Anda di halaman 1dari 21

NASKAH AKADEMIK RANPERDA RTRW KABUPATEN OKU TIMUR TAHUN 2019-2038

BAB 2
KAJIAN TEORITIS DAN PRAKTIK EMPIRIS

2.1. KAJIAN TEORITIS

2.1.1. Proses Perencanaan

Proses Perencanaan menurut Tjokroamidjojo (1995) dalam Ovalhanif (2009)


mendefinisikan perencanaan sebagai suatu cara bagaimana mencapai tujuan sebaik-baiknya
(output) dengan sumber-sumber yang ada supaya lebih efektif dan efisien. Selanjutnya,
perencanaan merupakan penentuan tujuan yang akan dicapai atau yang akan dilakukan,
bagaimana, bilamana dan siapa. Sedangkan menurut Terry (1960) dalam Mardikanto (2010),
perencanaan diartikan sebagai suatu proses pemilihan dan menghubung-hubungkan fakta, serta
menggunakannya untuk menyusun asumsi yang diperkirakan akan terjadi di masa mendatang,
untuk kemudian merumuskan kegiatan-kegiatan yang diusulkan demi tercapainya tujuan-tujuan
yang diharapkan.

Tujuan perencanaan dalam konteks wilayah adalah menciptakan kehidupan yang efisien,
nyaman serta lestari dan pada tahap akhirnya menghasilkan rencana yang menetapkan lokasi
dari berbagai kegiatan yang direncanakan, baik oleh pemerintah maupun swasta.

Kajian Teoritis dan Praktik Empiris II-1


NASKAH AKADEMIK RANPERDA RTRW KABUPATEN OKU TIMUR TAHUN 2019-2038

Glasson (1974) menyatakan bahwa perencanaan adalah menyangkut serangkaian


tindakan yang ditujukan untuk memecahkan persoalan di masa yang akan datang. Urutan
langkah-langkah perencanaan sebagai berikut:

1. Identifikasi Masalah
2. Penetapan tujuan dan sasaran terhadap masalah yang telah teridentifikasi.
3. Identifikasi penghalang atau penghambat
4. Proyeksi situasi masa depan.
5. Penyusunan dan evaluasi alternatif tindakan, pemilihan rencana.

Proses perencanaan juga merupakan proses yang siklis, dimana akhir dari proses
perencanaan selalu menjadi umpan balik bagi penyempurnaan proses perencanaan berikutnya.
Proses perencanaan juga merupakan kesatuan dalam ragam kegiatan atau tahap, yang berarti
tidak ada satu kegiatan yang terisolasi dari kegiatan lainnya. Seluruh proses perencanaan saling
berhubungan satu dan yang lainnya. Salah satu model proses perencanaan adalah model
perencanaan Larz :

1. Identifikasi masalah, tahap ini merupakan titik awal dari siklus dalam proses
perencanaan. Berdasarkan identifikasi permasalahan yang dilakukan dengan benar
kemudian tujuan dan sasaran dapat dirumuskan. Dalam perumusan masalah ada empat
hal yang perlu diperhatikan, yaitu: latar belakang, identifikasi, pembatasan dan
perumusan persoalan.
2. Perumusan tujuan dan sasaran. Tujuan dan sasaran dalam pengertian umum
merupakan ekspresi prioritas yang ingin dicapai dari kegiatan perencanaan yang
dilakukan Pada tahap perumusan tujuan dan sasaran wajib melibatkan unsur spesifik,
terukur, dapat dicapai, beralasan, dan berjangka waktu.
3. Pengumpulan data, data yang didapatkan akan menjadi input dari proses perencanaan
di tahap selanjutnya
4. Analisis data, merupakan pendekatan, metode prosedur atau teknik yang dilakukan
untuk menelusuri kondisi historis dan kondisi sekarang dari wilayah perencanaan.
Kegiatan analisis mencakup:
a. Analisis data dasar, bertujuan untuk menilai keadaan atau kondisi masa lalu dan
masa sekarang sehingga permasalahan yang ditemukan didukung data yang
relevan.
b. Analisis prakiraan, dimaksudkan pada tujuan prediktif (memperkirakan
perubahan yang akan terjadi) dengan menggunakan data time-series 5 tahun.
c. Analisis penyusunan skenario di masa yang akan datang, untuk menilai
alternatif yang dapat dilakukan atau prediksi terhadap hasil yang mungkin
terjadi di masa yang akan datang.

Kajian Teoritis dan Praktik Empiris II-2


NASKAH AKADEMIK RANPERDA RTRW KABUPATEN OKU TIMUR TAHUN 2019-2038

5. Identifikasi dan evaluasi alternatif. Pada tahap ini diidentifikasi beberapa alternatif
untuk menyelesaikan permasalahan dan mencapai tujuan. Alternatif terpilih adalah
alternatif yang dianggap terbaik dan mampu mengantarkan perencanaan untuk
mencapai tujuan. Alternatif terpilih akan diimplementasikan dalam bentuk program
pada tahap perencanaan selanjutnya.
6. Implementasi. Merupakan tahapan pelaksanaan atau perwujudan tujuan dan sasaran
kebijaksanaan dalam bentuk program.
7. Pemantauan dan Evaluasi. Pemantauan adalah kegiatan untuk mengukur pencapaian
dalam suatu rencana. Pemantauan bertujuan untuk meningkatkan koordinasi,
mengantisipasi permasalahan atau memperkirakan permasalahan lebih dini
sehingga tindakan pembetulan apabila diperlukan dapat dilakukan. Evaluasi adalah
penilaian terhadap pelaksanaan rencana yang dilakukan dalam jangka waktu yang
ditentukan.

2.1.2. Kedudukan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten

Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang,
dan pengendalian pemanfaatan ruang. Penataan ruang salah satunya dipertimbangkan untuk
memperkukuh Ketahanan Nasional berdasarkan Wawasan Nusantara dan sejalan dengan
kebijakan otonomi daerah yang memberikan kewenangan semakin besar kepada pemerintah
daerah dalam penyelenggaraan penataan ruang. Untuk itu, kewenangan tersebut perlu diatur
demi menjaga keserasian dan keterpaduan antardaerah dan antara pusat dan daerah agar tidak
menimbulkan kesenjangan antardaerah. Penataan ruang diklasifikasikan berdasarkan sistem,
fungsi utama kawasan, wilayah administratif, kegiatan kawasan, dan nilai strategis kawasan.

Menurut UU 26/2007, Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta
segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif
dan/atau aspek fungsional. Kegiatan penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
meliputi perencanaan struktur ruang dan pola ruang.

Struktur ruang wilayah kabupaten merupakan gambaran sistem perkotaan wilayah


kabupaten dan jaringan prasarana wilayah kabupaten yang dikembangkan untuk
mengintegrasikan wilayah kabupaten selain untuk melayani kegiatan skala kabupaten yang
meliputi sistem jaringan transportasi, sistem jaringan energi dan kelistrikan, sistem jaringan
telekomunikasi, dan sistem jaringan sumber daya air, termasuk seluruh daerah hulu bendungan
atau waduk dari daerah aliran sungai. Dalam RTRW kabupaten dan perletakan jaringan
prasarana wilayah yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan pengembangan dan
pengelolaannya merupakan kewenangan pemerintah daerah kabupaten. Rencana struktur ruang

Kajian Teoritis dan Praktik Empiris II-3


NASKAH AKADEMIK RANPERDA RTRW KABUPATEN OKU TIMUR TAHUN 2019-2038

wilayah kabupaten memuat rencana struktur ruang yang ditetapkan dalam RTRW Nasional dan
RTRW Provinsi yang terkait dengan wilayah kabupaten yang bersangkutan.

Sedangkan pola ruang wilayah kabupaten merupakan gambaran pemanfaatan ruang


wilayah kabupaten, baik untuk pemanfaatan yang berfungsi lindung maupun budi daya yang
belum ditetapkan dalam RTRW Nasional dan RTRW provinsi. Dalam merencanakan
pengembangan pola ruang wilayah kabupaten ini harus sepenuhnya memperhatikan RTRW
Nasional dan RTRW provinsi.

Beberapa wewenang pemerintah daerah kabupaten/kota dalam penyelenggaraan penataan


ruang ialah:

1. pengaturan, pembinaan, dan pengawasan terhadap pelaksanaan penataan ruang


wilayah kabupaten; dan
2. pelaksanaan penataan ruang wilayah kabupaten.

Dalam pelaksanaan penataan ruang wilayah kabupaten, pemerintah daerah melaksanakan:

1. penetapan RTRW kabupaten;


2. perencanaan tata ruang wilayah kabupaten;
3. pemanfaatan ruang wilayah kabupaten; dan
4. pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten.

Posisi RTRW Kabupaten dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Kajian Teoritis dan Praktik Empiris II-4


NASKAH AKADEMIK RANPERDA RTRW KABUPATEN OKU TIMUR TAHUN 2019-2038

Gambar 2.1. Hierarki Dokumen Perencanaan

Sumber: http://www.penataanruang.com/rtrw-kota.html

2.2. KAJIAN TERHADAP ASAS/PRINSIP

Berdasarkan penjelasan dari Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007, penyelenggaraan


penataan ruang harus berdasarkan azas-azas berikut.
A. Keterpaduan

Keterpaduan memiliki pengertian yaitu penataan ruang diselenggarakan dengan


mengintegrasikan berbagai kepentingan yang bersifat lintas sektor, lintas wilayah, dan
lintas pemangku kepentingan. Pemangku kepentingan yang dimaksud, antara lain
Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat.

Argumen mengenai pendekatan terpadu dikemukakan oleh Rondinelli untuk mencari


alternatif strategi pendekatan pengembangan dengan tujuan menyebarkan dan
mendorong pertumbuhan wilayah dan membawa wilayah tersebut untuk ikut
berpatisipasi secara efektif dalam proses pembangunan.

Merujuk pada penjelasan pendapat Rondinelli diatas dapat disimpulkan bahwa, dalam
suatu pembangunan ataupun penataan ruang suatu daerah harus berlandaskan azas
keterpaduan, yang mana semua pemangku kepentingan baik Pemerintah, Pemerintah
daerah maupun masyarakat harus saling keterkaitan dan berperan secara aktif dalam
penataan ruang suatu negara maupun daerah. Sehingga tercipta keserasian pemahaman
dan kepentingan dari pembangunan tersebut secara adil dan berpegang teguh terhadap
nilai-nilai dasar Pancasila maupun UUD 1945.

B. Keserasian, Keselarasan, dan Keseimbangan

Keserasian, keselarasan, dan keseimbangan memiliki pengertian yaitu penataan ruang


diselenggarakan dengan mewujudkan keserasian antara struktur ruang dan pola ruang,
keselarasan antara kehidupan manusia dengan lingkungannya, keseimbangan
pertumbuhan dan perkembangan antar daerah serta antara kawasan perkotaan dan
kawasan perdesaan.

Dalam mewujudkan asas tersebut, pemangku kepentingan yang terdiri dari


pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat perlu bekerja sama dalam penyusunan
indikator keserasian baik dari sisi struktur ruang dan pola ruang yang tertuang dalam
RTRW. Nantinya, RTRW tersebut dijadikan acuan bagi daerah dalam mewujudkan

Kajian Teoritis dan Praktik Empiris II-5


NASKAH AKADEMIK RANPERDA RTRW KABUPATEN OKU TIMUR TAHUN 2019-2038

tujuan tata ruang yang baik sesuai amanat UUD 1945 demi mencapai suatu
keselarasan dan keseimbangan dalam bermasyarakat dan bernegara.

C. Keberlanjutan

Keberlanjutan memiliki pengertian yaitu penataan ruang diselenggarakan dengan


menjamin kelestarian dan kelangsungan daya dukung dan daya tampung lingkungan
dengan memperhatikan kepentingan generasi mendatang.

Mengadopsi definisi pembangunan berkelanjutan dari WCED (World Comission on


Environment and Development) yang menyebutkan bahwa pembangunan
berkelanjutan adalah pembangunan yang berorientasi untuk memenuhi kebutuhan
generasi sekarang tanpa mengorbankan kemampuan generasi yang akan datang untuk
memenuhi kebutuhan meraka sendiri. Maka ada empat prinsip dalam pembangunan
itu sendiri meliputi:

1. pemenuhan kebutuhan manusia (fulfillment of human needs);


2. memelihara integritas ekologi (maintenance of ecological integrity);
3. keadilan sosial (social equality); dan
4. kesempatan menentukan nasib sendiri (self determination).

Dalam proses pembentukan pemikiran pembangunan berkelanjutan, terdapat dua


aspek yang perlu diperhatikan yaitu:

1. konsep pembangunan berkelanjutan berkaitan dengan jaminan kepentingan


generasi yang akan datang; dan
2. Deklarasi Stockholm 1972 yang memuat beberapa hal yang berkaitan dengan
pemanfaatan sumberdaya alam secara ekonomis dengan mempertimbangkan
aspek-aspek lingkungan hidup.

Tantangan terhadap kelestarian lingkungan hidup kini menjadi salah satu masalah
terbesar yang dihadapi oleh manusia. Bahkan sudah menjadi masalah yang menembus
batas-batas negara, dan mempertaruhkan eksistensi manusia di muka bumi. Manusia
hanyalah salah satu unsur dalam mata rantai kehidupan di bumi, yang menyebabkan
ketergantungan pada sistem planet bumi sebagai life support system.

D. Keberdayaan dan Keberhasilgunaan

Keberdayagunaan dan keberhasilgunaan memiliki pengertian yaitu penataan ruang


diselenggarakan dengan mengoptimalkan manfaat ruang dan sumber daya yang
terkandung di dalamnya serta menjamin terwujudnya tata ruang yang berkualitas.

Kajian Teoritis dan Praktik Empiris II-6


NASKAH AKADEMIK RANPERDA RTRW KABUPATEN OKU TIMUR TAHUN 2019-2038

Pemerintah sebagai aktor utama dalam menjalankan roda pemerintahan perlu


membuat rencana strategis tata ruang yang diaktualkan dalam RTRW jangka panjang.
Keberhasilgunaan adalah hasil akhir dari sebuah proses, yaitu proses memberdayakan
sumber daya alam yang ada di area tata ruang sehingga ruang dapat digunakan sebaik
mungkin dalam koridor kemanfaatan. Penilaian terhadap manfaat rencana tata ruang
inilah yang dijadikan ukuran apakah asas ini berhasil atau tidak dalam mencapai
tujuan tata ruang. Dalam hal ini, pemerintah bukan dibentuk untuk melayani
kepentingan kekuasaan, akan tetapi untuk melayani rakyat.

Merujuk pernyataan diatas, pemerintah sebagai pemegang andil utama dalam suatu
kebijakan pengaturan suatu daerah harus memiliki tolok ukur yang tepat dalam
pengaturan atau pengelolaan suatu daerah. Dengan demikian, kebijakan-kebijakan
yang dihasilkan oleh pemerintah dapat dilaksanakan dengan baik oleh masyarakat
secara adil, tertib, dan aman demi terwujud cita-cita negara.

E. Keterbukaan

Keterbukaan memiliki pengertian yaitu penataan ruang diselenggarakan dengan


memberikan akses yang seluas-luasnya kepada masyarakat untuk mendapatkan
informasi yang berkaitan dengan penataan ruang.

Keterbukaan idealnya adalah membuka dan menyiapkan wadah informasi bagi publik
dan privat untuk mendapatkan semua informasi mengenai perencanaan pengelolaan
tata ruang. Hal ini tidak akan mungkin terjadi jika pemerintah tidak membuka diri
dalam merumuskan sebuah kebijakan. Selain itu, untuk memanifestasikan keterbukaan
perlu pelibatan masyarakat dalam menyusun rencana tata ruang sehingga apa yang
dicita-citakan oleh negara untuk menjalankan pemerintahan yang transparan dapat
terwujud.

F. Kebersamaan dan Kemitraan

Kebersamaan dan kemitraan memiliki pengertian yaitu penataan ruang


diselenggarakan dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan. Hal ini akan
terlaksana dengan baik apabila semua pemangku kepentingan saling merasa
membutuhkan. Tanpa adanya perasaan itu, tidak mungkin kebersamaan akan tercipta.
Penyelenggaraan penataan ruang adalah hal yang mustahil direncanakan oleh satu
pihak saja. Untuk itu, perlu pelibatan semua pemangku kepentingan dalam
merumuskan kebijakan terkait penataan ruang.

G. Perlindungan Kepentingan Umum

Kajian Teoritis dan Praktik Empiris II-7


NASKAH AKADEMIK RANPERDA RTRW KABUPATEN OKU TIMUR TAHUN 2019-2038

Perlindungan kepentingan umum memiliki pengertian yaitu penataan ruang


diselenggarakan dengan mengutamakan kepentingan masyarakat.

Kepentingan umum dapat dilihat dalam isu pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau. Dalam
hal ini, masyarakat yang tergabung dalam aktivis lingkungan selalu menentang
keberadaan bangunan yang tidak tepat dibangun di suatu lokasi yang memiliki fungsi
lindung, dimana salah satu dampaknya adalah bangunan tersebut memberikan dampak
buruk terhadap lingkungan masyarakat. Untuk melindungi kepentingan umum ini,
perlu dibentuk suatu instrumen hukum yang mempertimbangkan semua sektor secara
komprehensif.

H. Kepastian Hukum dan Keadilan

Kepastian hukum dan keadilan memiliki pengertian yaitu penataan ruang


diselenggarakan dengan berlandaskan hukum/ketentuan peraturan perundang-
undangan dan bahwa penataan ruang dilaksanakan dengan mempertimbangkan rasa
keadilan masyarakat serta melindungi hak dan kewajiban semua pihak secara adil
dengan jaminan kepastian hukum.

I. Akuntabilitas

Akuntabilitas memiliki pengertian yaitu penyelenggaraan penataan ruang dapat


dipertanggungjawabkan, baik prosesnya, pembiayaannya, maupun hasilnya. Dalam
hal tata ruang, akuntabilitas sangat penting. Akuntabilitas juga merupakan bagian dari
asas umum pemerintahan yang baik. Dalam proses perencanaan harus dilakukan
dengan tanggung jawab, terencana dengan baik yang meliputi kemanfaatan kemudian
disesuaikan dengan pembiayaan yang tepat dan optimal serta hasilnya pun dapat
terwujud sesuai dengan rencana awal.

Asas Pembentukan Peraturan Perundang-undangan yang tercantum dalam Undang-


Undang Nomor 12 Tahun 2011 yang menjadi dasar perumusan norma hukum Rancangan
Peraturan Daerah Kabupaten OKU Timur tentang RTRW Kabupaten OKU Timur Tahun 2019-
2038 adalah sebagai berikut:
A. Asas Kejelasan Tujuan

Penyelenggaraan penataan ruang melalui penyusunan Rancangan Peraturan Daerah


Kabupaten OKU Timur tentang RTRW Kabupaten OKU Timur Tahun 2019-2038
bertujuan: (1) terwujudnya keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan
buatan; (2) terwujudnya keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan
sumber daya buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia; dan (3)

Kajian Teoritis dan Praktik Empiris II-8


NASKAH AKADEMIK RANPERDA RTRW KABUPATEN OKU TIMUR TAHUN 2019-2038

terwujudnya pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap


lingkungan akibat pemanfaatan ruang. Selain itu, penyusunan Rancangan Peraturan
Daerah Kabupaten OKU Timur tentang RTRW Kabupaten OKU Timur Tahun 2019-
2038 merupakan amanat dari Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang.

B. Asas Kelembagaan atau Pejabat Pembentuk yang Tepat

Penyelenggaraan penataan ruang melalui Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten


OKU Timur tentang RTRW Kabupaten OKU Timur Tahun 2019-2038 dilakukan oleh
Bupati OKU Timur dengan persetujuan DPRD Kabupaten OKU Timur.

C. Asas Kesesuaian antara Jenis, Hierarki, dan Materi Muatan

Adapun materi pokok yang diatur dalam Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten
OKU Timur tentang RTRW Kabupaten OKU Timur Tahun 2019-2038 mengacu pada
Pasal 17 ayat (1) UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.

D. Asas Dapat Dilaksanakan

Pembentukan Rancangan Peraturan Daerah tentang RTRW Kabupaten OKU Timur


Tahun 2019-2038 harus memperhatikan beberapa aspek, yaitu: (1) aspek filosofis,
yaitu ada jaminan keadilan dalam pengenaan arahan pemanfaatan ruang dan ketentuan
pengendalian pemanfaatan ruang; (2) aspek yuridis, adanya jaminan kepastian dalam
pengenaan arahan pemanfaatan ruang dan ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang,
termasuk substansinya tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan yang lebih tinggi; dan (3) aspek sosiologis, pengaturan arahan pemanfaatan
ruang dan ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang memang dapat memberikan
manfaat, baik bagi pemerintah kabupaten maupun bagi masyarakat, termasuk
substansinya tidak boleh bertentangan dengan kepentingan umum.

E. Asas Kedayagunaan dan Kehasilgunaan

Pembentukan Rancangan Peraturan Daerah tentang RTRW Kabupaten OKU Timur


Tahun 2019-2038 memang benar-benar dibutuhkan dan bermanfaat dalam mengatur
pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang agar tidak terjadi konflik
sosial dan lingkungan dalam pemanfaatan ruang.

F. Asas Kejelasan Rumusan

Yang dimaksud dengan rumusan ialah kalimat dari peraturan perundang-undangan.


Maksud dari asas ini ialah setiap peraturan perundang-undangan harus memenuhi

Kajian Teoritis dan Praktik Empiris II-9


NASKAH AKADEMIK RANPERDA RTRW KABUPATEN OKU TIMUR TAHUN 2019-2038

syarat-syarat teknis penyusunannya, baik yang berupa sistematika, pemilihan kata, dan
bahasa hukum yang harus jelas agar dapat dipahami oleh siapapun.

G. Asas Keterbukaan

Asas ini menjelaskan tahap-tahap kebijakan publik dalam pembentukan peraturan


perundang-undangan yang dilalui harus transparan dan terbuka  sehingga dapat
dengan mudah diawasi oleh siapapun.

Tahap-tahap kebijakan publik yang dimaksud yaitu perencanaan, perumusan atau


penyusunan, pembahasan, uji publik, pengesahan atau penetapan, dan pemberlakuan
peraturan perundang-undangan. Selain untuk alasan keterbukaan, hal ini juga akan
mendorong masyarakat umum untuk memberikan kritik dan sarannya bagi peraturan
perundang-undangan tersebut.

2.3. KAJIAN TERHADAP PRAKTIK PENYELENGGARAAN

Dalam Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Selatan Nomor 11 Tahun 2016 tentang
RTRW Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016-2036, Penataan ruang wilayah Provinsi
Sumatera Selatan bertujuan untuk mewujudkan ruang wilayah provinsi yang produktif, efisien,
berkualitas dengan memanfaatkan potensi sumberdaya pangan dan energi secara berkelanjutan
menuju provinsi yang unggul dan terdepan. Demi mewujudkan tujuan penataan ruang tersebut,
dalam perencanaan tata ruang wilayah Provinsi Sumatera Selatan disusun berdasarkan kondisi
dan potensi yang dimiliki pada setiap kabupaten/kota. Dengan demikian seluruh
kabupaten/kota memiliki perannya masing-masing untuk mewujudkan tujuan penataan ruang
tersebut.

2.3.1. Kedudukan Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur dalam Provinsi Sumatera
Selatan

Peran setiap kabupaten/kota yang memiliki pengaruh sangat penting dalam lingkup
provinsi terhadap ekonomi, sosial, budaya dan atau daya dukung lingkungan hidup dan
pendayagunaan sumber daya alam (SDA) atau teknologi tinggi dalam penataan ruangnya
diprioritaskan dan disusun menjadi kawasan strategis baik tingkat nasional maupun provinsi.
Kawasan Strategis Nasional (KSN) di wilayah Provinsi Sumatera Selatan telah ditetapkan dan
diatur dalam RTRW Nasional yang meliputi, dan Taman Nasional Kerinci Seblat. Taman
Nasional Bukit Barisan diusulkan penetapannya oleh pemerintah pusat melalui revisi PP No. 26
Tahun 2008 tentang RTRW Nasional. Rencana pengembangan KSN Taman Nasional
Sembilang dan koridor perkotaan PATUNGRAYA AGUNG (Palembang – Betung – Indralaya
– Kayu Agung) diusulkan oleh Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Selatan menjadi kawasan

Kajian Teoritis dan Praktik Empiris II-10


NASKAH AKADEMIK RANPERDA RTRW KABUPATEN OKU TIMUR TAHUN 2019-2038

strategis nasional melalui revisi PP No.26 Tahun 2008 tentang RTRW Nasional. Sedangkan
wilayah yang ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Provinsi (KSP) berdasarkan kategori fungsi
kawasan yang terkait dengan Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur, meliputi:

1. Kawasan Agropolitan Ogan Komering Ulu Timur; dan

2. Kawasan Minapolitan Ogan Komering Ulu Timur.

Berdasarkan penjabaran terkait kawasan strategis nasional (KSN) dan kawasan strategis
provinsi (KSP) di wilayah Provinsi Sumatera Selatan, Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur
(Ogan Komering Ulu Timur) memiliki kedudukan sebagai kawasan strategis provinsi dengan
fungsi pertumbuhan ekonomi, yang berperan sebagai kawasan agropolitan dan kawasan
minapolitan. Hal tersebut didasarkan pada potensi Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur yang
besar dalam sektor pertanian dan perikanan, serta memiliki peran strategis sebagai salah satu
lumbung pangan di wilayah provinsi. Disamping itu sebagai kawasan yang berfungsi untuk
pertumbuhan ekonomi provinsi, Kota Martapura yang berperan sebagai ibukota Kabupaten
Ogan Komering Ulu Timur diarahkan menjadi Pusat Kegiatan Wilayah Promosi (PKWp) dalam
rencana struktur ruang Provinsi Sumatera Selatan, dan juga ditetapkannya koridor Baturaja –
Martapura sebagai kawasan strategis ekonomi akan memberikan stimulan terhadap
pertumbuhan dan perkembangan wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur.

Kota Baturaja sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) Provinsi Sumatera Selatan yang
posisinya berdekatan dengan wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur memberikan
pengaruh pertumbuhan, khususnya dari segi ekonomi. Adanya jalur lintas tengah yang
menghubungkan menyebabkan arus pergerakan antara Kota Baturaja dan Martapura seperti
aliran barang hingga pergerakan penduduk antara dua wilayah tersebut menjadi lebih mudah.

Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur juga dapat terhubung dengan jalur lintas timur,
dengan tehubungnya antara Kecamatan Cempaka (Kab. Ogan Komering Ulu Timur) – Talang
Pangeran (Teluk Gelam, Kab. Ogan Komering Ilir) dan Juga terhubung melalui Kecamatan
Belitang II (Kab. Ogan Komering Ulu Timur) – Dabuk Rejo (Lempuing, Kab. Ogan Komering
Ilir). Kedua koridor tersebut dapat menjadi penghubung antara Kabupaten Ogan Komering Ulu
Timur dengan wilayah lain di Sumatera Selatan, dengan tujuan memberikan pengaruh
pertumbuhan, khususnya dengan manfaat ekonomi secara merata baik di wilayah Kabupaten
Ogan Komering Ulu Timur maupun pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Selatan.

2.3.2. Peran Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur dalam Provinsi Sumatera Selatan

Penataan ruang wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur (Ogan Komering Ulu
Timur) bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera, maju, dan berdaya saing
melalui pengembangan tata ruang berbasis agropolitan yang berwawasan lingkungan. Dalam

Kajian Teoritis dan Praktik Empiris II-11


NASKAH AKADEMIK RANPERDA RTRW KABUPATEN OKU TIMUR TAHUN 2019-2038

perencanaan tata ruang wilayah Provinsi Sumatera Selatan, Kabupaten Ogan Komering Ulu
Timur diarahkan sebagai kawasan agropolitan dan kawasan minapolitan. Untuk mewujudkan
tujuan penataan ruang dan kedudukan Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur sebagai kawasan
agropolitan dan minapolitan tersebut maka dalam RTRW Kabupaten Ogan Komering Ulu
Timur disusun rencana Kawasan Strategis bagi kawasan-kawasan yang memiliki nilai strategis
yang sesuai dengan peran bagi pertumbuhan Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur.

Penetapan Kawasan Strategis sebagaimana diatur dalam Rencana Tata Ruang


Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur, meliputi Kawasan Strategis Provinsi yang ditetapkan di
wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur antara lain, Kawasan Agropolitan Ogan
Komering Ulu Timur, Kawasan Minapolitan Ogan Komering Ulu Timur, serta Kawasan
Koridor Baturaja – Martapura sebagai koridor pertumbuhan ekonomi. Sedangkan Kawasan
Strategis Kabupaten meliputi:

1. Kawasan Strategis Perkotaan Martapura sebagai pusat pemerintahan, perumahan,


perdagangan dan jasa, kegiatan simpul jasa transportasi dan pusat orientasi
pengembangan outlet/inlet ke wilayah provinsi Sumatera Selatan menuju Lampung dan
Pulau Jawa;

2. Kawasan strategis daerah tertinggal Bantaran Sungai Komering; dan

3. Kawasan strategis Kota Terpadu Mandiri (KTM) Belitang di Sembilan kecamatan yaitu,
Kecamatan Belitang, Kecamatan Belitang II, Kecamatan Belitang Madang Raya,
Kecamatan Belitang III, Kecamatan Belitang Jaya, Kecamtan Belitang Mulya,
Kecamatan Madang Suku I, Kecamatan Buay Madang Timur dan Kecamatan
Semendawai Suku III yang berfungsi sebagai kawasan ekonomi berbasis agropolitan
dan minapolitan.

Penetapan kawasan strategis kabupaten tersebut diarahkan berdasarkan kondisi dan


potensi wilayah yang ada di kawasan tersebut. Kawasan strategis ini berperan sebagai
katalisator pertumbuhan dan pembangunan wilayah dengan memanfaatkan sumberdaya yang
ada serta menjaga kelestarian lingkungan, sesuai dengan tujuan perencanaan tata ruang wilayah
Provinsi Sumatera Selatan dan khususnya untuk pengembangan dan pembangunan wilayah
Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur.

Sesuai dengan penetapan kawasan strategis provinsi di wilayah Kabupaten Ogan


Komering Ulu Timur sebagai kawasan agropolitan dan minapolitan, maka Kabupaten Ogan
Komering Ulu Timur diarahkan untuk berperan sebagai salah satu produsen dan pengolahan di
sektor pertanian pangan dan perikanan. Pada kondisi saat ini Kabupaten Ogan Komering Ulu
Timur memiliki potensi yang sangat besar, khususnya pada sektor pertanian pangan dan
perikanan. Adanya Bendungan Perjaya yang berfungsi sebagai pintu air yang dapat mengatur

Kajian Teoritis dan Praktik Empiris II-12


NASKAH AKADEMIK RANPERDA RTRW KABUPATEN OKU TIMUR TAHUN 2019-2038

saluran irigasi utama, menyebabkan pertanian pangan di Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur
menjadi unggul. Demikian halnya dengan perikanan, khususnya perikanan sungai dan perikanan
budidaya.

2.4. KAJIAN TERHADAP IMPLIKASI PENERAPAN SISTEM BARU

Implikasi yang mungkin terjadi dari penyusunan Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten
OKU Timur tentang RTRW Kabupaten OKU Timur Tahun 2019-2038 adalah perubahan
struktur ruang dan pola ruang serta terwujudnya kawasan strategis untuk mencapai tujuan
penataan ruang Kabupaten OKU Timur yaitu “Terwujudnya Ruang Kabupaten Ogan
Komering Ulu Timur Aman, Nyaman, Produktif dan Berkelanjutan melalui
Pengembangan Potensi Daerah Berbasis Agropolitan yang Berwawasan Lingkungan”.
Adapun rencana struktur ruang, rencana pola ruang, dan penetapan kawasan strategis RTRW
Kabupaten OKU Timur dijabarkan sebagai berikut.

2.4.1. Rencana Struktur Ruang Kabupaten OKU Timur

Berdasarkan analisis, perwujudan rencana struktur ruang wilayah Kabupaten OKU


Timur, mencakup:

1. Program perwujudan sistem perkotaan di wilayah kabupaten, meliputi perwujudan


pusat kegiatan mulai PKL, PPK hingga PPL di wilayah Kabupaten Ogan Komering
Ulu Timur. Perwujudan sistem perkotaan yang memiliki manajemen pelayanan
yang jelas antar pusat kegiatan dan pusat pelayanan;

2. Perwujudan sistem jaringan prasarana kabupaten, yang mencakup pula sistem


prasarana nasional dan wilayah/regional di wilayah kabupaten:

a. Perwujudan sistem jaringan transportasi darat di wilayah kabupaten;

b. Perwujudan sistem jaringan energi dan tenaga kelistrikan;

c. Perwujudan sistem jaringan telekomunikasi; dan

d. Perwujudan sistem jaringan sumber daya air.

3. Perwujudan sistem jaringan prasarana lainnya yang meliputi sistem penyediaan air
minum, sistem pengelolan air limbah, sistem jaringan drainse, sistem jaringan
persampahan dan sistem jaringan evakuasi bencana.

Kajian Teoritis dan Praktik Empiris II-13


NASKAH AKADEMIK RANPERDA RTRW KABUPATEN OKU TIMUR TAHUN 2019-2038

Gambar 2.2. Peta Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten OKU Timur

Kajian Teoritis dan Praktik Empiris II-14


NASKAH AKADEMIK RANPERDA RTRW KABUPATEN OKU TIMUR TAHUN 2019-2038

2.4.2. Rencana Pola Ruang Kabupaten OKU Timur

Pola pemanfaatan ruang di Kabupaten OKU Timur disusun berdasarkan analisis


kesesuaian lahan untuk kawasan lindung dan kesesuaian lahan yang diarahkan untuk
budidaya (kegiatan perkotaan dan pertanian). Secara konseptual, rencana pola ruang di
wilayah Kabupaten OKU Timur diklasifikasikan ke dalam 2 (dua) peruntukan kawasan,
yaitu kawasan peruntukan lindung dan kawasan peruntukan budidaya.

1. Kawasan peruntukan lindung didefinisikan sebagai kawasan yang ditetapkan


dengan fungsi utama melindungi pelestarian lingkungan hidup yang mencakup
sumber daya alam, sumber daya buatan dan nilai sejarah serta budaya bangsa, guna
kepentingan pembangunan berkelanjutan.

Secara umum, kawasan peruntukan lindung di wilayah Kabupaten OKU Timur


terdiri dari:

a. kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya, yaitu


berupa kawasan hutan lindung di Kecamatan Jayapura;

b. kawasan perlindungan setempat, meliputi sempadan sungai di seluruh


kecamatan, kawasan sekitar danau atau waduk di Kecamatan Madang Suku I,
dan ruang terbuka hijau kota di seluruh kawasan perkotaan kecamatan; dan

c. kawasan cagar budaya yang berada di Kecamatan Semendawai Barat, Madang


Suku I, dan Buay Pemuka Peliung.

2. Kawasan Budidaya

Kawasan budidaya di wilayah Kabupaten OKU Timur, secara umum diarahkan


melalui pengembangan peruntukan lahan sebagai berikut.

a. Kawasan hutan produksi berupa kawasan hutan produksi tetap di Kecamatan


Martapura, Bunga Mayang, Jaya Pura, Buay Pemuka Peliung, Buay Madang,
Buay Pemuka Bangsa Raja, Madang Suku II, Madang Suku III, dan
Semendawai Timur.

Kajian Teoritis dan Praktik Empiris II-15


NASKAH AKADEMIK RANPERDA RTRW KABUPATEN OKU TIMUR TAHUN 2019-2038

b. Kawasan pertanian, meliputi:

1) kawasan tanaman pangan di seluruh kecamatan,

2) kawasan hortikultura berada di Kecamatan Buay Madang; Kecamatan Buay


Madang Timur; Kecamatan Buay Pemuka Bangsa Raja; Kecamatan Madang
Suku I; Kecamatan Madang Suku II; Kecamatan Belitang Madang Raya;
Kecamatan Belitang Mulya; Kecamatan Semendawai Suku III; Kecamatan
Cempaka; dan Kecamatan Semendawai Barat.

3) kawasan perkebunan, meliputi:


a) Karet berada di Kecamatan Martapura, Bunga Mayang, Jayapura, Buay
Pemuka Peliung, Buay Madang, Madang Suku III, Madang Suku I,
Belitang Jaya, Belitang II, Belitang Mulya, Semendawai Timur,
Cempaka, dan Semendawai Barat;
b) kelapa sawit, berada di Kecamatan Martapura, Jayapura, Buay Pemuka
Peliung, Buay Madang Timur, Buay Pemuka Bangsa Raja, Madang
Suku II, Belitang Madang Raya, Belitan, Belitang II, dan Cempaka;
c) lada, berada di Kecamatan Jayapura; dan
d) tebu berada di Kecamatan Buay Madang, Madang Suku I, Semendawai
Suku III, Semendawai Timur, Cempaka dan Semendawai Barat

4) kawasan peternakan dengan komoditas utama sapi di Kecamatan Madang


Suku II.

c. Kawasan perikanan, meliputi kawasan perikanan tangkap dikembangkan pada


perairan umum di wilayah kabupaten dan kawasan perikanan budidaya
dikembangkan di kolam, sawah, sungai, rawa/lebak dan danau yang berada di
wilayah kabupaten diutamakan di Kecamatan Madang Suku I dan Madang
Suku II.

d. Kawasan pertambangan dan energi, meliputi:

1) kawasan pertambangan mineral adalah pertambangan batuan dikembangkan


dengan pengendalian di Kecamatan Jayapura dan Kecamatan di sepanjang
Sungai Komering; dan

2) kawasan pertambangan batubara di Kecamatan Buay Pemuka Peliung.

e. Kawasan peruntukan industri, meliputi Kawasan industri di Kecamatan Madang


Suku II dan Sentra industri kecil dan menengah di seluruh kecamatan.

Kajian Teoritis dan Praktik Empiris II-16


NASKAH AKADEMIK RANPERDA RTRW KABUPATEN OKU TIMUR TAHUN 2019-2038

f. Kawasan pariwisata, meliputi:

1) Kawasan wisata alam, meliputi Sungai Komering di Kecamatan Martapura,


Batu berputar di Kecamatan Bunga Mayang, Air Terjun Mencar dan Bukit
Bedil di Kecamatan Jayapura, Danau Datuk di Kecamatan Madang Suku III,
Rawa Guci di Kecamatan Semendawai Timur, dan Duku Komering di
Kecamatan Cempaka.

2) Kawasan wisata budaya meliputi Kerajinan Batu di Kecamatan Martapura,


Kerajinan Batu Alam di Kecamatan Jayapura, Kerajinan Batubata dan
Genteng di Kecamatan Buay Pemuka Peliung, Kerajinan Batu Aji di
Kecamatan Belitang, Makam Tua di Kecamatan Cempaka, dan Kerajinan
Songket dan Makam Tua di Kecamatan Semendawai Barat.

3) Kawasan wisata buatan meliputi:

a) Irigasi Komering, Sarang Burung Walet, dan Pabrik Biodiesel di


Kecamatan Martapura;
b) Mencar Jaya, Villa Masin dan Lokasi Outbond di Kecamatan Jayapura;
c) Tirta Kencana di Kecamatan Buay Madang;
d) Sarang Burung Walet di Kecamatan Martapura dan Buay Madang;
e) Lokasi Perkemahan di Kecamatan Jayapura, Semendawai Suku III dan
Belitang Madang Raya;
f) Pemancingan di Kecamatan Martapura dan Belitang;
g) Sinar Bali dan Taman Kolam Rekreasi di Kecamatan Belitang III;
h) Citra Wisata Pulan di Kecamatan Semendawai Suku III; dan
i) Agrowisata di Kecamatan Bunga Mayang, Jayapura, Buay Pemuka
Peliung, Buay Madang, Buay Madang Timur, Buay Pemuka Bangsa
Raja, Madang Suku I, Madang Suku II, Madang Suku III, Belitang,
Belitang Jaya, Belitang Mulya, Semendawai Suku III, dan Cempaka.

g. Kawasan permukiman, meliputi:

1) Kawasan permukiman perkotaan dikembangkan di seluruh wilayah ibukota


kecamatan; dan

2) Kawasan permukiman perdesaan dikembangkan di seluruh wilayah


perdesaan dan kawasan transmigrasi.

h. Kawasan Pertahanan dan Keamanan, meliputi:


1) Yonarmed 15 /105 Tarik di Kecamatan Bunga Mayang, Kecamatan Jayapura
dan Kecamatan Martapura;

Kajian Teoritis dan Praktik Empiris II-17


NASKAH AKADEMIK RANPERDA RTRW KABUPATEN OKU TIMUR TAHUN 2019-2038

2) Detasemen C Pelopor SATBRIMOB POLDA Sumatera Selatan di


Kecamatan Madang Suku I;
3) Kepolisian Resort (Polres) di Kecamatan Martapura;
4) Koramil yang berada di beberapa kecamatan dalam wilayah kabupaten; dan
5) Kepolisian sektor (Polsek) yang berada di beberapa kecamatan dalam
wilayah kabupaten.

Kajian Teoritis dan Praktik Empiris II-18


NASKAH AKADEMIK RANPERDA RTRW KABUPATEN OKU TIMUR TAHUN 2019-2038

Gambar 2.3. Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten OKU Timur

Kajian Teoritis dan Praktik Empiris II-19


NASKAH AKADEMIK RANPERDA RTRW KABUPATEN OKU TIMUR TAHUN 2019-2038

2.4.3. Rencana Kawasan Strategis Kabupaten OKU Timur

Kawasan strategis kabupaten adalah wilayah penataan ruangnya yang diprioritaskan


karena mempunyai pengaruh yang sangat penting dalam lingkup kabupaten terhadap ekonomi,
sosial, budaya dan/atau lingkungan, kawasan strategis yang ditetapkan di Kabupaten Ogan
Komering Ulu Timur merupakan kawasan strategis yang dipandang berpengaruh terhadap
kepentingan pertumbuhan ekonomi, kepentingan sosial budaya, serta kepentingan fungsi dan
daya dukung lingkungan hidup. Adapun penetapan kawasan strategis kabupaten Ogan
Komering Ulu Timur terdiri dari:

A. Kawasan Strategis Provinsi (KSP)

KSP meliputi kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi meliputi
kawasan koridor Baturaja – Martapura, kawasan agropolitan Ogan Komering Ulu Timur
dan kawasan minapolitan Ogan Komering Ulu Timur.

B. Kawasan Strategis Kabupaten (KSK)

KSK terdiri dari dua sudut kepentingan sebagai berikut.

1. Kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi meliputi:


a. Kawasan Kota Terpadu Mandiri (KTM) Belitang; dan
b. Koridor Kurungan Nyawa – Cempaka.

2. Kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial dan budaya berupa Kawasan Cagar
Budaya Komering meliputi makam bersejarah dan permukiman suku komering
berada di Kecamatan Semendawai Barat, Martapura, dan Cempaka.

Kajian Teoritis dan Praktik Empiris II-20


NASKAH AKADEMIK RANPERDA RTRW KABUPATEN OKU TIMUR TAHUN 2019-2038

Gambar 2.4. Peta Rencana Kawasan Strategis Kabupaten OKU Timur

Kajian Teoritis dan Praktik Empiris II-21

Anda mungkin juga menyukai