Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada bab ini kita akan fokus membahas pada teori perencanaan;
sistem perencanaan; siklus perencanaan publik yang terdiri dari evaluasi
hasil pelaksanaan tahun lalu dan penetapan prosedur perencanaan,
organisasi pendukung perencanaan, penetapan asumsi perencanaan, kriteria
hasil evaluasi perencanaan (SPM) penyusunan indikator program,
penyusunan kertas kerja perencanaan strategi dan program, partisipasi masyarakat
dalam perencanaan (musrenbang), penentuan usulan perencanaan strategik,
penentuan draft skala prioritas dan plafon anggaran, penentuan usulan rencana
program kerja, penyelesaian draft dokumen perencanaan, pembahsan draft
dokumen perencanaan, serta penetapan dokumen perencanaan; teknik
perencanaan; dan contoh-contoh praktek perencanaan publik
(pemerintah pusat, pemerintah daerah, LSM, yayasan, dan partai politik).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan teori perencanaan publik ?
2. Bagaimanakah sistem perencanaan publik ?
3. Seperti apakah siklus perencanaan publik ?
4. Bagaimana teknik perencanaan publik ?
5. Apa saja contoh praktek perencanaan publik ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan teori perencanaan publik.
2. Untuk mengetahui bagaimana sistem perencanaan publik.
3. Untuk mengetahui seperti apakah siklus perencanaan publik.
4. Untuk mengetahui bagaimana teknik perencanaan publik.
5. Untuk mengetahui apa saja contoh dari praktek perencanaan publik.

Bab 6 – Perencanaan Publik 1


BAB II

ISI

2.1 Teori Perencanaan Publik

Perencanaan secara konvensional didefinisikan sebagai kegiatan


yang dilakukan untuk masa mendatang yang lebih baik dengan
memperhatikan keadaan sekarang maupun sebelumnya. Perencanaan
(planning) adalah proses yang dimulai dari penetapan tujuan organisasi
yaitu menentukan strategi untuk pencapaian tujuan tersebut secara
menyeluruh serta merumuskan sistem perencanaan yang menyeluruh untuk
mengintegrasikan dan mengkoordinasikan seluruh pekerjaan organisasi,
hingga tercapainya tujuan organisasi (Robbins dan Coulter, 2002).

Perencanaan dapat dilihat dari tiga hal, yaitu:

a. Dari sisi proses, fungsi perencanaan adalah proses dasar yang digunakan
untuk memilih tujuan dan menentukan bagaimana tujuan tersebut akan
dicapai.
b. Dari sisi fungsi manajemen, perencanaan adalah fungsi dimana pimpinan
menggunakan pengaruh dan wewenangnya untuk menentukan atau
mengubah tujuan serta kegiatan organisasi.
c. Dari sisi pengambilan keputusan, perencanaan merupakan pengambilan
keputusan jangka panjang atau yang akan datang mengenai apa yang akan
dilakukan, bagaimana melakukannya, kapan, dan siapa yang akan
melakukan.

Perencanaan dibedakan menjadi dua, yaitu perencanaan sektoral dan


perencanaan nasional/regional.bedasarkandimensi pendekatan dan
koordinasi, perencanaan pembangunan terdiri dari:
a. Perencanaan pembangunan makro adalah perencanaan pembangunan
nasional dalam skala makro atau menyeluruh.

Bab 6 – Perencanaan Publik 2


b. Perencanaan sektoral adalah perencanaan yang dilakukan dengan
pendekatan sektor, yaitu kumpulan dari kegiatan atau program yang
mempunyai persamaan karakteristik serta tujuan.
c. Perencanaan dengan dimensi pendekatan regional menitikberatkan
padaaspek lokasi dimana kegiatan dilakukan.
d. Perencanaan mikro adalah perencanaan skala terinci dalam perencanaan
tahunan, yaitu penjabaran rencana makro, sektoral, maupun regional
kedalam susunan proyek dan kegiatan dengan berbagai
dokumen perencanaan serta penganggarannya.

Fungsi perencanaan adalah kegiatan menetapkan tujuan organisasi


dan diikuti dengan pembuatan berbagai rencana untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan tersebut.

Peran pemerintah daerah yang semakin besar dalam perencanaan


dan pelaksanaan pembangunan di daerah juga akan menimbulkan beberapa
konsekuensi yang harus diterima, yaitu:

a. Dibutuhkan data dasar yang lebih lengkap lagi dalam pelaksanaan


pembangunan di daerah agar setiap tahapan pembangunan dapat
dilandasi oleh data yang lebih actual.
b. Dibutuhkan sumber daya manusia yang lebih baik lagi dalam proses
perencanaan, palaksanaan, dan evaluasi pembangunan.
c. Dibutuhkan partisipasi masyarakat dan swasta yang semakin besar
dalam proses pembangunan.
d. Dibutuhkan kreativitas untuk mencari sumber pendapatan daerah yang
baru. Hal itu untuk mengimbangi pertumbuhan pembangunan daerah
yang semakn pesat.

2.2 Sistem Perencanaan Publik

Ada dua jenis rencana, yaitu:


Bab 6 – Perencanaan Publik 3
a. Rencana strategik atau perencanaan jangka panjang (long range
planning), yaitu proses pengambilan keputusan yang menyangkut tujuan
jangka panjang organisasi, kebijakan yang harus diperhatikan, serta
strategi yang harus dijalankan untuk mencapai tujuan.
b. Rencana operasional, yang terdiri dari:
(1) Rencana sekali pakai (single use plan), yakni rencana yang
disusun untuk mencapai tujuan tertentu dan segera dibubarkan
setelah tujuan tercapai.
(2) Rencana permanen (standing plans), yakni pendekatan yang
sudah distandarisasi untuk menghadapi situasi berulang dan
dapat diramalkan sebelumnya.

Sistem perencanaan mencakup lima pendekatan dalam seluruh


rangkaian perencanaan, yaitu :

a. Politik
b. Teknokratik
c. Partisipatif
d. Atas-bawah (top-down)
e. Bawah-atas (bottom-up)

Perencanaan pembangunan terdiri dari empat tahapan, yakni:

a. Penyusunan rencana
b. Penetapan rencana
c. Pengendalian pelaksanaan rencana
d. Evaluasi pelaksansaan rencana

Keempat tahapan tersebut diselenggarakan secara berkelanjutan


untuk membentuk satu siklus perencanaan yang utuh. Tahap penyusunan
rencana dilaksanakan untuk menghasilkan rancangan rencana yang lengkap
yang siap untuk ditetapkan yang terdiri dari empat langkah:
 Langkah pertama adalah penyiapan rancangan rencana pembangunan
yang bersifat teknokratik, menyeluruh dan, terukur.
Bab 6 – Perencanaan Publik 4
 Langkah kedua adalah masing-masing unit organisasi menyiapkan
rancangan rencana kerja dengan berpedoman pada rancangan rencana
pembangunan yang telah disiapkan.
 Langkah ketiga adalah melibatkan masyarakat (stakeholders), dan
menyelaraskan rencana pembangunan yang dihasilkan oleh masing-
masing jenjang organisasi melalui musyawarah perencanaan
pembangunan.
 Langkah keempat adalah penyusunan rancangan akhir rencana
pembangunan menjadi produk hukum, sehingga semua pihak terikat
untuk melaksanakannya.

Evaluasi pelaksanaan rencana adalah bagian dari kegiatan


perencanaan pembangunan yang secara sistematis mengumpulkan dan
menganalisis data serta informasi untuk menilai pencapaian sasaran, tujuan,
dan kinerja pembangunan. Evaluasi ini dilaksanakan berdasarkan indikator
dan sasaran kinerja yang tercantum dalam dokumen rencana pembangunan
indicator dan sasaran kinerja mencakup masukan (input), keluaran (output),
hasil (result), manfaat (benefit), dan dampak (impact).

2.3 Siklus Perencanaan Publik

Unsur pengambilan keputusan yang sangat penting dalam


perencanaan adalah proses mengembangkan dan memilih langkah-langkah
yang akan diambil untukmenghadapi masalah yang dialami organisasi
sektor publik. Dalam mencapai perencanaan yang efektif, ada banyak hal
yang sering kali menjadi halangan seperti:

a. Kegagalan manajemen dalam memahami sistem yang diterapkan di


sekitar area organisasi.
b. Kurangnya dukungan manajemen terhadap sistem perencanaan.
Pimpinan kurang mendukung dan berperan serta dalam segala kegiatan
c. Kegagalan memahami peran penting perencanaan dalam proses
manajemen.

Bab 6 – Perencanaan Publik 5


Hal ini mendorong organisasi untuk tidak membiarkan situasi tersebut
berlangsung dan menjadikan pengalaman ketika melakukan review
perencanaan untuk dapat memahami kesulitannya. Perencanaan juga dapat
menjadi alat pengendalia yang akan membantu mengarahkan langkah
organisasi dalam menuju patokan yang harus dicapai. Selain itu,
perencanaan juga membantu menetapkan standar kinerja yang menyediakan
arah dan tujuan dalam melaksanakan aktivitas organisasi. Perencanaan
strategic merupakan langkah awal dalam pengelolaan perencanaan dan
pengendalian aktivitas organisasi.

Siklus perencanaan mengikutsertakan semua aspek perencanaan ke


dalam satu proses yang terpadu. Siklus perencanaan ini akan mengawal
perjalanan rencana tersebut dengan matang, terfokus dengan baik, ulet,
hemat biaya, dan praktis. Selain itu, pelajaran dari kesalahan yang pernah
dibuat serta memberikan umpan balik dalam perencanaan dan pengambilan
keputusan juga tercakup dalam proses perencanaan publik.

Tahapan pelaksanaan perencanaan public seperti yang terangkai dalam


siklus perencanaan di atas, terbagi ke dalam tahap prapelaksanaan dan tahap
pelaksanaan perencanaan publik.

Tahapan prapelaksanaan perencanaan publik terdiri dari:


a. Evaluasi hasil pelaksanaan tahun lalu dan penetapan prosedur
perencanaan
b. Organisasi pendukung perencanaan
c. Penetapan asumsi perencanaan
d. Kriteria evaluasi hasil perencanaan
e. Penyusunan indikator program

Tahapan pelaksanaan perencanaan publik terdiri dari:


a. Pembuatan kertas kerja perencanaan strategi dan program
b. Partisipasi masyarakat dalam perencanaan (musrenbang)
c. Penentuan usulan perencanaan strategik

Bab 6 – Perencanaan Publik 6


d. Penentuan draftskala prioritas dan plafon anggaran
e. Penentuan usulan rencana program kerja
f. Penyelesaian draft dokumen perencanaan
g. Pembahasan draft dokumen perencanaan
h. Penetapan dokumen perencanaan

2.4 Teknik Perencanaan Publik

Dalam sebuah organisasi, rencana disusun dalam hierarki yang


sejajar dangan struktur organisasi. Artinya, struktur paling atas dalam suatu
organisasi harus melaksanakan perencanaan yang memiliki ruang lingkup
lebih luas dibanding struktur yang lebih rendah.

Dalam hal ini, struktur atas (top manager) akan melaksanakan


perencanaan yang terwujud dalam bentuk penetapan tujuan, misi, sasaran,
dan strategi organisasi. Sedangkan struktur menengah (middle manager)
dan struktur bawah (lower manager) akan melaksanakan perencanaan yang
terwujud dalam bentuk pelaksanaan program, proyek, dan prosedur. Di
samping itu, pada setiap struktur hierarki atau tingkatan organisasi rencana
mempunyai dua fungsi, yakni menentukan sasaran yang harus dicapai pada
tingkat yang lebih rendah dan sebagai alat mencapai sasaran pada tingkat
yang lebih tinggi berikutnya.

Dalam buku The Practice of Local Government Planning (So, Frank


S., and Judith Getzels, 1998) disebutkan mengenai lima langkah utama
dalam proses perencanaan, terutama tingkat perencanaan dan manajemen
secara umum, yakni:

a. Tujuan dasar (basic goals): menetapkan tujuan dasar pemerintah daerah.


b. Studi dan analisis (study dan analysis): studi tentang penggunaan laha,
demografi, transportasi, karakteristik ekonomi, dan kecenderungan yang
ada pada pemerintah daerah bersangkutan. Analisis lingkungan dan
keterbatasan ekonomi.

Bab 6 – Perencanaan Publik 7


c. Rencana atau persiapan kebijakan (plan or policy preparation):
membangun sebuah rencana atau pernyataan kebijakan yang
menyebutkan bagaimana, dimana, dan kapan suatu organisasi akan
dibangun.
d. Implementasi dan pengaruh (implementation and effectuation):
menggunakan alat, seperti peraturan tentang zoning (zona) dan
peraturan subdivisi/pembangunan lahan, teknik manajemen
pertumbuhan, dan program peningkatan modal untuk melaksanakan
rencana dalam bentuk pernyataan kebijakan.
e. Pemantauan dan umpan balik (monitoring and feedback): memantau
pencapaian rencana. Menyesuaikan alat pelaksanaan jika diperlukan.

Dalam buku yang sama, disebutkan juga bahwa perencanaan publik


terdiri atas tiga tahapan:

(1) Memeriksa inventaris dan kecenderungan dalam konsumen atau


masyarakat.
(2) Memperkirakan “permintaan”.
(3) Merencanakan fasilitas dan pelayanan berdasarkan kapasitas yang
dimiliki untuk mengakomodir permintaan di masa depan.

Secara lebih detail, ada Sembilan langkah dalam proses perencanaan


publik, yaitu:

(1) Menggunakan inventaris dan mengidentifikasi kecenderungan dalam


konsumen/masyarakat, seperti penggunaan lahan, demografi, ekonomi,
dan karakteristik transportasi.
(2) Memperkirakan kecenderungan atas dasar “bagaimana jika”.
(3) Mengidentifikasi tujuan dan sasaran dengan partisipasi publik yang
ekstensif.
(4) Memformulasikan pengujian dan membandingkan kebijakan dengan
rencana relatif.

Bab 6 – Perencanaan Publik 8


(5) Membandingkan dan mengevaluasi kebijakan dan rencana relatif.
Meneliti tingkat kesesuaian antara tujuan dan sasaran dengan
lingkungan secara fiscal, politik, dan legal.
(6) Menyeleksi kebijakan atau rencana yang paling dapat diterima.
Mereview perkiraan dan asumsi terkait untuk menetapkan (a)
bagaimana kesamaaan perencanaan dengan data yang diperoleh pada
tahap pertama, dan (b) seberapa besar kompromi yang diperlukan untuk
menyeleksi rencana yang paling dapat diterima.
(7) Mempersiapkan unsur-unsur rencana secara detail.
(8) Melaksanakan rencana melalui sarana (mean) publik maupun swasta.
(9) Mengevaluasi rencana secara terus-menerus dan proses yang dilakukan.
Menyesuaikan pengukuran pelaksanaan dan perencanaan kembali
apabila diperlukan.

Namun secara garis besar, ada empat langkah dasar perencanaan yang
dapat dipakai untuk semua kegiatan perencanaan pada semua jenjang
organisasi. Langkah-langkah tersebut adalah:

(1) Menetapkan sasaran


Kegiatan perencanaan dimulai dengan memutuskan apa yang ingin
dicapai organisasi tanpa sasaran yang jelas, ekplorasi sumber daya yang
dimiliki organisasi akan menyebar luas. Dengan menetapkan prioritas
dan merinci sasaran yang jelas, organisasi dapat
mengarahkanpemanfaatan sumber daya yang lebih efektif.
(2) Merumuskan posisi organisasi pada saat ini
Jika sasaran telah ditetapkan, pemimpin harus mengetahuidimana saat
ini organisasi berada dan untukmencapai sasaran yang ditetapkan
tersebut, sumber daya apa yang dimiliki saat ini. Rencana baru dapat
disusun jukasudah mengetahui dimana posisinya saat ini.
(3) Mengidentifikasi faktor pendukung dan penghambat menuju sasaran
Faktor internal dan eksternal harus diperkirakan mana yang dapat
membantu dan menghambat organisasi dalam mencapai sasaran yang

Bab 6 – Perencanaan Publik 9


telat ditetapkan . bahwa jauh lebih mudah mengetahui apa yang akan
terjadi pada saat ini dibandingkan dengan meramalkan persoalan yang
akan terjadi dimasa depan
(4) Menyusun langkah-langkah untukmencapai sasaran
Langkah terakhir dalam perencanaan adalah mengembangkan berbagai
kemungkinan atau langkah alternatif yang akan diambil untuk mencapai
sasaran yang telah ditetapkan, mengevaluasi alternative, memilih mana
yang dianggap paling baik.

Sebagai contoh dalam peraktekperencanaan pemerintah daerah, ada


5 ragam tingkatan :

(1) Perencanaan komprehensif (comprehensive plans)


Perencanaan yang dalam lingkup geografis biasanya berupa wilayah
prganisasi, secara keseluruhan, skala waktunya biasanya jangka
panjang, dan unsurnya tertuju pada demografi, pembangunan ekonimi,
keterbatasan lingkungan,dan peluang reaksi.
(2) Perencanaan system (system plans)
Perencanaan ini mengatur kebijakan dan program untuk jaringankerja
khusus dari fasilitas masyarakat. Seperti pembuangan limbah.
(3) Perencanaan di tingkat daerah (district plans) – area perencanaan
Perencanaan ini biasanya sesuai dengan subyek dalam perencanaa
komprehensif. Dalam bentuk yang lebih detail dan lingkup geografis
yang terbatas, perencanaan berfokus pada salah satu dari bagian daerah
yang bersangkutan.
(4) Perencanaan subsistem (subsystem plans)
Perencanaan yang secara teknis lebih detaliuntuk subsistem dari fasilitas
komunitas secara luas.
(5) Perencanaan tempat (site plans)
Perencanaan untuk menentukan tempat khusus dari fasilitas komunitas
secara luas

Bab 6 – Perencanaan Publik 10


Berbagai teknik yang terdapat dalam proses perencanaan organisasi
sektor publik adalah :

Survei

(1) Cross sectional survey digunakan untuk mengevaluasi nilai selama


suatu waktu. Sedangkan longitudinal survey digunakan untuk
mengevaluasi situasi waktu selanjutnya.
(2) Ukuran sempel survei tergantung pada populasoyang tengah
disurvei, yang sangat krusial bagi akurasi survey.
(3) Dasar sampel acak, yang akan krusial bagi tingkat akurasi survei.
(4) Ada 3 jenis survei yang biasanya digunakan:
a) Survei melalui pos (mailed surveys): survei ini murah,
tidak memerlukanpelatiah atau perekrutan pewawancara,
mengizinkan subjek waktu untuk menjawab sesuka
hatinya, dan menyediakan subjek waktu untuk menjawab
secara rinci setiap pertanyaan yang mungkinmemerlukan
ketelitian. Akan tetapi respon lambat, pengajuan
pernyataan harus jelas, tidak akan baik jika responden tua
atau berpendidikan rendah.
b) Survei melalui telepon (telephone surveys): dapat
dilakukan dengan cepat, lebih murah, dan menghindari
bias yang disebabkan oleh penerima responden.
c) Survei perorangan (in-person surveys): survei ini berjalan
dengan baik dengan kuesioner respon responden secara
visual. Survei ini mahal dan pewawancara menimbulkan
bias.

Visioning

Adalah teknik pertisipasi public yang digunakan untuk membangun


cita-cita dan tujuan organisasi yang sering didasari pada tema literatu
Bab 6 – Perencanaan Publik 11
visioning. Tema ini kemudian disusun kedalam “ pernyataan visi “
yang lebih berfokus pada image masyarakat dimasa yang akan dating.
Visioning digunakan pada awal proses perencanaan.

Focus group

Adalah teknik perencanaan partisipasi public yang diilhami oleh


kegunaanya dalam industry periklanan. Focus group tidak mahaldan
lebih cepat untuk survey masyarakat dengan skala besar.

Karakteristik focus group discussion ( FGD ) dalam perencanaan


disajikan dalam berikut :

(1) Karakter FGD adalah proses kerja sama jangka pendek dan
intensif yang biasanya digunakan ketika merancang proyek,
perencanaan masyarakat, dan membangun consensus.
(2) Karakter FGD melibatkan sekelompok kecil dari kalangan
profesional maupun masyarakat yang bekerja pada sektor informal
untuk menghasilkan produk.

2.5 Contoh Praktek Perencanaan Publik


a. Pemerintah Pusat

Untuk menyusun Rencana Kerja Pemerintah Pusat berfungsi sebagai


dokumen perencanaan tahunan nasional, pemerintah perlu
menyelenggarakan Musrenbang Pusat, Musrenbang Provinsi, dan
Musrenbang Nasional.

Tahapan dalam sistem perencanaan nasional:

(1) Tahap persiapan perencanaan.


(2) Tahap perencanaan dan anggaran.
(3) Tahap pelaksanaan kegiatan pembangunan dan belanja Negara.
(4) Tahap pelaporan dan pertanggungjawaban.

Bab 6 – Perencanaan Publik 12


Musrenbang Pusat dilakukan pada bulan Maret yang menghasilkan
beberapa hal pokok yang antara lain :

(1) Rancangan awal Rencana Kerja Pemerintah (RKP)


(2) Rancangan Rencana Kerja Kementrian/ Lembaga (Renja-KL)
(3) Pesertanya adalah seluruh Kementrian/ Lembaga Pemerintah Non-
Departemen dan seluruh Gubernur sebagai peninjau.

b. Pemerintah Daerah
Berikut adalah dokumen perencanaan daerah yang dihasilkan
berdasarkan dimensi waktu :
(1) Rencana pembangunan jangka panjang daerah, yang berjangka
waktu 20 tahun yang ditetapkan dengan Perda.
(2) Rencana pembangunan jangka menengah daerah, yang berjangka
waktu 5 tahun yang ditetapkan denagn Perda.
(3) Rencana kerja pembangunan daerah yang merupakan penjabaran
dari RPJM daerah untuk jangka waktu 1 tahun dengan mengacu
pada rencana kerja Pemerintah Pusat.
Tahap perencanaan daerah ada dua, yaitu:
(1) Penjaringan aspirasi masyarakat.
(2) Penentuan arah dan kebijakan melalui forum Satuan LKerja
Perangkat Daerah.

c. LSM
Ada dua jenis dokumen perencanaan organisasi LSM, yakni
perencanaan program dan perencanaan keuangan.
(1) Dokumen perencanaan program
Dokumen perencanaan program LSM dibuat bedasarkan rancangan
program yang ditentukan organisasi. Secara garis besar berisi
keputusan organisasi tentang apa yang harus dilakukan.
(2) Dokumen perencanaan keuangan

Bab 6 – Perencanaan Publik 13


Dokumen perencanaan keuangan dibuat bedasarkan anggaran yang
dirancang organisasi. Proses anggaran harus diawali dengan
penetapan tujuan, target, dan kebijakan.

d. Yayasan
Yayasan sebagai organisasi nonprofit mengarahkan proses
perencanaan dan sumber daya yang tersedia untuk memaksimalkan
manfaat perencanaan. Bagi yayasan yang belum mempunyai
pengalaman melakukan perencanaan, konsultan eksternal dapat
memberikan jasa sebagai berikut :
(1) Memfasilitasi pertemuan dan proses perencanaan.
(2) Pelatihan menyangkut proses dan informasi perencanaan.
(3) Sebagai pihak luar, konsultan dapat mempertanyakan tradisi, asumsi
dan rutinitas para pengelola serta dewan pembinaan.
(4) Konsultan memfasilitasi proses perencanaan strategik dengan
informasi yang signifikan, sarana dan proses secara baik.

e. Partai Politik
Dalam perencanaan pengelola parpol harus membuat rencana yang
akan memberikan tujuan dan arah organisasi dalam perencanaan,
pengelolaan parpol memutuskan “apa yang harus dilakukan, kapan
melakukannya, bagaimana melakukannya dan siapa yang
melakukannya.” Jadi perencanaan adalah pemilihan sekumpulan
kegiatan dan pemutusan selanjutnya tentang apa yang harus dilakukan,
kapan, bagaimana dan oleh siapa.

Bab 6 – Perencanaan Publik 14


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa anggaran
merupakan instrumen penting dalam melaksanakan rencana-rencana suatu
organisasi untuk melayani masyarakat dan juga anggaran menjadi suatu
tolak ukur dalam melihat kondisi keuangan baik biaya (pengeluaran)
ataupun pendapatan (penerimaan).

3.2 Saran
Adapun saran dari pembahasan ini adalah semoga penyusunan dari
anggaran menjadi lebih baik lagi sehingga anggaran yang dialokasikan ke
sektor-sektor tertentu dapat teralokasi dengan baik.

Bab 6 – Perencanaan Publik 15


DAFTAR PUSTAKA

Indra Bastian, 2010, Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar, Penerbit Erlangga,
Jakarta.

Bab 6 – Perencanaan Publik 16

Anda mungkin juga menyukai