BAB I Pendahuluan 1
A. Latar Belakang 1
B. Dasar Hukum 1
C. Pengertian 3
D. Maksud, Tujuan dan Sasaran 4
E. Ruang Lingkup 4
F. Prinsip Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan 4
G. Pengguna Juknis PEP-KT 5
DAFTAR LAMPIRAN
Uraian Hal
FORM KT-109 Rencana Umum Kegiatan Konsolidasi Tanah (RUKKT) 15
(Executive Summary)
FORM KT-301 Tabel Bobot Tahapan Pelaksanaan KT 18
FORM KT-302 Tabel Bobot Tahapan Perencanaan KT (POKT) 18
FORM KT-303 Tabel Progres Pemantauan Pelaksanaan KT 19
FORM KT-304 Tabel Progres Pemantauan Perencanaan KT (POKT) 20
FORM KT-305 Laporan Bulanan Perencanaan Konsolidasi Tanah 21
FORM KT-306 Laporan Bulanan Pelaksanaan Konsolidasi Tanah 22
FORM KT-307 Evaluasi Perencanaan Konsolidasi Tanah (POKT) 23
FORM KT-308 Evaluasi Pelaksanaan Konsolidasi Tanah 23
FORM KT-309 Tabel Rincian Provinsi yang Sesuai/Belum Target Capaian 23
Per Bulan
FORM KT-310 Tabel Evaluasi Teknis Perencanaan KT (POKT) 24
FORM KT-311 Tabel Evaluasi Teknis Pelaksanaan KT 24
FORM KT-312 Laporan Hasil Akhir Perencanaan Konsolidasi Tanah 25
FORM KT-313 Laporan Hasil Akhir Konsolidasi Tanah 26
A. LATAR BELAKANG
Berdasarkan Peraturan Menteri ATR/Kepala BPN No. 8 Tahun 2015 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian ATR/BPN, Pasal 388, Direktorat Konsolidasi
Tanah mempunyai tugas perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma,
standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta
pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang bidang potensi dan perencanaan,
penataan dan kerja sama, pemantauan dan evaluasi.
Kegiatan Konsolidasi Tanah (KT) yang dilaksanakan di daerah diselenggarakan
dalam rangka penataan kawasan pertanian dan non pertanian. Satuan pekerjaan atau
target pelaksanaan konsolidasi tanah diukur dari jumlah bidang yang ditata. Selama ini
pencapaian target bidang konsolidasi tanah secara nasional sulit mencapai angka 70%
atau lebih.
Masih rendahnya capaian target jumlah bidang yang berhasil ditata disebabkan
beberapa hal, antara lain: pengetahuan pemerintah daerah dan masyarakat tentang KT
masih minim, sulitnya mencapai kesepakatan masyarakat, kurangnya dukungan
pemerintah daerah, adanya pengalihan lokasi target KT, revisi POK (Petunjuk
Operasional Kegiatan), keterlambatan penetapan lokasi oleh Bupati/Walikota, serta
pelaksanaan pengawasan (pemantauan, evaluasi dan pelaporan) yang kurang
maksimal.
Kedepan, diharapkan kinerja pelaksanaan KT secara nasional bisa meningkat, baik
secara kuantitas maupun kualitas. Walaupun Petunjuk Teknis Pelaksanaan KT dan
Petunjuk Teknis Perencanaan atau Potensi Obyek KT (POKT) sudah ada, namun
sepertinya perlu adanya penekanan terhadap pentingnya fungsi pemantauan, evaluasi
dan pelaporan sebagai alat pelengkap untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh
karena itu, perbaikan penyelenggaraan perlu dilakukan dan salah satu upaya yang
dimungkinkan sesuai dengan uraian tugas dalam hal perumusan dan pelaksanaan
kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria adalah dengan menyusun
Petunjuk Teknis Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan Konsolidasi Tanah atau
disingkat “Juknis PEP-KT”.
B. DASAR HUKUM
C. PENGERTIAN
1. Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan Konsolidasi Tanah atau disingkat PEP-KT
adalah serangkaian kegiatan yang terdiri dari kegiatan pemantauan, evaluasi dan
pelaporan penyelenggaraan konsolidasi tanah (perencanaan, pelaksanaan dan
pembangunan hasil konsolidasi tanah).
2. Pemantauan adalah kegiatan mengamati, mengidentifikasi serta mengantisipasi
permasalahan yang timbul dan/atau akan timbul untuk dapat diambil suatu
tindakan. Pemantauan yang dilakukan dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan
pembangunan hasil konsolidasi tanah.
3. Evaluasi adalah serangkaian kegiatan penilaian yang dilakukan secara berkala
untuk mengetahui tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan program.
Evaluasi yang dilakukan dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan
pembangunan hasil konsolidasi tanah.
4. Pelaporan adalah proses untuk menyajikan data dan informasi secara tepat dan
akurat sebagai dasar pengambilan keputusan dan kebijakan. Untuk memudahkan
penyajian dan analisa data, pelaporan dilakukan dengan format yang telah
ditentukan dan memadai. Format laporan harus dapat memberikan petunjuk atau
informasi yang jelas dan sistematis sehingga memudahkan para pengambil
keputusan dalam melakukan aktivitasnya. Pelaporan dilakukan secara berkala dan
berjenjang.
5. Konsolidasi Tanah adalah kebijakan penataan kembali penguasaan, pemilikan,
penggunaan dan pemanfaatan tanah dan ruang sesuai rencana tata ruang serta
usaha penyediaan tanah untuk kepentingan umum dalam rangka meningkatkan
kualitas lingkungan dan pemeliharaan sumberdaya alam dengan melibatkan
partisipasi aktif masyarakat.
6. Penyelenggaraan konsolidasi tanah adalah rangkaian proses perencanaan,
pelaksanaan, pembangunan dan pengawasan konsolidasi tanah.
7. Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi yang selanjutnya disebut
Kanwil adalah instansi vertikal Badan Pertanahan Nasional di Provinsi yang berada
di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Menteri.
8. Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota yang selanjutnya disebut Kantah adalah
instansi vertikal Badan Pertanahan Nasional di Kabupaten/Kota yang berada di
bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Menteri melalui Kepala Kantor
Wilayah BPN.
9. Pusat yang selanjutnya disebut Kantor Pusat adalah Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional dalam hal ini Direktorat Konsolidasi Tanah,
Direktorat Jenderal Penataan Agraria.
10. Petunjuk Teknis Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan Konsolidasi Tanah yang
selanjutnya disebut Juknis PEP-KT adalah buku pedoman petunjuk teknis
pemantauan, evaluasi dan pelaporan dalampenyelenggaraan konsolidasi tanah.
E. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup kegiatan Juknis PEP-KT adalah meliputi:
1. Juknis PEP-KT yang dimaksud meliputi pemantauan, evaluasi, pelaporan atau
pengawasan teknis dalam penyelenggaraan KT, fokus pada tahapan
perencanaan, pelaksanaan dan pembangunan hasil KT. Hal ini sejalan dengan
Peraturan Menteri ATR/Kepala BPN Nomor 12 Tahun 2019 tentang KT yang
menyebutkan bahwa penyelenggaraan KT meliputi kegiatan perencanaan,
pelaksanaan, pembangunan dan pengawasan (RENLAKBANGWAS).
2. Penyusunan Juknis PEP-KT memperhatikan sasaran kegiatan Perencanaan
(Penyusunan Potensi Obyek KT/jumlah Satuan Pekerjaan) dan sasaran kegiatan
Pelaksanaan (Sertipikat/jumlah bidang)di daerah, Sistem Kendali Mutu Program
Pertanahan (SKMPP), AplikasiKomputerisasi Kegiatan Pertanahan KT (KKP KT),
Surat Elektronik Penataan Agraria (SELPA) dan mekanisme PEP-KT yang selama
ini sudah berjalan di Direktorat Konsolidasi Tanah.
3. Penyusunan Juknis PEP-KT memuat kegiatan dan langkah-langkah dalam lingkup
pemantauan, evaluasi dan pelaporan.
1 2 3
Entry kegiatan pelaksanaan KT pada dashboard aplikasi SKMPP, KKP KT dan SELPA.
Mengikuti petunjuk teknis yang sudah ada, Admin SKMPP untuk entri progres fisik ada
di Kantah dan Admin SKMPP untuk entri keuangan ada di Kanwil. Admin KKP KT ada
di Kantah. Admin SELPA ada di Kanwil.
Waktu : Dapat dilakukan setiap saat.
Output : Tersedianya data pada dashboard.
Penyusunan Himpunan Laporan Hasil Akhir Pelaksanaan KT. Dalam laporan akhir
Pelaksanaan Konsolidasi Tanah disertai juga dengan Peta Rincikan dan Desain
Konsolidasi Tanah. Laporan Hasil Akhir Pelaksanaan KT dan Peta Rincikan serta Peta
Desain disiapkan oleh Kantor Pertanahan. Sedangkan Kanwil BPN hanya
mengumpulkan laporan tersebut dan dilanjutkan dengan penyampaian Laporan dari Tim
Koordinasi (KT Skala Besar)/Kanwil BPN ke Kantor Pusat.
Waktu : Dilaksanakan pada akhir tahun anggaran kegiatan.
Output : Laporan Pelaksanaan Konsolidasi Tanah (FORM KT-313) dan Peta
Rincikan dan Desain Konsolidasi Tanah yang dibuat oleh Kantor Pertanahan.
***
b) Tabel Sarana.
No. Jenis Sarang Luas (m2) Jumlah (unit) Keterangan
1.
2.
F. KESIMPULAN
1. Kesimpulan
2. Saran Tindak Lanjut
……………, ……......……..20…
_________________________
Catatan:
*) pilih salah satu/coret yang tidak perlu
Kode Lokasi 10 digit, 8 digit pertama mengikuti ketentuan penomoran buku tanah/sertipika hak atas
tanah dengan isian sebagai berikut:
1. dua digit pertama untuk kode Provinsi
2. dua digit kedua untuk kode kabupaten/kota
3. dua digit ketiga untuk kode kecamatan
4. dua digit keempat untuk kode desa/kelurahan
5. dua digit kelima untuk lokasi Konsolidasi Tanah (lokasi ke berapa di kab/kota
tersebut)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26) (27)
Musyawarah Rencana
1 Provinsi Contoh Kabupaten Contoh Kecamatan Contoh, Desa Contoh 200 554 1,035,960 207,192,000 10,359,600 5% 1.1 1.2 2.1 ; 2.2 3.1 ; 3.2 39% Pengukuran terlambat
Penetapan Bidang Tanah Baru
JUMLAH
*baris berwarna merah adalah contoh
JUMLAH
*baris berwarna merah adalah contoh
.....................,............................20.......
_________________________
NIP.
Keterangan:
*) pilih tahapan yang telah dilakukan dengan memberi tanda () pada check box
**) hanya contoh
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tahapan: *)
Pembentukan Tim Penyelenggara
Pengumpulan Data Fisik
Pengumpulan Data Yuridis
Konsolidasi Tanah di Desa Penyusunan Desain dan Rencana Aksi Konsolidasi Tanah
1 Sidorejo, Kecamatan Mulyo, Pelepasan Hak 87 Bidang**) Rp 870.000.0000**) KT Pertanian**)
Kabupaten Sisinga**)
Penegasan Tanah sebagai Obyek Konsolidasi Tanah
Penerapan Desain Konsolidasi Tanah ke lapangan (Stacking Out)
Penerbitan Keputusan Pemberian Hak atas Tanah Objek Konsolidasi Tanah
dan Surat Tanda Bukti Hak atas Tanah
Pelaporan
2 …. dan selanjutnya**)
_________________________
NIP.
Keterangan:
*) pilih tahapan yang telah dilakukan dengan memberi tanda () pada check box
**) hanya contoh
10. FORM KT-309, Tabel Rincian Provinsi yang Sesuai/Belum Target Capaian Per Bulan
Provinsi yang Sesuai Provinsi yang Belum
No Keterangan Target Capaian Bulan Sesuai Target Capaian
ke-.. Bulan ke-..
1. Provinsi yang ….. …..
Melaksanakan
Konsolidasi Tanah (…..
Provinsi)
2. Provinsi yang ….. …..
Melaksanakan
Penyusunan Potensi
Obyek Konsolidasi Tanah
(…. Provinsi)
LAMPIRAN
Catatan :
substansi dalam tiap Bab dapat dikembangkan (termasuk dalam penyajian peta, gambar, tabel, diagram)
*) Cukup 1 (Satu) Sebagai Contoh
**) Disesuaikan dengan skala lokasi kegiatan yakni Kecamatan 1: 10.000 Dan/Atau Desa/Kelurahan 1: 1.000 – 1:5.000
Atau Lebih Detail.
***) Dibuat dalam Skala 1:1.000
Peta-Peta Tersebut Dibuat Dalam Bentuk Hardcopy Ukuran Kertas A3 (Menyatu dengan Laporan) dan dalam Bentuk Softcopy
dengan Format *.jpg dan *.shp