir,
5. Rencana ruang terbuka hijau & vegetasi,
6. Rencana tata informasi & street furniture
7. Rencana fungsi konservasi & benda cagar budaya,.
8. Rencana utilitas kawasan,
9. Rencana infrastruktur kawasan,
3 PANDUAN DETAIL RANCANGAN
a. Ketentuan Dasar Implementasi Rancangan
b. Prinsip-prinsip Pengembangan Rancangan Kawasan
4 Program Investasi (Jangka Menengah 5 Tahunan)
5 Ketentuan Pengendalian Rencana
6 Pedoman Pengendalian Pelaksanaan
7 Peraturan Bupati tentang RTBL
8 DED Kawasan Prioritas
9 Gambar Perspektif 3D

Bab. II - 55
Mei Juni Juli Agustus September Okt Keterang
No Uraian Kegiatan
25 1 8 15 22 29 6 13 20 27 3 10 17 24 31 7 14 21 28 5 an
1 2 3 4 5 6 7 9
F TAHAP EXPOSE
1 EXPOSE PENDAHULUAN
2 EXPOSE DRAFT AKHIR
3 EXPOSE AKHIR
G TAHAP PELAPORAN
1 LAPORAN PENDAHULUAN
2 LAPORAN ANTARA
3 LAPORAN DRAFT FINAL
4 LAPORAN AKHIR
a. Buku Laporan Akhir
b. Gambar Perspektif 3D
c. Peraturan Bupati ttg RTBL
d. Executive Summary
e. CD Pekerjaan
KONTRIBUSI TENAGA AHLI
1 TEAM LEADER
2 AHLI ARSITEKTUR
3 AHLI TEKNIK SIPIL
4 AHLI TEKNIK LINGKUNGAN
5 AHLI ARSITEKTUR LANSEKAP
KONTRIBUSI ASISTEN TENAGA AHLI
1 ASISTEN AHLI ARSITEKTUR
2 ASISTEN AHLI HUKUM DAN PERUNDANGAN
KONTRIBUSI TENAGA PENDUKUNG
1 SURVEYOR
2 CAD OPERATOR
3 OPERATOR KOMPUTER
4 ADMINISTRASI

Bab. II - 56
Bab. II - 57
Bab .2 METODOLOGI DAN POLA KERJA ...................................................................... 1
2.1. METODOLOGI ...........................................................Error! Bookmark not defined.
2.2.1 Metode Identifikasi Isu Strategis ....................................................................... 3
2.2.2 Metode Identifikasi Profil Kawasan .................................................................. 3
2.2.3 Metode Analisis Kawasan .................................................................................... 4
2.2.4 Metode Perumusan Skenario Dan Konsep Umum ..................................... 6
2.2.5 Metode Perumusan Rencana ............................................................................. 6
2.2. POLA KERJA ..................................................................................................................... 6
2.2.1 Persiapan ................................................................................................................ 10
2.2.2 Pengumpulan Data ............................................................................................. 14
2.2.3 Studi Literatur ....................................................................................................... 16
2.2.4 Analisis Dan Pemecahan Masalah .................................................................. 16
2.2.5 Perumusan Skenario Kawasan ......................................................................... 19
2.2.6 Perumusan Konsep Umum .............................................................................. 20
2.2.7 Perumusan Rencana .......................................................................................... 20
2.2.8 Pembahasan Internal ......................................................................................... 22
2.2.9 Workshop Konsensus / Lokakarya ................................................................ 22
2.2.10 Hasil Kerja Dan Laporan-Laporan.................................................................. 22
2.2.11 Jadual Pekerjaan ................................................................................................. 24

Bab. II - 58

Anda mungkin juga menyukai