Anda di halaman 1dari 600

Urban & Regional Planning Series

Urban Planning
In Indonesia

Hengki Atmadji

2023
Hengki Atmadji
Tata Kota
(KK-16451)
Pokok Bahasan
Kuliah 1 : Pengertian Perencanaan
1 Kuliah 2 : Pengertian Kota
Kuliah 3 : Pengertian Perencanaan Kota
Kuliah 4 : Data dan Analisis Perencanaan Kota
2 Kuliah 5 : Analisis Penduduk
Kuliah 6 : Produk dan Muatan Rencana Tata Ruang Kota
Kuliah 7 : Perencanaan Penggunaan Lahan
3 Kuliah 8 : Perencanaan Transportasi Kota
Kuliah 9 : Perencanaan Prasarana Perkotaan
Kuliah 10 : Perencanaan Lingkungan dan Kawasan Khusus
4 Kuliah 11 : Peraturan Zonasi
Kuliah 12 : Perancangan Kota
Kuliah 13 : Perencanaan Kota Tematik
5 Kuliah 14 : Peranan Komputer dalam Perencanaan Kota
Tata Kota
(KK-16451)
https://www.vectorstock.com/royalty-free-vector/action-plan-concept-
with-icons-vector-11861920

Tema-1 Pengantar Perencanan Kota


Kuliah-1 Perencanaan
Ir. Hengki Atmadji, M.P.W.K., IAP
Bahasan
1 Pengertian Perencanaan 6 Unsur Perencanaan

Four
2 Tujuan Perencanaan 7 Karakter Perencanaan

3 Urgensi Perencanaan. 8 Jenis Perencanaan

4 Pendekatan Perencanaan 9 Proses Perencanaan

5 Lingkup dan Jangka Waktu Perencanaan


1. Beberapa Pengertian Perencanaan
• Suatu kegiatan merumuskan keinginan yang berkembang di masa mendatang, bisa
dengan memperhatikan keadaan masa lalu dan kecenderungannya, dengan
memperhatikan keadaan masa kini, motivasi dan juga sumber dayanya, serta dalam proses
yang memperhatikan daya guna dan hasil guna, dalam suatu sistem lingkungan dan dalam
dimensi ruang dan waktu.

• Merupakan suatu hasil rangkaian kerja untuk merumuskan sesuatu yang didasari oleh
suatu pola tindakan yang definitive menurut pertimbangan yang sistematis akan membawa
kentungan tetapi dengan anggapan akan ada tindakan selanjutnya yang merupakan
rangkaian kegiatan yang sistematis lainnya

• Merupakan suatu aktivitas universal manusia, suatu keahlian dasar dalam kehidupan yang
berkaitan dengan pertimbangan suatu hasil sebelumnya diadakan pemilihan di antara
berbagai alternative yang ada.

• Adalah interpretasi atau penjabaran gagasan atau ide ke dalam bentuk wujud nyata.

(Hidayat, 2019)
• Perencanaan merupakan kegiatan menetapkaan tujuan serta merumuskan dan
mengatur pendayagunaan manusia, informasi, finansial, metode dan waktu untuk
memaksimalisasikan efisiensi dan efetivitas pencaaian tujuan (Ulbert Silalahi, M.A)

• Perencanaan adalah pemikiran rasional berdasarkan fakta fakta dan atau


perkiraan yang mendekat (estimate) sebagai persiapan untuk melaksanakan tindakan
tindakan kemudian (Abdurachman 1973)

• Perencanaan dapat didefinisikan sebagai keseluruhan proses pemikiran dan penentuan


secara matang daripada hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang akan
datang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan (Sondang P. Siagian, 1994).

• Perencanaan adalah perhitungan dan penentuan tentang sesuatu yang akan dijalankan
dalam mencapai tujuan tertentu oleh siapa dan bagaimana (Prajudi Atmosudirdjo)

• Perencanan adalah sejumlah keputusan mengenai keinginan dan berisi pedoman


pelaksanaan untuk mencapai tujuan yang diinginkan itu. Jadi setiap rencana mengandung
dua unsur yaitu : tujuan dan pedoman (Malayu P. Hasibuan)
2. Tujuan Perencanaan

1. Perencanaan adalah jalan atau cara untuk mengantifikasi dan merekam perubahan (a way
to anticipate and offset change).
2. Perencanaan memberikan pengarahan (direction) kepada administrator-administrator
maupun non-administrator.
3. Perencanaan juga dapat menhindari atau setidak-tidaknya memperkecil tumpang-tindih
dan pemborosan (wasteful) pelaksanaan aktivitas-aktivitas.
4. Perencanaan menetapkan tujuan-tujuan dan standar-standar yang akan digunakan untuk
memudahkan pengawasan.

(Silalahi dalam Taufiqurokhman)


Tujuan Perencanaan-1 (Sektor Publik)
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional bertujuan untuk:
1. mendukung koordinasi antarpelaku pembangunan;
2. menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antardaerah,
antarruang, antarwaktu, antarfungsi pemerintah maupun antara Pusat dan Daerah;
3. menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan, dan pengawasan;
4. mengoptimalkan partisipasi masyarakat; dan
5. menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan,
dan berkelanjutan.

(UU No. 25/2004)


Tujuan Perencanaan-2 (Sektor Privat)

Setiap perusahaan tentunya mempunyai tujuannya masing-masing, dan pastinya


perencanaan yang disusun pun akan berbeda-beda. Tapi pada dasarnya, tujuan
perusahaan dalam melakukan perencanaan adalah sebagai berikut ini:
• Demi mengantisipasi dan juga beradaptasi dengan berbagai perubahan yang
mungkin terjadi.
• Demi memberikan arahan kepada para administrator ataupun non administrator
agar bisa melakukan tugasnya sesuai dengan rencana yang sudah dibuat.
• Menghindari atau meminimalisir berbagai potensi terkait adanya tumpang tindih
dan pemborosan dalam hal pelaksanaan pekerjaan.
• Menetapkan suatu standar tertentu yang nantinya harus bisa digunakan dalam
bekerja, sehingga akan memudahkan proses pengawasan ataupun pemantauan.
https://accurate.id/marketing-manajemen/pengertian-perencanaan/
Fungsi Perencanaan

1. Perencanaan sebagai Pengarah


Perencanaan merupakan upaya untuk meraih atau mendapatkan sesuatu secara lebih terkoordinasi. Dalam hal
ini perencanaan adalah sebagai pengarah atau guide dalam usaha untuk mencapai tujuan secara lebih
terkoordinasi dan terarah.

2. Perencanaan sebagai Minimalisasi Ketidakpastian


Pada dasarnya di dunia ini tidak ada yang tidak mengalami perubahan. Perubahan-perubahan yang terjadi
membawa ketidakpastian bagi organisasi.

3. Perencanaan sebagai Minimalisasi Pemborosan Sumber Daya


Setiap organisasi pasti membutuhkan sumber daya. Dengan adanya perencanaan, sebuah organisasi pada awal-
awal sudah melakukan perencanaan mengenai penggunaan sumber daya sehingga diharapkan tidak terjadi
pemborosan dalam hal penggunaan sumber daya yang ada

4. Perencanaan sebagai Penetapan Standar dalam Pengawasan Kualitas


Perencanaan berfungsi sebagai penetapan standar dalam pengawasan kualitas yang harus dicapai oleh organisasi
dan diawasi pelaksanaannya dalam fungsi pengawasan manajemen.

(Robbins dan Coulter dalam Taufiqurokhman, 2008)


3. Kebutuhan Perencanaan
Perencanaan dipandang sebagai alat atau cara untuk mencapai tujuan dengan lebih baik,
karena :
1. Dengan adanya perencanaan diharapkan terdapat suatu pengarahan kegiatan, adanya
pedoman bagi pelaksanaan kegiatan yang ditujukan pada pencapaian tujuan terentu;
2. Dengan perencanaan maka dilakukan suatu perkiraan (forecasting) terhadap hal-hal yang
dalam masa pelaksanaan akan dilalui.
3. Perencanaan memberikan kesempatan untuk memilih berbagai alternatif tentang cara
yang terbaik (the best alternative) atau kesempatan untuk memilih kombinasi cara yang
terbaik (the best combination).
4. Dengan perencanaan dilakukan penyusunan skala prioritas, yakni memilih urut-urutan
dari segi pentingnya suatu tujuan, sasaran maupun tindakan yang akan dilaksanakan.
5. Dengan adanya rencana maka akan ada suatu alat pengukur atau standar untuk
melakukan penilaian atau evaluasi.

(Tjokroamidjojo, 1994)
Perlunya Perencanaan Pembangunan

1. Mekanisme pasar belum berjalan sempurna


 diperlukan campur tangan pemerintah yang dilakukan secara terencana

2. Adanya ketidakpastian masa datang


 perlu antisipasi kemungkinan situasi terburuk

3. Untuk memberikan arahan dan koordinasi yang lebih baik pada pelaku
pembangunan
 untuk mewujudkan pembanguan yang terpadu, sinergi dan saling
menunjang.
(Sjafrizal, 2007)
4. Pendekatan Perencanaan-1 (Sektor Publik)
1. Pendekatan Politik
Proses penyusunan rencana, pembangunan didasarkan atas penjabaran visi dan misi dan program kepala daerah
yang bersangkutan dan bersifat indikatif.
2. Pendekatan Teknokrat
Perencanaan dilaksanakan dengan menggunakan metode dan kerangka berpikir ilmiah oleh lembaga atau satuan
kerja yang secara fungsional bertugas untuk itu. Melibatkan-mengakomodasi keilmiahan dan perkembangan
teknologi .
3. Pendekatan Partisipatif
Seluruh lapisan masyarakat ikut dalam merencakan proses pembangunan :Partisipasi masyarakat adalah
keikutsertaan untuk mengakomodasi kepentingan mereka dalam proses penyusunan rencana pembangunan.
4. Pendekatan Top - Down
Pendekatan dgn inisiatif dari organisasi/ unit/ lembaga ATAS yg ditindaklanjuti (diterjemahkan) ke BAWAH.Sifat-
sifat :Substansi dr pusat ke daerah ke daerah yang lebih mikro lagi.
5. Pendekatan Bottom - Up
Pendekatan dengan inisiatif dari lembaga/ organisasi Bawah yang ditindaklanjuti –diterjemahkan ke Atas.Sifat-sifat
:Substansi dari daerah mikro ke daerah yang lebih luas (ke pusat).
(Iwan Setiabudi)
Pendekatan Perencanaan-2 (Sektor Privat)
1. Top down approach
Ini adalah kebalikan dari Bottom up approach, yaitu pimpinan organisasi yang terlebih dulu
merumuskan rencana kemudian dipaparkan kepada anggota di bawah kepemimpinannya.
2. Bottom up approach
Pendekatan ini dilakukan dengan cara menyerap data dan informasi dari struktur paling
bawah organisasi kemudian dirumuskan oleh pimpinan menjadi sebuah rencana utuh.
3. Interactive approach
Kondisi interactive approach ini adalah penyusunan rencana yang dilakukan secara
bersamaan oleh pimpinan dan anggota organisasi. Mereka duduk bersama dalam satu forum
untuk membahas secara rinci rumusan rencana yang akan ditetapkan.
4 Dual level approach
Pendekatan ini maksudnya adalah pimpinan dan anggota menyusun rumusan rencana
mereka masing-masing kemudian disatukan menjadi rencana utuh. Pimpinan akan
menyusun rencananya sendiri, begitu juga dengan anggota.
https://www.studimanajemen.com/2012/09/pendekatan-perencanaan.html#:~:text=Pendekatan%20perencanaan%20adalah%20sudut%20pandang,dengan%20aktivitas%20dan%20tujuan%20organisasi.
(Achmad Djunaedi, 2018)
(Achmad Djunaedi, 2018)
5. Ruang Lingkup Dan Jangka Waktu Perencanaan
A. Ruang Lingkup Perencanaan (Sjafrizal, 2007)
1. Perencanaan Makro
2. Perencanaan Sektoral
3. Perencanaan Wilayah (Regional)
4. Perencaanaan Proyek (Kegiatan)

B. Jangka Waktu Perencanaan (Mudrajad Kuncoro, 2018)

1. Rencana Jangka Panjang (20 tahunan)


2. Rencana Jangka Menengah (5 tahunan)
3. Rencana Jangka Pendek ( 1 tahunan)
6. Unsur Dasar Perencanan
Berdasarkan berbagai definisi perencanaan, setidaknya ada 4 unsur dasar dalam perencanaan,
yakni :
1. Merencanakan berarti memilih; artinya, perencanaan merupakan proses memilih di antara
berbagai kegiatan yang diinginkan, karena tidak semua yang diinginkan itu dapat dilakukan
dan dicapai dalam waktu yang bersamaan.
2. Perencanaan merupakan alat pengalokasian sumber daya. Penggunaan istilah sumber daya
menunjukkan segala sesuatu yang dianggap berguna dalam pencapaian suatu tujuan
tertentu. Sumber daya mencakup sumber daya manusia; sumber daya alam (tanah, air, hasil
tambang, dan sebagainya); sumber daya buatan.
3. Perencanaan merupakan alat untuk mencapai tujuan. Konsep perencanaan sebagai alat
pencapaian tujuan muncul berkenaan dengan sifat dan proses penetapan tujuan.
4. Perencanaan mengacu ke masa depan. Salah satu unsur penting dalam perencanaan
adalah unsur waktu. Tujuan perencanaan dirancang untuk dicapai pada masa yang akan
datang.
(Conyer & Hill dalam Kustiwan)
7. Karakteristik Perencanaan
1. Mengarah ke pencapaian tujuan
Dalam hal ini merencana berarti berpikir tentang situasi aktual dengan cara yang belum
pernah ada; dengan cara yang kurang lazim; innovation.
2. Mengarah ke perubahan
Perencanaan pada dasarnya menghasilkan serangkaian tindakan yang akan dilakukan. Fokus
perencanaan adalah pada organisasi/kelompok yang selalu berubah.
3. Pernyataan Pilihan
Perencanaan merupakan serangkaian tindakan memilih strategi, kebijakan atau program
yang akan dilaksanakan. Hal yang sangat penting bagi pembuatan keputusan yang
menyangkut kepentingan umum
4. Rasionalitas
Rasionalitas menjadi pola pikir penting dalam perencanaan. Secara sederhana dalam
pengertian rasionalitas ini tercakup kriteria efisiensi, optimalisasi, sintesis
5. Tindakan kolektif sebagai dasar
menuntut keterbukaan untuk membangkitkan partisipasi, sulit ditutup dari interaksi dengan
sektor lain, serta sangat dibutuhkan kebersamaan (Kustiwan)
8. Jenis Perencanaan (Sektor Publik)
1. Economic Planning;
Memperbaiki proses perkembangan ekonomi; peningkatan produksi nasional (GDP,GRDP) perbaikan
struktur ekonomi/ keterkaitan antar sektor,

2. Physical Planning;
Menyusun land use, sistem infrastruktur, utilities (banyak dilakukan dalam pemb. kota)

3. Alocative;
Lebih bersifat kordinasi/menghindari konflik untuk efesiensi system , hal ini sering disebut sebagai
regulatory planning

4. Innovatif:
Bukan hanya untuk efisiensi tapi lebih pada improving/pengembangan sistem dan memperkenalkan
pendekatan baru
Catatan:Economic dan physical plan sering overlap, demikian juga allocatif dan innovative, planning Urban dan Regional
Planning mencakup unsur 1, 2, 3, dan 4.

(Pasaribu dalam Djakapermana, 2019)


Jenis-jenis Perencanaan (Sektor Privat)
Perencanaan Strategis (Strategic Plans)
Perencanaan Strategis atau Strategic Planning menentukan kerangka visi suatu organisasi dan
cara-cara yang harus dilakukan oleh Organisasi tersebut untuk merealisasikan visinya. Jangka
waktu Perencanaan Strategis sekitar 3 tahun hingga 5 tahun (Jangka panjang).
Perencanaan Taktis (Tactical Plans)
Perencanaan Taktis atau Tactical Plans adalah Perencanaan yang memuat taktik-taktik para
manajer untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah direncanakan oleh Top Management
(Manajemen Puncak) dalam perencanaan strategis.

Perencanaan Operasional (Operational Plans)


Perencanaan Operasional merupakan Perencanaan yang berjangka waktu pendek (kurang
dari satu tahun), Tindakan-tindakan pada Perencanaan Operasional ini dirancang dan
dikembangkan spesifik untuk mendukung perencanaan strategis (Strategic Plans) dan
perencanaan Taktis (Tactical Plans).
https://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-perencanaan-planning-jenis-perencanaan/
9. Tahapan Perencanaan Secara Umum

1. Identifikasi kondisi yg ada (existing condition)


2. Perkiraan kecenderungan (trend) yang ada
3. Perumusan goals dan objectives
4. Identifikasi masalah/problems
5. perkiraan potensi/kemampuan dan hambatan/kelemahan
6. Menyusun dan menilai/evaluasi alternatif2 action/tindakan
7. Menyusun Rencana: meliputi kebijakan,strategi dan rencana
tindak.

(Pasaribu dalam Djakapermana, 2019)


Tahapan Proses Perencanaan (Privat)
Tahap 1 Tahap 3
Menetapkan Tujuan Mengidentifikasi
Kemudahan dan
Hambatan

Tahap 2 Tahap 4
Merumuskan Mengembangkan
Keadaan Saat Ini. Rencana/Kegiatan
https://www.prosesindustri.com/2015/01/proses-perencanaan-dalam-manajemen.html
Contoh Dokumen Perencanaan
Tata Kota
(KK-16451)
Tata Kota
(KK-16451)
https://www.google.com/search?q=urban+ecology&tbm=isch&ved=2ahUKEwj
n59vG-ML5AhVti9gFHaZ0AvwQ2-

Tema-1 Pengantar Perencanaan Kota


Kuliah-2 Pengertian Kota dan Kawasan Perkotaan
Ir. Hengki Atmadji, M.PWK, IAP
Bahasan
1 Definisi Kota 5 Citra, Identitas & Morfologi Kota

2 Elemen Kota 6 Permasalahan Kota & Perkotaan

3 Perkembangan Kota 7 Peremajaan Lingkungan Kota

4 Teori-teori Struktur Ruang Kota 8 Tantangan Kota Masa Depan


1. Definisi Kota
Kota adalah pusat komersial dan industri, merupakan kependudukan-kependudukan dengan tingkat pemerintah
sendiri yang diatur oleh pemerintah kota. Kota-kota itu juga merupakan pusat-pusat untuk belajar serta
kemajuan kebudayaan (John Sirjamaki, 1964)

Kota dapat diartikan sebagai suatu sistem jaringan kehidupan manusia yang ditandai dengan kepadatan yang
tinggi dan diwarnai dengan strata sosial ekonomi yang heterogen dengan coraknya yang materialistis dengan
wilayah belakangnya (Bintarto, 1977)

Kota dapat dicirikan dari penduduknya yang makin bertambah dan makin padat, bangunan-bangunannya yang
semakin rapat dan wilayah terbangun terutama permukiman yang cenderung semakin luas, serta semakin
lengkapnya fasilitas kota yang mendukung kegiatan sosial dan ekonomi kota (Branch, 1995).

Kota adalah suatu permukiman yang bangunan rumahnya rapat, dan penduduknya bernafkah bukan pertanian.
Suatu hal yang khas bagi suatu kota adalah bahwa kota itu umumnya mandiri atau serba lengkap (self contained),
yang berarti penduduk kota bukan hanya bertempat tinggal saja di dalam kota itu, tetapi bekerja mencari nafkah
dan berekreasi pun dilakukan di dalam kota itu. Kota menyediakan segala fasilitas bagi kehidupan baik sosial
maupun ekonomi (Dickinson dalam Jayadinata, 1999).
Kota menurut perspektif sosial (Ferdinand Tönnies, 1887)
- Hubungan antar masyarakat kota bersifat gesellschaft/society/patembayan
- Hubungan antar masyarakat desa bersifat gemeinschaft/community/paguyuban

Ruang Kota menurut persepktif Antropologi Sosial (Hall dalam Suparlan, 2004)
- Fixed feature  fungsinya jelas untuk 1 kegunaan
- Semi fixed feature  fungsinya lebih dari 1 kegunaan
- Informal  batas-batasnya tidak dapat dilihat

Kota Menurut perspektif Ekonomi (Max Weber, 1966)


- Market Place
- Market Settlements
National Urban Development Strategy (NUDS)
Menurutnya, pengertian kota adalah satu wilayah yang menjadi pusat pelayanan kegiatan
berbagai produksi, distribusi dan juga jasa-jasa sehingga mampu mendukung pertumbuhan
ekonomi di berbagai wilayah.

Bhudy Tjahjati Soegijoko


Kota adalah suatu wilayah yang menjadi pusat pelanan jasa, produksi, dan menjadi gerbang
transportasi bagi setiap kawasan permukiman di sekitarnya.

Ditjen Cipta Karya


Kota adalah permukiman yang memiliki jumlah masyarakat yang relatif besar dengan luas
areal terbatas, sehingga kota bersifat nonagraris.

Ir. Sutami
Kota adalah suatu daerah yang memiliki koleksi, distribusi, dan produksi (koldip), di berbagai
wilayah yang ada di sekitarnya

https://www.indonesiastudents.com/pengertian-kota-menurut-para-ahli-ciri-dan-potensinya /#Bhudy_ Tjahyati_ Soegiyoko


Djoko Sujarto
• Demografi, yaitu kepadatan penduduk yang tinggi dengan
kepadatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan wilayah
sekitarnya.
• Sosiologis, yaitu adanya sifat heterogen yang melingkupi kehidupan
sosial masyarakat.
• Ekonomi, yaitu adanya proporsi pekerjaan yang dominan di sektor
non-pertanian seperti ; industri, perdagangan, jasa dan
transportasi.
• Fisik yang dalam hal ini didominasi oleh kawasan terbangun dan
struktur terbangun.
• Administrasi yang memiliki wilayah kewenangan dibatasi dan
ditentukan oleh peraturan berlaku.
http://lambeturah.id/pengertian-kota/
• Secara geografis: pemusatan aktivitas harian manusia di lokasi yang secara geografis
strategis
• Secara geofisik: daerah yang secara fisik didominasi oleh struktur buatan manusia
• Secara demografis: pemusatan populasi yang lebih tinggi dari pada daerah sekitar
• Secara statistik: daerah dengan demografi tertentu
• Secara sosial: daerah berkumpulnya aktivitas sosial, formal-informal,dan kelompok-
kelompok sosial
• Secara ekonomi: daerah dimana aktivitas ekonomi non-agraris terkonsentrasi
• Secara administratif: wilayah dengan batas-batas administrasi yang ditetapkan oleh
peraturan
• Secara teknis planologi: wilayah pemusatan populasi dan fasilitas kegiatan penduduk
yang tinggi serta dilengkapi dengan infrastrukturnya.
(Hidayat, 2019)
Kriteria Kota
1. Ukuran dan jumlah penduduknya besar terhadap massa dan tempat
2. Bersifat permanen
3. Kepadatan minimum terhadap massa dan tempat
4. Struktur dan tata ruang perkotaan seperti yang ditunjukkan oleh jalan dan ruang
ruang perkotaan yang nyata
5. Tempat dimana masyarakat tinggal dan bekerja
6. Fungsi perkotaan minimum yang terperinci, yang meliputi ; sebuah pasar, sebuah pusat
adminitrasif atau pemerintahan, sebuah pusat militer, sebuah pusat keagamaan atau
sebuah pusat aktifitas intelektual bersama dengan kelembagaan yang sama
7. Heterogenitas dan pembedaan yang bersifat hirarki pada masyarakat
8. Pusat ekonomi perkotaan yang menghubungkan sebuah daerah pertanian di tepi kota
dan memproses bahan mentah untuk pemasaran yang lebih luas
9. Pusat pelayanan bagi wilayah wilayah lingkungan setempat
10. Pusat penyebaran, memiliki suatu falsafah hidup perkotaan pada masa dan tempat itu
(Rapoport dalam Fahmi, 2009)
(Sutriadi, 2022)
Kawasan Perkotaan

Kawasan Perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan
susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi
pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.
(PP No. 59/2022)

Perbedaan Pengertian Kota dan Perkotaan


Kota : mengacu pada batas adminsitrasi pemerintahan kota
Kawasan Perkotaan : mengacu pada batas fungsional pelayanan perkotaan
2. Elemen Kota

Kota Dibentuk oleh ; 1) elemen fisik dan 2) elemen non fisik. Elemen fisik
tersebut merupakan elemen dasar pembentuk kota.

• Doxiadis : elemen kota terdiri dari ; nature, antropos, society, shells, network
• Kevin Lynch : elemen kota terdiri dari ; path, edge, district, node and
landmark
• Patrick Geddes : elemen kota terdiri dari; place, work, and folk
• Hamid Shirvani : elemen kota terdiri dari : land use, the age and condition of
buildings, traffic and parking, open spaces/green open spaces (GOS),
pedestrian ways, support for activities, signage preservation,
• Kus Hadinoto : elemen kota ; wisma, karya, marga, suka, penyempurna

(Hidayat, 2019)
3. Perkembangan dan Pertumbuhan Kota (1)
(Lewis Mumford)

1. Tahap Eopolis : Perkembangan desa yang teratur menuju arah kehidupan kota.

2. Tahap Polis : Perkembangan kota yang sebagian penduduknya masih berorientasi pada sektor
agraris.

3. Tahap Metropolis : Perkembangan kota yang telah mengarah pada kegiatan industri.

4. Tahap Megapolis : Wilayah perkotaan yang terdiri atas gabungan beberapa kota metropolis.

5. Tahap Tyranopolis : Perkembangan kota yang ditandai dengan kekacauan, kemacetan lalu
lintas, dan tingkat kriminalitas tinggi.

6 Tahap Nekropolis : Suatu kota yang mulai ditinggalkan penduduknya dan menjadi kota mati.
https://docplayer.info/68284524-Geografi-sesi-desa-kota-2-a-pengertian-kota-a-peraturan-menteri-dalam-negeri-ri-no-4-tahun-b-r-bintarto-b.html
Perkembangan dan Pertumbuhan Kota (2)
(Bintarto)
1. Perkembangan Horizontal
Cara perkembangan ini mengarah ke luar. Artinya daerah bertambah, sedangkan ketinggian
dan kuantitas lahan yang terbangun tetap. Perkembangan dengan cara ini ini terjadi di pinggir
kota, karena harga lahan masih lebih murah dan dekat jalan raya yang mengarah ke kota
2. Perkembangan Vertikal
Cara perkembangan ini mengarah ke atas. Artinya, daerah pembangunan dan kuantitas lahan
yang terbangun tetap, sedangkan ketinggian bangunan bertambah. Perkembangan dengan
cara ini sering terjadi di pusat kota dan di pusat-pusat perdagangan yang memiliki nilai
ekonomi. Hal itu dikarenakan harga lahan di daerah tersebut mahal
3. Perkembangan Interstisital
Cara perkembangan ini ke dalam. Artinya, daerah dan ketinggian bangunan rata-rata tetap
sama, sedangkan kuantitas lahan yang terbangun bertambah. Perkembangan dengan cara ini
sering terjadi di pusat kota serta antara pusat dan pinggir kota yang kawasannya sudah
dibatasi dan hanya dapat dipadatkan
https://docplayer.info/68284524-Geografi-sesi-desa-kota-2-a-pengertian-kota-a-peraturan-menteri-dalam-negeri-ri-no-4-tahun-b-r-bintarto-b.html
Perkembangan Kota Jakarta

https://www.researchgate.net/figure/Expansion-of-built-up-areas-in-Jakarta-and-its-
surrounding-areas-Djakapermana-2008_fig2_237757739
http://wikimapia.org/#lang=en&lat=-6.387636&lon=106.925812&z=9&m=o
Fase Perkembangan Kota Depok

1695 Cornelis Chastelein membeli tanah di depok seluas 1.224 hektar untuk kegiatan
pertanian/perkebunan  Depok Lama
1871 Pembentukan Pemerintahan Kota (Gemeente) Depok
1873 Pembangunan Jalur KA Jakarta-Bogor oleh Nederlansch Indisch Spoorweg
Maatschappij (NISM)  Stasiun Depok
1930 Peresmian Elektrifikasi jalur KA Jakarta-Bogor
1953 Penyerahan Tanah Partikelir Depok ke Pemerintah Indonesia (Kawedanan Depok)
1976 Pemerintah (melalui Perum Perumanas) membangun Depok sebagai Dormitory Town
1982 Pembentukan Kota Administratif Depok di bawah Kabupaten Bogor
1987 Peresmian kampus baru UI
1992 Pelebaran Jalan Margonda sebagai akses utama
1999 Pembentukan Pemerintah Kota Depok
2003 Peresmian Jalan Juanda oleh Menteri Kimpraswil
2019 Peresmian jalan Tol Cijago Seksi II (Cisalak-Margonda) oleh Presiden
2019 Peresmian Jalan Tol Desari Seksi I

dari berbagai sumber data


4. Teori-teori Struktur Ruang Kota (Sitorus, 2019)
1. Teori Zona Konsentris (Burgess, 1923) 3. Teori Inti Berganda (Harris and Ullman, 1945)

2. Teori Sektor (Homer Hoyt, 1939) 4. Teori Konsektoral (Tipe Eropa) (Peter Mann, 1965)
5. Teori Poros (Babcok ,1932) 7. Teori Ketinggian Bangunan (Bergel, 1955)

6. Teori Historis (Alonso, 1964)

(Sitorus, 2019)
5. Citra, Identitas dan Morfologi Kota
A. Citra Kota
Citra dan identitas kawasan seakan telah menjadi tolak ukur bagi kualitas suatu lingkungan khususnya menyangkut
cara pandang orang terhadap nilai lingkungan tersebut (Lynch dalam Suryani).
1. Path (jalur) adalah elemen yang paling penting dalam citra kota. Path merupakan rute-rute sirkulasi yang
biasanya digunakan orang untuk melakukan pergerakan
2. Edge (tepian) adalah elemen linear yang tidak dipakai/dilihat sebagai Path. Edge berada pada batas antara
dua kawasan tertentu dan berfungsi sebagai pemutus linear, misalnya pantai, tembok, batasan antara lintasan
kereta api, sungai, dan topografi.
3. Node (simpul) merupakan simpul atau lingkaran daerah strategis dimana arah atau aktivitasnya saling
bertemu dan dapat diubah ke arah atau aktivitas yang lain, misalnya persimpangan lalu lintas, stasiun, lapangan
terbang, pasar, taman, Square dan sebagainya.
4.District (kawasan) merupakan kawasan-kawasan kota dalam skala dua dimensi. Sebuah kawasan / District
memiliki ciri khas yang mirip (baik dalam hal bentuk, pola, dan wujudnya), dan khas pula dalam batasnya
5.Landmark (tetenger) merupakan lambang dan simbol untuk menunjukkan suatu bagian kota, biasanya
dapat berupa bangunan gapura batas kota (yang menunjukkan letak batas bagian kota), atau tugu kota.
http://eprints.itenas.ac.id/1425/5/05%20Bab%202%20242016063.pdf
Contoh foto Ilustrasi Citra Kota

Path : seluruh jalur transportasi Edge : jalan sebagai pembatas 2 district yang berbeda
Node : Simpul transportasi (Stasiun Gambir) District : kawasan dengan fungsi yang sama

Landmark : Tugu Selamat Datang


B. Identitas Kota
Identitas Kota didefinisikan sebagai elemen alami dan buatan dari kota, karakteristik sosial,
budaya dan sejarahnya. Di antara karakteristik ini, yang paling jelas dan mengesankan adalah
identitas kota itu. Setiap fitur yang membedakan satu kota dari yang lain dan tampak berbeda
dihitung sebagai komponen identitas kota tersebut. (Elif SAĞLIK dan Abdullah KELKİT, 2017)

unsur-unsur identitas kota terdiri atas :


• Unsur identitas yang berasal dari alam lingkungan (nature) berupa kondisi topografi, iklim,
elemen air, geologi dan umum lokasi.
• Elemen identitas yang berasal dari lingkungan manusia (Social) terdiri dari individu dan
masyarakat. Ini juga dari sub elemen termasuk dalam struktur demografi, struktur
kelembagaan dan struktur budaya.
• Unsur identitas yang berasal dari lansekap buatan manusia (man made landscape), terdiri
dari lingkungan buatan elemen, area tindakan yang timbul dari manusia yang sedang
berlangsung kebutuhan di kota, dan benda-benda yang terbuat dari tangan manusia (Ocakçı
(dalam Elif SAĞLIK dan Abdullah KELKİT, 2017)
Malioboro Bali

https://images.search.yahoo.com/search/images; -malioboro https://digitalnomads.world/city-guide/bali/

Contoh Ilustrasi Identitas Kota


Palembang Bandaaceh

https://kabar24.bisnis.com/read/20180614/15/806510/
https://investor.id/national/144213/jembatan-ampera-dan-musi-jadi-agenda-utama berita-foto-menikmati-kemegahan-masjid-raya-baiturrahman
C. Morfologi Kota
Morfologi kota/perkotaan adalah 'studi bentuk perkotaan' dan memiliki kehadiran abadi
dalam geografi manusia, serta disiplin serumpun lainnya (https://www.sciencedirect.com/topics/earth-
and-planetary-sciences/urban-morphology)
morfologi adalah ilmu yang mempelajari bagaimana setiap elemen satuan membangun sebuah
kota, bagaimana sebuah individual project berkontribusi pada collective project (Loeckx dan
Vermeulen dalam Syafi’I, 2020)

Unsur Morfologi kota terdiri dari (Smailes dalam Irfania, 2014):


1. Unsur penggunaan lahan (land use)
2. Pola Jalan (street plan/layout)
3. Tipe bangunan (architectural style of building and their design)
Teori Figure Ground hubungan perbandingan lahan yang ditutupi bangunan sebagai massa
yang padat (figure) dengan ruang-ruang (void-void) terbuka (ground). Secara khusus teori ini
memfokuskan diri pada pemahaman pola, tekstur dan poche (tipologi-tipologi massa bangunan
dan ruang tersebut) (Zahnd, 2000).
(http://zepointstudio.blogspot.com/2012/03/teori-figure-ground.html).
https://www.researchgate.net/figure/Six-typological-patterns-
of-solids-and-voids-Trancik-1986_fig3_328936431

https://www.researchgate.net/figure/A-few-examples-of-common-patterns-of-urban-form-t
hat-have-been-identified-and-documented_fig2_330191703 http://wikimapia.org/#lang=en&lat=-6.383211&lon=106.812236&z=17&m=o
6. Permasalahan di Kota & Kawasan Perkotaan
1. Kemiskinan 3. Perkembangan tidak terkendali 5. Urbanisasi

2. Penyediaan Perumahan 4. Degradasi kualitas lingkungan 6. Kemacetan


7. Peremajaan Lingkungan Kota
(Danisworo, 1988)

1. Redevelopment adalah upaya penataan kembali suatu kawasan kota dengan terlebih dahulu melakukan
pembongkaran sarana dan prasarana pada sebagian atau seluruh kawasan tersebut yang telah dinyatakan tidak
dapat dipertahankan lagi kehadirannya
2. Gentrifikasi merupakan upaya peningkatan vitalitas suatu kawasan kota melalui upaya peningkatan kualitas
bangunan atau lingkungannya tanpa menimbulkan perubahan berarti terhadap struktur fisik kawasan tersebut.
3. Rehabilitasi merupakan upaya untuk mengembalikan kondisi suatu bangunan atau unsure-unsur kawasan
kota yang telah mengalami kerusakan, kemunduran atau degradasi, sehingga dapat berfungsi kembali
sebagaimana mestinya.
4. Preservasi merupakan upaya untuk memelihara dan melestarikan lingkungan pada kondisinya yang ada dan
mencegah terjadinya proses kerusakannya.
5. Konservasi merupakan upaya untuk melestarikan, melindungi serta memanfaatkan sumber daya suatu
tempat, seperti kawasan dengan kehidupan budaya dan tradisi yang mempunyai arti, kawasan dengan
kepadatan penduduk yang ideal, cagar budaya, hutan lindung dan sebagainya.
6. Resettlement adalah proses pemindahan penduduk dari lokasi pemukiman yang sudah tidak sesuai
dengan peruntukannya ke lokasi baru yang sudah disiapkan sesuai dengan rencana permukiman kota.
http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-00737-AR%20Bab2001.pdf
8. Tantangan Kota Masa Depan
(SDGs)

1. Tanpa kemiskinan (No Poverty)


2. Tanpa kelaparan (Zero Hunger)
3. Kehidupan sehat dan sejahtera (Good Health and Well Being)
4. Pendidikan berkualitas (Quality Education)
5. Kesetaraan gender (Gender Equality)
6. Air bersih dan sanitasi layak (Clean Water and Sanitation)
7. Enenji bersih dan terjangka (Affordable and Clean Energy)
8. Pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi (Decent Work and Economy Growth)
9. Industri, inovasi dan infrastruktur (Industry, Inovations, and Infrastructure)
10. Berkurangnya kesenjangan (Reduce Inequality)
11. Kota dan komunitas berkelanjutan (Sustainable Cities and Communities)
12. Konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab (Responsible Consumption and Production)
13. Penanganan perubahan iklim (Climate Action)
14. Ekosistem laut (Life Below Water)
15. Ekosistem darat (Life On Land)
16. Perdamaian, keadilan, dan kelembagaan yang tangguh (Peace, Justice, and Strong Institution)
17. Kemitraan untuk mencapai tujuan (Partnership for The Goals)
Tata Kota
(KK-16451)
Tata Kota
(KK-16451)
Tema-1 Pengantar Perencanaan Kota
Kuliah-3 Perencanaan Kota
Ir. Hengki Atmadji, M.PWK, IAP
Bahasan

1 5
Sejarah dan kecenderungan Rencana Tata Ruang Wilayah
perencanaan kota Kota (RTRW)

Rencana Detail Tata Ruang


2 Lingkup perencanaan kota 6 dan Peraturan Zonasi (RDTR-
PZ)

3 Tujuan perencanaan kota 7 Rencana Tata Bangunan dan


Lingkungan (RTBL)

4 Hirarkhi perencanaan kota


8 Regulasi Perencanaan Tata
Ruang
Pengertian Perencanaan Kota
Perencanaan kota berkaitan dengan pengembangan lahan terbuka ("situs greenfields") dan revitalisasi bagian kota yang ada,
sehingga melibatkan penetapan tujuan, pengumpulan dan analisis data, peramalan, desain, pemikiran strategis, dan
konsultasi publik. Semakin, teknologi sistem informasi geografis (GIS) telah digunakan untuk memetakan sistem perkotaan
yang ada dan untuk memproyeksikan konsekuensi dari perubahan. (https://www.britannica.com/topic/urban-planning).
Perencanaan Kota adalah profesi yang berhubungan dengan penggunaan lahan spasial yang mempengaruhi aspek fisik,
lingkungan, ekonomi dan sosial dari lingkungan perkotaan dan pedesaan. (https://worldurbanplanning.com/what-is-urban-
planning/)
Perencanaan kota adalah proses teknis dan politik yang berkaitan dengan kontrol penggunaan lahan dan desain lingkungan
perkotaan, termasuk jaringan transportasi, untuk membimbing dan memastikan pembangunan pemukiman dan masyarakat
yang tertib. (https://www.definitions.net/definition/urban+planning)
Studi atau profesi yang berhubungan dengan pertumbuhan dan fungsi kota dan kota, termasuk masalah lingkungan, zonasi,
infrastruktur, dll. (https://www.collinsdictionary.com/dictionary/english/urban-planning).
Secara teori, perencanaan kota adalah proses menguraikan solusi yang bertujuan baik untuk meningkatkan atau requalify
daerah perkotaan yang ada, serta untuk menciptakan urbanisasi baru di wilayah tertentu. Sebagai disiplin dan sebagai metode
tindakan, perencanaan kota berkaitan dengan proses produksi, penataan, dan alokasi ruang kota.
(https://www.archdaily.com/984049/what-is-urban-planning).
Perencanaan wilayah dan kota (regional and city planning) pada dasarnya adalah perencanaan yang ruang lingkupnya
dilakukan berdasarkan skala spasial dimana aktivitas perencanaan tersebut dilakukan (Kustiwan, 2014).
Perencanaan Tata Ruang adalah suatu proses untuk menentukan Struktur Ruang dan Pola Ruang yang meliputi penyusunan dan
penetapan Rencata Tata Ruang (PP No. 21 Tahun 2021).
1. Sejarah dan Kecenderungan Perencanaan Kota

• Peradaban manusia tertua di dunia  Fertile Crescent


 Lembah Sungai Nil (Mesir)
 Mesopotamia (antara Sungai Eufrat dan Tigris) (Iraq)
• Usia 4.000 tahun SM
• Berpenduduk 3.000 – 4.000 jiwa
• Terencana baik
• Berfokus pada bangunan ziggurat setinggi 100 kaki
• Dikelilingi tembok
(Anthony J. Catanese, James C. Snyder 1984)
Ziggurat
10 Kota Tertua di dunia

1.Jericho (Israel) 10.000 SM


2.Biblos (Lebanon) 5.000 SM
3.Fayoum (Mesir) 7.200-5.200 SM
4.Sisa (Iran) 7.000-4.200 SM
5.Plovdiv (Bulgaria) 7.000 SM
6. Allepo (Suriah) 5.000-3.000 SM
7. Beirut (Lebanon) 5.000 SM
8. Athena (Yunani) 5.000 SM
9 Argos (Yunani) 5.000 SM
10. Sidon (Lebanon) 4.000 SM
(https://www.kompas.com/wiken/read/2022/04/23/074500681/10-kota-tertua-di-dunia)
Sejarah Perencanaan Pembangunan Kota di Indonesia
1. Masa Hindu-Budha
 Wilwatikta (Kec. Trowulan, Kab. Mojokerto)

Muhammad Agung Wahyudi, 2006


Tjahja Tribinuka, 2014
2. Masa Islam

A. Kosmologi Kota di Jawa


0. Dalem
1. Kompleks Kraton
2. Negara
3. Negara Agung
4. Mancanegara
B. Konsep Tata Ruang Kota di Jawa  catur gatra tunggal
Elemen Ruang Kota Jawa
1. Kraton melambangkan pusat pemerintahan
2. Alun-alun melambangkan interaksi kawulo-gusti
3. Mesjid melambangkan unsur religi
4. Pasar melambangkan unsur ekonomi sosial

Nadiah Aprilia, 2020


 Kota Kendal (Jawa Tengah)

Mesjid
Pasar

Kotagede
Penjara

Alun-alun

Pemerintahan
Kabupaten

(Wikimapia.org, data diolah)


3. Masa Kolonial 4. Masa Kemerdekaan
- 1909 Perencanaan Perluasan dan
pengembangan Kota Surabaya  Kebayoran Baru  M. Soesilo
- 1910 Perencanaan Perluasan dan M. Soesilo
pengembangan Kota Bandung
- 1917 Perencaaan Kota Semarang, Bandung Utara,
Buitenzorg, Batavia, Medan

Semarang Stadplan 1916


Thomas Karsten 1948
1914

 Kota Palangkaraya 1957


Soekarno

Bandung 1924

https://jejakkolonial.blogspot.com/2017/06/secuil-eropa-di-kota-lama-semarang.html https://peta-kota.blogspot.com/2011/05/peta-kota-palangkaraya.html
Rencana Induk DCI Djakarta 1965-1985 Bumi Serpong Damai (Kab. Tangerang) 1989

Rencana Tata Ruang DKI Jakarta 2012 Kotabaru Parahyangan (Kab. Bandung Barat) 2002

https://www.researchgate.net/figure/Land-Use-and-Development-Phase-Source-Townland-Final-Report
2. Lingkup Perencanaan Kota
Terminologi yang sering digunakan untuk menjelaskan aktivitas perencanaan kota/perkotaan
sangatlah beragam: perencanaan tata ruang (spatial planning), perencanaan tata guna lahan
(land use planning), perencanaan fisik (physical planning). Namun intinya adalah menyangkut
ruang, sesuatu ada dimana, secara statis atau dinamis, melindungi kawasan dan tapak
tertentu, keterkaitan antara aktivitas-aktivitas yang berbeda dan jaringan dalam suatu
kawasan; serta interseksi dan simpul secara nyata yang secara fisik berlokasi bersama-sama
dalam suatu kawasan (UN-Habitat, 2009)
Sesungguhnya, perencanaan perkotaan menyangkut perencanaan lingkungan binaan (built
environment), lebih dari sekedar tatanan fisik yang merupakan bagian dari lingkungan binaan
tersebut. Ditinjau dari lingkupnya, secara rinci perencanaan perkotaan mencakup antara lain
perencanaan tata guna lahan, transportasi, sarana-prasarana, pengembangan ekonomi,
sosial, dan lingkungan (Kustiwan)
Perencanaan kota : Penyiapan dan antisipasi kondisi kota pada masa yang akan datang dengan
titik berat pada aspek spasial dan tata guna lahan yang dimaksudkan untuk mewujudkan
peningkatan kualitas lingkungan kehidupan dan penghidupan masyarakat kota mencapai
kesejahteraan (Kustiwan)
3. Tujuan Perencanaan Kota
Penyusunan rencana kota, yang
dimaksudkan untuk mewujudkan
peningkatan kualitas lingkungan kehidupan
dan penghidupan masyarakat kota dalam
mencapai kesejahteraan. Secara lebih rinci
tujuan perencanaan kota antara lain adalah:
1. Penyediaan fasilitas umum yang
memadai;
2. Penyediaan utilitas;
3. Penyediaan perumahan (lokasi,
distribusi, estetika); serta
4. Pengembangan sistem transportasi
kota.

(Hidayat, 2019)
Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam
perencanaan kota antara lain :

1. Merencanakan dari kondisi yang sudah ada (eksist) dengan berbagai kegiatan yang
kompleks.
2. Jumlah penduduk yang dinamis dengan kepadatannya ( inmigrasi,outmigrasi, mortal dan
natalitas)
3. Perkembangan Teknologi (smart dan IT, Light cities ), green cities, vertical building,
compact cities
4. Lahan dibutuhkan terbatas dan mahal.
5. Potensi dan karakteristik kegiatannya: non pertanian. Seperti Industri, perdagangan,
perbankan, jasa, pariwisata, dsb
6. Tatanan budaya–sosial masyarakatnya lebih dinamis, “mungkin individualsme”, sensitives
terhadap tekologi dan informasi luar
7. Sangat tergantung moda transportasi yang motorik, engine, listrik, yang relatif mahal
8. Tingkat polutan yang tinggi dan di Indonesia ada yang berada pada jalur “patahan/sesar“
(Djakapermana, 2019)
4. Hirarkhi Perencanaan Kota
Nama Cakupan Wilayah Perencanaan Skala

1. Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Batas administratif kota 1 : 25.000


(RTRW Kota) *

2. Rencana Detail Tata Ruang Penetapan Wilayah 1 : 5.000


(RDTR) dan Peraturan Zonasi (PZ) * Perencanaan dapat
mencakup wilayah
administrative maupun
fungsional.

3. Rencana Tata Bangunan dan Delineasi Kawasan Perencanaan 1 : 1.000


Lingkungan (RTBL) ** a. Administratif
b. Non administratif
c. Kesatuan karakteristik tematik
d. Sifat campuran
e. Jenis kawasan
*) PP No 21/2021
**) Permen PU No 6/PRT/M/2007
5. Rencana Tata Rang Wilayah Kota

Muatan Rencana Tata Rang Wilayah Kota

a) tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah kota;


b) rencana struktur ruang wilayah kota;
c) rencana pola ruang wilayah kota;
d) kawasan strategis wilayah kota;
e) arahan pemanfaatan ruang wilayah kota; dan
f) ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kota

(Permen ATR No. 11/2021)


Rencana Struktur Pusat Pelayanan Kota Depok

PPK Margonda

PPK Bojongsari
PPK Tapos

PPK Citayam

Perda No 9/2022
Rencana Pola Ruang Wilayah Kota Depok
Proses Penyusunan RTRW Kota

4. Perumusan
2. Pengumpulan Konsepsi
Data Rencana

1. Persiapan 3. Pengolahan dan 5. Penyusunan


Analisis Data Raperda
(Permen ATR No. 11/2021)
Permen ATR No. 11/2021)
6. RDTR dan Peraturan Zonasi

Muatan RDTR dan Peraturan Zonasi


1) tujuan penataan WP;
2) rencana struktur ruang;
3) rencana pola ruang;
4) ketentuan pemanfaatan ruang; dan
5) peraturan zonasi.

(Permen ATR No 11/2021)


Peraturan Zonasi

Muatan Peraturan Zonasi


1. Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan
 Kegiatan diizinkan, terbatas, bersyarat, dilarang (KBLI, 2022)
2. Ketentuan Intensitas Pemanfaatan Ruang
 KDB, KLB, KDH, Luas kavling, KTB, KWT
1. Ketentuan Tata Bangunan
 Tinggi, GSB, JBAB, JBS/JBS
1. Ketentuan Prasarana dan Sarana Minimal

(Permen ATR No. 11/2021)


Contoh Rencana Detail Tata Ruang/Zonasi
Proses Penyusunan RDTR-PZ

Penyusunan
Pengolahan
Rancangan
Persiapan Data dan
Peraturan
Informasi
RDTR

1 2 3 4 5

Pengumpulan Penyusunan
Data dan Konsepsi
Infrmasi RDTR

(Permen ATR No. 11/2021)


(Permen ATR No 11/2021)
7. Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan

Muatan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan


a. Program Bangunan dan Lingkungan;
b. Rencana Umum dan Panduan Rancangan;
c. Rencana Investasi;
d. Ketentuan Pengendalian Rencana
e. Pedoman Pengendalian Pelaksanaan

(Permen PU No. 6/PRT/M/2007)


Contoh
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan

https://fdokumen.com/document/pengembangan-kawasan-tod-dalam- https://fakta.news/berita/masterplan-selesai-kawasan-ktt-dukuh-atas-siap-digarap
panduan-rancang-kota-kawasan-berorientasi-transit.html?page=19

https://fdokumen.com/document/pengembangan-kawasan-tod-dalam-panduan-rancang-kota-
https://rumahpengetahuan.web.id/tod-diawali-di-dukuh-atas/ kawasan-berorientasi-transit.html?page=21
Proses Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan

Pengumpulan Perumusan &


Data Pengembangan
Rancangan

1 3 5

2 4

Persiapan Analisis Pengembangan


Dukungan
Pelaksanaan

(Permen PU No. 6/2007)


8. Regulasi Perencanaan Kota
1948/
1992 2007 2020
1949

SVO 1948 UU No. 24/1992 UU No. 26/2007 UU No. 11/2020


SVV 1949 PP No. 15/2010 PP No. 21/2021

Permen PU No. 17/2009 Permen ATR No. 11/2021

SVO= Stadsvormingsordonantie = Undang-undang


SVV= Stadsvormingsverodening = Peraturan Pemerintah
Tata Kota
(KK-16451)
Tata Kota
(KK-16451)
Tema-2 Proses Perencanaan Kota
Kuliah-4 Data dan Analisis Perencanaan Kota
Ir. Hengki Atmadji, M.P.W.K., IAP
1. Tahapan Penyusunan Rencana Kota

01 02 03
Input Proses Output

To get your company’s name To get your company’s name To get your company’s name
out there, you need to make out there, you need to make out there, you need to make
sure you promote that’s why sure you promote that’s why sure you promote that’s why
we provide. we provide. we provide.
Tahapan Penyusunan Rencana Kota
Marketing is the study and management of exchange relationships. Marketing is the business process of creating relationships with and satisfying customers.

Data Analisis Rencana

Develop Analyze Identify

To get your company’s name out To get your company’s name out To get your company’s name out
there, you need to make sure. there, you need to make sure. there, you need to make sure.
2. Data untuk Perencanaan Tata Ruang
A.Pengertian Data : Data adalah sekumpulan keterangan ataupun fakta yang dibuat dengan
kata-kata, kalimat, simbol, angka, dan lainnya. Data disini didapatkan melalui sebuah proses
pencarian dan juga pengamatan yang tepat berdasarkan sumber-sumber tertentu.
(Sumber : https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-data/)

B. Menurut Waktu Pencarian


1. Data Desk Study : data yang didapat melalui penelusuran di internet dan sumber lainnya
sebelum melakukan survey lapangan
2. Data Lapangan : data yang didapatkan berdasarkan survey di lokasi/lapangan

C. Menurut Perolehan
1. Data Sekunder : Data yang didapat melalui survey sekunder di instansi pemerintah
dan/atau pemerintah daerah (pemda), instansi swasta dan lainnya
2. Data Primer : Data yang didapat melalui survey primer di lokasi/lapangan
D. Menurut Wujudnya :
1. Data Hard copy : Data yang berbentuk fisik
2. Data Soft copy : Data yang berbentuk digital

E. Menurut penggolongannya
1. Data Kuantitatif : data terukur
2. Data Kualitatif : data tidak terukur

F. Menurut bentuknya
1. Data Deskriptif : Data dalam bentuk kalimat penjelasan
2. Data Tabular : Data dalam bentuk tabel
3. Data Grafis : Data dalam bentuk gambar
Pengertian Analisis adalah suatu aktivitas yang terdiri dari serangkaian kegiatan seperti,
mengurai, membedakan, memilah sesuatu untuk dapat dikelompokkan kembali menurut
kriteria tertentu dan kemudian dicari kaitannya lalu ditafsirkan maknanya (Wiradi dalam
https://sarjanaekonomi.co.id/jenis-jenis-analisis/)

Jenis Analisis
1. Analisis Deskriptif : bertujuan untuk memberikan deskripsi atau gambaran
mengenai subjek penelitian berdasarkan data variabel
yang diperoleh dari kelompok subjek tertentu.
1. Analisis Diagnosis : bertujuan untuk mencari tahu akar masalah dan latar belakang dari
suatu kondisi.
2. Analisis Prediktif : bertujuan memprediksi tren di masa datang
3. Analisis Spatial : bertujuan meneliti dan juga mengeksplorasi dari dari sudut pandang
keruangan
3. Data dan Analisis Rencana Tata Ruang Wilayah Kota
A. Data Primer

1) Data dan informasi dari aspirasi masyarakat, termasuk pelaku usaha dan
komunitas adat yang didapat melalui metode penyebaran angket, forum
diskusi publik, wawancara orang per orang, kotak aduan, dan lainnya;
serta
2) Data dan informasi terkait kondisi fisik dan sosial ekonomi wilayah kota,
jenis guna lahan/bangunan, intensitas ruang, maupun infrastruktur
perkotaan yang didapat melalui metode observasi lapangan.

(Permen ATR/BPN No. 11/2021)


B. Data Sekunder
1. Kelompok Data Fisik Tata Ruang dan Lingkungan Hidup
1) data dan informasi bidang pertanahan
2) data dan informasi kondisi fisik lingkungan
3) data dan informasi kebencanaan

2. Kelompok Data Sosial


4) data dan informasi tentang kependudukan
5) data dan informasi tentang sosial dan budaya keruangan,
3. Kelompok Data Ekonomi
6) data dan informasi perekonomian wilayah,

4. Kelompok Data Institusional


7) data wilayah administrasi
8) data dan informasi tentang kebijakan pengelolan kota

(Sumber : Permen ATR /BPN No. 11/2021)


9) peta dasar dan peta tematik, meliputi:
a. peta dasar/peta Rupa Bumi Indonesia (RBI)

b. peta geomorfologi, peta topografi, serta peta kemampuan tanah;

c. data citra satelit o) peta bahaya dan risiko bencana


d. peta kelautan sebagai informasi dasar p) peta kawasan terpapar dampak perubahan iklim;
q) peta kawasan objek vital nasional
e. peta batas wilayah administrasi kota
r) peta jaringan infrastruktur jalan
f. peta kawasan konservasi alam,
s) peta lokasi kawasan industri maupun kluster
g. peta bidang pertanahan industri kecil;
h. Peta wilayah sungai (WS) dan daerah aliran t) Peta Indikatif Tumpang Tindih IGT;
sungai (DAS); u) Peta Indikatif Penundaan Pemberian Izin Baru;
v) peta sebaran lahan gambut (peatland);
i) peta klimatologi (curah hujan, angin, dan suhu;
w) peta kawasan hutan yang berisi informasi
j) peta sumber air dan prasarana sumber daya air
tentang status dan fungsi kawasan hutan;
(bendungan, sungai, danau, saluran air;
x) peta kawasan lahan pertanian,
k) peta potensi pengembangan sumber daya air;
l) peta pengaturan perairan pesisir;
m) peta destinasi pariwisata di pusat maupun
daerah;
n) peta lokasi bangunan bersejarah
(Permen ATR No. 11/2021)
Contoh Data Sekunder

Data Deskriptif Data Grafis


Data Kuantitatif
Contoh Data Primer

Data Traffic Counting

Data sampel kualitas air

Data Lokasi Sarana Perkotaan


C. Analisis
1) analisis potensi dan permasalahan regional dan global;
2) analisis kebijakan spasial dan sektoral termasuk kebijakan pembangunan nasional yang
bersifat strategis;
3) analisis kedudukan dan peran kota dalam wilayah yang lebih luas
4) analisis fisik wilayah
5) analisis sosial kependudukan
6) analisis ekonomi wilayah
7) analisis transportasi dan sistem pergerakan
8) analisis sarana dan prasarana
9) analisis pertanahan
10) analisis sistem pusat pelayanan
11) analisis daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup
12) analisis pengurangan resiko bencana
13) analisis neraca penatagunaan sumber daya air
14) analisis pemanfaatan ruang darat, dan ruang udara, termasuk ruang dalam bumi.
(Permen ATR No. 11/2021)
Zona Subzona Luas (Km2)IntensitasKoefisien Konstata Debit
No
A
1
2
Badan Air (BA)
Perlindungan Setempat (PS)
Kawasan Lindung
Badan Air
Perlindungan Setempat
A

0.00676603
0.04995368
I

1
1
C

0.2
0.2
K Q

0.278 0.000376
0.278 0.002777
Contoh Analisis
Ruang Terbuka Hijau (RTH) Taman Kota 0.00021992 1 0.2 0.278 1.22E-05
Taman Kecamatan 0.00048157 1 0.2 0.278 2.68E-05
3 Taman Kelurahan 0.00244264 1 0.2 0.278 0.000136
Taman RT 2.5296E-05 1 0.2 0.278 1.41E-06
Pemakaman 0.00152979 1 0.2 0.278 8.51E-05
Total Kawasan Lindung 0.06141893 1 0.278 0.003415
B Kawasan Budidaya
1 Badan Jalan (BJ) Badan Jalan 0.01381897 1 0.7 0.278 0.002689
2 Kawasan Peruntukan Industri (KPI) Kawasan Peruntukan Industri 0.09154841 1 0.8 0.278 0.02036
3 Pariwisata (W) Pariwisata 0.00031446 1 0.5 0.278 4.37E-05
4 Perkantoran (KT) Perkantoran 0.00137052 1 0.7 0.278 0.000267
5 Zona Pertambangan (PP) Pertambangan Mineral Bukan Logam 0.01355052 1 0 0.278 0
Perumahan (R) Perumahan Kepadatan Rendah 0.19970744 1 0.3 0.278 0.016656
6 Perumahan Kepadatan Sedang 0.10184209 1 0.6 0.278 0.016987
Perdagangan dan Jasa (K) Perdagangan dan Jasa Skala Kota 0.00779866 1 0.7 0.278 0.001518
8 Perdagangan dan Jasa Skala SWP 0.00137032 1 0.7 0.278 0.000267
9 Pertanian (P) Tanaman Pangan 0.49305077 1 0.1 0.278 0.013707
Sarana Prasarana Umum (SPU) SPU Skala Kota 0.00555576 1 0.4 0.278 0.000618
SPU Skala Kecamatan 0.00097201 1 0.4 0.278 0.000108
SPU Skala Kelurahan 0.00280896 1 0.4 0.278 0.000312
10 SPU Skala RW 0.00037326 1 0.4 0.278 4.15E-05
11 Pertahanan dan Keamanan (HK) Pertahanan dan Keamanan 0.00011512 1 0.7 0.278 2.24E-05
12 Peruntukan Lainnya (P) Pergudangan 0.00029054 1 0.7 0.278 5.65E-05
Campuran Intensitas Campuran Intensitas
13 Menengah/Sedang '(C) Menengah/Sedang 0.00409325 1 0.5 0.278 0.000569
Total Kawasan Budidaya 0.93858107 0.074222
Total Luas Rencana Pola Ruang 1.00 0.077636

Analisis Proyeksi run off

Analisis Superimpose Peta

Analisis Proyeksi Penduduk


3 Data dan Analisis Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi

A. Kebutuhan Data Penyusunan Rencana Detal Tata Ruang dan Peraturan Zonasi
1. Data Primer :
a. Aspirasi Masyarakat
b. Kondisi pemanfaatan ruang
c. Kondisi sosial ekonomi budaya masyarakat

2. Data Sekunder :
a. data wilayah administrasi j. data peruntukan ruang RTRW
b. data Kependudukan k. data informasi perizinan pemanfaatan ruang eksisting
b. data bidang pertanahan l. data persetujuan dan rekomendasi KKPR
c. data informasi kebencanaan m. data ketersediaan prasarna dan sarana
d. data kebijakan pembangunan daerah n. data peluang ekonomi
e. data fisiografis o. data kemampuan keunagan pembangunan daerah
f. data kondisi fisik tanah p. data kelembagaan pembangunan daerah
g. data sosial budaya q. data RDTR yang bersebelahan
h. data penggunaan lahan eksisting r. data kawasan dan bangunan
i. data penatagunaan lahan s. data isu pembangunan yang berkelanjutan
(Permen ATR BPN No. 11/2021)
Data Khusus Penyusunan Peraturan Zonasi :
a. Jenis penggunaan lahan yang ada
b. Jenis kegiatan pemanfaatan ruang
c. Jenis dan intensitas kegiatan yang ada
d. Identifikasi masalah kegiatan dan kondisi fisik
e. Kajian dampak kegiatan terhadap zona
f. Standar teknis dan administratif

3. Peta-peta :
a. Peta dasar dan peta tematik
b. Peta Wilayah Sungai (WS) dan Daerah Aliran Sungai (DAS)
c. Peta klimatologis
d. Peta kawasan rawan bencana
e. Peta kawasan obyek vital nasional (optional)
f. Peta lokasi industri dan klaster industri (optional)
g. Peta sebaran lahan gambut (optional)
h. Peta kawasan hutan (optional)
i. Peta kawasan pertanian (optional)
j. Peta destinasi wisata (optional)
k. Peta lokasi bangunan bersejarah (optional)
l. Peta terpapar dampak perubahan iklim (optional)
(Permen ATR No. 11/2021)
B. Analisis Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi
1) analisis struktur internal WP;
2) analisis sistem penggunaan lahan (land use);
3) analisis kedudukan dan peran WP dalam wilayah yang lebih luas;
4) analisis sumber daya alam dan fisik atau lingkungan WP;
5) analisis sosial budaya;
6) analisis kependudukan;
7) analisis ekonomi dan sektor unggulan;
8) analisis transportasi (pergerakan);
9) analisis sumber daya buatan;
10) analisis kondisi lingkungan binaan;
11) analisis kelembagaan;
12) analisis karakteristik peruntukan zona;
13) analisis jenis dan karakteristik kegiatan
14) analisis kesesuaian kegiatan terhadap peruntukan/zona/sub zona;
15) analisis dampak kegiatan terhadap jenis peruntukan/zona/sub zona;
16) analisis pertumbuhan dan pertambahan penduduk pada suatu zona;
17) analisis gap antara kualitas peruntukan/zona/sub zona yang diharapkan dengan kondisi yang terjadi di lapangan;
18) analisis karakteristik spesifik lokasi;
19) analisis ketentuan dan standar setiap sektor terkait; dan
20) analisis kewenangan dalam perencanaan, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.

(Permen ATR No. 11/2021)


4. Data dan Analisis Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan
A. Kebutuhan Data Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan
1) Kependudukan
2) Sosial dan budaya lokal
3) Perekonomian
4) Kemampuan fisik
5) Potensi pengembangan lahan
6) Tata guna lahan
7) Kondisi bentang alam
8) Sumber daya air
9) Status dan nilai tanah
10) Izin lokasi
11) Kerawanan bencana
12) Aspek legal lahan
13) Infratruktur yang ada dan jangkauan dan kapasitas pelayanan
14) Nilai historis kawasan

(Permen PU No. 06/PRT/M2007)


B. Analisis Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan
1) Perkembangan sosial kependudukan
2) Prospek pertumbuhan ekonomi
3) Daya dukung fisik dan lingkungan
4) Aspek legal konsolidasi lahan perencanaan
5) Daya dukung prasarana dan fasilitas lingkungan
6) Kajian aspek signifikansi historis kawasan

Permen PU No 6/2007)
Terima Kasih
Tata Kota
(KK-16451)
Tata Kota
https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Group_people_icon.jpg (KK-16451)
Tema-2 Proses Perencanaan Kota
Kuliah-5 Analisis Kependudukan
Ir. Hengki Atmadji, M.PWK, IAP
Outline
Marketing is the study and management of exchange relationships. Marketing is the business process of creating relationships with and satisfying customers.

Kaitan Aspek Demografi Analisis Demografi


dengan Perencanaan Kota 3 4 dalam Perencanaan Kota

Ruang Lingkup Demografi 2 5 Proyeksi Penduduk

Pengantar Demografi 1 6 Urbanisasi


1. Pengantar Demografi
Pengertian Demografi :
• adalah studi ilmiah terhadap penduduk manusia terutama mengenai jumlah, struktur dan
perkembangannya (Rusli, 1995)
• Studi mengenai jumlah, distribusi teritorial, dan komposisi penduduk, perubahan
perubahan yang bertalian dengan nya serta komponen-komponen yang menyebabkan
perubahan yang bersangkutan dapat diidentifikasi sebagai natalitas, mortalitas, gerak
penduduk territorial dan mobilitas sosial (perubahan sosial) (Hauser dan Duncan dalam Rusli, 1995)
• Demografi mempelajari kelahiran, kematian, migrasi, jumlah persebaran, komposisi
penduduk. Proses demograi mempengaruhi struktur demografi. Demografi memberikan
gambaran menyeluruh tentang perilaku penduduk, baik secara agregat (keseluruhan)
maupun kelompok (Handayani dan Waskitaningsih 2019)
• studi tentang penduduk khususnya mengenai kelahiran, perkawinan, kematian dan
perpindahan. Studi ini menyangkut jumlah, persebaran geografis, komposisi penduduk dan
perubahannya dari waktu ke waktu (Tiodora Hadumaon Siagian), .
2. Ruang Lingkup Demografi

Tiodora Hadumaon Siagian)


3. Kaitan aspek demografi dengan perencanaan kota
• Tumbuh kembangnya kota sangat dipengaruhi oleh penduduk
• Setiap penduduk membutuhkan ruang untuk melakukan kegiatan ekonomi
sosial budaya dan lainnya
• Peningkatan jumlah penduduk menyebabkan meningkatnya permintaan
ruang untuk mewadahi kegiatan ekonomi sosial budaya penduduknya
• Untuk menentukan besarnya kebutuhan ruang kota, perlu diketahui
berapa jumlah penduduk suatu kota
• Untuk mengetahui jumlah penduduk kota di masa mendatang perlu
dilakukan analisis proyeksi jumlah penduduk.
Kebutuhan Ruang Penduduk Kota/Perkotaan
Perumahan Perkantoran Industri Perdagangan

https://sava.co.id/public/property/disewakan https://ekonomi.bisnis.com/read https://4.bp.blogspot.com/-w4gOyUZrI-


https://pu.go.id/berita/rumah-susun-mbr
-service-office-di-88-office-tower-a- /20220321/257/1513068/ Y/TgZRYxMluGI/AAAAAAAAAWc/
-kota-pasuruan-diresmikan kota-kasablanka-by-sava-properti-svo-a0056-4890 kawasan-industri-palu-bakal-direvitalisasi sD5z2nceWM4/s1600/dpk1.jpg

Infrastruktur Transportasi Sarana Pendidikan Ruang Terbuka Hijau TPA Sampah

https://www.siarandepok.com/baca/20190219/ https://megapolitan.kompas.com/read/
https://m.medcom.id/nasional/metro/zNAv6p6b https://sekolah.data.kemdikbud.go.id/index.php/
ruang-terbuka-hijau-di-kota-depok-meningkat.html
chome/profil/C7083D1D-45F1-4C4F-9D27-FABE4E22999D 2022/05/23/15232371/sampah-di-tpa-cipayung-depok-
-pembangunan-jalan-tol-cijago-dilanjutkan melebihi-kapasitas-kini-capai-25-juta-kubik?page=all
4. Analisis Demografi dalam Perencanaan Kota
Jenis Analisis Demografi terkait perencanaan kota
1. Distribusi penduduk
2. Kepadatan penduduk
3. Struktur penduduk
4. Pertumbuhan penduduk
5. Proyeksi penduduk
A. Distribusi Penduduk
• Merupakan persebaran penduduk secara keruangan berdasarkan karakteristik tertentu.
• Distribusi penduduk terdiri dari :
 Distribusi geografis  distribusi penduduk per benua, distribusi penduduk per pulau,
 Distribusi administrasi  distribusi penduduk per kelurahan, distribusi penduduk
per kecamatan, distribusi penduduk per kabupaten/kota, distribusi
penduduk per provinsi (LDFEUI dalam Handayani dan Waskitaningsih, 2019)

Indikator Distribusi Penduduk

𝑃𝑖
% Penduduk = × 100
𝑃
Keterangan :
Pi = Jumlah penduduk wilayah i
P = Total penduduk
Analisis distribusi penduduk berkaitan dengan pemenuhan sarana perkotaan

• SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara


Perencanaan Lingkungan Perumahan di
Perkotaan
• Kebutuhan sarana perkotaan dihitung
berdasarkan jumlah penduduk
pendukung di kawasan perkotaan

(SNI 03-1733-2004)
B. Kepadatan Penduduk
• Menunjukkan rata-rata jumlah penduduk tiap satuan luas wilayah tertentu.
• Suatu wilayah dengan kepadatan penduduk yang tinggi biasa disebut dengan kota.
• Kepadatan penduduk umumnya dinyatakan dalam jiwa/km2 (Handayani dan Waskitaningsih, 2019)
No. Kecamatan Kepadatan
(Jiwa/Km2)

1 Sawangan 6.324
2 Bojongsari 6.927
3 Pancoran Mas 15.650
4 Cipayung 14.974
5 Sukmajaya 17.947
6 Cilodong 10.350
7 Cimanggis 15.030
8 Tapos 8.713
9 Beji 15.273
10 Limo 9.957
11 Cinere 13.653
12 Kota Depok 11.635
(BPS Kota Depok 2022)
Analisis kepadatan penduduk berkaitan dengan
pengendalian intensitas pemanfaataan ruang dan pembangunan kota
Pengembangan zona perumahan (R1-R2)
Pusat Pelayanan Kota (PPK) di sekitar pusat kegiatan diarahkan
dengan tingkat kepadatan penduduk
tinggi  pembangunan perumahan
vertikal (apartemen/rusun)

PPK Margonda

PPK Bojongsari

PPK Tapos

Pengembangan zona perumahan (R3-R5)


PPK Citayam di pinggir kota dengan tingkat
kepadatan penduduk rendah 
pembangunan perumahan tapak
Perda No. 9/2022
C. Struktur Penduduk Menurut Umur
Struktur Penduduk didefiniskan sebagai Rasio Ketergantungan : merupakan perbandingan
komposisi Penduduk berdasaakan antara jumlah penduduk usia non produktif
kelompok umur dan jenis kelamin Dengan jumlah penduduk usia produktif.
(Lundquist dalam Handayani dan Waskitaningsih 2019) (Handayani dan Waskitaningsih, 2019).
𝐸+𝑌
D=
𝑊
Keterangan :
D = angka ketergantungan
E = jumlah penduduk dalam kelompok
umur tua (>64 tahun)
Y = jumlah penduduk dalam kelompok
umur muda (<15 tahun)
W = jumlah penduduk dalam kelompok
umur produktif (15-64 tahun)
https://media.neliti.com/media/publications/49964-ID-umur-
dan-jenis-kelamin-penduduk-indonesia.pdf (Handayani dan Waskitaningsih, 2019)
Analisis struktur penduduk berkaitan kebutuhan lapangan kerja

∑ Laki2 2021= 1.052.652 jiwa


∑ Laki2 produktif (15-54 tahun) 2021= 658.393 jiwa (62,54%)
% Laki2 2021 = 50,46%

∑ Penduduk Depok 2029 = 3.230.581 jiwa (lihat proyeksi penduduk)


∑ Penduduk Laki2 Depok 2029 = 50,46% × 3.230.581 = 1.630.151 jiwa
∑ Penduduk laki2 produktif = 62,54% × 1.630.151 = 1.019.496 jiwa
Kebutuhan lapangan kerja (bruto) = 1.019.496 lapangan kerja
Kebutuhan lapangan kerja (netto) = 475.258 lapangan kerja (asumsi untuk lulusan S1)
D. Pertumbuhan Penduduk
• Pertumbuhan penduduk merupakan perubahan jumlah penduduk yang dihitung per satuan
unit waktu yang dipengaruhi oleh fertilitas, mortalitas dan migrasi.
• Pertumbuhan penduduk dapat berupa penambahan (pertumbuhan positif) maupun
pengurangan (pertumbuhan negatif) (Handayani dan Waskitaningsih, 2019)

Laju pertumbuhan penduduk Laju Pertumbuhan penduduk Indonesia


𝐵−𝐷+𝐼−𝐸
2020 = 1,25
r=∑ × 100 2021 = 1,22
𝑃 𝑡𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
Keterangan : 2022 = 1,17
r = laju pertumbuhan penduduk (BPS, 2022)
B = jumlah penduduk yang lahir
D = jumlah penduduk yang meninggal
I = jumlah penduduk yang datang
E = jumlah penduduk yang pergi
P tengah tahun = jumlah penduduk tengah tahun
(Rusli, 1995)
Analisis pertumbuhan penduduk berkaitan dengan
laju pertumbuhan penduduk
Tahun Penduduk Laju pertumbuhan Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP)
2012 1.898.567 0,0334
𝑃𝑡−𝑃𝑜
2013 1.962.160 0,0363 r=
𝑃𝑜
2014 2.033.508 0.0356
2015 2.106.102 0,0349 Dimana
Pt = Jumlah penduduk tahun akhir
2016 2.179.813 0,0343 Po = Jumlah penduduk tahun awal
2017 2.254.513 0,0336 r = laju pertumbuhan
2018 2.330.333 0,0328
2019 2.406.826
2016- Rata-rata 0,0336
2019

(BPS Kota Depok, 2022)


5. Proyeksi Penduduk
A Pengertian Proyeksi Proyeksi penduduk merupakan perhitungan
• Bertalian dengan jumlah penduduk suatu ilmiah yang didasarkan pada asumsi dari
Negara atau daerah di masa depan (Rusli, komponen-komponen laju pertumbuhan
1995)
penduduk, yaitu kelahiran, kematian, dan
• Perkiraan jumlah penduduk diperoleh perpindahan (migrasi). Ketiga komponen
melalui perhitungan analisis demografis tersebut akan menentukan jumlah dan struktur
dengan 3 pendekatan : umur penduduk di masa depan (BPS, 2022)
1. Proyeksi (Projection)
2. Peramalan (forecast)
3. Estimasi (Estimate)
• Proyeksi dan peramalan jumlah penduduk
berfungsi untuk memperkirakan jumlah
penduduk di masa yang akan datang
(Handayani dan Waskitaningsih, 2019) https://diskominfo.depok.go.id/wp-content/uploads/2018/11/Buku-1-Analisis-Strategi-Smartcity-Kota-Depok.pdf
2. Metode Eksponensial
B. Metode Proyeksi Pt = Po𝑒 𝑟𝑛
Dimana :
1. Metode Geometrik Pt = Jumlah penduduk pada tahun n (jiwa)
Pt = Po (1+r) 𝑡 Po = Jumlah penduduk pada tahun awal
r = angka pertumbuhan penduduk (%)
Dimana : n = waktu dalam tahun (periode proyeksi)
Pt = Jumlah penduduk tahun akhir proyeksi (jiwa) e = angka eksponensial atau bilangan pokok sistem
Po = Jumlah penduduk tahun awal proyeksi (Jiwa) logaritma natural (lon) yaitu 2,7182818
r = tingkat pertumbuhan penduduk (%)
t = jangka waktu proyeksi 3. Metode Linear
(Rusli, 1995)
Pt = Po + cn atau Pt = Po (1 + rn)
Dimana :
Pt = Jumlah penduduk pada tahun n (jiwa)
Po = Jumlah penduduk pada tahun awal
c = Jumlah pertambahan penduduk konstan
r = angka pertumbuhan penduduk (%)
n = waktu dalam tahun (periode proyeksi)

(Handayani dan Waskitaningsih, 2019)


Pertanyaan : Hitung Proyeksi Penduduk Kota Depok
Contoh Perhitungan Proyeksi Penduduk tahun 2029
Jawab :
Tabel Penduduk Kota Depok 1. Proyeksi Penduduk Metode Geometrik
Pt = Po (1+r) 𝑡
Tahun Penduduk Laju pertumbuhan
2016 2.179.813 0,0343 P2029 = 2.406836 (1+0,0336) 10
= 3.349.421 jiwa
2017 2.254.513 0,0336
2. Proyeksi Penduduk Metode Eksponensial
2018 2.330.333 0,0328
Pt = Po𝑒 𝑟𝑛
2019 2.406.826
2016- Rata-rata 0,0336 P2029 = 2.406.826 × 2,71828180,0336 ×10
2019 = 3.367.966 jiwa
𝑇1−𝑇0 3. Proyeksi Penduduk Metode Linear
=
Laju pertumbuhan Pt = Po + cn atau Po (1 +rn)
𝑇0
T1 = tahun akhir 2.406.826−2.179.813
P2029 = 2.406.826 + × 10
T0 = tahun awal 4
= 2.974.358 jiwa
Proyeksi Jumlah Penduduk Kota Depok 2029
• Menggunakan metode Geometrik = 3.349.421 jiwa (moderat)
• Menggunakan metode Eksponensial = 3.367.966 jiwa (optimistik)
• Menggunakan metode Linear = 2.974.358 jiwa (pesimistik)

Rekonsiliasi Hasil Proyeksi


3.349.421+3.367.966+2.974.358
Rata-rata Proyeksi jumlah penduduk Kota Depok 2029 = 3

= 3.230.581 jiwa (realistik)


6. Urbanisasi
Urbanisasi adalah bertambahnya proporsi penduduk yang berdiam di daerah kota yang
disebabkan oleh proses perpindahan penduduk ke kota dan/atau akibat dari perluasan kota.
Faktor yang mempengaruhi Urbanisasi :
1. Pertumbuhan alami penduduk daerah perkotaan
2. Migrasi dari daerah perdesaan ke perkotaan
3. Reklasifikasi desa perdesaan menjadi desa perkotaan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi Urbanisasi”


1. Pull factors (faktor penarik) yang sangat besar dari kota-kota ditambah persentase
terbesar penduduk memang tinggal di daerah pedesaan.
2. Tekanan penduduk dan menyempitnya lapangan kerja di daerah pedesaan
3. Adanya anggapan bahwa di kota bisa mengembangkan diri
Dampak Urbanisasi dapat berupa positif dan negatif, contohnya:
1. Struktur ekonomi menjadi lebih bervariasi & industri berkembang
2. Menimbulkan masalah sampah, transportasi dan pencemaran udara (-)
(Tiodora Hadumaon Siagian)
(Tiodora Hadumaon Siagian)
https://mediaindonesia.com/tag/kerumunan-orang
Tata Kota
(KK-16451)
Tata Kota
(KK-16451)
Tema-2 Proses Perencanaan Kota
Kuliah-6 Produk dan Muatan Rencana Kota
Ir. Hengki Atmadji, M.PWK, IAP
Outline
Marketing is the study and management of exchange relationships. Marketing is the business process of creating relationships with and satisfying customers.

Rencana Tata Ruang Rencana Detail Tata Ruang


1 Wilayah Kota
2 dan Peraturan Zonasi

Rencana Tata Bangunan


3 dan Lingkungan
1. Rencana Tata Ruang Wilayah Kota
RTRW Kota memuat:
1. tujuan, kebijakan (termasuk kebijakan pengembangan wilayah kota), dan strategi penataan
ruang wilayah kota;
2. rencana struktur ruang wilayah kota, meliputi rencana sistem pusat pelayanan dan rencana
sistem jaringan prasarana;
3. rencana pola ruang wilayah kota, meliputi kawasan lindung (termasuk peruntukan ruang pada
sempadan pantai, sungai, situ, danau, embung, waduk dan mata air) dan kawasan budi daya,
termasuk rencana penyediaan ruang terbuka hijau;
4. kawasan strategis kota;
5. arahan pemanfaatan ruang wilayah kota, meliputi indikasi program utama jangka menengah 5
(lima) tahunan dan ketentuan kesesuaian kegiatan pemanfaatan ruang; dan
6. ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kota meliputi ketentuan umum zonasi,
ketentuan insentif dan disinsentif, serta arahan sanksi.
7. rencana penyediaan dan pemanfaatan: a. ruang terbuka hijau publik dan pendistribusiannya;
b. ruang terbuka hijau privat; c. ruang terbuka nonhijau; d. prasarana dan sarana jaringan pejalan kaki, angkutan
umum, kegiatan sektor informal; dan e. ruang evakuasi bencana.
(Permen ATR No. 11/2021)
Dasar pertimbangan penyusunan rencana tata ruang wilayah kota

1 2
Rencana tata ruang wilayah kota paling sedikit Rencana tata ruang wilayah kota memperhatikan:
mengacu pada: a. rencana pembangunan jangka panjang daerah provinsi;
a. Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional; b. rencana pembangunan jangka menengah daerah provinsi;
b. RTR pulau/kepulauan; c. rencana pembangunan jangka panjang daerah kota;
c. RTR KSN; dan d. rencana pembangunan jangka menengah daerah kota;
d. rencana tata ruang wilayah provinsi. e. perkembangan permasalahan regional dan global serta hasil
pengkajian implikasi penataan ruang kota;
(PP No. 21/2021)
f. upaya pemerataan pembangunan dan pertumbuhan serta
stabilitas ekonomi;
g. keselarasan aspirasi pembangunan nasional dan pembangunan
3 daerah;
h. daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup;
Mengacu pada hasil Analisis : i. kondisi dan potensi sosial Masyarakat;
1. kondisi eksisting j. neraca penatagunaan tanah dan neraca penatagunaan sumber
2. kebutuhan pengembangan daya air;
k. pemanfaatan nrang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk
(Permen ATR No. 11/2021)
ruang di dalam bumi; dan
1. kebijakan pembangunan nasional yang bersifat strategis.
(PP No. 21/2021)
Contoh RTRW Kota Semarang (Perda No. 14/2011)
A. Tujuan Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang
Tujuan penataan ruang adalah terwujudnya Kota Semarang sebagai pusat perdagangan dan jasa berskala
internasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan

Kebijakan pengembangan struktur ruang meliputi :


a. pemantapan pusat pelayanan kegiatan yang memperkuat kegiatan perdagangan dan jasa berskala
internasional;
b. peningkatan aksesbilitas dan keterkaitan antar pusat kegiatan; dan
c. peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan sistem prasarana sarana umum.
d. mengembangkan kegiatan pendidikan menengah kejuruan, akademi, dan perguruan tinggi;
e. mengembangkan kegiatan wisata alam dan wisata budaya; dan
f. mengembangkan kegiatan jasa pertemuan dan jasa pameran.

Strategi pemantapan pusat pelayanan kegiatan yang memperkuat kegiatan perdagangan dan jasa
berskala internasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi :
a. menetapkan hirarki sistem pusat pelayanan secara berjenjang;
b. mengembangkan pelayanan pelabuhan laut dan bandar udara sebagai pintu gerbang nasional;
c. mengembangkan pusat perdagangan modern dan tradisional berskala internasional;
B. Rencana Struktur Ruang
Rencana pengembangan sistem pusat pelayanan : Hirarkhi pusat pelayanan
a. rencana pembagian wilayah kota (BWK); dan • Pusat Pelayanan Kota
• Sub Pusat Pelayanan kota
b. rencana penetapan pusat pelayanan.
• Pusat Lingkungan
Rencana pengembangan sistem jaringan meliputi :
a. rencana pengembangan sistem jaringan Transportasi  darat, laut, udara
transportasi;
b. rencana pengembangan sistem jaringan energi; Energi  listrik, BBM dan gas
c. rencana pengembangan sistem jaringan
telekomunikasi; Telekomunikasi  jaringan kabel, nirkabel
d. rencana pengembangan sistem jaringan prasarana
SDA  air baku, penyediaan air bersih, rob. banjir
sumber daya air;
e. rencana pengembangan pengembangan sistem
Infrastruktur  sampah, air limbah, drainase, jalur pejalan
infrastruktur perkotaan; dan
kaki, jalur dan tempat evakuasi bencana
f. rencana pengembangan sistem prasarana dan
sarana perkotaan lainnya. Prasarana lain  jalan sepeda, sistem angkutan umum
kegiatan sektor informal

(Perda No 14/2011)
RENCANA STUKTUR RUANG
C. Rencana Pola Ruang
Kawasan lindung meliputi: Kawasan budidaya meliputi :
a. kawasan yang memberikan perlindungan terhadap a. kawasan hutan produksi;
kawasan bawahannya; b. kawasan perumahan;
b. kawasan perlindungan setempat; c. kawasan perdagangan dan jasa;
c. ruang terbuka hijau; d. kawasan perkantoran;
d. kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar e. kawasan pendidikan;
budaya; dan f. kawasan industri;
e. kawasan rawan bencana alam. g. kawasan olah raga;
h. kawasan wisata;
i. kawasan transportasi;
j. kawasan pertahanan dan keamanan;
k. kawasan peruntukan pertanian;
l. kawasan peruntukan perikanan;
m. kawasan peruntukan pertambangan;
n. kawasan pelayanan umum; dan
o. kawasan ruang terbuka non hijau.

(Perda No. 14/2011)


RENCANA POLA RUANG
2. Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi
A.Muatan RDTR dan PZ (Permen ATR No. 11/2021)

1. tujuan penataan Wilayah Perencanaan


2. rencana struktur ruang
- rencana pengembangan pusat pelayanan
- rencana sistem jaringan prasarana (transportasi, energi, telekomunikasi, SDA,
air minum, air limbah, persampahan, drainase, jaringan prasarana lain
3. rencana pola ruang
- rencana kawasan lindung
- rencana kawasan budidaya
4. ketentuan pemanfaatan ruang program pemanfaatan ruang prioritas, lokasi,
sumber pendanaan, instansi pelaksana, waktu
dan tahapan pelaksanaan
5. peraturan zonasi
- aturan dasar  ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan, ketentuan intensitas pemanfaatan ruang,
ketentuan tata bangunan, ketentuan prasarana dan sarana minimal, ketentuan khusus
ketentuan pelaksanaan
- teknik pengaturan zonasi  transfer development right, bonus zoing, conditional uses, zona performa
zona fiskal, pemufakatan pembangunan, pertampalan aturan, dll.
Dasar pertimbangan penyusunan RDTR-PZ

Penyusunan RDTR memperhatikan : RDTR menjadi acuan untuk :


a. rencana pembangunan jangka panjang a. penyusunan rencana pembangunan
daerah kabupaten/kota; jangka panjang daerah kabupaten/kota;
b. rencana pembangunan jangka menengah b. penyusunan rencana pembangunan
daerah kabupaten/kota; jangka menengah daerah kabupaten/
c. perkembangan permasalahan wilayah kota;
serta hasil pengkajian implikasi penataan c. pemanfaatan ruang dan pengendalian
ruang kabupaten/kota; pemanfaatan Ruang;
d. optimasi pemanfaatan ruang darat, ruang d. perwujudan keterpaduan, keterkaitan,
laut,ruang udara, termasuk ruang di dalam dan keseimbangan antarsektor; dan
bumi; dan e. penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk
e. kriteria pemanfaatan pulau-pulau kecil investasi.
sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan.
(PP No. 21/2021)
Contoh RDTR Kawasan Perkotaan Purbalingga (Perbup No. 46/2021)
A. Tujuan Penataan WP
Mewujudkan Kawasan Perkotaan Purbalingga sebagai pusat kegiatan lokal dan kawasan
permukiman perkotaan yang aman, nyaman, dan ramah lingkungan

B. Rencana Struktur Ruang


- Pusat Pelayanan Kota (PPK)
- Sub Pusat Pelayanan Kota (SPPK)
- Pusat Lingkungan (PL)

(Kementerian ATR, 2020)


C. Rencana Pola Ruang
1. Zona lindung
- zona sempadan sungai (SS)
- zona ruang terbuka hijau (RTH)
2. Zona budidaya
- zona perumahan (R)
- zona perdagangan dan jasa (K)
- zona perkantoran (KT)
- zona pelayanan umum (SPU)
- zona kawasan peruntukan industri(KPI)
- zona campurana (C)
- zona peruntukan lain (PL)
Rencana Pola Ruang Kawasan Perkotaan Purbalingga (Perbup. No. 46/2021)

Zona Perdagangan dan Jasa

https://gistaru.atrbpn.go.id/rdtrinteraktif/
(Pebup No. 46/2021)
Peraturan Zonasi Kawasan Perkotaan Purbalingga
Zona Perdagangan dan Jasa

(Perbup No. 46/2021)


Sumber : Konsultan Jaya Nusantara, 2020
Jumlah luas seluruh lantai bangunan (meter2)
KLB =
Jumlah luas kavling (meter2)

Contoh Perhitungan :
Bangunan berlantai 2 dengan luas
- Lantai 1 = 60 m2
- Lantai 2 = 60 m2
Berdiri di atas sebidang lahan dengan luas 100 m2
60 + 60
Sumber : kuliahdesain.com KLB = = 1,2
100
Koefisien Dasar Hijau (KDH)
KDH adalah angka prosentase perbandingan antara luas seluruh ruang terbuka di luar
bangunan gedung yang diperuntukkan bagi pertamanan/penghijauan dengan luas
persil/kavling (Permen ATR/BPN Nomor 11 Tahun 2021).

KDH = Luas Dasar Hijau (m2) X 100 %


Luas Kavling (m2)
Dasar hijau

Contoh Perhitungan :
Kavling Luas kavling : 100 m2
Luas daerah hijau/taman : 10 m2

KDH = 10 m2 : 100 m2 = 10%


Ketinggian Bangunan (TB)
Ketinggian bangunan adalah tinggi maksimum bangunan gedung yang diizinkan pada lokasi
tertentu dan diukur dari jarak maksimum puncak atap bangunan terhadap (permukaan) tanah
yang dinyatakan dalam satuan meter (Permen ATR/BPN Nomor 11 Tahun 2021).

Puncak atap bangunan

Permukaan tanah
Sumber : https://www.pngegg.com/id/png-nxgql
Garis Sempadan Bangunan (GSB)
GSB adalah jarak minimum antara garis pagar terhadap dinding bangunan terdepan. GSB
ditetapkan dengan mempertimbangkan keselamatan, resiko kebakaran, kesehatan,
kenyamanan, dan estetika (Permen ATR No. 11/2021)
Jarak Bebas Antar Bangunan (JBAB)
Jarak bebas antar bangunan (JBAB) minimal yang harus memenuhi ketentuan tentang jarak bebas yang ditentukan oleh jenis
peruntukan dan ketinggian bangunan (Permen ATR/BPN Nomor 11 Tahun 2021).

Bangunan Komersial

Bangunan rumah tinggal

JBAB JBAB
Jarak Bebas Samping (JBS)
Jarak Bebas Samping (JBS) merupakan jarak minimum antara batas petak samping terhadap
dinding bangunan terdekat (Permen ATR/BPN Nomor 11 Tahun 2021).

Jalan

Batas Kavling

JBS

Batas samping bangunan


Jarak Bebas Belakang (JBB)
Jarak Bebas Belakang (JBB) adalah jarak minimum antara garis batas petak belakang
terhadap dinding bangunan terbelakang (Permen ATR/BPN Nomor 11 Tahun 2021).

Jalan

Batas Kavling

Batas belakang bangunan

JBB
https://www.pngwing.com/id/free-png-cnwlo
3. Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan
A. Materi Pokok Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan
a. Program Bangunan dan Lingkungan  analisis kawasan dan wilaah perencanaan, analisis
analisispengembangan pembangunan berbasis
masyarakat, konsep dasar perancanagan RTBL
b. Rencana Umum dan Panduan Rancangan  struktur peruntukan ruang, intensitas
pemanfaatan lahan, tata bangunan,
sistem sirkulasi dan jalur penghubung,
sistem ruang terbuka dan tata hijau,
sistem prasarana dan utilitas lingkungan
ketentuan dasar implementasi rancangan,
prinsip pengembangan rancangan
c. Rencana Investasi  skenario strategi rencana investasi, pole kerjasama operasional investasi
d. Ketentuan Pengendalian Rencana  strategi pengendalian rencana, arahan pengendalian
rencana
e. Pedoman Pengendalian Pelaksanaan  pengendalian pelaksaan, pengelolaan kawasan
(Permen PU No. 6/PRT/M/2007)
B. Contoh RTBL Kawasan Perdagangan dan Jasa Kota Salatiga
Peruntukan Lahan Makro Peruntukan Lahan Mikro
Perpetakan
Rencana Tapak Rencana Aksesibilitas dan Sistem Parkir
Ruang Terbuka Hijau
Tata Bangunan
Area City Walk

Gedung Parkir dan Jembatan Penghubung


Panduan Rancangan
Tata Kota
(KK-16451)
Tata Kota
(KK-16451)
https://www.researchgate.net/publication/343524338_Framework_for_
Tema-3 Perencanaan Makro
Integrated_Land_Use_Planning_an_innovative_approach_Acknowledgment

Kuliah-7 Perencanaan Penggunaan Lahan


Outline

Pengertian lahan Prinsip perencanaan


penggunaan lahan
1 4

Tipe penggunaan lahan di Faktor yang mempengaruhi


kota/perkotaan perencanaan penggunaan
2 5 lahan

Tujuan perencanaan Tahapan perencaaan


penggunaan lahan penggunaan lahan
3 6
1. Pengertian Lahan
merupakan suatu wilayah di permukaan bumi, mencakup semua komponen biosfer yang
dapat dianggap tetap atau bersifat siklis yang berada di atas dan di bawah wilayah tersebut,
termasuk atmosfer, tanah, batuan induk, relief, hidrologi, tumbuhan dan hewan, serta segala
akibat yang ditimbulkan oleh aktivitas manusia di masa lalu dan sekarang; yang kesemuanya
itu berpengaruh terhadap penggunaan lahan oleh manusia pada saat sekarang dan di masa
akan datang (Brinkman dan Smyth, 1973; Vink, 1975; dan FAO, 1976).

adalah permukaan bumi atau lapisan bumi yang paling atas atau terluar, dan merupakan
benda alam yang mempunyai sifat fisik, kimia, dan biologi tertentu serta berdimensi tiga
seperti ruang yang mempunyai dimensi panjang, lebar, dan kedalaman atau tinggi (KBBI, 2008)
merupakan keseluruhan kemampuan muka daratan beserta segala gejala di bawah
permukaannya yang bersangkut paut dengan pemanfaatannya bagi manusia (Aristian, 2018)
Penggunaan lahan pada hakehatnya merupakan perwujudan keseluruhan kehidupan
masyarakat dalam ruang” (Bintarto dalam Rusmawn, 2007)

Penggunaan lahan (land use) adalah modifikasi lahan yang dilakukan oleh manusia
terhadap lingkungan hidup menjadi lingkungan terbangun seperti lapangan, pertanian, dan
permukiman (FAO dalam Sitawati)

Penggunaan lahan adalah segala campur tangan manusia, baik secara permanen maupun
secara siklus terhadap suatu kelompok sumberdaya alam dan sumber daya buatan secara
keseluruhan disebut lahan, dengan tujuan untuk mencukupi kebutuhan-kebutuhannya baik
secara kebendaan maupun spiritual ataupun dua-duanya (Malingreau dalam Kusumaningrat
dkk, 2017)).

Penggunaan lahan yaitu ikut sertanya kegiatan manusia terhadap lahan baik permanen
atau tidak dapat berubah dan daur,yang tujuannya adalah memenuhi kebutuhan manusia
(Hatia dan Wilis, 2020)
Nilai Ekonomi Lahan
1. Ruang, sebagai ruangan atau permukaan dimana kehidupan berlangsung
2. Alam, Dalam hal ini keadaannya ditentukan oleh aksesnya ke sinar matahari, hujan, angin,
perubahan iklim, dan berbeda kondisi evaporasi, tanah dan topografi.
3. Faktor Produksi, dalam hal ini lahan bersama-sama dengan tenaga kerja, modal dan
pengelolaan sebagai faktor produksi
4. Barang konsumsi, sebagai barang konsumsi lahan mempunyai nilai (value),
5. Situasi, meliputi lokasi dalam kaitannya dengan pasar, kenampakan geografi
(geographic features), sumberdaya lain dan negara lainnya
6. Milik, meliputi real estate dan mempunyai konotasi legal.
7. Modal, rata-rata investor melihat lahan sebagai sumberdaya yang harus dibeli atau disewa
seperti barang modal lainnya

(Sitorus, 2019)
Pendekatan Manajemen Lahan Perkotaan
Salah satu pendekatan dalam manajemen tata guna lahan perkotaan adalah pendekatan
ekonomi atau economic base approach.

Pendekataninimembagikegiatanekonomimenjadi2 (dua) yaitu:


• Kegiatan ekonomi dasar (basic activities) yang membuat dan atau menyalurkan
barang dan jasa ke tempat lain di sekitar kota.
• Kegiatan ekonomi bukan dasar (non basic activities) yang memproduksi dan
menyalurkan barang dan jasa untuk keperluan penduduk kota itu sendiri. Kegiatan ini
disebut juga dengan residential activities atau service activities

(Hidayat, 2019)
(Sitorus, 2019)
(Sitorus, 2019)
2. Tipe Penggunaan Lahan Kota/Perkotaan

Perumahan Perdagangan-Jasa Sarana Pelayanan Umum

Perkantoran Industri Ruang Terbuka Hijau


Perencanaan Penggunaan Lahan
Perencanaan penggunaan lahan merupakan penilaian yang sistematik terhadap lahan
untuk mendapatkan alternatif penggunaan lahan dan memperoleh opsi yang terbaik dalam
memanfaatkan lahan agar terpenuhi kebutuhan manusia dengan tetap menjaga agar lahan
tetap dapat digunakan pada masa yang akan datang. Sedangkan evaluasi lahan merupakan
penilaian terhadap lahan untuk penggunaan tertentu (FAO dalam Sedana)

Perencanaan penggunaan lahan merupakan proses inventarisasi dan penilaian keadaan


(status), potensi, dan pembatas-pembatas dari suatu daerah tertentu dan sumberdayanya,
yang berinteraksi dengan penduduk setempat atau dengan orang yang menaruh perhatian
terhadap daerah tersebut dalam menentukan kebutuhan-kebutuhan mereka, keinginan dan
aspirasinya untuk masa mendatang (SCSA dalam Sitorus, 2016).
Mengapa lahan harus direncanakan
1. Lahan adalah sumber daya yang terbatas tidak dapat bertambah (kecuali reklamasi)
2. Kebutuhan lahan untuk mewadahi kegiatan ekonomi sosial budaya semakin meningkat
3. Penggunaan lahan di perkotaan untuk menunjang kegiatan non pertanian
4. Setiap lokasi memiliki nilai ekonomis yang tidak sama
5. Prinsip penggunaan tertinggi dan terbaik (highest and best use)
6. Perkembangan fisik kota/perkotaan
Penggunaan lahan dipengaruhi oleh manusia, aktivitas, dan lokasi (Catanese, 1979), dimana
ketiganya bersifat interdependen (Wang dan Wu, 2010) sehingga dapat disebut sebagai siklus
perubahan guna lahan (Irza dan Syabri, 2016)
3. Tujuan perencanaan penggunaan lahan
bertujuan untuk keberlanjutan dan menyeimbangkan kebutuhan sosial, ekonomi, dan
lingkungan (GTZ, 1999)

1. Untuk memberikan sebuah hak dan perlindungan pada lingkungan.


2. Dengan adanya tata alokasi lahan akan mengurangi potensi penyalahgunaan lahan
3. Membentuk sistem transportasi yang baik dan efektif dalam sebuah kota
4. Menyediakan untuk tempat berlangsungnya aktivitas publik
(https://www.tataruang.id/2022/03/13/apa-yang-dimaksud-dengan-perencanaan-tata-guna-lahan/)

1. Mengatur penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan tanah untuk berbagai kebutuhan


kegiatan pembangunan sesuai tata ruang
2. Mewujudkan penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan tanah agar sesuai dengan arahan
fungsi kawasan dalam tata ruang
3. Mewujudkan tertib pertanahan
4. Menjamin kepastian hukum
(Sitorus, 2019)
Perencanaan Penggunaan Lahan untuk Pembangunan
Perkotaan Berkelanjutan
Jayadinata (1992) mengemukakan bahwa penggunaan tanah perkotaan menunjukan
pembagian dalam ruang dan peran kota.
Catanesse (1988), mengatakan bahwa secara umum ada 4 (empat) kategori alat-alat
perencanaan tata guna lahan, untuk melaksanakan rencana, yaitu:
1. Penyediaan fasilitas umum
2. Peraturan-peraturan pembangunan
3. Himbauan, kepemimpinan dan koordinasi
4. Rencana tata guna lahan

(Hidayat, 2019)
Manfaat perencanaan penggunaan lahan
• Perkembangan ekonomi menjadi semakin positif
• Pemerataan fungsi lahan yang benar,
• Menjaga sumber daya alam agar tidak rusak
• Mengatur struktur kota yang tertata dengan baik untuk mengurangi terjadinya
kemacetan.
• Dapat mengurangi dampak negatif terjadinya bencana alam di suatu wilayah.

https://prospeku.com/artikel/tata-guna-lahan
4. Prinsip perencanaan penggunaan lahan (1)
1. bertujuan untuk keseimbangan sosial, ekonomi dan lingkungan yang berkelanjutan
kebutuhan;
2. menghasilkan rencana penggunaan lahan yang mengikat secara hukum
3. diintegrasikan ke dalam lembaga negara yang memiliki mandat resmi untuk perencanaan lintas sektor.
4. adalah dialog.
5. adalah proses yang mencakup semua.
6. didasarkan pada diferensiasi pemangku kepentingan dan sensitivitas gender.
7. mendorong keterlibatan masyarakat.
8. realistis dan berorientasi pada kondisi lokal.
9. didasarkan pada metodologi “ringan”
10. dalam hal metodologi dan konten berbeda
11. mempertimbangkan dan menghargai pengetahuan lokal.
12. mempertimbangkan strategi tradisional untuk memecahkan masalah dan konflik.
13. mengikuti ide subsidiaritas
14. mengintegrasikan aspek bottom-up dengan aspek top-down (“vertikal integrasi").
15. didasarkan pada kerjasama antar disiplin dan membutuhkan sector koordinasi ("integrasi horizontal").
16. adalah proses yang mengarah pada peningkatan kapasitas pemangku kepentingan.
17. membutuhkan transparansi.
18. berorientasi pada masa depan (“visioner”).
19. adalah proses berulang.
20. berorientasi pada implementasi.
21. terkait dengan perencanaan keuangan.
22. Berkaitan dengan ruang dan tempat (“orientasi spasial”).

(GTZ, 2011)
Prinsip perencanaan penggunaan lahan (2)
(1) kesesuaian lahan atau kemampuan lahan untuk mengetahui potensi penggunaan untuk
penggunaan yang sedang direncanakan;
(2) ketersediaan lahan atau aspek legalitas/hukum untuk mengetahui ketersediaan lahan
untuk penggunaan yang sedang direncanakan (Sitorus, 2016)
(3) Melibatkan seluruh pemangku kepentingan, dan mempromosikan keterlibatan
masyarakat (GTZ, 1999)
(4) Model perencanaan kombinasi top down dan bottom up
(5) Multidisiplin, dan membutuhkan koordinasi lintas sektoral
(6) Transparan
(7) Berorientasi ke masa depan/visioner
(8) Implementasi rencana

https://ilmugeografi.com/geografi-teknik/tata-guna-lahan
5. Faktor yang mempengaruhi perencanaan penggunaan lahan
faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan lahan adalah
• topografi,
• penduduk,
• nilai lahan,
• aksesibilitas,
• sarana dan prasarana
• serta daya dukung lingkungan (Chapin dalam Sari dan Dewanti, 2018)

Faktor yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan dipengaruhi oleh empat faktor,
yakni :
• Adanya konsentrasi penduduk dengan segala aktivitasnya,
• Aksesibilitas terhadap pusat kegiatan dan pusat kota,
• jaringan jalan dan sarana transportasi, dan
• orbitasi (Cullingworth dalam Sari dan Dewanti, 2018)
6. Tahapan perencanaan penggunaan lahan
1. Persiapan 1. Survey pendahuluan atas data-data yang
2. Pengumpulan data dan analisis meliputi :
3. Perumusan rencana a. studi pustaka
4. Negisasi dan pengambilan keputusan b. survey lapangan
5. Implementasi c. pekerjaan studio (memadukan peta
6. Monitoring dan updating dasar dan peta tematik untuk digunakan
laporan)
(GTZ, 2013)
2. Melakukan penilaian kapabilitas lahan
dari hasil tahapan pertama untuk
berbagai peruntukan lahan
3. Menyiapkan rencana lokasi dan tujuan
dari peruntukan lahan
http://perkimtaru.pemkomedan.go.id/artikel-966-tata-guna-lahan.html
Kriteria Teknis Kawasan Pengembangan Perkotaan
Kriteria Teknis kawasan Permukiman Kriteria Teknis kawasan Perdagangan Jasa
1. Topografi datar sampai bergelombang 1. Tidak terletak pada kawasan lindung dan
(kelerengan lahan 0 - 25%); kawasan bencana alam;
2) Tersedia sumber air, baik air tanah maupun 2) Lokasinya strategis dan mudah dicapai dari
air yang diolah oleh penyelenggara dengan seluruh penjuru kota;
jumlah yang cukup. Untuk air PDAM suplai air 3) Dilengkapi dengan sarana antara lain tempat
antara 60 - 100 liter/org/hari; parkir umum, bank/ATM, pos polisi, pos
3) Tidak berada pada daerah rawan bencana pemadam kebakaran, kantor pos pembantu,
(longsor, banjir, erosi, abrasi); tempat ibadah, dan sarana penunjang kegiatan
4) Drainase baik sampai sedang; komersial serta kegiatan pengunjung;
5) Tidak berada pada wilayah sempadan
sungai/pantai/waduk/danau/mata
air/saluran pengairan/rel kereta api dan
daerah aman penerbangan;
6) Tidak berada pada kawasan lindung;
7) Tidak terletak pada kawasan budi daya
pertanian/penyangga;
8) Menghindari sawah irigasi teknis
Kriteria Teknis Kawasan Industri Kriteria Teknis Kawasan Pariwisata
Karakteristik lokasi dan kesesuaian lahan kawasan 1) Memiliki struktur tanah yang stabil;
peruntukan industri yang berorientasi bahan 2) Memiliki kemiringan tanah yang
mentah:
memungkinkan dibangun tanpa memberikan
1) kemiringan lereng : kemiringan lereng yang sesuai
untuk kegiatan industri berkisar 0% - 25%, pada
dampak negatif terhadap kelestarian
kemiringan > 25% - 45% dapat dikembangkan lingkungan;
kegiatan industri dengan perbaikan kontur, serta 3) Merupakan lahan yang tidak terlalu subur dan
ketinggian tidak lebih dari 1.000 meter dpl; bukan lahan pertanian yang produktif;
2) hidrologi : bebas genangan, dekat dengan sumber 4) Memiliki aksesibilitas yang tinggi;
air, 5) Tidak mengganggu kelancaran lalu lintas pada
drainase baik sampai sedang; jalur jalan raya regional;
3) klimatologi : lokasi berada pada kecenderungan 6) Tersedia prasarana fisik yaitu listrik dan air
minimum arah angin yang menuju permukiman
bersih;
penduduk;
4) geologi : dapat menunjang konstruksi bangunan,
7) Terdiri dari lingkungan/bangunan/gedung
tidak berada di daerah rawan bencana longsor; bersejarah dan cagar budaya;
5) lahan : area cukup luas minimal 20 ha; karakteristik 8) Memiliki nilai sejarah, ilmu pengetahuan dan
tanah bertekstur sedang sampai kasar, berada budaya, serta keunikantertentu;
pada 9) Dilengkapi fasilitas pengolah limbah (padat
tanah marginal untuk pertanian. dan cair).

Permen PU No. 41/PRT/M//2007


Peta Analisis Kesesuaian Lahan Permukiman
Kecamatan Pineleng Kab. Minahasa

http://shaviradwilivita.blogspot.com/2018/04/analisis-sig.html (Dien, Warouw, Karongkong, 2018)


Proposed Land Use
City of Chicago

https://www.pinterest.com/pin/329325791480164355/
Zoning Map City of Gashena

https://www.researchgate.net/figure/Proposed-land-use-plan-of-Gashena-
Industry-and-Urban-Development-Bureau-Amhara-Regional_fig15_338655831
Rencana Zonasi
Kecamatan Tebet
Tata Kota
(KK-16451)
Tata Kota
(KK-16451)
https://rtig.org.uk/events/2022-01-19-planning-public-transport-networks

Tema-3 Perencanaan Makro


Kuliah-8 Perencanaan Transportasi Kota
Ir. Hengki Atmadji, M.P.W.K., IAP
Outline
Karakteristik Dasar
Pengertian Sistem Perencanaan Sebaran Pemilihan
Transportasi Trasportasi Transportasi Pergerakan Rute

Analyze Advertise Prioritize


Promotions only work Promotions only work Promotions only work
as well as the marketing. as well as the marketing. as well as the marketing.

Develop Identify Authorize Present


Promotions only work Promotions only work Promotions only work Promotions only work
as well as the marketing. as well as the marketing. as well as the marketing. as well as the marketing.

Komponen Utama Perlunya Bangkitan Pemilihan


Transportasi perencanaan Pergerakan Moda
Transportasi
1. Pengertian transportasi
to transport = memindahkan dari suatu tempat ke tempat yang lain (Webster’s New Collegiate
Dictionary dalam Morlok, 1984).

Usaha pemindahan atau pergerakan sesuatu, biasanya orang atau barang dari suatu lokasi
yang disebut lokasi asal ke lokasi lain yang biasa disebut lokasi tujuan untuk keperluan
tertentu dengan mempergunakan alat tertentu pula (Miro, 1997)
Pergerakan adalah aktivitas kita sehari-hari, bergerak dengan alasan tertentu ke berbagai
tujuan (Tamin, 20000)
Perjalanan adalah pergerakan satu arah dari zona asal (origin) ke zona tujuan (destination)
(Tamim, 2000)

Transportasi merupakan kegiatan memindahkan atau mengangkut muatan (barang atau


manusia) dari tempat asal ke tempat tujuan, dari tempat origin ke tempat destination
(Adisasmita, 2012)
2.Komponen utama transportasi

1. Penumpang dan barang

4. Terminal

3. Jalan

2. Kendaraan dan Petikemas 5. Sistem pengoperasian


(Morlok dalam Miro, 1997)
3. Sistem transportasi
Penggunaan
Lahan

Kebutuhan
Aksesibilitas Perjalanan

Penyediaan Kebutuhan
Transportasi Transportasi
Beimborn, 1984
Siklus penggunaan lahan - transportasi
Ciri pergerakan spasial
• Suatu perjalanan dilakukan untuk melakukan kegiatan tertentu di lokasi yang dituju, dan
lokasi kegiatan tersebut ditentukan oleh pola tata guna lahan kota tersebut. Faktor tata
guna lahan sangat berperan (Tamim, 2000).
• Pola sebaran tata guna lahan suatu kota akan sangat mempengaruhi pola perjalanan orang
4. Perlunya perencanaan transportasi
tujuan umum perencanaan transportasi adalah untuk mengakomodasikan kebutuhan hidup
manusia akan kcrnudahan untuk bergerak (Morlok, 1984)

Tujuan Dasar Perencanaan transportasi adalah untuk memperkirakan jumlah dan lokasi
kebutuhan akan transportasi (jumlah perjalanan, baik untuk angkutan umum ataupun
angkutan pribadi) pada masa yang akan datang (tahun rencana) untuk kepentingan
kebijaksanaan investasi perencanaan transportasi (Sutrisni, 2014)

Tujuan perencanaan transportasi : agar transportasi efektif dan efisien (Balitbang Kemen PU, 2013)
5. Karakteristik dasar perencanaan transportasi

1. Multi moda ; melibatkan banyak moda transportasi seperti di Indonesia karena


keadaan geografisnya.
2. Multi disiplin ; melibatkan banyak disiplin keilmuan kerena aspek kajiannya sangat
beragam.
3. Multi sektoral ; banyak lembaga yang terkait atau terlibat dalam kajian sistem
transportasi.
4. Multi problem ; permasalahan yang dihadapi mempunyai dimensi cukup beragam, dari
aspek rekayasa, social, ekonomi, operasional, pengguna jasa.

(Tamim, 2000)
6. Bangkitan dan tarikan pergerakan
Bangkitan pergerakan (trip generation) : suatu pergerakan berbasis rumah yang mempunyai tempat
asal (origin) dan/atau tujuan(destination) adalah rumah, atau pergerakan yang dibangkitkan oleh pergerakan
berbais bukan rumah.
Tarikan pergerakan (trip attraction): suatu pergerakan berbasis rumah yang mempunyai tujuan tempat
asal dan atau tujuan bukan rumah atau pergerakan yang tertarik oleh pergerakan berbasis bukan rumah

Faktor yang mempengaruhi : Contoh bangkitan perjalanan sepeda motor

• Pendapatan
• Pemilikan kendaraan
• Struktur keluarga
• Ukuran rumah tangga
• Nilai lahan Y = A+ B1X1 + B2X2 + B3X3 ….BzXz
• Kepadatan permukiman Y = peubah tidak bebas
• aksesibilitas X = peubah bebas
B. = koefisien regresi
A = konstanta

(Tamim, 2000)
(Amijaya dan Suprayitno, 2018)
Contoh bangkitan perjalanan tiap zona Kota Surabaya

(Solichin, 2011)
7. Distribusi perjalanan
Matriks Asal Tujuan (MAT)

(Tamim, 2000)
Model sebaran perjalanan berbentuk Matriks Asal Tujuan
(MAT) dengan kriteria :
• Luas area studi transportasi
• Jumlah zona
• Satuan yang digunakan
• Data eksisting yang tersedia (Balitbang PU, 2013)

T= 𝑖 𝑂𝑖 = 𝑑 𝐷𝑑 = 𝑖 𝑑 𝑇𝑖𝑑 Contoh desireline pattern Kota Surakarta Contoh desireline pattern Kota Palembang

https://bicaratransportasi.wordpress.com/
(Sutrisni, 2014) tag/matriks-asal-tujuan-perjalanan/
(Maemunah, 2010)

(BPTJ. 2018)
8. Pemilihan moda
Pemilihan moda bertujuan untuk mengetahui proporsi orang yang akan menggunakan
setiap moda (Tamim, 2000) Total Pergerakan

Faktor yang mempengaruhi pemilihan modal


(Tamim, 2000): Bergerak Tidak bergerak
• Ciri pengguna jalan
• Ciri pergerakan Berjalan Kaki Berkendaraan

• Ciri fasilitas moda transportasi


• Ciri Kota atau Zona Umum Pribadi

Model Pemilihan moda : Bermotor Tidak bermotor Tidak bermotor Tidak bermotor
• Moda transportasi pribadi (Becak) (Sepeda)

• Moda transportasi umum Jalan Rel Jalan Raya Mobil Sepeda Motor

Bis Paratransit

KA MRT LRT
Pemilihan moda paratransit

Pribadi Umum (Tamim, 2000)


Pribadi
https://www.cnbcindonesia.com/news/20220808062348-4-361796/catat-ini- https://www.minews.id/news/banyak-pengguna-sepeda-motor-bikin-kemacetan-
jam-paling-macet-di-jakarta-coba-hindari-ya jakarta-tambah-parah/amp

Umum
https://oto.detik.com/berita/d-5888598/operasikan-bus-listrik-hingga- https://tirto.id/jumlah-penumpang-krl-commuter-line-naik-15-persen-pada-
revitalisasi-halte-ini-rencana-transjakarta-di-2022 maret-2022-gqlJ
(BPTJ, 2018)
9. Pemilihan rute
Alasan pemilihan rute :
• Pembebanan all-or nothing pengguna jalan
secara rasional memilih rute terpendek yang
meminimalkan hambatan
• Pembebanan banyak ruas  pengguna jalan
tidak mengetahui informasi yang tepat tentang
rute tercepat
• Pembebanan berpeluang  pengguna jalan
menggunakan beberapa faktor dengan
meminimalkan hambatan.

https://www.google.com/search?q=pilihan+alernatif+rute+di+aplikasi+google&tbm=isch&ved=
2ahUKEwiHms7wr4X6AhUvALcAHWU2AuEQ2-cCegQIABAA&oq=pilihan+alern
Jaringan Jalan tol di Jabodetabek

https://setkab.go.id/en/jorr2-toll-road-to-operate-this-year/
Rute Sarana Angkutan Umum berbasis Jalan

(BPTJ, 2018)
Rute sarana angkutan umum berbasis Rel

(BPTJ, 2018)

https://kumparan.com/berita-bisnis/rute-krl-jabodetabek-
2022-terbaru-dan-terlengkap-1xuDJdLo3vJ
(BPTJ, 2018)
(BPTJ, 2018)
Tata Kota
(KK-16451)
Tata Kota
(KK-16451)
https://www.iconfinder.com/icons/3145999/tap_water_flow_
water_supply_water_system_water_tap_icon
Tema-3 Perencanaan Makro
Kuliah-9 Perencanaan Prasarana Kota
Ir. Hengki Atmadji, M.PWK, IAP
Outline

01
Peranan air
02
Kebutuhan air
03Sistem
04
Sub sistem
05
Sub sistem
dalam di kota/ penyediaan pelayanan air baku
kehidupan perkotaan air minum

06
Sub sistem
07
Sub sistem
08
Sub sistem
09
Tantangan
produksi distribusi pelayanan layanan
air minum
perkotaan
1. Peranan air dalam kehidupan

• “Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan (makhluk hidup)


dari air” (QS An Nur ayat 45)
• 70 % permukaan bumi ditutupi oleh air
• 70 % tubuh manusia terdiri dari air
• Orang normal umumnya hanya dapat bertahan hidup tanpa minum
selama 100 jam, alias sekitar tiga sampai empat hari
(https://hellosehat.com/sehat/informasi-kesehatan/bertahan-hidup-tidak-minum-air/)

Air merupakan salah satu kebutuhan manusia yang


sangat vital. Tanpa air, manusia tidak dapat hidup
2. Kebutuhan air di kota/perkotaan
1. Kebutuhan domestik (rumah tangga) 2. Kebutuhan Non Domestik
• Minum • Perkantoran
• Memasak • Perdagangan-jasa
• Mandi
• Mencuci • industrial
• Menggelontor • Sosial
• Mencuci mobil • Menyiram taman kota
• Menyiram tanaman • Unsur estetika (kolam)
• lainnya • lainnya

http://www.lepenkencana.com/lepen.php?r=water&lang=id
https://hellosehat.com/nutrisi/tips-makan-sehat/tips-banyak-minum-air-putih/
3. Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)
Jenis SPAM :
1. SPAM jaringan perpipaan
2. SPAM bukan jaringan perpipaan

SPAM Jaringan perpipaan meliputi :


• Sub sistem air baku
• Sub sistem produksi
• Sub sistem distribusi
• Sub sistem pelayanan

(PP No. 122/2015)


https://slideplayer.info/slide/15718041/
4. Sub sistem pelayanan
Besar tingkat pelayanan jaringan perpipaan air minum ditentukan oleh :
• Rencana jangkauan pelayanan  % luas kota atau % proyeksi jumlah penduduk, target SDGs
• Kondisi jaringan perpipaan eksisting
• Kondisi air tanah dan tingkat pencemaran air tanah
• lainnya

https://rri.co.id/palembang/daerah/1570568/9-agustus-
https://newstempo.github.io/kabar/post/laju-pertumbuhan-penduduk-indonesia/ distribusi-air-bersih-pdam-palembang-distop
Analisis kebutuhan air minum
Cara Perhitungan : Contoh Soal :
1. Hitung jumlah penduduk yang akan dilayani - Proyeksi jumlah penduduk Kota Depok 3.230.581 jiwa
- Rencana tingkat pelayanan SPAM Tirta Asasta = 80%
 Proyeksi penduduk kota 20 tahun YAD
- Standar kebutuhan air minum = 250 l/orang/hari
2. Hitung rencana tingkat pelayanan SPAM - Kebutuhan non domestik = 20% kebutuhan domestik
 misal 80% dari proyeksi jumlah penduduk - Faktor jam puncak = 10%
3. Hitung kebutuhan air domestik,Gunakan standar - Faktor kehilangan air = 5%
kebutuhan air perkotaan Hitung proyeksi kebutuhan air minum Kota Depok?
 250 l/orang/hari (0,002 l/dt) - Tingkat layanan = 80% × 3.230.581 = 2.584.465 jiwa
4. Hitung kebutuhan air non domestik - Standar kebutuhan =250 l/orang/hari = 0,002894 l/dt
 20 % dari total kebutuhan air domestik
Tabel Perhitungan Kebutuhan Air Kota Depok
5. Perhitungkan faktor jam puncak No Kebutuhan Jumlah Standar debit (l/dt)
 10 % dari total kebutuhan 1 Penduduk 2,584,465 0.002894 7,478.20
2 Non domestik (20% domestik) 1,495.64
6 Perhitugkan tingkat kehilangan air Total kebutuhan 8,973.84
 misalnya 5 % Faktor Jam Puncak (10%) 897.38
Total kebutuhan 9,871.22
Faktor kehilangan air (5%) 493.56
Grand Total kebutuhan air 9,377.66

Kebutuhan air Kota Depok = 9.377,66 l/dt = 9,38 m3/dt


Kriteria kualitas air golongan B

5. Sub Sistem Air Baku


Jenis air baku :
1. Air permukaan
- Mata air
- Sungai
- Danau
- Waduk
- lainnya
2. Air tanah
- Air tanah dalam
3. Air Hujan
4. Air Laut  Desalinasi air laut

(PP No 122/2015)

(PP No. 20/1990)


Komponen sub sistem air baku
1. Bangunan penyadap 4. Alat pemantauan

3. Pipa intake
http://ciptakarya.pu.go.id/dok/ebook/visual/
Prasarana%20dan%20Sarana%20Air%20Minum.pdf

2. Pompa air 5. Bangunan penunjang

https://batampos.co.id/2020/10/12/bp-batam-pastikan-
ketersediaan-air-baku-di-batam-terjamin/

https://www.goriau.com/berita/baca/belum-difungsikan-bangunan-
intake-air-baku-sungai-jurong-ii-duri-sudah-rusak-parah.html

http://ciptakarya.pu.go.id/dok/ebook/visual/
Prasarana%20dan%20Sarana%20Air%20Minum.pdf
6. Sub sistem produksi

Proses produksi air minum dengan sumber air


permukaan
- Prasedimentasi
- Pengaduk cepat (koagulasi)
- Pengaduk lambat (flokulasi)
- Pengendapan (sedimentasi)
- Penyaringan (filtrasi)
- Desinfeksi

(PUPR-NUWSP)
Persyaratan kualitas air minum

Komponen sub sistem produksi :


a. Bangunan pengolahan dan perlengkapannya
b. Perangkat operasional
c. Peralatan pengukuran dan pemantauan
d. Bangunan penampungan air minum

(NUWSP-PUPR)

(Permenkes No. 492/2010)


1. Aerasi 2. Pra sedimentasi 3. Pengaduk Cepat (Koagulasi)

6. Filtrasi 5. Sedimentasi 4. Pengaduk lambat (Floakulasi)

(Kementerian PUPR, 2015)


7. Sub sistem distribusi
Komponen sub sistem distribusi :
Pipa Jaringan Distribusi Utama
• Bak penampung
https://anekaadhilogam.com/artikel/
• Pipa distribusi proses-penyaluran-air-bersih-pdam/

Pipa Jaringan Distribusi Sekunder


https://brpamdki.wordpress.com/2015/10/01/
jaringan-pipa-distribusi-air-minum-di-dki-jakarta/

Reservoir Tank Menara Reservoir

Pipa jaringan distribsui tersier


https://bangga.surabaya.go.id/2019/05/26/gelar-diskon-besar-
(Kementerian PUPR, 2015) besaran-pdam-surya-sembada-diserbu-pelanggan-baru/
8. Sub sistem pelayanan

1. Sambungan rumah 2. Tangki Air/Hidran Umum 3. Kran Umum


(Kementerian PUPR, 2015) https://sulut.inews.id/berita/ratusan-pengungsi- (Kementerian PUPR, 2015)
korban-banjir-dapatkan-layanan-air-bersih/
Rencana Sistem Penyediaan Air Bersih

(Perda DKI Jakarta No. 1/2012)


Peta batas wilayah, perpipaan, valve, hidran dan kepelangganan air minum

https://badami.bandung.go.id/forum/thread/read/6/19/953
9. Tantangan pelayanan air minum perkotaan

Sustainable Development Goals (SGD’s) butir 6


Air bersih dan sanitasi layak (Clean Water and Sanitation)

https://www.timesindonesia.co.id/read/news/222922/ https://www.merdeka.com/uang/air-laut-disulap-bisa-diminum
desa-sumberagung-di-kabupaten-malang-alami-kekeringan -warga-ntt-kini-bisa-dapat-air-bersih-murah.html
Terima kasih
Tata Kota
(KK-32216)
Tata Kota
https://www.panduanrumah.com/site-plan-perumahan-
(KK-16451)
apa-manfaatnya/site-plan-perumahan-di-jakarta/

Tema-4 Perencanaan Mikro


Kuliah-10 Perencanaan Lingkungan
dan Kawasan Khusus
Ir. Hengki Atmadji, M.PWK, IAP
Outline

01/ 02/ 03/ 04 05/


06 07 08 09 10
Pengertian Prinsip Dasar Kebutuhan Analisis Output
Perencanaan Perencanaan Data Perencanaan Perencanaan
Perencanaaan
1. Pengertian perencanaan lingkungan perumahan
Perumahan adalah kumpulan rumah sebagai bagian dari permukiman, baik perkotaan
maupun perdesaan, yang dilengkapi dengan prasarana, sarana, dan utilitas umum sebagai
hasil upaya pemenuhan rumah yang layak huni.(UU No. 1/2011)
2. Prinsip dasar perencanaan lingkungan perumahan

1. Mengacu ke RTRW Kota/Kabupaten atau mengacu ke RDTR dan Peraturan Zonasi


2. Komposisi perumahan berimbang 1: 3: 6
3. Salable area maksimal 60%
3. Mengacu ke SNI 03 1733 2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di
Perkotaan
3. Kebutuhan data perencanaan lingkungan perumahan
A. Tapak kawasan B. Calon penghuni
• Lokasi • Jumlah penduduk yang akan ditampung
• Luasan • Jumlah dan ukuran kapling
• Iklim • Komposisi jenis rumah
• Morfologi • Kebutuhan sarana dan prasarana lingkungan
• Penggunaan lahan eksisting • Aksesibilitas
• Jenis tanah • Lainnya
• Kemiringan
• hidrologi C. Kebijakan/peraturan
• Kedalaman air tanah • Rencana tata ruang/peraturan zonasi
• Geologi dan risiko bencana • Standar perencanaan (SNI 03 1733-2004)
• Aksesisbilitas
• Prasarana dan sarana
perkotaan
• Kendala pengembangan
• lainnya
4. Analisis perencanaan lingkungan perumahan
• Analisis lahan yang dapat dikembangkan
• Analisis lahan yang dapat dijual (salable land)
• Analisis rekayasa Lahan ( cut and fill)
• Analisis zonasi tipe/jenis rumah
• Analisis rencana tata guna lahan
• Analisis program kebutuhan rumah
• Analisis program kebutuhan utilitas, prasarana sarana dan sarana
• Analisis tahapan pengembangan tapak
Contoh analisis program kebutuhan rumah dan fasilitas lingkungan
Sebuah lahan seluas 5 hektar akan dikembangkan menjadi kawasan perumahan. Dalam lahan tersebut rerdapat empang
milik warga setempat seluas 1.000 m2 yang tidak boleh dikembangkan. Pasar perumahan di sekitar adalah tipe 45, 54 dan 70.
Zonasi di kawasan tersebut adalah Zona Perumahan R3 (40-100 unit/hektar), komposisi luas kapling bermbang 1 : 3 : 6.
Lahan yang dapat dijual sebagai kapling = 60%. Koefsien Dasar Bangunan (KDB) Minimal 60%.
Pertanyaan :
1. Berapa unit rumah yang dapat dibangun?
2. Berapa prasarana dan sarana permukiman yang dibutuhkan

Jawab : Kebutuhan RTH


Lahan efektif yang dapat dikembangkan = 50.000 m2- 1.000 m2 = 49.000 m2 Acuan : SNI 03 1733 2004.
Lahan yang dapat dikembangkan menjadi kapling= 60% × 49.000 m2 = 29.400 m2 RTH tingkat RT (250 orang)
Luas masing2 persil 1 m2/orang
Rumah Tipe 45 = 100/60 × 45 = 75 m2 Jumlah RTH tingkat RT =
Rumah Tipe 54 = 100/60 × 54 = 90 m2 1.432 : 250 orang = 5,72 = 6 unit
Rumah Tipe 70 = 100/60 × 70 = 120 m2 Luas RTH = 1.432 orang x 1 m2
Jumlah rumah yang dapat dibangun : = 1.432 m2
Rumah Tipe 45 = 6/10 × 29.400 m2: 75 m2 = 235 unit
Rumah tipe 54 = 3/10 × 29.400 m2 : 90 m2 = 98 unit
Rumah tipe 70 = 1/10 × 29.400 m2 : 120 = 25 unit
Jumlah rumah total 358 unit rumah
Asumsi 1 rumah akan ditempati 1 keluarga dengan rata-rata 4 orang.
Maka penduduk yang akan ditampung adalah 358 unit rumah x 4 jiwa = 1.432 orang
Kebutuhan air minum :
- Domestik = 250 l/orang/hari × 1.432 orang = 4.13 l/dt
Non domestik (asumsi) = 10% × 4,13 = 0,41 l/dt

Kebutuhan daya listrik :


- domestic = 358 uni trumah × 2.000 VA = 716.000 VA = 716 KVA
- Non domestik (asumsi) = 10% × 716 KVA = 71,6 KVA

Kebutuhan sambungan telepon/internet :


- domestik = 358 unit rumah x 1 satuan sambungan = 358 satuan sambungan
- non domestik (asumsi) = 5% 358 satuan sambungan = 18 satuan sambungan

Sarana Pendidikan
Taman Kanak kanak = 1 TK = 1.250 penduduk pendukung (SNI 03 1733 2004)
- Kebutuhan TK = 1.432 : 1.250 = 1,14 = 1 unit
Sekolah Dasar = 1 SD =1.600 penduduk pendukung (SNI 03 1733 2004)
- kebutuhan SD = 1.432 : 1.600 = 0.89 = 1 unit

Sarana kesehatan
Posyandu = 1 Posyandu = 1.250 penduduk pendukung (SNI 03 1733 2004)
- Kebutuhan Posyandu = 1.432 : 1.250 = 1,14 = 1 unit
5. Output perencanaan lingkungan perumahan

1. Konsep perencanaan kawasan


2. Rencana tata guna lahan dan rencana tata letak
3. Pra recana bangunan rumah dan failitas
4. Rencana rekayasa lahan dan pengendalian air larian
5. Perencanaan utilitas lingkungan
6. Arahan pengembangan kawasan
Contoh Site Plan Perumahan

https://www.tokopedia.com/sportarchery/gambar-master-plan-
perumahan-site-plan-perumahan-gambar-berwarna
6. Pengertian perencanaan kawasan pariwisata
Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang
disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah. (UU No. 10 Tahun 2009)
1. Pariwisata sebagai sebuah perjalanan
Pergerakan wisatawan dari satu wilayah ke wilayah lain menjadi perhatian para perencana pariwisata dan bentuk
perencanaan lebih mengarah pada perencanaan spasial. Christaller17, Airey18, dan Leiper19 mewakili arus pemikiran ini.

2. Pariwisata sebagai kebutuhan dasar


Teori kebutuhan dasar dan motivasi kemudian berkembang untuk dapat memahami apa sebetulnya kebutuhan wisatawan
dalam melakukan perjalanan wisatanya. Teori-teori tersebut antara lain datang dari pemikiran Maslow20 yang dikembangkan
oleh Mill & Morrison21.

3. Pariwisata sebagai industri


Pandangan ini menjelaskan bahwa tourism is everybody’s business dengan memandang faktor ekonomi lebih mendominasi
penetapan tujuan pembangunan pariwisata. Tujuan perencanaan adalah mendatangkan keuntungan ekonomi dengan cara
mendorong jumlah kunjungan wisatawan dan investasi.

4. Pariwisata sebagai alat untuk kesejahteraan yang berkesinambungan


Arus pemikiran ini muncul karena semakin tumbuhnya kesadaran untuk menjaga lingkungan secara bersama. Tujuan
pariwisata kemudian tidak hanya mendatangkan wisatawan, tetapi mendatangkan wisatawan yang bermanfaat bagi
kehidupan destinasi pariwisata yang dikunjunginya. Payung perencanaan bergeser dari mengejar pertumbuhan ke
pembangunan yang berkelanjutan atau dari mengejar kuantitas kunjungan wisatawan (quantity tourism) ke kualitas
7. Prinsip dasar perencanaan kawasan pariwisata

A. Komponen yang harus dimiliki destinasi pariwisata :


1. Attraction (Atraksi)
2. Accessibility (Aksesibilitas)
3. Amenity (Fasilitas)
4. Ancillary (Pelayanan Tambahan) (Cooper and Jackson dalam Dapas, 2020)

B. Perencanaan kawasan wisata berkelanjutan meliputi tiga komponen penting yaitu


1. wisatawan,
2. masyarakat lokal dan
3. sumberdaya kawasan (Ross dan Wall dalam Adriani, 2016).
C. Beberapa syarat pengembangan ekowisata berbasis masyarakat antara lain:
(1) bentang alam dan flora yang menarik wisatawan,
(2) ekosistem yang tetap dapat menerima kedatangan wisatawan tanpa menimbulkan
kerusakan,
(3) masyarakat lokal sadar akan potensi peluang, risiko dan
(4) Adanya struktur sosial yang memungkinkan pengambilan keputusan yang efektif,
(5) tidak ada ancaman terhadap keberadaan tradisi lokal, dan
(6) interpretasi awal pasar menunjukkan potensi dan efektifitas permintaan ekowisata untuk
diakses. (Djuwendah dalam Komariah, 2022)
Prinsip Community Based Tourism (CBT) :
(1) mengenali, mendukung, dan mempromosikan kepemilikan masyarakat dalam pariwisata;
(2) melibatkan anggota masyarakat dari setiap tahap pengembangan pariwisata dalam
berbagai aspeknya;
(3) mempromosikan kebanggaan terhadap komunitas bersangkutan;
(4) meningkatkan kualitas kehidupan;
(5) menjamin keberlanjutan lingkungan;
(6) melindungi ciri khas (keunikan) dan budaya masyarakat lokal;
(7) mengembangkan pembelajaran lintas budaya;
(8) menghormati perbedaan budaya dan martabat manusia;
(9) mendistribusikan keuntungan dan manfaat yang diperoleh secara proporsional kepada
anggota masyarakat;
(10) memberikan kontribusi dengan persentase tertentu dari pendapatan yang diperoleh
untuk pengembangan masyarakat; dan
(11) menonjolkan keaslian hubungan masyarakat dengan lingkungannya.

(Suansri dalam Komariah, 2022)


Pendekatan perencanaan pariwisata (1)
1. Pendekatan ekonomi
yang sering dikritik untuk perencanaan pariwisata. Perencanaan dilihat sebagai hanya mendorong hotel baru
untuk membuka, memastikan ada akses transportasi ke daerah, dan menyelenggarakan kampanye promosi
wisata.

2. Pendekatan penggunaan lahan


Perencanaan pariwisata umumnya melibatkan survei rinci dan penilaian sumber daya fisik dari negara atau
wilayah dengan sedikit atau tanpa kekhawatiran tentang kemungkinan efek sampingan dari proposal dan
proyek di area atau lingkungan yang berdekatan

3. Pendekatan lingkungan
untuk perencanaan pariwisata muncul sebagai efek pariwisata menjadi lebih nyata dan sebagian karena global
gerakan konservasi tahun 1960-an (Krippendorf, 1982). Selama periode ini perhatian berpindah jauh dari fokus
perencanaan ekonomi dan fisik yang sempit dan mulai menangani lingkungan kekhawatiran.

4. Pendekatan masyarakat
Pendekatan komunitas, pada dasarnya merupakan bentuk 'bottom up‘ perencanaan, menekankan
pembangunan di masyarakat daripada pembangunan masyarakat (Hall, 1998).

(Troubat)
Pendekatan perencanaan pariwisata (2)
1. Pendekatan secara kontinu, inkremental, dan fleksibel (continous, incremental, and flexible approach)
menjelaskan bahwa perencanaan dianggap berjalan secara tetap atau hanya terjadi perubahan-perubahan kecil
yang tidak signifikan
2. Pendekatan sistem (system approach) menjelaskan keterkaitan hubungan antarsubsistem. Pendekatan ini
menarik karena melihat sebuah destinasi pariwisata tidak sebagai sebuah destinasi tunggal, tetapi saling
terkait satu sama lain.
3. Pendekatan komprehensif (comprehensive approach) atau disebut pula pendekatan holistik menjelaskan
pengamatan luas pada faktor-faktor yang berpengaruh dan diduga berpengaruh pada perkembangan
kehidupan pariwisata.
4. Pendekatan terintegrasi (integrated approach) menjelaskan perencanaan terintegrasi antarkomponen di
dalamnya, demikian pula dengan berbagai perencanaan lain yang ada di area yang sama.
5. Pendekatan pembangunan yang berkelanjutan (environmental and sustainable development approach)
menjelaskan bentuk perencanaan dengan memberikan perhatian besar pada keberlangsungan kehidupan
lingkungan dan menjamin tidak rusaknya sumber daya yang ada.
6. Pendekatan komunitas (community approach) menjelaskan pentingnya keterlibatan komunitas dalam proses
perencanaan.
7. Pendekatan implementatif (implementable approach) menjelaskan bentuk perencanaan yang dapat
iimplementasikan secara realistis dan dijabarkan dalam bentuk rencana aksi.
8. Proses sistemis (application of a systemic planning process) menjelaskan kegiatan sekuensial dari kegiatan
perencanaan yang dilakukan (Hermantoro)
8. Kebutuhan data perencanaan kawasan pariwisata
A. Tapak Kawasan C. Wilayah sekitar
• Lokasi • Kependudukan
• Luas • Kondisi sosial dan budaya masyarakat
• Ketinggian • Perekonomian lokal dan sektor unggulan
• Penggunaan lahan eksisting • Prasarana dan sarana penunjang
• Daya dukung tanah • Lainnya
• Lansekap
• Air tanah
• Lainnya
D. Kebijakan
• Kebijakan pengembangan sector pariwisata
• Kebijakan tata ruang daerah
B. Kepariwisataan
• Daya tarik/atraksi wisata
• Akomodasi wisata
• Aksesibilitas dari jalan utama
• Kecenderungan kepariwisataan
• Potensi asal wisatwan
• lainnya
9. Analisis perencanaan kawasan pariwisata
A. Site Analisis D. Program kebutuhan ruang
• Lokasi tapak • Atraksi utama
• Daya Tarik wisata • Fasilitas pendukung
• Konteks perencanaan • Ruang terbuka hijau
• Transportasi/Aksesibilitas • Sirkulasi
• Kebijakan rencana tata ruang • Infrastruktur
• Parkir E. Administrasi Pengelolaan
• Lahan efektif pengembangan • Pembiayaan pembangunan
B. Pariwisata • O/M
• Demografi wisatawan • Manajemen
• Asal wisatawan
• Pola pengeluaran/belanja
• Perilaku wisatawan
• Pola kunjungan wisata & peak season
• Transportasi yang digunakan
• Dll
C. Kebutuhan Wisatawan
• Akomodasi
• Souvenir
• Kuliner
• Fasilitas pendukung lainnya (musholla, toilet , ruang P3K, dll)
Contoh Program Kebutuhan Ruang

The City of Calgary Recreation Facilities


Functional Program and Concept Design Report
June 19, 2012
Attraction
Wisata alam, wisata budaya,
wisata minat khusus

Pariwisata
Community Access
Development Transportasi, fasilitas
terminal, bandara,
Keterlibatan mayarakat. Tujuan pelabuhan dan moda
Wisata transportasi

Ancillary Amenities
Kelembagaan, peraturab dan Akomodasi, rumah makan,
kebijakan yang mendukung took cinderamata,
terlaksanakannya pariwisata penukaran uang, biro
perjalanan, pusat informasi
wisata.
Konsep Zonasi Kawasan Pariwisata
https://www.slideshare.net/fataaddhawy/zonasi-destinasi-
(Fata Adhawy)
pariwisata
10. Output perencanaan kawasan pariwisata

1. Rencana sebaran atraksi wisata


2. Rencana failitas pendukung
3. Rencana sirkulasi
Contoh perencanaan Taman Mini Indonesia Indah-Jakarta

kawasan pariwisata
Taman Safari Indonesia-Cisarua

https://www.researchgate.net/figure/Plan-of-Beautiful-Indonesia-
Miniature-Park-Taman-Mini-Indonesia-Indah-TMII_fig4_281003921

Ciputra Waterpark-Surabaya

http://www.angelkawai.com/2016/06/
day-safari-tour-di-taman-safari-bogor.html https://desainwaterpark.wordpress.com/
masterplan-waterpark/
Terima Kasih
Tata Kota
(KK-16451)
Tata Kota
(KK-16451)
Tema-4 Perencanaan Mikro
Kuliah-11 Peraturan Zonasi

Ir. Hengki Atmadji, M.PWK, IAP


Outline

Ketentuan Ketentuan
Kegiatan dan Tata
Penggunaan Bangunan
Lahan

1 2 3 4 5

Pengertian Ketentuan Ketentuan


Peraturan Intensitas Prasarana
Zonasi Pemanafaatan dan Sarana
Ruang Minimal
1. Pengertian peraturan zonasi
Penataan Ruang adalah suatu sistem proses Perencanaan Tata Ruang, Pemanfaatan Ruang, dan Pengendalian
Pemanfaatan Ruang (PP No. 21/2021)

Pengendalian Pemanfaatan Ruang adalah upaya untuk mewujudkan tertib Tata Ruang (PP No. 21/2021)

Zona adalah kawasan yang memiliki fungsi dan karakteristik lingkungan dan/atau ketentuan peruntukan yang
spesifik (Zulkaidi dan Natalivan, 2006)
Contoh  Zona perumahan, zona perkantoran, zona perdagangan, zona industri, dll

Peraturan zonasi (PZ) adalah ketentuan yang mengatur tentang klasifikasi zona, pengaturan lebih lanjut
mengenai pemanfaatan lahan, dan prosedur pelaksanaan pembangunan kota (Zulkaidi dan Natalivan, 2006)

PZ disusun untuk setiap zona peruntukan baik zona budidaya maupun zona lindung dengan memperhatikan
esensi fungsinya yang ditetapkan dalam rencana rinci tata ruang dan bersifat mengikat/regulatory. Dalam
sistem regulatory, seluruh kawasan perkotaan terbagi habis ke dalam zona peruntukan ruang yang
tergambarkan dalam peta rencana pola ruang (Lampiran Permen ATR No. 11/2021)
2. Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan
Klasifikasi kegiatan penggunaan lahan
• Kegiatan yang diizinkan (I) : memiliki sifat sesuai dengan peruntukan ruang yang
direncanakan.
• Kegiatan yang diizinkan terbatas (T) : Pemanfaatan bersyarat secara terbatas bermakna
bahwa kegiatan dan penggunaan lahan dibatasi
dengan ketentuan (operasi, luas, jumlah pemanfaatan)
• Kegiatan yang diizinkan bersyarat (B) : Pemanfaatan bersyarat tertentu bermakna bahwa
untuk mendapatkan izin atas suatu kegiatan atau
penggunaan lahan diperlukan persyaratan-persyaratan
tertentu (dokumen AMDAL, UKL/UPL, disinsentif)
• Kegiatan yang dilarang (X) : memiliki sifat tidak sesuai dengan peruntukan lahan
yang direncanakan dan dapat menimbulkan dampak
yang cukup besar bagi lingkungan di sekitarnya.
Contoh kegiatan dan penggunaan lahan

Kepadatan Sedang (R-

Kepadatan Rendah (R-

Skala Kelurahan (SPU-

Menengah/Sedang (C-

Zona Pertahanan Dan


Jenis kegiatan sosekbud di perkotaan

Campuran Intensitas

Instalasi Pengolahan

Instalasi Pengolahan
Air Minum/IPAM (PL-
Peruntukan Industri

Zona Pariwisata (W)

Air Limbah/IPAL (PL-


Persampahan (PP)

Zona Transportasi
Zona Pengelolaan
Skala Kota (SPU-1)

Zona Perkantoran
Skala Kecamatan

Badan Jalan (BJ)


Keamanan (HK)
Skala Kota (K-1)

Skala SWP (K-3)


Zona Kawasan

(SPU-2)

(KT)
No. kode Jenis Kegiatan Berusaha menurut KBLI*

3)

4)

3)

4)
3)
Hingga 5 digit mengacu KBLI BPS terbaru
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
C Industri Pengolahan
23 107 Industri Makanan lainnya I X X X X X X X X X X X X X X X X
25 110 Industri Minuman I X X X X X X X X X X X X X X X X
55 262 Industri Komputer dan Perlengkapannya I X X X X X X X X X X X X X X X X
G Perdagangan Besar & Eceran; Reparasi & Perawatan Mobil & Sepeda
Motor
110 463 Perdagangan Besar Makanan, Minuman dan Tembakau
111 464 Perdagangan Besar Barang Keperluan Rumah Tangga
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
T1
T1
i
i
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
Kegiatan diizinkan (I)
112 465 Perdagangan Besar Mesin, Peralatan dan Perlengkapan X X X X X X X T1 I X X X X X X X X
I Penyediaan Akomodasi & Penyediaan Makan Minum
132 551 Penyediaan akomodasi jangka pendek/hotel (bintang/melati)/pondok wisata dan lainnya
133 559 Penyedia Akomodasi Lainnya
135 562 Jasa Boga untuk Event Tertentu (Event Catering) & Penyediaan Jasa Boga periode tertentu
X
X
X
i
X
X
T2
I
B2
T2
I
B2
X
X
X
X
X
X
X
X
X
T2
X
B2
I
T2
B2
i
T2
B2
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
Kegiatan diizinkan terbatas (T)
J Informasi dan Komunikasi
137 581 Aktivitas Penerbitan Buku, Majalah dan Terbitan Lainnya X X X X X X X I I X I X X X X X X
142 602 Aktivitas Penyiaran dan Pemrograman Televisi
144 612 Aktivitas Telekomunikasi tanpa Kabel
K Aktivitas Keuangan dan Asuransi
X
T2
X
T2
X
T2
X
T2
X
T2
X
T2
X
T2
I
I
I
I
X
T2
I
I
X
T2
X
T2
X
T2
X
T2
X
T2
X
T2 Kegiatan diizinkan bersyarat (B)
150 641 Perantara Moneter/Bank X X X X X X X X I X I X X X X X X
155 649 Aktivitas Jasa Keuangan Lainnya, Bukan Asuransi, Penjamin dan Dana Pensiun X X X X X X X X X X i X X X X X X
158 653 Dana Pensiun X X X X X X X X X X i X X X X X X
L Real Estat
163 681 Real Estat yang dimiliki Sendiri atau disewa dan Kawasan Pariwisata X X X X X X X I i X i X X X X X X
Kegiatan dilarang (X)
164 682 Real Estat Atas Dasar Balas Jasa (Fee) atau Kontrak X X X X X X X I i X i X X X X X X
M Aktivitas Profesional, Ilmiah dan Teknis
166 692 Aktivitas Akuntansi, Pembukuan dan Pemeriksa; Konsultasi Pajak X X X X X X X I I X I X X X X X X
168 702 Aktivitas Konsultasi Manajemen X X X X X X X I I X I X X X X X X
169 711 Aktivitas Arsitektur dan Keinsinyuran Serta Konsultasi Teknis YBDI X X X X X X X I I X I X X X X X X
N Aktivitas Penyewaan & Sewa Guna Usaha Tanpa Hak Opsi,
Ketenagakerjaan, Agen Perjalanan & Penunjang Usaha Lainnya
184 781 Aktivitas Penempatan Tenaga Kerja X X X X X X X I I X I X X X X X X
188 791 Aktivitas Agen Perjalanan & Penyelenggara Tur X X X X X X X I I X I X X X X X X
191 802 Aktivitas Jasa Sistem Keamanan X X X X X X X I I X I X X X X X X
O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan & Jaminan Sosial Wajib
200 841 Administrasi Pemerintahan & Kebijakan Ekonomi & Sosial X X T2 T2 I I I X X X I X X X X X X
842 Penyedia Layanan Untuk Masyarakat dalam Bidang Hubungan Luar Negeri, Pertahanan,
201 Keamanan dan Ketertiban X X X X X X X X X X X X i X X X X
202 843 Jaminan Sosial Wajib X X X X X X X I I X I X i X X X X
P Pendidikan
203 851 Pendidikan Anak Usia Dini & Dasar X X T1 T1 I I I X X X X X X X X X X
204 852 Pendidikan Menengah X X T1 T1 I I I X X X X X X X X X X
205 853 Pendidikan Tinggi X X X X I X X X X X X X X X X X X
Q Aktivitas Kesehatan Manusia & Aktivitas Sosial
208 861 Aktivitas Rumah Sakit X X X X I X X X X X X X X X X X X
209 862 Aktivitas Praktik Dokter & Dokter Gigi X X T1 T1 I I I I T1 T1 X X X X X X X
210 869 Aktivitas Pelayanan Kesehatan Manusia Lainnya X X X X I T2 X T2 X X X X X X X X X
R Kesenian, Hiburan dan Rekreasi
217 900 Aktivitas Hiburan, Kesenian & Kreativitas X I X X T2 T2 X X X X X X X X X X X
218 910 Perpustakaan, Arsip, Museum & Kegiatan Kebudayaan Lainnya X I X X I X X X X X X X X X X X X
219 920 Aktivitas Perjudian dan Pertaruhan X X X X X X X X X X X X X X X X X
3. Ketentuan Intensitas pemanfaatan ruang
Koefisien Dasar Bangunan atau KDB adalah Contoh Kasus :
Tuan Amir memiliki lahan kosong di jalan Arjuna Depok
koefisien perbandingan antara luas lantai Seluas 200 m2. Tuan Amir berniat membangun rumah
dasar bangunan gedung dengan luas tinggal.
persil/kavling (Permen ATR No. 11/2021) Berdasarkan rencana kota dan peraturan zonasi, lahan yang
dimiliki Tuan Amir berada dalam Zona Perumahan Kepadatan
Sedang (R3) dengan nilai Koefisien Dasar Bangunan (KDB)
60%

Pertanyaan : Berapakah luas bangunan rumah Tuan Amir


yang boleh dibangun sesuai ketentuan rencana kota?

Jawab : Rencana luas Bangunan rumah Tuan Amir adalah


= Nilai KDB × Luas lahan
= 60% × 200 m2
= 120 m2
Koefisien Lantai Bangunan atau KLB adalah: Contoh Kasus :
Tuan Amir memiliki tanah kosong di jalan Kejayaan Depok
koefisien perbandingan antara luas seluruh Seluas 300 m2. Tuan Amir berniat membangun ruko/rukan
lantai bangunan gedung dan luas Berdasarkan rencana kota dan peraturan zonasi, lahan yang
persil/kavling (Permen ATR No. 11/2021) dimiliki Tuan Amir berada dalam Zona Perdagangan-Jasa (K3)
dengan nilai Koefisien Dasar Bangunan (KDB) 60% dan nilai
Koefisein Lantai Bangunan (KLB) 1,8

Pertanyaan :
1. Berapakah luas total lantai bangunan ruko/ rukan Tuan
Amir yang boleh dibangun sesuai ketentuan rencana
kota?
2. Berapa lantai ruko/rukan yang diperbolehkan sesuai
ketentuan rencana kota

Jawab :
1. Luas total lantai Bangunan ruko/rukanTuan Amir adalah
= Nilai KLB × Luas tanah
= 1,8 × 300 m2
= 540 m2
2. Lantai bangunan = luas total lantai : luas lantai dasar
= 540 m2: 180 m2 (luas lantai dasar)
= 3 lantai
Koefisien Dasar Hijau atau KDH adalah: Koefisien Tapak Basement atau KTB adalah
angka prosentase perbandingan antara luas angka prosentasi luas tapak bangunan yang
seluruh ruang terbuka di luar bangunan dihitung dari proyeksi dinding terluar
gedung yang diperuntukkan bagi bangunan dibawah permukaan tanah
pertamanan/penghijauan dengan luas terhadap luas perpetakan atau lahan
persil/kavling (Permen ATR No. 11/2021) perencanaan yang dikuasai sesuai RTRW,
RDTR dan PZ (Permen ATR No. 11/2021)

Basement
Contoh Kasus : 1. Luas total lantai bangunan gedung perkantoran
PT Maju Jaya memiliki lahan kosong di jalan Margonda Depok = Nilai KLB × luas lahan
seluas 2.000 m2. PT Maju Jaya akan membanguna gedung = 3 × 2.000 m2 = 6.000 m2
Kantor di lahan kosong miliknya tersbut.
Berdasarkan ketentuan rencana kota yang berlaku adalah 2. Ketinggian (lantai) bangunan gedung perkantoran
Sebagai berikut :  Lantai bawah bangunan = Nilai KDB × luas lahan
• Peruntukan : Perkantoran = 60% × 2.000m2 = 1.200 m2
• KDB : 60%  jumlah lantai bangunan = Luas total lantai : luas lantai bawah
• KLB 3 = 6.000 m2 : 1.200 m2
• KDH : 20% = 5 lantai
• KTB 50%
Pertanyaan : 3. Luas RTH Privat =Nilai KDH × luas lahan
1. berapa luas total lantai gedung perkantoran yang akan = 20% × 2.000 m2 = 400 m2
dibangun?
2. Berapa lantai ketinggian gedung tersebut? 4. Luas lantai basemen gedung perkantoran
3. Berapa luas RTH privat yang jarus tersedia? = Nilai KTB × luas lahan
4. Berapa luas lantai basemen gedung? = 50% × 2.000 m2 = 1.000 m2
5. Berapa luas area parkir dan sirkulasi?
5 Luas area parkir dan sirkulasi
= Luas lahan – luas bangunan bawah – luas RTH privat
= 2.000 m2 – 1.200 m2 – 400 m2 = 400 m2
4. Ketentuan tata bangunan
Ketinggian Bangunan (TB) adalah tinggi Garis Sempadan Bangunan (GSB) adalah
maksimum bangunan gedung yang diizinkan jarak minimum antara garis pagar terhadap
pada lokasi tertentu dan diukur dari jarak dinding bangunan terdepan. GSB ditetapkan
maksimum puncak atap bangunan terhadap dengan mempertimbangkan keselamatan,
(permukaan) tanah yang dinyatakan dalam resiko kebakaran, kesehatan, kenyamanan,
satuan meter (Permen ATR No. 11/2021) dan estetika (Permen ATR No. 11/2021)

https://www.google.com/search?q=gambar+ilustrasi+keinggian+bangunan
Jarak bebas antar bangunan (JBAB) minimal
yang harus memenuhi ketentuan tentang jarak
bebas yang ditentukan oleh jenis peruntukan
dan ketinggian bangunan (Permen ATR No. 11/2021)
5. Ketentuan prasarana dan sarana minimal
Ketentuan prasarana dan sarana pendukung minimal mengatur jenis prasarana dan sarana
pendukung minimal apa saja yang harus ada pada setiap zona peruntukan.

Prasarana yang diatur dalam peraturan zonasi dapat berupa prasarana parkir, aksesibilitas
untuk difabel, jalur pedestrian, jalur sepeda, bongkar muat, dimensi jaringan jalan,
kelengkapan jalan, dan kelengkapan prasarana lainnya yang diperlukan.

Ketentuan prasarana dan sarana minimal ditetapkan sesuai dengan ketentuan mengenai
prasarana dan sarana yang diterbitkan oleh instansi yang berwenang.

(Permen ATR No. 11/2021)


Zonasi Kecamatan Kebayoran Baru
Kota Administratif Jakarta Selatan

No. Blok : 04.010.R.4.g


Zona : Sub Zona Perumahan KDB
Sedang-Tinggi
KDB : 60%
KLB : 1,8
KB : 3
KDH : 20 %
KTB : 0
Tipe : Deret

No. Blok : 02.009.K.2.a.b.g


Zona : Sub Zona Perdagangan dan Jasa
KDB : 60%
KLB : 1,8
KB : 3
KDH : 35 %
KTB : 50 %
Tipe : Deret
Perda DKI No. 1/2014)
Terima Kasih
Tata Kota
(KK-16451)
Tata Kota
(KK-16451)
Tema-4 Perencanaan Mikro
Kuliah-12 Perancangan Kota

Ir. Hengki Atmadji, M.PWK, IAP


Outline

1
Pengertian perancangan kota

2
Perkembangan perancangan kota

3
Kaitan perancangan kota dengan
perencanaan kota
4

Elemen-elemen perancangan kota


1. Pengertian Perancangan Kota
• Perancangan kota (urban design) adalah suatu jembatan antara profesi perencanaan kota dan
arsitektur. Perhatian utama perancangan kota adalah pada bentuk fisik kota (Beckley dalam Catanese,
1984).
• Urban design merupakan bagian dari proses perencanaan yang berhubungan dengan kualitas
lingkungan fisik kota (Shirvani,1985)
• Perancangan kota adalah proses dari konsep dan realisasi arsitektur yang memungkinkan
penguasaan pengaturan formal dari perkembangan kota, yang menyatukan perubahan
dan kemapanan (Merlin & Choay, 1988) http://arcaban.blogspot.com/2011/02/pengertian-perancangan-kota.html
• Perancangan kota merupakan perangkat pergendali yang lahir oleh karena kebutuhan akan
perlunya mekanisme yang dapat mempermudah penerapan kebijaksanaan perencanaan kota
(urban planning), terutama yang menyangkut dimensi ke tiga dari produk perencanaan tersebut.
rancangan kota berkepentingan dengan kualitas ruang kota terutama yang berkaitan dengan
kepentingan umum pada suatu bagian/ atau sektor kota (Danisworo dalam Wikantyoso, 2004)
• Urban design adalah seni menciptakan, membentuk dan mengatur kota-kota secara keseluruhan. Ia
melibatkan berbagai elemen-elemen perkotaan seperti desain bangunan, ruang publik,
transportasi, jasa dan fasilitas (Dekoruma, 2019) https://www.dekoruma.com/artikel/83932/mengenal-urban-design
Urban design sama sekali tidak bisa dipandang sebelah mata karena punya efek signifikan
terhadap kondisi ekonomi, lingkungan, sosial dan budaya dari sebuah masyarakat perkotaan.
Berikut adalah penjabarannya:

• Komposisi Ekonomi & Sosio-Ekonomi


Desain ruang yang bisa mendongkrak usaha lokal dan kewiraswastaan, menarik minat
penghuni, dan menentukan biaya perumahan dan transportasi, termasuk juga akses pada
lapangan pekerjaan, fasilitas umum dan jasa yang memudahkan penduduk kota.

• Ekosistem Alam & Lingkungan


Urban design menentukan skala fisik, ruang dan nuansa sebuah kota, yang akhirnya juga
berpengaruh pada ekosistem alam dan lingkungan hidup.

• Kesehatan, Sosial dan Budaya


Urban design bisa menentukan taraf kesehatan dari cara penataan ruang yang baik, misalnya
akses air, fasilitas kesehatan umum, dan lain sebagainya. Sedangkan dari segi sosial dan
budaya, ini bisa ditentukan dari kesempatan interaksi warga
https://www.dekoruma.com/artikel/83932/mengenal-urban-design
Urban design mencakup banyak disiplin ilmu yang meliputi :
• Perencana kota
• Arsitektur,
• Arsitek Lanskap,
• Teknik Sipil,
• Ekonomi
• Transportasi,
• Sanitasi/Teknik Lingkungan, dan
• Hukum
2. Perkembangan perancangan kota
Idiologi Perancangan Kota
1. Perhatian pada pengaturan estetis dari kota
2. Perhatian pada suatu lingkungan sosial yang ideal
3. Lingkungan sosial yang ideal yang dieksplorasikan melalui lingkungan fisik yang ideal
(Beckley dalam Catanese, 1984)
3. Kaitan perancangan kota dengan perencanaan kota
Unsur perencanaan kota yang terkait dengan perancangan kota :
• Pola ruang/zonasi
• Sistem transportasi (fungsi dan dimensi jalan)
• Sistem jaringan utilitas (listrik, air, telepon, gas, drainase)
• Intensitas pemanfaatan ruang (KDB, KLB, KDH, KTB)
• Tata bangunan (TB, GSB, JBAB)
4. Elemen-elemen perancangan kota
1. Tata guna lahan (land use)
Tata Guna Lahan adalah elemen kunci dalam Perancangan Kota. Tata guna lahan berfungsi sebagai rencana
dasar dua dimensi yang menjadi acuan ruang tiga dimensi dibentuk.

2. Tata bangunan (building form and massing)


Tata bangunan berkaitan dengan bentuk fisik bangunan, misalnya : batas ketinggian bangunan, kepejalan
bangunan (Bulk), batas garis sempadan, penutupan lahan atau amplop bangunan yang meliputi KLB dan KDB.

3. Sirkulasi dan perparkiran (circulation and parking)


Sirkulasi merupakan elemen yang menghubungkan suatu fasilitas dengan fasilitas lainnya. Contoh utamanya
adalah jalan. Sedangkan untuk masalah perparkiran terdapat dua pengaruh terhadap kualitas lingkungan
meliputi kelangsungan aktivitas kota dan dampak visual terhadap bentuk fisik dan struktur kota.

4. Ruang terbuka (open space)


Ruang Terbuka mencakup semua unsur landscape berupa jalan, trotoar, pedestrian, taman maupun ruang
rekreasi di perkotaan.
5. Jalur pejalan kaki (pedestrian ways)
Pedestrian merupakan sarana bagi pejalan kaki dan sarana untuk kegiatan pada sektor informal, misalnya
pedagang kaki lima dan penjual eceran. Hal ini yang sekaligus bisa menghidupkan ruang-ruang terbuka kota.

6. Aktivitas pendukung (support activity)


Aktivitas pendukung dalam elemen perancangan kota meliputi semua penggunaan dan kegiatan yang
berlangsung di dalam ruang-ruang terbuka kota.

7. Rambu, papan reklame, dan Iain-lain (signage)


Signage merupakan suatu elemen visual yang menjadi alat bantu untuk menginformasikan masyarakat pemakai
ruang kota. Dalam hal ini perlu diatur agar tercipta keseimbangan antara kepentingan umum dan privat.

8. Preservasi dan konservasi (preservation)


Preservasi dan konservasi meliputi perlindungan terhadap tempat tempat atau aset kota yang sudah ada karena
dianggap istimewa seperti bangunan-bangunan dengan nilai sejarah. Bangunan bersejarah perlu dilindungi
karena nilai sejarahnya yang memiliki arti mendalam bagi masyarakat kota, bangsa maupun negara. Contohnya
gedung proklamasi (Shirvani dalam Arsitur Studio, 2020)

https://www.arsitur.com/2018/09/8-elemen-perancangan-kota.html
Contoh Tata Guna Lahan Kawasan Malioboro Yogyakarta
Eksisting Rencana Pola Ruang

Ruang Terbuka Non Hijau

Badan Air

Perumahan Kepadatan Sedang

Sarana Pelayanan Umum

Campuran Intensitas
Menengah/Sedang

Cagar Budaya

http://wikimapia.org/#lang=en&lat=-7.793083&lon=110.366399&z=17&m=w https://gistaru.atrbpn.go.id/rdtrinteraktif/
Contoh Tata Bangunan

Dinas PUP ESDM DIY


Contoh Sirkulasi dan Parkir

(Dinas PUP ESDM DIY)


Contoh Ruang Terbuka

https://www.rentalmobiljogja.co.id/tentang-alun-alun-kidul-yogyakarta-tempo-dulu-dan-era-sekarang/
5. Jalur Pejalan Kaki

Dinas PUP ESDM DIY


Contoh Kegiatan Pendukung

Dinas PUP ESDM DIY


Contoh Rambu, Papan Reklame dan lain-lain

https://jogja.wahananews.co/serba-serbi/mau-ke-jogja-kenali-arah-mata-angin-dalam-bahasa-jawa-agar-tak-tersesat-3IHY2Kl1rC
Contoh Preservasi dan Konservasi

https://www.portal-alamat.com/2017/05/alamat-lengkap-bank-bni-di-seluruh_18.html
Dinas PUP ESDM DIY
Dinas PUP ESDM DIY
Terima kasih
Tata Kota
(KK-16451)
Tata Kota
(KK-16451)
https://123dok.com/document/yr8r5kvz-peran-serta-
masyarakat-dalam-mewujudkan-smart-environment.html
Tema-5 Perencanaan Khusus
Kuliah-13 Perencanaan Tematik

Ir. Hengki Atmadji, M.PWK, IAP


Outline

Kawasan
Berorientasi
Kota Baru Kota Hijau
Transit

02 04 06
Kota Taman Super Blok Kota Cerdas Kota Kompak

01 03 05 07
1. Kota Taman (garden city)
Faktor Sosial ekonomi yang mendasari : Lokasi : Lechworth di pinggiran Kota London
Luas Permukiman : 1.000 acre (404,68 Ha)
Degradasi lingkungan kota akibat industri Luas Pertanian : 5.000 Acre (2.0223,42 Ha)
dan urbanisasi di Kota London tahun 1884 Penduduk : 32.000 jiwa
Kepadatan : 30 jiwa/Acre (80 jiwa/Ha)
Gerakan kota taman adalah metode
perencanaan perkotaan yang dicetuskan
pada tahun 1898 oleh Sir Ebenezer
Howard di Britania Raya. Kota taman
dibangun berbentuk permukiman
terencana yang dikelilingi "sabuk hijau",
terdiri dari kawasan permukiman, industri
dan pertanian yang tersebar merata.
https://docplayer.info/73068910-Garden-city-latar-belakang-ebenezer-howard.html

https://www.google.com/search?q=garden+city+ebenezer+howard&sxsrf=ALiCzsaVXAqDzu7_B
33YVG7cIpA8JtmhIw%3A1664351152813&ei=sPszY86KMf2NseMPjaKCmAo&ved=0
Garden City@Lechworth
https://www.archdaily.com/904454/re-imagining-the-garden-city
2. Kota Baru
Pengertian Kota Baru :
• Merupakan alternatif upaya untuk memecahkan dan mengatasi masalah pertumbuhan permukiman tersebar
yang tidak terkendali dan kemacetan kota-kota besar, karena semakin berkembangnya kegiatan usaha dan
penduduk kota besar akibat perkembangan industri secara besar-besaran pada awal abad ke-20 (Whittick
dalam Ngangi 2018)
• Kota baru yang sengaja dibangun untuk aktivitas pemerintahan, dirancang sebagai kota mandiri, dengan
menyediakan aktivitas (pekerjaan) bagi penduduknya agar kota baru dapat menjadi tempat bermukim para
pendatang (Alonso dalam Bourne, 1978: 536) https://perencanaankota.blogspot.com/2014/11/pengertian-dan-fungsi-kota-
baru.html
• Kota yang dirancang dan direncanakan untuk bisa "mandiri" dengan ukuran luas yang relatif kecil dalam
komunitas yang seimbang (Perloff dan Sandbery dalam Batudoka, 2005)

Fungsi Kota Baru :


1. Kota Penunjang. yaitu kota baru yang direncanakan dan dikembangkan dalam kaitan dengan kota yang telah
tumbuh dan berkembang
2. Kota Mandiri. yaitu kota yang direncanakan dan dikembangkan tersendiri, meski fungsinya sama dengan
kota-kota yang telah tumbuh dan berkembang, tetapi kota-kota ini dikembangkan dengan fungsi khusus
berkaitan dengan potensi tertentu (Sujarto, 1989) https://perencanaankota.blogspot.com/2014/11/pengertian-dan-fungsi-kota-
baru.html
Latar Belakang Kriteria Pemilihan Lokasi Kota Baru
Pembangunan Kota Baru 1. Aksesibilitas
1. Untuk menampung perkembangan 2. Harga lahan
kota besar/metropolitan 3. Kepadatan penduduk
4. Air baku
2. Sebagai instrumen pengembangan
5. Kontur
wilayah desa-kota 6. Jaringan listrik (Putri dan Sulistyo, 2018)
3. Sebagai pusat fasilitas perkotaan di
wilayah hinterland.
4. Untuk menampung pertumbuhan
Kotabaru yang dibangun swasta :
1. Bumi Serpong Damai (6.000 hektar) 1984
industri dan eksploitasi sumber
2. Alam Sutra (700 hektar)
alam. 3. Citra Raya (1.500 hektar)
5. Sebagai ibu kota wilayah 4. Lippo Karawaci (500 hektar)
administratif 5. Grand Wisata (1.100 hektar)
6. Untuk menunjang kebijaksanaan 6. Kota Wisata (750 hektar)
pemerintah 7. Kota Deltamas (3.000 hektar)
7. Untuk kepentingan militer (Idrus, 8. Bukit Sentul City (3.100 hektar)
2014) 9. Bogor Nirwana Residence (1.200 haktar)
https://www.researchgate.net/publication/339446409 10. Lido Lake (30.000 haktar)
_MEMBANGUN_KOTA_MANDIRI/link/5e537b1d45851 11. Bukit Jonggol (1.700 hektar) (Siregar)
5072db7a3c1/download

(Kombaitan & Sujarto, 1993)


Bumi Serpong Damai (Kab. Tangerang) 1989 Kotabaru Parahyangan (Kab. Bandung Barat) 2002

https://www.researchgate.net/figure/Land-Use-and-Development-Phase-Source-Townland-Final-Report
3. Superblok
• Gagasan awal superblok dikemukakan oleh seorang arsitek dan urbanis asal Perancis, Le Corbusier
pada 1924. Konsep yang dituangkan dalam proyek Ville Radieuse atau Radiant City tersebut
memang tidak pernah terealisasi, tetapi telah mengilhami pengembangan superblok di berbagai
Negara https://www.rumah.com/panduan-properti/superblok-58832

• Kota menjadi lingkungan yang berkelanjutan (dan sehat), kompak dan terhubung dengan
penggunaan lahan campuran, dan potensi modal sosial yang tinggi. Model Superblock juga bekerja
untuk mencapai yang ambisius target yang ditetapkan oleh Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
(SDGs) yang mendefinisikan pembangunan kota dan masyarakat yang berkelanjutan dalam SDG 11
sebagai hal yang mendesak isu dan titik leverage untuk mengatasi tantangan global terkait dengan
kemiskinan, ketimpangan, iklim, degradasi lingkungan, kemakmuran, perdamaian, dan keadilan
(PBB, 2015) (Mueller, 2020).

• Secara desain konsep superblok menggabungkan beberapa fungsi dalam satu lokasi lahan. Fungsi
gabungan yang biasanya terdapat pada kawasan superblok diantaranya fungsi hunian, fungsi
perdagangan, fungsi perkantoran, dan fungsi rekreasi (Elizato,2019). Setiap blok bangunan saling
terhubung melalui sirkulasi pejalan kaki (Harmoni, 2019)(Lam, 2019)( Pickard, 2003) (Shofa, 2020).
Prinsip Superblok
Prinsip perencanaan superblok adalah (Radoine dalam Shofa, 2020) :
(1) Efisiensi lahan;
(2) Pengurangan pergerakan kendaraan;
(3) Penghematan penggunaan energi.
(4) tersedianya ruang pejalan kaki
(5) ruang terbuka hijau
(6) sirkulasi kendaraan dan parkir
Contoh Kawasan Superblok SCBD

https://wikimapia.or

https://www.scbd.com/menu/page/milestone

Pergub No. 31/2022


4. Kota Hijau (green city)
Salah satu upaya dalam penyelesaian
permasalahan degradasi lingkungan
adalah adanya konsep Green
Citi. Konsep Green City atau kota hijau
muncul pertama kali dalam pertemuan
PBB yang dihadiri lebih dari 100 walikota
dan gubernur di San Fransisco, Amerika
Serikat, pada Hari Lingkungan Hidup
Sedunia pada tahun 2005. Pertemuan
tersebut, diantaranya
melahirkankesepakatan bersama
https://www.kompasiana.com/darmaritap/58444bd3f77e61f714e5ae32/hutan-lindung-dalam-
mewujudkan pengembangan kota rangkulan-kota-baru-karang-joang-balikpapan-akankah-hilang

dengan konsep ‘kota hijau’.


https://himaapfisipulm.wordpress.com/2015/12/06/apakah-kota-hijau-
itu/#:~:text=Konsep%20Green%20City%20atau%20kota,Hidup%20Sedunia%20pada%20tahun
%202005.
1. Infrastruktur Hijau 3. Taman Ayodya Jakarta
http://sim.ciptakarya.pu.go.id/p2kh/knowledge/detail/workshop-infrastruktur-hijau-2016 https://getlost.id/2021/11/25/asrinya-taman-ayodya-di-jaksel-cocok-untuk-lepas-penat/

2. Gedung bersertifikat green building 4. Forum Komunitas Hijau


http://sim.ciptakarya.pu.go.id/p2kh/knowledge/detail/forum-komunitas-hijau-fkh
https://jendela360.com/info/green-building-di-indonesia/
5.Unit Daur Ulang Air Limbah Perkantoran 6. Pembangkit Listrik Tenaga Surya
https://media.neliti.com/media/publications/245450-pemilihan-teknologi-daur-ulang-air-limba-c1bd487b.pdf http://www.ee.ui.ac.id/epes/emat/news/read/60/harmoni-i
man-dan-energi-terbarukan-di-masjid-universitas-indonesia

7. Mesin Pemilah Sampah 8. Jalur Sepeda


http://www.karyaindoutama.com/2018/05/jual-mesin-pemilah-sampah-di-jakarta.html https://www.merdeka.com/jakarta/dki-bangun-jalur-sepeda-permanen-di-senayan-thamrin-
anggarannya-rp30-miliar.html
5. Kota Cerdas (smart city)
Smart city adalah sebuah konsep kota pintar yang mampu
mengelola sumber daya yang ada dengan efisien dan
membagi informasi secara luas (Tomordy, 2010).Disamping
itu, Smart City merupakan kota yang mampu
mengintegrasikan infrastruktur keras (modal fisik) dengan
sumberdaya manusia, modal sosial (social infrastructure),
dan infrastruktur telekomunikasi modern untuk mewujudkan
pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan kualitas kehidupan
yang tinggi, dengan manajemen sumber daya yang bijaksana
melalui pemerintahan berbasis partisipasi masyarakat
(Caragliu, Del Bo, & Nijkamp, 2009)

Konsep smart city meliputi aspek :


• Smart Environment,
• Smart Economy,
• Smart Governance,
• Smart People,
• Smart Living dan
• Smart Mobility https://123dok.com/document/yr8r5kvz-peran-serta-
masyarakat-dalam-mewujudkan-smart-environment.html
6. Kawasan Berorientasi Transit
Kawasan Berorientasi Transit yang selanjutnya disebut Kawasan TOD adalah kawasan yang
ditetapkan dalam rencana tata ruang sebagai kawasan terpusat pada integrasi intermoda dan
antarmoda yang berada pada radius 400 (empat ratus) meter sampai dengan 800 (delapan ratus)
meter dari simpul transit moda angkutan umum massal yang memiliki fungsi pemanfaatan ruang
campuran dan padat dengan intensitas pemanfaatan ruang sedang hingga tinggi (Permen ATR No.
16/2017)

Kriteria penentuan lokasi kawasan potensial TOD paling sedikit:


a. berada pada Simpul Transit jaringan angkutan umum massal yang berkapasitas tinggi berbasis rel;
b. memenuhi persyaratan intermoda dan antarmoda transit;
c. dilayani paling kurang 1 (satu) moda transit jarak dekat dan 1 (satu) moda transit jarak jauh;
d. sesuai dengan arah pengembangan pusat pelayanan dan kegiatan;
e. berada pada kawasan dengan kerentanan bencana rendah disertai dengan mitigasi untuk
mengurangi risiko bencana; dan
f. berada pada kawasan yang tidak mengganggu instalasi penting Negara (Lampiran Permen ATR No. 16/2017)
Stuktur Area TOD
Area Lokasi Karakter Fasilitas
Berada pada pusat kawasan Ukuran dan pilihan bergantung pada Taman kota plaza. Fasilitas
TOD (stasiun MRT/LRT & jenis TOD. Fungsi penduduk umum, kantor pemerintah,
Public uses jarak ± 100 m lingkungan. Titik vocal dengan kantor polisi dan lain-lain
visibilitas tinggi. Dekat dengan
taman dan plaza
Area yang paling dekat Ukuran dan lokasi sesuai pasar dan Retail, supermarket,
Commercial area dengan fungsi transit (radius pengembangan. Dilengkapi dengan perkantoran, service, hiburan,
s/d 400 m). ruang hijau industri ringan

Berada di luar core Menyediakan beragam tipe hunian, Single family housing, town
commercial area. Jangkauan harga maupun densitas. house, apartemen
Residential area 10 menit berjalan kaki
(radius 400 m s/d 800 m)
Berada di luar kawasan TOD Jangkauan 20 menit berjalan kaki di Sekolah umum, single family
(>800 meter) seberang arteri. Kepadatan lebih housing
Secondary area rendah memiliki banyak jalan
menuju area transit
Fungsi lain-lain Berada di luar kawasan TOD. Daerah yang dekat dengan transit Rural residential, industrial uses,
yang mendukung fungsi transit travel commercials complexes
(Kementerian PUPR, 2020)
Utilisasi Kawasan TOD Blok M-ASEAN

Disain TOD@Stasiun Pondokcina-Depok


RDTR Kec. Kebayoran Baru

(Kemen PUPR, 2020)


TOD Stasiun LRT Pulomas

(Jakpro, 2021)
7. Kota Kompak (compact city)
Pengertian
• Kota dengan peningkatan kepadatan penduduk permukiman dan kawasan terbangun,
intensifikasi aktivitas ekonomi, sosial, dan budaya perkotaan, ukuran, struktur dan
bentuk kota yang dimanipulasi dalam rangka mencapai manfaat keberlanjutan
lingkungan, sosial, dan global, yang diperoleh dari pemusatan fungsi-fungsi perkotaan:
kota kompak digagas tidak sekadar untuk menghemat konsumsi energi, tetapi juga
diyakini lebih menjamin keberlangsungan generasi yang akan datang (BPIW PUPR)
http://bank-data.bpiw.pu.go.id/dictionary/words?q=Kota+kompak+%28compact+city%29&id=1067
• adalah konsep perencanaan kota dan desain kota, yang mempromosikan kepadatan
hunian yang relatif tinggi dengan penggunaan lahan campuran (Wikipedia Inggris)
Latar belakang
Merupakan gagasan Dantzing dan Saaty (1973). Ide tersebut terinspirasi dari ide Le Corbusier mengenai
Radiant City. Visi nya adalah untuk meningkatkan kualitas kehidupan perkotaan Ide tersebut sesuai dengan
prinsip perkembangan yang berkelanjutan. Secara umum ide dari compact city menciptakan kekompakan
dan kepadatan yang dapat menghindari permasalahan yang ditimbulkan oleh kota modern, menyelamatkan
perkembangan daerah pedesaan, mendukung fasilitas lokal sehingga menjadikannya lebih otonomi (Laskara)
Main elements of compact city

https://www.researchgate.net/figure/Compact-city- https://www.researchgate.net/figure/Main-elements-of-a-compact-
characteristics_tbl1_259567794/download city_fig1_281197173
Perbandingan pembangunan kota secara acak dan compact city strategy

(Laskara)
Keterkaitan Compact city dengan sustainable development

Listyaningrum et al, 2006


Hongkong sebagai compact city

Listyaningrum et al, 2006


Tata Kota
(KK-16451)
Tata Kota
https://www.svgrepo.com/svg/163616/desktop-computer
(KK-16451)
Tema-6 Pendukung Perencanaan
Kuliah-14 Peranan Komputer
dalam Perencanaan Kota
Ir. Hengki Atmadji, M.PWK, IAP
Outline
Marketing is the study and management of exchange relationships. Marketing is the business process of creating relationships with and satisfying customers.

Sistem
Teknologi Informas
Informasi Geografis

Data
Sistem
dalam
Informasi
SIG

Sistem Pemrosesan
Informasi Data
Perkotaan Spasial
1. Teknologi Informasi
Pengertian
Teknologi informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk
memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara
untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan
tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan dan
merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan (Hilda, 2016).
Teknologi Informasi (TI) dan Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK)
Hampir seluruh bagian perencanaan harus menggunakan teknologi informasi. Begitu banyak
fungsi dan peranan teknologi informasi dalam sebuah perencanaan, diantaranya sebagai
berikut :
1. Membantu mencari informasi dalam sebuah perencanaan
2. Sebagai alat dalam penyusunan perencanaan
3. Sebagai alat dalam pemaparan hasil perencanaan
4. Penggunaan aplikasi pemetaan atau GIS (Hilda, 2016)
http://tentangpwk.blogspot.com/2016/10/peranan-teknologi-informasi-dalam.html
2. Sistem Informasi
• kombinasi dari manusia, fasilitas atau alat teknologi, media, prosedur dan pengendalian
yang bermaksud menata jaringan komunikasi yang penting, proses atau transaksi tertentu
dan rutin, membantu manajemen dan pemakai intern dan ekstern dan menyediakan dasar
pengambilan keputusan yang tepat (F. Nash).

• suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan


transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu
organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan
(Robert A. Leitch).

• suatu kegiatan dari prosedur-prosedur yang diorganisasikan, apabila dieksekusi akan


menyediakan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan dan pengendalian (Henry
Lucas).

• sebagai tipe khusus dari sistem kerja dimana manusia dan/mesin melakukan pekerjaan
dengan menggunakan sumber daya untuk memproduksi produk tertentu dan/jasa bagi
pelanggan (Alter).
https://bsi.today/pengertian-sistem-informasi/
Tujuan dan Fungsi Sistem Informasi

Tujuan Sistem Infromasi


1. Mengumpulkan data masukan
2. Menyimpan data
3. Menganalisis data
3. Menghasilkan luaran informasi

Fungsi Sistem Informasi


1. Mampu menjadi tingkat ketersediaan kualitas dan pengalaman dalam mengelola sebuah
sistem informasi secara kritis dan logis.
2. Mampu meningkatkan produktivitas kerja pada seluruh stakeholders.
3. Mampu menganalisa dan meminimalisir terjadinya kerugian dari sisi ekonomi.
4. Memberikan aksesibilitas yang baik kepada pengguna.
5. Dapat mencapai tujuan perusahaan secara cepat berdasarkan dukungan data yang dapat
dipertanggung jawabkan.
https://www.ekrut.com/media/sistem-informasi
Ciri dan Komponen Sistem Informasi
Ciri Sistem Informasi
1. Baru,artinya bahwa suatu siste informasi yang didapat merupakan informasi yang baru dan segar
bagi penerima
2. Tambahan, adalah informasi dapat diperbaharui atau memberikan tambahan terhadap informasi
yang sebelumnya telah ada.
3. Kolektif, adalah informasi yang dapat menjadi suatu koreksi dari informasi yang salah sebelumnya.
4. Penegas, adalah informasi yang dapat mempertegas informasi yang telah ada

Komponen Sistem Informasi :


1. Perangkat keras komputer
2. Perangkat lunak komputer
3. Telekomunikasi
4. Basis data dan penyimpanan
5. Sumber daya manusia dan prosedur

https://bsi.today/pengertian-sistem-informasi/
3. Sistem Informasi Perkotaan
Suatu sistem informasi perkotaan harus mencakup 4 basic information system yaitu :
• Land information system
• Resources Information System
• Activities Information System
• People Information System
(Morris dan Juppenlatz dalam Akbar 1993)

Hirarki Pengambilan Keputusan Decision Support System

Keputusan Strategis (Jangka Panjang) Sistem informasi


Keputusan Taktis (Jangka Menengah) Sistem informasi
Keputusan Teknis (Jangka Pendek) Sistem informasi

(Akbar, 1993)
(Akbar, 1993)
4. Sistem Informasi Geografis
Pengertian
• Sistem informasi khusus yang mengelola data yang memiliki informasi spasial (bereferensi
keruangan) (Riyanto et al, 2019)
• GIS (Geographic Information System) atau sistem informasi geografis adalah alat berbasis
komputer untuk memetakan dan menganalisis hal-hal yang ada dan peristiwa-peristiwa
yang terjadi di bumi (Panatagama, 2021)
• GIS menggunakan data yang berbasis spasial yaitu sebuah data yang berorientasi geografi,
memiliki sistem koordinat tertentu sebagai dasar referensinya (Santikayasa, 2022)
• Suatu komponen yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, sumber daya manusia
dan data yang bekerja bersama secara efektif untuk memasukkan, menyimpan,
memperbaiki, memperbaharui, mengelaola, memanipulasi, mengintegrasikan dan
menambahkan data dalam suatu informasi berbasis geografis (GTZ-DeCGG)
Komponen Sistem Informasi Geografis

(GTZ-deCGG)
GIS dan Proses Perencanaan
Perumusan Tujuan

Pengumpulan Data

Analisis Masalah dan Proyeksi

Alternatif Rencana

Basis Data Evaluasi Alternatif Basis Data


Non GIS GIS
Pemilihan Alternatif

Implementasi

Monitoring

Umpan Balik dan Evaluasi

(Agung, 1993)
Tahapan Sistem Informasi Geografis

(GTZ-deCGG)
5. Data dalam SIG
• Semakin kecil ukuran permukaan bumi yang
A. Data Spasial  Vektor dan Raster
direpresentasikan maka akan semakin tinggi resolusinya.
B. Data Atribut/Tabular
• Data raster sangat baik untuk menggambarkan keadaan
jenis tanah, vegetasi dan kelembaban tanah.
• Kelemahan data raster terletak pada besarnya ukuran
1. Data Vector file, semakin tinggi resolusi gambar maka ukuran file
Data vektor adalah data yang menampilkan pola keruangan akan semakin besar.
dalam bentuk titik, garis, kurva atau poligon.
• Data vektor sangat baik untuk merepresentasikan fitur-fitur
jaringan jalan, gedung, rel kereta dan letak koordinat.
• Kelemahan data ini adalah ketidakmampuannya dalam
mengakomodasi perubahan fenomena yang bersifat
gradual.

2. Data Raster
• Data raster adalah data yang menampilkan sisi ruang bumi
dalam bentuk pixel (picture element) yang membentuk
grid/petak dan dihasilkan dari penginderaan jauh. Pada data
raster, resolusi tergantung pada ukuran pixel-nya.

https://geograph88.blogspot.com/2014/12/data-raster-dan-data-vektor.html
3. Data Atribut Data Atribut
• Data atribut merupakan data yang memberi
No. Kecamatan Kepadatan
deskripsi atau penjelasan tentang suatu fenomena (Jiwa/Km2)
yang ada di permukaan bumi atau penjelasan 1 Sawangan 6.324
setiap objek yang ada di permukaan bumi. 2 Bojongsari 6.927
• Data ini merepresentasikannya dalam bentuk kata-
3 Pancoran Mas 15.650
kata, angka, atau tabel.
4 Cipayung 14.974
• Data atribut paling cocok digunakan untuk
menggambarkan gejala topografi karena datanya 5 Sukmajaya 17.947
berupa kualitatif dan deskriptif. Contoh paling 6 Cilodong 10.350
sederhana dari data atribut adalah data jumlah 7 Cimanggis 15.030
penduduk, data tingkat kesuburan tanah, data 8 Tapos 8.713
kandungan mineral dalam tanah, dan sebagainya. 9 Beji 15.273
https://www.quipper.com/id/blog/geografi-un-sma/kenali-jenis-data-sistem-
informasi-geografi-ini-supaya-lebih-afdol/ 10 Limo 9.957
11 Cinere 13.653
12 Kota Depok 11.635
(BPS Kota Depok, 2022)
(Panatagama, 2021)
6. Geoprocessing
Geoprocessing adalah kemampuan SIG untuk Jenis Geoprocessing :
analisis data dan mengaplikasi fungsi-fungsi • Buffer
pada data spasial • Clip
• Intersect
• Union
• Merge
• Dissolve
Input Proses Output

GTZ-deCGG
1. Buffer
Buffering, yaitu analisis yang akan menghasilkan buffer/penyangga yang bisa berbentuk
lingkaran atau poligon yang melingkupi suatu objek sebagai pusatnya, sehingga kita bisa
mengetahui berapa parameter objek dan luas wilayahnya. (https://www.geografi.org/2018/02/analisis-spasial-
dalam-sistem-informasi.html)

Membuat zona buffer pada jarak tertentu dari fiture (point, line, polygon) (GTZ-deCGG)

(GTZ-deCGG)
2. Clip
Pada dasarnya pekerjaan ini adalah “memotong” atau menggunting suatu theme.
Proses ini menghasilkan theme baru dengan tipe sesuai dengan theme obyek yang
dipotong (titik, garis, dan polygon) (Adil, 2016)

Menentukan areal pada input yang berada dalam areal clip feature. Tidak ada atribut yang
berpindah dari clip feature ke output (GTZ-deCGG)

(GTZ-deCGG)
3. Intercept
Proses ini pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan clipping tetapi pada intersect, theme
baru merupakan data spasial irisan kedua theme yang menjadi masukannya dengan theme
overlay sebagai batas intersect-nya (Adil, 2016).
Menentukan areal yang overlapping antara fitur input. Output yang dihasilkan adalah fitur
yang ada di kedua input masing-masing (GTZ-deCGG).

(GTZ-deCGG)
4. Union

Proses ini akan menghasilkan theme baru dengan mengkombinasikan dua theme. Output
theme yang dihasilkan merupakan gabungan dari kedua features, berikut atribut datanya (Adil,
2016).

Menentukan areal yang berada pada salah atu layer saja atau kedua/beberapa layer. Semua
fitur yang ada pada layer input akan menjadi output. Union daapt dilakukan pada 2 atau lebih
layer (GTZ-deCGG)

(GTZ-deCGG)
5. Merge
Proses ini mirip dengan union akan dihasilkan sebuah theme baru yang merupakan kombinasi
dari beberapa theme yang bersisian, tetapi unsur unsur spasial tersebut tidak saling
memotong. Data atribut masing-masing theme otomatis akan tergabung (Adil, 2016)

Menggabungkan fitu yang sama (pont-point, line-line dan polygon-polygon) pada layer
berbeda. Layer harus saling berbatasan boleh overlap (GTZ-deCGG).

(GTZ-deCGG)
6. Dissolve

Proses ini pada dasarnya akan menyatukan atau menghilangkan batas-batas unsur-unsur
spasial yang tepat bersebelahan namun terletak dalam suatu theme yang sama atau dengan
perkataan lain dissolve merupakan operasi yang digunakan untuk menyatukan features yang
mempunyai nilai atribut yang sama (Adil, 2016)

Menggabungkan fitur yang memilik kesamaan atribut tertentu (GTZ-decGG)

(GTZ-deCGG)
Fungsi dari Analisis Spasial
Analisis spasial merupakan proses pemeriksaan lokasi, atribut, dan hubungan fitur dalam data spasial melalui
overlay dan teknik analisis lainnya untuk menjawab pertanyaan atau mendapatkan pengetahuan yang berguna.
Analisis spasial mengekstrak atau menciptakan informasi baru dari data spasial (Prahasta, 2009)
1.Klasifikasi (reclassify), yaitu suatu kegiatan yang mengklasifikasikan kembali suatu data hingga pada
akhirnya menjadi sebuah data spasial yang baru dan berdasarkan pada
kriteria atau atribut tertentu.
2. Jaringan atau Network, yaitu sebuah fungsionalitas yang merujuk pada data – data spasial titik- titik
ataupun garis – garis sebagai jaringan yang tidak terpisahkan.
3. Overlay, merupakan fungsionalitas yang menghasilkan layer data spasial baru, di mana
layer tersebut merupakan hasil dari kombinasi minimal dua layer yang
menjadi masukannya.
4. Buffering, adalah fungsi yang akan menghasilkan layer spasial baru menghasilkan layer data
spasial baru dengan bentuk poligon serta memiliki jarak tertentu dari
unsur–unsur spasial yang menjadi masukkannya.
5. 3D Analysis, fungsi ini terdiri atas sub – sub fungsi yang berkaitan dengan presentasi data
spasial yang terdapat di dalam ruang 3 dimensi atau permukaan
digital.
6. Digital Image Processing, untuk fungsionalitas ini nilai ataupun intensitas dianggap sebagai fungsi sebar `
atau spasial.
(Prahasto, 2009)
1. Analisis Klasifikasi 2. Analisis Jaringan 3. Analisis Overlay

https://lancangkuning.com/post/16168/klasifikas https://megapolitan.kompas.com/read/2018/07 https://ftsl.itb.ac.id/wp-


i-data-spasial.html /12/20191811/menjajal-tambahan-fitur-rute- content/uploads/sites/8/2017/12/11.-Azmeri-
alternatif-hindari-ganjil-genap-dari- Analisis-Spasial-Risiko-Banjir-Bandang-Akibat-
google?page=all Keruntuhan-Bendungan...-229-236-Vol.-24-
No.3.pdf

4. Analisis Buffering 5. Analisis 3D 6. Analisis Digital Image Processing

https://grindgis.com/blog/open-source-gis- https://www.geotekno.com/tutorial-arcgis-
http://yoghaken.blogspot.com/2014/10/bufferi software-3d-map pengolahan-citra-satelit-digital/678
ng-di-arcgis-10-untuk-analisis.html
UNIVERSITAS INDONESIA
MAGISTER KAJIAN PENGEMBANGAN PERKOTAAN

Kuliah Umum
Penyusunan
Rencana Detail Tata Ruang

Depok, 6 April 2023

Ir. Hengki Atmadji, M.PWK, IAP


Praktisi/Konsultan bidang PWK
Pokok Bahasan

Tahapan Tahapan Pengolahan


Pengumpulan Data 3 4 Data dan Analisis

Tahapan Perumusan
Tahapan Persiapan. 2 5 Konsep Rencana
Penyusunan
RDTR Tahapan Perumusan
Pendahuluan 1 6 Peraturan Zonasi
BAGIAN I
1. PENDAHULUAN
2. PERSIAPAN
3. PENGUMPULAN DATA
Pendahuluan

Pengertian Tujuan Hirarkhi Peraturan


Perencanaan Perencanaan Perencanaan Zonasi
Kota Kota Kota

A B C D E F G H
Lingkup Pertimbangan Rencana Detail Proses
Perencanaan Perencanaan Tata Ruang Penyusunan
Kota Kota RDTR-PZ
1.A Pengertian Perencanaan Kota
Perencanaan kota berkaitan dengan pengembangan lahan terbuka ("situs greenfields") dan revitalisasi bagian kota yang ada,
sehingga melibatkan penetapan tujuan, pengumpulan dan analisis data, peramalan, desain, pemikiran strategis, dan
konsultasi publik. Semakin, teknologi sistem informasi geografis (GIS) telah digunakan untuk memetakan sistem perkotaan
yang ada dan untuk memproyeksikan konsekuensi dari perubahan. (https://www.britannica.com/topic/urban-planning).
Perencanaan Kota adalah profesi yang berhubungan dengan penggunaan lahan spasial yang mempengaruhi aspek fisik,
lingkungan, ekonomi dan sosial dari lingkungan perkotaan dan pedesaan. (https://worldurbanplanning.com/what-is-urban-
planning/)
Perencanaan kota adalah proses teknis dan politik yang berkaitan dengan kontrol penggunaan lahan dan desain lingkungan
perkotaan, termasuk jaringan transportasi, untuk membimbing dan memastikan pembangunan pemukiman dan masyarakat
yang tertib. (https://www.definitions.net/definition/urban+planning)
Studi atau profesi yang berhubungan dengan pertumbuhan dan fungsi kota dan kota, termasuk masalah lingkungan, zonasi,
infrastruktur, dll. (https://www.collinsdictionary.com/dictionary/english/urban-planning).
Secara teori, perencanaan kota adalah proses menguraikan solusi yang bertujuan baik untuk meningkatkan atau requalify
daerah perkotaan yang ada, serta untuk menciptakan urbanisasi baru di wilayah tertentu. Sebagai disiplin dan sebagai
metode tindakan, perencanaan kota berkaitan dengan proses produksi, penataan, dan alokasi ruang kota.
(https://www.archdaily.com/984049/what-is-urban-planning).
Perencanaan wilayah dan kota (regional and city planning) pada dasarnya adalah perencanaan yang ruang lingkupnya
dilakukan berdasarkan skala spasial dimana aktivitas perencanaan tersebut dilakukan (Kustiwan, 2014).
Perencanaan Tata Ruang adalah suatu proses untuk menentukan Struktur Ruang dan Pola Ruang yang meliputi penyusunan
dan penetapan Rencata Tata Ruang (PP No. 21 Tahun 2021).
1.B Lingkup Perencanaan Kota
Terminologi yang sering digunakan untuk menjelaskan aktivitas perencanaan kota/perkotaan
sangatlah beragam: perencanaan tata ruang (spatial planning), perencanaan tata guna lahan
(land use planning), perencanaan fisik (physical planning). Namun intinya adalah menyangkut
ruang, sesuatu ada dimana, secara statis atau dinamis, melindungi kawasan dan tapak
tertentu, keterkaitan antara aktivitas-aktivitas yang berbeda dan jaringan dalam suatu
kawasan; serta interseksi dan simpul secara nyata yang secara fisik berlokasi bersama-sama
dalam suatu kawasan (UN-Habitat, 2009)
Sesungguhnya, perencanaan perkotaan menyangkut perencanaan lingkungan binaan (built
environment), lebih dari sekedar tatanan fisik yang merupakan bagian dari lingkungan binaan
tersebut. Ditinjau dari lingkupnya, secara rinci perencanaan perkotaan mencakup antara lain
perencanaan tata guna lahan, transportasi, sarana-prasarana, pengembangan ekonomi,
sosial, dan lingkungan (Kustiwan)
Perencanaan kota : Penyiapan dan antisipasi kondisi kota pada masa yang akan datang dengan
titik berat pada aspek spasial dan tata guna lahan yang dimaksudkan untuk mewujudkan
peningkatan kualitas lingkungan kehidupan dan penghidupan masyarakat kota mencapai
kesejahteraan (Kustiwan)
1.C Tujuan Perencanaan Kota
Penyusunan rencana kota, yang
dimaksudkan untuk mewujudkan
peningkatan kualitas lingkungan kehidupan
dan penghidupan masyarakat kota dalam
mencapai kesejahteraan. Secara lebih rinci
tujuan perencanaan kota antara lain adalah:
1. Penyediaan fasilitas umum yang
memadai;
2. Penyediaan utilitas;
3. Penyediaan perumahan (lokasi,
distribusi, estetika); serta
4. Pengembangan sistem transportasi
kota (Hidayat, 2019)
1.D Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam
perencanaan kota antara lain :
1. Merencanakan dari kondisi yang sudah ada (eksist) dengan berbagai kegiatan yang
kompleks.
2. Jumlah penduduk yang dinamis dengan kepadatannya ( inmigrasi,outmigrasi, mortal dan
natalitas)
3. Perkembangan Teknologi (smart dan IT, Light cities ), green cities, vertical building,
compact cities
4. Lahan dibutuhkan terbatas dan mahal.
5. Potensi dan karakteristik kegiatannya: non pertanian. Seperti Industri, perdagangan,
perbankan, jasa, pariwisata, dsb
6. Tatanan budaya–sosial masyarakatnya lebih dinamis, “mungkin individualsme”, sensitives
terhadap tekologi dan informasi luar
7. Sangat tergantung moda transportasi yang motorik, engine, listrik, yang relatif mahal
8. Tingkat polutan yang tinggi dan di Indonesia ada yang berada pada jalur “patahan/sesar“
(Djakapermana, 2019)
1.E Hirarkhi Perencanaan Kota
Nama Cakupan Wilayah Perencanaan Skala

1. Rencana Tata Ruang Wilayah Kota


Batas administratif kota 1 : 25.000
(RTRW Kota) *

Penetapan Wilayah
2. Rencana Detail Tata Ruang Perencanaan dapat
(RDTR) dan Peraturan Zonasi (PZ) * mencakup wilayah 1 : 5.000
administratif maupun
fungsional.

Delineasi Kawasan Perencanaan


a. Administratif
3. Rencana Tata Bangunan dan b. Non administratif 1 : 1.000
Lingkungan (RTBL) ** c. Kesatuan karakteristik tematik
d. Sifat campuran
e. Jenis kawasan
*) PP No 21/2021
**) Permen PU No 6/PRT/M/2007
Peta Pola Ruang
RTRW Kab. Kudus
1 : 50.000
Wilayah : Administratif Kabupaten
Legalitas : Perda

Peta Pola Ruang


RDTR Kawasan Perkotaan Jekulo
Skala 1 : 5.000
Wilayah : Kawasan Perkotaan
Legalitas : Perbup

Wilayah kabupaten
yang disusun RDTRnya
1.F RDTR dan Peraturan Zonasi

Muatan RDTR dan Peraturan Zonasi


1) tujuan penataan WP;
2) rencana struktur ruang;
3) rencana pola ruang;
4) ketentuan pemanfaatan ruang; dan
5) peraturan zonasi.

(Permen ATR No. 11/2021)


1.G. Peraturan Zonasi

Muatan Peraturan Zonasi


1. Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan
 Kegiatan diizinkan, terbatas, bersyarat, dilarang (KBLI, 2022)
2. Ketentuan Intensitas Pemanfaatan Ruang
 KDB, KLB, KDH, Luas kavling, KTB, KWT
3. Ketentuan Tata Bangunan
 Tinggi, GSB, JBAB, JBS/JBS
4. Ketentuan Prasarana dan Sarana Minimal

(Permen ATR No. 11/2021)


Contoh Rencana Detail Tata Ruang/Zonasi
1.H Proses Penyusunan RDTR-PZ

Penyusunan
Pengolahan
Rancangan
Persiapan Data dan
Peraturan
Informasi
RDTR

1 2 3 4 5

Pengumpulan Penyusunan
Data dan Konsepsi
Informasi RDTR

(Permen ATR No. 11/2021)


(Permen ATR No. 11/2021)
2. TAHAP PERSIAPAN
A.Mencermati Kerangka Acuan Kerja (KAK)/Term of References (ToR)
B.Membuat kerangka kerja dan jadwal pelaksanaan kerja
C. Mengumpulkan informasi (RTRW Kabupaten terkait, Isu strategis,
contoh produk sejenis dll)
D. Membuat Peta Kerja
E. Membuat usulan lokasi perencanaan
F. Membuat usulan delineasi Wilayah Perencanaan
(area of Interest)
G. Membuat desain survey
H. Mencari kontak person di dinas terkait
I. Menyusun laporan pendahuluan dan bahan paparan
2.A Mencermati Kerangka Acuan Kerja (KAK)/Term of References (ToR)
Yang harus dicermati :
1. Mengacu Permen ATR No. 11/2021

2. Kepastian Lokasi Perencanaan


 Kecamatan apa?
 Desa?

3. Ruang Lingkup Substansi

4. Keluaran
2. B. Membuat kerangka kerja dan jadwal pelaksanaan kerja (M.711000.002.01)

Jadwal Rencana Pelaksanaan Kerja

Rencana Penugasan Personil


Bulan ke-
No. Personil ManMonth
1 2 3 4 5 6 7
1 Team Leader/Ahli PWK 7
2 Ahli Ekonomi Wilayah/Pembangunan 3
3 Ahli Lingkungan 5
4 Ahli Perpetaan/GIS 6
5 Ahli Hukum 2
6 Asisten Ahli Perpetaan/GIS 7
7 Asisten Ahli PWK 7
37
2.C. Mengumpulkan informasi pendahuluan (desk study) googling internet
(M.711000.003.01), (M.711000.004.01) dan (M.711000.005.01)
1. Informasi RTRW kabupaten terkait 2. Isu-isu terkait wilayah perencanaan (Makro)

3. Contoh Pekerjaan sejenis/RDTR

4. Info terkait lainnya


Mengumpulkan Norma, Standar Perdoman dan Kriteria
(NSPK) Perencanaan Tata Ruang
2.D. Membuat usulan lokasi perencanaan
1. Mengacu Perda RTRW Kabupaten

2. Usulan lokasi perencanaan:


Usulan 1  Ibukota Kabupaten
Usulan 2  kota dengan fungsi PKL /PPK lainnya Alternatif-4
Alternatif-2
Bobotsari Rembang
3. Lengkapi dengan data Sosek masing-masing lokasi
misal :
- Kependudukan (kepadatan, pertumbuhan)
- Kegiatan ekonomi (sektor non pertanian)
- Penetapan desa perkotaan BPS
- Kawasan terbangun
- dan lainnya
Alternatif-1
4. Membuat perbandingan alternatif lokasi Purbalingga
Alternatif-3
Bukateja
5. Memberikan rekomendasi usulan lokasi perencanaan
ke Instansi terkait (Tim Supervisi)
dan Dinas Penataan Ruang)
2.E. Membuat Peta Kerja

1. Unduh peta RTRW kabupaten


terkait di laman GISTARU

1. Membuat peta kerja berbasis batas


kecamatan alternatif lokasi 2 4
perencanaan

1
3
2.F. Membuat usulan delineasi alternatif Wilayah Perencanaan
1. Tujuan Perencanaan (cermati kembali KAK)
 Akomodasi kegiatan bersifat strategis nasional
 Penataan kawasan;
 Akomodasi pengembangan kegiatan investasi
 Tujuan lainnya

2. Gunakan unduhan GISTARU atau Citra


Google Earth sebagai acuan

3. Delineasi mempertimbangkan :
• Batas adminsitrasi kecamatan/desa/kelurahan
• Batas fisik (alami dan buatan)
• Lahan terbangun (built up area)/batas
fungsional perkotaan

4. Usulan Delineasi WP (AoI) sebagai bahan diskusi dg


Tim Supervisi dan Dinas Terkait di Daerah
2.G. Membuat desain survey (M.711000.006.01)
1. Membuat checklist data (mengacu ke Permen ATR No. 11/2021 dan Permen ATR No. 14/2021
2. Menyiapkan kuesioner Jaring ASMARA, panduan wawancara
3. Menyiapkan peralatan survey (kamera, rekorder, drone, kuesioner, panduan wawancara, counting, GPS dll)
4. Menyiapkan alat keselamatan kerja lapangan yang mungkin diperlukan (APD) (M.711.000.001.01)
5. Menyusun durasi dan jadwal survey per hari/orang
6. Menyiapkan storage device external harddisk (bila perlu)
7. Meyiapkan personil yang akan bertugas
8. Menyiapkan peta isu permasalahan
9. Menyiapkan surat survey + Lampiran OPD dan kecamatan
yang akan dikunjungi
2.H. Mencari kontak person di dinas terkait
1. Koordinasi dengan tim supervisi pemberi kerja
2. Meminta daftar kontak person OPD di daerah

3. Mencari Kontak Person di daerah (Bappeda, Dinas PU, BPN/Kantah, Dinas LH, Dinas
Permukiman, Dinas Pertanian dll)

4. Koordinasi dengan Kontak Person Dinas PUPR terkait pekerjaan, arahan lokasi wilayah
perencanaan/penyepakatan lokasi, jadwal survey, kebutuhan data, diskusi/FGD, info tempat
menginap, sewa kendaraan, sewa peralatan lain dan lainnya
2.I. Menyusun laporan pendahuluan dan bahan paparan
1. Mengacu pada KAK dan Dokumen Usulan Teknis
2. Penajaman metodologi pelaksanaan pekerjaan, ruang lingkup (lokasi dan substansi),
jadwal pelaksanaan pekerjaan dan titik kritisnya.
3. Lengkapi dengan data/info terbaru dan isu strategis hasil desk study

4. Bahan paparan harus informatif, komprehensif, impresif dan infografis


3. PENGUMPULAN DATA (SURVEY LAPANG)
(M.711000.008), dan (M.711000.009.01)
A.Penyepakatan lokasi perencanaan dan delineasi WP (AoI)
B.Survey Sekunder dan Primer
C.Konsultasi Publik
3.A. Penyepakatan Lokasi Perencanaan dan Delineasi WP
1. Sebaiknya Lokasi wilayah perencanaan sudah disepakati sebelum tim ke berangkat survey
ke daerah, atau disepakati waktu tim bertemu pertama kali dengan dinas terkait

2. Menyampaiakn peta usulan lokasi Perencanaan dan Delineasi Lokasi WP

3. Mendiskusikan usulan delineasi Wilayah Perencanaan (Area of Interest) dan perubahannya


yang disepakati untuk ditentukan sebagai WP definitif yang akan ditetapkan dengan
SK pejabat yang berwenang (kepala daerah/sekda/Kadis PUPR)

4. Melaporkan hasil kesepakatan delineasi Wilayah Perencanaan ke Tim Supervisi

5. Membuat Surat survey dari Dinas PUPR ke OPD dan Kecamatan/Desa terkait
3.B.1 Data
A.Pengertian Data : Data adalah sekumpulan keterangan ataupun fakta yang dibuat dengan
kata-kata, kalimat, simbol, angka, dan lainnya. Data disini didapatkan melalui sebuah proses
pencarian dan juga pengamatan yang tepat berdasarkan sumber-sumber tertentu.
(Sumber : https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-data/)

B. Menurut Waktu Pencarian


1. Data Desk Study : data yang didapat melalui penelusuran di internet dan sumber lainnya
sebelum melakukan survey lapangan
2. Data Lapangan : data yang didapatkan berdasarkan survey di lokasi/lapangan

C. Menurut Perolehan
1. Data Sekunder : Data yang didapat melalui survey sekunder di instansi pemerintah
dan/atau pemerintah daerah (pemda), instansi swasta dan lainnya
2. Data Primer : Data yang didapat melalui survey primer di lokasi/lapangan
D. Menurut Wujudnya :
1. Data Hard copy : Data yang berbentuk fisik
2. Data Soft copy : Data yang berbentuk digital

E. Menurut penggolongannya
1. Data Kuantitatif : data terukur
2. Data Kualitatif : data tidak terukur

F. Menurut bentuknya
1. Data Deskriptif : Data dalam bentuk kalimat penjelasan
2. Data Tabular : Data dalam bentuk tabel
3. Data Grafis : Data dalam bentuk gambar
4. Data Audio/Video
3.B.2 Keterkaitan Data dalam Perencanaan
Kaitan data-analisis-rencana

Data Analisis Rencana


3.B.3 Survey Data Sekunder
1. Gunakan check list data dan panduan wawancaara yang sudah dibuat sebelumnya
2. Rencana survey dan pembagian tugas personil pencarian data (orang-hari)
3. Instansi yang dikunjungi :
• OPD kabupaten/kota  dinas/badan/lembaga/kantor/UPTD
• Instansi Vertikal  BPN/Kantah, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS), dll
• Instansi Lainnya  BPS, Polsek dll
• Instansi penyedia Infrastruktur/BUMN  PLN, PDAM, Telkom, PGN, Perhutani,
terminal/stasiun/pelabuhan/bandara dll
• Instansi lain yang datanya dianggap penting untuk menyusun RDTR
4. Storage device/External harddisk yang mencukupi
5. Waktu efektif : Senin – Jumat : 08.00 – 14.00 waktu setempat
6. Koordinasi harian : Evaluasi hasil pengumpulan data dan tindak lanjut serta rencana
kerja esok hari
Contoh Data Sekunder

Data Deskriptif Data Grafis


Data Kuantitatif
3.B.4 Survey Data Primer
1. Gunakan check list data yang sudah dibuat sebelumnya
2. Rencana survey dan pembagian tugas personil pencarian data
3. Survey toponim : sarana-prasarana perkotaan/bangunan umum
4. Pengambilan foto/video drone: karakteristik wilayah, penggunaan lahan, kondisi prasarana
dan sarana, kondisi sosial ekonomi budaya masyarakat, permasalahan/issu, kualitas
lingkungan, tinggi bangunan, GSB, kerapatan bangunan dan lainnya
5. Kuesioner Jaring ASMARA/kuesioner/wawancara tokoh masyarakat/LSM, pemerhati, dll
6. Pengukuran : traffic counting, pengambilan sampel air (bila perlu) dll.

7. Waktu efektif : Senin – Jumat : 15.00 – 17.00/Sabtu-Minggu 08.00 -14.00 waktu setempat

8. Koordinasi Tim : Evaluasi hasil pengumpulan data dan tindak lanjut serta rencana
kerja esok hari
1. Data Sekunder (untuk RDTR) 2. Data Sekunder (untuk Peraturan Zonasi) :
a. data wilayah administrasi a. Jenis penggunaan lahan yang ada pada daerah
b. data Kependudukan yang bersangkutan;
b. data bidang pertanahan b. Jenis kegiatan pemanfaatan ruang;
c. data informasi kebencanaan c. Jenis dan intensitas kegiatan yang ada pada daerah yang
d. data kebijakan pembangunan daerah bersangkutan;
e. data fisiografis d. Identifikasi masalah dari masing-masing kegiatan
f. data kondisi fisik tanah e. serta kondisi fisik (tinggi bangunan dan lingkungannya);
g. data sosial budaya e. Kajian dampak kegiatan terhadap zona yang bersangkutan;
h. data penggunaan lahan eksisting f. Standar teknis dan administratif yang dapat dimanfaatkan
i. data penatagunaan lahan dari peraturan perundang-undangan nasional maupun daerah;
g. Peraturan perundang-undangan pemanfaatan lahan dan
bangunan, serta prasarana di daerah terkait.
j. data peruntukan ruang RTRW
k. data informasi perizinan pemanfaatan ruang eksisting
l. data persetujuan dan rekomendasi KKPR 3. Data Primer :
m. data ketersediaan prasarana dan sarana a. Aspirasi masyarakat (Jaring ASMARA)
n. data peluang ekonomi b. Kondisi pemanfaatan ruang
o. data kemampuan keunagan pembangunan daerah c. Kondisi kegiatan penggunaan lahan
p. data kelembagaan pembangunan daerah c. Kondisi sosial ekonomi budaya masyarakat
q. data RDTR yang bersebelahan d. Kondisi sarana dan prasarana perkotaan
r. data kawasan dan bangunan e. Kondisi tata bangunan (GSB, Ketinggian dsb.
s. data isu pembangunan yang berkelanjutan f. Kondisi lingkungan hidup
g. Pengukuran sampel (missal traffic counting
h. Pengambilan sampel : kualitas air dll
i. Lain-lain sesuai karakteristik WP
Contoh Data Primer

Data Traffic Counting

Data sampel kualitas air

Data Lokasi Sarana Perkotaan


3.C. FGD/Konsultasi Publik
1. Koordinasikan dan sepakati dengan Kepala Dinas/Kabid Tata Ruang tentang waktu & tempat
pelaksanaan FGD/Konsultasi Publik dengan agenda :
1. Pembahasan Laporan Pendahuluan Penyusunan RDTR………….
2. Penjaringan Isu Pembangunan Berkelanjutan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR……

2. Mengusulkan pihak2 yang harus diundang (Tim Supervisi pekerjaan, Tim Teknis Tata Ruang/
Forum Penataan Ruang, camat dan kades LSM, pemerhati lingkungan/pembangunan, tomas,
toga, ormas, pakar penataan ruang, akademisi, DPRD, dunia usaha organisasi wanita
perempuan, organisasi pemuda, PLN/Telkom/PDAM dan lainnya yang dianggap perlu).

3. Meyiapkan daftar Hadir peserta FGD/Konsultasi Publik


4. Menyiapkan notulensi dan rekaman suara (audio) saat pelaksanaan FGD/Konsultasi Publik

5. Dokumentasi Foto dan Video (bila perlu) selama pelaksaaan FGD/Konsultasi Publik

6. Menyiapkan draft Berita Acara (BA) pelaksanaan FGD/Konsultasi Publik


BAGIAN –II
4.Pengolahan data dan Analisis
5.Perumusan Konsep Rencana Tata Ruang
6.Penyusunan Peraturan Zonasi
4. PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS (M.711000.011.01)

A. Menyusun Outline Laporan Fakta dan Analisis


B. Unsur Laporan Fakta dan Analisis (Text, Tabel, Peta, Gambar, Foto)
C. Teknik Analisis
4.A. Menyusun Outline Laporan Fakta dan Analisis
1. Mengacu pada Permen ATR No. 11/2021 (Hal. 165-167, 214)
3.4 Kondisi Perekonomian
2. Outline Laporan Fakta dan Analisis (Contoh) 3.5 Kondisi Tata Guna Lahan/Tutupan Lahan
BAB I Pendahuluan 3.6 Kawasan berkarakter khusus
BAB II Tinjauan Kebijakan Regional 3.7 Perumahan dan Permukiman
• Kebijakan Nasional (yang ada di kabupaten terkait) 3.8 Izin Pemanfaatan Ruang
• Kebijakan provinsi (yang ada di kabupaten terkait) 3.9 Penguasaan dan Pemilikan Lahan
• Kebijakan kabupaten (di kecamatan terkait) 3.10 Intensitas Pemanfaatan Ruang
BAB III Profil Kawasan Perkotaan ……………… 3.11 Prasarana dan Sarana Perkotaan
3.1 Geografis dan Administrasi 3.12 Transportasi
3.2 Kondisi Fisik Dasar 3.13 Kelembagaan dan Keuangan Daerah
o Klimatologi 3.14 Tata Ruang Daerah yang berbatasan
o Topografi dan kemiringan
BAB IV Analisis Pengembangan Kawasan Perkotaan …
o Geologi
o Jenis tanah
Analisis Pengembangan RDTR
o Hidrogeologi 4.1 Analisis Struktur Internal WP
o Hidrologi 4.2 Analisis Sistem Penggunaan Lahan
o Kebencanaan 4.3 Analisis Kedudukan dan Peran WP
o Sumber daya alam 4.4 Analisis SDA, Fisik dan Lingkungan WP
3.3 Kondisi Kependudukan, Sosial Budaya 4.5 Analisis Kependudukan
BAB IV Analisis Pengembangan (lanjutan) ……………… BAB V Draft Rencana Detail Tata Ruang
4.6 Analisis Sosial Budaya 5.1 Konsep Tujuan Penataan WP
4.7 Analisis Ekonomi dan Sektor Unggulan 5.2 Konsep Rencana Struktur Ruang
4.8 Analisis Transpotasi 5.3 Konsep Rencana Pola Ruang
4.9 Analsis Sumber Daya Buatan (Prasarana-Sarana) 5.4 Konsep Peraturan Zonasi
4.10 Analisis Kelembagaan & Pembiayaan Pembangunan
Analisis Pengembangan Peraturan Zonasi
4.11 Analisis Kondisi Lingkungan Binaan
4.11 Analisis Karakteristik Peruntukan Zona
4.12 Analisis Jenis Kegiatan
4.13 Analisis Kesesuaian Kegiatan
4.14 Analisis Dampak Kegiatan
4.15 Analisis Pertumbuhan Penduduk
4.16 Analisis Gap Kualitas
4.17 Analisis karakter SpesifikZona
4.18 Analisis Ketentuan Standar Sektoral
4.19 Analsisi Kewenangan
4.B. Unsur Laporan Fakta dan Analisis

1. Text naratif-deskriptif

2. Tabel

3. Diagram/Chart (Optional)

4. Foto

5. Peta
4.C. Teknik Analisis

1. Analisis Kebijakan Pengembangan Regional Teknik Kaskade Kebijakan

Kawasan Andalan/
Level Kaitan
No. Struktur Ruang Pola Ruang Wilayah Sektor Strategis
Kebijakan ke WP
Pengembangan

1 RTRW Jekulo bukan PKN, bukan PKW Jekulo tidak terlihat Kabupaten Kudus bagian Pertaian, industri, Sangat kecil
Nasional Kawasan Andalan pertambangan, perikanan,
(PP No. Wanarakuti migas
13/2017)

2 RTRW Jekulo Bukan PKW dan PKL Jekulo sebagaimana Kab. Kab. Kudus bagian dari Pertanian, industri,
Provinsi Kudus pada umumnya Wilayah Pengembangan perdagangan dan jasa,
(Perda No. fungsinya Pertanian Wanarakuti perikanan,
16/2019) Pertambangan

3 RTRW Jekulo fungsinya PKLp Pertanian, Industri industri pelayanan


Kabupaten mendukung kawasan Permukiman perdesaan permukiman.
(Perda No. pengembangan industri dan
16/2012) pembangunan industri baru
serta pelayanan permukiman.
a. Teknik Skalogram Guttman

2. Analisis Struktur Internal WP

c Metode Intensitas pemanfaatan Ruang

b. Metode korelasi Lokasi Pusat Kegiatan dengan Jaringan Jalan


3. Analisis Sistem Penggunaan Lahan
b. Analisis Perkembangan Perubahan Penggunaan Lahan
 Komparasi data statistik
a. Teknik GIS komparasi simpangan pola ruang RTRW
 Komparasi citra satelit
dengan guna lahan akesisting
Perkembangan Perubahan Penggunaan Lahan
Tahun Y-10 Eksisting Perubahan
No. Guna Lahan Luas (Ha) Guna Lahan Luas (Ha) Luas (Ha) %/Tahun
Hutan
Pertanian
Perumahan
lainnya

• Cermati penggunaan lahan yang berubah dalam 2 kurun


waktu yang berbeda (10-5 tahun)
• Jenis perubahan (meningkat/menurun
• Jelaskan faktor yang mempengaruhi perubahan

Cermati perubahan luas kawasan lindung/hutan dan pertanian


permukiman dan industri
c. Analisis debit air larian (run off) berdasarkan d.analisis kedudukan dan keterkaitan sosial-budaya dan
penggunaan alahan eksisting demografi WP pada wilayah yang lebih luas

Q= C ×A ×I ×R
Teknik komparasi tingkat pertumbuhan penduduk
Q = debit (m3)
C = koefisien run off %
A = Area (Ha)
No. Wilayah T-5 T-4 T-3 T-2 T-1
I = intensitas hujan(ml)
R = Konstanta (0,278) 1 Kab/Kota
2 Kec. ...........

Cermati tingkat pertumbuhan penduduk


• Apakah tingkat pertumbuhan penduduk kecamatan
lebih tinggi/rendah dari tingkat pertumbuhan
Penduduk kabupaten
• Faktor apa yang mempengaruhi/penyebabnya?
• Apakah pertumbuhan penduduk yang lebih tinggi
mencerminakan perkembangan wilayah lebih tinggi
4. Analisis kedudukan budaya WP
dalam wilayah yang lebih luas

Perkembangan Industri di koridor Jalan


Kawasan Cagar Budaya
Arteri Primer Kudus-Pati

Yang harus dicermati :


Apakah penetapan kawasan Cagar Budaya Yang harus dicermati :
Sebagai potensi atau kendala pengembangan? Apakah kecamatan memiliki keunggulan
Komparatif bagi pengembangan industri
5. Analisis Sumber Daya Alam dan Fisik atau Lingkungan

a. Analisis Sumber Daya Air b. Analisis Daya Dukung Lahan Pertanian Pangan

𝑆≥𝐷

S = Supply (m3/tahun)
D= Demand (m3/tahun
Potensi air hujan =m3/tahun
Kebutuhan air domestik = 90 m3/orang/tahun
Kebutuhan air perkotaan = 20% kebtuhan air domestik
Kebutuhan air pertanian = 720.000 m3/Ha/tahun (2 x tanam)
Kebutuhan air industri = 1.296.000 m3/tahun

c. Analisis Kelerengan  Pengembangan peruntukan


• Permukiman : < 25%
• Industri : < 25 %
• Pertanian tanaman pangan (lahan basah : <8%
• Pertaniian lahan kering : < 15%
• Tanaman Semusim/Tahunan 15-40%
• Hutan/Lindung: > 40%
Permen PU No. 40/2007
d. Analisis kualitas air sungai e.Analisis Kualitas Udara Ambien

Lampiran VI PP No. 22/2021

Lampiran VII PP No. 22/2021


f. Analisis Kemampuan Lahan 6. Analisis Kependudukan

Teknik Superimpose Peta/GIS  Permen PU No. 20/2007 a. Analisis Proyeksi Jumlah Penduduk
1. Metode Geometrik Pt = Po (1+r) 𝑡
Dimana :
Pt = Jumlah penduduk tahun akhir proyeksi (jiwa)
Po = Jumlah penduduk tahun awal proyeksi (Jiwa)
r = tingkat pertumbuhan penduduk (%)
t = jangka waktu proyeksi

2. Metode Eksponensial Pt = Po𝑒 𝑟𝑛


Dimana :
Pt = Jumlah penduduk pada tahun n (jiwa)
Po = Jumlah penduduk pada tahun awal
r = angka pertumbuhan penduduk (%)
n = waktu dalam tahun (periode proyeksi)
e = angka eksponensial atau bilangan pokok sistem
logaritma natural (lon) yaitu 2,7182818

3. Metode Linear Pt = Po + cn atau Pt = Po (1 + rn)


Dimana :
Pt = Jumlah penduduk pada tahun n (jiwa)
Po = Jumlah penduduk pada tahun awal
c = Jumlah pertambahan penduduk konstan
r = angka pertumbuhan penduduk (%)
n = waktu dalam tahun (periode proyeksi)
7. Analisis Ekonomi dan Sektor Unggulan

a. Location Quotient

c. Kriteria Komoditas Unggulan


1. Menjadi tulang punggung
perekonomian
2. Forward linkage dan
backward linkage yang besar
b. Tipologi Klassen 3. Memiliki keunggulan
kompetitif
4. Memiliki keterkaitan dengan
daerah lain dalam bahan baku
dan pasar
5. Memiliki inovasi teknologi
6. Menyerap tenaga kerja berkualitas
7. Bertahan dalam jangka panjang
8. Tidak rentan terhadap gejolak internal dan eksternal
9. Dukungan berbagai phak
10. Keberlanjutan (Ambardi dan Socia, 2002)
d. Static Location Quotient (SLQ) dan Dynamic Location Quotient (DLQ)
8. Analisis Transportasi

a. Analisis Interaksi antar 2 kutub Metode Gravity Model b. Analisis Volume Lalu lIntas Metode Level of Service

Nilai Interaksi Antar Kota WPS 14

c. Analisis Pengembangan Jalan Metode Kerapatan Jalan


𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑗𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑑𝑖 𝑘𝑒𝑐𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 ∶ 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑤𝑖𝑙𝑎𝑦𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑐𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛𝑖
Kerapatan Jalan=
𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑗𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑑𝑖 𝑘𝑎𝑏𝑢𝑝𝑎𝑡𝑒𝑛 ∶ 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑤𝑖𝑙𝑎𝑦𝑎ℎ 𝑘𝑎𝑏𝑢𝑝𝑎𝑡𝑒𝑛

Kerapatan jalan < 1 berarti butuh pembangunan jalan baru


Keapratan jalan > 1 berarti tidak perlu pembangunan jalan baru
9. Analisis Sumber Daya Buatan

a. Analisis Proyeksi Kebutuhan Fasilitas Sosial dan Fasilitas Umum

SNI 03 1733 2004


b. Analisis Proyeksi Kebutuhan Lahan Perumahan e. Analisis Proyeksi Kebutuhan Air Bersih

c. Analisis Proyeksi Kebutuhan Daya Listrik f. Analisis Proyeksi Timbulan air Limbah

d. Analisis Proyeksi Kebutuhan Sambungan Telekomunikasi g. Analsis Proyeksi Timbulan Sampah


10. Analisis Kelembagaan dan Pembiayaan Pembangunan

Analisis Kelembagaan Penataan Ruang memuat deskripsi Analisis Pembiayaan Pembangunan memuat deskripsi tentang :
kualititatif tentang : 1. Perwujudan RDTR yang dibiayai oleh :
1. Perlunya pengendalian pemanfaatan ruang • Pemerintah Pusat
• Hal yang harus dikendalikan • Pemerintah Provinsi
• Penguatan tugas dan fungsi sub bid pengendalian • Pemerintah Kabupaten
2. Pelaksanaan rencana detail tata ruang 2. Perwujudan RDTR yang dibiayai oleh Swasta
• Perizinan berusaha dan non berusaha 3. Perwujudan RDT yang dibiayai oleh masyarakat
• KKPR 4. Insentif dan disinsentif
3. Penguatan personil pengendalian pemanfaatan ruang
• Peningkatan kompetensi ASN pengendalian
4. Penguatan peran masyarakat
• Pelibatan unsur masyarakat dalam FPR kabupaten
11. Analisis Lingkungan Binaan
a. Analisis Figure and Ground c. Analisis Ketersediaan RTH dan RTNH e. Analisis Vista Kawasan

Pola Kawasan : grid, angular, curvilinear, radial /concentric,


axial, dan organic

b. Analisis Aksesibilitas pejalan kaki/pesepeda d. Analisis Intensitas Bangunan f. Analisis Cagar Budaya
12. Analisis Karakteristik Peruntukan Zona 13. Jenis dan Karakteristik Kegiatan yang Saat Ini Berkembang
dan Mungkin Akan Berkembang di Masa Mendatang
a. Ketentuan Penggunaan Lahan :
 Rincian penggunaan lahan eksisting 1. Unduh Klasifikasi Baku Lapangan Usha Industri (KBLI) 2020
 Kualitas penggunaan lahan copas dari Permen ATR No 11/2021

b. Ketentuan Intensitas Pemanfaatan Ruang :


 Lihat Perda Bangunan Gedung atau
 Lihat KUPZ RTRW atau
 Peraturan tata bangunan yang diterapkan DPMPTSP

c. Ketentuan Tata Bangunan :


 Lihat Perda Bangunan Gedung atau
 Lihat KUPZ RTRW atau
 Peraturan tata bangunan yang diterapkan DPMPTSP

d. Ketentuan Khusus :
 Kawaan Cagar Budaya
 Kawasan Pertambangan Batuan
 Lahan Sawah Dilindungi (LSD) 2. Buat Matriks Kegiatan dan Penggunaan Lahan
 Ruang Bebas di bawah SUTET

3. Identifikasi kegiatan yang ada saat ini (eksisting) di WP


sampai digit ke-3
14. Kesesuaian Kegiatan terhadap Peruntukan/Zona/Sub Zona
15 Dampak Jenis Kegiatan terhdap Peruntukan Zona/Sub Zona

Dampak Kegiatan :
1. Fisik
2. Ekonomi
3. Sosiall
4. Kualitas Lingkungan
5. Transportasi
16. Pertumbuhan dan Pertambahan Penduduk Pada Suatu Zona

1. Identifikasi kepadatan penduduk eksisting tiap blok zona


perumahan
2. Komparasikan dengan tabel sub zona perumahan dalam
Permen ATR No. 11/2021
3. Dengan membandingkan dengan tabel klasifikasi
kepadatan. Apakah angka kepadatan blok perumahan
eksisting berada/mendekati batas atas atau batas bawah
4. Bila penduduk mendekati batas atas klasifikasi
kepadatan, kemungkinan besar di akhir periode
perencanaan, kepadatannya akan berubah menjadi
klasifikasi kepadatan di atasnya.
Bila kepadatan penduduk berada pada/mendekatai
batas bawah, kemungkinan tidak terjadi perubahan
klasifikasi kepadatan.
Contoh :
Kepadatan Penduduk eksisting di Blok I.C.7 = 39 jiwa/Ha  Klasifikasi Perumahan R4
Proyeksi kepadatan penduduk di Blok I.A.3 di akhir periode perencanan kemungkinan berubah menjadiKlasifikasi Perumahan R-3
Kepadatan Penduduk eksisting di Blok I.A.3 = 41 jiwa/Ha  Klasifikasi Perumahan R3
Proyeksi kepadatan penduduk di Blok I.A.3 di akhir periode perencanan adalah tetap sebagai Klasifikasi Perumahan R-3
17. Gap Antara Kualitas Peruntukan/Zona/Sub Zona yang Diharapkan dengan Kondisi yang Terjadi di Lapangan
18. Karakteristik Spesifik Lokasi Analisis karakteristik spesifik lokasi 19. Ketentuan dan Standar Setiap Sektor Terkait

Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 13 Tahun


2021 tentang Ruang Bebas dan Jarak Bebas Minimum Jaringan
Transmisi Tenaga Listrik dan Kompensasi Atas Tanah, Bangunan,
dan/atau Tanaman Yang Berada Di Bawah Ruang Bebas Jaringan
Transmisi Tenaga Listrik
Overlay Kawasan Cagar Budaya dengan Rencana Pola Ruang
20. Kewenangan dalam Perencanaan, Pemanfaatan Ruang, dan
Pengendalian Pemanfaatan Ruang

Analisis deskriptif mengenari :


1. OPD yang memiliki kewenangan dalam perencanaan tata ruang;
2. OPD yang memiliki kewenangan dalam pemanfaatan ruang; dan
3. OPD yang berwenang dalam pengendalian pemanfaatan ruang
5. PERUMUSAN KONSEP RENCANA TATA RUANG
(M.711000.022.01)
A. Visi Pengembangan
B. Konsep Pengembangan
C. Tujuan Penataan Ruang Kawasan
D. Rencana Struktur Ruang
E. Rencana Pola Ruang
F. Ketentuan Pemanfaatan Ruang
5.A. Visi Pengembangan

• Visi adalah rumusan umum yang diinginkan pada akhir periode perencanaan (UU
No. 25/2004).
• Visi dirumuskan dengan menjabarkan kebijakan yang bersifat lebih tinggi seperti :
• Kebijakan Pembangunan (RPJM Nasional atau RPJM Provinsi atau RPJM
Kabupaten/Kota
• Kebijakan Penetaan Ruang (RTRW Nasional atau RTRW Provinsi, atau RTRW
Kabupaten/Kota
• Visi dicapai dengan mempertimbangkan :
• Trend perkembangan yang berlangsung
• Skenario pengembangan
Skenario Pengembangan
Engine of growth ? (leading sector, sektor primer, sektor sekunder, sektor tersier)
 Hubungan dengan wilayah belakang (hinterland)?
 Peran kawasan dalam konteks perekonomian regional?
5.B. Konsep Pengembangan
Konsep Skematik Pengembangan Konsep Skematik Pengembangan
Kecamatan Bajenis Kota Tebingtinggi Kecamatan Ringinarum Kabupaten Kendal
5.C. Perumusan Tujuan Penataan Ruang
Tujuan penataan WP berfungsi:
a. sebagai acuan untuk penyusunan rencana pola ruang, penyusunan rencana struktur ruang, penyusunan ketentuan
pemanfaatan ruang, penyusunan peraturan zonasi; dan
b. untuk menjaga konsistensi dan keserasian pengembangan wilayah perencanaan dengan RTRW kabupaten/kota

Perumusan tujuan penataan WP didasarkan pada:


a. Arahan pencapaian sebagaimana ditetapkan dalam RTRW kabupaten/kota;
b. Isu strategis wilayah perencanaan, yang antara lain dapat berupa potensi, masalah, dan urgensi penanganan; dan
c. Karakteristik wilayah perencanaan.
d. Hasil Analisis secara komprehensif
e. Kebutuhan Pemerintah Daerah/Kepala Daerah

Tujuan penataan WP dirumuskan dengan mempertimbangkan:


a. Keseimbangan dan keserasian antarbagian dari wilayah kabupaten/kota;
b. Fungsi dan peran WP;
c. Potensi investasi;
d. Keunggulan dan daya saing WP;
e. Kondisi sosial dan lingkungan WP;
f. Peran dan aspirasi masyarakat dalam pembangunan; dan
g. Prinsip-prinsip yang merupakan penjabaran dari tujuan tersebut.
Tujuan Penataan Kawasan Perkotaan Jekulo Rencana struktur ruang dirumuskan dengan kriteria:
“Mewujudkan Kawasan Perkotaan Jekulo sebagai kawasan a. Memperhatikan rencana struktur ruang WP lainnya dalam
peruntukan industri didukung pertanian dan cagar budaya wilayah kabupaten/kota;
dengan pertimbangan daya dukung dan daya tampung b. Memperhatikan rencana struktur ruang kabupaten/kota
lingkungan secara berkelanjutan” sekitarnya yang berbatasan langsung dengan WP;
c. Menjamin keterpaduan dan prioritas pelaksanaan
pembangunan prasarana dan utilitas pada WP;
5.D. Rencana Struktur Ruang d. Mengakomodasi kebutuhan pelayanan prasarana dan
utilitas WP termasuk kebutuhan pergerakan manusia dan
Rencana struktur ruang berfungsi sebagai: barang; dan
a. Pembentuk sistem pusat pelayanan di dalam WP; e. Mempertimbangkan inovasi dan/atau rekayasa teknologi.
b. Dasar perletakan jaringan serta rencana pembangunan
prasarana dan utilitas dalam WP sesuai dengan fungsi Rencana Pengembangan Pusat Pelayanan
pelayanannya; dan 1) pusat pelayanan kota/kawasan perkotaan;
c. Dasar rencana sistem pergerakan dan aksesibilitas 2) sub pusat pelayanan kota/kawasan perkotaan; dan
lingkungan dalam RTBL dan rencana teknis sektoral. 3) pusat pelayanan lingkungan, berupa:
a) pusat lingkungan kecamatan;
Rencana struktur ruang dirumuskan berdasarkan: b) pusat lingkungan kelurahan/desa; dan/atau
a. Rencana struktur ruang yang termuat dalam RTRW c) pusat rukun warga.
Kabupaten/Kota;
b. Kebutuhan pelayanan dan pengembangan bagi WP; dan
c. Ketentuan peraturan perundang-undangan terkait
Rencana Pembagian SWP dan Blok Rencana Jaringan Transportasi

Rencana Pengembangan Pusat Pelayanan Rencana Jaringan Energi


Rencana Jaringan Telekomunikasi Rencana Jaringan Air Minum

Rencana Jaringan Sumber Daya Air Rencana Jaringan Air Limbah


Rencana Jaringan Persampahan Rencana Prasarana Lainnya

Rencana Jaringan Drainase Rencana Struktur Ruang


5.E. Rencana Pola Ruang Rencana Pola Ruang

Rencana pola ruang berfungsi sebagai:


a. Alokasi ruang untuk berbagai kegiatan sosial budaya, ekonomi,
serta kegiatan pelestarian fungsi lingkungan dalam WP;
b. Dasar penerbitan Konfirmasi Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan
Ruang;
c. Dasar penyusunan RTBL dan rencana teknis lainnya; dan
d. Dasar penyusunan rencana jaringan prasarana

Rencana pola ruang dirumuskan dengan kriteria:


a. Mengacu pada rencana pola ruang yang telah ditetapkan dalam
RTRW kabupaten/kota;
b. Mempertimbangkan daya dukung dan daya tampung lingkungan
hidup dan infrastruktur dalam WP; 5.E. Ketentuan Pemanfaatan Ruang
c. Memperkirakan kebutuhan ruang untuk pengembangan kegiatan
sosial ekonomi dan pelestarian fungsi lingkungan, khususnya Fungsi :
untuk kawasan perkotaan yang memiliki kegiatan yang berpotensi • Perwujudan Rencana Struktur Ruang
menimbulkan bangkitan yang cukup besar; • Perwujudan Rencana Pola Ruang
d. Mempertimbangkan ketersediaan ruang yang ada;
e. Memperhatikan rencana pola ruang bagian wilayah yang Unsur :
berbatasan; 1. Program
f. Memperhatikan mitigasi dan adaptasi bencana pada WP, termasuk 2. Lokasi
dampak perubahan iklim; dan
3. Sumber Pendanaan
g. Menyediakan RTH dan RTNH untuk menampung kegiatan sosial,
budaya, dan ekonomi masyarakat.
4. Instansi Pelaksana
5. Waktu dan Tahapan Pelaksanaan
6. MENYUSUN PERATURAN ZONASI

Muatan Peraturan Zonasi RDTR


A.Ketentuan Kegiatan dan Penggunaan lahan
B.Ketentuan Intensitas Pemanfaatan Ruang
C.Ketentuan Tata Bangunan
D.Ketentuan Prasarana dan Sarana Minimal

Tahapan Penyusunan Peraturan Zonasi


A. Mempersiapkan Referensi (M.711000.002.01)
B. Menganalisis Referensi (M.711000.003.01)
C. Merumuskan Peraturan Zonasi (M.711000.004.01)
D. Merumuskan Ketentuan Pelaksanaan (M.711000.005.01)
6.A Mempersiapkan Referensi (M.711000.002.01)

1. (Draft) Rencana Pola Ruang RDTR 1. Membuat Daftar Kegiatan


Skala 1 : 5.000 (KBLUI 5 digit) dalam
2. Perda/Perkada tentang bentuk excel
Bangunan Gedung (terkait 2. Membuat Daftar Zona/Sub
KDB,KLB, KDH, GSB, ketinggian Zona sesuai Rencana Pola
Bangunan) Ruang RDTR
3. Perda RTRW Kabupaten/Kota 
Ketentuan Umum Peraturan
Zonasi
4. Perka BPS Nomor 2 Tahun 2020 Membuat Matriks Kegiatan
tentang Klasifikasi Baku Lapangan dan Zona/Sub Zona
Usaha Indonesia
6.B Menganalisis Informasi yang relevan
dengan Penyusunan PZ (M.711000.003.01)

1. Quick assessment jenis tingkat dan dampak kegiatan digit 1 (sosial,


lingkungan hidup, dan lalu lintas)
2. Quick assessment daya dukung lahan dengan kegiatan digit 1 (tinggi/ sedang
/rendah)
3. Membuat draft rumusan penanganan dampak kegiatan
6.C Merumuskan Dokumen
Peraturan Zonasi (M.711000.004.01)
Membuat Tabel Kegiatan dan Penggunaan Lahan
6.C. Merumuskan Dokumen Peraturan Zonasi (M.711000.004.01)
1. Membuat Matriks Tabel Ketentuan Tabel Ketentuan Kegiatan dan Penggunaan Lahan Kawasan Perkotaan Jekulo
kegiatan dan Penggunaan Lahan.
2. Kolom : Jenis Zona/Sub Zona
3. Baris : Jenis Kegiatan (5 digit)
Klasifikasi Kegiatan .
• Kegiatan diizinkan (I)
• Kegiatan diiizinkan Terbatas (T)
• Kegiatan diizinkan Bersyarat (B)
• Kegiatan tidak diizinkan (X)
Kegiatan yang diizinkan (I) adalah
jenis kegiatan yang sesuai dengan
jenis zonanya

Kegiatan yang diizinkan terbatas (T)


Adalah kegiatan yang kurang sesuai
dengan jenis zonanya, karena
menimbulkan dampak tertentu
tingkat rendah
Kegiatan yang diizinkan bersyarat (B)
Adalah kegiatan yang kurang sesuai
dengan jenis zonanya, karena
menimbulkan dampak tertentu
tingkat rendah/sedang yang masih
dapat ditangani/direduksi Kegiatan yang dilarang (X) adalah kegiatan yang tidak sesui dengan zonanyamenimbulkan dampak
tingkat sedang/tinggi, penanganan dampaknya relatif sulit/mahal
6.B. Ketentuan Intensitas Pemanfaatan Ruang 6.C. Ketentuan Tata Bangunan
Tabel Ketentuan Tata Bangunan Kawaan Perkotaan Jekulo Tabel Ketentuan Tata bangunan Kawasan Perkotaan Jekulo

(RDTR Kawasan Perkotaan Jekulo)


6.D. Ketentuan Prasarana dan
Tabel Ketentuan Prasarana dan Sarana Minimal Kawasan Perkotaan Jekulo
Sarana Minimal

(RDTR Kawasan Perkotan Jekulo)


6.E. Teknik Pengaturan Zonasi (TPZ) dan Ketentuan Khusus (M.711000.005.01)
Teknik Pengaturan Zonasi (TPZ)
berfungsi untuk memberikan fleksibilitas dalam penerapan peraturan zonasi dasar serta
memberikan pilihan penanganan pada lokasi tertentu sesuai dengan karakteristik, tujuan
pengembangan, dan permasalahan yang dihadapi pada zona tertentu, sehingga sasaran
pengendalian pemanfaatan ruang dapat dicapai secara lebih efektif.
Hanya berlaku di blok dan zona tertentu
Jenis TPZ
1. Transfer Development Right 8. Zona Ambang
2. Bonus Zoning  Jembatan Lingkar Semanggi 9. Zona banjir
3. Conditional uses  10 TPZ Khusus
4. Zona Performa 11. Zona Pengendalian Pertumbuhan
5. Zona Fiskal  Kawasan Berikat Marunda 12. Zona Pelatihan Cagar Budaya
6. Zona Pemufakatan Pembangunan  lokasi TOD 13. TPZ Lainnya
7. Zona Pertampalan Aturan  Diisinsentif
Ketentuan Khusus
Ketentuan khusus adalah ketentuan yang mengatur pemanfaatan zona yang memiliki fungsi
khusus dan diberlakukan ketentuan khusus sesuai dengan karakteristik zona dan kegiatannya.

a) kawasan keselamatan operasi g) kawasan cagar budaya;


penerbangannya (KKOP); h) kawasan resapan air;
b) lahan pertanian pangan berkelanjutan (LP2B); i) kawasan sempadan;
c) kawasan rawan bencana; j) kawasan pertahanan dan keamanan
d) kawasan berorientasi transit (TOD); (hankam);
e) tempat evakuasi bencana (TES dan TEA); k) kawasan karst;
f) pusat penelitian (observatorium, peluncuran l) kawasan pertambangan mineral dan
roket, dan lain-lain); batubara;
m) kawasan migrasi satwa; dan
n) ruang dalam bumi.
Teknik Pengaturan Zonasi Ketentuan Khusus : Kawasan Perumahan di Zona Resapan Air

(RDTR Kecamatan Cilandak) (RDTR Kawasan Perkotaan Jekulo)


Biodata Pemateri
Nama : Hengki Atmadji
Kelahiran : Jakarta 18 Januari 1965
Telepon/WA : 0812-81844024
e-Mail : atmadjihengki@gmail.com
Pendidikan : Jurusan Teknik Planologi ITI (1994)
Magister Perencanaan Wilayah dan Kota UNPAK (2021)
Pelatihan : Penilaian Properti P1/P2 (2004) dan P3/P4 (2005)
Penyusunan Peraturan Zonasi (2009)
Penyusunan KLHS (2014)
Historic Urban Landscape Quick Scan (2022)
Pekerjaan : Konsultan Perencanaan (1988 - sekarang)
Asesor PWK (2015-Sekarang)
Anggota Forum Penataan Ruang Kota Depok (2022-Sekarang)
Organisasi : Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia (IAP)
Persatuan Insinyur Indonesia
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

Praktisi Mengajar

MATA KULIAH
PERENCANAAN KOTA
Kuliah-11 : Rencana Tata Ruang Wilayah Kota
10 Mei 2023

Ir. Hengki Atmadji, M.PWK IAP


Bahasan
Marketing is the study and management of exchange relationships. Marketing is the business process of creating relationships with and satisfying customers.

Tahapan Pengumpulan Pengolahan dan


Data dan Informasi 3 4 Analisis Data

Perumusan
Tahapan Persiapan 2 5 Konsepsi RTRW

Our
Review
Perencanaan Kota
1 Agenda 6
Penyusunan
Ranperda
1. Review : Pengertian Perencanaan Kota
Perencanaan kota berkaitan dengan pengembangan lahan terbuka ("situs greenfields") dan revitalisasi bagian kota yang ada,
sehingga melibatkan penetapan tujuan, pengumpulan dan analisis data, peramalan, desain, pemikiran strategis, dan
konsultasi publik. Semakin, teknologi sistem informasi geografis (GIS) telah digunakan untuk memetakan sistem perkotaan
yang ada dan untuk memproyeksikan konsekuensi dari perubahan. (https://www.britannica.com/topic/urban-planning).
Perencanaan Kota adalah profesi yang berhubungan dengan penggunaan lahan spasial yang mempengaruhi aspek fisik,
lingkungan, ekonomi dan sosial dari lingkungan perkotaan dan pedesaan. (https://worldurbanplanning.com/what-is-urban-
planning/)
Perencanaan kota adalah proses teknis dan politik yang berkaitan dengan kontrol penggunaan lahan dan desain lingkungan
perkotaan, termasuk jaringan transportasi, untuk membimbing dan memastikan pembangunan pemukiman dan masyarakat
yang tertib. (https://www.definitions.net/definition/urban+planning)
Studi atau profesi yang berhubungan dengan pertumbuhan dan fungsi kota dan kota, termasuk masalah lingkungan, zonasi,
infrastruktur, dll. (https://www.collinsdictionary.com/dictionary/english/urban-planning).
Secara teori, perencanaan kota adalah proses menguraikan solusi yang bertujuan baik untuk meningkatkan atau requalify
daerah perkotaan yang ada, serta untuk menciptakan urbanisasi baru di wilayah tertentu. Sebagai disiplin dan sebagai metode
tindakan, perencanaan kota berkaitan dengan proses produksi, penataan, dan alokasi ruang kota.
(https://www.archdaily.com/984049/what-is-urban-planning).
Perencanaan wilayah dan kota (regional and city planning) pada dasarnya adalah perencanaan yang ruang lingkupnya
dilakukan berdasarkan skala spasial dimana aktivitas perencanaan tersebut dilakukan (Kustiwan, 2014).
Perencanaan Tata Ruang adalah suatu proses untuk menentukan Struktur Ruang dan Pola Ruang yang meliputi penyusunan dan
penetapan Rencata Tata Ruang (PP No. 21 Tahun 2021).
Lingkup Perencanaan Kota
Terminologi yang sering digunakan untuk menjelaskan aktivitas perencanaan kota/perkotaan
sangatlah beragam: perencanaan tata ruang (spatial planning), perencanaan tata guna lahan
(land use planning), perencanaan fisik (physical planning). Namun intinya adalah menyangkut
ruang, sesuatu ada dimana, secara statis atau dinamis, melindungi kawasan dan tapak
tertentu, keterkaitan antara aktivitas-aktivitas yang berbeda dan jaringan dalam suatu
kawasan; serta interseksi dan simpul secara nyata yang secara fisik berlokasi bersama-sama
dalam suatu kawasan (UN-Habitat, 2009)
Sesungguhnya, perencanaan perkotaan menyangkut perencanaan lingkungan binaan (built
environment), lebih dari sekedar tatanan fisik yang merupakan bagian dari lingkungan binaan
tersebut. Ditinjau dari lingkupnya, secara rinci perencanaan perkotaan mencakup antara lain
perencanaan tata guna lahan, transportasi, sarana-prasarana, pengembangan ekonomi,
sosial, dan lingkungan (Kustiwan)
Perencanaan kota : Penyiapan dan antisipasi kondisi kota pada masa yang akan datang dengan
titik berat pada aspek spasial dan tata guna lahan yang dimaksudkan untuk mewujudkan
peningkatan kualitas lingkungan kehidupan dan penghidupan masyarakat kota mencapai
kesejahteraan (Kustiwan)
Tujuan Perencanaan Kota
Penyusunan rencana kota, yang
dimaksudkan untuk mewujudkan
peningkatan kualitas lingkungan kehidupan
dan penghidupan masyarakat kota dalam
mencapai kesejahteraan. Secara lebih rinci
tujuan perencanaan kota antara lain adalah:
1. Penyediaan fasilitas umum yang
memadai;
2. Penyediaan utilitas;
3. Penyediaan perumahan (lokasi,
distribusi, estetika); serta
4. Pengembangan sistem transportasi
kota (Hidayat, 2019)
Tenaga Ahli yang dibutuhkan untuk menyusun
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota
(1) Perencanaan Wilayah dan Kota
(2) sistem informasi geografis;
(3) ekonomi wilayah;
(4) infrastruktur;
(5) geologi/geofisika;
(6) transportasi;
(7) lingkungan;
(8) kebencanaan;
(9) kependudukan;
(10) sosial dan budaya;
(11) ilmu tanah;
(12) hukum; dan
(13) bidang keahlian lainnya sesuai karakteristik wilayah kota
(Permen ATR No. 11/2021)
Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam
perencanaan kota antara lain :

1. Merencanakan dari kondisi yang sudah ada (eksist) dengan berbagai kegiatan yang
kompleks.
2. Jumlah penduduk yang dinamis dengan kepadatannya ( inmigrasi,outmigrasi, mortal dan
natalitas)
3. Perkembangan Teknologi (smart dan IT, Light cities ), green cities, vertical building,
compact cities
4. Lahan dibutuhkan terbatas dan mahal.
5. Potensi dan karakteristik kegiatannya: non pertanian. Seperti Industri, perdagangan,
perbankan, jasa, pariwisata, dsb
6. Tatanan budaya–sosial masyarakatnya lebih dinamis, “mungkin individualsme”, sensitives
terhadap tekologi dan informasi luar
7. Sangat tergantung moda transportasi yang motorik, engine, listrik, yang relatif mahal
8. Tingkat polutan yang tinggi dan di Indonesia ada yang berada pada jalur “patahan/sesar“
(Djakapermana, 2019)
4. Hirarkhi Perencanaan Kota
Nama Cakupan Wilayah Perencanaan Skala

1. Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Batas administratif kota 1 : 25.000


(RTRW Kota) *

2. Rencana Detail Tata Ruang Penetapan Wilayah 1 : 5.000


(RDTR) dan Peraturan Zonasi (PZ) * Perencanaan dapat
mencakup wilayah
administrative maupun
fungsional.

3. Rencana Tata Bangunan dan Delineasi Kawasan Perencanaan 1 : 1.000


Lingkungan (RTBL) ** a. Administratif
b. Non administratif
c. Kesatuan karakteristik tematik
d. Sifat campuran
e. Jenis kawasan
*) PP No 21/2021
**) Permen PU No 6/PRT/M/2007
2. Tahap Persiapan
A.Mencermati Kerangka Acuan Kerja (KAK)/Term of References (ToR)
B.Membuat kerangka kerja dan jadwal pelaksanaan kerja
C. Mengumpulkan informasi (RTRW Provinsi terkait, Isu strategis,
contoh produk sejenis dll)
D. Membuat Kajian awal data sekunder hasil desk study
E. Membuat desain survey
F. Mencari kontak person di dinas terkait
G. Pemberitahuan kepada Publik  di media masa
G. Menyusun laporan pendahuluan dan bahan paparan
2.G. Membuat desain survey (M.711000.006.01)
1. Membuat checklist data (mengacu ke Permen ATR No. 11/2021 dan Permen ATR No. 14/2021
2. Menyiapkan kuesioner Jaring ASMARA, panduan wawancara
3. Menyiapkan peralatan survey (kamera, rekorder, drone, kuesioner, panduan wawancara, counting, GPS dll)
4. Menyiapkan alat keselamatan kerja lapangan yang mungkin diperlukan (APD) (M.711.000.001.01)
5. Menyusun durasi dan jadwal survey per hari/orang
6. Menyiapkan storage device external harddisk (bila perlu)
7. Meyiapkan personil yang akan bertugas
8. Menyiapkan peta isu permasalahan
9. Menyiapkan surat survey + Lampiran OPD dan kecamatan2
yang akan dikunjungi
3. Tahap Pengumpulan Data dan Informasi
Kaitan data-analisis-rencana

Data Analisis Rencana


3.B.3 Survey Data Sekunder
1. Gunakan check list data dan panduan wawancaara yang sudah dibuat sebelumnya
2. Rencana survey dan pembagian tugas personil pencarian data (orang-hari)
3. Instansi yang dikunjungi :
• OPD kabupaten/kota  dinas/badan/lembaga/kantor/UPTD
• Instansi Vertikal  BPN/Kantah, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS), dll
• Instansi Lainnya  BPS, Polsek dll
• Instansi penyedia Infrastruktur/BUMN  PLN, PDAM, Telkom, PGN, Perhutani,
terminal/stasiun/pelabuhan/bandara dll
• Instansi lain yang datanya dianggap penting untuk menyusun RDTR
4. Storage device/External harddisk yang mencukupi
5. Waktu efektif : Senin – Jumat : 08.00 – 14.00 waktu setempat
6. Koordinasi harian : Evaluasi hasil pengumpulan data dan tindak lanjut serta rencana
kerja esok hari
(DAS);
1. data dan informasi tentang sosial dan
9. peta klimatologi;
budaya keruangan 10. peta sumber air dan prasarana sumber daya air;
2. data dan informasi perekonomian wilayah 11. peta potensi pengembangan sumber daya air;
3. data dan informasi kondisi fisik lingkungan 12. peta pengaturan perairan pesisir;
4. data dan informasi tentang kebijakan 13. peta destinasi pariwisata di pusat maupun daerah;
14. peta lokasi bangunan bersejarah dan bernilai pusaka
pengelolan kota
budaya dari;
15. peta bahaya dan risiko bencana;
1. peta dasar merupakan peta Rupa Bumi Indonesia
16. peta kawasan terpapar dampak perubahan iklim;
(RBI);
17. peta kawasan objek vital nasional dan kepentingan
2. peta geomorfologi, peta topografi, serta peta
pertahanan dan keamanan;
kemampuan tanah;
18. peta jaringan infrastruktur jalan nasional dan
3. data citra satelit1 untuk memperbaharui peta dasar
provinsi;
dan peta tutupan lahan terkini
19. peta lokasi kawasan industri maupun kluster industri
4. peta kelautan sebagai informasi dasar terkait
kecil;
kedalaman laut (batimetri);
20. Peta Indikatif Tumpang Tindih IGT (PITTI);
5. peta batas wilayah administrasi kota yang
21. Peta Indikatif Penundaan Pemberian Izin Baru
mendapatkan konfirmasi dari Kementerian Dalam
(PIPPIB);
Negeri (tata batas);
22. peta sebaran lahan gambut (peatland);
6. peta kawasan konservasi alam
23. peta kawasan hutan;
7. peta bidang pertanahan;
24. peta kawasan lahan pertanian
Contoh Data Sekunder

Data Deskriptif Data Grafis


Data Kuantitatif
3.B.4 Survey Data Primer
1. Gunakan check list data yang sudah dibuat sebelumnya
2. Rencana survey dan pembagian tugas personil pencarian data
3. Survey toponim (optional): sarana-prasarana perkotaan/bangunan umum/penting skala kota
4. Pengambilan foto/video drone: karakteristik wilayah, penggunaan lahan, kondisi prasarana
dan sarana, kondisi sosial ekonomi budaya masyarakat, permasalahan/issu, kualitas
lingkungan, tinggi bangunan, GSB, kerapatan bangunan dan lainnya
5. Kuesioner Jaring ASMARA/kuesioner/wawancara tokoh masyarakat/LSM, pemerhati, dll
6. Pengukuran : traffic counting, pengambilan sampel air (bila perlu) dll.

7. Waktu efektif : Senin – Jumat : 15.00 – 17.00/Sabtu-Minggu 08.00 -14.00 waktu setempat

8. Koordinasi Tim : Evaluasi hasil pengumpulan data dan tindak lanjut serta rencana
kerja esok hari
Data primer, terdiri atas:
1) Data dan informasi dari aspirasi masyarakat, termasuk pelaku usaha
dan komunitas adat yang didapat melalui metode penyebaran
angket, forum diskusi publik, wawancara orang per orang, kotak
aduan, dan lainnya; serta
2) Data dan informasi terkait kondisi fisik dan sosial ekonomi wilayah
kota, jenis guna lahan/bangunan, intensitas ruang, maupun
infrastruktur perkotaan yang didapat melalui metode observasi
lapangan.
Contoh Data Primer

Data Traffic Counting

Data sampel kualitas air

Data Lokasi Sarana Perkotaan


3.C. FGD/Konsultasi Publik
1. Koordinasikan dan sepakati dengan Kepala Dinas/Kabid Tata Ruang tentang waktu & tempat
pelaksanaan FGD/Konsultasi Publik dengan agenda :
1. Pembahasan Laporan Pendahuluan Penyusunan RTRW Kota………….
2. Penjaringan Isu Pembangunan Berkelanjutan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RTRW Kota……

2. Mengusulkan pihak2 yang harus diundang (Tim Supervisi pekerjaan, Tim Teknis Tata Ruang/
Forum Penataan Ruang, camat dan kades LSM, pemerhati lingkungan/pembangunan, tomas,
toga, ormas, pakar penataan ruang, akademisi, DPRD, dunia usaha organisasi wanita
perempuan, organisasi pemuda, PLN/Telkom/PDAM dan lainnya yang dianggap perlu).

3. Meyiapkan daftar Hadir peserta FGD/Konsultasi Publik


4. Menyiapkan notulensi dan rekaman suara (audio) saat pelaksanaan FGD/Konsultasi Publik

5. Dokumentasi Foto dan Video (bila perlu) selama pelaksaaan FGD/Konsultasi Publik

6. Menyiapkan draft Berita Acara (BA) pelaksanaan FGD/Konsultasi Publik


4. Tahapan Pengolahan Data dan Analisis
1. analisis potensi dan permasalahan regional dan global;
2) analisis kebijakan spasial dan sektoral termasuk kebijakan pembangunan nasional yang
bersifat strategis;
3) analisis kedudukan dan peran kota dalam wilayah yang lebih luas
4) analisis fisik wilayah
5( analisis sosial kependudukan
6) analisis ekonomi wilayah
7) analisis transportasi dan sistem pergerakan
8) analisis sarana dan prasarana
9) analisis pertanahan
10) analisis sistem pusat pelayanan
11) analisis KLHS
12 analisis pengurangan risiko bencana
13) analisis rencana penatagunaan SDA
14) analisis pemanfaatan ruang
Hasil pengolahan dan analisis data, meliputi:
1) isu strategis pengembangan wilayah kota;
2) potensi dan masalah penataan ruang wilayah kota, termasuk kaitannya dengan wilayah
sekitarnya;
3) peluang dan tantangan penataan ruang wilayah kota, termasuk kaitannya dengan wilayah
sekitarnya;
4) bentuk pola dan kecenderungan pengembangan dan kesesuaian kebijakan pengembangan
kota;
5) perkiraan kebutuhan pengembangan wilayah kota yang meliputi pengembangan struktur
ruang, seperti sistem pusat pelayanan dan sistem prasarana, serta pengembangan pola
ruang yang sesuai dalam menyelesaikan permasalahan yang ada dengan menggunakan
potensi yang dimiliki, mengelola peluang yang ada, serta dapat mengantisipasi tantangan
pembangunan ke depan;
6) daya dukung dan daya tampung ruang kota;
7) distribusi penduduk perkotaan;
8) konektivitas antar pusat pelayanan; dan
9) disparitas pelayanan perkotaan, kluster ekonomi dan pusat pertumbuhan ekonomi.
Analisis Kebutuhan Pengembangan Pusat Pelayanan
Acuan : SNI 03 1733 2004
 Hitung proyeksi kebutuhan fasilitas tiap
jenjang pelayanan (PPK, SPPK, dan PL)
Hitung fasilitas eksisting
Hitung kebutuhan pembangunan baru
fasilitas
Analisis Kebutuhan Pengembangan Prasarana Kota

 Hitung proyeksi kebutuhan air minum


Hitung pelayanan saat ini
Delineasi wilayah yang kritis air bersih
Tentukan % proyeksi cakupan pelayanan air bersih
Analisis Kebutuhan Pengembangan Sub Kawasan Perumahan
- Hitung tambahan jumlah penduduk (proyeksi – eksisting)
- Konversi jumlah penduduk menjadi KK  asumsi 1 KK = 4 jiwa
- Hitung total kebutuhan luas rumah  asumsi 1 rumah = 90 m2
- Hitung luas kawasan permukiman  luas persil rumah : luas fasos/fasum = 60 : 40
Tabel
Perhitungan Kebutuhan Lahan Perumahan
Perkotaan Purbalingga
Jumlah Jumlah Jumlah Proyeksi Proyeksi Tambahan Tambahan Kebutuhan Luas tanah Luas
Penduduk KK Rumah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Rumah per unit Lingkungan
Eksisting Eksisting penduduk KK Penduduk KK rumah tapak Perumahan (m2)
59,975 14,994 13,598 148,686 37,172 88,711 22,177.75 22,178 1,995,997.50 3,326,662.50
Asumsi : 332.66 Ha
1 KK = 4 jiwa
Kebutuhan rumah : 1 KK = 1 unit rumah
Luas persil rumah tapak : 90 m2
Perbandingan luas persil rumah : fasos/fasum = 60 : 40

(RDTR Kawasan Perkotaan Purbalingga)


5. Tahapan Perumusan Konsepsi RTRW Kota
A. Penyusunan Konsep Rencana B. Rencana
Pemilihan Muatan
Konsep RTRW Kota

1 3 5

2 4

Penyusunan Perumusan Buku Materi


Alternatif Muatan Terpilih Teknis
Konsep menjadi’Materi
Rencana RTRW Kota
5.A. Perumusan Visi dan Skenario Pengembangan Kota
• Visi adalah rumusan umum yang diinginkan pada akhir periode perencanaan (UU
No. 25/2004).
• Visi dirumuskan dengan menjabarkan kebijakan yang bersifat lebih tinggi seperti :
• Kebijakan Pembangunan (RPJM Nasional atau RPJM Provinsi atau RPJM
Kabupaten/Kota
• Kebijakan Penetaan Ruang (RTRW Nasional atau RTRW Provinsi
• Visi dicapai dengan mempertimbangkan :
• Trend perkembangan yang berlangsung
• Skenario pengembangan

Skenario Pengembangan
Engine of growth ? (leading sector, sektor primer, sektor sekunder, sektor tersier)
 Hubungan dengan wilayah belakang (hinterland)?
 Peran kawasan dalam konteks perekonomian regional?
5.B. Konsep Pengembangan Spasial Kota
Gambarkan Skematik Konsep Pengembangan Konsep Skematik Pengembangan
Spasial Kota Kecamatan Bajenis Kota Tebingtinggi
 Pengembangan ekonomi kota harus
diwadahi dan dialokasikan dalam ruang
kota
 Sebaran Pusat Pelayanan kegiatan
 Kawasan-kawasan yang harus dilindungi
 Sistem jaringan pergerakan
5.C. Rencana Tata Ruang Wilayah Kota

Muatan Rencana Tata Rang Wilayah Kota

a) tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah kota;


b) rencana struktur ruang wilayah kota;
c) rencana pola ruang wilayah kota;
d) kawasan strategis wilayah kota;
e) arahan pemanfaatan ruang wilayah kota; dan
f) ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kota

(Permen ATR No. 11/2021)


5.C.1 Tujuan Kebijakan dan dan Strategi
5.C.2 Rencana Struktur Ruang
Tujuan Perencanaan Struktur Ruang Kota

1.Mempercepat pengembangan wilayah (kota)


2.Mengurangi disparitas wilayah (kota)
3.Mengintegrasikan struktur ruang wilayah yang lebih luas
4.Meningkatkan konektiitas inter/intra wilayah (kota)
5.Pemerataan jangkauan pusat pelayanan pusat
Kriteria Perumusan Rencana Struktur Ruang Kota

a. Berdasarkan strategi penataan ruang wilayah kota


b. Mempertimbangkan kebutuhan pengembangan dan pelayanan
dalam mendukung sosial ekonomi budaya
c. Mempertimbangkan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup
d. Mengacu rencana struktur RTRW Nasional dan RTRW Provinsi, serta
memperhatikan rencana struktur RTWR kabupaten/kota yang
berbatasan
e. Pusat pelayanan yang ditetapkan oleh pemerintah kota
f. Dapat ditransformasikan dalam penyusunan indikasi program jangka
menengah 5 tahunan
g. Mengacu pada peraturan perundang-undangan
(Permen ATR No. 11/2021)
Dasar Penyusunan Rencana Struktur Ruang

1 . Kondisi struktur ruang eksisting


2. Hasil analisis hirakhi pusat pelayanan
3. Kebutuhan pengembangan pemerintah daerah
4. Lainnya
Unsur Rencana Struktur Ruang Kota

a. Rencana Pengembangan Pusat Pelayanan kegiatan


• Pusat Pelayanan Kota (PPK)
• Sub Pusat Pelayanan Kota (SPPK)
• Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL)
b. Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Prasarana Skala 1:25.000)
• Sistem jaringan transportasi
• Sistem jaringan energi
• Sistem jaringan telekomunikasi
• Sistem jaringan sumber daya air
• Infrastruktur perkotaan

Sumber : Permen ATR No. 11/2021


Rencana Struktur Ruang Kota Semarang
Rencana Struktur Ruang Kota Depok
Rencana Sistem Pusat Pelayanan
Rencana Sistem Jaringan Energi
5.C.3 Rencana Pola Ruang

Tujuan Perencanaan Pola Ruang Kota


1.Mewadahi kegiatan ekonomi sosial budaya (kota)
2.Meningkatkan efisiensi pemanfaatan ruang (kota)
3.Meningkatkan kualitas ruang kota
4.Meningkatkan nilai ekonomi ruang kota
5.Menjaga ruang kota yang harus dilindungi
Kriteria Perumusan Rencana Pola Ruang Kota
a. Berdasarkan strategi penataan ruang wilayah kota
b. Mempertimbangkan alokasi ruang wilayah kota dalam
mendukung sosial ekonomi budaya
c. Mempertimbangkan daya dukung dan daya tampung lingkungan
hidup
d. Mengacu rencana pola ruang RTRW Nasional dan RTRW Provinsi,
serta memperhatikan rencana pola ruang RTRW kabupaten/kota
yang berbatasan
e. Dapat ditransformasikan dalam penyusunan indikasi program
jangka menengah 5 tahunan
f. Mengacu pada peraturan perundang-undangan
(Permen ATR No. 11/2021)
Dasar Pertimbangan Penyusunan Rencana Pola Ruang

1.Kondisi pola ruang eksisting


2.Hasil analisis kecenderungan perkembangan perubahan lahan
3.Kebutuhan pengembangan pemerintah daerah
4.Perizinan investasi swasta
5.Lainnya
Unsur Rencana Pola Ruang Kota
b. Kawasan Budidaya terdiri dari :
a. Rencana Kawasan Lindung terdiri dari • Badan jalan
• Badan air • Kawasan hutan produksi
• Kawasan yang memberikan • Kawasan perkebunan rakyat
perlindungan • Kawasan pertanian
• Kawasan perikanan
terhadap kawasan bawahannya
• Kawasan penggaraman
• Kawasan perlindungan setempat • Kawasan pertambangan dan energi
• Ruang terbuka hijau • Kawasan peruntukan industri
• Kawasan konservasi • Kawasan pariwisata
• Kawasan hutan adat • Kawasan permukiman
• Kawasan lindung geologi • Kawasan campuran
• Kawasan perdagangan dan jasa
• Kawasan cagar budaya
• Kawasan perkantoran
• Kawasan ekosistem mangrove • Kawasan transportasi
(Permen ATR No. 11/2021) • Kawasan pertahanan dan Keamanan
Rencana Pola Ruang Kota Semarang
Rencana Pola Ruang Kota Depok
Rencana Ruang Terbuka Hijau
5.C.4 Kawasan Strategis Kota
Defisini Kawasan Strategis Kota
Kawasan strategis kota merupakan bagian wilayah kota yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh
sangat penting dalam lingkup wilayah kota di bidang ekonomi, sosial budaya, sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi,
dan/atau lingkungan hidup. Delineasi kawasan strategis kota berbentuk poligon dan bersifat indikatif.

Nilai strategis kawasan strategis kota dirumuskan berdasarkan kriteria:


a. Mendukung tujuan penataan ruang wilayah kota;
b. Tidak bertentangan dengan kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah kota;
c. Berdasarkan nilai strategis dari aspek eksternalitas, akuntabilitas, dan efisiensi penanganan kawasan;
d. Kesepakatan masyarakat berdasarkan kebijakan terhadap tingkat kestrategisan kawasan yang akan ditetapkan di wilayah
kota;
e. Berdasarkan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup wilayah kota;
f. Memperhatikan faktor-faktor di dalam tatanan ruang wilayah kota yang memiliki kekhususan;
g. Menyebutkan dan memperhatikan kawasan strategis nasional yang ada di wilayah kota;
h. Dapat berhimpitan dengan kawasan strategis nasional, namun harus memiliki kepentingan/kekhususan yang berbeda serta
harus ada pembagian kewenangan antara pemerintah pusat, dan pemerintah daerah kabupaten/kota yang jelas;
i. Mempertimbangkan kapasitas fiskal daerah dan kemampuan pemerintah daerah kota untuk bekerja sama dengan badan
usaha dan/atau masyarakat;
j. Dapat merupakan kawasan yang memiliki nilai strategis lainnya yang sesuai dengan kepentingan pembangunan wilayah
kota; dan
k. Mengacu pada ketentuan peraturan perundang-undangan.
Kawasan Strategis Kota Semarang Kawasan Strategis Kota Depok
5.C.5 Arahan Pemanfaatan Ruang
Muatan :
a. Kode Program
b. Nama Program
c. Lokasi
d. Sumber Dana
e. Periode
Pelaksanaan
5.C.6. Ketentuan Pengendalian Pemanfaatan Ruang

Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kota meliputi:


a) ketentuan umum zonasi;
b) ketentuan insentif dan disinsentif;
c) arahan sanksi; dan
d) penilaian pelaksanaan pelaksanaan pemanfaatan ruang
6. Penyusuan Ranperda RTRW Kota

Prinsip :  merubah bahasa teknis ke dalam bahasa hukum

Format : Template

Penyusun :  Team Leader/PWK dan Ahli Hukum

Muatan :  Naskah akdemik Ranperda RTRW Kota


 Ranperda RTRW Kota
Batang Tubuh Perda terkait Batang Tubuh Perda terkait
Rencana Struktur Ruang Rencana Pola Ruang
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

Praktisi Mengajar

MATA KULIAH
PERENCANAAN KOTA
Kuliah-13 : Perkembangan Pendekatan
dan Paradigma Baru Perencanaan Kota
24 Mei 2023, 12.30-15.00 WIB

Ir. Hengki Atmadji, M.PWK IAP


Bahasan

Perkembangan
1 Pendekatan Perencanaan
Kota (Teori dan Praktek)

Paradigma Baru
2 Perencanaan Kota

3
I. PERKEMBANGAN PENDEKATAN PERENCANAAN KOTA (EROPA)

Soedwiwahjono, 2022)
Soedwiwahjono, 2022)
Sejarah Perencanaan Pembangunan Kota di Indonesia
1. Masa Hindu-Budha Pendekatan Kekuasan Politik (Kerajaan)
 Wilwatikta (Kec. Trowulan, Kab. Mojokerto)

Catuspatha dan Perempatan Agung

I Gusti Made Putra, 2005 Muhammad Agung Wahyudi, 2006


Tjahja Tribinuka, 2014
2. Masa Islam

A. Kosmologi Kota di Jawa


0. Dalem
1. Kompleks Kraton
2. Negara
3. Negara Agung
4. Mancanegara
B. Konsep Tata Ruang Kota di Jawa  catur gatra tunggal
Elemen Ruang Kota Jawa
1. Kraton melambangkan pusat pemerintahan
2. Alun-alun melambangkan interaksi kawulo-gusti
3. Mesjid melambangkan unsur religi
4. Pasar melambangkan unsur ekonomi sosial

Pendekatan Kekuasaan Politik Islam

Kota Indonesia sebelum kedatangan bangsa Eropa


Nadiah Aprilia, 2020
Pendekatan Politik kekuasaan Islam (lanjutan) Kotagede (Yogyakarta)

https://atmadjihengki.blogspot.com/2022/10/perencanaan-kota.html
Samarang 1741

Pendekatan Ekonomi Perdagangan


zaman VOC (1602-1799)

Batavia 1667
Ibukota Kabupaten Kendal
Pasar
Jalan Arteri Primer
mengarah Kiblat
Mesjid Agung Kendal

Penjara

Alun-alun

Kantor Bupati
Pendekatan Perbaikan Kualitas Permukiman Kota

Semarang (Nieuw Tjandi 1917) Jakarta (Nieuw Gondangdia dan Menteng 1910)

Medan (Djati Oeloe, Kp. Sekip, Padang Loemba, Sidodadi 1923) Malang (Burgenbuurt, Tjelaket, Eilandenbuurt, 1917)
Kotabaru Kebajoran (1948)

1948 2022
Rencana Induk DCI Djakarta 1965-1985
Pendekatan Ekonomi (Bisnis Properti) Bumi Serpong Damai (Kab. Tangerang) 1989

https://www.researchgate.net/figure/Land-Use-and-Development-Phase-Source-Townland-Final-Report
Kotabaru Parahyangan (Kab. Bandung Barat) 2002
PENDEKATAN PERENCANAAN KOTA SAAT INI

1. Rational Comprehensive Approach,


2. Disjointed Incremental Approach,
3. Mixscanning Approach,
4. Advocacy Planning,
5. Strategic Planning,

(Gamas)
• Rational Comprehensive Approach, dasar dalam pertimbangan –pertimbangan
analisisnya mencakup unsur/sub-sistem; dan masalah dilihat secara komprehensif,
tidak terpilah.
• Disjointed Incremental Approach, lebih mengutamakan unsur/sub-sistem tertentu
yang perlu diprioritaskan tanpa memperhatikan wawasan yang lebih luas dan tidak
perlu penelaahan dan evaluasi alternatif rencana secara menyeluruh.
• Mixscanning Approach, merupakan pendekatan perencanaan terpilah berdasarkan
pertimbangan menyeluruh, yang tetap mengacu garis kebijakan umum pada tingkat
yang lebih tinggi.
• Advocacy Planning, berpandangan bahwa suatu badan perencanaan tidak mungkin
untuk mewakili kebutuhan masyarakat yang beragam, sehingga perencanaan harus
memperjuangkan kepentingan-kepentingan berbagai kelompok masyarakat.
• Strategic Planning, memfokuskan pada tugas-tugas strategis yang jelas dan spesifik,
berbeda dengan tujuan yang luas dan tidak terfokus dari Comprehensive Planning,
dengan karakterisitk berorientasi tindakan, partisipatif, serta analisis terhadap
lingkungan internal dan eksternal.

(Puspa)
PENDEKATAN PERENCANAAN KOTA (PENGALAMAN PRAKTISI)
 Pendekatan Teknis Penyusunan Rencana 1. Pendekatan Perkembangan Perekonomian
Detail Tata Ruang Global dan Investasi
 Pendekatan Kebijakan Pengembangan 2. Pendekatan UU No. 11/2020 Cipta Kerja
Tata Ruang 3. Perkembangan Kawasan Industri Tenayan
4. Pendekatan Teknis Penyusunan Rencana Detail
 Pendekatan Rencana Pengembangan
Tata Ruang
Sektoral 5. Pendekatan Teknis Penyusunan Peraturan Zonasi
 Pendekatan Pengembangan fungsi 6. Pendekatan Kebijakan Pembangunan Daerah
perkotaan 7. Pendekatan Kebijakan Pengembangan Tata
 Pendekatan Keterkaitan Perizinan Ruang
Investasi 8. Pendekatan Proyek Strategis Nasional
 Pendekatan Pemangku Kepentingan 9. Pendekatan Rencana Pengembangan Sektoral
 Pendekatan Sosial Budaya 10.Pendekatan Pengembangan fungsi perkotaan
 Pendekatan Lingkungan Hidup 11.Pendekatan Pemangku Kepentingan
 Pendekatan Partisipasi Masyarakat 12.Pendekatan Sosial Budaya
 Pendekatan Kemitraan 13.Pendekatan Lingkungan Hidup
14.Pendekatan Peran Serta Masyarakat
Ustek RDTR Perkotaan Kabupaten Purbalingga 2019 Ustek RDTR Arahan Prioritas Nasional di Sekitar KI Tenayan 2021
II. PARADIGMA BARU DALAM PERENCANAAN KOTA
Paradigma mengakar pada “cara pandang” yang muncul dari “cara melihat” dan “cara
berfikir”. Cara melihat diartikan sekedar perabaan dari luar dan penggambaran sesuatu dan
melihat apakah hal tersebut merupakan suatu masalah atau potensi.

Paradigma merupakan falsafah atau dasar untuk memandang sesuatu, pada hal ini khususnya
dalam konteks Perencanaan Wilayah dan Kota. Jika cara pandang yang dipakai kurang baik
maka output yang dihasilkan akan kurang baik pula. “Ketika suatu hal terjadi, saya dapat
meraba dan mendeskripsikan persoalan dan fenomena tersebut dari akar-akarnya

Paradigma perencanaan kota adalah cara pandang atau Point of View seorang perencana
terhadap persoalan, fenomena dan potensi yang ada di sekitarnya, kemudian diturunkan
sebagai sebuah falsafah yang menjadi sebuah pegangan untuk ilmuwan-ilmuwan baru yang
akan melahirkan konsep-konsep dan cara pandang baru yang muncul dari pergulatan mereka.
(Luru)
Paradigma baru dalam perencanaan kota

1.Partisipasi Masyarakat
2.Koordinasi Horizontal dan Vertikal
3.Keberlanjutan
4.Kelayakan Finansial
5.Subsidiaritas
6.Interaksi Perencanaan Fisik dan Perencanaan Ekonomi

(Gamas)
Tangga Partisipasi Masyarakat (Arnstein)
Resilience City :
ketahanan perkotaan adalah sejauh mana kota dapat bertahan sebelum mereka
direorganisasi menjadi rangkaian struktur dan prosedur baru (HUDEC, 2017:19). Kota tangguh
adalah jaringan sistem fisik yang stabil dan komunitas manusia yang dapat mengelola ekstrim
acara; yaitu baik tubuh dan komunitas manusia dapat bertahan dan berfungsi di bawah
tekanan selamabencana (RUS, KILAR & KOREN, 2018:313).

Secara umum, ketahanan perkotaan berupaya menciptakan hubungan antar sistem


perkotaan; itu ingin memberdayakan subsektor perkotaan fisik dan sosial, dengan cara ini,
melindungi kota dari hal-hal yang tidak terduga kerusakan dan kota dapat bertahan hidup.
Sebuah kota tangguh mendefinisikan dengan kombinasi berbagai kemampuan seperti
pemerintahan kota, sistem fisik, ekonomi dan sosial; itu juga memiliki beberapa faktor lain
seperti kemungkinan belajar dari bahaya, persiapan sebelum kejadian, perencanaan untuk
ketidakpastian, resistensi, penangkapan, penggantian, dan pemulihan efek risiko secara tepat
waktu dan efisien.

(Tootoonchi et al, 2020)


Faktor yang mendasari pergeseran paradigma
1. Perkembangan kota sukar dikendalikan sehingga harus
direncanakan dan diakomodasikan
2. Pengambilan keputusan lebih banyak dilakukan oleh perorangan
atau organisasi.
3. Keterbatasan pemerintah dalam mempengaruhi sIstem kota
4. Keterbatasan sumber daya
5. Standar pelayanan sulit diterapkan
6. Proses perencanaan yang terus menerus dan berulang
7. Keterbatasan kemampuan teknis tenaga ahli dan kapasitas
manajemen
8. Keterbatasan institusi dalam pengawasan pembangunan
9. Kesadaran bahwa pendekatan incremental sering kali lebih penting
Beberapa unsur yang mempengaruhi perlunya paradigm baru
dalam perencanaan kota

1. Participation(Partisipasi)
2. Rule of law (Kerangka Hukum).
3. Transparancy (Transparansi)
4. Equality (Kesetaraan)
5. Responsiveness (Daya Tanggap)
6. Strategic Vision (Wawasan Ke Depan).
7. Accountabulity (Akuntabilitas)
8. Supervision (Pengawasan).
9. Efficiency and Effectiveness(Efektif dan Efisien).
10. Professionalism (Profesionalisme)
11 Consensus Orientation (Berorientasi pada konsensus)
(Puspa,
Elemen Paradigma Lama, Paradigma Baru,
Teori, Metode dan Konsep Teori, Metode dan Konsep
Prosedur Totaliter; Pengambilan keputusan dari Atas ke Pengambilan keputusan bebas (dari bawah ke atas);
Dasar; teknokratis; Asusila; Tidak mengamati Partisipatif; kolaboratif; Jaringan
keadilan; Birokratis; Mempertimbangkan pribadi kerja sama; Memiliki umpan balik dan efisiensi;
keuntungan; Menghindari partisipasi publik; Non Kesadaran masyarakat; Saling belajar; Kebetulan
kolaboratif; Tidak efektif; Sistem tertutup; TIDAK perencanaan; Menggunakan divergen dan konvergen
masukan; Cenderung estetika fisik; Masalah pemikiran; Evaluasi sebagai bagian utama dalam
lingkungan tidak penting; Desain dan rencana cetak pengambilan keputusan
biru; Definitif; Sosial dan aspek psikologis tidak pembuatan; Pragmatisme; Pemerintahan; Alam teori kritis
penting;Globalisasi menyediakan prosedur unsur paradigma baru.
Konten Modernisme/Postmodernisme; Tersebar luas Pemberdayaan manusia dan masyarakat; Kemandirian;
mobilitas; Pekat; Kota-kota besar; Tempat umum; Mempertimbangkan kembali hubungan sosial;
Sosialisasi; Mempercantik; Kepadatan tinggi; Redundansi; Promosi desentralisasi
Keaktifan tidak penting; Kapitalisme; Mal dan dan birokrasi; Perubahan peran kekuasaan; Panjang
megamall; Tempat parkir besar; Berbasis mobil prioritas jangka vs. jangka pendek; Skala kecil;
angkutan; Menggunakan bahan bakar fosil; Revisi gaya hidup; kegiatan praktis;
Kehancuran; Mengabaikan rencana tradisional; Sifat dari
Gaya hidup berbasis mobil; Komersialisasi dan teori resiliensi memberikan unsur isi
konsumerisme; Globalisasi paradigma baru ini.

(Tootoonchi et al, 2020)


Paradigma Baru Kota Masa Depan

1. Kota yang Kita Butuhkan inklusif secara sosial dan menarik


2. Kota yang Kita Butuhkan terjangkau, dapat diakses dan adil
3. Kota yang Kita Butuhkan adalah ekonomis bersemangat dan inklusif
4. Kota yang Kami Butuhkan adalah dikelola secara kolektif dan diatur secara demokratis
5. Kota Kami Butuh Pembina teritorial yang kohesif perkembangan
6. Kota yang Kita Butuhkan bersifat regeneratif dan ulet
7. Kota Kami Kebutuhan telah dibagikan identitas dan rasa Tempat
8. Kota yang Kita Butuhkan terencana dengan baik, dapat dilalui, dan ramah transit
9. Kota yang Kita Butuhkan aman, sehat dan mempromosikan kesejahteraan
10. Kota Kami Perlu belajar dan berinovasi

(UN Habitat, 2016)


Biodata Pemateri
Nama : Hengki Atmadji
Kelahiran : Jakarta 18 Januari 1965
Telepon/WA: 0812-81844024
e-Mail : atmadjihengki@gmail.com
Pendidikan : Jurusan Teknik Planologi ITI (1994)
Magister Perencanaan Wilayah dan Kota UNPAK (2021)
Pelatihan : Penilaian Properti P1/P2 (2003) dan P3/P4 (2004)
Penyusunan Peraturan Zonasi (2009)
Penyusunan KLHS (2014)
Historic Urban Landscape Quick Scan Depok Lama (2022)
Pekerjaan : Konsultan Perencanaan (1988 - sekarang)
Asesor PWK (2015-Sekarang)
Anggota Forum Penataan Ruang Kota Depok (2022-Sekarang)
Organisasi : Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia (IAP)
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

Praktisi Mengajar

MATA KULIAH
PERENCANAAN KOTA
Kuliah-14 : Permasalahan dan
Kebijakan perkotaan
29 Mei 2023, 19.30-21.30 WIB

Ir. Hengki Atmadji, M.PWK IAP


Topik Bahasan
Marketing is the study and management of exchange relationships. Marketing is the business process of creating relationships with and satisfying customers.

1
Permasalahan Perkotaan

2
Tantangan Kota Masa Depan

3
Kebijakan Pembangunan Perkotaan Nasional

4 Kaitan Permasalahan Perkotaan dan Rencana


Tata Ruang
Definisi Perkotaan
1. Perkotaan adalah bentuk wilayah dengan batas-batas tertentu yang
masyarakatnya mempunyai kegiatan utama di bidang industri, jasa,
perdagangan, atau bukan pertanian
2. Kawasan Perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan
pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman
Perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan,
pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.
3. Penyelenggaraan Pengelolaan Perkotaan adalah penyediaan, pengoperasian,
dan pemeliharaan layanan Perkotaan.

PP No. 59/2022
I. Permasalahan Perkotaaan (1)
1.Urbanisasi 1.Urbanisasi
2.Permukiman 2.Pengangguran
3.Lingkungan 3.Kemacetan Lalu Lintas
4.Transportasi 4.Limbah
Permasalahan Kota Medan
1.Urbanisasi
2.Kemiskinan
3.Kualitas Lingkungan Hidup
4.Keamanan dan Ketertiban
5.Kapasitas daerah
6.Pertumbuhan antar kota yang belum seimbang
7.Globalisasi
6. Permasalahan di Kota & Kawasan Perkotaan
1. Kemiskinan 3. Perkembangan tidak terkendali 5. Urbanisasi

2. Penyediaan Perumahan 4. Degradasi kualitas lingkungan 6. Kemacetan


II. Tantangan Kota Masa Depan
(SDGs)

1. Tanpa kemiskinan (No Poverty)


2. Tanpa kelaparan (Zero Hunger)
3. Kehidupan sehat dan sejahtera (Good Health and Well Being)
4. Pendidikan berkualitas (Quality Education)
5. Kesetaraan gender (Gender Equality)
6. Air bersih dan sanitasi layak (Clean Water and Sanitation)
7. Enenji bersih dan terjangka (Affordable and Clean Energy)
8. Pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi (Decent Work and Economy Growth)
9. Industri, inovasi dan infrastruktur (Industry, Inovations, and Infrastructure)
10. Berkurangnya kesenjangan (Reduce Inequality)
11. Kota dan komunitas berkelanjutan (Sustainable Cities and Communities)
12. Konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab (Responsible Consumption and Production)
13. Penanganan perubahan iklim (Climate Action)
14. Ekosistem laut (Life Below Water)
15. Ekosistem darat (Life On Land)
16. Perdamaian, keadilan, dan kelembagaan yang tangguh (Peace, Justice, and Strong Institution)
17. Kemitraan untuk mencapai tujuan (Partnership for The Goals)
III Kebijakan Pembangunan Perkotaan di Indonesia

(PU, 2011)
IV. Kaitan Permasalahan Kota dan Rencana Tata Ruang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota
1. Tujuan, Kebijakan dan Strategi

2. Rencana Struktur Ruang

Permasalahan 3. Rencana Pola Ruang


4. Kawasan Strategis Kota
Kota
5. Arahan Pemanfaatan Ruang

6. Ketentuan Pengendalian
Pemanfaatan Ruang
Biodata Pemateri
Nama : Hengki Atmadji
Kelahiran : Jakarta 18 Januari 1965
Telepon/WA: 0812-81844024
e-Mail : atmadjihengki@gmail.com
Pendidikan : Jurusan Teknik Planologi ITI (1994)
Magister Perencanaan Wilayah dan Kota UNPAK (2021)
Pelatihan : Penilaian Properti P1/P2 (2003) dan P3/P4 (2004)
Penyusunan Peraturan Zonasi (2009)
Penyusunan KLHS (2014)
Historic Urban Landscape Quick Scan Depok Lama (2022)
Pekerjaan : Konsultan Perencanaan (1988 - sekarang)
Asesor PWK (2015-Sekarang)
Anggota Forum Penataan Ruang Kota Depok (2022-Sekarang)
Organisasi : Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia (IAP)
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

MATA KULIAH
ETIKA PROFESI (TWK 4750)
Kuliah-15 : Perencanaan,
Kompetensi dan Etika Perencana Indonesia
24 Mei 2023 11.00-13.00 WIT

Dosen Tamu :
Ir. Hengki Atmadji, M.PWK IAP
Topik

1 Perencanaan Wilayah dan Kota

Today’s 2
Kompetensi Perencana Tata
Topics Ruang Wilayah dan Kota

4
Kode Etik Perencana Indonesia
1. PENGERTIAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
Perencanaan wilayah dan kota adalah gagasan yang mencakup seluruh rangkaian
kegiatan sosial bertujuan untuk mengantisipasi, mewakili dan mengatur
perkembangan suatu kota atau daerah. Dengan demikian mengartikulasikan kegiatan
intelektual studi dan prospektif, sosial dan ekonomi peramalan dengan kegiatan yang
lebih konkrit seperti pemrograman infrastruktur, pencadangan lahan dan pengaturan
penggunaan lahan (Pinson, 2007).

Perencanaan wilayah dan kota adalah proses dimana masyarakat mencoba untuk
mengontrol dan/atau merancang perubahan dan pembangunan di lingkungan fisik
mereka. Ini telah dipraktikkan dengan banyak nama: perencanaan kota, perencanaan
kota, perencanaan komunitas, perencanaan penggunaan lahan, dan perencanaan
lingkungan fisik. Objek perencanaan adalah "lingkungan fisik", yang berarti tanah dan
semua kegunaannya, bersama dengan segala sesuatu yang memiliki keberadaan nyata
di atas atau di bawah permukaan tanah (Simmins, 2011)
Perencanaan wilayah dan kota adalah praktik desain ruang yang membatasi intervensi di
kawasan alami untuk memastikan keseimbangan antara pertumbuhan populasi,
perumahan, dan lapangan kerja di kawasan pemukiman. Ini termasuk desain ruang yang
memungkinkan makhluk hidup untuk hidup sambil merencanakan intervensi untuk
memastikan kesesuaian dengan ekologi, geologi, iklim, dan struktur tanah karena
intervensi di alam harus seimbang (Ergen, 2018).

Perencanaan kota dan wilayah adalah untuk menciptakan lingkungan binaan dan alami
yang berkelanjutan yang memperkaya masyarakat melalui kepemimpinan, kreativitas
kewirausahaan, tanggung jawab sosial dan perencanaan dan kebijakan yang ramah
lingkungan (MSU)
Perencanaan Wilayah dan Kota adalah seni dan ilmu mengatur pembangunan penggunaan
lahan untuk keuntungan sosial, ekonomi dan politik penduduk. Ini berkaitan dengan
perumusan, implementasi desain dan pemantauan kebijakan pembangunan melalui
perencanaan tata ruang di tingkat lokal, regional dan nasional. Perencanaan Wilayah dan
Kota ditawarkan sebagai disiplin berbasis luas yang, membutuhkan banyak masukan dari
bidang lain, terutama ilmu sosial (Olajuyigbe)
Perencanaan Wilayah dan Kota ialah perencanaan tata ruang kota yang meliputi segenap
sisi kehidupan masyarakat. Pendekatan yang biasa dilakukan dalam perencanaan kota
adalah mewujudkan gambaran pola lingkungan fisik yang ada serta kaitan ruang kota
dengan fungsinya yang saling berhubungan. Pelaksanaan perencanaan kota ini bisa men-
support pembangunan berkelanjutan dalam aspek sosial, ekonomi, serta lingkungan hidup
(Wikipedia)

Perencanaan kota dan wilayah dapat didefinisikan sebagai proses pengambilan keputusan
untuk mewujudkan tujuan-tujuan ekonomi, sosial, budaya dan lingkungan hidup melalui
pengembangan visi tata ruang, strategi dan rencana, dan penerapan seperangkat prinsip-
prinsip kebijakan, alat-alat, mekanisme partisipatif kelembagaan, dan prosedur
pengaturan (UN Habitat)

Perencanaan wilayah dan kota pada dasarnya adalah perencanaan yang ruang lingkupnya
diilakukan berdasarkan skala spasial dimana aktivitas perencanaan tersebut dilakukan
(Kustiwan, 2014)
1.B. Tujuan Perencanaan

1. Perencanaan adalah jalan atau cara untuk mengantifikasi dan merekam perubahan (a way
to anticipate and offset change).
2. Perencanaan memberikan pengarahan (direction) kepada administrator-administrator
maupun non-administrator.
3. Perencanaan juga dapat menghindari atau setidak-tidaknya memperkecil tumpang-tindih
dan pemborosan (wasteful) pelaksanaan aktivitas-aktivitas.
4. Perencanaan menetapkan tujuan-tujuan dan standar-standar yang akan digunakan untuk
memudahkan pengawasan.

(Silalahi dalam Taufiqurokhman)


Tujuan Perencanaan-1 (Sektor Publik)
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional bertujuan untuk:
1. mendukung koordinasi antarpelaku pembangunan;
2. menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antardaerah,
antarruang, antarwaktu, antarfungsi pemerintah maupun antara Pusat dan Daerah;
3. menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan, dan pengawasan;
4. mengoptimalkan partisipasi masyarakat; dan
5. menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan,
dan berkelanjutan.

(UU No. 25/2004)


2.D. Tujuan Perencanaan Wilayah dan Kota
Penyusunan rencana wilayah dan kota, yang
dimaksudkan untuk mewujudkan
peningkatan kualitas lingkungan kehidupan
dan penghidupan masyarakat wilayah dan
kota dalam mencapai kesejahteraan. Secara
lebih rinci tujuan perencanaan wilayah dan
kota antara lain adalah:
1. Penyediaan prasarana dan fasilitas
umum wilaah dan kotayang
memadai;
2. Penyediaan utilitas;
3. Penyediaan perumahan (lokasi,
distribusi, estetika); serta
4. Pengembangan sistem transportasi
kota (Hidayat, 2019)
2.F. Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam
perencanaan wilayah dan kota antara lain :

1. Merencanakan dari kondisi yang sudah ada (eksist) dengan berbagai kegiatan yang
kompleks.
2. Jumlah penduduk yang dinamis dengan kepadatannya ( inmigrasi,outmigrasi, mortal dan
natalitas)
3. Perkembangan Teknologi (smart dan IT, Light cities ), green cities, vertical building,
compact cities
4. Lahan dibutuhkan terbatas dan mahal. Kebutuhan lahan semakin meningkat
5. Potensi dan karakteristik kegiatannya: non pertanian. Seperti Industri, perdagangan,
perbankan, jasa, pariwisata, dsb
6. Tatanan budaya–sosial masyarakatnya lebih dinamis, “mungkin individualsme”, sensitives
terhadap tekologi dan informasi luar
7. Sangat tergantung moda transportasi yang motorik, engine, listrik, yang relatif mahal
8. Tingkat polutan yang tinggi dan di Indonesia ada yang berada pada jalur “patahan/sesar“
(Djakapermana, 2019)
1.C. Fungsi Perencanaan
1. Perencanaan sebagai Pengarah
Perencanaan merupakan upaya untuk meraih atau mendapatkan sesuatu secara lebih terkoordinasi. Dalam hal
ini perencanaan adalah sebagai pengarah atau guide dalam usaha untuk mencapai tujuan secara lebih
terkoordinasi dan terarah.

2. Perencanaan sebagai Minimalisasi Ketidakpastian


Pada dasarnya di dunia ini tidak ada yang tidak mengalami perubahan. Perubahan-perubahan yang terjadi
membawa ketidakpastian bagi organisasi.

3. Perencanaan sebagai Minimalisasi Pemborosan Sumber Daya


Setiap organisasi pasti membutuhkan sumber daya. Dengan adanya perencanaan, sebuah organisasi pada awal-
awal sudah melakukan perencanaan mengenai penggunaan sumber daya sehingga diharapkan tidak terjadi
pemborosan dalam hal penggunaan sumber daya yang ada

4. Perencanaan sebagai Penetapan Standar dalam Pengawasan Kualitas


Perencanaan berfungsi sebagai penetapan standar dalam pengawasan kualitas yang harus dicapai oleh organisasi
dan diawasi pelaksanaannya dalam fungsi pengawasan manajemen.

(Robbins dan Coulter dalam Taufiqurokhman)


1.D. Kebutuhan Perencanaan
Perencanaan dipandang sebagai alat atau cara untuk mencapai tujuan dengan lebih baik,
karena :
1. Dengan adanya perencanaan diharapkan terdapat suatu pengarahan kegiatan, adanya
pedoman bagi pelaksanaan kegiatan yang ditujukan pada pencapaian tujuan terentu;
2. Dengan perencanaan maka dilakukan suatu perkiraan (forecasting) terhadap hal-hal yang
dalam masa pelaksanaan akan dilalui.
3. Perencanaan memberikan kesempatan untuk memilih berbagai alternatif tentang cara
yang terbaik (the best alternative) atau kesempatan untuk memilih kombinasi cara yang
terbaik (the best combination).
4. Dengan perencanaan dilakukan penyusunan skala prioritas, yakni memilih urut-urutan
dari segi pentingnya suatu tujuan, sasaran maupun tindakan yang akan dilaksanakan.
5. Dengan adanya rencana maka akan ada suatu alat pengukur atau standar untuk
melakukan penilaian atau evaluasi.

(Tjokroamidjojo, 1994)
1.E. Perlunya Perencanaan Pembangunan

1. Mekanisme pasar belum berjalan sempurna


 diperlukan campur tangan pemerintah yang dilakukan secara terencana

2. Adanya ketidakpastian masa datang


 perlu antisipasi kemungkinan situasi terburuk

3. Untuk memberikan arahan dan koordinasi yang lebih baik pada pelaku
pembangunan
 untuk mewujudkan pembanguan yang terpadu, sinergi dan saling
menunjang.
(Sjafrizal, 2007)
1.F. Pendekatan Perencanaan-1 (Sektor Publik)
1. Pendekatan Politik
Proses penyusunan rencana, pembangunan didasarkan atas penjabaran visi dan misi dan program kepala daerah
yang bersangkutan dan bersifat indikatif.
2. Pendekatan Teknokrat
Perencanaan dilaksanakan dengan menggunakan metode dan kerangka berpikir ilmiah oleh lembaga atau satuan
kerja yang secara fungsional bertugas untuk itu. Melibatkan-mengakomodasi keilmiahan dan perkembangan
teknologi .
3. Pendekatan Partisipatif
Seluruh lapisan masyarakat ikut dalam merencakan proses pembangunan :Partisipasi masyarakat adalah
keikutsertaan untuk mengakomodasi kepentingan mereka dalam proses penyusunan rencana pembangunan.
4. Pendekatan Top - Down
Pendekatan dgn inisiatif dari organisasi/ unit/ lembaga ATAS yg ditindaklanjuti (diterjemahkan) ke BAWAH.Sifat-
sifat :Substansi dr pusat ke daerah ke daerah yang lebih mikro lagi.
5. Pendekatan Bottom - Up
Pendekatan dengan inisiatif dari lembaga/ organisasi Bawah yang ditindaklanjuti –diterjemahkan ke Atas.Sifat-sifat
:Substansi dari daerah mikro ke daerah yang lebih luas (ke pusat).
(Iwan Setiabudi)
(Achmad Djunaedi, 2018)
(Achmad Djunaedi, 2018)
1.H. Ruang Lingkup Dan Jangka Waktu Perencanaan

A. Ruang Lingkup Perencanaan (Sjafrizal, 2007)


1. Perencanaan Makro
2. Perencanaan Sektoral
3. Perencanaan Wilayah (Regional)
4. Perencaanaan Proyek (Kegiatan)

B. Jangka Waktu Perencanaan (Mudrajad Kuncoro, 2018)

1. Rencana Jangka Panjang (20 tahunan)


2. Rencana Jangka Menengah (5 tahunan)
3. Rencana Jangka Pendek ( 1 tahunan)
1.I. Unsur Dasar Perencanan
Berdasarkan berbagai definisi perencanaan, setidaknya ada 4 unsur dasar dalam perencanaan,
yakni :
1. Merencanakan berarti memilih; artinya, perencanaan merupakan proses memilih di antara
berbagai kegiatan yang diinginkan, karena tidak semua yang diinginkan itu dapat dilakukan
dan dicapai dalam waktu yang bersamaan.
2. Perencanaan merupakan alat pengalokasian sumber daya. Penggunaan istilah sumber daya
menunjukkan segala sesuatu yang dianggap berguna dalam pencapaian suatu tujuan
tertentu. Sumber daya mencakup sumber daya manusia; sumber daya alam (tanah, air, hasil
tambang, dan sebagainya); sumber daya buatan.
3. Perencanaan merupakan alat untuk mencapai tujuan. Konsep perencanaan sebagai alat
pencapaian tujuan muncul berkenaan dengan sifat dan proses penetapan tujuan.
4. Perencanaan mengacu ke masa depan. Salah satu unsur penting dalam perencanaan
adalah unsur waktu. Tujuan perencanaan dirancang untuk dicapai pada masa yang akan
datang.
(Conyer & Hill dalam Kustiwan)
I.J. Karakteristik Perencanaan
1. Mengarah ke pencapaian tujuan
Dalam hal ini merencana berarti berpikir tentang situasi aktual dengan cara yang belum
pernah ada; dengan cara yang kurang lazim; innovation.
2. Mengarah ke perubahan
Perencanaan pada dasarnya menghasilkan serangkaian tindakan yang akan dilakukan. Fokus
perencanaan adalah pada organisasi/kelompok yang selalu berubah.
3. Pernyataan Pilihan
Perencanaan merupakan serangkaian tindakan memilih strategi, kebijakan atau program
yang akan dilaksanakan. Hal yang sangat penting bagi pembuatan keputusan yang
menyangkut kepentingan umum
4. Rasionalitas
Rasionalitas menjadi pola pikir penting dalam perencanaan. Secara sederhana dalam
pengertian rasionalitas ini tercakup kriteria efisiensi, optimalisasi, sintesis
5. Tindakan kolektif sebagai dasar
menuntut keterbukaan untuk membangkitkan partisipasi, sulit ditutup dari interaksi dengan
sektor lain, serta sangat dibutuhkan kebersamaan (Kustiwan)
1.K. Jenis Perencanaan (Sektor Publik)
1. Economic Planning;
Memperbaiki proses perkembangan ekonomi; peningkatan produksi nasional (GDP,GRDP) perbaikan
struktur ekonomi/ keterkaitan antar sektor,

2. Physical Planning;
Menyusun land use, sistem infrastruktur, utilities (banyak dilakukan dalam pemb. kota)

3. Alocative;
Lebih bersifat kordinasi/menghindari konflik untuk efesiensi system , hal ini sering disebut sebagai
regulatory planning

4. Innovatif:
Bukan hanya untuk efisiensi tapi lebih pada improving/pengembangan sistem dan memperkenalkan
pendekatan baru
Catatan:Economic dan physical plan sering overlap, demikian juga allocatif dan innovative, planning Urban dan Regional
Planning mencakup unsur 1, 2, 3, dan 4.

(Pasaribu dalam Djakapermana, 2019)


1.M. Tahapan Proses Perencanaan Secara Umum

1. Identifikasi kondisi yg ada (existing condition)


2. Perkiraan kecenderungan (trend) yang ada
3. Perumusan goals dan objectives
4. Identifikasi masalah/problems
5. perkiraan potensi/kemampuan dan hambatan/kelemahan
6. Menyusun dan menilai/evaluasi alternatif2 action/tindakan
7. Menyusun Rencana: meliputi kebijakan,strategi dan rencana
tindak.

(Pasaribu dalam Djakapermana, 2019)


Kaitan data-analisis-rencana

Data Analisis Rencana


Siklus Perencanaan
Tahapan Penyusunan Rencana Tata Ruang (Umum)

Penyusunan
Rancangan
Pengolahan Peraturan
Persiapan Data dan Rencana
Informasi Tata Ruang

1 2 3 4 5

Pengumpulan Penyusunan
Data dan Konsepsi
Informasi Rencana
Tata Ruang

(Permen ATR No. 11/2021)


Hirarkhi Rencana Tata Ruang di Indonesia
Rencana Umum Rencana Rinci
RTRW Nasional
Skala 1 : 1.000.000 RTR P. Papua RTR KPN di P. Papua
(PP) Skala 1: 250.000 Skala 1: 250.000
(Nasional) (Perpres No. 57/2013) (Perpres No. 32/2015)

RTRW Provinsi Papua


Skala 1 : 250.000
(Perda Provinsi) RTR PKSN Jayapura
Skala
Daerah (Provinsi) (Perpres No.118/2022)

RTRW RTRW
Kab. Merauke Kota Jayapura
Skala 1 : 50.000 Skala 1 : 25.000 RDTR Perkotaan Merauke
(Perda Kab.) (Perda Kota) Skala 1 : 5.000
(Perkada)
Daerah (Kabupaten/Kota) (UU No. 26/2007)
Hirarkhi Perencanaan Kota
Nama Cakupan Wilayah Perencanaan Skala

1. Rencana Tata Ruang Wilayah Kota


Batas administratif kota 1 : 25.000
(RTRW Kota) *

Penetapan Wilayah
2. Rencana Detail Tata Ruang Perencanaan dapat
(RDTR) dan Peraturan Zonasi (PZ) * mencakup wilayah 1 : 5.000
administratif maupun
fungsional.

Delineasi Kawasan Perencanaan


a. Administratif
3. Rencana Tata Bangunan dan b. Non administratif 1 : 1.000
Lingkungan (RTBL) ** c. Kesatuan karakteristik tematik
d. Sifat campuran
e. Jenis kawasan
*) PP No 21/2021
**) Permen PU No 6/PRT/M/2007
Hirarkhi Perencanaan Kota (2)
Nama Muatan Penetapan
1. Tujuan, Kebijakan dan Strategi
2. Rencana Struktur Ruang
1. Rencana Tata Ruang Wilayah Kota 3. Rencana Pola Ruang Perda
4. Kawasan Strategis
(RTRW Kota) * 5. Arahan pemanfaatan Ruang
6. Ketentuan pengendlalian Pemanfaatn Ruang

1. Tujuan Penataan WP
2. Rencana Detail Tata Ruang 2. Rencana Struktur Ruang
3. Rencana Pola Ruang Perkada
(RDTR) dan Peraturan Zonasi (PZ) *
4. Ketentuan Pemanfaatan Ruang
5. Peraturan Zonasi

1. Program Bangunan dan Lingkungan


3. Rencana Tata Bangunan dan 2. Rencana Umum dan Panduan Rancangan
Lingkungan (RTBL) ** 3. Rencana Investasi Perkada
4. Ketentuan Pengendalian Rencana
5. Pedoman Pengendalian Pelaksanaan
*) PP No 21/2021
**) Permen PU No 6/PRT/M/2007
RTRW Nasional
Skala 1 : 1.000.000
(PP No. 13/2017)

RTRW Provinsi Papua


Skala 1 : 250.000 RTRW Kab. Jayapura
(Perda Provinsi) Skala 1 : 50.000
(Perda Kabupaten) (https://gistaru.atrbpn.go.id/rtronline/)
Rencana Pola Ruang Kabupaten Merauke Rencana Pola Ruang Perkotaan Merauke
Skala 1 : 50.000 Skala 1 : 5.000
(Perda No 14/2011) (Perkada No…./….)

(https://gistaru.atrbpn.go.id/rtronline/)
2. Kompetensi Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota

Kepmenaker No. 177/2015


KOMPETENSI AHLI MUDA PERENCANA WILAYAH DAN KOTA
No. Kode Unit Unit Kompetensi FG Mu
Melaksanakan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (SMK3L)
1 M.711000.001.01
terkait dengan Pelaksanaan Pekerjaan Perencanaan Tata Ruang Wilayah dan Kota
2 M.711000.002.01 Menerapkan Etos Kerja, Etika Profesi, dan Manajemen Organisasi Kerja yang Baik
Melakukan Identifikasi dan Menerapkan Norma, Standar, Pedoman, Kriteria, dalam Perencanaan
3 M.711000.003.01
Tata Ruang Wilayah dan Kota
4 M.711000.004.01 Menyiapkan Kebutuhan Data Perencanaan (Tahapan Persiapan)

5 M.711000.008.01 Melaksanakan Survei Primer dan Sekunder (Tahapan Pengumpulan Data dan Informasi)

6 M.711000.011.01 Melaksanakan Kompilasi dan Pengolahan Data Parsial (Tahapan Pengolahan Data dan Informasi)
7 M.711000.012.01 Memeriksa Hasil Kompilasi dan Pengolahan Data Parsial
8 M.711000.013.01 Mengevaluasi Hasil Kompilasi dan Pengolahan Data Parsial
9 M.711000.019.01 Melakukan Analisis Parsial Perencanaan Wilayah dan Kota
10 M.711000.022.01 Menyusun Rencana Parsial sebagai Naskah Teknis Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kota
11 M.711000.031.01 Menyusun Laporan Pekerjaan Perencanaan (Tahapan Penyusunan Konsepsi Rencana Tata Ruang)

12 M.711000.034.01 Memilih Teknologi Informasi dalam Pelaksanaan Pekerjaan


13 M.711000.035.01 Menggunakan Kemampuan Teknik Komunikasi

Sumber : Kepmenaker No.177/2015 FG = Fresh Graduated Mu = Ahli Muda PWK Berpengalaman


Menyiapkan Kebutuhan Data Perencanaan (M.711000.004.01)
1. Mengidentifikasi masalah/issue di wilayah perencanaan
1.1 Kerangka acuan kerja disimpulkan secara tepat.
1.2 Data dan informasi awal wilayah perencanaan diuraikan.
1.3 Masalah/issue di wilayah perencanaan dirumuskan secara tepat.
1.4 Hasil kajian dijelaskan kepada anggota tim kerja.

2. Melakukan studi literature


2.1 Dokumen/literatur terkait diidentifikasi sesuai dengan kebutuhannya.
2.2 Teori pendukung diuraikan sesuai dengan tujuan pelaksanaan pekerjaan.
2.3 Dokumen dan teori pendukung disimpulkan untuk menyelesaikan permasalahan di wilayah perencanaan.

3. Merumuskan metodologi pelaksanaan pekerjaan


3.1 Metode yang sesuai diidentifikasi dan disediakan.
3.2 Metode yang terkait dipilih sesuai dengan tujuan pekerjaan.
3.3 Metode perencanaan yang paling tepat diuraikan untuk mendukung perencanaan tata ruang wilayah dan
kota.

Kepmenaker No. 177/2015)


Tahap Persiapan
A.Mencermati Kerangka Acuan Kerja (KAK)/Term of References (ToR)
B.Membuat kerangka kerja dan jadwal pelaksanaan kerja
C. Mengumpulkan informasi (RTRW Kabupaten terkait, Isu strategis,
contoh produk sejenis dll)
D. Membuat Peta Kerja
E. Membuat alternatif lokasi perencanaan  RDTR
F. Membuat usulan delineasi Wilayah Perencanaan
(area of Interest)  RDTR
G. Membuat desain survey
H. Mencari kontak person di dinas terkait
I. Menyusun laporan pendahuluan dan bahan paparan
Melaksanakan Survei Primer dan Sekunder Pengumpulan Data (M.711000.008.01)
1. Melakukan survei dan inventarisasi data sekunder
1.1 Hasil studi pustaka diuraikan.
1.2 Peta dasar wilayah perencanaan diidentifikasi.
1.3 Pengumpulan data ke instansi dan lembaga terkait dilaksanakan.
1.4 Data fisik diidentifikasi.
1.5 Data non fisik lapangan diidentifikasi.

2. Melakukan survei dan inventarisasi data primer


2.1 Informasi isu, potensi, dan permasalahan wilayah dari stakeholder dirumuskan berdasarkan panduan
wawancara.
2.2 Informasi data pengamatan lapangan dirumuskan sesuai dengan panduan pengamatan lapangan.
2.3 Aspirasi masyarakat dan stakeholder dirumuskan berdasarkan panduan wawancara.

3. Membuat laporan survey


3.1 Kerangka laporan survei disusun berdasarkan NSPK.
3.2 Data dan informasi yang diperoleh diuraikan sesuai dengan jenis dan penggunaannya.
3.3 Laporan survei disusun dengan menggunakan format dan sistematika yang ditetapkan.
3.4 Laporan survei dijelaskan kepada pihak terkait untuk memperoleh masukan dan koreksi.

Kepmenaker No. 177/2015)


Contoh Data Sekunder

Data Deskriptif Data Grafis


Data Kuantitatif
Contoh Data Primer

Data Traffic Counting

Data sampel kualitas air

Data Lokasi Sarana Perkotaan


Melaksanakan Kompilasi dan Pengolah Data Parsial (M.711000.011.01)

1. Melakukan pemilihan data


1.1 Data hasil survei dibandingkan dengandaftar simak data.
1.2 Data dipilah sesuai dengan kebutuhan.
1.3 Data dipilih sesuai kebutuhan.

2. Melakukan pengelompokkan data


2.1 Kerangka sistematisasi data dibuat berdasarkan metodologi pelaksanaan pekerjaan dan kebutuhan analisis.
2.2 Data dikategorikan untuk setiap jenis data.
2.3 Data dikategorikan berdasarkan kebutuhan analisis.

3. Melakukan pengolahan dan penyajian data


3.1 Format data dibuat sesuai kebutuhan.
3.2 Data disajikan sesuai format yang tersedia.
3.3 Gambaran umum wilayah disajikan.

Kepmenaker No. 177/2015)


Menyusun Outline Laporan Fakta dan Analisis (RDTR)
1. Mengacu pada Permen ATR No. 11/2021 (Hal. 165-167, 214)
3.4 Kondisi Perekonomian
2. Outline Laporan Fakta dan Analisis (Contoh) 3.5 Kondisi Tata Guna Lahan/Tutupan Lahan
BAB I Pendahuluan 3.6 Kawasan berkarakter khusus
BAB II Tinjauan Kebijakan Regional 3.7 Perumahan dan Permukiman
• Kebijakan Nasional (yang ada di kabupaten terkait) 3.8 Izin Pemanfaatan Ruang
• Kebijakan provinsi (yang ada di kabupaten terkait) 3.9 Penguasaan dan Pemilikan Lahan
• Kebijakan kabupaten (di kecamatan terkait) 3.10 Intensitas Pemanfaatan Ruang
BAB III Profil Kawasan Perkotaan ……………… 3.11 Prasarana dan Sarana Perkotaan
3.1 Geografis dan Administrasi 3.12 Transportasi
3.2 Kondisi Fisik Dasar 3.13 Kelembagaan dan Keuangan Daerah
o Klimatologi 3.14 Tata Ruang Daerah yang berbatasan
o Topografi dan kemiringan
BAB IV Analisis Pengembangan Kawasan Perkotaan …
o Geologi
o Jenis tanah
Analisis Pengembangan RDTR
o Hidrogeologi 4.1 Analisis Struktur Internal WP
o Hidrologi 4.2 Analisis Sistem Penggunaan Lahan
o Kebencanaan 4.3 Analisis Kedudukan dan Peran WP
o Sumber daya alam 4.4 Analisis SDA, Fisik dan Lingkungan WP
3.3 Kondisi Kependudukan, Sosial Budaya 4.5 Analisis Kependudukan
BAB IV Analisis Pengembangan (lanjutan) ……………… BAB V Draft Rencana Detail Tata Ruang
4.6 Analisis Sosial Budaya 5.1 Konsep Tujuan Penataan WP
4.7 Analisis Ekonomi dan Sektor Unggulan 5.2 Konsep Rencana Struktur Ruang
4.8 Analisis Transpotasi 5.3 Konsep Rencana Pola Ruang
4.9 Analsis Sumber Daya Buatan (Prasarana-Sarana) 5.4 Konsep Peraturan Zonasi
4.10 Analisis Kelembagaan & Pembiayaan Pembangunan
Analisis Pengembangan Peraturan Zonasi
4.11 Analisis Kondisi Lingkungan Binaan
4.11 Analisis Karakteristik Peruntukan Zona
4.12 Analisis Jenis Kegiatan
4.13 Analisis Kesesuaian Kegiatan
4.14 Analisis Dampak Kegiatan
4.15 Analisis Pertumbuhan Penduduk
4.16 Analisis Gap Kualitas
4.17 Analisis karakter SpesifikZona
4.18 Analisis Ketentuan Standar Sektoral
4.19 Analsisi Kewenangan
Unsur Laporan Fakta dan Analisis

1. Text naratif-deskriptif

2. Tabel

3. Diagram/Chart
(Optional)
4. Foto

5. Peta
3. KODE ETIK PERENCANA INDONESIA
(Ketetapan Kongres Istimewa No. 5 Tahun 1994)

(IAP, 2023)
TANGGUNG JAWAB PERENCANA TERHADAP PEMBERI
KERJA DAN ATASAN
1
Menjaga kerahasiaan informasi dari
pemberi kerja maupun informasi lain
dari pihak pemerintahan yang masih
perlu dirahasiakan

2
tidak menggunakan informasi yang
masih rahasia untuk kepentingan pribadi
3
• Memanfaatkan wewenang,
kompetensi profesi serta
informasi yang dimiliki untuk
memenuhi kepentingan pemberi
kerja dan atasannya sejalan
dengan pelayanan terhadap
kepentingan masyarakat
Menerapkan Etos Kerja, Etika Profesi, dan
Manajemen Organisasi Kerja yang Baik
(M.711000.002.01)
Melaksanakan etika profesi secara baik dalam bekerja sesuai
dengan kerangka acuan kerja (KAK)

• Etika profesi perencana diuraikan secara baik.


• Lingkup tugas diidentifikasi dengan baik dan layanan keahlian
diuraikan sesuai dengan KAK.
• Tanggapan profesional terhadap KAK diuraikan dengan jelas.
Melaksanakan etika profesi secara baik dalam berhubungan dengan
pengguna jasa

• Hak dan kewajiban antara pelaksana pekerjaan dan pengguna jasa


diidentifikasi dan diuraikan dengan baik.
• Hak dan kewajiban sebagai pelaksana pekerjaan diuraikan dengan
baik.
• Komunikasi dan hubungan baik dengan pengguna jasa
dilaksanakan dengan baik
Melaksanakan etika profesi secara baik dalam berhubungan dengan
lingkungan

• Peraturan perundangan tentang pengendalian lingkungan


diidentifikasi dan diuraikan dengan baik.
• Peraturan pengendalian lingkungan untuk mitigasi bencana
diuraikan secara cermat.
• Kelestarian lingkungan diuraikan dengan menerapkan konsep
pembangunan berkelanjutan.
Nama : Hengki Atmadji
TTL : Jakarta, 18 Januari 1965
Telp : 081281844024
E-Mail : atmadjihengki@gmail.com
Pendidikan : S1 Teknik Planologi ITI, 1996
S2 PWK UNPAK, 2021
Pekerjaan : Konsultan PWK

Anda mungkin juga menyukai