Anda di halaman 1dari 18

Http://jurnal.stiatabalong.ac.id/index.

php/JAPB
ISSN : 2723-0937

IMPLEMENTASI APLIKASI SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN


DAERAH (SIPD) DILIHAT DARI ASPEK STRUKTUR BIROKRASI
PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN TABALONG

Ahmad Fahmi Arief, Rahmi Hayati


Email; fahmiarief22@gmail.com, rahmi.hayati777@gmail.com

Program Studi Administrasi Publik


Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Tabalong
Email: info@stiatabalong.ac.id

ABSTRAK

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisa Implementasi Aplikasi
Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD) Dilihat dari Aspek Struktur Birokrasi pada
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Tabalong. Metode yang digunakan
dalam penelitian adalah pendekatan deskriptif dengan teknik kualitatif. Teknik
pengumpulan data dengan proses wawancara dan dokumentasi. Indikator yang digunakan
untuk mengukur berhasil atau tidaknya implementasi Aplikasi Sistem Informasi
Pembangunan Daerah (SIPD) ini yaitu seperti yang tercantum dalam Permendagri No. 70
Tahun 2019 Tentang Sistem Informasi Pemerintah Daerah dan Permendagri No. 90 Tahun
2019 Tentang Klasifikasi, Kodefikasi, dan Nomenklatur Perencanaan Pembangunan dan
Keuangan Daerah, berupa dokumen tertulis ada 4 (empat) yaitu: (1) Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah (RPJPD) (2) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) (3) Rencana Strategis Perangkat Daerah dan (4) Rencana Kerja Perangkat
Daerah, Hasil Penelitian menunjukkan bahwa aplikasi Sistem Informasi Pembangunan
Daerah (SIPD) sudah terimplementasi dengan baik.

Kata kunci : Implementasi, aplikasi, sistem informasi pembangunan daerah.

IMPLEMENTATION OF THE APPLICATION OF REGIONAL DEVELOPMENT


INFORMATION SYSTEM (SIPD) VIEW FROM THE ASPECT OF
BUREAUCRACY STRUCTURE IN THE REGIONAL DEVELOPMENT PLANNING
AGENCY OF TABALONG REGENCY

ABSTRACT

The purpose of this study was to identify and analyze the Implementation of the Regional
Development Information System Application. Viewed from the aspect of the Bureaucratic
Structure in the Regional Development Planning Agency of Tabalong Regency. The method
used in this research is a descriptive approach with qualitative techniques. Data collection
techniques with the interview and documentation process. The indicators used to measure
the success or failure of the implementation of the Regional Development Information
System Application (SIPD) are as stated in Permendagri No. 70 of 2019 concerning Local
Government Information Systems and Permendagri No. 90 of 2019 concerning
Classification, Codification, and Nomenclature of Regional Development and Financial
Planning, in the form of 4 (four) written documents, namely: (1) Regional Long-Term
Development Plan (2) Regional Medium-Term Development Plan (3) Strategic Plans for

JAPB : Volume 4 Nomor 2, 2021 732


Http://jurnal.stiatabalong.ac.id/index.php/JAPB
ISSN : 2723-0937

Regional Apparatus and (4) Work Plans for Regional Apparatus. The results show that the
Regional Development Information System application has been implemented properly.
Keywords : Implementation, application, regional development information system.

PENDAHULUAN penentuan dan proses dalam peningkatan


keberhasilan pembangunan. Penjelasan
Pembangunan daerah merupakan tersebut bahwa di dalam perencanaan
proses dimana pemerintah daerah dan pembangunan tidak bisa lepas dari isu
masyarakatnya mengelola sumber daya strategi serta permasalahan yang
yang ada dan membentuk suatu pola diajukan dalam perencanaan
kemitraan. Demi tercapainya pembangunan yang akan disusun oleh
keberhasilan pembangunan, segala aspek pemerintah daerah dengan melihat
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi aspirasi masyarakatnya (Tjakrowinoto,
pembangunan harus melibatkan 1996).
masyarakat, karena merekalah yang
mengetahui permasalahan dan kebutuhan Daerah harus lebih fokus dalam
dalam rangka membangun wilayahnya melaksanakan pembangunan dengan
sebab merekalah yang nantinya akan memperhatikan karakter serta potensi
memanfaatkan dan menilai tentang daerahnya. Hal ini dapat diketahui di
berhasil atau tidaknya pembangunan di dalam pelaksanaan musyawarah
wilayah mereka. perencanaan dan pembangunan setiap
daerah dengan memperhatikan
Pembangunan sebagai sebuah permasalahan, isu strategis dan program
perubahan yang membawa ke arah yang selanjutnya dimasukkan ke dalam
lebih baik butuh perencanaan agar tujuan prioritas sasaran dan program dalam
yang diinginkan tepat sasaran. Rancangan Pembanguan Jangka
Perencanaan pembangunan sebagaimana Menengah Daerah (RPJMD), program
tercantum dalam tujuan bernegara adalah strategis nasional dan prioritas sasaran
ingin memajukan kesejahteraan umum dan program dalam Rencana Kerja
yang direalisasikan melalui proses Pemerintah (RKP), dan fokus daerah
pembangunan. Dalam Undang-Undang dalam melaksanakan pembangunan
Sistem Perencanaan Pembangunan dengan adanya kegiatan prioritas yang di
Nasional pada Undang- Undang Nomor dukung dengan adanya dokumen
25 Tahun 2004 Pasal 3 Ayat 2 perencanaan. Faktor penting dalam
menjelaskan perencanaan dalam penyusunan dokumen perencanaan
pembangunan nasional terdiri atas pembangunan ialah harus lebih
perencanaan pembangunan yang telah memperhatikan ketersediaan data
disusun oleh kementerian/lembaga, pembangunan, isu strategis daerah yang
sedangkan dalam perencanaan memuat kondisi, masalah serta potensi
pembangunan daerah disusun oleh daerah, kemampuan finansial dan
pemerintah daerah sesuai dengan dukungan kerangka regulasi sehingga
kewenangannya. Berdasarkan kebijakan dapat dilaksanakan.
tersebut, dalam perencanaan
pembangunan nasional memuat esensi Proses pembangunan di daerah
dari perencanaan pembangunan yang didorong pula oleh pelaksanaan otonomi
menentukan arah kebijakan dengan daerah. Otonomi daerah adalah
mempertimbangkan kebutuhan kewenangan daerah otonom untuk
masyarakat melalui alur kegiatan yang mengatur dan mengurus kepentingan
sistematis serta melihat sumber daya masyarakat sesuai dengan peraturan
yang ada. perundang-undangan. Daerah otonom
memiliki kewenangan untuk mengatur
Perencanaan pembangunan terdiri dan mengurus kepentingan masyarakat
dari dua aspek yaitu mengenai kegiatan setempat, bersifat lokalitas, sebagai

JAPB : Volume 4 Nomor 2, 2021 733


Http://jurnal.stiatabalong.ac.id/index.php/JAPB
ISSN : 2723-0937

konsekuensi dari penyelenggaraan pertimbangan dalam pengambilan


otonomi daerah (Widjaja, 2005). keputusan.

Sebagaimana telah diamanatkan Sistem Informasi Pembangunan


dalamUndang-Undang Nomor 25 Tahun Daerah (SIPD) akan membantu Kepala
2004 Tentang Sistem Perencanaan Daerah/Kepala Badan / Kepala
Pembangunan Nasional Bab VII Pasal Instansi/Kepala Kantor/Kepala Unit
31, yang menyatakan bahwa Kerja masing-masing dalam
Perencanaan Pembangunan didasarkan mendapatkan infromasi dan data yang
pada data/informasi yang akurat dan akurat. Pengapliaksian Sistem Informasi
dapat dipertanggungjawabkan. Pembangunan Daerah juga merupakan
Data/informasi merupakan salah satu suatu percepatan pelaksanaan Inpres
bahan evaluasi pelaksanaan perencanaan Nomor 3 Tahun 2003 Tentang Kebijakan
pembangunan daerah serta bahan dan Strategi Nasional Pengembangan
penentu/perumusan kebijakan dan Electronic Government. Electronic
perencanaan pembangunan daerah. Sejak Government merupakan suatu proses
diterapkannya undang-undang ini, sistem pemerintahan dengan
pemerintah dalam melaksanakan memanfaatkan ICT (information,
pembangunan di daerah seluruh wilayah communication, and technology) sebagai
telah memasuki era baru yaitu dimana alat untuk memberikan kemudahan
pemerintah daerah diberikan wewenang proses komunikasi dan transaksi kepada
yang lebih besar dalam proses warga masyarakat, organisasi bisnis, dan
pembangunan di daerahnya masing- antara lembaga pemerintah serta stafnya.
masing.
Berdasarkan observasi awal, peneliti
Oleh itu maka dibutuhkannya suatu menemukan beberapa permasalahan
sistem yang memudahkan kinerja dan yaitu terdapat sebagian pengguna
menjadi suatu pusat database yang bisa di aplikasi / petugas / staf penginput data
percaya dan akurat dalam menyajikan yang menyatakan bahwa aplikasi Sistem
data, terutama dalam penyusunan Informasi Pembangunan Daerah pada
Perencanaan Pembangunan Daerah baik Badan Perencanaan Pembangunan
dalam tahap penyusunan rencana, Daerah Kabupaten Tabalong sudah
penetapan rencana, pengendalian terimplimentasi dengan baik. Namun,
pelaksanaan rencana, dan evaluasi ada pula sebagian pengguna aplikasi /
pelaksanaan rencana, baik dalam petugas / staf penginput data yang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang menyatakan bahwa aplikasi Sistem
Daerah(RPJPD),Rencana Pembangunan Informasi Pembangunan Daerah pada
Jangka Menegah Daerah (RPJMD) Badan Perencanaan Pembangunan
danRencanaKerja Pemerintah Daerah Daerah Kabupaten Tabalong belum
(RKPD). terimplementasi dengan baik. Hal ini
terkait dengan masih adanya kendala
Data yang akurat, terkini, dan seperti jaringan internet di daerah
akuntabel sangat diperlukan guna terpencil yang sulit mengakses aplikasi
ketepatan sasaran dalam perencanaan tersebut, beberapa petugas penginput
pembangunan.Sistem Informasi data yang kesulitan beradaptasi dengan
Pembangunan Daerah (SIPD) adalah teknologi di dalam aplikasi serta ada pula
suatu Sistem yang berguna untuk ditemukan beberapa ketidaksesuaian
mendokumentasikan, antara data yang di input kedalam
mengadministrasikan, serta mengolah aplikasi dengan laporan dari kegiatan
data pembangunan daerah menjadi terkait.
informasi yang disajikan kepada
masyarakat dan sebagai bahan Hasil observasi awal tersebut sejalan
dengan temuan (Rachmawati, 2018)

JAPB : Volume 4 Nomor 2, 2021 734


Http://jurnal.stiatabalong.ac.id/index.php/JAPB
ISSN : 2723-0937

dalam penelitiannya tentang dapat diartikan sebagai suatu usaha


Intergovermental Network dalam atau kegiatan berkesimbungan yang
Perencanaan Pembangunan berbasis dilakukan untuk mewujudkan rencana
Sistem Informasi Pembangunan Daerah atau program menjadi kenyataan.
(SIPD), Studi pada BadanPerencanaan Bernardine R. Wijaya & Susilo
Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Supardo dalam Harbani Pasolog
Timur yang mana Sistem Informasi (2011:57) mengatakan bahwa
Pembangunan Daerah (SIPD) dalam implementasi adalah proses
pelaksanaannya belum berjalan dengan mentransformasikan suatu rencana ke
baik. dalam praktek. Secara garis besar
implementasi dapat diartikan sebagai
Namun, pada penelitian (Dione & setiap kegiatan yang dilakukan
Faradina, 2020) diperoleh hasil bahwa menurut rencana untuk mencapai
implementasi Sistem Informasi tujuan yang telah ditentukan. Orang
Pembangunan Daerah (SIPD) telah sering beranggapan bahwa
sesuai dengan peraturan yang berlaku implementasi hanya merupakan
dengan catatan masih bisa pelaksanaan dari apa yang telah di
dimaksimalkan lagi penggunaannya. putuskan legislatif atau cara
pengambilan keputusan, seolah-olah
Berdasarkan uraian permasalahan di tahapan ini kurang berpengaruh. Akan
atas maka penulis tertarik untuk tetapi dalam kenyataan dapat dilihat
melakukan penelitian yang berjudul sendiri bahwa betapapun baiknya
“Implementasi Aplikasi Sistem rencana yang telah dibuat tetapi tidak
Informasi Pembangunan Daerah (SIPD) ada gunanya apa bila itu tidak
Dilihat Dari Aspek Struktur Birokrasi dilaksanakan dengan baik dan benar.
pada Badan Perencanaan Pembangunan Ia membutuhkan pelaksana yang
Daerah Kabupaten Tabalong”. benar-benar jujur, untuk
menghasilkan rambu-rambu
TINJAUAN PUSTAKA / LANDASAN pemerintahan yang berlaku. Gordon
TEORI (1986) dalam Harbani Pasolong
(2011:58) mengatakan implementasi
1. Konsep Implementasi berkenaan dengan berbagai kegiatan
yang diarahkan pada realisasi
Hinggis (1985) dalam Harbani program. Selanjutnya Van Meter dan
Pasolong (2011:57) mendefinisikan Van Hom dalam Solichin A.W
implementasi sebagai rangkuman dari (2005:65), kemudian memberikan
berbagai kegiatan yang didalamnya pengertian tentang implementasi
sumber daya manusia menggunakan yaitu: “tindakan-tindakan yang
sumber daya lain untuk mencapai dilakukan baik oleh individu-individu
sasaran strategi. Dalam Kamus Besar atau pejabat-pejabat atau kelompok-
Bahasa Indonesia Edisi Kedua yang kelompok pemerintah atau swasta
diterbitkan oleh Dapartemen yang diarahkan pada tercapainya
Pendidikan dan kebudayaan (1991) tujuan-tujuan yang telah digariskan
ditegaskan arti implementasi atau Im. dalam keputusan kebijaksanaan”.
Ple. Men. Ta. Si. Sebagai pelaksanaan Pressman dan Wildavsky dalam
atau penerapan. Sedang secara Solichin A.W (2005:65) menyatakan
etimologis, implementasi bahwa “sebuah kata kerja
mengandung arti sebagai realisai atau mengimplementasikan itu sudah
tindak lanjut dari suatu pelaksanaan sepantasnya terkait langsung dengan
yang mencakup perihal perbuatan dan kata benda kebijaksanaan”. Sehingga
usaha tertentu. Implementasi dalam bagi kedua pelopor studi
arti harfiah adalah pelaksanaan. implementasi ini maka proses untuk
Untuk lebih jelasnya, implementasi melaksanakan kebijakan perlu

JAPB : Volume 4 Nomor 2, 2021 735


Http://jurnal.stiatabalong.ac.id/index.php/JAPB
ISSN : 2723-0937

mendapatkan perhatian yang seksama aktivitas, adanya aksi, tindakan, atau


dan oleh sebab itu adalah keliru kalau mekanisme suatu sIstem. Ungkapan
kita mengganggap bahwa proses mekanisme mengandung arti bahwa
tersebut dengan sendirinya akan implementasi bukan sekedar aktivitas,
berlangsung mulus. tetapi suatu kegiatan yang terencana
dan dilakukan secata sungguh-
2. Pengertian Implementasi sungguh berdasarkan acuan norma
tertentu untuk mencapai tujuan
Menurut Nurdin Usman dalam kegiatan.
bukunya yang berjudul Konteks
Implementasi Berbasis Kurikulum 3. Teori Implementasi
mengemukakan pendapatnya
mengenai implementasi atau Teori implementasi kebijakan
pelaksanaan sebagai berikut : yang berperspektif topdown
“Implementasi adalah bermuara dikembangkan oleh George C.
pada aktivitas, aksi, tindakan, atau Edward III. Menurut George Edward
adanya mekanisme suatu sistem. III dalam Widodo (2010:96) terdapat
Implementasi bukan sekedar 4 faktor yang mempengaruhi
aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang keberhasilan atau kegagalan
terencana dan untuk mencapai tujuan implementasi kebijakan antara lain
kegiatan”(Usman, 2002:70). yaitu faktor (1) komunikasi, (2)
sumberdaya, (3) disposisi dan (4)
Menurut Guntur Setiawan dalam struktur birokrasi.
bukunya yang berjudul Implementasi
Dalam Birokrasi Pembangunan a. Komunikasi
mengemukakan pendapatnya
mengenai implementasi atau Menurut Edward III dalam
pelaksanaan sebagai berikut : Widodo (2010:97), komunikasi
“Implementasi adalah perluasan diartikan sebagai “proses
aktivitas yang saling menyesuaikan penyampaian informasi
proses interaksi antara tujuan dan komunikator kepada komunikan”.
tindakan untuk mencapainya serta Informasi mengenai kebijakan
memerlukan jaringan pelaksana, publik menurut Edward III dalam
birokrasi yang efektif”(Setiawan, Widodo (2010:97) perlu
2004:39). disampaikan kepada pelaku
kebijakan agar para pelaku
Jadi secara etimologis kebijakan dapat mengetahui apa
implementasi itu dapat dimaksud yang harus mereka persiapkan dan
sebagai suatu aktivitas yang bertalian lakukan 20 untuk menjalankan
dengan penyelesaian suatu pekerjaan kebijakan tersebut sehingga tujuan
dengan penggunaaan sarana (alat) dan sasaran kebijakan dapat
untuk memperoleh hasil. Apabila dicapai sesuai dengan yang
pengertian implementasi diatas diharapakan.
dirangkaikan dengan kebijakan publik
dapat diartikan sebagai aktivitas Menurut Edward III dalam
penyelesaian atau pelaksanaan suatu Widodo (2010:97), komunikasi
kebijakan publik yang telah kebijakan memiliki beberapa
ditetapkan/disetujui dengan dimensi, antara lain dimensi
penggunaan sarana (alat) untuk transmisi (trasmission), kejelasan
mencapai tujuan (clarity) dan konsistensi
kebijakan.Pengertian implementasi (consistency).
memperlihatkan bahwa kata
implementasi bermuara pada

JAPB : Volume 4 Nomor 2, 2021 736


Http://jurnal.stiatabalong.ac.id/index.php/JAPB
ISSN : 2723-0937

1) Dimensi transmisi 1) Sumberdaya Manusia


menghendaki agar kebijakan
publik disampaikan tidak Sumberdaya manusia
hanya disampaikan kepada merupakan salah satu variabel
pelaksana (implementors) yang mempengaruhi
kebijakan tetapi juga keberhasilan pelaksanaan
disampaikan kepada kelompok kebijakan. Edward III dalam
sasaran kebijakan dan pihak Widodo (2010:98) menyatakan
lain yang berkepentingan baik bahwa “probably the most
secara langsung maupun tidak essential resources in
langsung. implementing policy is staff”.
Edward III dalam Widodo
2) Dimensi kejelasan (clarity) (2010:98) menambahkan “no
menghendaki agar kebijakan matter how clear and consistent
yang ditrasmisikan kepada implementation order are and
pelaksana, target grup dan no matter accurately they are
pihak lain yang berkepentingan transmitted, if personnel
secara jelas sehingga diantara responsible for carrying out
mereka mengetahui apa yang policies lack the resources to do
menjadi maksud, tujuan, an effective job, implementing
sasaran, serta substansi dari will not effective”.
kebijakan publik tersebut
sehingga masing- masing akan 2) Sumberdaya Anggaran
mengetahui apa yang harus
dipersiapkan serta Edward III dalam Widodo
dilaksanakan untuk (2010:100) menyatakan dalam
mensukseskan kebijakan kesimpulan studinya
tersebut secara efektif dan “budgetary limitation, and
efisien. citizen opposition limit the
acquisition of adequate
3) Dimensi konsistensi facilities. This is turn limit the
(consistency) diperlukan agar quality of service that
kebijakan yang diambil tidak implementor can be provide to
simpang siur sehingga public”. Menurut Edward III,
membingungkan pelaksana terbatasnya anggaran yang
kebijakan, target grup dan tersedia menyebabkan kualitas
pihak-pihak yang pelayanan yang seharusnya
berkepentingan. diberikan kepada masyarakat
juga terbatas. Edward III dalam
b. Sumberdaya Widodo (2010:100)
menyatakan bahwa “new towns
Edward III dalam Widodo studies suggest that the limited
(2010:98) mengemukakan bahwa supply of federal incentives
faktor sumberdaya mempunyai was a major contributor to the
peranan penting dalam failure of the program”.
implementasi kebijakan. Menurut Menurut Edward III,
Edward III dalam Widodo terbatasnya insentif yang
(2010:98) bahwa sumberdaya diberikan kepada implementor
tersebut meliputi sumberdaya merupakan penyebab utama
manusia, sumberdaya anggaran, gagalnya pelaksanaan program.
dan sumberdaya peralatan dan Edward III dalam Widodo
sumberdaya kewenangan. (2010:101) menyimpulkan
bahwa terbatasnya sumber

JAPB : Volume 4 Nomor 2, 2021 737


Http://jurnal.stiatabalong.ac.id/index.php/JAPB
ISSN : 2723-0937

daya anggaran akan menjadi penting ketika mereka


mempengaruhi keberhasilan dihadapkan suatu masalah dan
pelaksanaan kebijakan. mengharuskan untuk segera
Disamping program tidak bisa diselesaikan dengan suatu
dilaksanakan dengan optimal, keputusan. Oleh karena itu,
keterbatasan anggaran Edward III dalam Widodo
menyebabkan disposisi para (2010:103), menyatakan bahwa
pelaku kebijakan rendah. pelaku utama kebijakan harus
diberi wewenang yang cukup
3) Sumberdaya Peralatan untuk membuat keputusan
sendiri untuk melaksanakan
Edward III dalam Widodo kebijakan yang menjadi
(2010:102) menyatakan bahwa kewenangannya.
sumberdaya peralatan
merupakan sarana yang c. Disposisi
digunakan untuk
operasionalisasi implementasi Pengertian disposisi menurut
suatu kebijakan yang meliputi Edward III dalam Widodo
gedung, tanah, dan sarana yang (2010:104) dikatakan sebagai
semuanya akan memudahkan “kemauan, keinginan dan
dalam memberikan pelayanan kecenderungan para perlaku
dalam implementasi kebijakan. kebijakan untuk melaksanakan
Edward III dalam Widodo kebijakan tadi secara sungguh
(2010:102) menyatakan sungguh sehingga apa yang
:Physical facilities may also be menjadi tujuan kebijakan dapat
critical resources in diwujudkan”. Edward III dalam
implementation. An Widodo (2010:104-105)
implementor may have mengatakan bahwa : jika
sufficient staff, may understand implementasi kebijakan ingin
what he supposed to do, may berhasil secara efektif dan efisien,
have authority to exercise his para pelaksana (implementors)
task, but without the necessary tidak hanya mengetahui apa yang
building, equipment, supplies harus dilakukan dan mempunyai
and even green space kemampuan untuk melakukan
implementation will not kebijakan tersebut, tetapi mereka
succeed. juga harus mempunyai kamauan
untuk melaksanakan kebijakan
4) Sumberdaya Kewenangan tersebut. Faktor-faktor yang
menjadi perhatian Edward III
Sumberdaya lain yang dalam Agustinus (2006:159-160)
cukup penting dalam mengenai disposisi dalam
menentukan keberhasilan suatu implementasi kebijakan terdiri
implementasi kebijakan adalah dari:
kewenangan. Menurut Edward
III dalam Widodo (2010:103) 1) Pengangkatan birokrasi.
menyatakan bahwa: Disposisi atau sikap pelaksana
Kewenangan (authority) yang akan menimbulkan hambatan-
cukup untuk membuat hambatan yang nyata terhadap
keputusan sendiri yang dimiliki implementasi kebijakan bila
oleh suatu lembaga akan personel yang ada tidak
mempengaruhi lembaga itu melaksanakan kebijakan yang
dalam melaksanakan suatu diinginkan oleh pejabat-pejabat
kebijakan. Kewenangan ini yang lebih atas. Karena itu,

JAPB : Volume 4 Nomor 2, 2021 738


Http://jurnal.stiatabalong.ac.id/index.php/JAPB
ISSN : 2723-0937

pengangkatan dan pemilihan 4. Fungsi birokrasi berada dalam


personel pelaksana kebijakan lingkungan yang kompleks dan
haruslah orang-orang yang luas.
memiliki dedikasi pada 5. Birokrasi mempunyai naluri
kebijakan yang telah bertahan hidup yang tinggi
ditetapkan, lebih khusus lagi dengan begitu jarang
pada kepentingan warga ditemukan birokrasi yang mati.
masyarakat. 6. Birokrasi bukan kekuatan yang
netral dan tidak dalam kendali
2) Insentif merupakan salah-satu penuh dari pihak luar.
teknik yang disarankan untuk
mengatasi masalah sikap para Meskipun sumber-sumber untuk
pelaksana kebijakan dengan mengimplementasikan suatu
memanipulasi insentif. Pada kebijakan cukup dan para pelaksana
dasarnya orang bergerak (implementors) mengetahui apa dan
berdasarkan kepentingan bagaimana cara melakukannya, serta
dirinya sendiri, maka mempunyai keinginan untuk
memanipulasi insentif oleh melakukannya, namun Edward III
para pembuat kebijakan dalam Widodo (2010:106)
mempengaruhi tindakan para menyatakan bahwa “implementasi
pelaksana kebijakan. Dengan kebijakan bisa jadi masih belum
cara menambah keuntungan efektif karena ketidakefisienan
atau biaya tertentu mungkin struktur birokrasi”. Struktur birokasi
akan menjadi faktor pendorong ini menurut Edward III dalam Widodo
yang membuat para pelaksana (2010:106) mencangkup aspekaspek
menjalankan perintah dengan seperti struktur birokrasi, pembagian
baik. Hal ini dilakukan sebagai kewenangan, hubungan antara unit-
upaya memenuhi kepentingan unit organnisasi dan sebagainya.
pribadi atau organisasi. Menurut Edwards III dalam Winarno
(2005:150) terdapat dua karakteristik
d. Struktur Birokrasi utama dari birokrasi yakni: ”Standard
Operational Procedure (SOP) dan
Ripley dan Franklin dalam fragmentasi”. Menurut Winarno
Winarno (2005:149-160) (2005:150) ”Standard operational
mengidentifikasi enam procedure (SOP) merupakan
karakteristik birokrasi sebagai perkembangan dari tuntutan internal
hasil pengamatan terhadap akan kepastian waktu, sumber daya
birokrasi di Amerika Serikat, serta kebutuhan penyeragaman dalam
yaitu: organisasi kerja yang kompleks dan
luas”. Edward III dalam Widodo
1. Birokrasi diciptakan sebagai (2010:107) menyatakan bahwa :
instrumen dalam menangani demikian pula dengan jelas tidaknya
keperluan-keperluan publik standar operasi, baik menyangkut
(public affair). mekanisme, system dan prosedur
2. Birokrasi merupakan institusi pelaksanaan kebijakan, pembagian
yang dominan dalam tugas pokok, fungsi dan kewenangan,
implementasi kebijakan publik dan tangggung jawab diantara pelaku,
yang mempunyai kepentingan dan tidak harmonisnya hubungan
yang berbedabeda dalam setiap diantara organisasi pelaksana satu
hierarkinya. dengan yang lainnya ikut pula
3. Birokrasi mempunyai sejumlah menentukan keberhasilan
tujuan yang berbeda. implementasi kebjakan. Namun,
berdasakan hasil penelitian Edward

JAPB : Volume 4 Nomor 2, 2021 739


Http://jurnal.stiatabalong.ac.id/index.php/JAPB
ISSN : 2723-0937

III dalam Winarno (2005:152) a. Pengorganisasian struktur


menjelaskan bahwa: SOP sangat oganisasi yang jelas diperlukan
mungkin dapat menjadi kendala bagi dalam mengoperasikan program
implementasi kebijakan baru yang sehingga tenaga pelaksana dapat
membutuhkan caracara kerja baru terbentuk dari sumber daya
atau tipe- tipe personil baru untuk manusia yang kompeten dan
melaksanakan kebijakan-kebijakan. berkualitas.
Dengan begitu, semakin besar
kebijakan membutuhkan perubahan b. Interpretasi para pelaksana harus
dalam cara-cara yang lazim dalam mampu menjalankan program
suatu organisasi, semakin besar pula sesuai dengan petunjuk teknis dan
probabilitas SOP menghambat petunjuk pelaksana agar tujuan
implementasi. Edward III dalam yang diharapkan dapat tercapai.
Winarno (2005:155) menjelaskan
bahwa ”fragmentasi merupakan c. Penerapan atau aplikasi perlu
penyebaran tanggung jawab suatu adanya pembuatan prosedur kerja
kebijakan kepada beberapa badan yang jelas agar program kerja
yang berbeda sehingga memerlukan dapat berjalan sesuai dengan
koordinasi” Edward III dalam jadwal kegiatan sehingga tidak
Widodo (2010:106),mengatakan berbenturan dengan program
bahwa: struktur birokrasi yang lainnya.
terfragmentasi (terpecahpecah atau
tersebar red.) dapat meningkatkan 5. Pengertian Sistem Informasi
gagalnya komunikasi, karena Pembangunan Daerah
kesempatan untuk instruksinya
terdistorsi sangat besar. Semakin Mengacu pada Peraturan Menteri
terdistorsi dalam pelaksanaan Dalam Negeri Republik Indonesia
kebijakan, semakin membutuhkan Nomor 70 Tahun 2019 Tentang
koordinasi yang intensif”. Sistem Informasi Pemerintah Daerah
dan Peraturan Menteri Dalam Negeri
4. Konsep Implementasi Program Republik Indonesia Nomor 90 Tahun
2019 Tentang Klasifikasi, Kodefikasi,
Implementasi merupakan suatu dan Nomenklatur Perencanaan
proses yang sangat penting ketika Pembangunan dan Keuangan Daerah,
berbicara penerapan program baik itu secara garis besar Sistem Informasi
yang bersifat sosial atau dalam dunia Pembangunan Daerah (SIPD) adalah
pendidikan. Implementasi program suatu Sistem yang
merupakan langkah- langkah mendokumentasikan,
pelaksanaan kegiatan dalam upaya mengadministrasikan, serta mengolah
mencapai tujuan dari program itu data pembangunan daerah menjadi
sendiri, Jones (dalam Arif Rohman informasi yang disajikan kepada
2009: 101-102) menyebutkan masyarakat dan sebagai bahan
implemetasi program merupakan pertimbangan dalam pengambilan
salah satu komponen dalam suatu keputusan. Dan berikut ini beberapa
kebijakan. Implementasi program jenis element data pada Sistem
merupakan upaya yang berwenang Informasi Pembangunan Daerah.
untuk mencapai tujuan. Menurut
Charles O. Jones (Siti Erna Latifi Sistem Informasi Pembangunan
Suryana, 2009: 28) ada tiga pilar Daerah (SIPD) akan membantu
aktivitas dalam mengoperasikan Kepala Daerah / Kepala Badan /
program yaitu : Kepala Instansi / Kepala Kantor /
Kepala Unit Kerja masing-masing
dalam mendapatkan infromasi dan

JAPB : Volume 4 Nomor 2, 2021 740


Http://jurnal.stiatabalong.ac.id/index.php/JAPB
ISSN : 2723-0937

data yang akurat. Dan pengapliaksi merupakan perwujudan pelaksanaan


Sistem Informasi Pembangunan urusan pemerintahan daerah yang
Daerah juga merupakan sauatu didesentralisasikan sehingga
percepatan pelaksaan Inpres Nomor : pemanfaatannya akan sangat
3 Tahun 2003 Tentang Kebijakan dan mendukung proses penyelenggaraan:
Strategi Nasional Pengembangan 1. perencanaan pembangunan
Elektronik Governmant. Electronic daerah;
government merupakan suatu proses 2. perencanaan anggaran daerah;
sistem pemerintahan dengan 3. pelaksanaan dan penatausahaan
memanfaatkan ICT (information, keuangan daerah;
communication and technology) 4. akuntansi dan pelaporan keuangan
sebagai alat untuk memberikan daerah;
kemudahan proses komunikasi dan 5. pertanggungjawaban keuangan
transaksi kepada warga masyarakat, daerah;
organisasi bisnis dan antara lembaga 6. pengawasan keuangan daerah; dan
pemerintah serta stafnya. Sehingga 7. analisis informasi pemerintahan
dapat dicapai efisiensi, efektivitas, daerah lainnya.
transparansi dan pertanggung Adapun tujuan penggolongan/
jawaban pemerintah kepada pengelompokan, pemberian kode, dan
masyarakatnya. Dengan cara daftar penamaan menuju single
mengaplikasikan Sistem Informasi codebase melalui penerapan
Pembangunan Daerah ini secara Permendagri No 90 Tahun 2019
nasional yang nantinya mempunyai adalah untuk:
efek positif dalam mempercepat
proses penerapan e-government dan 1. menyediakan statistik keuangan
Pemerintahan yang berbasis computer Pemerintah Daerah
sehingga lebih mempermudah kinerja 2. melakukan evaluasi perencanan
dari Pemerintahan. pembangunan daerah dan
pengelolaan keuangan daerah
Sebagaimana telah disebutkan di 3. membantu keala daerah dalam
atas, bahwa Permendagri No 90 melakukan evaluasi kinerja dan
Tahun 2019 merupakan ketentuan keuangan daerah
implementatitf dari penerapan Sistem 4. mendukung penyelenggaraan
Informasi Perencanaan Daerah sistem Infromasi Pemerintah
(SIPD). Permendagri No 90 Tahun Daerah (SIPD)
2019 sebagai pedoman bagi 5. membantu kepala daerah dalam
pemerintah daerah dalam merumuskan kebijakan
menyediakan dan menyajikan pembangunan daerah dan
informasi secara berjenjang dan keuangan daerah
mandiri berupa penggolongan / 6. mendukung keterbukaan informasi
pengelompokan, pemberian kode, dan kepada masyarakat
daftar penamaan menuju single
codebase untuk digunakan dalam Dengan adanya standarisasi
penyusunan perencanaan, penamaan, pemberian kode,
penganggaran, pelaksanaan dan pengelompakan informasi menuju
pertanggungjawaban serta pelaporan single codebase, maka akan
kinerja keuangan. menjadikan tata kelola pemerintah
daerah semakin transparan,
Klasifikasi, kodefikasi, dan accountable, responsible, serta
nomenklatur perencanaan reliable sesuai dengan prinsip-prisip
pembangunan dan keuangan daerah good governance. Menurut Lembaga
sebagaimana diatur dalam Administrasi Negara, (LAN) salah
Permendagri No 90 Tahun 2019 satu wujud good governance adalah

JAPB : Volume 4 Nomor 2, 2021 741


Http://jurnal.stiatabalong.ac.id/index.php/JAPB
ISSN : 2723-0937

penyelenggaraan pemerintahan yang Ditinjau dari manajemen strategis,


solid dan bertanggung jawab serta perencanaan dan penganggaran
efisien dan efektif. Good Governance daerah merupakan suatu kesatuan
atau tata kelola pemerintah yang baik yang tidak dapat dipisahkan dalam
tersebut merupakan salah satu pilar fungsi manajemen (Yuwono dkk,
dalam mewujudkan pemerintahan 2008:67). Oleh karena itu
yang maju dan bersih (Sedarmayanti, perencanaan yang baik merupakan
2004). inti dari pengelolaan keuangan yang
efektif. Pemerintah daerah tidak akan
A. Implementasi Sistem Informasi dapat mengelola keuangannya secara
Pembangunan Daerah efektif apabila sistem perencanaan
dan penganggaran yang dimiliki tidak
Perencanaan pembangunan daerah baik. Dokumen RKPD dan APBD
merupakan hal yang sangat penting merupakan dokumen perencanaan
dalam proses pencapaian visi misi dan anggaran yang saling berkaitan.
daerah, karena dalam perencanaan Oleh karena itu, dalam membahas
tersebut terdapat kegiatan, tahapan, APBD perlu menekankan pada
maupun strategi dalam mencapai sinkronisasi antara dokumen APBD
ultimate target pembangunan daerah dengan dokumen perencanaan
yang tertuang dalam visi dan misi pembangunan daerah.
derah. Dalam konteks nasional, UU
Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Disamping perencanaan,
Perencanaan Pembangunan Nasional penganggaran juga mengambil porsi
mendefinisikan perencanaan sebagai penting dalam pelaksanaan
suatu proses untuk menentukan pembangunan daerah. Perencanaan
tindakan masa depan yang tepat, dan penganggaran merupakan proses
melalui urutan pilihan, dengan yang penting dalam penyelenggaraan
memperhitungkan sumber daya yang pemerintahan, karena berkaitan
tersedia. Sedangkan PP No 17 Tahun dengan tujuan dari pemerintahan itu
2017 tentang Sinkronisasi Proses sendiri yaitu untuk mensejahterahkan
Perencanaan dan Penganggaran rakyatnya. Perencanaan dan
Pembangunan nasional memberikan penganggaran merupakan proses yang
kriteria bahwa untuk pelaksanaan terintegrasi, oleh karenanya output
perencanaan pembangunan harus dari perencanaan adalah
sinkron dengan pelaksanaan penganggaran.
penganggaran.
Pasal 14 Permendagri No 70
Penganggaran juga memegang Tahun 2019 memberikan panduan
peranan penting sebagai essential bahwa terhadap hasil pengelolaan
tools untuk menjadikan perencanaan data berbasis elektronik diantaranya
tersebut terlaksana. Oleh karena itu, sebagaimana tersebut di atas, maka
antara perencanaan pembangunan dan akan digunakan sebagai dasar dalam
penganggaran harus selaras sehingga menyusun dokumen perencanaan
perencanaan dapat terlaksana secara pembangunan daerah dan dokumen
optimal. Peraturan Menteri Dalam perangkat daerah berbasis elektronik.
Negeri No 70 Tahun 2019 tentang Dokumen perencanaan pembangunan
Sistem Informasi Daerah daerah dan dokumen perangkat
(“Permendagri No 70 Tahun 2019”) daerah seperti rencana strategis
menjadi landasan implementatif perangkat daerah dan rencana kerja
pelaksanaan sinkronisasi perencanaan perangkat daerah digunakan sebagai
pembangunan dan penganggaran acuan dalam penyusunan dokumen
pembangunan daerah. anggaran daerah seperti KUA, PPAS,
rancangan APBD sampai menjadi

JAPB : Volume 4 Nomor 2, 2021 742


Http://jurnal.stiatabalong.ac.id/index.php/JAPB
ISSN : 2723-0937

APBD yang dilaksanakan berbasis KERANGKA KONSEPTUAL


elektronik. Penyusunan dokumen
perencanaan sebagaimana dimaksud Dasar Regulasi
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 70 Tahun

pada ayat (4), menggunakan 2019 Tentang Sistem Informasi Pemerintah Daerah dan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 90 Tahun 2019
Tentang Klasifikasi, Kodefikasi, dan Nomenklatur Perencanaan
klasifikasi, kodefikasi, dan Pembangunan dan Keuangan Daerah

nomenklatur perencanaan
pembangunan dan keuangan daerah
yang telah ditetapkan pada Peraturan Teori Implementasi Menurut Edward III
Dilihat Dari Struktur Birokrasi

Menteri Dalam Negeri No 90 Tahun 1. Standard Operational Procedure (SOP)


2. Fragmentasi
2019 Tentang Klasifikasi, Kodefikasi,
dan Nomenklatur Perencanaan
Pembangunan dan Keuangan Daerah Implementasi Aplikasi Sistem Informasi
Pembangunan Daerah pada Badan Perencanaan
(“Permendagri No 90 Tahun 2019”). Pembangunan Daerah (Berdasarkan Permendagri
No.70 Tahun 2019 Tentang Sistem Informasi
Pemerintahan Daerah)
1). Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (20 tahun);
1. Koordinator dan Pelaksana a. 2). Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (5
tahun);
Pengelolaan Data b. 3). Rencana Strategis Perangkat Daerah (kurun waktu tertentu);

a. Badan Perencanaan c. 4). Rencana Kerja Perangkat Daerah (1 tahun).

Pembangunan Daerah
b. Produsen Data
Aplikasi Sistem Informasi Pembangunan
c. Wali Data Daerah dilihat dari Aspek Struktur Birokrasi
Sudah Terimplementasi
2. Output dari Aplikasi Sistem
Informasi Pembangunan
Daerah
Hasil pengelolaan data berbasis
METODE PENELITIAN
elektronik yang diperoleh dari
Aplikasi Sistem Informasi Jenis penelitian ini adalah penelitian
Pembangunan Daerah digunakan kualitatif yaitu penelitian yang
sebagai dasar dalam menyusun mendiskripsikan apa yang terjadi pada
dokumen perencanaan saat melakukan penelitian. Metode yang
pembangunan daerah dan digunakan dalam penelitian ini adalah
dokumen perangkat daerah metode kualitatif deskriptif yang dapat
berbasis elektronik. diartikan sebagai proses pemecahan
masalah yang teliti dengan
3. Dasar Hukum Yang Mendasari
menggambarkan keadaan subjek atau
Sistem Informasi Pembangunan
objek penelitian pada saat sekarang
Daerah
berdasarkan fakta-fakta yang tampak
atau bagaimana adanya (Nawawi, 2003).
a. Peraturan Menteri Dalam
Penulis menggunakan pendekatan
Negeri Republik Indonesia
penelitian naturalistik dan metode
Nomor 70 Tahun 2019
deskriptif dengan maksud agar
Tentang Sistem Informasi
memperoleh gambaran dan data secara
Pemerintah Daerah.
sistematis tentang bagaimana hal yang
b. Peraturan Menteri Dalam
berkaitan erat dengan tinjauan
Negeri Republik Indonesia
Implementasi Aplikasi Sistem Informasi
Nomor 90 Tahun 2019
Pembangunan Daerah pada Badan
Tentang Klasifikasi,
Perencanaan Pembangunan Daerah
Kodefikasi, dan Nomenklatur
Kabupaen Tabalong.
Perencanaan Pembangunan
Proses penelitian ini dilakukan secara
dan Keuangan Daerah.
simpulan artinya proses pengumpulan
data analisis data di lapangan disesuaikan
dengan kerangka teoritik. Hal ini

JAPB : Volume 4 Nomor 2, 2021 743


Http://jurnal.stiatabalong.ac.id/index.php/JAPB
ISSN : 2723-0937

disebabkan karena untuk memahami selanjutnya dimanfaatkan sebagai


situasi sosial, kejadian, peran, individu, tercapainya penarikan kesimpulan yang
dilakukan dengan cara peneliti bermanfaat bagi penelitian ini.
meleburkan diri bertindak sebagai
interviewer (wawancara mendalam) di
tempat subjek. Sebab peneliti dan subjek
terlibat dengan wawancara dan merekam
seluruh kejadian maka dapat dikatakan
bahwa instrumen penelitian ini adalah
penelitian sendiri.
Penelitian lapangan berlokasi di
kantor Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah Kabupaten Tabalong. Data
penelitian diperoleh melalui informan
kunci (key informan) yang selanjutnya Gambar 1. Komponen Analisis Data
disebut sebagai data primer dan melalui Sumber: Miles, Huberman, dan Saldana
dokumen-dokumen atau arsip pendukung (2014)
lainnya yang disebut sebagai data
sekunder. Untuk memudahkan peneliti dalam
Adapun teknik pengumpulan data menarik kesimpulan maka dibuat kriteria
penelitian adalah dengan cara: (1) pengukuran sebagai berikut:
observasi atau pengamatan secara
langsung terhadap kantor Badan Tabel 1. Kriteria pengukuran
Perencanaan Pembangunan Daerah pengambilan kesimpulan
Kabupaten Tabalong, (2)wawancara atau
tanya jawab langsung dengan informan No Kriteria Bobot Kesimpulan
menggunakan pedoman wawancara yang Sangat
Apabila semua
telah dibuat oleh peneliti, (3) informan
1 Terimple 5
menjawab
dokumentasi melalui pengumpulan mentasi
kriteria baik
dokumen-dokumen yang terkait dengan Apabila 4
tujuan penelitian. Terimple
2 4 informan
mentasi
Peneliti menggunakan model analisis menjawab baik
data interaktif Miles dan Huberman yang Cukup Apabila 3
3 Terimple 3 informan
terdiri dari 3 komponen, yaitu (1) mentasi menjawab baik
kondensasi data, yang mengacu pada Belum Apabila 2
proses memilih, fokus, 4 Terimple 2 informan
menyederhanakan, membuat abstrak, mentasi menjawab baik
dan/atau mengubah data yang telah Tidak Apabila 1
5 Terimple 1 informan
muncul di dalam kegiatan penelitian, mentasi menjawab baik
dengan menulis catatan-catatan dalam
file, membuat pedoman wawancara,
dokumen dan bahan empiris lainnya, (2) HASIL DAN PEMBAHASAN
penyajian data, merupakan langkah
utama yang kuat untuk menganalisis data Deskripsi Hasil Penelitian
secara kualitatif, menyajikan data
mencakup banyak jenis matriks, grafik, Berdasarkan observasi di lapangan,
diagram dan jaringan, (3) penulis mengamati Implementasi
verifikasi/penarikan kesimpulan, Aplikasi Sistem Informasi Pembangunan
dilakukan setelah data dianggap Daerah (SIPD) Dilihat Dari Aspek
meyakinkan dan telah dilakukan Struktur Birokrasi berdasarkan
verifikasi dengan beragam pendapat para Permendagri No. 70 Tahun 2019 dan
pakar serta teori yang digunakan dalam
kerangka piker penelitian untuk

JAPB : Volume 4 Nomor 2, 2021 744


Http://jurnal.stiatabalong.ac.id/index.php/JAPB
ISSN : 2723-0937

Permendagri No. 90 Tahun 2019 adalah Tanggung Jawab yang


sebagai berikut: diberikan?
3. Penyusunan Rencana Strategis
a) Standar Operasional Prosedur Perangkat Daerah sudah sesuai
(SOP) dengan Wewenang dan
Menurut Bapak/Ibu apakah selama ini Tanggung Jawab yang
: diberikan?
1. Penyusunan Rencana 4. Penyusunan Rencana Kerja
Pembangunan Jangka Panjang Perangkat Daerah sudah sesuai
Daerah (RPJPD) sudah sesuai dengan Wewenang dan
dengan Standar Operasional Tanggung Jawab yang
Prosedur (SOP) ? diberikan?
2. Penyusunan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Kesimpulan : Dari hasil wawancara
Daerah (RPJMD) sudah sesuai Implementasi Aplikasi Sistem Informasi
dengan Standar Operasional Pembangunan Daerah (SIPD) dilihat dari
Prosedur (SOP) ? Indikator Fragmentasi (Pembagian
3. Penyusunan Rencana Strategis Wewenang dan Tanggung Jawab) pada
Perangkat Daerah sudah sesuai aspek penyusunan dokumen perencanaan
dengan Standar Operasional pembangunan daerah dapat disimpulkan
Prosedur (SOP) ? terimplementasi dengan baik, walaupun
4. Penyusunan Rencana Kerja harus dimaklumi masih belum bisa
Perangkat Daerah sudah sesuai dikatakan sempurna. Tapi penulis
dengan Standar Operasional meyakini bahwa kekurangan-kekurangan
Prosedur (SOP) ? yang ada tidak akan menjadikan
pelaksanaan Aplikasi SIPD menjadi
Kesimpulan : Dari hasil wawancara terhambat justru sebaliknya, dengan
Implementasi Aplikasi Sistem Informasi adanya pembenahan berkelanjutan akan
Pembangunan Daerah (SIPD) dilihat dari menjadikan Aplikasi SIPD ini
Indikator Standar Operasional Prosedur berkembang menjadi jauh lebih baik.
(SOP) pada aspek penyusunan dokumen
perencanaan pembangunan daerah dapat Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Penelitian
disimpulkan terimplementasi dengan
baik, adapun sedikit tambahan yang
diberikan oleh Informan diatas, penulis Permendagri No.70 & Jawaban Informan
No.90 Tahun 2019
tetap yakin itu adalah saran yang positif
agar kedepannya indikator SOP ini 1 2 3 4 5
Standar Operasional
semakin berkualitas. Prosedur (SOP)

b) Fragmentasi (Pembagian 1 RPJPD √ √ √ √ √


Wewenang dan Tanggung Jawab)
Menurut Bapak/Ibu Apakah selama 2 RPJMD √ √ √ √ √
ini:
1. Penyusunan Rencana 3 Rencana Strategis √ √ √ √ √
Pembangunan Jangka Panjang
Daerah (RPJPD) sudah sesuai 4 Rencana Kerja √ √ √ √ √
dengan Wewenang dan
Fragmentasi
Tanggung Jawab yang (Pembagian 1 2 3 4 5
diberikan? Wewenang dan
2. Penyusunan Rencana Tanggung Jawab)

Pembangunan Jangka Menengah 1 RPJPD √ √ √ √ √


Daerah (RPJMD) sudah sesuai
dengan Wewenang dan

JAPB : Volume 4 Nomor 2, 2021 745


Http://jurnal.stiatabalong.ac.id/index.php/JAPB
ISSN : 2723-0937

2 RPJMD √ √ √ √ √ No. 70 Tahun 2019 dan Permendagri No.


90 Tahun 2019.
3 Rencana Strategis √ √ √ √ √ Berdasarkan hasil wawancara tersebut
diatas dapat disimpulkan bahwa
4 Rencana Kerja √ √ √ √ √ Implementasi Aplikasi Sistem Informasi
Pembangunan Daerah (SIPD) Dilihat
dari Aspek Struktur Birokrasi pada
Keterangan : Badan Perencanaan Pembangunan
Jawaban Informan 1 = Kepala Bidang Daerah Kabupaten Tabalong berdasarkan
Perencanaan dan Pengendalian Permendagri No. 70 Tahun 2019 dan
Jawaban Informan 2 = Operator Permendagri No. 90 Tahun 2019 dilihat
Aplikasi SIPD dari hasil rekapitulasi yang sudah diolah
Jawaban Informan 3 = Staf Pegawai I dapat dikategorikan Sudah
Jawaban Informan 4 = Staf Pegawai II Terimplementasi (100%).
Jawaban Informan 5 = Staf Pegawai
III
Pilihan jawaban (√) Jawaban Positif PEMBAHASAN
bahwa Sudah Terimplementasi
Pilihan jawaban (X) Jawaban Negatif 1. Standar Operasional Prosedur
bahwa Belum Terimplementasi (SOP)

Dari tabel diatas dikemukakan bahwa Merupakan perkembangan dari


dari keseluruhan hasil wawancara yang tuntutan internal akan kepastian
didapat dari seluruh informan waktu, sumber daya serta kebutuhan
menunjukkan bahwa 40 pertanyaan penyeragaman dalam organisasi kerja
mendapatkan 40 jawaban positif yang yang kompleks dan luas (Winarno,
menyatakan Permendagri No. 70 Tahun 2005:150). Ukuran dasar SOP atau
2019 dan Permendagri No. 90 Tahun prosedur kerja ini biasa digunakan
2019 telah Terimplementasi dalam untuk menanggulangi keadaan-
Aplikasi Sistem Informasi Pembangunan keadaan umum diberbagai sektor
Daerah (SIPD) pada Badan Perencanaan publik dan swasta. Dengan
Pembangunan Daerah Kabupaten menggunakan SOP, para pelaksana
Tabalong. dapat mengoptimalkan waktu yang
tersedia dan dapat berfungsi untuk
Berdasarkan data yang diperoleh dari menyeragamkan tindakan-tindakan
hasil wawancara untuk Implementasi pejabat dalam organisasi yang
Aplikasi Sistem Informasi Pembangunan kompleks dan tersebar luas, sehingga
Daerah (SIPD) pada Badan Perencanaan dapat menimbulkan fleksibilitas yang
Pembangunan Daerah Kabupaten besar dan kesamaan yang besar dalam
Tabalong dalam hal Standar Operasional penerapan peraturan.
Prosedur (SOP) dan Fragmentasi Berdasarkan hasil penelitian
(Pembagian Wewenang dan Tanggung Edward III yang dirangkum Winarno
Jawab) dengan indikator 1).Rencana (2005:152) menjelaskan bahwa:
Pembangunan Jangka Panjang Daerah “SOP sangat mungkin dapat
(RPJPD); 2).Rencana Pembangunan menjadi kendala bagi implementasi
Jangka Menengah Daerah (RPJMD); kebijakan baru yang membutuhkan
3).Rencana Strategis Perangkat Daerah; cara-cara kerja baru atau tipe-tipe
dan 4).Rencana Kerja Perangkat Daerah personil baru untuk melaksanakan
mendapatkan jawaban yang menyatakan kebijakan-kebijakan. Dengan begitu,
“Sudah Terimplementasi” sebanyak 40 semakin besar kebijakan
jawaban yang jika dipresentasekan membutuhkan perubahan dalam cara-
mencapai 100% telah sesuai dengan yang cara yang lazim dalam suatu
diharapkan berdasarkan Permendagri organisasi, semakin besar pula

JAPB : Volume 4 Nomor 2, 2021 746


Http://jurnal.stiatabalong.ac.id/index.php/JAPB
ISSN : 2723-0937

probalitas SOP menghambat dan semakin saling berkaitan


Implementasi.” keputusan-keputusan mereka,
semakin kecil kemungkinan
2. Fragmentasi keberhasilan implementasi. Edward
(Pembagian Wewenang dan menyatakan bahwa secara umum,
Tanggung Jawab) semakin koordinasi dibutuhkan untuk
mengimplementasi-kan suatu
Aspek kedua dalam struktur kebijakan, semakin kecil peluang
birokrasi adalah fragmentasi. untuk berhasil.
Fragmentasi atau tersebarnya
tanggung jawab kebijakan ke dalam Fragmentasi menimbulkan
unit-unit organisasi. Hal ini pandangan-pandangan yang sempit
diharapkan akan mempermudah dari bnyak lembaga birokrasi, oleh
pelaksanaan kebijakan kerena dengan karena itu konsekuensinya akan
demikian impementasi kebijakan merugikan implementasi kebijakan,
dapat dilaksanakan oleh berbagai antara lain: pertama, tidak ada satu
unit-unit pemerintahan namun dengan organisasi yang bertanggung jawab
tetap padas kontrol yang sama agar penuh atas suatu fungsi pekerjaan
kebijakan yang dilaksanakan tidak tertentu karen tanggung jawab
keluar dari jalur yang ditetapkan oelh tersebut terbagi pada beberapa
pembuat kebijakan. Permasalahan organisasi. Di samping itu, masing-
yang sering timbul dalam fragmentasi masing organisasi mempunyai
ini adalah kesulitan dalam membuat yurisdiksi terbatas atas suatu bidang
koordinasi antar unit dan adanya pekerjaan dan kedua, organisasi yang
difusi dalam pertanggung jawaban. berpandangan sempit akan
Sumberdaya dan kewenangan menghambat perubahan, apalagi
seringkali dikendalikan oleh organisasi itu memiliki fleksibilitas
seseorang atau bersifat pribadi untuk yang rendah kemungkinan akan
mengatasi suatu permasalahan namun menentang kebijakan-kebijakan baru
seringkali juga dilakukan penyebaran yang membutuhkan perubahan.
tanggung jawab dengan berbagai
pihak. KESIMPULAN
Fragmetasi berasal dari luar atau
eksternal Organisasi, Tanggung Dari hasil penelitian dapat
Jawab atas suatu bidang kebijakan disimpulkan bahwa Implementasi
tidak semata-mata menyatu pada satu Aplikasi Sistem Informasi Pembangunan
instansi melainkan menyebar pada Daerah (SIPD) Dilihat Dari Aspek
berbagai organisasi. Untuk Struktur Birokrasi pada Badan
kesuksesan suatu kebijakan Perencanaan Pembangunan Daerah
memerlukan koordinasi di antara Kabupaten Tabalong dapat dikatakan
organisasi yang terlibat, akan tetapi sudah terimplementasi.
seringkali masing-masing organisasi
justru mempertahankan eksistensi DAFTAR PUSTAKA
sediri atau ego sektoral sehingga
menyulitkan pelaksanaa koordinasi. Bungin, M. Burhan. 2007. Penelitian
Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi,
Disamping itu, berbagai kelompok Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial
kepentingan seperti partai politik dan Lainnya. Jakarta: Kencana
organisasi kemasyarakatan Prenada Media Group.
mempunyai pengaruh dalam
mendorong fragmentasi. Semakin Laudon, Kenneth C & Laudon, Jane P.
banyak aktor dan badan-badan yang (2005). Management Information
terlibat dalam suatu kenijakan tertentu Systems: Managing the Digital

JAPB : Volume 4 Nomor 2, 2021 747


Http://jurnal.stiatabalong.ac.id/index.php/JAPB
ISSN : 2723-0937

Firm Eight Edition. Boston: Pembangunan Daerah (SIPD)


Prentice Hall. Dalam Meningkatkan Koordinasi
Pembangunan di Daerah (Studi
Miles, dan Huberman. (2014) Miles, tentang Penerapan SIPD pada
Huberman dan Saldana : BAPPEDA Kota Bengkulu).
Komponen Analisis Data. 14 JURNAL KEBIJAKAN
PEMERINTAHAN. Institut
Sedarmayanti, (2004) Good Governance Pemerintahan Dalam Negeri.
(Kepemerintahan Yang Baik),
Cetakan Kedua. Mandar Maju, Rachmawati, Merita Indra (2018)
Bandung. INTERGOVERNMENTAL
NETWORK DALAM
Sugiyono.(2013). Metode Penelitian PERENCANAAN
Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. PEMBANGUNAN BERBASIS
Bandung: Alfabeta. SISTEM INFORMASI
PEMBANGUNAN DAERAH
Syafiie, I.K. (2011). Pengantar Ilmu (SIPD) (STUDI PADA BADAN
Pemerintahan. Bandung: PT PERENCANAAN
Refika Aditama PEMBANGUNAN DAERAH
PROVINSI JAWA TIMUR).
Tachjan, (2008). Implementasi Undergraduate (S1) thesis,
Kebijakan Publik. Bandung: University of Muhammadiyah
Asosiasi Ilmu Politik Indonesia Malang.
(AIPI) dan Puslit KP2W Lembaga
Penelitian Unpad. Peraturan Menteri Dalam Negeri No 70
Tahun 2019 tentang Sistem
Yuwono, Sony, dkk. (2005). Informasi Daerah.
Penganggaran Sektor Publik:
Pedoman Praktis Penyusunan, Peraturan Menteri Dalam Negeri No 90
Pelaksanaan, Pertanggungjawaban Tahun 2019 tentang Klasifikasi,
APBD (Berbasis kinerja). Kodefikasi, dan Nomenklatur
Bayumedia, Malang Perencanaan Pembangunan dan
Keuangan Daerah.
Wahidmurni. (2017). Pemaparan Metode
Penelitian Kualitatif. 1-17 Pasal 1 Nomor 4 UU No. 17 Tahun 2017
tentang Rencana Pembangunan
Winarno, B. (2012). Kebijakan Publik. Jangka Panjang Nasional Tahun
Yogyakarta: CAPS. 2005 – 2025.

Citta Nadya Celine Wurara, Alfon Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004
Kimbal, Neni Kumayas. (2020). tentang Sistem Perencanaan
Implementasi Sistem Informasi Program Pembangunan Nasional
Pemerintahan Daerah Kota (SPPN). Pasal 15 Ayat 3.
Manado (Studi di Badan
Perencanaan, Penelitian dan Peraturan Daerah Kabupaten Tabalong
Pengembangan Daerah Kota Nomor : 10 Tahun 2007 tentang
Manado). Jurnal Jurusan Ilmu Pembentukan, Sususan Organisasi
Pemerintahan. Fakultas Ilmu dan Tata Kerja Perangkat Daerah
Soisal dan Politik Universitas Sam Kabupaten Tabalong.
Ratulangi.
Peraturan Bupati Tabalong Nomor 31
Frans Dione, Utami Faradina. (2020). tahun 2008 tentang Uraian Tugas
Implementasi Sistem Informasi Kepala Badan, Sekretaris, Kepala

JAPB : Volume 4 Nomor 2, 2021 748


Http://jurnal.stiatabalong.ac.id/index.php/JAPB
ISSN : 2723-0937

Bidang, Kepala Sub Bidang,


Kepala Sub Bagian pada Badan
Perencanaan Pembangunan
Daerah Kabupaten Tabalong.

Peraturan Bupati Tabalong Nomor 62


Tahun 2016 tentang Tugas dan
Fungsi serta Uraian Tugas Badan
Perencanaan Pembangunan
Daerah Kabupaten Tabalong.

JAPB : Volume 4 Nomor 2, 2021 749

Anda mungkin juga menyukai