BAB
4
PENDEKATAN DAN
METODELOGI
4.1. Pendekatan Studi
4.1.1. Model Pendekatan
Model pendekatan yang akan dilakukan dalam kegiatan ini adalah model deduktif
eksploratif, agar diperoleh hasil proses perencanaan yang optimal sebagaimana diharapkan dari
keluaran pelaksanaan pekerjaan ini.
Selain itu kegiatan penyusunan ini juga, dilakukan dengan beberapa pendekatan :
Pendekatan Strategis meliputi pengkajian kebijakan pemerintah terkait sebagai dasar
penentuan fungsi, pengembangan kegiatan dan perencanaan promosi yang merupakan
penjabaran atau pengisian dari rencana-rencana pembangunan daerah
(provinsi/kabupaten/kota) dalam jangka menengah dan panjang.
Pendekatan Teknis meliputi kebijaksanaan dasar yang ditujukan untuk menyerasikan dan
mengoptimalkan, memberikan fasilitas dan utilitas secara tepat, mendayagunakan pola
pergerakan dan meningkatkan kualitas lingkungan permukiman serta menjaga kelestarian
lingkungan sesuai dengan aspirasi masyarakat.
4.1.2. Kerangka Pola Pikir
Pola pikir pelaksanaan studi ini dikembangkan atas dasar latar belakang, maksud dan
tujuan, dan lingkup studi yang disampaikan pada KAK. Untuk dapat menyusun suatu studi yang
komprehensif maka perlu dipahami konteks studi secara holistik yang menyangkut semua issue,
aspek normatif, lingkungan strategis, dan semua elemen sistem yang terkait dengan Inventarisai
Data Jembatan Kabupaten Ogan Komering Ilir.
Diagram pola pikir umum studi ini secara garis besar disampaikan pada Gambar 2.1.
Dimulai dari cicilan hasil studi terdahulu dalam dokumen perencanaan eksisting (RTRW Provinsi
/Kabupaten), dan studi terdahulu) sejumlah data eksisting serta rencana dan program eksisting
dapat ditelusuri. Pemetaaan terhadap peran masing-masing stakeholders (Pemkab, Swasta, dan
Masyarakat) dalam lingkungan strategis yang dikoridori oleh aspek normatif berupa peraturan
perundangan yang berlaku merupakan langkah penting untuk dapat memahami konteks, lingkup,
serta identifikasi masalah yang dihadapi dalam Inventarisai Data Jembatan Kabupaten Ogan
Komering Ilir. Kolaborasi hasil pemetaan peran serta kondisi obyektif dari nsistem transportasi yang
ada saat ini diharapkan dapat menjadi dasar dalam penyusuan Inventarisai Data Jembatan
Kabupaten Ogan Komering Ilir yang komprehensif dan terpadu (antar-moda, antar-wilayah, antar-
stakeholders, dll). Dalam strategi umum ini termasuk sejumlah program pokok (main programs)
yang harus dijabarkan dalam tahapan jangka pendek, menengah dan panjang.
Mengidentifikasikan tugas dan tanggung jawab dari masing masing anggota tim sesuai
dengan ketentuan yang terdapat pada Kerangka Acuan Kerja (KAK).
Mengidentifikasikan data primer dan data sekunder yang harus dikumpulkan, serta
mengidentifikasi instansi instansi sumber data untuk keperluan koordinasi.
Mengidentifikasikan jenis survey dan pelaporan yang harus dilaksanakan oleh tim.
Mengimplementasikan rencana kegiatan dan jadwal penugasan yang telah disusun dan
disepakati oleh pemberi kerja kedalam tahapan-tahapan yang lebih detail.
2. Persiapan Eksternal
Melakukan koordinasi dengan pemberi pekerjaan sejak awal telah dilakukan untuk
mendiskusikan semua aspek mulai dari persiapan, maksud dan tujuan, sasaran pekerjaan,
output dan outcome, sampai pada ruang lingkup kegiatan. Koordinasi yang menyangkut
perbaikan laporan pendahuluan dan persiapan survei. Sedangkan koordinasi internal antara
tenaga ahli, asisten tenaga ahli dan personil pendukung telah dilakukan untuk mempertegas
batasan tugas dan pekerjaan yang akan dilakukan sesuai dengan keahlian masing-masing.
Penentuan tenaga ahli yang terlibat dilakukan dengan pertimbangan tingkat efisiensi dan
efektifitas kerja yang akan dilaksanakan. Hal ini dilakukan dengan harapan bahwa proses
pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan secara efisien dan efektif. Pada sisi lain koordinasi tim
internal telah menyiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan
secara matang dan rinci. Kegiatan yang dimaksud meliputi penyusunan organisasi kerja,
penyusunan rencana kerja, pembagian kerja, kebutuhan bahan dan peralatan yang akan
dipergunakan dalam survei lapangan.
3. Kajian Pustaka
Kajian pustaka dilakukan dengan maksud untuk memperoleh pengetahuan, wawasan dan
pemahaman awal mengenai lingkup materi studi serta aspek-aspek lain yang berkaitan
dengan rona awal dan teknologi basis data spasial. Pada prinsipnya, kajian pustaka akan terus
dibutuhkan selama pekerjaan ini berlangsung untuk kolaborasi materi secara mendalam agar
bisa menghasilkan dokumen awal Pemutakhiran Data Jembatan lebih akurat.
4.2.2. Pengumpulan data
Tahap Inventarisasi dan Pengumpulan data mencakup inventarisasi studi- studi, referensi,
kebijakan dan rencana-rencana Pemda serta pengumpulan data yang mencakup data primer dan
data sekunder.
Tahapan inventarisasi ini juga dilakukan kaji ulang (review) terhadap studi- studi yang
telah dilakukan, kajian literature, kajian terhadap rencana-rencana daerah termasuk RTRW/RUTR
dan rencana pengembangan sistem transportasi serta aspekaspek legal dan institusional yang
berpengaruh terhadap pelaksana program dan rencana-rencana pengembangan sistim jaringan
jalan.
a) Pengumpulan Data Sekunder
Data sekunder perlu dikumpulkan dari instansi-instansi terkait, seperti : Dinas PU, Bappeda,
Dinas Perhubungan, Kantor Statistik dan lain-lain sebagai data tambahan untuk mendukung
data primer dalam proses analisis. Data sekunder yang dikumpulkan diantaranya meliputi:
1) Data tata guna lahan dan sarana pendukung di tiap wilayah studi
Tata guna lahan yang ada meliputi: kehutanan, pertanian, perkebunan, perdagangan,
perkantoran, pendidikan (sekolah dan kampus), industri rumah tangga. Selain besaran
potensi, perlu diketahui juga pertumbuhannya selama rentang waktu tertentu, serta
lokasi penyebaran potensi tersebut. Apabila potensi-potensi ini bisa dimanfaatkan, akan
membangkitkan arus barang dan penumpang yang menuntut penyediaan sarana
transportasi.
2) Data demografi kependudukan
Data Kependudukan meliputi: penyebaran penduduk, jumlah penduduk, mata
pencaharian, penghasilan perkapita, tingkat pendidikan, serta parameterparameter
demografi lainnya. Keberadaan penduduk dapat dipandang sebagai sumber daya
manusia yang akan mengelolah potensi wilayah yamg ada dan terlibat dalam
implementasi pembangunan prasarana. Selain itu, penduduk juga sebagai konsumen dari
berbagai komoniti yang akan menimbulkan arus barang yang butuh penyediaan
prasarana tranportasi.
3) Data dan peta jaringan jalan yang ada
Perlu dikaji ketersediaan data prasarana transportasi jalan raya yang sudah ada
(Existing). Hal yang khas didaerah pedalaman, selain jalan raya yang dibangun oleh
pemerintah, terdapat jalan Logging yang dibangun para pengusaha HPH dan jalan
setapak yang digunakan penduduk pedalaman, yang potensial untuk ditingkatkan
menjadi jalan raya, pembuatan rute jalan baru akan dipengaruhi oleh tata guna tanah
yang ada, yang akan menimbulkan bangkitan arus lalulintas. Di daerah pedalaman,
sebagian besar tanah dimanfaatkan untuk area HPH. Adanya pemukiman transmigrasi
yang dilengkapi dengan jalan poros dan jalan-jalan penghubung ke pusat kegiatan yang
sudah berkembang merupakan pemacu pertumbuhan wilayah.Dimana keseluruhan
jaringan jalan yang ada tergambar dalam peta jaringan jalan.
4) Pengumpulan kebijakan pemerintah terkait
Pembuatan Klasifikasi Jalan Menurut Fungsinya ini merupakan turunan dari RTRW
Kabupaten Ogan Komering Ilir. Kebijakan pemerintah daerah terkait yang perludi
pertimbangkan dalam hal ini termasuk peraturan-peraturan dan program
pembangunanan yang sudah ada, seperti Rencana Tata Ruang Nasional, Rencana Tata
Ruang Provinsi, Sistem Transportasi Nasional (Sistranas), Rencana Sistem Transportasi
Propinsi, Rencana Pengembangan Daerah Perbatasan, Propeda, Renstra, dan
sebagainya.
b) Pengumpulan Data
1. Pengumpulan Data Sekunder :
Data sekunder perlu dikumpulkan dari instansi-instansi terkait, seperti : Dinas PU,
Bappeda, Dinas Perhubungan, Kantor Statistik dan lain-lain sebagai data tambahan
untuk mendukung data primer dalam proses analisis.
Melakukan pengumpulan Data riwayat jalan (riwayat perkerasan, data lalu lintas,
data perwujudan jalan, data black spot), data kepemilikan tanah, data utilitas publik,
harga/nilai tanah objek pajak .
Survei Data Titik Referensi disingkat STR dimaksudkan untuk menentukan titik-titik
referensi pada suatu ruas jalan yang digunakan sebagai pedoman dalam
pelaksanaan survei jalan.
Dari Survei data titik referensi dapat ditentukan jarak titik referensi terhadap kota
awal kilometer, serta dapat pula ditentukan panjang sebenarnya dari suatu ruas
jalan.
Dalam survei titik referensi ini dilakukan pula pengecekan di lapangan atas
perbedaan titik referensi data base jaringan jalan dengan Ruas jalan SK menteri
376/KPTS/M/2004.
Disamping itu survei data titik referensi dimaksudkan pula sebagai masukan data
untuk leger jalan dan database jalan, baik di tingkat pusat maupun di tingkat
propinsi.
2) Survei inventarisasi Jalan
Tujuan survei inventarisasi jalan untuk mengumpulkan informasi mengenai
prasarana transportasi jalan yang meliputi kondisi fisik dari jalan dan kualitas
permukaaan jalan dalam kaitannya dengan kenyamanan berkendaraan. Ketelitian
pengukuran harus diusahakan setinggi mungkin.
Informasi yang dikumpulkan dalam survei inventarisasi jalan dapat meliputi:
a. Panjang, lebar ruas jalan,
b. Fasilitas pejalan kaki, bahu jalan dan drainase,
c. Kondisi permukaan jalan
d. Kondisi jalan
Adapun acuan yang digunakan untuk pelaksanaan survei ini adalah menunjuk pada
Buku Petunjuk Pengisian Bina Marga 12 Agustus 1998.
Secara umum, data hasil survei inventarisasi jalan dapat berupa hasil dari
pengamatan atau pengukuran sebagai berikut:
Data Pengamatan
Pengamatan kuantitatif, menggambarkan sketsa peta jalan, simpangan dan
sekitarnya dengan menggunakan skala tertentu, pengamatan kualitatif dengan
menggunakan skala yang sesuai dengan tingkat keseriusannya. Skala 5 angka biasa
digunakan, yaitu :
1 = buruk
2 = tidak begitu baik
3 = sedang
4 = baik
5 = memuaskan
Data Pengukuran
Mengukur jarak dengan menggunakan pita ukur (meteran) atau dengan odometer
pada kendaraan, alat ukur theodolite, peta/gambar teknik. Perkiraan jarak dapat
dilakukan selain dari peta, langsung dari lapangan dengan menggunakan meteran
atau dari dalam kendaraan. Objek yang diamati dicatat pada sketsa peta dengan
menunjukkan koordinat (x,y) terhadap titik awal ruas pada sumbu jalan. Skala yang
disarankan untuk survei ini adalah 1 : 1000. Hal ini berarti bahwa kertas berukuran
A4 dapat mencatat data untuk jalan sepanjang 250 meter.
3) Survei Kondisi Jalan
Maksud dan tujuan survei kondisi jalan disingkat SKJ (Road Condition Survei, RCS)
adalah untuk mendapatkan data kondisi dari bagian-bagian jalan yang mudah
berubah; baik untuk jalan aspal maupun jalan tanah/kerikil, sesuai kebutuhan
untuk
penyusunan rencana dan program pembinaan jaringan jalan. Hasil survei kondisi
jalan bersama dengan hasil survei jalan lainnya serta perhitungan lalu lintas
digunakan untuk penyusunan rencana dan program pembinaan jaringan jalan, dan
sebagai masukan dalam sistem perencanaan teknis jalan.
Disamping itu survei kondisi jalan dimaksudkan pula untuk dapat memberikan
masukan data pada leger jalan dan bank data jalan, baik dilingkat pusat, ditingkat
Propinsi, serta ditingkat Kabupaten/Kota.
Survei kondisi jalan dilakukan berdasarkan data titik referensi. Untuk pelaksanaan
survei kondisi jalan pada jalan aspal agar diusahakan bersamaan waktunya dengan
survei kekasaran permukaan jalan, sehingga hasil keduanya dapat saling
melengkapi.Adapun survei kondisi jalan meliputi :
a. Kondisi Fisik Jalan
Survei ini dilakukan untuk menginventarisasi kondisi fisik jalan pada lokasi
wilayah studi. Kondisi fisik jalan yang disurvei diantaranya meliputi data:
kondisi geometrik jalan, kondisi perkerasan serta kondisi lingkungan
(pemanfaatan lahan) disekitar jalan.
Sebelum menuju output beberapa hal yang perlu disepakati pengertiannya antara lain :
a. Ruas Jalan
Adalah jalan antara dua simpul yang mempunyai karakteristik lalu-lintas yang relatif sama.
b. Daerah
Adalah wilayah yang mempunyai batas administrasi.
c. Persimpangan
Adalah persimpangan antara dua atau lebih ruas jalan yang dimaksudkan yang mempunyai
karakteristik lalu-lintas hampir sama. Persimpangan dimana salah satu kakinya mempunyai
volume lalu-lintas kurang dari 25 % terhadap kaki lainnya tidak dikodefikasikan sebagai
simpul.
d. Peta Ruas Jalan
Adalah peta yang menggambarkan ruas-ruas jalan yang berada pada wilayah survey.
4.2.4. Penyusunan Tabulasi
1) Tabel ruas jalan
Berdasarkan data kondisi jaringan jalan saat ini, maka dapat disusun suatu sistim
tabel yang memuat Nomor Ruas Jalan, Nama Jalan, Panjang Fungsi serta status jalan
itu sendiri.
2) Tabel kondisi eksisting jalan
Dan dengan merujuk ke tabel penomoran diatas maka dapatlah disusun table yang
memuat kondisi eksisting jalan. Ditabel ini termuat kondisi umum jalan terebut.
3) Penyusunan Program dan Anggaran
Setelah penyusunan kodefikasi dan melihat kondisi eksisting jalan,maka dapat disusun
suatu program penanganan jaringan jalan serta jumlah anggaran yang diperlukan.
Program penanganan dan anggaran yang diperlukan adalah untuk pemeliharaan dan
peningkatan jalan, bukan untuk pembuatan jalan baru.
4) Dokumentasi / visualisasi,
Dokumentasi ini memberikan gambaran visualisasi terhadap kondisi existing jalan
yang ada.
5) Penyiapan Rekomendasi Biaya Penanganan
Berdasarkan hasil yang telah diperoleh maka akan disusun suatu rekomendasi studi,
termasuk studi lanjut untuk implementasi perencanaan sistem jaringan jalan.