Anda di halaman 1dari 12

UJIAN TENGAH SEMESTER

MODELLING ECONOMICS AND CREATIVE THINKING

Peran Bappeda Dalam Penyusunan dan Evaluasi Rencana Kerja Pemerintah Daerah
(RKPD) Kabupaten Tasikmalaya

Disusun Oleh :
M. Muldan Agung Pragustian
10090218107

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2021
Latar Belakang

Menurut Friedman dalam Robinson Tarigan (2015 : 4) Perencanaan adalah cara


pikir mengatasi masalah sosial dan ekonomi, untuk menghasilkan sesuatu di masa depan.
Agar perencanaan pembangunan berjalan dengan baik tentunya harus disertai pengendalian
dan evaluasi. Evaluasi bertujuan untuk melihat fenomena yang terjadi agar dalam setiap
fase pembangunan dapat berjalan dengan baik, sehingga menjadi modal dasar dalam
penyusunan dokumen perencanaan pembangunan kedepannya.

Perencanaan pembangunan daerah sangat diperlukan karena adanya ketidakpastian


masa mendatang dan untuk memberikan arah yang jelas bagi pelaksanaan pembangunan.
Menurut Bastian (2009), perencanaan pembangunan daerah bermanfaat untuk mencegah
terciptanya jurang kemakmuran antar daerah, melestarikan kebudayaan setempat dan dapat
menghindarkan ketidakpuasan masyarakat. Sedangkan Kuncoro (2012) berpendapat,
realitas perencanaan pembangunan daerah perlu pemahaman tentang hubungan antara
daerah dengan lingkungan nasional dimana daerah sebagai bagian darinya, adanya
keterkaitan antara keduanya, serta konsekuensi yang lahir dari interaksi tersebut.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) merupakan suatu dokumen perencanaan


pembangunan daerah yang disyaratkan oleh UU No 23/2014 tentang Pemerintahan Daerah.
Dalam penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) ini masyarakat menjadi
salah satu elemen penting, dan sekaligus sebagai pemangku kepentingan (stakeholders).
Penegasan ini logis karena kehadiran masyarakat untuk berpartisipasi dalam penyusunan
RKPD menjadi persyaratan wajib. Partisipasi masyarakat dalam hal ini dilaksakan melalui
tahapan yang disebut musyawarah rencana pembangunan (musrenbang). Musrenbang itu
sendiri merupakan forum musyawarah tahunan yang dilaksanakan secara partisipatif oleh
para pemangku kepentingan untuk menyepakati rencana kegiatan tahun anggaran yang
berjalan yang sesuai dengan level tingkatannya.
Dalam pembuatan rencana kerja, pemerintah daerah harus memedomani Rencana
Strategi (Renstra) Perangkat Daerah sebagai penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) sebagai pedoman untuk pemerintah daerah dalam melakukan
perencanaan kegiatan dalam kurun waktu 5 (lima) tahun berjalan untuk kemudian
dituangkan pada RKPD Perangkat Daerah yang merupakan rencana kerja yang akan
dilaksanakan dalam kurun waktu 1 (satu) tahun anggaran.

Penganggaran juga memegang peranan penting sebagai essential tools untuk


menjadikan perencanaan tersebut terlaksana. Oleh karena itu, antara perencanaan
pembangunan dan penganggaran harus selaras sehingga perencanaan dapat terlaksana
secara optimal. Peraturan Menteri Dalam Negeri No 70 Tahun 2019 tentang Sistem
Informasi Daerah (Permendagri No 70 Tahun 2019) menjadi landasan implementatif
pelaksanaan sinkronisasi perencanaan pembangunan dan penganggaran pembangunan
daerah. Ditinjau dari manajemen strategis, perencanaan dan penganggaran daerah
merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam fungsi manajemen (Yuwono
dkk., 2008:67). Penyusunan RKPD harus selaras dan konsisten dengan prioritas, sasaran
dan program yang telah dtetapkan RPJMD. Penyusunan RKPD mengacu pada pencapaian
sasaran dan prioritas bidang pembangunan nasional dan arah kebijakan pembangunan
nasional. Bappeda melaksanakan pengendalian dan evaluasi RKPD yang meliputi :
Pengendalian kebijakan, Pengendalian pelaksanaan dan Evaluasi hasil.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan


Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan,
Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah mengamanatkan
bahwa perencanaan daerah dirumuskan secara transparan, responsif, efisien, efektif,
akuntabel, partisipatif, terukur, berkeadilan, dan berwawasan lingkungan. Adapun
perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan kegiatan yang
melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan di dalamnya, guna peman-faatan dan
pengalokasian sumberdaya yang ada, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial
dalam suatu lingkungan wilayah/daerah dalam jangka waktu tertentu.
Peraturan perundangan tersebut mengamanatkan pemerintah daerah untuk
melaksanakan perencanaan pembangunan daerah yang meliputi tahapan, tata cara
penyusunan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan daerah.
Pengendalian dan evaluasi perencanaan pembangunan daerah bertujuan untuk mewujudkan
konsistensi antara kebijakan dengan pelaksanaan dan hasil rencana pembangunan daerah.
Bupati melakukan pengendalian dan evaluasi terhadap perencanaan pembangunan daerah
lingkup kabupaten yang meliputi pengendalian dan evaluasi terhadap kebijakan
perencanaan pembangunan daerah; pengendalian dan evaluasi terhadap pelaksanaan
rencana pembang-unan daerah; dan evaluasi terhadap hasil rencana pembangunan daerah
baik kebijakan perencanaan pembangunan jangka panjang, jangka menengah maupun
tahunan daerah. Evaluasi terhadap hasil rencana pembangunan tahunan daerah lingkup
kabupaten meliputi hasil Rencana Kerja (Renja) Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
dan hasil Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) kabupaten.

Berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan tahun berjalan pada Rencana Kerja


Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2020, terdapat perubahan -
perubahan asumsi kerangka ekonomi daerah dan kerangka pendanaan yang berdampak
salah satunya terhadap program dan kegiatan pembangunan daerah akibat dari
ditetapkannya peristiwa menyebarnya penyakit coronavirus disease 2019 (Pandemi Covid-
19) sebagai Darurat Kesehatan Masyarakat di Indonesia, maka perlu dilakukan perubahan
atas Peraturan Bupati Tasikmalaya Nomor 73 Tahun 2019 tentang Rencana Kerja
Pemerintah Daerah Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2020.

Evaluasi terhadap pembangunan daerah sangat perlu dilakukan dalam rangka untuk
melihat apakah pembangunan daerah telah mencapai tujuan/sasaran yang diharapkan dan
apakah masyarakat mendapatkan manfaat dari pembangunan daerah tersebut. Evaluasi juga
akan memberikan informasi penting yang berguna sebagai alat untuk membantu pemangku
kepentingan dan pengambil kebijakan pembangunan dalam memahami, mengelola dan
memperbaiki apa yang telah dilakukan sebelumnya. Penyusunan, pelaksanaan dan evaluasi
terhadap dokumen perencanaan pembangunan, khususnya terkait dengan dokumen Renja
SKPD dirasakan masih belum maksimal. Renja SKPD adalah dokumen rencana yang
memuat program dan kegiatan pada tingkat SKPD yang diperlukan untuk mencapai sasaran
pembangunan, dalam bentuk kerangka regulasi dan kerangka anggaran.

Berdasarkan pada fenomena belum optimalnya evaluasi Renja SKPD tersebut, maka
sangat perlu untuk dilakukan penelitian khusus tentang Evaluasi Renja SKPD. Penelitian
akan mengambil lokasi pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)
Kabupaten Tasikmalaya, dengan pertimbangan disamping Bappeda sebagai salah satu
SKPD, juga sekaligus sebagai SKPD yang memiliki kewenangan dalam pembinaan
kewenangan perencanaan pembangunan di tingkat daerah.

Berdasarkan penjelasan di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat


konsistensi antar dokumen perencanaan dan penganggaran, yakni muatan dan substansi
RKPD dan APBD Kabupaten Tasikmalaya dari sisi keselarasan program, kegiatan, dan
anggaran. Waktu penelitian dipilih dalam rentang waktu Triwulan I sampai dengan
Triwulan III, dkarenakan ingin mengetahui seberapa besar tingkat konsistensi Rencana
Kerja Pemerintah Daerah murni sebelum perubahan parsial. Selain itu juga karena
diperiode ini beragam kegiatan baik dari Pusat maupun Provinsi saling mewarnai dalam
perencanaan Kabupaten.
Ide Kreatif atau Inovatif

Inovasi diartikan sebagai suatu ide, produk, informasi teknologi, kelembagaan,


perilaku, nilai-nilai, dan praktek-praktek baru atau objek-objek yang dapat dirasakan
sebagai sesuatu yang baru oleh individu atau masyarakat. Dan kebijakan publik diartikan
sebagai suatu program yang diproyeksikan dengan tujuan-tujuan tertentu, Secara
konseptual, inovasi kebijakan publik terbagi menjadi a). Policy innovation: new policy
direction and initiatives yaitu inovasi kebijakan yang dimaksud adalah adanya inisiatif dan
arah kebijakan baru. Ini dapat diartikan bahwa setiap kebijakan publik yang dikeluarkan
pada prinsipnya harus dapat memuat sesuatu yang baru. b). Innovation in the policy making
process. Pada peranan ini, yang menjadi fokus adalah inovasi yang dapat memengaruhi
proses pembuatan atau perumusan kebijakan. Sebagai contoh adalah proses perumusan
kebijakan yang selama ini belum dapat dikatakan telah memfasilitasi peran serta warga
masyarakat atau stakeholders terkait. c). Policy to foster innovation and its diffusion, yaitu
kebijakan yang dimaksud adalah kebijakan yang khusus diciptakan untuk mendorong,
mengembangkan, dan menyebarkan inovasi untuk berbagai sektor
Kerangka Berpikir

Berdasarkan Peremendagri No. 32 Tahun 2013 Pasal 1 Ayat 6 tentang pedoman


penyusunan, pengendalian, dan evaluasi rencana menyatakan, Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah (BAPPEDA) adalah unsur penyelenggaraan pemerintah yang
melaksanakan tugas dan mengkoordinasikan penyusunan, pengendalian, dan evaluasi
pelaksanaan perencanaan pembangunan daerah. Kemudian RKPD adalah dokumen
perencanaan daerah untuk periode satu tahun atau di sebut dengan rencana pembangunan
tahunan daerah, dengan Standar dalam Penyusunan RKPD yang dikoordinasikan kepada
BAPPEDA dimulai dari 3 tahap yaitu Penyusunan Rencana, Pengendalian, dan Evaluasi
Pelaksanaan Pembangunan Daerah. Adapun kerang konsep dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Peran Bappeda Dalam
Penyusunan dan Evaluasi
Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD)
Kabupaten Tasikmalaya

Tahap
Tahap
Tahap Evaluasi
Penyusun
Pelaksana Pemerintah
Rencana
Daerah

Teori
Kebijakan
Publik

Badan Perencanaan Rencana Kerja


Pembangunan Daerah Pemerintah Daerah
( BAPPEDA ) ( RKPD )
Konsep Teoritis

Kebijakan publik adalah apa yang tidak dilakukan maupun yang dilakukan oleh
pemerintah. Pengertian yang diberikan Thomas R. Dye ini memiliki ruang lingkup yang
sangat luas. Selain itu, kajiannya yang hanya terfokus pada negara sebagai pokok kajian.
Kebijakan Publik merupakan suatu aturan-aturan yang dibuat oleh pemerintah dan
merupakan bagian dari keputusan politik untuk mengatasi berbagai persoalan dan isu-isu
yang ada dan berkembang di masyarakat. Kebijakan publik juga merupakan keputusan
yang dibuat oleh pemerintah untuk melakukan pilihan tindakan tertentu untuk tidak
melakukan sesuatu maupun untuk melakukan tindakan tertentu.

Pada sudut pandang lain, Hakim (2003) mengemukakan bahwa Studi Kebijakan
Publik mempelajari keputusan-keputusan pemerintah dalam mengatasi suatu masalah yang
menjadi perhatian publik. Beberapa permasalahan yang dihadapi oleh Pemerintah sebagian
disebabkan oleh kegagalan birokrasi dalam memberikan pelayanan dan menyelesaikan
persoalan publik. Kegagalan tersebut adalah information failures, complex side effects,
motivation failures, rentseeking, second best theory, implementation failures (Hakim,
2002). Berdasarkan stratifikasinya, kebijakan publik dapat dilihat dari tiga tingkatan, yaitu
kebijakan umum (strategi), kebijakan manajerial, dan kebijakan teknis operasional. Selain
itu, dari sudut manajemen, proses kerja dari kebijakan publik dapat dipandang sebagai
serangkaian kegiatan yang meliputi:

a. Pembuatan kebijakan

b. Pelaksanaan dan pengendalian

c. Evaluasi kebijakan
Kebijakan Publik Dalam Perencanaan Pembangunan

Menurut William Dunn (2000:1), memberikan definisi analisis kebijakan adalah


aktivitas menciptakan pengetahuan tentang dan dalam proses pembuatan kebijakan.
Selanjutnya, Dunn (2000:131) menambahkan bahwa analisis kebijakan merupakan disiplin
ilmu sosial terapan yang menggunakan berbagai metode pengkajian multipel dalam konteks
argumentasi dan debat politik untuk menciptakan, secara kritis menilai, dan
mengkomunikasikan pengetahuan yang relevan dengan kebijakan dalam membuat analisis
kebijakan publik, seorang analisis akan melalui tahap-tahap kerangka pemikiran
sebagaimana yang dikemukakan oleh Dunn (2000), yaitu:

1. Merumuskan masalah-masalah kebijakan. Yaitu kebutuhan, nilai-nilai, atau


kesempatan-kesempatan yang tidak terealisir tetapi yang dapat dicapai melalui
tindakan publik.
2. Meramal masa depan kebijakan. Peramalan (forecasting) adalah suatu prosedur
untuk membuat informasi faktual tentang situasi sosial masa depan atas dasar
informasi yang telah ada tentang masalah kebijakan.
3. Rekomendasi aksi-aksi kebijakan. Prosedur analisis kebijakan dari rekomendasi
memungkinkan analis menghasilkan informasi tentang kemungkinan serangkaian
aksi dimasa mendatang untuk menghasilkan konsekuensi yang berharga bagi
individu, kelompok, atau masyarakat seluruhnya. Didalamnya terkandung informasi
mengenai aksi-aksi kebijakan, konsekuensi di masa depan setelah melakukan
alternatif tindakan, dan selanjutnya ditentukan alternatif mana yang akan dipilih.

Dari pengertian kebijakan publik yang tidak hanya ide-ide pejabat pemerintah,
namun juga ada keterlibatan pihak politisi dan masyarakat dengan taktik dan strategi
berdasakan perundang-undangan atau peraturan pemerintah untuk mengarahkan dalam
pencapaian tujuan yang bermanfaat bagi masyarakat luas atau lebih jelasnya untuk
kesejahteraan masyarakat.
REFERENCES

(Atik Rochaeni, 1384)Atik Rochaeni, B. S. (1384). PENGARUH PERENCANAAN DAN


KOORDINASI TERHADAP EVEKTIVITAS PENYUSUNAN RENCANA KERJA
PEMBANGUNAN DAERAH (Studi Kasus Di Badan Perencanaan dan Pembangunan
Daerah Kabupaten Bandung).

Ekaputra, N. D. (2021). Efektivitas Penerapan Aplikasi Sistem Informasi Pemerintahan


Daerah (SIPD)Dalam Penyusunan Dokumen RKPD Di Kabupaten Nganjuk.
21(April), 62–79. https://emea.mitsubishielectric.com/ar/products-solutions/factory-
automation/index.html

Roehaenah. (2019). Evaluasi Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Indaramayu.


Jurnal Ilmu Administrasi REFORMASI Universitas Swadaya Gunung Jati, 1(4), 39–
50. http://jurnal.unswagati.ac.id/index.php/REFORMASI/article/view/2649

Sandro, A. (2016). Tentang Evaluasi Perencanaan Pemangunan Daerah Dalam Rkpd.


JISIP: Jurnal Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, 5(3), 231–234. www.publikasi.unitri.ac.id

Sujendra, B., Partisipasi, A., Dalam, M., Rencana, P., Pemerintah, K., Kota, D., Provinsi,
P., Kerja, R., & Daerah, P. (2016). KOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN
BARAT TAHUN 2016 Oleh Pendahuluan.

Sururi, A. (2019). Inovasi Kebijakan Publik. Journal of Chemical Information and


Modeling, 53(9), 1689–1699.

Yusnita, F. P. (2020). Proses Perencanaan dalam Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah


Daerah (RKPD) (Studi pada Bappeko Mojokerto). Jurnal Ilmiah Administrasi Publik,
006(03), 356–364. https://doi.org/10.21776/ub.jiap.2020.006.03.4

Anda mungkin juga menyukai