Anda di halaman 1dari 56

PEMERINTAH KABUPATEN

JEMBRANA

NOTA
KEUANGAN
2023
PERUBAHAN RANCANGAN
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH


NOTA KEUANGAN

RINGKASAN EKSEKUTIF

BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH


KABUPATEN JEMBRANA
RINGKASAN EKSEKUTIF

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) merupakan


dasar pengelolaan keuangan daerah yang ditetapkan dengan Peraturan
Daerah sebagai produk hukum antara Pemerintah Daerah (Eksekutif) dan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Legislatif). Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) disusun sesuai dengan kebutuhan
penyelenggaraan pemerintah dan kemampuan pendapatan daerah yang
memiliki fungsi sebagai perencanaan, pengawasan, alokasi, distribusi,
dan stabilisasi. Diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 12
Tahun 2019 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah pada pasal
3 ayat (1) bahwa Pengelolaan Keuangan Daerah dilakukan secara secara
tertib, objektif, efisien, ekonomis, transparan, dan bertanggung jawab
dengan memperhatikan azas keadilan, kepatuhan dan manfaat untuk
masyarakat serta taat pada peraturan perundang-undangan. Kepala
Daerah selaku kepala pemerintahan daerah adalah pemegang kekuasaan
pengelolaan keuangan daerah dalam kepemilikan kekayaan yang
dipisahkan sebagai upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Dalam kurun waktu pelaksanaannya, anggaran Pendapatan dan


Belanja Daerah (APBD) dapat mengalami perubahan yang disebabkan
karena adanya perkembangan yang tidak sesuai dengan asumsi
Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (KUA),
keadaan yang mengharuskan adanya pergeseran anggaran, keadaan yang
menyebabkan saldo anggaran lebih tahun sebelumnya yang harus
digunakan pada tahun berjalan, keadaan darurat, dan keadaan luar
biasa. Memperhatikan kondisi tersebut maka kepala daerah
mengakumulasikan hal-hal yang mengakibatkan terjadinya perubahan
APBD yang diterangkan ke dalam rancangan Perubahan Kebijakan Umum
APBD untuk disampaikan dan dibahas bersama DPRD

Sehubungan dengan hal tersebut Nota Keuangan Perubahan APBD


Tahun 2023 disusun dengan memperhatikan dokumen Perubahan
Kebijakan Umum APBD Kabupaten Jembrana tahun 2023 yang
merupakan salah satu dokumen perencanaan pembangunan yang
Nota Keuangan Perubahan APBD 2023
disusun dalam rangka penyelarasan perencanaan aspiratif yang tertuang
dalam Perubahan RKPD dengan mengacu pada perkembangan
kemampuan keuangan. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12
Tahun 2019 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan daerah pada pasal
162 Ayat (1) bahwa Kebijakan Umum Perubahan APBD memuat
perubahan asumsi dasar kebijakan umum APBD, perubahan kebijakan
pendapatan daerah, perubahan kebijakan belanja daerah dan perubahan
kebijakan pembiayaan daerah. Dokumen Perubahan Kebijakan Umum
Anggaran (KUA) dengan Nota Kesepakatan Nomor:
901/567/BPKAD/2023 dan Nomor: 170/442/DPRD/2022 serta dokumen
Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) yang sudah dibahas dan
disepakati Bersama DPRD Kabupaten Jembrana dengan Nota
Kesepakatan Nomor: 901/568/BPKAD/2023 dan Nomor:
170/443/DPRD/2023 tertanggal 16 Agustus 2023.

Pokok-pokok Perubahan APBD Tahun 2023

Berpijak pada Kesepakan Bersama antara Pemerintah Kabupaten


Jembrana dengan DPRD Kabupaten Jembrana maka pokok-pokok
Perubahan APBD Tahun 2023 adalah sebagai berikut:

1) Melakukan penyesuaian-penyesuaian terhadap asumsi kerangka


ekonomi daerah dan kerangka pendanaan dengan perkembangan
kondisi terkini, perubahan prediksi penerimaan Pendapatan Asli
Daerah, Dana Perimbangan, dan Lain-lain Pendapatan yang sah
Tahun 2023, dan penyesuaian belanja berdasarkan realisasi Sisa
Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) tahun 2022;
2) Menyesuaikan belanja pada program kegiatan Perangkat Daerah
untuk mengikuti dinamika perubahan kebijakan pemerintah pusat
dan daerah yang terjadi, antara lain seperti pengentasan
Kemiskinan Ekstrem, Pemulihan Ekonomi Daerah, Pengendalian
Inflasi, Penurunan Stunting, dan untuk meningkatkan belanja
infrastruktur serta memenuhi pokok-pokok pikiran DPRD.

Nota Keuangan Perubahan APBD 2023


Ringkasan Perubahan APBD Tahun 2023

Nota Keuangan Perubahan APBD 2023


BAB I

ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAERAH

I.1 Asumsi Dasar Yang Digunakan Dalam Perubahan APBN Tahun


2023
Berdasarkan dokumen KEM PPKF Tahun 2023 yang memuat
gambaran awal sekaligus skenario arah kebijakan ekonomi dan fiskal
nasional tahun 2023, dimana perekonomian global dan nasional telah
mulai pulih dari krisis pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid19)
dengan meningkatnya aktivitas sosial ekonomi serta pelonggaran restriksi
perjalanan di seluruh dunia. Pemulihan ekonomi yang terjadi mendorong
peningkatan permintaan dan kenaikan harga-harga komoditas terutama
di kelompok energi dan pangan sehingga terjadi peningkatan inflasi yang
merata secara global. Kenaikan inflasi secara global diperparah dengan
terjadinya konflik geopolitik Rusia dan Ukraina yang memicu lonjakan
harga minyak serta komoditas lain secara signifikan. Dampak dari konflik
ini diperkirakan menjadi salah satu faktor risiko terbesar bagi
perekonomian global dan nasional ke depan yang harus diwaspadai.
Selain dari tren kenaikan inflasi global dan konflik geopolitik Rusia dan
Ukraina, beberapa risiko lain harus diwaspadai secara hati-hati seperti
pengetatan kebijakan moneter global, penurunan pertumbuhan ekonomi
serta ketidakseimbangan pola pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-
19.

I.1.1 Asumsi Dasar Ekonomi Makro (ADEM) Nasional tahun 2023

1) Pertumbuhan Ekonomi
Transisi pandemi menjadi endemi Covid-19 yang diharapkan
terjadi di tahun 2022 akan menjadi basis fundamental yang kuat
bagi pembangunan ekonomi di jangka pendekmenengah.
Ketidakpastian akibat fluktuasi jumlah kasus serta dampaknya
pada disrupsi aktivitas perekonomian dapat dieliminasi di tahun
2023. Kebijakan fiskal juga dapat kembali difokuskan untuk
mendorong agenda reformasi struktural serta memperkuat

Nota Keuangan Perubahan APBD 2023


program perlindungan sosial bagi kelompok masyarakat miskin
dan rentan. Perputaran roda perekonomian yang semakin
resilien akan memberi optimisme pembangunan yang kokoh baik
di sisi konsumsi, investasi, maupun produksi. Hal ini kemudian
dapat mendorong penciptaan lapangan kerja yang berkualitas
dan masif serta meminimalkan dampak scarring effect dari
pandemi. Konsumsi rumah tangga masih akan terus
menunjukkan kinerja yang optimal. Di tengah periode
transformasi ekonomi, penciptaan lapangan kerja baru
diperkirakan akan semakin kuat baik untuk kelompok
masyarakat menengah maupun berpendapatan rendah.
Dorongan Pemerintah melalui program pengembangan kualitas
sumber daya manusia, termasuk program Kartu Prakerja, akan
sangat bermanfaat untuk mempersiapkan tenaga kerja dengan
kapasitas yang sesuai dengan kebutuhan dunia usaha. Tingkat
upah diperkirakan terus membaik dan menopang pertumbuhan
konsumsi rumah tangga dari level yang terendah. Keberlanjutan
reformasi perlindungan sosial juga diharapkan terus efektif
dalam melindungi masyarakat miskin dan miskin ekstrem di
masa transformasi ekonomi. Selain itu, jenis konsumsi
masyarakat yang relatif tertekan di masa pandemi, seperti
belanja sandang, hiburan, dan pariwisata, juga akan
sepenuhnya pulih pada periode endemi di tahun 2023.
Pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada tahun 2023
diperkirakan mencapai kisaran 4,8 - 5,4 persen. PKP dalam
tahun 2023 diproyeksikan tumbuh positif di tengah upaya
konsolidasi fiskal. Alokasi belanja yang sebelumnya difokuskan
untuk penanganan pandemi dan stabilisasi perekonomian dapat
direalokasikan menjadi belanja yang lebih berkualitas serta
memiliki produktivitas tinggi. Belanja tersebut juga diharapkan
mampu menciptakan dampak pengganda (multiplier effect) yang
tinggi bagi keberlangsungan transformasi ekonomi. Selain itu,
kegiatan pelayanan birokrasi juga diperkirakan kembali
Nota Keuangan Perubahan APBD 2023
mencapai kapasitas optimalnya di tahun 2023. Pertumbuhan
PKP dalam tahun 2023 diperkirakan pada rentang 0,6 – 1,2
persen. Akselerasi transformasi ekonomi akan mendorong
pertumbuhan investasi di 2023. Aktivitas pembangunan
diperkirakan masih akan menjadi motor utama kinerja investasi
seiring dengan berlanjutnya pembangunan infrastruktur
prioritas, revitalisasi industri, dan penyelesaian pembangunan
PSN, termasuk pembangunan infrastruktur IKN Nusantara.
Program penerapan ekonomi hijau juga akan menambah sumber
investasi baru, terutama pada industri-industri pendukung
teknologi ramah lingkungan. Langkah reformasi struktural yang
konsisten, peningkatan kualitas SDM, keberlanjutan
pengembangan kawasan industri, dan peningkatan kemudahan
berusaha juga turut menyokong daya tarik ekonomi nasional
sebagai destinasi investasi utama di dunia. Perbaikan peran
intermediasi sektor keuangan juga akan turut memfasilitasi
perbaikan iklim investasi di dalam negeri. Investasi (PMTB)
tahun 2023 diproyeksikan tumbuh pada rentang 6,1 – 6,7
persen. Ekspor yang telah menjadi penopang pertumbuhan
ekonomi di masa krisis akibat pandemi, diperkirakan akan terus
melanjutkan tren pertumbuhan yang robust. Permintaan akan
produk unggulan nasional diproyeksikan masih tetap kuat,
meskipun di tengah moderasi pertumbuhan ekonomi global.
Transformasi ekonomi dalam mendorong nilai tambah produk-
produk sektor unggulan diharapkan dapat mendorong daya
saing dan pangsa pasar produk nasional di dunia. Promosi
global untuk mewujudkan ekonomi hijau juga akan
menstimulus pertumbuhan ekspor-ekspor produk terkait,
seperti hasil hilirisasi mineral dan kendaraan bermotor beremisi
rendah. Di sisi lain, dengan berevolusinya pandemi menjadi
endemi, tingkat kedatangan turis asing yang lebih tinggi juga
diharapkan dapat memperbaiki neraca perdagangan jasa
nasional. Sementara itu, aktivitas ekonomi domestik yang
Nota Keuangan Perubahan APBD 2023
semakin kuat mendorong tingginya permintaan bahan baku dan
barang modal yang bersumber dari impor. Ekspor dan impor
diperkirakan masing-masing tumbuh pada rentang 6,8 – 8,0
persen dan 6,6 – 7,8 persen. Dari sisi produksi, transformasi
ekonomi juga memiliki peranan penting dalam mendorong
kinerja sektor manufaktur dan perdagangan. Performa kedua
sektor ini diperkirakan menguat seiring dengan solidnya
permintaan dalam negeri maupun penguatan daya saing produk
dalam negeri pada pasar global. Upaya revitalisasi industri
diharapkan dapat efektif dalam mengembalikan peran sektor
manufaktur sebagai mesin pertumbuhan ekonomi nasional yang
berkelanjutan dan inklusif. Dorongan kepada penyerapan
produk manufaktur yang memiliki tingkat kandungan lokal yang
tinggi juga dilakukan, salah satunya melalui program
Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN). Sektor
manufaktur dan perdagangan masing-masing diperkirakan
tumbuh pada kisaran 5,4 – 6,0 persen dan 5,0 – 5,6 persen pada
tahun 2023. Keberlanjutan pembangunan baik yang bersumber
dari sektor swasta maupun publik akan menopang kinerja
sektor konstruksi di tahun 2023. Perbaikan kondisi ekonomi
Indonesia serta kualitas infrastruktur yang signifikan akan
menstimulus geliat pembangunan. Pemanfaatan Kawasan
Industri existing maupun baru sebagai destinasi ekspansi usaha
berperan penting dalam inisiasi proyek-proyek konstruksi sektor
swasta. Sementara pemulihan kinerja BUMN sebagai agen
pelaksanaan proyek infrastruktur pemerintah dan didukung oleh
Indonesia Investment Authority (INA) akan berperan dalam
mendukung pelaksanaan proyek-proyek infrastruktur prioritas
dan PSN Pemerintah. Sementara itu, keberlanjutan program-
program padat karya melalui K/L teknis serta pemerintah
daerah akan turut mendorong proyek konstruksi berskala
menengah-kecil di daerah. Mempertimbangkan potensi tersebut,
sektor konstruksi akan tumbuh pada kisaran 6,3 – 6,9 persen
Nota Keuangan Perubahan APBD 2023
pada tahun 2023. Pertumbuhan sektor pertambangan dan
penggalian akan didorong oleh hilirisasi dan meningkatnya daya
saing produk olahan tambang nasional. Sektor ini diperkirakan
mencatat tumbuh positif pada kisaran 3,2 – 3,5 persen di tahun
2023. Proses hilirisasi logam mineral seperti bauksit, timah,
tembaga, dan nikel yang dimulai sejak 2015 akan mampu
menjaga kinerja sektor pertambangan. Selain hilirisasi,
perkembangan sektor pertambangan juga akan didorong oleh
meningkatnya permintaan akan logam mineral yang terkait
dengan energi baru dan terbarukan seperti nikel. Permintaan
akan logam mineral ini terutama yang terkait dengan industri
baterai akan didorong oleh upaya pencapaian target
operasionalisasi mobil listrik secara bertahap dalam jangka
menengah. Efektivitas upaya penanganan pandemi menjadi
faktor penting dalam menumbuhkan kembali rasa kepercayaan
pada sektor pariwisata. Transisi pandemi menjadi endemi
merupakan momentum bagi pariwisata nasional untuk bangkit
dengan kuat. Langkah pengendalian pandemi yang selama ini
memberikan hasil positif juga menunjukkan bahwa Indonesia
merupakan destinasi pariwisata yang sangat layak untuk
dikunjungi kembali, terutama oleh turis mancanegara. Selain
itu, dukungan Pemerintah selama masa pandemi melalui
program PEN kepada sektor pariwisata juga berperan penting
dalam memberikan bantalan sekaligus mempersiapkan sektor
ini dalam menyerap potensi kenaikan aktivitas pariwisata dalam
jangka menengah. The International Air Transport Association
(IATA) memperkirakan bahwa angka perjalanan internasional
akan tumbuh signifikan pada tahun 2023, dan akhirnya
berpotensi melampaui level pra-pandemi pada tahun 2024.
Sektor penunjang pariwisata yaitu sektor jasa penyediaan
akomodasi dan makan minum serta sektor transportasi masing-
masing diproyeksikan tumbuh pada rentang 6,6 – 7,3 persen
dan 8,5 – 9,5 persen pada tahun 2023. Mempertimbangkan
Nota Keuangan Perubahan APBD 2023
potensi tersebut, perekonomian nasional di tahun 2023
diproyeksikan tumbuh kuat dengan tetap mewaspadai risiko
eksternal yang masih tinggi. Tensi geopolitik yang tinggi di tahun
2022 diperkirakan masih menyimpan risiko pada laju
pertumbuhan ekonomi global di tahun 2023. Perang antara
Rusia dan Ukraina yang terjadi hingga saat ini dapat
mengakibatkan disrupsi pasokan dunia yang berkepanjangan.
Selain itu akselerasi normalisasi kebijakan moneter AS juga
merupakan risiko tambahan bagi perekonomian dalam negeri.
Oleh karena itu, akselerasi transformasi ekonomi menjadi
mutlak untuk dilakukan. Dorongan produktivitas sektor-sektor
bernilai tambah tinggi dan mampu menyerap tenaga kerja secara
masif akan menjaga resiliensi perekonomian nasional serta
mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi, inklusif,
dan berkelanjutan. Dengan dorongan tersebut, pertumbuhan
ekonomi di tahun 2023 diperkirakan pada kisaran 5,3 – 5,9
persen. Dalam jangka menengah, upaya reformasi struktural
diharapkan dapat terus menopang perekonomian berada di jalur
menuju Indonesia Emas 2045. Stabilitas makroekonomi yang
terjaga dengan baik serta pertumbuhan ekonomi yang lebih
stabil akan menjadi kunci untuk mendorong ekosistem
transformasi ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Selain
itu, kondisi politik yang terjaga secara kondusif terutama dalam
menghadapi perhelatan pemilihan umum tahun 2024 juga
sangat krusial dalam melanjutkan agenda reformasi struktural
dalam mewujudkan perekonomian yang lebih berdaya saing dan
produktif. Upaya peningkatan produktivitas nasional melalui
pemanfaatan tren kunci utama dan pelaksanaan agenda
reformasi struktural dilakukan untuk mewujudkan transformasi
ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Peluang tren kunci
utama berpotensi menjadi pengungkit pertumbuhan di jangka
pendek-menengah. Penerapan pola hidup baru akibat tingginya
kesadaran masyarakat akan aspek kesehatan diperkirakan akan
Nota Keuangan Perubahan APBD 2023
mendorong kebutuhan pasokan produk farmasi dan layanan
medis yang prima. Selain itu, lonjakan adopsi teknologi digital
selama pandemi juga diproyeksikan akan terus berlanjut dan
menjadi potensi tersendiri bagi laju perkembangan ekonomi
digital. Fenomena ini diharapkan dapat membentuk sektor jasa
nasional yang modern, bernilai tambah tinggi, dan mampu
menciptakan lapangan kerja yang layak. Selain itu, perubahan
peta investasi dan perdagangan dunia yang terjadi akibat dari
pandemi serta dinamika geopolitik menjadi kesempatan emas
bagi perekonomian nasional untuk menarik investasi di sektor-
sektor potensial serta mendongkrak partisipasi sektor
manufaktur domestik dalam Global Value Chain, termasuk
untuk industri mesin, elektronik, alat komunikasi, serta
hilirisasi mineral. Sementara itu, dorongan komunitas global
dalam mewujudkan ekonomi hijau juga semakin mengemuka.
Indonesia yang memiliki sumber daya hayati yang sangat besar
berpotensi memproduksi Nilai Ekonomi Karbon (NEK) secara
signifikan. Selain itu, inisiatif Pemerintah untuk mulai
menerapkan pola perdagangan emisi, salah satunya melalui
pengenaan pajak karbon, menjadikan Indonesia sebagai negara
terdepan dalam penerapan ekonomi hijau. Arah pertumbuhan
investasi kepada sektor energi terbarukan dapat mendorong
percepatan pembangunan ekonomi yang ramah lingkungan serta
akselerasi hilirisasi sumber daya alam nasional untuk
mendukung teknologi energi terbarukan.
2) Inflasi
Perkiraan laju inflasi domestik 2023 tetap berada pada kisaran
3,0±1,0 persen, masih sesuai dengan sasaran inflasi yang telah
ditetapkan. Kondisi harga komoditas global yang diperkirakan
mulai melandai memengaruhi pergerakan harga-harga
komoditas domestik ke depan di tengah proses pemulihan
ekonomi nasional yang terus berlangsung. Aktivitas ekonomi
sosial masyarakat yang semakin membaik diperkirakan terus
Nota Keuangan Perubahan APBD 2023
berlanjut, terutama pada masa HBKN Ramadan dan Idul Fitri
serta Natal dan Tahun Baru. Stabilitas inflasi pangan yang terus
diupayakan juga mendorong semakin terkendalinya pergerakan
harga pangan, terutama dari sisi ketersediaan dan kelancaran
distribusi antarwilayah yang mendorong menurunnya disparitas
harga. Meskipun begitu, volatilitas harga pangan masih tetap
menjadi tantangan seiring dengan dinamika perubahan cuaca
dan iklim serta karakteristik komoditas pangan yang bersifat
musiman. Selain itu, kebijakan administered price juga menjadi
komponen krusial sehingga Pemerintah akan terus berhati-hati
dalam pengambilan kebijakan harga energi domestik. Dengan
tetap berfokus tujuan utama meningkatkan ketepatan sasaran
subsidi energi, kebijakan akan dirancang untuk mengedepankan
sisi keadilan dan keberlanjutan kondisi fiskal secara jangka
panjang dengan tetap mempertimbangkan kondisi daya beli
masyarakat secara umum. Secara jangka menengah, Pemerintah
tetap berkomitmen untuk menjaga laju inflasi agar tetap berada
dalam tren menurun dan stabil sebagai dukungan terhadap
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Sebagai upaya
mencapai target, Pemerintah menetapkan sasaran inflasi dengan
tren menurun ditujukan untuk menjangkar ekspektasi inflasi
masyarakat pada level yang stabil dan rendah. Meskipun
ditetapkan menurun, laju inflasi diperkirakan tetap dapat
memberikan ruang bagi dunia usaha untuk berkembang tanpa
memberikan tekanan yang besar pada di sisi permintaan.
Pencapaian tren tingkat inflasi tersebut tetap harus didukung
oleh terobosan dalam mengatasi isu struktural pangan serta
pengelolaan inflasi administered price yang hati-hati yang juga
masih menjadi tantangan hingga sekarang. Oleh karena itu,
Pemerintah dan BI akan terus berupaya meningkatkan sinergi
dan koordinasi guna pelaksanaan bauran kebijakan yang
mendukung penciptaan laju inflasi jangka menengah yang

Nota Keuangan Perubahan APBD 2023


rendah dan stabil pada rentang sasaran inflasi pada 2024 –
2026.
3) Nilai Tukar Rupiah
Pergerakan nilai tukar Rupiah pada tahun 2023 masih akan
dipengaruhi oleh berbagai faktor baik dari global dan domestik.
Dari sisi global, keberlanjutan pengetatan kebijakan moneter
yang dilakukan oleh negara maju maupun berkembang masih
akan mewarnai dinamika di pasar keuangan global. Potensi
risiko utamanya akan terjadi pada periode kenaikan suku bunga
acuan oleh The Fed yang diperkirakan masih berlanjut di tahun
2023 sebagai langkah untuk menurunkan kembali inflasi AS ke
level 2 persen dalam jangka menengah. Masih adanya potensi
risiko geopolitik juga dapat menambah ketidakpastian di pasar
keuangan global. Sejumlah risiko ini diperkirakan akan
memengaruhi volatilitas dan pengetatan likuiditas di pasar
keuangan global dan berdampak pada pergerakan aliran modal
dan nilai tukar di negara emerging markets, termasuk Indonesia.
Selain itu, adanya potensi perlambatan perekonomian Tiongkok
sebagai major trading partner utama Indonesia dan risiko
normalisasi harga komoditas ekspor juga akan menjadi
tantangan tersendiri pada pergerakan nilai tukar Rupiah,
dengan terbatasnya suplai valas yang berasal dari kinerja
ekspor. Di sisi lain, kegiatan importasi diperkirakan masih akan
meningkat sejalan dengan pulihnya ekonomi domestik, sehingga
akan turut menambah kebutuhan terhadap valas. Dalam jangka
menengah, pergerakan nilai tukar Rupiah masih akan
dipengaruhi faktor fundamental ekonomi domestik maupun
dinamika di pasar keuangan global. Berbagai tantangan dan
risiko yang berasal dari eksternal, seperti prospek pertumbuhan
ekonomi global yang moderat dan belum merata serta risiko
geopolitik, diperkirakan akan menyebabkan sentimen terhadap
pergerakan nilai tukar Rupiah. Selain itu, perekonomian
domestik yang akan terus membaik berimplikasi pada tingginya
Nota Keuangan Perubahan APBD 2023
kegiatan importasi sehingga akan memengaruhi tingkat
permintaan valas di dalam negeri. Kebutuhan valas juga
diperkirakan berasal dari kenaikan pembayaran bunga utang
luar negeri khususnya sebagai dampak peningkatan pembiayaan
selama pandemi Covid-19. Meski demikian, fundamental
perekonomian domestik yang didukung dengan transformasi
ekonomi dan reformasi struktural secara berkelanjutan
diharapkan akan menjadi kunci utama dalam menarik
kepercayaan investor. Penguatan kinerja ekspor melalui upaya
peningkatan produksi yang bernilai tambah diharapkan dapat
menopang pasokan valas di pasar domestik yang lebih sustain.
Dari sisi kebijakan Pemerintah, strategi dalam menyusun
kebijakan fiskal yang responsif dalam menghadapi tantangan ke
depan, salah satunya melalui strategi pembiayaan yang prudent,
juga diharapkan dapat menjaga persepsi positif investor
terhadap perekonomian domestik. Koordinasi antara otoritas
terkait di sektor keuangan dalam wadah KSSK juga penting
dilaksanakan secara berkelanjutan untuk memonitor kondisi
pasar keuangan domestik dan mengambil langkah antisipatif
guna menjaga stabilitas makroekonomi. Upaya penguatan
program pendalaman pasar keuangan dan pelaksanaan
reformasi struktural di sektor keuangan juga diharapkan dapat
menopang sistem keuangan domestik yang lebih kondusif. Selain
itu, sinergi antara kebijakan fiskal dengan moneter juga terus
diarahkan untuk dapat merespons berbagai tantangan dari
global, namun dengan tetap mengutamakan dukungan dalam
upaya menjaga stabilitas perekonomian dan inflasi dalam level
yang rendah. Pada akhirnya, berbagai upaya tersebut
diharapkan dapat mendukung pasokan valuta asing di pasar
keuangan domestik dan dapat menjaga stabilitas nilai tukar
Rupiah, di tengah masih adanya risiko global. Dengan
mempertimbangkan berbagai faktor tersebut, rata-rata nilai
tukar Rupiah sepanjang tahun 2023 diperkirakan akan berada
Nota Keuangan Perubahan APBD 2023
pada kisaran Rp14.300 – 14.800 per USD dan relatif stabil
dalam jangka menengah di tahun 2024 sampai 2026.
4) Suku Bunga SUN 10 Tahun
Dalam jangka menengah, tingkat suku bunga SUN 10 tahun
diperkirakan masih berfluktuasi seiring masih tingginya
ketidakpastian pasar keuangan global. Kondisi ini terutama
dipengaruhi oleh berlanjutnya kebijakan normalisasi moneter
negara maju untuk mengatasi tekanan inflasi yang terus
meningkat sejalan dengan pemulihan global yang terus
berlanjut. Sejumlah bank sentral negara maju, terutama The Fed
diperkirakan kembali menaikkan suku bunga acuan setidaknya
hingga akhir 2023. Selain itu, risiko geopolitik juga turut
memberi tekanan pada volatilitas pasar keuangan global. Dari
sisi domestik, berlanjutnya tren pemulihan yang ditopang oleh
stabilitas makroekonomi akan mendukung kinerja tingkat suku
bunga SUN 10 tahun. Berbagai upaya reformasi struktural,
termasuk penguatan peran sektor keuangan dan pendalaman
pasar keuangan domestik, diharapkan dapat menarik minat
investor untuk berinvestasi pada surat utang Pemerintah.
Konsolidasi fiskal yang akan dimulai di 2023 serta dukungan
strategi pembiayaan yang prudent juga diperkirakan dapat
menjaga kinerja tingkat suku bunga SUN 10 tahun. Berdasarkan
dinamika tersebut, tingkat suku bunga SUN 10 tahun di 2023
diperkirakan berada pada kisaran 7,34 – 9,16 persen. Perkiraan
tingkat suku bunga SUN 10 tahun ke depan yang berfluktuasi
dalam level moderat tentunya akan terus dipengaruhi oleh
kondisi pasar keuangan global serta kebutuhan fiskal untuk
membiayai pembangunan. Potensi penurunan tingkat suku
bunga SUN 10 tahun dalam jangka menengah diperkirakan
masih dapat terjadi seiring perbaikan fundamental
perekonomian domestik, meskipun dibayangi oleh berbagai
risiko ketidakpastian global.
5) Harga Minyak Mentah Indonesia
Nota Keuangan Perubahan APBD 2023
Setelah mengalami gejolak, harga minyak mentah Indonesia
(Indonesian Crude Price/ICP) diperkirakan melandai pada 2023.
Secara fundamental, harga minyak mentah dunia diperkirakan
mengalami penurunan dipengaruhi oleh permintaan yang tetap
tumbuh positif di tengah terus membaiknya sisi produksi. Tren
positif sisi permintaan didorong oleh aktivitas industri dan
mobilitas global yang meningkat seiring pemulihan ekonomi
yang terus berlanjut. Di sisi lain, sisi produksi semakin membaik
didorong oleh semakin kondusifnya dunia usaha migas
tercermin dari semakin meningkatnya aktivitas rig-rig minyak
baik di negara OPEC+ maupun non-OPEC+, terutama Amerika
Serikat. Hal ini berdampak pada meningkatnya cadangan
minyak global sehingga menjadi faktor yang mendorong harga
minyak melandai. Meskipun diperkirakan mengalami
penurunan, sisi nonfundamental masih dapat membayangi
pergerakan harga minyak mentah seiring risiko geopolitik yang
berkepanjangan sehingga memunculkan sentimen negatif.
Ketidakpastian tersebut mendorong pergerakan harga minyak
dapat berfluktuasi dan masih diliputi oleh ketidakpastian.
Mempertimbangkan perkembangan harga minyak mentah
tersebut, ICP juga diperkirakan bergerak melandai pada 2023
mengikuti tren harga minyak utama dunia. Perkiraan ICP pada
2023 bergerak pada kisaran USD80 - 100/barel. Perkembangan
harga minyak dalam jangka menengah akan dipengaruhi faktor
fundamental, yaitu sisi permintaan dan penawaran, serta
geopolitik. Sisi fundamental diperkirakan dipengaruhi oleh
gerakan transisi energi dengan penggunaan energi yang lebih
ramah lingkungan. Meskipun begitu, permintaan bahan bakar
fosil akan tetap berfluktuasi seiring transisi energi yang
membutuhkan waktu dalam jangka panjang. Aktivitas ekonomi
global yang semakin membaik seiring pemulihan pasca pandemi
Covid-19 masih akan mendorong kenaikan permintaan diiringi
oleh perbaikan sisi produksi. Dengan semakin meningkatnya
Nota Keuangan Perubahan APBD 2023
penggunaan energi alternatif dan semakin canggihnya teknologi
eksplorasi, harga ICP diperkirakan akan termoderasi dalam
jangka menengah.
6) Lifting Minyak dan Gas Bumi
Upaya peningkatan kinerja hulu migas terus diupayakan dengan
berbagai bauran kebijakan untuk melanjutkan upaya
transformasi menuju pencapaian 1 juta barel minyak per hari
dan 12 miliar standar kaki kubik gas per hari di tahun 2030.
Target ini diperlukan untuk meningkatkan produksi jangka
menengah dan jangka panjang, mengurangi defisit transaksi
berjalan, dan menjaga ketahanan energi nasional. Berbagai
upaya terus dilakukan guna mendorong tingkat produksi yang
lebih tinggi, antara lain mencakup aktivitas pengeboran, kerja
ulang, perawatan sumur, serta optimalisasi fasilitas produksi.
Pemanfaatan teknologi produksi, seperti Enhanced Oil Recovery
(EOR) juga akan terus didorong dalam rangka menahan tingkat
penurunan alamiah lapangan migas nasional. Di samping itu,
percepatan plan of development dan komersialisasi proyek-
proyek utama juga diharapkan dapat mengubah cadangan
sumber daya yang ada menjadi tambahan produksi dan lifting.
Mempertimbangkan upaya kapasitas produksi sektor migas
maka lifting minyak bumi dan gas bumi masing-masing
diperkirakan 619 – 680 ribu barel per hari (bph) dan 1.019 –
1.107 ribu barel setara minyak per hari (bsmph) dalam tahun
2023.
Secara lebih jelas Asumsi Dasar Ekonomi Makro Jangka Menengah
Nasional dari tahun 2023 sampai dengan tahun 2026 adalah seperti
tabel berikut:

Nota Keuangan Perubahan APBD 2023


Tabel 1.1 Asumsi Dasar Ekonomi Makro Jangka Menengah

I.1.2 Sasaran dan Indikator Pembangunan Nasional 2023

Perkembangan indikator kesejahteraan jangka menengah tentunya


harus selaras dengan upaya pencapaian visi Indonesia 2045 yang salah
satunya berorientasi pada pembangunan manusia. Di sisi lain,
pencapaian target jangka menengah Indonesia pun harus selaras dengan
keseluruhan agenda pembangunan berkelanjutan (Sustainable
Development Goals/SDGs) yang merupakan cita-cita masyarakat dunia
pada tahun 2030. Dengan terbatasnya sumber daya yang dimiliki,
prioritas terhadap keselarasan target pembangunan nasional dengan
SDGs pun perlu dilakukan. Oleh karena itu, Pemerintah melalui
Bappenas menetapkan target yang berfokus pada isu kunci yang
memiliki daya ungkit paling besar dan paling relevan dengan tantangan
pembangunan Indonesia, diantaranya yang terkait dengan isu-isu
perlindungan sosial, kesehatan, dan pendidikan. Dalam jangka
menengah, sesuai dengan RPJMN 2020 – 2024, tingkat kesejahteraan
masyarakat Indonesia diperkirakan terus membaik. Tingkat kemiskinan
Indonesia pada tahun 2024 diprediksi berada pada rentang 6,0 persen –
7,0 persen dan Rasio Gini pada rentang, 0,360 – 0,374. Dari sisi
ketenagakerjaan, TPT diproyeksikan terus berada dalam tren menurun
hingga mencapai level 3,6 persen - 4,3 persen. Sementara itu, fokus
terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) terlihat dari
proyeksi nilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang terus meningkat
Nota Keuangan Perubahan APBD 2023
hingga mencapai angka 75,54. Perbaikan keseluruhan indikator tersebut
merupakan dampak dari perbaikan kondisi makro yang meningkatkan
kualitas pertumbuhan Indonesia menjadi semakin inklusif dan
berkualitas. Kementerian PPN/Bappenas juga telah menerbitkan Peta
Jalan SDGs Indonesia menuju pencapaian tujuan pembangunan
berkelanjutan pada 2030. Terdapat dua skenario dalam pencapaian
target tersebut, yaitu skenario BaU dan skenario intervensi. Mengingat
dampak pandemi Covid-19, skenario BaU yang akan digunakan sebagai
acuan. Dalam peta jalan tersebut digambarkan bahwa untuk mencapai
target tingkat kemiskinan sebesar 5,73 persen di tahun 2030, pada
tahun 2026 proyeksi tingkat kemiskinan Indonesia berada pada rentang
6,5 - 7,0 persen. Sementara itu, untuk mencapai Rasio Gini sebesar
0,379 pada tahun 2030, Rasio Gini pada tahun 2026 digambarkan
berada pada kisaran 0,375 – 0,385. Dari sisi ketenagakerjaan, pada
tahun 2030, TPT diperkirakan akan mencapai 4,7 persen. Untuk
mencapai hal tersebut, TPT pada tahun 2026 diperkirakan berada pada
rentang 4,7 – 5,0 persen.

I.1.3 Arah dan Strategi Kebijakan Makro Fiskal Nasional

Esensi kebijakan makro fiskal jangka menengah diarahkan untuk


merespons dinamika perekonomian, menjawab tantangan struktural dan
mendukung pencapaian target pembangunan secara optimal. Selaras
dengan hal tersebut maka pengelolaan fiskal dalam jangka menengah
senantiasa didorong agar efektif untuk menstimulasi perekonomian dan
mewujudkan peningkatan derajat kesejahteraan dengan tetap menjaga
keberlanjutan fiskal dalam jangka menengah-panjang. Untuk itu APBN
sebagai instrumen utama kebijakan fiskal diarahkan lebih fokus pada
program prioritas, efisien dan berdaya tahan sehingga keberlanjutan
fiskal dapat dijaga baik dalam perspektif jangka pendek, menengah dan
panjang. Berkenaan dengan hal tersebut maka kerangka kebijakan fiskal
jangka menengah mempunyai nilai strategis sebagai aggregate control
untuk menjaga konsistensi dan keselarasan antara kebijakan jangka
pendek, menengah, dan jangka panjang. Mencermati perkembangan

Nota Keuangan Perubahan APBD 2023


perekonomian terkini baik global dan domestik, dan tantangan
struktural serta prospek perekonomian ke depan, maka kebijakan fiskal
jangka menengah difokuskan selain untuk merespons permasalahan
yang berkembang saat ini, juga sekaligus mengatasi masalah
fundamental. Permasalahan yang berkembang saat ini dan perlu
direspons secara cepat dan tepat adalah mendorong efektivitas
penanganan Covid19 dan mengantisipasi dampak kenaikan harga
komoditas akibat konflik geopolitik Rusia - Ukraina dan dinamika
geopolitik lainnya. Sementara itu, permasalahan fundamental yang perlu
diatasi adalah perlunya mendorong transformasi ekonomi untuk
peningkatan kapasitas produksi dan daya saing, melalui reformasi
struktural. Dalam penanganan pandemi Covid-19 dan pemulihan
ekonomi, Pemerintah tetap konsisten mengatasi pandemi agar proses
recovery sosial-ekonomi dapat diakselerasi. Respons kebijakan yang
ditempuh pemerintah di masa pandemi dilakukan secara sistematis dan
terstruktur melalui penahapan yang jelas yaitu extraordinary policy,
reopening policy, recovery and reform policy. Hal ini dilanjutkan dengan
langkah konsolidasi fiskal secara bertahap untuk mendukung pemulihan
ekonomi dan keberlanjutan fiskal jangka menengah-panjang. Dengan
demikian, langkah konsolidasi fiskal merupakan satu kesatuan
kebijakan yang utuh dari serangkaian kebijakan dalam rangka
penanganan Covid-19. Konsolidasi ini merupakan upaya menjaga
konsistensi kebijakan untuk percepatan recovery dan sekaligus
memelihara keberlanjutan fiskal. Di masa pandemi, APBN telah bekerja
keras untuk menahan dampak negatif dari pandemi Covid-19 terhadap
perekonomian. Pada masa awal berlangsungnya pandemi, perekonomian
Indonesia terkontraksi sebesar 2,07 persen di tahun 2020. Meskipun
capaian pertumbuhan tersebut jauh di bawah target APBN 2020 sebesar
5,3 persen, capaian pertumbuhan ekonomi tersebut relatif lebih baik
dibandingkan dengan banyak negara lainnya yang terkontraksi jauh
lebih dalam. Kerja keras APBN terus berlanjut di tahun 2021 terutama
dalam mendukung akselerasi pemulihan ekonomi. Hal ini antara lain
terefleksi dari pertumbuhan ekonomi tahun 2021 yang mencapai 3,07
Nota Keuangan Perubahan APBD 2023
persen, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Tren
pemulihan yang berlanjut juga terlihat pada perbaikan tingkat
kesejahteraan. Persentase penduduk miskin pada September 2021 telah
berhasil ditekan menjadi 9,71 persen, lebih rendah dari periode yang
sama tahun sebelumnya (10,19 persen). Dengan kata lain, program
pemulihan ekonomi dan perluasan perlindungan sosial telah berhasil
menyelamatkan sekitar 1,05 juta orang dari kemiskinan.

Gambar 1.1 Dinamika Pengelolaan Fiskal 2020-2023

Kebijakan Pemerintah berhasil menahan laju pemburukan perekonomian


meskipun memiliki dampak terhadap peningkatan risiko fiskal. Kenaikan
risiko fiskal didorong oleh penurunan penerimaan perpajakan dan
kenaikan belanja yang signifikan. Realisasi penerimaan perpajakan tahun
2020 hanya mencapai 8,32 persen PDB, lebih rendah dibandingkan
dengan rata-rata penerimaan perpajakan periode 2015-2019 (10,2
persen). Di sisi lain, realisasi belanja negara tahun 2020 mencapai 16,81
persen PDB, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata belanja
negara periode 2015-2019 (15,00 persen). Implikasinya, realisasi defisit
anggaran melebar hingga mencapai 6,14 persen PDB pada tahun 2020,
jauh di atas kondisi normal di mana rata-rata defisit anggaran periode
2015-2019 mencapai 2,3 persen PDB. Konsekuensi kenaikan defisit
anggaran telah mendorong peningkatan rasio utang. Pada tahun 2020
Nota Keuangan Perubahan APBD 2023
rasio utang mencapai 39,38 persen PDB, meningkat dibandingkan dengan
tahun 2019 yang mencapai 30,23 persen PDB. Namun demikian, jika
dibandingkan dengan negara emerging markets lainnya, tingkat rasio
utang Indonesia masih berada di level moderat. Hal ini menunjukkan
pertambahan rasio utang Indonesia masih terkendali. Sementara itu, di
tengah upaya akselerasi pemulihan ekonomi, konflik geopolitik
RusiaUkraina berpotensi menambah risiko fiskal. Perang Rusia-Ukraina
di awal tahun 2022 memacu kenaikan harga komoditas global terutama
harga komoditas energi dan pangan. Kenaikan harga tersebut mendorong
peningkatan inflasi akibat disrupsi rantai pasok global. Risiko ini
tertransmisi ke perekonomian domestik yang ditandai dengan kenaikan
harga komoditas dalam negeri. Inflasi pada bulan Maret 2022 tercatat
sebesar 1,2 persen (ytd), 0,66 persen (mtm), atau 2,6 persen (yoy). Pada
sektor energi, kenaikan harga energi internasional berimplikasi pada
kenaikan biaya produksi energi di dalam negeri. Namun demikian,
Pemerintah berusaha menjaga stabilitas harga di masyarakat sehingga
berpotensi meningkatkan belanja subsidi dan berdampak pada pelebaran
defisit anggaran.

Gambar 1.2 Perkembangan Indikator Makro Fiskal

Dalam rangka menjaga efektivitas dan keberlanjutan fiskal, maka arah

Nota Keuangan Perubahan APBD 2023


kebijakan makro fiskal jangka menengah panjang berfokus pada
penguatan efektivitas anggaran prioritas untuk peningkatan kualitas
SDM, percepatan pembangunan infrastruktur, reformasi birokrasi,
revitalisasi industri, dan pengembangan ekonomi hijau. Sejalan dengan
arah kebijakan prioritas jangka menengah tersebut, maka postur makro
fiskal jangka menengah adalah sebagai berikut:

Tabel 1.2 Postur Makro Fiskal Jangka Menengah (% PDB)

I.2 Asumsi dasar yang digunakan dalam APBD

Kerangka Ekonomi Makro daerah yang memuat arah kebijakan


ekonomi daerah dan arah kebijakan keuangan daerah akan memberi
gambaran tentang kondisi ekonomi daerah sebagai bagian dari
perekonomian regional, nasional maupun global. Kerangka Ekonomi
Makro Kabupaten Jembrana yang digunakan pada perubahan KUA
Tahun 2023 memuat Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2022 dan Proyeksi
Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2023 yang terdiri dari:

1) Laju Pertumbuhan Ekonomi


2) Laju Inflasi
3) Ketenagakerjaan
4) Kemiskinan
5) Ketimpangan Pendapatan
6) Indeks Pembangaunan Manusia (IPM)

Nota Keuangan Perubahan APBD 2023


7) Perkembangan Indikator Ekonomi Makro

Secara umum Kerangka Ekonomi Makro Kabupaten Jembrana


yang dituangkan pada KUA dan PPAS induk 2023 tidak mengalami
perubahan yang signifikan pada perubahan KUA dan perubahan PPAS.
Namun demikian, estimasi sumber-sumber pendapatan dari sektor
potensial dapat dijadikan sebagai dasar pengambilan kebijakan dalam
mengalokasikan anggaran secara efektif dan efisien untuk setiap program
kegiatan yang direncanakan.

I.2.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah

Arah kebijakan ekonomi daerah tidak lepas dari tren ekonomi


makro Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali serta Nasional serta
memperhatikan dinamika perekonomian global. Berdasarkan proyeksi
beberapa lembaga internasional, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih
diperkirakan membaik pada tahun 2022 dan cukup tinggi pada tahun
2023. Kondisi ini disertai dengan tingkat inflasi Indonesia yang masih
tergolong lebih rendah dibandingkan global. Bank Indonesia
memperkirakan pertumbuhan ekonomi Bali akan menyamai level tahun
2019 di tahun 2023, dengan perkiraan pertumbuhan ekonomi tahun
2022 sebesar 4,6% dan dengan asumsi pertumbuhan PDRB konsisten 5%
setiap tahun. Sementara itu Bappenas memproyeksikan ekonomi Bali
akan pulih paling cepat 2025 (optimis) atau 2025 (moderat). Namun
demikian berdasarkan hasil pemaparan Outlook Ekonomi Jangka
Menengah 2023-2026 pada bulan Desember 2022 oleh Kantor Perwakilan
Bank Indonesia Provinsi Bali, tantangan yang akan dihadapi oleh
perekonomian Provinsi Bali di tahun 2023 dan 2024 ini adalah
menghadapi resesi global yang akan dialami sebagian negara-negara
berpengaruh di dunia. Setelah membaik di tahun 2022, diperkirakan di
tahun 2023 pertumbuhan ekonomi global akan tumbuh lebih rendah dari
perkiraan bahkan disertai resiko resesi di beberapa negara. Revisi ke
bawah pertumbuhan ekonomi terjadi di sejumlah negara maju terutama
AS dan Eropa, dan juga di Tiongkok. Perlambatan ekonomi global
dipengaruhi oleh berlanjutnya ketegangan geopolitik yang memicu
Nota Keuangan Perubahan APBD 2023
fragmentasi perekonomian, serta dampak pengetatan kebijakan moneter
yang agresif.

Mencermati perkembangan ekonomi global, nasional dan di


Provinsi Bali sekaligus untuk menjamin keberlanjutan arah
pembangunan daerah, maka penyesuaian/perubahan arah kebijakan
ekonomi Kabupaten Jembrana tahun 2023 harus sejalan dengan
kebijakan ekonomi nasional dan provinsi serta diselaraskan dengan arah
pembangunan yang tertuang dalam RPJMD Semesta Berencana 2021-
2026 tahun ke-3 (tiga) dengan tujuan pencapaian visi, misi dan program
Kepala Daerah untuk “Mewujudkan Masyarakat Jembrana Bahagia
Berlandaskan Tri Hita Karana”. Demi menunjang kinerja pemerintah
daerah dalam kaitannya dengan ekonomi daerah, perlu dilakukan analisis
kondisi perekonomian Kabupaten Jembrana secara menyeluruh untuk
menentukan strategi dan arah kebijakan menuju pencapaian tujuan
pembangunan.

1. Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2022 dan Proyeksi Kondisi


Ekonomi Daerah Tahun 2023

Pertumbuhan ekonomi Bali tahun 2022 tercatat sebesar 4,84%


karena didukung oleh pelonggaran PPLN yang diiringi dengan
berlanjutnya restrukturisasi, perkembangan pariwisata, (penambahan
jumlah maskapai, dan frekuensi direct flight), dan perkembangan
kapasitas pertambangan. Oleh karena itu proyeksi pertumbuhan ekonomi
juga akan sangat dipengaruhi oleh percepatan pemulihan dan
perkembangan pembiayaan ke depan. Meskipun demikian, ekonomi 2023
diperkirakan sedikit melambat akibat ketidakpastian ekonomi dan
ancaman resesi global. Pada tahun 2023, BI memperkirakan
perekonomian Bali akan tumbuh pada angka 4.40% hingga 5,20%.
Kondisi ini juga akan mempengaruhi perkembangan proyeksi ekonomi
daerah kabupaten/kota di Bali. Untuk merumuskan arah kebijakan
ekonomi daerah, perlu digambarkan kondisi ekonomi tahun 2021 – 2022
serta tantangan dan prospek perekonomian tahun 2023 – 2024

Nota Keuangan Perubahan APBD 2023


A. Laju Pertumbuhan Ekonomi

Laju pertumbuhan PDRB dapat digunakan untuk mengukur


pertumbuhan ekonomi karena menunjukkan pertumbuhan produksi
barang dan jasa di suatu wilayah perekonomian dalam selang waktu
tertentu. Setelah sebelumnya sempat anjok di tahun 2020 akibat COVID-
19 hingga -4,96%, pada tahun 2021 PDRB Kabupaten Jembrana
meningkat menjadi -0,65% seiring dengan dilakukannya berbagai upaya
dan kebijakan pemulihan ekonomi. Penguatan ini didukung oleh stimulus
ekonomi yang diberikan kepada sektor usaha kerakyatan serta gencarnya
kegiatan vaksinasi sebagai upaya preventif terhadap penularan Covid-19.
Selanjutnya, penguatan ekonomi ini terus belanjut hingga di mencapai
angka 2,98% di tahun 2022.

Gambar 1.3 Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Jembrana 2018-2022

Sumber: BPS Kabupaten Jembrana

Meskipun secara struktur sektor pertanian masih mendominasi


PDRB, namun tidak dapat dipungkiri bahwa sektor transportasi dan
pariwisata memegang peranan penting bagi roda perekonomian
Kabupaten Jembrana. Kedua sektor ini merupakan yang paling terpuruk
pada era pandemi sehingga menyebabkan daerah dengan pendapatan
dominan dari kedua sektor pasti mengalami kontraksi pertumbuhan
ekonomi. Namun seiring dengan pengambilan kebijakan pemulihan sektor

Nota Keuangan Perubahan APBD 2023


ekonomi yang dilaksanakan pada tahun 2022, laju pertumbuhan
ekonomi di Jembrana perlahan-lahan mengalami penguatan.

Gambar 1.4 Struktur PDRB dan Pertumbuhan Ekonomi berdasarkan lapangan


usaha. Sumber: BPS Kabupaten Jembrana

Secara garis besar, lapangan usaha yang memberi kontribusi


terbesar masih sama dengan tahun sebelumnya yakni sektor Pertanian,
Kehutanan dan Perikanan (sebesar 21,95%), sektor Transportasi dan
Pergudangan (sebesar 13,71%) dan sektor Penyediaan Akomodasi dan
Makan Minum (sebesar 11,88%). Dari ketiga sektor utama tersebut,
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum menjadi sektor yang
menunjukkan laju pertumbuhan positif terbesar (10,18%) dan jauh
meningkat jika dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan
aktivitas ekonomi di Kabupaten Jembrana mulai pulih pasca Pandemi
Covid-19. Memperhatikan data-data tersebut, pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Jembrana diproyeksikan bergerak positif di tahun 2023.

B. Laju Inflasi

Indikator lain yang digunakan untuk mengukur kondisi ekonomi


suatu daerah adalah dari nilai inflasi. Nilai inflasi di Kabupaten Jembrana
mengikuti nilai Inflasi Kota Singaraja (kota terdekat). Pada bulan
Desember 2022 Kota Singaraja tercatat mengalami inflasi sebesar 0,59
persen. Tingkat inflasi tahun 2022 tercatat sebesar 4,63 persen. Angka ini
masih berada di bawah tingkat inflasi Denpasar dan Nasional,

Nota Keuangan Perubahan APBD 2023


dibandingkan tingkat inflasi tiga tahun sebelumnya (2019 s.d. 2021) yang
selalu lebih tinggi dari tingkat inflasi nasional dan kota Denpasar.

Gambar 1.5 Struktur PDRB dan Pertumbuhan Ekonomi berdasarkan lapangan


usaha. Sumber: BPS Kabupaten Jembrana

Proyeksi inflasi Kabupaten Jembrana pada tahun 2022


diharapkan akan tetap terkendali pada kisaran kurang dari 2%. Tiga
kelompok pengeluaran yang diperkirakan mengalami inflasi tertinggi
adalah kelompok makanan, minuman dan tembakau serta kelompok
Kesehatan. Pada semester ke II tahun 2023, seiring dengan proyeksi
membaiknya perekonomian Kabupaten Jembrana maupun Provinsi Bali
dan Nasional, implementasi serangkaian Program Pemulihan Ekonomi
Nasional diperkirakan akan berdampak pada kenaikan inflasi yang
diiringi dengan kenaikan pertumbuhan ekonomi ke arah yang positif.
Untuk mencapai angka proyeksi yang telah ditetapkan, selain
dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah (administered price), karena inflasi
sangat ditentukan harga pasar, maka diperlukan penguatan koordinasi
serta dukungan kinerja Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) terutama
untuk menjaga ketersediaan dan permintaan barang di daerah.

C. Ketenagakerjaan

Selain berdampak pada inflasi, pertumbuhan ekonomi suatu


wilayah diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat di

Nota Keuangan Perubahan APBD 2023


wilayah tersebut. Salah satu indikator peningkatan kesejahteraan
masyarakat adalah penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT).
Perkembangan ketenagakerjaan Kabupaten Jembrana untuk Tingkat
Pengangguran Terbuka (TPT) berdasarkan data BPS selama tahun 2022.

Gambar 1.6 Ketenagakerjaan Kabupaten Jembrana Tahun 2022,

Sumber: BPS Kabupaten Jembrana

Penurunan laju pertumbuhan ekonomi daerah akibat Pandemi


Covid-19 menyebabkan naiknya TPT Kabupaten Jembrana. Terlihat pada
gambar 2.4, TPT Kabupaten Jembrana meningkat tajam pada tahun 2020
sebagai akibat banyaknya pemutusan hubungan kerja akibat penurunan
ekonomi di hampir semua sektor. Sektor yang terkontraksi cukup tinggi
adalah sektor yang berkaitan dengan pariwisata, utamanya penyedia jasa
akomodasi dan makanan minuman. Seiring dengan penyesuaian
kehidupan masyarakat di era normal baru dan pengambilan kebijakan
peningkatan ekonomi nasional, pada tahun 2021-2022 telah terjadi
penurunan TPT menjadi 3,94. Penurunan ini terjadi akibat adanya
peningkatan pekerja sektor formal yang beralih ke sektor informal sejalan
dengan pengembangan dan penguatan sektor UMKM di masyarakat serta
menggeliatnya sektor pariwisata akibat penambahan jumlah kunjungan
wisata baik domestik maupun manca negara. Pada tahun 2023-2024
dimana pertumbuhan ekonomi diproyeksi akan mengalami pertumbuhan

Nota Keuangan Perubahan APBD 2023


positif akibat program Pemulihan Ekonomi Nasional akan memberikan
dampak optimisme penurunan angka TPT.

D. Kemiskinan
Dampak lain pandemi Covid-19 yang menyerang dalam kurun
waktu dua tahun terakhir juga terlihat dari meningkatnya angka
kemiskinan. Perhitungan kemiskinan di Indonesia oleh BPS
menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic
needs approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai
ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memnuhi kebutuhan dasar
makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Jadi,
penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran
perkapita perbulan di bawah garis kemiskinan. Penurunan pendapatan
akan berdampak pada penurunan pengeluaran masyarakat untuk
memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan. Seiring
dengan penurunan laju ekonomi di hampir semua sektor serta
meningkatnya Tingkat Pengangguran Terbuka, dapat terlihat jika angka
kemiskinan di Kabupaten Jembrana tahun 2022 mengalami peningkatan
cukup signifikan.

Gambar 1.7 Profil Kemiskinan Kabupaten Jembrana Tahun 2022

Sumber: BPS Kabupaten Jembrana

Nota Keuangan Perubahan APBD 2023


Penurunan aktivitas ekonomi menyebabkan semakin susahnya
masyarakat miskin keluar dari kemiskinan, bahkan lebih buruk lagi
dengan munculnya masyarakat miskin baru karena terdampak Pandemi
Covid-19. Dari tahun 2018 hingga tahun 2020 angka kemiskinan terus
mengalami trend penurunan. Namun di tahun 2021-2022, kelompok
probabilitas rentan miskin jatuh kedalam kategori penduduk miskin
baru, dimana angka kemiskinan yang sebelumnya sebesar 4,51%
meningkat menjadi 5,06% pada tahun 2021 dan naik naik menjadi 5,30%
pada tahun 2022. Dampak pembatasan kegiatan masyarakat selama
pandemi dan naiknya angka pengangguran telah mempengaruhi
peningkatan angka kemiskinan. Disisi lain, adanya pelonggaran kegiatan
ekonomi masyarakat dalam rangka penerapan kebijakan program
Pemulihan Ekonomi Nasional dan penguatan jaring sosial dengan
pemberian bantuan kepada penduduk miskin mampu untuk menahan
laju peningkatan kemiskinan. Pada semester II tahun 2023 dan 2024 laju
pertumbuhan ekonomi diprediksi mengalami peningkatan, maka prediksi
kemiskinan juga diprediksi akan mengalami penurunan.

E. Ketimpangan Pendapatan
Berbicara mengenai penduduk miskin yang terkatagori memiliki
rata-rata pengeluarkan perkapita perbulan di bawah garis kemiskinan,
dengan asumsi pendapatan penduduk yang jauh dibawah standar,
ketimpangan pendapatan masyarakat di daerah juga menjadi salah satu
aspek yang perlu diperhatikan. Salah satu tujuan pembangunan adalah
tercapainya peningkatan pendapatan per kapita yang terdistribusi secara
merata dan dapat dinikmati oleh keseluruhan penduduk secara
seimbang.

Salah satu ukuran yang digunakan untuk menghitung derajat


ketidakmerataan distribusi pendapatan penduduk suatu wilayah adalah
indeks gini. Ketimpangan di Indonesia dihitung berdasarkan tingkat
pengeluaran riil per kapita. Perubahan tingkat ketimpangan penduduk
sangat dipengaruhi oleh besarnya variasi perubahan pengeluaran antar
kelompok penduduk. Apabila perubahan pengeluaran penduduk

Nota Keuangan Perubahan APBD 2023


kelompok bawah lebih cepat dibandingkan dengan penduduk kelompok
atas, maka ketimpangan pengeluaran akan membaik.

Gambar 1.8 Gini Rasio Kabupaten Jembrana Tahun 2018-2022

Sumber: BPS Kabupaten Jembrana

Berdasarkan data pada gambar 1.8, gini rasio Kabupaten Jembrana


dari tahun 2018 sampai tahun 2022 cenderung fluktuatif, namun tetap
dalam rentang sedang dan rendah. Pada tahun 2023, sebagai dampak
dari penurunan pertumbuhan ekonomi dan peningkatan angka
kemiskinan, diprediksi jumlah masyarakat dengan rata-rata pengeluaran
perbulan di bawah garis kemiskinan akan mengalami peningkatan,
sehingga jumlah penduduk yang mengalami ketidakmampuan untuk
memenuhi kebutuhan dasarnya akan meningkat. Pada 40 persen
penduduk dengan pendapatan terendah penurunan pendapatan atau
bahkan penghilangan pendapatan akan berdampak pada pengeluaran
secara signifikan. Di sisi lain, penduduk pada 40 persen pendapatan
menengah dan 20 persen pendapatan atas diasumsikan juga akan
mengalami penurunan pendapatan. Namun di sisi pengeluaran
dimungkinkan perubahan komposisi pengeluaran yang digunakan
sebagai petunjuk terjadinya perubahan tingkat kesejahteraan pada
kelompok atas dan menengah akan mengalami penurunan yang lebih
lambat dibandingkan pada kelompok pendapatan rendah. Dari asumsi
ini, maka diprediksi tahun 2023 angka gini ratio akan mengalami sedikit
penurunan.

Nota Keuangan Perubahan APBD 2023


F. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Secara umum, pembangunan bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Aksesibilitas masyarakat terhadap hasil
pembangunan seperti kesehatan, pendidikan, pendapatan, dan
sebagainya digambarkan dengan Indeks Pembangunan Manusia.

Gambar 1.9 IPM Kabupaten Jembrana Tahun 2018-2022

Sumber: BPS Kabupaten Jembrana

Melihat tren IPM Kabupaten Jembrana dari tahun 2018 sampai


dengan 2022, terus terjadi peningkatan nilai IPM hingga tahun 2022
dengan nilai 72,91 (berstatus tinggi). Jika dilihat dari keseluruhan
kabupaten/kota di Provinsi Bali, IPM Kabupaten Jembrana tahun 2022
berada di urutan lima, dibawah Kabupaten Tabanan dan sedikit di atas
Kabupaten Buleleng. Sesuai dengan tren selama 5 tahun terakhir
tersebut, ada optimisme bahwa pada semester ke II tahun 2023 dan 2024
prediksi IPM Kabupaten Jembrana juga dapat meningkat. Hal ini
diperkuat juga dengan prediksi peningkatan laju pertumbuhan ekonomi,
penurunan angka pengangguran dan penurunan angka kemiskinan
akibat adanya program Pemulihan Ekonomi Nasional dan pelonggaran
aktivitas kegiatan masyarakat di era normal baru.

G. Perkembangan Indikator Ekonomi Makro Kabupaten Jembrana

Berdasarkan ulasan capaian indikator ekonomi makro dan proyeksi


yang telah diuraikan sebelumnya, secara umum perkembangan indikator

Nota Keuangan Perubahan APBD 2023


ekonomi makro Kabupaten Jembrana pada tahun 2020 s.d. 2022 adalah
sebagai berikut.

CAPAIAN
INDIKATOR
2020 2021 2022

Pertumbuhan Ekonomi -4.96 -0.65 2.98

Persentase Kemiskinan 4.51 5.06 5.30

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)


4.52 4.11 3.94

Indeks Pembangunan Manusia (IPM)


72.36 72.75 72.91

Gini Ratio 0.353 0.378 0.33

Tabel 1.3 Perkembangan Indikator Ekonomi Makro Tahun 2020-2022

Sumber: Kabupaten Jembrana Dalam Angka

2. Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2023

Tantangan dan prospek perekonomian di Kabupaten Jembrana


akan sangat dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi global, nasional,
serta di Provinsi Bali. Risiko dan tantangan perekonomian di tahun 2023
adalah tekanan inflasi global dan percepatan pemulihan laju
pertumbuhan ekonomi. Lebih rinci lagi faktor internal dan eksternal serta
proyeksi ekonomi global memiliki tantangan yang diperkirakan akan
dihadapi di tahun 2023, antara lain:

1) Masih rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia

Rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia tergambar dari IPM


Kabupaten Jembrana yang berada di bawah Provinsi Bali. Jika
dilihat dari empat komponen pembentuk IPM, hanya angka
harapan hidup Kabupaten Jembrana yang berada di atas Provinsi
Bali. Angka Harapan Lama Sekolah, Angka Rata-rata Lama
Sekolah dan Pengeluaran perkapita Kabupaten Jembrana masih
berada di bawah provinsi. Tantangan ini memerlukan arah
kebijakan strategis dalam perencanaan tahun 2023 untuk
mengurangi ketimpangan dan mengejar ketertinggalan kualitas
Nota Keuangan Perubahan APBD 2023
SDM Kabupaten Jembrana melalui peningkatan IPM.

2) Masih tingginya tingkat kemiskinan dan pengangguran

Hingga tahun 2022, tingkat kemiskinan Kabupaten Jembrana


cenderung masih di atas tingkat kemiskinan Provinsi Bali, namun
berada di bawah capaian Nasional. Jika dibandingkan dengan
kabupaten/kota lainnya di Provinsi Bali, tingkat kemiskinan
Kabupaten Jembrana berada pada posisi ke-6. Sedangkan untuk
Tingkat Pengangguran Terbuka Kabupaten Jembrana di tahun
2022 walaupun lebih rendah dari Provinsi Bali namun jumlahnya
masih cukup tinggi di angka 3,94. Dua hal ini menjadi tantangan
tersendiri dalam perumusan perencanaan pembangunan di tahun
2023 untuk mampu menurunkan angka kemiskinan dan
pengangguran terbuka daerah.

3) Masih belum optimalnya pelayanan infrastruktur

Infrastruktur yang memadai merupakan kunci dari peningkatan


perekonomian dan kualtas sumber daya manusia. Peningkatan
infrastruktur menjadi penting untuk menghubungkan kawasan
produksi dengan kawasan distribusi, mempermudah akses ke
kawasan wisata, mendongkrak lapangan kerja baru dan
mempercepat peningkatan nilai tambah perekonomian rakyat.

4) Belum optimalnya tatakelola pemerintahan dan pelayanan publik


kepada masyarakat. Meningkatkan tata kelola pemerintahan
melalui perwujudan birokrasi yang profesional dengan cara
meningkatkan efektifitas kelembagaan perangkat daerah dan
meningkatkan kualitas sumber daya aparatur; peningkatan
kualitas ketenteraman dan ketertiban masyarakat dalam
kehidupan demokrasi dan sadar hukum; serta peningkatan
kinerja pemerintah daerah dengan penyederhanaan birokrasi
menjadi tantangan yang harus dapat dijawab dalam rangka
mencapai kemudahan investasi dan peningkatan kualitas
pelayanan di daerah guna mendukung upaya peningkatan
Nota Keuangan Perubahan APBD 2023
pertumbuhan ekonomi daerah.

Selain tantangan, beberapa hal yang diharapkan mampu


pendukung prospek perekonomian Kabupaten Jembrana di tahun 2023
antara lain:

1) Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Jembrana tidak sepenuhnya


bergantung pada sektor pariwisata. Hal ini membuat imbas
perlambatan ekonomi di Kabupaten Jembrana tidak separah
kabupaten lain di Bali yang berfokus pada kegiatan pariwisata.
Kabupaten Jembrana memiliki potensi di bidang pertanian,
perkebunan dan perikanan yang dapat dioptimalkan untuk
mempercepat laju perekonomian daerah dan menanggulangi
dampak pandemi COVID-19. Jika sektor ini dikembangkan
potensinya dengan baik, diharapkan mampu menunjang
perekonomian daerah dan menambah pendapatan asli daerah
Kabupaten Jembrana.

2) Kinerja perekonomian daerah diperkirakan akan mengalami


pemulihan serangkaian dengan peningkatan laju pertumbuhan
ekonomi serta optimisme pelaku usaha dalam memulai usahanya
kembali.

3) Rencana pembangunan Tol Gilimanuk-Mengwi yang diharapkan


mampu menjamin pemerataan pertumbuhan ekonomi di Bali
sehingga sektor transportasi dan pariwisata dapat lebih
berkembang di Kabupaten Jembrana.

Dengan memperhatikan tren, tantangan dan daya dukung yang ada


di Kabupaten Jembrana serta arah kebijakan pemerintah pusat dan
pemerintah Provinsi Bali tahun 2023, maka Arah kebijakan makro tahun
2023 masih ditujukan untuk penguatan sektor strategis daerah setelah
mengalami dampak pandemi COVID-19 yakni percepatan pemulihan
ekonomi daerah, menurunkan tingkat kemiskinan, menurunkan tingkat
pengangguran terbuka, menurunkan gini ratio dan meningkatkan Indek
Pembangunan Manusia (IPM). Untuk mencapainya maka pada Perubahan
Nota Keuangan Perubahan APBD 2023
Kebijakan Umum anggaran Kabupaten Jembrana Tahun 2023 ditekankan
pada beberapa hal berikut:

1) Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM), membangun SDM


pekerja keras yang dinamis, produktif, terampil, menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi didukung dengan kerjasama industri
dan talenta global;

2) Peningkatan Infrastruktur dan Lingkungan Hidup dengan


melanjutkan pembangunan infrastruktur untuk menghubungkan
kawasan produksi dengan kawasan distribusi, mempermudah
akses ke kawasan wisata, mendongkrak lapangan kerja baru, dan
mempercepat peningkatan nilai tambah perekonomian rakyat
serta peningkatan kualitas lingkungan hidup untuk
menanggulangi kerusakan lingkungan dan perubahan iklim.

3) Peningkatan perekonomian melalui optimalisasi daya saing


ekonomi dan kesempatan berusaha dengan memberikan
kemudahan perizinan berusaha dan insentif terkait investasi,
peningkatan industri pengolahan berbasis pertanian dan
kemaritiman berdasarkan potensi daerah yang terintegrasi hulu-
hilir, meningkatkan potensi unggulan daerah yang berdaya saing
serta meningkatkan kemitraan usaha antara Usaha Mikro Kecil
dan Usaha Menengah Besar dan bantuan permodalan untuk
UMKM.

4) Peningkatan kinerja aparatur dan birokrasi melalui meningkatkan


tata kelola pemerintahan, peningkatan kualitas pelayanan publik
dan mempercepat implementasi kebijakan smart city untuk
menjamin pelaksanaan tata kelola pemerintahan yang transparan
dan pelayanan publik yang prima melalui penerapan teknologi
informasi.

Berdasarkan ulasan mengenai kondisi perekonomian daerah,


tantangan dan prospek perekonomian tahun 2023 yang telah dijabarkan
sebelumnya, secara umum perkembangan indikator ekonomi makro
Nota Keuangan Perubahan APBD 2023
Kabupaten Jembrana pada tahun 2020 s.d. 2022 dan prediksi capaian
tahun 2023 adalah sebagai berikut:

CAPAIAN PROYEKSI

INDIKATOR
2020 2021 2022 2023 Perubahan KUA
2023

Pertumbuhan Ekonomi -4.96 -0.65 2.98 5.56 (5.26 – 5.86) 5.56 (5.26 – 5.86)

Persentase Kemiskinan 4.51 5.06 5.30 3.82 (3.62 – 4.03) 3.82 (3.62 – 4.03)

Tingkat Pengangguran
Terbuka (TPT) 4.52 4.11 3.94 3.00 (2.85 – 3.15) 3.00 (2.85 – 3.15)

Indeks Pembangunan 72.36 72.75 72.91 74.28 (74.08 – 74.48) 74.28


Manusia (IPM) (74.08 – 74.48)
Gini Ratio 0.353 0.378 0.33 0.323 (0.303 – 0.343) 0.323
(0.303 – 0.343)

Tabel 1.4 Perkembangan Indikator Ekonomi Makro Tahun 2020-2022 dan Proyeksi
Indikator Ekonomi Makro Kabupaten Jembrana Tahun 2023

Sumber: Kabupaten Jembrana Dalam Angka 2023 (data capaian tahun 2020-2022)
3. Arah Kebijakan Keuangan Daerah

Arah kebijakan keuangan daerah adalah kebijakan yang akan


ditempuh oleh pemerintah daerah berkaitan dengan pendapatan daerah,
belanja daerah, dan pembiayaan daerah. Keuangan daerah memiliki
peranan penting dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah
khususnya pembiayaan pembangunan agar berjalan dengan baik. Oleh
karena itu, analisis mengenai kondisi dan proyeksi keuangan daerah
perlu dilakukan untuk mengetahui kemampuan daerah dalam mendanai
rencana pembangunan. Dengan adanya analisis keuangan daerah yang
tepat akan menghasilkan kebijakan yang efektif dalam pengelolaan
keuangan daerah untuk pencapaian tujuan pembangunan.

Keuangan daerah harus dikelola secara tertib, efisien, ekonomis,


efektif, transparan dan bertanggung jawab serta taat pada peraturan
perundang-undangan dengan memperhatikan rasa keadilan dan
kepatutan. Prinsip pengelolaan ini mengarahkan penyusunan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) menggunakan pendekatan
kinerja untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan masyarakat secara
Nota Keuangan Perubahan APBD 2023
optimal, dengan memperhatikan keseimbangan antara pembiayaan
penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan
pelayanan masyarakat. Oleh karena itu penyusunan anggaran dilakukan
berlandaskan efisiensi, efektivitas, tepat waktu pelaksanaan dan
penggunaannya dapat dipertanggungjawabkan.

Arah kebijakan keuangan daerah berpedoman pada ketentuan


perundang-undangan, realisasi dan proyeksi pendapatan daerah serta
pertimbangan kemungkinan kebutuhan pendanaan di masa mendatang.
Arah kebijakan keuangan daerah meliputi arah kebijakan pengelolaan
pendapatan daerah, arah kebijakan pengelolaan belanja daerah dan arah
kebijakan pembiayaan belanja daerah.

Nota Keuangan Perubahan APBD 2023


BAB. II

PENDAPATAN DAERAH

Pendapatan daerah sebagaimana dimaksud dalam Peraturan


Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
adalah hak daerah yang diakui sebagai penambahan nilai kekayaan
bersih dalam periode tahun anggaran berkenaan. Efektifitas
penyelenggaraan pemerintah tidak terlepas dari kapasitas keuangan yang
dikelola oleh Pemerintah Kabupaten Jembrana. Kebijakan belanja
pembangunan daerah akan mempertimbangkan kapasitas fiskal yang
dimiliki. Dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2022
tentang Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah, perlu adanya penyesuaian Pajak Daerah Retribusi Daerah
(PDRD) yang menjadi kewenangan kabupaten/kota serta potensi
pendapatan daerah yang sesuai dengan ketentuan tersebut. Arah
kebijakan keuangan daerah dalam kerangka peningkatan penerimaan
pendapatan daerah Kabupaten Jembrana antara lain:

1) Mengoptimalkan penerimaan pendapatan asli daerah melalui:

a. Meningkatkan potensi penerimaan pajak dan retribusi melalui


penyesuaian regulasi Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
sebagaimana amanat Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2022
tentang Hubungan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 35
Tahun 2023 tentang Ketentuan Umum Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah;

b. Ekstensifikasi dan intensifikasi pajak daerah, utamanya pajak


yang memiliki potensi besar seperti BPHTB, PBB-P2, Pajak
Hotel, Pajak Restoran, Parkir, dan Pajak Reklame;

c. Pembenahan manajemen penerimaan PAD, terutama berfokus


pada pembenahan data wajib pajak dan objek pajak,
kemudahan pembayaran pajak, menyiapkan SDM pemeriksa
pajak dan penilai objek pajak;
Nota Keuangan Perubahan APBD 2023
d. Melakukan inovasi melalui percepatan dan perluasan
digitalisasi/ elektronifikasi transaksi pemerintah daerah
khususnya dibidang pajak daerah dan retribusi daerah,
penyesuaian tarif untuk beberapa jenis pajak dan retribusi,
penyesuaian NJOP pada PBB-P2, pendekatan layanan pajak
daerah, keringanan pajak untuk wajib pajak dengan
persyaratan tertentu, dan lain-lain;

e. Mengembangkan kelembagaan pengelolaan keuangan daerah


sesuai dengan kebutuhan daerah, terutama pemantapan
kerangka regulasi dan kelembagaan pengelolaan pendapatan
daerah melalui Perangkat Daerah terkait.

2) Mengoptimalkan sumber pendapatan lain yang sah, seperti bagi


hasil deviden, jasa giro dan lain-lain;

3) Mengoptimalkan sumber pendapatan dari Transfer Pemerintah


Pusat dan Transfer Antar Daerah (Pemerintah Provinsi)

4) Mengembangkan alternatif-alternatif pembiayaan pembangunan


selain dari APBD, terutama mekanisme Kerjasama Pemerintah
dengan Badan Usaha dan Corporate Social Responsibility (CSR).

Arah kebijakan pendapatan daerah tidak lepas dari realisasi


pendapatan daerah semester 1 tahun 2023. Adapun target, proyeksi dan
realisasi pendapatan daerah Kabupaten Jembrana tahun 2021 s.d 2023
adalah seperti pada tabel berikut:

Nota Keuangan Perubahan APBD 2023


Jumlah

NO Uraian Realisasi Proyeksi Perubahan


Realisasi Tahun Realisasi Tahun Target Tahun 2023 Realisasi Semester Semester APBD 2023
2021 2022 (tahun berjalan) 1 2023 1 2023
(%)

(1) (2) (3) (4) (4) (5) (6) (7)

4 Pendapatan Daerah

4.1 Pendapatan Asli Daerah 185.003.035.370 175.993.267.582 159.318.495.549 82.560.586.415 51,82 216.803.007.173

4.1.1 Pajak Daerah 38.129.903.223 48.793.825.835 48.636.820.127 24.655.527.013 50,7 87.166.506.980

4.1.2 Retribusi Daerah 8.483.625.074 9.204.968.004 15.555.558.630 3.714.386.832 23,9 15.555.558.630

4.1.3 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan 9.665.377.069 8.303.444.556 9.331.678.792 8.972.857.456 96,2 9.111.857.456

4.1.4 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah 128.724.130.003 109.691.029.187 85.794.438.000 45.217.815.113 52,7 104.969.084.107

4.2 Pendapatan Transfer 841.856.179.239 919.698.952.459 869.949.514.543 425.166.244.572 48,9 882.527.060.831

4.2.1 Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat 736.019.994.868 787.808.597.949 728.662.874.000 377.801.365.514 51,8 718.066.226.397

4.2.1.1 Dana Perimbangan 653.090.567.868 719.734.722.949 666.352.069.000 331.654.461.614 49,8 655.755.421.397

4.2.1.2 Dana Insentif Daerah/ Insentif Fiskal 28.389.744.000 25.641.736.000 21.013.127.000 10.506.563.500 50 21.013.127.000

4.2.1.3 Dana Desa 54.539.683.000 42.432.139.000 41.297.678.000 35.640.340.400 86,3 41.297.678.000

4.2.2 Pendapatan Transfer Antar Daerah 105.836.184.371 131.890.354.510 141.286.640.543 47.364.879.058 33,5 164.460.834.434

4.2.02.01 Pendapatan Bagi Hasil 77.543.259.689 107.088.930.678 97.936.178.628 41.405.212.978 42,3 121.210.372.519

4.2.02.02 Bantuan Keuangan 28.292.924.682 24.801.423.832 43.350.461.915 5.959.666.080 13,7 43.250.461.915

Nota Keuangan Perubahan APBD 2023


4.3 Lain-lain pendapatan daerah yang sah 40.634.399.000 - - - - -

4.3.1 Hibah 40.634.399.000 - - - - -

4.3.2 Dana darurat - - - - - -

4.3.3 Lain-lain pendapatan sesuai dengan ketentuan peraturan - - - - - -


perundang-undangan

JUMLAH PENDAPATAN DAERAH (4.1+4.2+4.3) 1.067.493.613.610 1.095.691.565.638 1.029.268.010.092 507.726.830.987 49,3 1.099.330.068.004

Tabel 2.1 Realisasi, Target dan Proyeksi Pendapatan Daerah Kabupaten Jembrana Tahun 2021 s.d. 2023

Sumber: SIPD/Simda NG (data diolah)

Nota Keuangan Perubahan APBD 2023


Mencermati tabel 2.3. Rata-rata penerimaan pendapatan daerah pada
semester 1 tahun 2023 cukup baik yaitu sebesar 51,82% dimana realisasi
yang masih rendah dari Pendapatan Asli Daerah hanya Retribusi Daerah
(23,9%) dan dari pendapatan transfer antar daerah yaitu Bantuan
Keuangan (13,7%). Berdasarkan data tersebut maka diperlukan strategi
untuk mengoptimalkan penerimaan retribusi daerah dengan melakukan
evaluasi kinerja untuk mengidentifikasi permasalahan dan mencarikan
solusi.

Nota Keuangan Perubahan APBD Tahun 2023


BAB. III
BELANJA DAERAH
Undang-Undang Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintahan Daerah (UU HKPD) telah menjadi tonggak berbagai upaya
reformasi desentralisasi fiskal di Indonesia. Salah satunya melalui
penguatan sinergi kebijakan fiskal nasional guna akselerasi pencapaian
tujuan bernegara. Sesuai ketentuan Pasal 169 dan Pasal 170 UU HKPD,
Pemerintah menyinergikan kebijakan fiskal nasional dan pemda
menyinergikan kebijakan pembangunan dan fiskal daerah diantaranya
dengan Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal
(KEM PPKF). Sinergitas kebijakan fiskal pusat dan daerah diperlukan
agar alokasi sumber daya dalam pencapaian tujuan pembangunan lebih
efisien. Dalam rangka melaksanakan amanat tersebut, bagian ini disusun
terutama sebagai bentuk penyelarasan kebijakan fiskal nasional oleh
Pemerintah dan sebagai pedoman bagi pemda dalam penyusunan arah
dan strategi kebijakan pembangunan dan fiskal di daerah yang
dituangkan dalam Kebijakan Umum APBD dan Prioritas Plafon Anggaran
Sementara (KUA PPAS) di masing-masing daerah. Upaya untuk
menyinergikan kebijakan Pusat dan Daerah ditempuh dengan
menyelaraskan antara arah dan strategi serta target pembangunan baik
dari sisi ekonomi maupun kesejahteraan.

Belanja daerah dilaksanakan dalam rangka membiayai pelaksanaan


urusan pemerintahan yang terdiri atas urusan wajib, urusan pilihan dan
urusan yang penanganannya dalam bidang tertentu dapat dilaksanakan
bersama antara pemerintah dan pemerintah daerah atau antar
pemerintah daerah yang ditetapkan dengan ketentuan perundang-
undangan. Belanja daerah disusun berdasarkan pendekatan prestasi
kerja yang berorientasi pada pencapaian hasil dari input yang
direncanakan. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas
perencanaan anggaran serta memperjelas efektifitas dan efisiensi
penggunaan anggaran. Penyusunan belanja daerah diprioritaskan untuk
menunjang efektifitas pelaksanaan tugas dan fungsi perangkat daerah
Nota Keuangan Perubahan APBD Tahun 2023
dalam rangka melaksanakan urusan pemerintahan daerah yang menjadi
tanggung jawabnya. Alokasi anggaran belanja yang direncanakan oleh
Perangkat Daerah harus terukur dan disertai dengan peningkatan kinerja
pelayanan dan kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan dengan kondisi
pendapatan dan kebijakan sebagaimana diuraikan sebelumnya serta
dikaitkan dengan permasalahan/isu yang dihadapi, maka arah kebijakan
belanja daerah dalam perubahan RKPD Semesta Berencana Tahun 2023
secara umum adalah sebagai berikut.
1) Memprioritaskan belanja untuk pencapaian Standar Pelayanan
Minimal (SPM) dan belanja mandatori seperti pendidikan,
kesehatan dan infrastruktur dengan memperhatikan arahan visi
dan misi Kepala Daerah serta menyelaraskan dengan arah
kebijakan pembanguanan nasional dan arah kebijakan Provinsi
Bali yang dilakukan melalui pendekatan tematik, holistik,
integratif dan spasial yang menyasar pada prioritas
pembangunan daerah;
2) Optimalisasi belanja daerah untuk mendanai pelaksanaan
program prioritas pembangunan secara efektif dan efisien yang
mendukung pertumbuhan ekonomi, perluasan lapangan
pekerjaan dan pengentasan kemiskinan;
3) Memprioritaskan belanja penyelenggaraan urusan pemerintah
lainnya yang mendukung kinerja pemerintah daerah dalam
mencapai sasaran prioritas pembangunan daerah.
4) Mengutamakan penggunaan produk usaha kecil (UMKM) serta
koperasi dari hasil produksi dalam negeri, termasuk rancang
bangun dan perekayasaan nasional yang dilakukan apabila
terdapat produk dalam negeri yang memiliki penjumlahan nilai
Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) ditambah nilai Bobot
Manfaat Perusahaan (BMP) paling sedikit 40% (empat puluh
persen) sesuai dengan amanat Peraturan Presiden Nomor 12
Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor
16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

Nota Keuangan Perubahan APBD Tahun 2023


5) Memastikan setiap belanja yang mengarah pada pembangunan
fisik dan insfrastruktur untuk melakukan tahapan perencanaan
pembangunan n-1 dari tahun pembangunan fisiknya sehingga
tahapan pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan fisik dapat
berjalan optimal.Pemenuhan pemanfaatan anggaran untuk
pendidikan sebesar 20% dari volume APBD tiap tahun dengan
fokus pada penuntasan wajib belajar 9 tahun serta menciptakan
pendidikan yang berkualitas dan terjangkau.
6) Belanja daerah yang bersifat tetap dan mengikat seperti belanja
pegawai menyesuaikan dengan peraturan perundangan yang
berlaku.
7) Belanja daerah berupa hibah dan bantuan sosial diberikan
secara selektif, akuntabel, transparan dan berkeadilan dengan
mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah serta
berpedoman pada peraturan perundangan yang berlaku.
8) Dana desa, alokasi dana desa dan belanja bagi hasil pajak dan
retribusi daerah pada pemerintahan desa merupakan bentuk
distribusi fiskal yang ditentukan berdasarkan proporsi besaran
dana perimbangan (DAU dan pendapatan asli daerah
khususnya pajak daerah dan retribusi daerah) serta
menyesuaikan dengan peraturan perundangan yang berlaku.
9) Belanja tidak terduga diarahkan untuk menyediakan anggaran
siaga terutama disiapkan untuk antisipasi dan penanganan
bencana alam maupun sosial.

Mengoptimalkan jaring pengaman sosial bagi yang membutuhkan


melalui bantuan sosial kepada masyarakat.Berdasarkan hasil analisis
dan perkiraan sumber-sumber pendapatan daerah dan realisasi serta
proyeksi pendapatan daerah 3 (tiga) tahun terakhir, realisasi belanja
daerah tahun 2020-2021 serta alokasi belanja daerah tahun 2022, maka
arah kebijakan belanja daerah pada tahun 2020-2024 dituangkan dalam
tabel berikut:

Nota Keuangan Perubahan APBD Tahun 2023


Jumlah

Realisasi Proyeksi Perubahan


NO Uraian Realisasi Semester
Realisasi Tahun 2021 Realisasi Tahun 2022 Target Tahun 2023 Semester 1 APBD 2023
1 Tahun 2023
2023 (%)

(1) (2) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

5 Belanja

5.1 Belanja Operasi 878.167.543.354 877.968.599.857 922.173.712.550 368.568.400.905 39,97 976.452.790.928

5.1.1 Belanja Pegawai 465.003.429.661 426.227.679.239 455.169.590.080 213.664.715.155 46,94 450.127.391.910

5.1.2 Belanja Bunga - - - - - -

5.1.3 Belanja Subsidi - - - - - -

5.1.4 Belanja Barang dan Jasa 384.799.432.164 400.252.208.916 407.984.599.142 145.672.185.249 35,71 453.856.708.723

5.1.5 Belanja Hibah 15.620.003.010 42.522.016.663 55.289.482.676 6.711.940.000 12,14 67.377.453.843

5.1.6 Belanja Bantuan Sosial 12.744.678.519 8.966.695.039 3.730.040.652 2.519.560.500 67,55 5.091.236.452

5.2 Belanja Modal 82.211.432.945 128.377.652.064 85.924.760.167 14.928.400.688 18,25 82.477.364.507

5.2.2 Belanja Modal Peralatan dan Mesin 16.160.291.657 30.238.731.393 22.133.865.732 5.338.057.031 24,12 22.623.532.972

5.2.3 Belanja Modal Gedung dan 37.983.040.650 39.191.542.663 30.392.119.000 1.420.511.946 4,67 27.888.639.000
Bangunan

5.2.4 Belanja Modal Jalan, Jaringan, dan 20.537.947.642 54.851.664.232 22.183.993.435 8.055.463.421 36,31 23.761.554.935
Irigasi

5.2.5 Belanja Modal Aset Tetap Lainnya 7.530.152.996 4.095.713.777 7.108.418.500 114.368.290 1,61 5.458.703.500

5.2.6 Belanja Modal Aset Lainnya - - 4.106.363.500 - - 2.744.934.100

5.3 Belanja Tidak Terduga 6.228.142.505 3.495.999.039 6.594.595.000 - - 2.594.595.000

5.3.1 Belanja Tidak Terduga 6.228.142.505 3.495.999.039 6.594.595.000 - - 2.594.595.000

Nota Keuangan Perubahan APBD Tahun 2023


5.4 Belanja Transfer 130.831.498.002 121.813.736.560 116.167.121.514 79.782.708.805 68,68 129.595.642.714

5.4.1 Transfer Bagi Hasil Pendapatan 17.256.931.305 15.849.047.960 15.538.518.014 6.215.407.205 40 17.143.831.514

5.4.2 Transfer Bantuan Keuangan 113.574.566.697 105.964.688.600 100.628.603.500 73.567.301.600 73,11 112.451.811.200

TOTAL JUMLAH BELANJA 1.097.438.616.806 1.131.655.987.520 1.130.860.189.231 463.279.510.398 40,97 1.191.120.393.149

SURPLUS/DEFISIT -27.108.293.371 -33.265.540.711 -101.592.179.139 (91.790.325.145)

Tabel 2.4 Realisasi dan Target/Proyeksi Belanja Daerah Kabupaten Jembrana Tahun 2020 s.d. 2023

Sumber: SIPD dan SIMDA NG (data diolah

Nota Keuangan Perubahan APBD Tahun 2023


BAB. IV
PEMBIAYAAN DAERAH
Arah kebijakan pembiayaan daerah meliputi kebijakan
penerimaan pembiayaan dan kebijakan pengeluaran pembiayaan daerah.
Kebijakan penerimaan pembiayaan yang akan dilakukan terkait dengan
kebijakan pemanfaatan sisa lebih perhitungan anggaran tahun
sebelumnya (SILPA), pencairan dana cadangan, hasil penjualan kekayaan
daerah yang dipisahkan, penerimaan pinjaman daerah, penerimaan
kembali pemberian pinjaman, dan penerimaan piutang daerah sesuai
dengan kondisi keuangan daerah. Sumber penerimaan pembiayaan
daerah dapat berasal dari:

1) Sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya


(SiLPA) mencakup pelampauan penerimaan PAD, pelampauan
penerimaan pendapatan transfer, pelampauan penerimaan lain-
lain pendapatan daerah yang sah, pelampauan penerimaan
pembiayaan, penghematan belanja, kewajiban kepada pihak
ketiga sampai dengan akhir tahun belum terselesaikan, dan sisa
dana akibat tidak tercapainya capaian target Kinerja dan sisa
dana pengeluaran pembiayaan.
2) Pencairan dana cadangan digunakan untuk menganggarkan
pencairan dana cadangan dari rekening dana cadangan ke
rekening kas umum daerah dalam tahun anggaran berkenaan,
dengan Jumlah yang dianggarkan sesuai dengan jumlah yang
telah ditetapkan dalam peraturan daerah tentang pembentukan
dana cadangan berkenaan.
3) Hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan.
4) Penerimaan pinjaman daerah didasarkan pada jumlah pinjaman
yang akan diterima dalam tahun anggaran berkenaan sesuai
dengan yang ditetapkan dalam perjanjian pinjaman
bersangkutan. Penerimaan pinjaman daerah dapat bersumber
dari pemerintah pusat, pemerintah daerah lain, lembagan
keuangan bank, Lembaga keuangan bukan bank, dan/atau
Nota Keuangan Perubahan APBD Tahun 2023
masyarakat.
5) Penerimaan kembali pemberian pinjaman daerah digunakan
untuk menganggarkan penerimaan kembali pinjaman yang
diberikan kepada pihak penerima pinjaman sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
6) Penerimaan pembiayaan lainnya digunakan untuk
menganggarkan penerimaan pembiayaan lainnya sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

Sedangkan kebijakan pengeluaran pembiayaan daerah mencakup


pembentukan dana cadangan, penyertaan modal (investasi) daerah yang
telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah, pembayaran pokok utang
jatuh tempo, dan pemberian pinjaman daerah. Pengeluaran pembiayaan
dialokasikan pada hal-hal yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan
kemampuan keuangan daerah dan memenuhi kewajiban yang telah jatuh
tempo. Rincian pengeluaran pembiayaan daerah antara lain:

1) Pembayaran Cicilan Pokok Utang digunakan unuk


menganggarkan pembayaran pokok utang yang didasarkan pada
jumlah yang harus dibayarkan sesuai dengan perjanjian
pinjaman dan pelaksanaannya merupakan prioritas utama dari
seluruh kewajiban Pemerintah Daerah yang harus diselesaikan
dalam tahun anggaran berkenaan berdasarkan perjanjian
pinjaman.

2) Penyertaan Modal Daerah dapat dilakukan pada BUMD dan/atau


BUMN. Penyertaan Modal Daerah dapat dilaksanakan apabila
jumlah yang akan disertakan dalam tahun anggaran berkenaan
telah ditetapkan dalam perda mengenai penyertaan modal daerah
bersangkutan.

3) Dana Cadangan penggunaannya diprioritaskan untuk mendanai


kebutuhan pembangunan prasarana dan sarana daerah yang
tidak dapat dibebankan dalam 1 tahun anggaran. Dana
Cadangan dapat digunakan untuk mendanai kebutuhan lainnya
Nota Keuangan Perubahan APBD Tahun 2023
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dana
Cadangan bersumber dari penyisihan atas Penerimaan Daerah
kecuali dari DAK, Pinjaman Daerah, dan Penerimaan lainnya
yang penggunaannya dibatasi untuk pengeluaran tertentu
berdasarkan peraturan perundang- undangan.

4) Pemberian Pinjaman Daerah digunakan untuk menganggarkan


Pemberian Pinjaman Daerah yang diberikan kepada Pemerintah
Pusat, Pemerintah Daerah lainnya, BUMD, badan usaha milik
negara, koperasi, dan/atau masyarakat.

5) Pengeluaran Pembiayaan lainnya digunakan untuk


menganggarkan pengeluaran Pembiayaan lainnya sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

Berdasarkan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah tahun 2022,


Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun 2022 adalah sebesar
Rp.91.790.325.144,00 yang terdiri dari SiLPA terikat sebesar Rp.
51.600.745.440,52 dan SiLPA non terikat sebesar Rp. 40.189.579.704,11.
Adapun rincian target/proyeksi dan realisasi pembiayaan daerah
Kabupaten Jembrana tahun 2021 s.d. semester 1 tahun 2023 tersaji
dalam tabel berikut:

Nota Keuangan Perubahan APBD Tahun 2023


Jumlah
NO
Jenis Penerimaan dan Pengeluaran Pembiayaan Daerah Realisasi Th. 2021 Realisasi Th. 2022 Target Th. 2023 Realisasi Semester 1 Proyeksi Perubahan
Th. 2023 Pembiayaan Th 2023

1 2 3 4 5 6 7

Pembiayaan Daerah

6.1 Penerimaan pembiayaan 32.509.293.371 134.476.737.091 106.992.179.139 92.760.325.144 97.190.325.145

6.1.1 Sisa lebih perhitungan anggaran tahun sebelumnya (SiLPA) 27.109.293.371 129.876.737.091 101.592.179.139 91.790.325.144 91.790.325.145

6.1.2 Pencairan Dana Cadangan - - - -

6.1.3 Hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan - - - -

6.1.4 Penerimaan pinjaman daerah - - - -

6.1.5 Penerimaan Kembali pemberian pinjaman 5.400.000.000 4.600.000.000 5.400.000.000 970.000.000 5.400.000.000

6.1.6 Penerimaan pembiayaan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan - - - -

6.2 Pengeluaran pembiayaan 5.400.000.000 6.721.990.065 5.400.000.000 5.400.000.000 5.400.000.000

6.2.1 Pembayaran pokok utang - - - -

6.2.2 Penyertaan modal (Investasi) daerah - 2.121.990.065 - -

6.2.3 Pembentukan dana cadangan - - - -

6.2.4 Pemberian pinjaman daerah 5.400.000.000 4.600.000.000 5.400.000.000 5.400.000.000 5.400.000.000

6.2.5 Pengeluaran pembiayaan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- - - - -


undangan

JUMLAH PEMBIAYAAN NETTO 32.509.293.371 127.754.747.026 101.592.179.139 87.360.325.144 91.790.325.145

Tabel 2.5 Realisasi dan Target/Proyeksi Pembiayaan Daerah Kabupaten Jembrana Tahun 2021 s.d. 2023 Sumber: SIPD (data diolah)

Nota Keuangan Perubahan APBD Tahun 2023


BAB V.
PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana anggaran belanja daerah dikelompokan kedalam Belanja


Operasi, Belanja Modal, Belanja Tak Terduga dan Belanja Transfer yang
dituangkan berdasarkan pada urusan pemerintah daerah, baik urusan
wajib layanan dasar, urusan wajib bukan layanan dasar, urusan pilihan
maupun urusan penunjang yang dilaksanakan oleh masing-masing
Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang diuraikan berdasarkan urusan
pemerintahan daerah yang dipergunakan sebagai dasar untuk dijabarkan
pada program dan kegiatan yang mencantumkan target pencapaian
kinerja secara terukur dalam rangka mengoptimalkan pencapaian
sasaran prioritas pembangunan

Dalam mengimplementasikan prioritas pembangunan tersebut pada


berbagai program dan kegiatan agar selaras dengan potensi dan sumber
daya keuangan sebagaimana dituangkan dalam Perubahan KUA
Kabupaten Jembrana Tahun 2023, maka disusunlah Perubahan Prioritas
dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Tahun 2023. Berdasarkan
Perubahan KUA serta Perubahan PPAS Tahun 2023, maka seluruh
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) menyusun Rencana Kerja dan
Anggaran (RKA) SKPD yang memuat program dan kegiatan sesuai urusan
pemerintahan daerah dan tugas pokoknya masing-masing. RKA SKPD
tersebut menjadi bahan penyusunan Rancangan Perubahan APBD
Kabupaten Jembrana Tahun Anggaran 2023.

Nota Keuangan Perubahan APBD Tahun 2023


BAB VI.
PENUTUP

Demikianlah gambaran secara umum mengenai Nota Keuangan


Perubahan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
Kabupaten Jembrana Tahun Anggaran 2023. Untuk penjelasan lebih rinci
dapat dilihat dalam Lampiran I sampai dengan Lampiran XVI Rancangan
Peraturan Daerah dimaksud.

Semoga pembahasan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja


Daerah ini dapat berjalan lancar dan selesai tepat pada waktunya.

BUPATI JEMBRANA,

I NENGAH TAMBA

Nota Keuangan Perubahan APBD Tahun 2023

Anda mungkin juga menyukai