PERENCANAAN
FEBBY ASTERIANI ST, MT
TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH & KOTA
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
DEFENISI PERENCANAAN
Menurut T Hani Handoko (1991), perencanaan adalah :
“Pemilihan se-kumpulan kegiatan dan pemutusan selanjutnya apa yang
harus dilakukan, kapan, bagaimana, dan oleh siapa".
Perencanaan yang baik dapat dicapai dengan mempertimbangkan kondisi
di waktu yang akan datang di mana perencanaan dan kegiatan yang
diputuskan akan dilaksanakan serta periode sekarang pada saat
direncanakan.
DEFENISI PERENCANAAN
Menurut Stoner (1992) perencanaan merupakan “proses yang mendasar yang dapat dipadatkan menjadi
4 (empat) langkah pokok yang dapat di sesuaikan dengan semua aktivitas perencanaan pada seluruh
tingkat organisasi, yaitu :
Dalam hal ini, sudah mulai dilakukan proses bottom up planning secara
lebih intensif dibandingkan masa sebelumnya.
Tataran pelaksanaan pembangunan juga sudah lebih melihat
kepentingan daerah dan lebih banyak melibatkan masyarakat dan dunia
usaha. Orientasi demikian diharapkan dapat mengurangi ketergantungan
pemerintah daerah pada pemerintah pusat. Selain itu, juga akan
menumbuhkan kemandirian dalam pendanaan dan pelaksanaan
pembangunan.
Akan tetapi, peran pemerintah daerah yang semakin besar dalam
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan di daerah juga akan
menimbulkan beberapa konsekuensi yang harus diterima, antara lain :
1.Penyusunan Rencana
2.Penetapan rencana
3.Pengendalian Pelaksanaan Rencana
4.Evaluasi Kinerja
1.Penyusunan Rencana
Penyiapan rancangan rencana pembangunan oleh lembaga perencana dan
bersifat rasional, ilmiah, menyeluruh, dan terukur.
Penyiapan rancangan rencana kerja oleh kementerian/lembaga/satuan
kerja perangkat daerah sesuai dengan kewenangan dengan mengacu pada
rancangan pada butir (a).
Musyawarah perencanaan pembangunan.
Penyusunan rancangan akhir rencana pembangunan.
2. Penetapan Rencana
RPJM
Nas dengan Peraturan Presiden
RPJMD dengan Kepala Daerah
Selain itu, secara sektoral terdapat pula Rencana Strategis atau Renstra di
masing-masing kementerian/departemen atau lembaga pemerintahan
nondepartemen serta renstra pemerintahan daerah yang merupakan
gambaran RPJM berdasarkan sektor atau bidang pembangunan yang
ditangani.
RPJM Nasional merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Presiden
yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Nasional, yang memuat strategi
pembangunan Nasional, kebijakan umum, program Kementerian/Lembaga
dan lintas Kementerian/Lembaga, kewilayahan dan lintas kewilayahan, serta
kerangka ekonomi makro yang mencakup gambaran perekonomian secara
menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal dalam rencana kerja yang berupa
kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.
Sedangkan RPJM Daerah merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program
Kepala Daerah yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Daerah dan
memperhatikan RPJM Nasional, memuat arah kebijakan keuangan Daerah,
strategi pembangunan Daerah, kebijakan umum, dan program Satuan Kerja
Perangkat Daerah, lintas Satuan Kerja Perangkat Daerah, dan program
kewilayahan disertai dengan rencana-rencana kerja dalam kerangka regulasi
dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.
Selanjutnya Renstra Kementerian dan Lembaga
memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan,
program, dan kegiatan pembangunan sesuai
dengan tugas dan fungsi Kementerian/Lembaga
yang disusun dengan berpedoman pada RPJM
Nasional dan bersifat indikatif.
Sedangkan Renstra Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD) memuat visi, misi, tujuan,
strategi, kebijakan, program, dan kegiatan
pembangunan yang disusun sesuai dengan tugas
dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah serta
berpedoman kepada RPJM Daerah dan bersifat
indikatif.
Rencana Pembangunan Tahunan
Sedangkan RKPD merupakan penjabaran dari RPJM Daerah dan mengacu pada
RKP, memuat rancangan kerangka ekonomi Daerah, prioritas pembangunan
Daerah, rencana kerja, dan pendanaannya, baik yang dilaksanakan langsung
oleh pemerintah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi
masyarakat.
Masi perlukah peran Pemerintah dalam perencanaan pembangunan???
Sebagai contoh, bila dalam pemilu ada calon peserta yang menawarkan
program pembangunan jembatan, maka pemilih yang tinggal di desa
sekitar jembatan merasa ada insentif untuk memilihnya. Kalau menang,
maka pembangunan jembatan yang dijanjikan akan menjadi program
Presiden/Wakil Presiden/Kepala Daerah tersebut selama berkuasa.
Sehingga bila program para calon sesuai dengan kebutuhan masyarakat
pemilih, maka akan terjadi kontrak politik. Inilah yang dinamakan proses
politik dalam perencanaan.
2. Proses Perencanaan Teknokratik
1. Dana (Modal)
2. Sumber daya manusia,
3. Teknologi,
4. Organisasi atau kelembagaan.
1. Mobilisasi Dana Pembangunan
1. Mobilisasi pajak, penerimaan lain di luar pajak, tabungan
masyarakat
Dari segi ruang lingkup tujuan dan sasarannya, perencanaan dapat bersifat
nasional, sektoral dan spasial.
Perencanaan dapat berupa perencanaan agregatif atau komprehensif dan
parsial.
Dalam jangkauan dan hierarkinya, ada perencanaan tingkat pusat dan
tingkat daerah.
Dari jangka waktunya, perencanaan dapat bersifat jangka panjang,
menengah, atau jangka pendek.
JENIS & SIFAT PERENCANAAN
Penetapan Rencana
RPJP Nas dgn UU dan RPJP Daerah dgn Perda
RPJM dengan Peraturan Presiden / Kepala Daerah
RKP / RKPD dengan Peraturan Presiden / Kepala Daerah
1. Forum SKPD Provinsi (forum yang membahas rencana program dan kegiatan sesuai
dengan fungsi-fungsi dan sub fungsi pemerintahan serta kegiatan lintas sektor)
adalah wadah bersama antar pelaku pembangunan tingkat provinsi untuk
menentukan prioritas kegiatan pembangunan hasil Musrenbang Kabupaten/Kota
dengan SKPD Provinsi atau gabungan SKPD Provinsi. Forum ini dilaksanakan untuk
menyusun dan menjabarkan Renja SKPD ke dalam berbagai kegiatan yang terfokus.
Tata cara penyelenggaraan forum ini difasilitasi oleh SKPD yang bersangkutan.
2. Nara Sumber adalah pihak pemberi informasi yang perlu diketahui peserta Forum
SKPD Provinsi atau Forum Gabungan SKPD Provinsi untuk proses pengambilan
keputusan hasil forum Musrenbang.
3. Peserta adalah pihak yang berhak untuk ikut menentukan proses pengambilan
keputusan dalam Forum SKPD Provinsi dan atau Forum Gabungan SKPD Provinsi
melalui pembahasan yang disepakati bersama.
4. Kerangka regulasi adalah rencana kegiatan melalui pengaturan yang mendorong
partisipasi masyarakat maupun lembaga terkait lainnya untuk mencapai tujuan
pembangunan Provinsi.
5. Kerangka Anggaran adalah rencana kegiatan pengadaan barang maupun jasa yang
perlu dibiayai oleh APBD untuk mencapai tujuan pembangunan Provinsi.
LEMBAGA PENYEDIA DATA PEMBANGUNAN
Berbicara mengenai lembaga penyedia data tidak terlepas dari sistem
perstatistikan nasional Indonesia. Di Indonesia, lembaga pemerintah yang
bertugas di bidang kegiatan statistik adalah Badan Pusat Statistik (BPS). Di
samping berada di pusat, BPS juga mempunyai kantor perwakilan di setiap
provinsi dan kabupaten/kota yang merupakan instansi vertikal yang disebut
BPS Provinsi dan BPS Kabupaten/Kota.
Memilih alternatif
Alokasi sumber daya
Pencapaian Tujuan
Berorientasi ke masa depan
FUNGSI PERENCANAAN
Perencanaan diharapkan menjadi pedoman bagi pelaksanaan kegiatan
yang ditujukan untuk mencapai tujuan tertentu.
Perencanaan membuat proses pencapaian tujuan lebih terarah.
Perencanaan dapat memperkirakan ( forecast ) terhadap hal – hal yang
akan dilalui.
Perencanaan memberi kesempatan untuk memilih berbagai alternatif
tentang cara terbaik untuk memilih kombinasi cara terbaik.
Perencanaan dilakukan berdasarkan skala priorotas (tujuan, sasaran,
maupun tindakan).
Dengan Perencanaan maka akan ada suatu alat ukur untuk melakukan
evaluasi.
PENDEKATAN PERENCANAAN
1.Pendekatan Perencanaan Rasional Menyeluruh
Dilandasi suatu kebijaksanaan umum yang merumuskan
tujuan yang ingin dicapai sebagai suatu kesatuan.
Didasari oleh seperangkat spesifikasi tujuan yang lengkap
menyeluruh dan terpadu.
Peramalan yang tepat serta ditunjang oleh sistem informasi.
Peramalan yang diarahkan pada tujuan jangka panjang.
3. Perencanaan mengikuti paradigma yang ternyata tidak sesuai dengan kondisi dan
perkembangan serta tidak dapat mengatasi masalah mendasar negara
berkembang.
Misalnya, orientasi semata-mata pada pertumbuhan yang menyebabkan makin
melebarnya kesenjangan.
Dengan demikian, yang keliru bukan semata-mata perencanaannya, tetapi falsafah
atau konsep di balik perencanaan itu.
4. Karena perencanaan diartikan sebagai pengaturan total kehidupan manusia
sampai yang paling kecil sekalipun.
Perencanaan di sini tidak memberikan kesempatan berkembangnya prakarsa individu
dan pengembangan kapasitas serta potensi masyarakat secara penuh.
Sistem ini bertentangan dengan hukum penawaran dan permintaan karena pemerintah
mengatur semuanya.
Perencanaan seperti inilah yang disebut sebagai sistem perencanaan terpusat
(centrally planned system).
BIAS-BIAS DALAM PERENCANAAN
PEMBANGUNAN
1. Adanya kecenderungan berpikir bahwa:
dimensi rasional dari pembangunan lebih
penting dari dimensi moralnya,
dimensi material lebih penting daripada
dimensi kelembagaannya, dan
dimensi ekonomi lebih penting dari dimensi
sosialnya.