THORIQ STEMBILUNG
NPP : 28.0346
KELAS : G – 13
SLIDE 1 – 18
C. Brobowski (1964): Perencanaan adalah suatu himpunan dari keputusan akhir, keputusan awal
dan proyeksi ke depan yang konsisten dan mencakup beberapa periode waktu, dan tujuan
utamanya adalah untuk mempengaruhi seluruh perekonomian di suatu negara.
Waterston (1965): Perencanaan adalah usaha sadar, terorganisasi dan terus menerus guna
memilih alternatif yang terbaik dari sejumlah alternatif untuk mencapai tujuan tertentu
Conyers dan Hills (1984): Perencanaan adalah proses yang kontinyu, terdiri dari keputusan atau
pilihan dari berbagai cara untuk menggunakan sumber daya yang ada, dengan sasaran untuk
mencapai tujuan tertentu di masa mendatang.
M.T. Todaro (2000): Perencanaan Ekonomi adalah upaya pemerintah secara sengaja untuk
mengkoordinir pengambilan keputusan ekonomi dalam jangka panjang serta mempengaruhi,
mengatur dan dalam beberapa hal mengontrol tingkat dan laju pertumbuhan berbagai variabel
ekonomi yang utama untuk mencapai tujuan pembangunan yang telah ditentukan sebelumnya
Jhingan : Perencanaan adalah teknik/cara untuk mencapai tujuan, untuk mewujudkan maksud
dan sasaran tertentu yang telah ditentukan sebelumnya dan telah dirumuskan denan baik oleh
Badan Perencana Pusat. Tujuan tersebut mungkin untuk mencapai sasaran sosial, politik atau
lainnya.
1. Perencanaan berhubungan dengan masa yang akan datang, implikasi: perencanaan sangat
berkaitan dengan: proyeksi/prediksi, penjadwalan kegiatan, monitoring dan evaluasi.
2. Merencanakan berarti memilih: memilih berbagai alternatif tujuan agar tercapai kondisi yang
lebih baik, dan memilih cara/kegiatan untuk mencapai tujuan/sasaran dari kegiatan tersebut
3. Perencanaan sebagai alat untuk mengalokasikan SDA, SDM, Modal : Sumber daya terbatas
sehingga perlu dilakukan pengalokasian sumber daya sebaik mungkin, dan Konsekuensi:
pengumpulan dan analisis data dan informasi mengenai ketersediaan sumber daya yang ada
menjadi sangat penting.
Perencanaaan bukan merupakan aktivitas individual, orientasi masa kini, rutinitas, trial and error,
utopis dan terbatas pada pembuatan rencana. Tapi merupakan bersifat public, berorientasi masa
depan, strategis, deliberate, dan terhubung pada tindakan. Perencanaandiperlukan karena alasan:
2. Isu mobilisasi dan alokasi sumber daya. Dengan keterbatasan sumber daya, maka SD (tenaga
kerja, SDA, kapital) sebaiknya tidak digunakan untuk kegiatan yang tidak produktif atau
bersifat coba-coba. Proyek/investasi harus ditentukan secara cermat, dikaitkan dengan tujuan
perencanaan secara keseluruhan.
4. Bantuan luar negeri. Bantuan dari negara donor akan berpeluang lebih besar, jika disertai
dengan rencana kegiatan yang rasional, dan dapat meyakinkan bahwa dana yang diterima akan
digunakan untuk kegiatan yang bermanfaat. Ada beberapa persyaratan yang diajukan oleh
negara donor yang berkaitan dengan isu-isu global
Dari segi ruang lingkup tujuan dan sasarannya, perencanaan dapat bersifat nasional, sektoral
dan spasial.
Dari bentuknya perencanaan dapat berupa perencanaan agregatif atau komprehensif dan
parsial.
Dalam jangkauan dan hierarkinya, ada perencanaan tingkat pusat dan tingkat daerah.
Dari jangka waktunya, perencanaan dapat bersifat jangka panjang, menengah, atau jangka
pendek.
Dilihat dari arus informasi, perencanaan dapat bersifat dari atas ke bawah (top down), dari
bawah ke atas (bottom up), atau kedua-duanya.
Dari segi ketetapan atau keluwesan proyeksi ke depannya, perencanaan dapat indikatif atau
preskriptif.
Berdasarkan sistem politiknya, perencanaan dapat bersifat alokatif, inovatif dan radikal.
Pertama, tuntutan untuk semakin melibatkan partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan
keputusan dan adanya keterbukaan dalam proses pengelolaan pembangunan.
Kedua, perencanaan tahunan dan perencanaan jangka menengah perlu terintegrasi dalam
perencanaan jangka panjang. Pentingnya perspektif jangka panjang juga ditekankan dengan
perlunya menampung kecenderungan global jangka panjang dalam perencanaan jangka
menengah. Pentingnya kecenderungan jangka panjang di dunia, khususnya perkembangan
ekonomi dan teknologi, perlu dikaji implikasinya terhadap pencapaian sasaran pembangunan
jangka menengah.
Ketiga, perlunya memperhatikan kualitas data dan informasi yang akurat dan terkini sebagai
basis pengambilan keputusan dan penyusunan dokumen perencanaan.
Cita-cita Nasional sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 adalah berkehidupan kebangsaan yang bebas, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur;
Tujuan Nasional dengan dibentuknya pemerintahan adalah untuk melindungi segenap bangsa
dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia;
Tugas Pokok Setelah Kemerdekaan adalah menjaga kemerdekaan serta mengisinya dengan
pembangunan yang berkeadilan dan demokratis yang dilaksanakan secara bertahap dan
berkesinambungan;
Agar kegiatan pembangunan berjalan efektif, efisien, dan bersasaran maka diperlukan
perencanaan pembanagunan.
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional adalah (1) satu kesatuan tata cara perencanaan
pembangunan; (2) untuk menghasilkan rencana-rencana pembangunan dalam jangka panjang,
jangka menengah, dan tahunan; (3) yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dan
masyarakat di tingkat pusat dan daerah. Proses Perencanaan:
2. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antar-Daerah, antar-ruang, antar-
waktu, antar-fungsi pemerintah maupun antara Pusat dan Daerah
5. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan, dan
berkelanjutan
Perencanaan Pembangunan Nasional (RENANBANGNAS)
Pembangunan Nasional diselenggarakan berdasarkan demokrasi dengan prinsip-prinsip
kebersamaan, berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, serta kemandirian dengan
menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan Nasional.
Perencanaan Pembangunan Nasional disusun secara sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh,
dan tanggap terhadap perubahan.
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional diselenggarakan berdasarkan Asas Umum
Penyelenggaraan Negara.
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional bertujuan untuk:
a. Mendukung koordinasi antarpelaku pembangunan;
b. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antarDaerah, antarruang,
antarwaktu, antarfungsi pemerintah maupun antara Pusat dan Daerah;
c. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan
pengawasan;
d. Mengoptimalkan partisipasi masyarakat; dan
e. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan, dan
berkelanjutan.
Perencanaan Pembangunan Nasional mencakup penyelenggaraan perencanaan makro semua
fungsi pemerintahan yang meliputi semua bidang kehidupan secara terpadu dalam Wilayah
Negara Republik Indonesia.
Perencanaan Pembangunan Nasional terdiri atas perencanaan pembangunan yang disusun secara
terpadu oleh Kementerian/Lembaga dan perencanaan pembangunan oleh Pemerintah Daerah
sesuai dengan kewenangannya.
Perencanaan Pembangunan Nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menghasilkan:
a. Rencana pembangunan jangka panjang;
b. Rencana pembangunan jangka menengah; dan
c. Rencana pembangunan tahunan.
Dasar Penyusunan
(2) Undang-Undang No. 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
(SPPN);
(4) Undang-Undang No. 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah;
(5) Undang-Undang No. 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
(RPJPN) 2005-2025;
(7) Peraturan Pemerintah No 21 tahun 2004 tentang Rencana Kerja dan Anggaran
Kementerian/Lembaga yang direvisi menjadi Peraturan Pemerintah No 90 tahun 2010 ;
(8) Peraturan Pemerintah No 39 tahun 2006 tentang Tatacara Pengendalian dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan;
(9) Peraturan Pemerintah No 40 tahun 2006 tentang Tatacara Penyusunan Rencana Pembangunan
Nasional;
(10) Peraturan Pemerintah No 38 tahun 2007 tentang pembagian urusan pemerintah antar
pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Kabupaten dan Kota.
(11) Peraturan Pemerintah No 8 tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian
dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
(12) Peraturan Menteri Dalam Negeri No 54 tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah No 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
(13) Peraturan Presiden No 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) 2010-2014;
(15) Surat Edaran Nomor 050/2020/SJ tentang Petunjuk Penyusunan Dokumen RPJP Daerah dan
RPJM Daerah;
(16) Surat Edaran bersama MENEG PPN/KEPALA BAPPENAS dan Menteri Dalam Negeri
Nomor 008/M.PPN/01/2007 dan 050/264A/SJ tentang Petunjuk Teknis Penyelenggaraan
Musrenbang tahun 2007;
NASIONAL DAERAH
1. Penjabaran Tujuan Nasional ke dalam : visi, 1. Mengacu pada RPJP Nasional dan memuat :
misi, arah pembangunan nasional visi, misi, arah pembangunan daerah
2. Menteri BAPPENAS menyiapkan rancangan 2. Kepala Bappeda menyiapkan rancangan RPJP
RPJP Nasional Daerah
3. Menteri BAPPENAS menyelenggarakan 3. Kepala Bappeda menyelenggarakan
Musrenbang Jangka Panjang Nasional Musrenbang Jangka Panjang Daerah
4. RPJP Nasional ditetapkan dengan Undang – 4. RPJP Daerah ditetapkan dengan Peraturan
Undang Daerah
5. Menteri BAPPENAS menyusun rancangan 5. Kepala Bappeda menyusun rancangan akhir
akhir RPJP Nasional RPJP Daerah
NASIONAL DAERAH
1. Penjabaran visi, misi, program presiden 1. Penjabaran visi, misi, program kepala
daerah
2. Berpedoman pada RPJP Nasional 2. Berpedoman pada RPJP Daerah dan
memperhatikan RPJM Nasional
3. Penjabaran tujuan nasional ke dalam : 3. Mengacu pada RPJM Nasional dan
Strategi Bangnas, Kebijakan Umum, memuat:Arah kebijakan Keuangan Daerah,
Kerangka Ekonomi Makro Strategi Bangda, Kebijakan Umum
4. Program K/L dan Lintas K/L, Kewilayahan 4. Program SKPD, Lintas SKPD,
dan Lintas : Kerangka Regulasi dan Kewilayahan dan Lintas : Kerangka
Kerangka Pendanaan Regulasi dan Kerangka Pendanaan
5. Menteri Bappenas menyiapkan rancangan 5. Kepala Bappeda menyiapkan rancangan
awal RPJM Nasional awal RPJM Daerah
6. Pimpinan K/L menyiapkan rancangan 6. Kepala SKPD menyiapkan rancangan
Renstra-K/L Renstra-SKPD
7. Menteri Bappenas menyusun rancangan 7. Kepala Bappeda menyusun rancangan
RPJM Nasional RPJM Daerah
8. Menteri Bappenas menyelenggarakan 8. Kepala Bappeda menyelenggarakan
Musrenbang Jangka Menengah Nasional Musrenbang Jangka Menengah Daerah
9. Menteri Bappenas menyusun rancangan 9. Kepala Bappeda menyusun rancangan
akhir RPJM Nasional akhir RPJM Daerah
10.RPJMN ditetapkan dengan Perpres, Renstra 10. RPJMD ditetapkan dengan Perkada,
K/L dengan peraturan pimpinan K/L Renstra-SKPD dengan peraturan pimpinan
SKPD
Isi Rencana Kerja Pemerintah (RKP) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) :
RKP RKPD
1. Penjabaran RPJM Nasional 1. Penjabaran RPJM Daerah dan
2. Prioritas Pembangunan Nasional Mengacu pada RKP
3. Rancangan Kerangka Ekonomi Makro 2. Prioritas Pembangunan Daerah
4. Arah Kebijakan Fiskal 3. Rancangan Kerangka Ekonomi
5. Program Kementerian, Lintas Kementerian, Makro Daerah
Kewilayahan yang memuat kegiatan dalam : 4. Arah Kebijakan Keuangan Daerah
Kerangka Regulasi dan Kerangka Anggaran 5. Program SKPD, Lintas SKPD,
6. Menteri Bappenas menyiapkan rancangan awal Kewilayahan, dan Lintas yang
RKP memuat kegiatan dalam : Kerangka
7. Pimpinan K/L menyiapkan rancangan Renja-K/L Regulasi dan Kerangka Anggaran
8. Menteri Bappenas menyelenggarakan Musrenbang 6. Kepala Bappeda menyiapkan
penyusunan RKP rancangan awal RKPD
9. Menteri Bappenas menyusun rancangan akhir 7. Kepala SKPD menyiapkan
RKP rancangan Renja-SKPD
10. RKP ditetapkan dengan Perpres 8. Kepala Bappeda menyelenggarakan
11. Menteri Bappenas menyusun rancangan interim Musrenbang penyusunan RKPD
RKP 9. Kepala Bappeda menyusun
rancangan akhir RKPD
10.RKPD ditetapkan dengan Perkada
Isi Rencana Strategis Kementerian/Lembaga (RENSTRA K/L) dan Rencana Strategis Satuan Kerja
Perangkat Daerah (RENSTRA SKPD) yaitu :
Isi Rencana Kerja Kementrian/Lembaga (RENJA K/L) dan Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat
Daerah (RENJA SKPD) yaitu :
2. Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional: merupakan penjabaran dari visi-
misi dan program kerja Presiden berdasarkan RPJP Nasional.
Menyusun RPJM Nasional, meliputi:
1) Penyiapan rancangan awal RPJM Nasional, menggunakan: RPJP yang sedang berjalan, visi-
misi dan program prioritas Presiden, rancangan rencana pembangunan secara teknokratik.
(rencana ekonomu makro, rencana pembangunan sektoral dan kewilayahan). Menteri
menyusun rancangan RPJM Nasional menggunakan Rentra-K/L yang telah dirancang oleh
K/L terkait. Renstra-K/L terlebih dahulu ditelaah oleh Menteri, agar sasaran program
prioritas Presiden terjabarkan dengan baik.
2) Pelaksanaan musrenbang untuk menyenmpurnakan rancangan RPJM Nasional bersama
unsur penyelenggara negara dan masyarakat.
3) Penyusunan rancangan akhir RPJM Nasional, disampaikan kepada Presiden. Penetapan
RPJM dilakukan dengan Peraturan Presiden. RPJM digunakan untuk pedoman penyesuaian
dalam rangka penetapan Renstra-K/L, bahan penyusunan dan perbaikan RPJM Daerah.
3. Rencana Kerja Pemerintahan (RKP): merupakan penjabaran dari RPJM Nasional, memuat
prioritas pembangunan dan rancangan kerangka ekonomi makro.
Menyusun RKP, meliputi:
1) Penyiapan rancangan awal RKP sebagai penjabaran RPJM Nasional, yang memuat:
kebijakan umum, prioritas pembangunan nasional, rancangan kerangka ekonomi makro,
rncana kerjadan pendanaan. Penyiapan rancangan ini harus memperhatikan kinerja
pembangunan nasional sebelumnya. Selanjutnya, diadakan pembahasan dalam sidang
kabinet, dan hasilnya dituangkan dalam Surat Edaran Bersama Menteri dan Menteri
Keuangan sebagai pedoman renjana kerja (Renja).
2) Pada bagian ini, pimpinan Kementerian/Lembaga menyiapkan Renja. Kemudian Menteri
dengan Kementerian/Lembaga terkait menelaah Renja untuk memastikan keserasian
program.
3) Penyusunan rancangan interim RKP untuk bahan koordinasi antara Menteri dengan
pemerintah provinsi dalam musrenbang tahunan.
4) Pelaksanaan musrenbang nasional untuk penyempurnaan RKP dan sinkronisasi rancangan
RKP dengan rancangan RKPD.
5) Penyusunan rancangan akhir RKP berdasarkan hasil musrenbang, kemudian disampaikan
kepada Presiden. Penetapan RKP dilakukan dengan Peraturan Presiden, kemudian dibahas
dengan DPR, dan hasilnya digunakan untuk pedoman penyusunan Rancangan Undang-
Undang (RUU) tentang Anggaran Perbelanjaan Negara (APBN).
4. Terdapat juga Rencana Strategis (Renstra) dan Rencana Kerja (Renja) Kementerian/Lembaga
(K/L). Rencana pembangunan tersebut dilaksanakan oleh kementerian/lembaga.
DOKUMEN
Dokumen RENANBANGNAS
Dokumen RENANBANGDA