Anda di halaman 1dari 18

Otonomi Vol.

21 Nomor 1 Edisi April 2021

Efektivitas Penerapan Aplikasi Sistem Informasi Pemerintahan Daerah (SIPD)Dalam


Penyusunan Dokumen RKPD Di Kabupaten Nganjuk

Nanda Dias Ekaputra


Magister Manajemen, Progam Pascasarjana, Universitas Islam Kadiri

Abstrak

Penelitian ini dilatarbelakangi dari penerapan peraturan baru yang mengharuskan


pemerintah daerah menggunakan aplikasi penyusun dokumen perencanaan menggunakan aplikasi
SIPD dan perubahan nomenklatur program kegiatan yang dilaksanakan Pemerintah Daerah.
Berfokus pada efektivitas penggunaan aplikasi, hambatan yang dihadapi dan upaya-upaya yang
dilakukan terhadap kualitas dokumen RKPD yang dihasilkan. Hasil analisis menunjukkan bahwa
penggunaan aplikasi SIPD masih kurang efektif di tahun pertama penerapannya. Yang menjadi
hambatan dari efektivitas penggunaan adalah kurangnya pemahaman terhadap aplikasi dan
perubahan nomenklatur program kegiatan yang membingungkan Pemerintah Daerah dalam proses
penyusunan dokumen RKPD. Dari permasalahan yang dihadapi Adapun upaya yang dilakukan
untuk menyelesaikan permasalahan yaitu dengan cara sosialisasi terhadap penggunaan aplikasi dan
perubahan nomenklatur yang baru, serta pendampingan dalam penyusunan dokumen Rencana
Kerja Perangkat Daerah oleh Bappeda Kabupaten Nganjuk sebagai dasar penyusunan dokumen
RKPD Kabupaten Nganjuk.
Kata Kunci: SIPD, Perencanaan, RKPD, Bappeda Kabupaten Nganjuk

Abstract

This research is motivated by the implementation of a new regulation that requires local governments to use
a planning document compiler application using the SIPD application and changes in the nomenclature of activity
programs carried out by the Regional Government. Focusing on the effectiveness of using the application, the obstacles
faced and the efforts made on the quality of the RKPD documents produced. The results of the analysis show that the
use of the SIPD application is still ineffective in the first year of implementation. The obstacle to the effectiveness of its
use is a lack of understanding of the application and changes in the nomenclature of activity programs that confuse
local governments in the process of drafting RKPD documents. From the problems faced, efforts have been made to
solve the problem, namely by way of socializing the use of new applications and nomenclature changes, as well as
assistance in the preparation of the Regional Apparatus Work Plan document by Bappeda of Nganjuk Regency as
the basis for drafting the RKPD document of Nganjuk Regency.
Keyword: SIPD, Planning, RKPD, Bappeda of Nganjuk Regency

Latar Belakang Teoritis tentang Sistem Perencanaan Pembangunan


Dalam melaksanakan pengelolaan Nasional mendefinisikan sebagai berikut:
keuangan daerah perlu dilakukan perencanaan sebagai suatu proses untuk
perencanaan terhadap kebutuhan dan menentukan tindakan masa depan yang tepat,
prioritas pembangunan daerah. Sehingga melalui urutan pilihan, dengan
pembuatan Rencana Kerja Pemerintah memperhitungkan sumber daya yang tersedia.
Daerah (RKPD) sangat diperlukan agar Sedangkan Peraturan Pemerintah
pelaksanaan pembangunan dapat terukur dan Nomor 17 Tahun 2017 tentang Sinkronisasi
terarah sesuai perencanaan yang telah dibuat. Proses Perencanaan dan Penganggaran
Perencanaan pembangunan daerah Pembangunan nasional memberikan kriteria
merupakan hal yang sangat penting dalam bahwa untuk pelaksanaan perencanaan
proses pencapaian visi misi daerah, karena pembangunan harus sinkron dengan
dalam perencanaan tersebut terdapat pelaksanaan penganggaran. Dalam
kegiatan, tahapan, maupun strategi dalam pembuatan rencana kerja, pemerintah daerah
mencapai target pembangunan daerah yang harus memedomani Rencana Strategi
tertuang dalam visi dan misi daerah. Dalam (Renstra) Perangkat Daerah sebagai
konteks nasional, UU Nomor 25 Tahun 2004 penjabaran dari Rencana Pembangunan

62
Otonomi Vol. 21 Nomor 1 Edisi April 2021

Jangka Menengah Daerah (RPJMD) sebagai menggunakan klasifikasi, kodefikasi, dan


pedoman untuk pemerintah daerah dalam nomenklatur perencanaan pembangunan dan
melakukan perencanaan kegiatan dalam keuangan daerah yang telah ditetapkan pada
kurun waktu 5 (lima) tahun berjalan untuk Peraturan Menteri Dalam Negeri No 90
kemudian dituangkan pada RKPD Perangkat Tahun 2019 Tentang Klasifikasi, Kodefikasi,
Daerah yang merupakan rencana kerja yang dan Nomenklatur Perencanaan
akan dilaksanakan dalam kurun waktu 1 Pembangunan dan Keuangan Daerah
(satu) tahun anggaran. (Permendagri No 90 Tahun 2019).
Penganggaran juga memegang Sebagaimana telah disebutkan di
peranan penting sebagai essential tools untuk atas, bahwa Permendagri No 90 Tahun 2019
menjadikan perencanaan tersebut terlaksana. merupakan ketentuan implementatitf dari
Oleh karena itu, antara perencanaan penerapan Sistem Informasi Perencanaan
pembangunan dan penganggaran harus Daerah (SIPD). Permendagri No 90 Tahun
selaras sehingga perencanaan dapat terlaksana 2019 sebagai pedoman bagi pemerintah
secara optimal. Peraturan Menteri Dalam daerah dalam menyediakan dan menyajikan
Negeri No 70 Tahun 2019 tentang Sistem informasi secara berjenjang dan mandiri
Informasi Daerah (Permendagri No 70 berupa penggolongan / pengelompokan,
Tahun 2019) menjadi landasan implementatif pemberian kode, dan daftar penamaan
pelaksanaan sinkronisasi perencanaan menuju single codebase untuk digunakan dalam
pembangunan dan penganggaran penyusunan perencanaan, penganggaran,
pembangunan daerah. Ditinjau dari pelaksanaan dan pertanggungjawaban serta
manajemen strategis, perencanaan dan pelaporan kinerja keuangan.
penganggaran daerah merupakan suatu Dengan adanya standarisasi
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam penamaan, pemberian kode, pengelompokan
fungsi manajemen (Yuwono dkk., 2008:67). informasi menuju single codebase, maka akan
Di samping perencanaan, menjadikan tata kelola pemerintah daerah
penganggaran juga mengambil porsi penting semakin transparan, accountable, responsible,
dalam pelaksanaan pembangunan daerah. serta reliable sesuai dengan prinsip-prinsip good
Perencanaan dan penganggaran merupakan governance. Dikutip dari Lembaga Administrasi
proses yang penting dalam penyelenggaraan Negara (LAN), salah satu wujud good
pemerintahan, karena berkaitan dengan governance adalah penyelenggaraan
tujuan dari pemerintahan itu sendiri yaitu pemerintahan yang solid dan bertanggung
untuk menyejahterakan rakyatnya. jawab serta efisien dan efektif.
Perencanaan dan penganggaran merupakan Good Governance atau tata kelola
proses yang terintegrasi, oleh karenanya output pemerintah yang baik tersebut merupakan
dari perencanaan adalah penganggaran. salah satu pilar dalam mewujudkan
Pasal 14 Permendagri No 70 Tahun pemerintahan yang maju dan bersih
2019 memberikan panduan bahwa terhadap (Sedarmayanti, 2004). Adapun tujuan
hasil pengelolaan data berbasis elektronik di penggolongan/ pengelompokan, pemberian
antaranya sebagaimana tersebut di atas, maka kode, dan daftar penamaan menuju single
akan digunakan sebagai dasar dalam codebase melalui penerapan Permendagri No
menyusun dokumen perencanaan 90 Tahun 2019 adalah untuk:
pembangunan daerah dan dokumen 1. menyediakan statistik keuangan
perangkat daerah berbasis elektronik. Pemerintah Daerah
Dokumen perencanaan pembangunan daerah 2. melakukan evaluasi perencanaan
dan dokumen perangkat daerah seperti pembangunan daerah dan pengelolaan
rencana strategis perangkat daerah dan keuangan daerah
rencana kerja perangkat daerah digunakan 3. membantu kepala daerah dalam
sebagai acuan dalam penyusunan dokumen melakukan evaluasi kinerja dan keuangan
anggaran daerah seperti KUA, PPAS, daerah
rancangan APBD sampai menjadi APBD 4. mendukung penyelenggaraan sistem
yang dilaksanakan berbasis elektronik. Informasi Pemerintah Daerah (SIPD)
Penyusunan dokumen perencanaan
sebagaimana dimaksud pada ayat (4),

63
Otonomi Vol. 21 Nomor 1 Edisi April 2021

5. membantu kepala daerah dalam Deskriptif Kualitatif adalah riset atau


merumuskan kebijakan pembangunan penelitian yang bersifat analisis dan
daerah dan keuangan daerah berdasarkan dari fakta dan fenomena
6. mendukung keterbukaan informasi yang diteliti (Sugiyono,2016;108).
kepada masyarakat Penelitian deskriptif adalah salah satu
Permendagri Nomor 70 Tahun 2019 jenis penelitian yang tujuannya untuk
tentang Sistem Informasi Pemerintahan menyajikan gambaran lengkap
Daerah (SIPD) adalah pengelolaan informasi mengenai setting sosial atau
pembangunan daerah, informasi keuangan dimaksudkan untuk eksplorasi dan
daerah, dan informasi Pemerintahan Daerah klarifikasi mengenai suatu fenomena
lainnya yang saling terhubung untuk atau kenyataan sosial, dengan jalan
dimanfaatkan dalam penyelenggaraan mendeskripsikan sejumlah variabel
pembangunan daerah. dengan kata lain yang berkenaan dengan masalah dan
Permendagri Nomor 70 Tahun 2019 menjadi unit yang diteliti antara fenomena
landasan implementatif pelaksanaan yang diuji.
sinkronisasi perencanaan pembangunan dan Alasan penggunaan metode
penganggaran pembangunan daerah. Untuk penelitian deskriptif kualitatif pada
pelaksanaannya dibuatlah aplikasi berbasis penelitian yaitu melihat dari
web yang dinamakan aplikasi SIPD. pengamat peneliti mengenai
SIPD adalah sistem yang penerapan Sistem Informasi
mendokumentasikan, mengadministrasikan, Pembangunan Daerah yang ada di
serta mengolah data pembangunan daerah Badan Perencanaan Pembangunan
menjadi informasi yang disajikan kepada Daerah Kabupaten Nganjuk,
masyarakat dan bahan pengambilan Organisasi Perangkat Daerah yang
keputusan dalam rangka perencanaan, mengampu penerapan SIPD di
pelaksanaan, evaluasi kinerja pemerintah Kabupaten Nganjuk, dan dilihat dari
daerah. Setelah diterbitkannya Permendagri pengamatan dan data yang
Nomor 70 Tahun 2019 dan Permendagri didapatkan masih kurang maksimal,
Nomor 90 Tahun 2019, seluruh daerah di dan masih terdapat beberapa
wilayah Indonesia harus menerapkan sistem kendala, nantinya dari hasil penelitian
perencanaan dan penganggaran yang berbasis yang didapatkan akan dilakukan
teknologi dalam hal ini adalah aplikasi SIPD analisis dengan pendekatan deskriptif
Fokus Penelitian kualitatif, dan dari penelitian tersebut
Berdasarkan pada latar belakang akan di dapatkannya kesimpulan
masalah di atas Peneliti mengidentifikasikan yang menjawab dari persoalan
permasalahan sebagai berikut : mengenai penerapan Sistem
1. Efektivitas penggunaan aplikasi Informasi Pemerintahan Daerah di
SIPD dalam penyusunan Kabupaten Nganjuk.
dokumen RKPD Kabupaten Jenis Data
Nganjuk 1. Data Primer
2. Hambatan yang dihadapi dalam Data Primer adalah data
penggunaan aplikasi SIPD dalam dari sumbernya tanpa melalui
penyusunan dokumen RKPD perantara. Data ini merupakan data
Kabupaten Nganjuk yang dikumpul dari metode interviu
3. Upaya-upaya yang dilakukan atau wawancara dari informan yang
untuk mengatasi hambatan- dapatkan langsung dengan
hambatan setelah diterapkannya komunikasi secara langsung dengan
penggunaan aplikasi SIPD informan. Sumber informan pada
penelitian ini adalah beberapa
METODA PENELITIAN pegawai Badan Perencanaan
Jenis Penelitian Pembangunan Daerah Kabupaten
Dalam penelitian ini, peneliti Nganjuk, dan beberapa responden
mengambil jenis penelitian deskriptif dari SKPD lain di Kabupaten
dengan pendekatan kualitatif. Nganjuk.

64
Otonomi Vol. 21 Nomor 1 Edisi April 2021

2. Data Sekunder 2010: 186) Ciri utama


Data sekunder adalah data wawancara adalah kontak
yang diperoleh dari dokumen- langsung dengan tatap muka
dokumen, buku- buku artikel- antara pencari informasi dan
artikel, arsip serta dokumentasi sumber informasi.
berupa rekaman suara dan foto- Dalam wawancara
foto sebagai bukti penelitian yang sudah disiapkan berbagai
benar. Dan data sekunder ini macam pertanyaanpertanyaan
diperoleh baik melalui internet tetapi muncul berbagai
maupun dokumentasi dan pertanyaan lain saat meneliti.
dokumen lainya secara langsung Melalui wawancara inilah
dari Badan Perencanaan peneliti menggali data,
Pembangunan Daerah Kabupaten informasi, dan kerangka
Nganjuk. keterangan dari subyek
Metode Pengumpulan Data penelitian. Teknik wawancara
Adapun teknik yang dilakukan adalah
pengumpulan data yang wawancara bebas terpimpin,
direncanakan untuk gunakan di artinya pertanyaan yang
lapangan adalah sebagai berikut : dilontarkan tidak terpaku pada
1. Observasi (Pengamatan pedoman wawancara dan dapat
Langsung) diperdalam maupun
Yaitu teknik dikembangkan sesuai dengan
pengamatan langsung terhadap situasi dan kondisi lapangan.
objek yang diteliti, tujuan untuk Wawancara dilakukan
mengadakan data-data yang kepada Kepala Bagian Program
mendukung permasalahan. dan Evaluasi pada beberapa
Observasi adalah metode OPD yang membidangi
pengumpulan data dimana perencanaan di Kabupaten
peneliti mencatat informasi Nganjuk, dan beberapa pegawai
sebagaimana yang mereka Bappeda Kabupaten Nganjuk
saksikan selama penelitian (W. yang bertugas langsung
Gulo, 2002: 116). menangani dan memverifikasi
Teknik pengumpulan terkait aplikasi SIPD.
data ini dilakukan dengan cara 3. Studi Pustaka dan Dokumen
mengamati suatu fenomena Cara pengumpulan data
yang ada dan terjadi. Observasi yang dilakukan dengan cara
yang dilakukan diharapkan membaca sumber- sumber
dapat memperoleh data yang bacaan yang berasal dari buku,
sesuai atau relevan dengan topik Koran, majalah, artikel dan
penelitian. Dalam hal ini peneliti penelitian terdahulu dan
akan mengamati penggunaan beberapa situs mengenai
Aplikasi SIPD dalam proses perencanaan pembanguan
penyusunan dokumen daerah. Penggunaan dokumen
perencanaan. sudah lama digunakan dalam
2. (Interviu) Wawancara penelitian sebagai sumber data
Wawancara adalah karena dalam banyak hal
percakapan dengan maksud dokumen sebagai sumber data
tertentu. Percakapan itu dimanfaatkan untuk menguji,
dilakukan oleh dua pihak, yaitu menafsirkan, bahkan untuk
pewawancara (interviewer) yang meramalkan (Moleong, 2010:
mengajukan pertanyaan dan 217).
terwawancara (interview) yang Responden / Informan
memberikan jawaban atas Untuk mendapatkan
pertanyaan itu (Lexy J. Meleong, informasi sebagai data dalam

65
Otonomi Vol. 21 Nomor 1 Edisi April 2021

penelitian, peneliti menetapkan variabel-variabel penelitian dan hal-


tempat untuk pengambilan data pada hal yang dianggap penting.
penelitian ini adalah Organisasi Metode Analisis
Perangkat Daerah (OPD) atau Dinas Penelitian ini adalah
yang ada di lingkungan Pemerintah penelitian lapangan (field research),
Kabupaten Nganjuk yang berjumlah dengan menggunakan analisis
30 Dinas dan 20 Kecamatan yang kualitatif. Karena itu data yang
terdiri dari Kepala Sub Bagian dikumpulkan dalam penelitian ini
Program dan Evaluasi (PE) atau staf berupa informasi yang berbentuk
dari Sub Bagian Program dan keterangan-keterangan dan bukan
Evaluasi (PE) pada dinas terkait. berupa angka-angka. Analisis
Responden atau Informan kualitatif dianggap lebih tepat dalam
dalam penelitian ini terdiri dari 6 penelitian ini, sebab analisis ini
Kepala Sub Bagian Perencanaan dan diharapkan dapat lebih
Evaluasi atau staf dari Sub Bagian memungkinkan untuk
Perencanaan dan Evaluasi, 1 orang mengembangkan penelitian ini agar
Kepala Bidang Pengendalian dan bisa mendapatkan pemahaman yang
Pelaporan Bappeda, 1 orang Kapala mendalam.
Sub Bidang Pendataan Bappeda, 3 Djam’an Satori (2011: 23)
orang Staf Verifikator SIPD di mengungkapkan bahwa penelitian
Bappeda Kabupaten Nganjuk. kualitatif dilakukan karena peneliti
Berikut ini beberapa data mengenai ingin mengeksplor fenomena-
informan-informan dalam penelitian fenomena yang tidak dapat
ini dapat dilihat dalam tabel beriku : dikuantifikasikan yang bersifat
Definisi Operasional Variabel deskriptif seperti proses suatu
Menurut Sugiyono (2012:31) langkah kerja, formula suatu resep,
definisi operasional adalah pengertian-pengertian tentang suatu
penentuan kontrak atau sifat yang konsep yang beragam, karakteristik
akan dipelajari sehingga menjadi suatu barang dan jasa, gambar-
variabel yang dapat diukur. Definisi gambar, gaya-gaya, tata cara suatu
operasional menjelaskan cara budaya, model fisik suatu artifak dan
tertentu yang digunakan untuk lain sebagainya.
meneliti dan mengoperasikan Sesuai dengan tujuannya,
kontrak, sehingga memungkinkan penelitian kualitatif ditujukan untuk
bagi peneliti yang lain untuk memahami fenomena-fenomena
melakukan replikasi pengukuran sosial dari sudut atau perspektif
dengan cara yang sama atau partisipan. Partisipan adalah orang-
mengembangkan cara pengukuran orang yang diajak berwawancara,
kontrak yang lebih baik. diobservasi, diminta untuk
Sedangkan menurut Nani memberikan data, pendapat,
Darmayanti (dalam Muslihin 2013) pemikiran, dan persepsinya.
definisi operasional adalah rumusan Pemahaman diperoleh melalui
tentang ruang lingkup dan ciri-ciri analisis berbagai ketertarikan dari
suatu konsep yang menjadi pokok partisipan , dan melalui penguraian
pembahasan dan penelitian karya “pemaknaan partisipan” tentang
ilmiah. situasi-situasi dan peristiwa-peristiwa.
Jadi, dapat disimpulkan Pemaknaan partisipan meliputi
operasional adalah definisi yang perasaan, keyakinan, ide-ide,
didasarkan atas sifat-sifat variabel pemikiran, dan kegiatan dari
yang diamati. Operasional mencakup partisipan. Beberapa penelitian
hal-hal penting dalam penelitian yang kualitatif diarahkan lebih dari sekedar
memerlukan penjelasan. Operasional memahami fenomena tetapi juga
bersifat spesifik, rinci, tegas dan pasti mengembangkan teori
yang menggambarkan karakteristik (Syaodih,2011: 73).

66
Otonomi Vol. 21 Nomor 1 Edisi April 2021

kebanyakan penelitian informasi yang tidak relevan,


kualitatif sangat kaya dan sarat kemudian data tersebut diverifikasi.
dengan deskripsi. Peneliti ingin b. Penyajian data adalah pendeskripsian
memahami konteks dan melakukan sekumpulan informasi tersusun yang
analisis yang holistik tentu saja perlu memberikan kemungkinan adanya
dideskripsikan (Moleong,2010). penarikan kesimpulan dan
Setelah data-data terkumpul, pengambilan tindakan. Penyajian data
penulis membuat suatu analisis dari kualitatif disajikan dalam bentuk teks
data-data yang telah penulis dapatkan naratif, dengan tujuan dirancang guna
dari penelitian dan akan diolah. Data menggabungkan informasi yang
yang diperoleh menggunakan teknik tersusun dalam bentuk yang padu dan
analisis data kualitatif. Dan mudah dipahami.
selanjutnya peneliti akan melakukan c. Penarikan kesimpulan atau verifikasi
analisis data ialah proses merupakan kegiatan akhir penelitian
penyederhanaan data dalam bentuk kualitatif. Peneliti harus sampai pada
yang lebih mudah dibaca dan kesimpulan dan melakukan verifikasi,
diinterpretasikan, data yang diperoleh baik dari segi makna maupun
kemudian dianalisis secara kebenaran kesimpulan yang disepakati
bersamaan dengan proses yang oleh tempat penelitian itu
cukup panjang. Data dari hasil dilaksanakan.
wawancara yang diperoleh kemudian Berdasarkan keterangan di atas, maka
dicatat dan dikumpulkan sehingga setiap tahap dalam proses tersebut dilakukan
menjadi sebuah catatan lapangan. untuk mendapatkan keabsahan data dengan
Teknik ini bertujuan untuk menelaah seluruh data yang ada dari berbagai
menggambarkan secara sistematis sumber yang telah didapat dari lapangan dan
fakta-fakta dan data yang diperoleh dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar,
serta hasil studi lapangan atau studi foto dan sebagainya melalui metode
literatur untuk kemudian wawancara yang didukung dengan studi
memperjelas gambaran hasil dokumentasi.
penelitian. Makna yang dirumuskan peneliti dari
Teknik Analisis data harus diuji kebenaran, kecocokan, dan
Analisis data yang digunakan adalah kekokohannya. Peneliti harus menyadari
metode deskriptif analitik, yaitu bahwa dalam mencari makna, ia harus
mendeskripsikan data yang dikumpulkan menggunakan pendekatan emik, yaitu dari
berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka. kacamata key information, dan bukan
Data yang berasal dari naskah, wawancara, penafsiran makna menurut pandangan
catatan lapangan, dokumen, dan sebagainya, peneliti.
kemudian dideskripsikan sehingga dapat
memberikan kejelasan terhadap kenyataan HASIL PENELITIAN DAN
atau realitas. PEMBAHASAN
Analisis data versi Miles dan Efektivitas Aplikasi Sistem Informasi
Huberman, bahwa ada tiga alur kegiatan, Pemerintahan Daerah (SIPD)
yaitu reduksi data, penyajian data, serta Kementerian Dalam Negeri melalui
penarikan kesimpulan atau verifikasi. Ditjen Bina Pembangunan Daerah telah
a. Reduksi data diartikan sebagai proses meluncurkan (launching) Sistem Informasi
pemilihan, pemusatan perhatian pada Pemerintahan Daerah (SIPD) dengan dasar
penyederhanaan, pengabstrakan, dan pedoman Permendagri Nomor 70 Tahun
transformasi data “kasar” yang 2019 tentang Sistem Informasi Pemerintahan
muncul dari catatan lapangan. Reduksi Daerah. SIPD merupakan sistem informasi
dilakukan sejak pengumpulan data, yang memuat sistem perencanaan
dimulai dengan membuat ringkasan, pembangunan daerah dan sistem keuangan
mengkode, menelusuri tema, menulis daerah, serta sistem pemerintahan daerah
memo, dan lain sebagainya, dengan yang lain, termasuk sistem pembinaan dan
maksud menyisihkan data atau pengawasan pemerintahan daerah.

67
Otonomi Vol. 21 Nomor 1 Edisi April 2021

Tujuan penggunaan aplikasi SIPD kedepan, aplikasi tersebut akan sangat


bagi Pemerintah Daerah, baik di Provinsi, bermanfaat, dikarenakan penataan usulan-
maupun Kabupaten/Kota adalah untuk usulan kegiatan dari OPD sudah terarah
mendorong penyelenggaraan pemerintahan sesuai dengan tugas dan fungsi dari OPD
yang lebih berkualitas, inovatif dan cepat. terkait, sehingga tidak aka nada OPD yang
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Kepala akan sembarangan dalam mengusulkan
Bidang Pengendalian dan Pelaporan Bappeda kegiatan. Selanjutnya Bapak Risky Eka Wijaya
Kabupaten Nganjuk, Tujuan Kemendagri selaku Kasubid Pendataan dan Pelaporan
meluncurkan dan menerapkan SIPD ini menyampaikan Penggunaan aplikasi SIPD
adalah untuk mempermudah daerah dalam sudah kami laksanakan mulai tahun lalu,
melaksanakan tahapan perencanaan dan memang terasa cukup berat ketika pertama
penyusunan dokumen perencanaan maupun kali kami laksanakan, melihat aplikasi SIPD
penganggaran by-system aplikasi yang sudah merupakan aplikasi yang baru dan asing bagi
terintegrasi dan seragam di seluruh daerah. kami sehingga perlu pendalaman kembali
Dari pernyataan tersebut maka untuk menguasai aplikasi tersebut. Menurut
seluruh aplikasi perencanaan yang dulu pada kami aplikasi tersebut bisa dikatan efektif dan
setiap daerah Kabupaten/ Kota memiliki dapat memberikan manfaat mungkin
aplikasi perencanaannya sendiri, sekarang perencanaan tahun kedepannya ketika system
harus ditinggalkan dan secara seragam sudah mulai lancar tanpa kendala dan user
menggunakan aplikasi SIPD. pengguna sudah paham betul dalam
Berkaitan dengan efektivitas pengoperasiannya. Ibu Juwita selaku staf
penerapan Aplikasi Sistem Informasi operator SIPD Kabupaten Nganjuk juga
Pemerintahan Daerah (SIPD) di Kabupaten menyampaikan, Pada tahun pertama
Nganjuk, penulis telah melakukan deep penerapan SIPD menurut saya belum dapat
interview dengan beberapa pemangku dikatakan efektif, karena kami harus mulai
kepentingan yang berkaitan langsung dengan dari awal lagi dalam pembuatan database
aplikasi SIPD seperti Kepala Bappeda seluruh akun pengguna SIPD, dan juga
Kabupaten Nganjuk, Kepala Bidang pembuatan database standar satuan harga
Pengendalian, Evaluasi dan Pelaporan pada untuk dasar penentuan harga barang atau jasa
Bappeda, Kasubid Pendataan dan Pelaporan yang akan dianggarkan. Namun mungkin
pada Bappeda serta staf operator SIPD untuk tahun-tahun berikutnya pekerjaan
Kabupaten Nganjuk. Dengan pertanyaan tersebut akan lebih ringan karena database
“bagaimana efektivitas penggunaan aplikasi awal sudah terbentuk.
SIPD dalam proses perencanaan RKPD di Dari beberapa pernyataan dari
Kabupaten Nganjuk?” dari pertanyaan narasumber, penulis mendapat beberapa poin
tersebut jawaban dari Bapak Drs. Adam penting terkait penerapan aplikasi SIPD di
Muharto, M.Si selaku Kepala Bappeda Kabupaten Nganjuk yang penulis jabarkan
adalah, Jika dilihat dari sisi manfaat, aplikasi sebagai berikut:
SIPD memiliki pengaruh dan manfaat yang Produksi
cukup besar untuk perencanaan Berdasarkan dua dimensi terkait
pembangunan kedepannya karena dengan produksi yang terdiri dari dimensi Aplikasi
diterapkannya aplikasi tersebut, kami SIPD yang diterapkan BAPPEDA
Pemerintah Daerah mau tidak mau harus Kabupaten Nganjuk dapat memberikan
mengikuti perubahan yang cukup besar dari keuntungan dan dimensi kemudahan bagi
sisi perencanaan pembangunan. OPD di Kabupaten Nganjuk, dapat diketahui
Bapak Nono AgungP, S.STP selaku bahwa pada dasarnya, a) Aplikasi SIPD sudah
Kabid Pengendalian, Evaluasi dan Pelaporan memberikan keuntungan yakni program
juga berpendapat, Bila berbicara efektivitas kegiatan yang diusulkan dari setiap OPD
penggunaan aplikasi SIPD ketika pertama kali akan sesuai jalur di mana usulan kegiatan
kami terapkan di Kabupaten Nganjuk, akan selaras dengan tugas dan fungsi dari
menurut saya belum bisa dikatakan efektif, OPD terkait, karena kegiatan yang diusulkan
karena perjuangan kami saat memulai sudah terkunci pada nomenklatur di dalam
menggunakan aplikasi yang baru memang SIPD; b) Pada aspek kemudahan
cukup berat. Namun bila melihat untuk menggunakan SIPD dalam memberikan

68
Otonomi Vol. 21 Nomor 1 Edisi April 2021

kemudahan bagi OPD Kabupaten Nganjuk pembangunan diketahui bahwa pengiriman


dalam pendokumentasian program kerja yang program usulan yang disampaikan melalui
diusulkan oleh masing-masing OPD dalam aplikasi SIPD dari masing-masing OPD ke
bentuk softcopy akan dikonversi menjadi Bappeda hanya dalam bentuk file atau softcopy.
bentuk PDF. Adanya keefisiensian dari aplikasi
Adanya produksi yang diperoleh SIPD yang dihasilkan dari Bappeda
dipandang bahwa SIPD dapat memberikan Kabupaten Nganjuk, dapat dikatakan bahwa
keuntungan bagi OPD dalam mengusulkan program kegiatan pada SIPD sesuai dengan
program sesuai tugas dan fungsi sehingga perencanaan. Sebagaimana dikemukakan oleh
dapat mengubah suatu keadaan secara efektif Simanjuntak dan Muklis (2012: 17)
yang dipergunakan untuk kebutuhan pegawai berpendapat bahwa “efisiensi yang
dengan lebih baik. Sebagaimana pendapat direncanakan, dengan cara produksi dengan
yang dikemukakan oleh Harsono (1994:4) biaya murah, tetapi dengan tetap sesuai
bahwa “Produksi adalah setiap usaha manusia harapan, baik mutu dan barang yang
/ kegiatan yang membawa benda ke dalam diproduksi maupun pelayanannya”.
suatu keadaan sehingga dapat dipergunakan Sebagaimana di dalam Bab I
untuk kebutuhan manusia dengan lebih Ketentuan Umum, Peraturan Menteri Dalam
baik”. Negeri Republik Indonesia Nomor 86 Tahun
Berdasarkan hasil penelitian 2017 Tentang Tata Cara Perencanaan,
menunjukkan bahwa produksi yang Pengendalian Dan Evaluasi Pembangunan
dihasilkan dari adanya SIPD yang dapat Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan
memberikan keuntungan bagi setiap OPD Peraturan Daerah Tentang Rencana
akan terkunci dan lebih terjamin dalam Pembangunan Jangka Panjang Daerah Dan
aplikasi SIPD. Selain itu sudah memberikan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
kemudahan yakni Daerah, Serta Tata Cara Perubahan Rencana
pendokumentasian program kerja yang Pembangunan Jangka Panjang Daerah,
diusulkan oleh masing-masing OPD diubah Rencana Pembangunan Jangka Menengah
menjadi dalam bentuk PDF. Secara tidak Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah
langsung produksi ini dapat memberikan Daerah bahwa “Keluaran (output) adalah
kebutuhan bagi manusia secara lebih baik. suatu produk akhir berupa barang atau jasa
Efisiensi dari serangkaian proses atas sumber daya
Berdasarkan dua dimensi terkait pembangunan agar hasil (outcome) dapat
efisiensi yang terdiri dari dimensi aplikasi terwujud”.
SIPD pada Bappeda Kabupaten Nganjuk Berdasarkan hasil penelitian dan
sebagai bentuk upaya penghematan waktu teori mengenai efisiensi menunjukkan bahwa
dan dimensi tenaga dalam proses efisiensi yang dihasilkan dari adanya e-
perencanaan pembangunan, yang dapat planning berupa penghematan waktu dan
diketahui bahwa: a) aspek penghematan pengurangan pemborosan biaya diketahui
waktu, pegawai tidak perlu melakukan bahwa tidak perlu adanya mobilitas pegawai
mobilitas lebih dalam menyampaikan OPD dalam menyampaikan dokumen
dokumen ke Bappeda karena hanya perlu hardcopy ke Bappeda karena hanya perlu
mengisi data yang dilakukan di masing- menginput dari masing-masing OPD.
masing OPD, tidak seperti halnya dengan Keefisienan lainnya, user OPD tidak harus
menggunakan metode manual, yang menunggu jam kerja Bappeda dalam
mengharuskan adanya mobilitas pegawai menginput data; dan b) aplikasi SIPD pada
dalam menyetorkan hardcopy. Keefisienan Bappeda Kabupaten Nganjuk dapat
lainnya yakni pegawai tidak harus menunggu mengurangi pemborosan biaya bahwa
jam kerja Bappeda, karena ketika program pengiriman program usulan yang
usulan sudah terisi secara otomatis, maka disampaikan melalui aplikasi SIPD dari OPD
program usulan dari OPD dapat terisi dengan ke Bappeda Kabupaten Nganjuk hanya dalam
sendirinya; dan; b) aplikasi SIPD yang bentuk softcopy.
diterapkan oleh Bappeda Kabupaten Kepuasan
Nganjuk dapat meminimalisir pemborosan Berdasarkan dua dimensi terkait
biaya dalam proses perencanaan kepuasan yang terdiri dari dimensi

69
Otonomi Vol. 21 Nomor 1 Edisi April 2021

penerimaan sikap pegawai di Kabupaten SIPD, berupa keuntungan yang diindikasikan


Nganjuk terutama pada sub bagian dengan adanya output yakni sikap pegawai
perencanaan dan dimensi keluhan-keluhan tidak perlu melakukan mobilitas lebih banyak
yang dirasakan pegawai di Kabupaten dalam menyampaikan dokumen atau
Nganjuk terkait penerapan aplikasi SIPD di program usulan ke Bappeda Kabupaten
Kabupaten Nganjuk, dapat diketahui bahwa: Nganjuk. Untuk aspek input yakni sikap
a) penerimaan sikap pegawai tampak pegawai di Kabupaten Nganjuk terutama sub
menerima dengan adanya SIPD bagian perencanaan perlu pembelajaran
menggantikan e-planning karena sistem dalam mengaplikasikan aplikasi SIPD.
tersebut merupakan mandatori langsung dari Keadaptasian
pemerintah pusat yang harus diterapkan pada Berdasarkan dimensi terkait
seluruh daerah serta dengan penerapan SIPD, keadaptasian yang terdiri dari dimensi kualitas
perangkat daerah menjadi benar-benar produk yang dihasilkan dari adanya SIPD dan
paham bahwa program dan kegiatan yang keadaptasian di dalam mewujudkan keinginan
harus mereka laksanakan merupakan tugas dari penerima maupun pengguna aplikasi
dan fungsi utama dari perangkat daerah SIPD, dapat diketahui bahwa; a) kualitas
tersebut; dan b) dimensi keluhan- keluhan produk yang dihasilkan yaitu sudah
yang dirasakan pegawai di Kabupaten terdokumentasikannya program usulan yang
Nganjuk terkait penerapan SIPD di sudah disetujui ataupun belum disetujui. Hal
Kabupaten Nganjuk diperoleh informasi itu menunjukkan sudah diperolehnya
bahwa sub bagian perencanaan di Kabupaten kemudahan oleh masing-masing OPD di
Nganjuk perlu penyesuaian kembali dalam Kabupaten Nganjuk. b) Pada aspek
mengaplikasikan SIPD sebagai pengganti mewujudkan keinginan dari penerima
aplikasi perencanaan yang baru. maupun pengguna aplikasi SIPD diketahui
Adanya kepuasan yang dihasilkan bahwa usulan program sebagai bentuk
dari penerapan aplikasi SIPD pada permintaan dari OPD hanya memilih
Kabupaten Nganjuk, dapat diketahui bahwa program dan kegiatan berdasarkan menu
sikap pegawai di Kabupaten Nganjuk sangat pilihan program, kegiatan dan sub kegiatan
menerima dalam menggunakan aplikasi baru yang sudah tertera di dalam aplikasi dengan
tersebut, karena perangkat daerah dalam didasarkan pada Permendagri nomor 70
melaksanakan tugas dan fungsi menjadi lebih tahun 2019. Masing-masing perangkat daerah
teratur dan terarah, namun di samping itu dapat menyesuaikan sendiri kegiatan-kegiatan
perlu adanya pembelajaran bagi pegawai apa saja yang menjadi tugas dan fungsi dari
dalam menggunakan SIPD, agar tidak adanya perangkat daerah tersebut.
keluhan yang dirasakan dalam Berbicara mengenai kualitas
mengoperasikannya. Hal ini menunjukkan produk, penulis di sini menekankan pada
bahwa efisiensi terdiri dari keuntungan kualitas dokumen RKPD yang tersusun
berdasarkan rasio antara output dan input yang dengan penggunaan aplikasi SIPD. Setelah
digunakan. Sebagaimana dikemukakan oleh dilakukan penelitian secara mendalam,
Gibson (Tika, 2012:129-130) mengemukakan terdapat permasalahan yang berdampak pada
kriteria efektivitas terdiri dari lima unsur, keselarasan program dan kegiatan yang
yaitu sebagai berikut: Efisiensi sebagai kriteria dilaksanakan OPD pada tahun perencanaan
efektivitas mengacu pada ukuran penggunaan yang menggunakan aplikasi SIPD dengan
sumber daya yang langka oleh organisasi. kesesuaian program kegiatan yang terdapat
Efisiensi adalah perbandingan antara keluaran pada RPJMD yaitu, karena program dan
dan masukan. Ukuran efisiensi terdiri dari kegiatan yang sudah tertera pada aplikasi
keuntungan dan modal, biaya per unit, SIPD sudah ditentukan oleh pemerintah
pemborosan, waktu terulang, biaya per orang, pusat dengan dasar Permendagri nomor 70
dan sebagainya. Efisiensi diukur berdasarkan tahun 2019, maka tugas dan fungsi dari
rasio antara keluaran dengan biaya atau waktu perangkat daerah yang sudah direncanakan
yang digunakan. dan tercantum pada dokumen perencanaan 5
Berdasarkan hasil penelitian dan tahunan atau RPJMD sudah dapat dipastikan
teori mengenai kepuasan menunjukkan tidak akan sesuai lagi sehingga dampaknya
bahwa kepuasan yang dihasilkan dari adanya

70
Otonomi Vol. 21 Nomor 1 Edisi April 2021

akan mempengaruhi kualitas dari dokumen SIPD; b) aplikasi SIPD dapat membantu
perencanaan tahunan atau RKPD. program perencanaan pembangunan daerah
Hal ini menunjukkan bahwa di Kabupaten Nganjuk, dapat diketahui
keadaptasian berupa kualitas produk dan bahwa antara sistem aplikasi lama yakni e-
perwujudan keinginan penerima program, planning dengan aplikasi baru yaitu SIPD
sudah lebih mudah di dalam dapat disinergikan, yakni berfungsi sama
pendokumentasian serta tersinergikannya untuk mengusulkan program prioritas.
antara program yang diusulkan dengan Kemudahan tersebut tentunya agar dapat
alokasi anggaran yang ada. Tetapi dengan mendukung proses pembangunan daerah,
adanya perubahan aturan dalam penentuan maka masing-masing OPD telah diberikan
program kegiatan dan perubahan nama kemudahan.
program kegiatan atau nomenklatur, Hal ini menunjukkan bahwa
berdampak pada tidak selarasnya antara kelangsungan hidup yang diperoleh dari
dokumen perencanaan 5 tahun atau RPJMD adanya aplikasi SIPD dapat
dengan dokumen perencanaan tahunan atau dipertanggungjawabkan sebagai aplikasi
RKPD. Namun walaupun terdapat penyusun dokumen perencanaan di
permasalahan tersebut, Pemerintah Daerah Kabupaten Nganjuk. Pada aspek aplikasi
tetap bisa bertahan dan menerima SIPD dapat membantu program perencanaan
perubahan-perubahan yang terjadi. Itu pembangunan daerah di Kabupaten Nganjuk
membuktikan bahwa organisasi sudah dalam menyelaraskan kemudahan
tanggap terhadap perubahan eksternal dan mengusulkan program prioritas. Hal ini
internal dengan mekanisme penerapan sebagaimana pada Pasal 96 Peraturan Menteri
aplikasi SIPD. Sebagaimana dikemukakan Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 86
oleh Gibson (Tika, 2012: 129-130) Tahun 2017 Tentang Tata Cara Perencanaan,
mengemukakan kriteria efektivitas terdiri dari Pengendalian Dan Evaluasi Pembangunan
lima unsur, yaitu sebagai berikut: Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan
Keadaptasian, Keadaptasian mengacu kepada Peraturan Daerah Tentang Rencana
tanggapan organisasi terhadap perubahan Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan
eksternal dan internal. Perubahan-perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
eksternal seperti persaingan, keinginan, Daerah, Serta Tata Cara Perubahan Rencana
pelanggan, kualitas produk dan sebagainya Pembangunan Jangka Panjang Daerah,
merupakan adaptasi terhadap lingkungan. Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Berdasarkan hasil penelitian dan Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah
teori mengenai keadaptasian menunjukkan Daerah bahwa: Penyelarasan program dan
bahwa keadaptasian yang dihasilkan dari kegiatan pembangunan Daerah
adanya SIPD, berupa kualitas produk yang kabupaten/kota dengan sasaran dan prioritas
dihasilkan seperti adanya pendokumentasian pembangunan Daerah provinsi sebagaimana
program dan kegiatan dapat disesuaikan dimaksud dalam Pasal 95 ayat (2) huruf d
meskipun dokumen RPJMD dan RKPD berupa program dan kegiatan Daerah
menjadi tidak selaras. kabupaten/kota yang diselaraskan dengan
Kelangsungan Hidup program Daerah provinsi melalui APBD
Berdasarkan hasil penelitian provinsi untuk dibahas dan disepakati dalam
terhadap dua dimensi pada aspek Musrenbang RKPD provinsi.
kelangsungan hidup yang terdiri dari dimensi Berdasarkan hasil penelitian dan
pertanggungjawaban untuk memberi teori mengenai kelangsungan hidup
pemahaman terkait aplikasi SIPD dan menunjukkan bahwa yang dihasilkan dari
dimensi SIPD sebagai aplikasi yang mampu adanya SIPD berupa bentuk
mendukung pembangunan daerah di pertanggungjawaban sebagai aplikasi
Kabupaten Nganjuk secara berkelanjutan, penyusun dokumen perencanaan
dapat diketahui bahwa; a) bentuk pembangunan daerah. Sementara untuk
pertanggungjawabannya, Bappeda selalu aplikasi SIPD dapat membantu program
memberikan pendampingan kepada pembangunan daerah di Kabupaten Nganjuk
Perangkat Daerah yang masih kesulitan untuk yakni aplikasi SIPD dapat membantu
memahami maupun mengoperasikan aplikasi program perencanaan pembangunan daerah

71
Otonomi Vol. 21 Nomor 1 Edisi April 2021

dalam menyelaraskan kemudahan pengisian program dan kegiatan menjadi


mengusulkan program prioritas. semakin sulit. Hampir sama dengan pendapat
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, menurut pendapat dari ibu
menunjukkan bahwa efektivitas aplikasi SIPD Juwita yaitu, Kendala yang paling utama
program pembangunan daerah di BAPPEDA menurut pendapat saya sebenarnya adalah
Kabupaten Nganjuk yakni masalah akses aplikasi SIPD yang sering eror,
terdokumentasikannya program prioritas dari hal ini ternyata bukan Cuma dialami oleh
setiap usulan OPD secara hemat dan Kabupaten Nganjuk saja, tetapi daerah
mobilitas yang mudah serta perangkat daerah Kabupaten lainpun juga mengalami masalah
dapat menentukan kegiatan sesuai dengan serupa.
tugas dan fungsinya. Selain hal tersebut Dari hasil deep interview yang
adanya penyelarasan pagu anggaran dengan penulis telah lakukan dapat penulis tangkap
program pembangunan fisik sebagai bentuk yaitu kendala yang paling utama pada
pertanggungjawaban BAPPEDA. penerapan aplikasi SIPD ini adalah sulitnya
Hambatan-hambatan dalam Penerapan mengakses aplikasi tersebut. Dari kendala
Aplikasi SIPD di Kabupaten Nganjuk tersebut, narasumber berasumsi bahwa
Penerapan aplikasi SIPD di dikarenakan permasalahan pada server dari
Kabupaten Nganjuk akan kurang efektif jika SIPD yang harus segera diselesaikan oleh
dalam penerapannya masih ditemukan pemerintah pusat. Beberapa hambatan lain
hambatan-hambatan. Untuk mengetahui yang terjadi, penulis menjabarkan sebagai
hambatan-hambatan dalam penerapan berikut:
aplikasi SIPD aplikasi penyusun dokumen Produksi
perencanaan pembangunan daerah penulis Berdasarkan hasil penelitian
memberikan pertanyaan kepada narasumber terkait hambatan pada efektivitas penerapan
yaitu, hambatan apa saja yang dihadapi SIPD pada aspek produksi yang terdiri dari:
setelah aplikasi SIPD diterapkan?. Jawaban a) hambatan pada aplikasi SIPD yang
dari Kepala Bappeda sebagai berikut, diterapkan di Kabupaten Nganjuk dapat
Hambatan yang kami hadapi adalah memberikan keuntungan bagi OPD di
kurangnya pemahan dari perangkat daerah Kabupaten Nganjuk dan b) hambatan pada
mengenai Permendagri Nomor 70 tahun Proses pendokumenan melalui SIPD dengan
2019 yang membahas perubahan tercatatnya nama dan waktu penginputan
nomenklatur kegiatan dan pengoperasian dari memberikan OPD tanggung jawab penuh
aplikasi SIPD tersebut. Bapak Nono Agung akan program kegiatan yang diusulkan
juga menambahkan, Karena pertama kali Kabupaten Nganjuk, menunjukkan bahwa:
diterapkan, sudah sewajarnya masih banyak 1. Belum terbiasanya user menggunakan
sekali kendala atau hambatan yang kami aplikasi SIPD secara terprosedur, karena
temui. Beberapa yaitu, kebingungan dari terlihat perbedaan yang sangat mencolok
hampir semua perangkat daerah untuk pada user interface e-planning dengan
menginput program dan kegiatan yang SIPD serta nomenklatur program dan
menjadi tusi mereka, kendala terhadap server kegiatan yang berubah total
yang sering eror, operator SIPD kami yang mengharuskan pemahaman mendalam
kuwalahan dalam membangun database dari nomenklatur yang baru, serta
system, dan masih banyak hal alinnya. apabila OPD telah menginput
Setelah pendapat dari Pak Nono kegiatannya pada SIPD secara otomatis
selaku Kabid pengendalian dan pelaporan, akan tercatat nama user dan waktu
Pak Risky juga berpendapat bahwa, Di penginputan pada aplikasi, sehingga
Tahun pertama penerpapan system membuat takut dari user penginput
terkendala pada jaringan server yang sering apabila terjadi kesalahan.
macet membuat proses penginputan menjadi 2. Pendokumentasian program usulan
terhambat, kemudian kami juga kuwalahan kegiatan dengan menggunakan SIPD
dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan dari membuat user penginput harus
OPD mengenai pengoperasian SIPD dan bertanggungjawab penuh terhadap
dengan kendala mengakses aplikasi tersebut program kegiatan yang diusulkan
karena masalah server tadi membuat proses membuat pendewasaan bagi OPD agar

72
Otonomi Vol. 21 Nomor 1 Edisi April 2021

memikirkan dengan matang tentang sistem sudah ditutup. Hal itu berdasar karena
perencanaan kegiatan yang akan pengusulan waktu telah diatur dalam
diusulkan pada aplikasi SIPD. peraturan perundang-undangan.
Berdasarkan hasil penelitian Kepuasan
terkait hambatan pada efektivitas penerapan Berdasarkan hasil penelitian
SIPD aspek produksi diketahui bahwa belum terkait hambatan pada efektivitas penerapan
terbiasanya penerapan SIPD secara SIPD pada aspek kepuasan yang terdiri dari;
terprosedur, karena masih sedikitnya a) penerimaan sikap pegawai di Kabupaten
pemahaman terkait nomenklatur program Nganjuk terhadap aplikasi SIPD Kabupaten
kegiatan sesuai aturan yang baru gangguan Nganjuk; b) keluhan-keluhan yang dirasakan
server yang kurang memadai mengakibatkan pegawai terkait Penerapan SIPD di
sulitnya mengakses aplikasi SIPD, serta Kabupaten Nganjuk, menunjukkan bahwa:
perangkat daerah perlu kematangan dalam 1. Kurang pahamnya atau dirasa sulitnya
perencanaan sebelum dilakukan pengisian penggunaan aplikasi SIPD oleh user,
pada aplikasi. mengakibatkan pegawai perlu menyikapi
Efisiensi dengan lebih mendalami dalam
Berdasarkan hasil penelitian menguasai SIPD.
terkait hambatan pada efektivitas penerapan 2. Keluhan-keluhan yang dirasakan
SIPD pada aspek efisiensi yang terdiri dari; a) pegawai adalah perangkat daerah harus
SIPD yang diterapkan di Kabupaten Nganjuk lebih mematangkan perencanaan
dapat menghemat waktu dalam proses program kegiatan yang akan diusulkan
perencanaan pembangunan daerah; dan b) pada aplikasi SIPD, sehingga ketika
aplikasi SIPD yang diterapkan di Kabupaten batas waktu input kegiatan selesai,
Nganjuk dapat meminimalisir pemborosan perencanaan dari OPD sudah mendekati
biaya, menunjukkan bahwa: sempurna sesuai kebutuhan dari OPD
1. Usulan program yang belum selesai dari terkait.
OPD akan terhambat dengan adanya Berdasarkan hasil penelitian
batasan waktu yang sudah ditentukan oleh terkait hambatan pada efektivitas penerapan
aturan perundang-undangan. Karena SIPD pada aspek kepuasan diketahui bahwa
apabila Batasan waktu terlewati makan OPD masih perlu pendalaman dalam
secara otomatis usulan dari masing- memahami program kegiatan yang sudah
masing OPD akan terkunci dan perlu tertera sesuai tugas dan fungsi masing-masing
kewenangan dari Bappeda untuk OPD, sehingga sosialisasi terhadap
membuka kunci akses SIPD, namun bila perubahan nomenklatur program dan
hal tersebut dilakukan, akan menjadi kegiatan yang baru dirasa perlu diadakan.
permasalahan baru dan sorotan dari Keadaptasian
pemeriksa karena perubahan tersebut Berdasarkan hasil penelitian
akan tercatat nama dan waktu terkait hambatan pada efektivitas penerapan
penginputannya. SIPD pada aspek keadaptasian yang terdiri
2. Kegiatan program yang diusulkan ketika dari: a) hambatan pada kualitas produk yang
sistem sudah mencapai batas waktu dihasilkan BAPPEDA Kabupaten Nganjuk
pengusulan, maka sistem secara otomatis memenuhi harapan SKPD Kabupaten
akan terkunci usulan yang sudah masuk. Nganjuk; dan b) hambatan BAPPEDA dapat
Penyebabnya terjadi karena adanya dari mengetahui dan mewujudkan keinginan
aspek sarana dan prasarana atau perangkat pengguna atau penerima aplikasi SIPD,
IT dan pengguna itu sendiri dalam menunjukkan bahwa:
mengisikan data. 1. Dengan berubahnya peraturan lama
Berdasarkan hasil penelitian terkait nomenklatur program dan
terkait hambatan pada efektivitas penerapan kegiatan akan sangat berpengaruh pada
SIPD aspek efisiensi diketahui bahwa batasan kualitas dokumen perencanaan
waktu penutupan usulan program kegiatan pembangunan daerah, karena membuat
pembangunan akan secara otomatis terkunci dokumen perencanaan daerah RPJM
apabila sudah terlewati, sehingga program dan Renstra menjadi tidak selaras
yang diusulkan tidak bisa diisi lagi, ketika dengan dokumen perencanaan tahunan

73
Otonomi Vol. 21 Nomor 1 Edisi April 2021

atau RKPD yang akhirnya perlu sistem yang masih dalam tahap
penyikapan lagi terkait permasalahan pengembangan mengakibatkan kurang
tersebut. terintegrasinya aplikasi perencanaan dengan
2. Penerapan perencanaan pembangunan aplikasi penganggaran. Hal ini menunjukkan
secara bottom up mulai dari musrenbang bahwa hambatan efektivitas terjadi karena
tingkat desa mulai diterapkan juga adanya faktor perorangan, kelompok, dan
dengan penggunaan aplikasi SIPD, organisasi. Hal ini sebagaimana dikemukakan
membuat permasalahan baru yaitu Robbins (2008:29) mendefinisikan bahwa
karena pengajuan usulan kegiatan efektivitas organisasi adalah tingkat
melalui aplikasi merupakan hal baru bagi pencapaian organisasi yang dipengaruhi oleh
masyarakat yang awam mengenai hal perorangan, kelompok dan struktur dalam
tersebut menyebabkan masyarakat organisasi.
kesulitan ketika ingin memberikan Adanya hambatan penerapan
usulan kegiatan pembangunan daerah. SIPD dapat dijadikan untuk wadah Sistem
Berdasarkan hasil penelitian Informasi Perencanaan Pembangunan
terkait hambatan pada efektivitas penerapan Daerah (e-planning) adalah sebuah alat
aplikasi SIPD aspek keadaptasian diketahui penyusunan RKPD, KUA PPAS,
bahwa kualitas dokumen RKPD menjadi KUA/PPAS Perubahan, RKPD Perubahan
tidak selaras dengan dokumen RPJMD dan Kabupaten/Provinsi agar dapat terselesaikan
Renstra. Selain hal tersebut setiap usulan dengan mudah, cepat, tepat dan sesuai
kegiatan dari masyarakat juga harus diusulkan dengan arahan yang terkandung dalam
melalui aplikasi SIPD. Permendagri Nomor 70 tahun 2019 tentang
Kelangsungan Hidup Sistem Informasi Pemerintahan Daerah.
Berdasarkan hasil penelitian Sehingga dengan adanya alat bantu aplikasi
terkait hambatan pada efektivitas penerapan SIPD, BAPPEDA dapat memaksimalkan
SIPD pada aspek kelangsungan hidup yang sistem yang mampu menyajikan analisa yang
terdiri dari, a) hambatan pertanggungjawaban sangat informatif bagi para pemangku
pada aplikasi SIPD dalam memperbesar kepentingan yang ada di OPD Kabupaten
potensinya untuk mengembangkan aplikasi Nganjuk.
SIPD di Kabupaten Nganjuk; b) Aplikasi Upaya-upaya yang Dilakukan Untuk
SIPD dapat membantu program perencanaan Mengatasi Hambatan-hambatan Setelah
pembangunan daerah di Kabupaten Nganjuk Diterapkannya Aplikasi SIPD.
secara berkelanjutan, menunjukkan bahwa: Upaya yang dilakukan karena
1. Aplikasi SIPD belum sepenuhnya ditemukan hambatan pada aspek efektivitas
terintegrasi dan tersinergi dengan sistem penerapan aplikasi SIPD di Kabupaten
e-budgeting, dikarenakan aplikasi SIPD Nganjuk. Permasalahan tersebut berawal
masih dalam proses pengembangan yang karena ditemukannya hambatan pada
pada akhirnya akan menjadi aplikasi keefektivitasan Penerapan Aplikasi SIPD di
yang terintegrasi dengan aplikasi lainnya Bappeda Kabupaten Nganjuk. Untuk
terkait Pemerintahan Daerah. menjawab hal tersebut penulis memberikan
2. Aplikasi SIPD masih belum terintegrasi pertanyaan kepada narasumber yaitu, upaya
dengan aplikasi penganggaran. Hal apa yang dilakukan untuk mengatasi
tersebut tentunya menjadi hambatan permasalahan-permasalahan yang terjadi
yang perlu dipikirkan kembali ketika dalam penerapan aplikasi SIPD di Kabupaten
tahun anggaran sudah mulai berjalan Nganjuk?.
dengan menggunakan aplikasi SIPD Kepala Bappeda Kabupaten
terkait proses pencairan anggaran Nganjuk, Drs. Adam Muharto, M.Si
kegiatan. berpendapat, Untuk memberikan pencerahan
Inti dari pada hambatan kepada perangkat daerah dalam memahami
efektivitas penerapan aplikasi SIPD yang peraturan yang baru, kami telah melakukan
diterapkan di Kabupaten Nganjuk ini sosialisasi terhadap penerapan Permendagri
terhambat dengan kurang pahamnya nomor 90 dan Permendagri nomor 70
stakeholders dalam menerapkan aplikasi SIPD. dengan cara mengundang narasumber
Kurangnya pemahaman pegawai OPD dan langsung dari pemerintah pusat yaitu

74
Otonomi Vol. 21 Nomor 1 Edisi April 2021

Kementerian Dalam Negeri untuk dapat Nganjuk dan b) hambatan pada Proses
menjelaskan bagaimana mekanisme pendokumenan melalui SIPD yang
pelaksanaan peraturan yang baru. Selanjutnya, diterapkan BAPPEDA Kabupaten Nganjuk
Kabid Pengendalian dan Pelapran, Nono memberikan kemudahan bagi OPD
Agung, S.STP menjelaskan, Dalam mengatasi Kabupaten Nganjuk, menunjukkan bahwa:
permasalahan yang ada seperti kendala server, 1. dengan diterapkannya aplikasi
kami telah menyurati dan menanyakan perencanaan yang baru, pemahaman
langsung kepada pemerintah pusat, dan terhadap penggunaan aplikasi menjadi
memang server dari pemerintah pusat yang kebutuhan yang sangat penting oleh
masih belum mampu menampung karena itu Bappeda Kabupaten Nganjuk
penggunaan aplikasi untuk seluruh daerah senantiasa memberikan pendampingan
namun akan segera ditangani. Permasalahan kepada perangkat daerah yang
lain dalam membangun database system kami memerlukan penjelasan mengenai
atasi dengan cara mengerahkan personil pengoperasian aplikasi SIPD dengan cara
tambahan untuk membantu menginput menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar
database. SIPD dan memberikan sosialisasi
Pak Risky Eka Wjaya selaku terhadap penggunaan aplikasi
Kasubid pendataan juga mengemukakan perencanaan yang baru beserta aturannya.
pendapatnya yaitu, Mengenai server yang 2. Adanya kegiatan mensosialisasikan kepada
macet sudah kami tanyakan ke pusat dan user yang ada di Organisasi Perangkat
pemerintah pusat akan segera menangani Daerah Kabupaten Nganjuk untuk segera
permasalahan tersebut. Kemudian mendokumentasikan usulan program
pelaksanaan sosialisasi dari Kemendagri juga kegiatan, agar usulan kegiatan yang
sangat membantu bagi kami untuk diajukan dijadikan skala prioritas dari
menjelaskan hal-hal apa saja yang perlu pembangunan daerah Kabupaten
diperhatikan pada aplikasi SIPD. Selaras Nganjuk.
dengan pendapat Pak Risky, menurut Berdasarkan hasil penelitian
operator Kabupaten dari SIPD ibu Juwita terkait upaya yang dilakukan untuk mengatasi
menyampaikan, Permasalahan sulit hambatan pada efektivitas penerapan aplikasi
mengakses aplikasi SIPD akan segera SIPD aspek produksi menunjukkan bahwa
ditangani oleh pemerintah pusat agar semua BAPPEDA melakukan sosialisasi dan
proses perencanaan dalam mengisi program pelatihan berkaitan dengan penggunaan
kegiatan dapat segera terselesaikan karena maupun pendokumentasian pada SIPD serta
permasalahan tersebut dialami juga oleh aturan-aturan yang harus dipatuhi, sehingga
pemerintah daerah lain juga selain Kabupaten usulan program pembangunan daerah
Nganjuk. Namun sebelum itu terjadi kami menjadi skala prioritas.
hanya bisa menyarankan untuk melakukan Efisiensi
proses input pada SIPD dapat dilaksanakan Berdasarkan hasil penelitian
pada malam hari ketika aplikasi SIPD sedikit terkait upaya mengatasi hambatan pada
orang yang membukanya. efektivitas penerapan aplikasi SIPD pada
Agar lebih jelas dalam menjawab aspek efisiensi yang terdiri dari, a) aplikasi
upaya-upaya yang dilakukan, berikut ini SIPD yang diterapkan oleh Kabupaten
penulis membahas upaya yang dilakukan Nganjuk untuk menghemat waktu dalam
untuk mengatasi hambatan pada efektivitas proses perencanaan pembangunan daerah;
penerapan aplikasi SIPD di Kabupaten dan b) aplikasi SIPD yang diterapkan
Nganjuk: Bappeda Kabupaten Nganjuk yang dapat
Produksi meminimalisir pemborosan biaya,
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa:
terkait upaya mengatasi hambatan pada 1. Bappeda menginformasikan kepada setiap
efektivitas penerapan aplikasi SIPD pada Organisasi Perangkat Daerah yang ada di
aspek produksi yang terdiri dari, a) aplikasi Kabupaten Nganjuk agar di dalam
SIPD yang diterapkan BAPPEDA mengusulkan program harus tepat waktu
Kabupaten Nganjuk dapat memberikan dan dapat diterima oleh user BAPPEDA
keuntungan bagi SKPD di Kabupaten Kabupaten Nganjuk.

75
Otonomi Vol. 21 Nomor 1 Edisi April 2021

2. Adanya peningkatan kapasitas sumber Keadaptasian


daya manusia pegawai yang ada di OPD, Berdasarkan hasil penelitian
dengan diadakannya pelatihan-pelatihan. terkait upaya mengatasi hambatan pada
Selain hal tersebut untuk mengurangi efektivitas penerapan aplikasi SIPD pada
pemborosan, maka dilakukan dengan aspek keadaptasian yang terdiri dari: a)
mengusulkan program yang dipilih atau hambatan pada kualitas produk yang
disetujui, tentunya usulan program yang dihasilkan BAPPEDA Kabupaten Nganjuk
menjadi prioritas daerah sesuai tugas dan memenuhi harapan OPD Kabupaten
fungsi dari perangkat daerah terkait. Nganjuk; dan b) hambatan BAPPEDA dapat
Berdasarkan hasil penelitian mengetahui dan mewujudkan keinginan
terkait upaya yang dilakukan untuk mengatasi pengguna atau penerima aplikasi SIPD,
hambatan pada efektivitas penerapan aplikasi menunjukkan bahwa:
SIPD aspek efisiensi menunjukkan 1. Adanya pendokumentasian program
bahwa BAPPEDA menginformasikan kepada usulan oleh masing-masing OPD, yang
OPD, usulan program awal dan tepat waktu, selanjutnya OPD mengarsipkan
agar programnya dapat diterima dan dokumentasi arsip sebelum program
mengurangi pemborosan dengan tersebut diusulkan melalui aplikasi SIPD
mengutamakan usulan program prioritas ke Bapppeda.
daerah sesuai tugas dan fungsi dari perangkat 2. Adanya sosialisasi kepada OPD agar
daerah terkait. mengetahui peraturan yang sebenarnya
Kepuasan bahwa program usulan dari masing-
Berdasarkan hasil penelitian masing OPD harus disesuaikan dengan
terkait upaya mengatasi hambatan pada yang telah ditentukan pada Peraturan
efektivitas penerapan aplikasi SIPD pada Menteri Dalam Negeri Republik
aspek kepuasan yang terdiri dari, a) Indonesia Nomor 86 Tahun 2017
penerimaan sikap pegawai di Kabupaten Tentang Tata Cara Perencanaan,
Nganjuk terhadap aplikasi SIPD Kabupaten Pengendalian dan Evaluasi
Nganjuk; b) keluhan-keluhan yang dirasakan Pembangunan Daerah, baik dari banyak
pegawai BAPPEDA Terkait Penerapan anggaran ataupun jenis pekerjaan.
aplikasi SIPD di Kabupaten Nganjuk, Berdasarkan hasil penelitian
menunjukkan bahwa: terkait upaya yang dilakukan untuk mengatasi
1. Pegawai atau user yang ada pada hambatan pada efektivitas penerapan aplikasi
Organisasi Perangkat Daerah SIPD aspek keadaptasian, menunjukkan
memerlukan peningkatan kemampuan bahwa OPD mendokumentasikan secara
kapasitas dalam menggunakan aplikasi manual sebelum program softcopy diusulkan
SIPD dengan melakukan pembelajaran melalui aplikasi SIPD ke Bapppeda.
lagi di dalam mengoperasikan aplikasi Sosialisasi kepada OPD agar mengetahui
SIPD. peraturan pelaksanaan perencanaan
2. Bappeda sebagai administrator pusat pembangunan daerah.
yang ada di Kabupaten Nganjuk, Kelangsungan Hidup
intensif dalam mengecek user yang ada di Berdasarkan hasil penelitian
OPD serta melihat berapa persentase terkait upaya mengatasi hambatan pada
program yang diajukan OPD kepada efektivitas penerapan aplikasi SIPD pada
Bappeda. aspek kelangsungan hidup yang terdiri dari: a)
Berdasarkan hasil penelitian BAPPEDA Kabupaten Nganjuk dapat
terkait upaya yang dilakukan untuk mengatasi bertanggung jawab memperbesar potensinya
hambatan pada efektivitas penerapan aplikasi untuk mengembangkan aplikasi SIPD di
SIPD aspek kepuasan menunjukkan bahwa Kabupaten Nganjuk; b) Aplikasi SIPD dapat
Bappeda dan OPD perlu meningkatkan membantu program perencanaan
kapasitas dalam menggunakan aplikasi SIPD pembangunan daerah di Kabupaten Nganjuk
dengan melakukan pelatihan. Bappeda secara berkelanjutan, menunjukkan bahwa:
mengecek sistem user OPD dan melihat 1. Dilakukan secara integrasi antara sistem
persentase program pembangunan daerah penganggaran yang terlebih dahulu lahir
yang diajukan OPD.

76
Otonomi Vol. 21 Nomor 1 Edisi April 2021

yakni SIMDA, dengan babak yang dengan mudah, cepat, tepat dan sesuai
berbeda yakni aplikasi SIPD. dengan arahan yang terkandung dalam
2. Mengupayakan semaksimal mungkin Permendagri Nomor 70 Tahun 2019 tentang
untuk dapat terintegrasi antara aplikasi Sistem Informasi Pemerintahan Daerah.
perencanaan dan aplikasi penganggaran, Sehingga dengan adanya alat bantu SIPD,
dengan aplikasi SIPD. Selain itu agar Bappeda dapat memaksimalkan sistem yang
terjadi kelanjutan antara program yang mampu menyajikan analisa yang sangat
diajukan dengan anggaran yang tersedia. informatif bagi para pemangku kepentingan
Inti dari pada upaya-upaya yang yang ada di Pemerintah Daerah maupun
dilakukan untuk mengatasi hambatan- masyarakat.
hambatan dalam efektivitas penerapan Novelty (Asas Kebaruan)
aplikasi SIPD di Kabupaten Nganjuk Penerapan asas kebaruan dari apliksi
dilakukan melalui pemberian pemahaman, e-planning menjadi SIPD di dasari pada
sosialisasi, dan latihan kepada OPD dalam Permendagri nomor 90 tahun 2019 dan
menerapkan aplikasi SIPD dengan tujuan Permendagri nomor 70 tahun 2019, yang
untuk meningkatkan kapasitas bagi OPD mengharuskan seluruh daerah menggunakan
dalam mengintegrasikan sistem sebelumnya aplikasi SIPD sebagai aplikasi penyusun
yakni aplikasi perencanaan dengan aplikasi dokumen perencanaan dan penganggaran.
penganggaran. Sehingga adanya implikasi Dengan diterapkannya peraturan-peraturan
yang terwujud yakni memerhatikan faktor yang baru dan aplikasi SIPD, secara otomatis
waktu pelaksanaan dan tercapai program memrubah seluruh nama kegiatan yang sudah
secara tepat. Hal ini sebagaimana berjalan pada semua daerah di Indonesia.
dikemukakan oleh Starawaji (2009) Sehingga daerah perlu menyusun ulang
mengatakan bahwa, Pendekatan sasaran, dokumen perencanaan yang sudah ada dan
pendekatan ini mencoba mengukur sejauh menyesuaikan dengan peraturan yang baru.
mana suatu lembaga berhasil merealisasikan Pada saat ini dengan berubahnya
sasaran yang hendak dicapai. Pendekatan nomenklatur kegiatan lama berimbas pada
sasaran dalam pengukuran efektivitas dimulai kualitas dokumen perencanaan RKPD
dengan identifikasi sasaran tersebut. Selain menjadi tidak selaras dengan dokumen
tercapainya tujuan, efektivitas juga selalu perencanaan diatasnya yaitu RPJMD dan
memerhatikan faktor waktu pelaksanaan. Renstra dikarenakan penerapan peraturan
Oleh karena itu dalam efektivitas selalu tersebut adalh tahun pertama pelaksanaannya
terkandung unsur waktu pelaksanaan. Tujuan yang membuat daerah harus merevisi atau
tercapai dengan waktu yang tepat maka melakukan perubahan pada dokumen
program tersebut efektif. RPJMD dan Renstra Perangkat Daerah.
Perubahan penggunaan aplikasi Apabila dokumen RPJMD dan Renstra sudah
e-planning menjadi SIPD memang dilakukan perubahan sesuai dengan peraturan
merupakan kebijakan dari pemerintah pusat yang relevan maka menurut pendapat
untuk seluruh daerah di Indonesia, namun narasumber dan penulis akan menghasilkan
dengan penggunaan aplikasi perencanaan kualitas dokumen perencanaan yang
yang seragam di seluruh wilayah maka konsisten mulai dari RPJMD, Renstra
program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh Perangkat Daerah dan RKPD
pemerintah daerah dapat tertata dan teratur Kabupaten/Kota sperti yang diungkapkan
serta pemerintah pusat juga dapat pada journal Analisis Konsistensi
mengontrol kegiatan yang dilaksanakan oleh Perencanaan dan Penganggaran di
pemerintah daerah supaya tidak sembarangan Kabupaten Pegunungan Bintangstudi Kasus
dalam melaksanakan tugas dan fungsi dari pada Dinas Perhubungan, Komunikasi dan
Organisasi Perangkat Daerah. Selain itu SIPD Informatika Tahun 2013-2015 yaitu:
juga dapat dijadikan untuk wadah Sistem Konsistensi antar dokumen perencanaan dan
Informasi Perencanaan Pembangunan penganggaran penting diperhatikan karena
Daerah sebagai alat penyusunan dokumen merupakan indikator dalam menilai kinerja
RKPD, KUA/PPAS, RKPD Perubahan, dan pemerintah daerah. Hal ini sangat
KUA/PPAS Perubahan Provinsi maupun berpengaruh terhadap capaian dari visi, misi,
Kabupaten/Kota agar dapat terselesaikan tujuan, sasaran dan kebijakan yang telah

77
Otonomi Vol. 21 Nomor 1 Edisi April 2021

direncanakan dalam dokumen perencanaan menjadi dokumen RKPD. Selain itu


serta memiliki peran yang penting dalam masih terbatasnya pemahaman dari user
pelaksanaan pembangunan untuk dalam penggunaan aplikasi SIPD dan
memperbaiki kesejahteraan masyarakat perubahan aturan baru tentang
melalui program-program yang bertujuan berubahnya nomenklatur program dan
untuk meningkatkan kualitas sumberdaya kegiatan sesuai Permendagri nomor 70
manusia, seperti pendidikan dan kesehatan. tahun 2019.
Kualitas dokumen perencanaan yang 3. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi
konsisten dikarenakan seluruh kegiatan yang hambatan dari penerapan aplikasi SIPD
dilaksanakan Perangkat Daerah dalam kurun yaitu Bappeda telah melaporkan
waktu satu tahun yaitu RKPD sudah sesuai permasalahan yang dihadapi daerah
dan menunjang program-program yang ada terkait sulitnya mengakses aplikasi SIPD
pada RPJMD dan Renstra Perangkta Daerah, kepada pemerintah pusat untuk dapat
sebab program dan kegiatan yang ada pada segera ditindak lanjuti. Memberikan
peraturan yang baru sudah terkunci dan sosialisasi kepada seluruh perangkat
daerah tidak bisa lagi mengusulkan program daerah terkait Permendagri nomor 70
maupun kegiatan di luar dari nomenklatur tahun 2019 dan tata cara
yang sudah ada pada Permendagri nomor 90 mengoperasikan aplikasi SIPD dalam
tahun 2019 seperti tahun-tahun sebelumnya penyusunan dokumen RKPD
sebelum diterapkannya peraturan tersebut Kabupaten Nganjuk.
yang membuat proses perencanaan menjadi
tidak konsisten pada tahapan per tahapannya. Daftar Pustaka

Kesimpulan Dwipayana. 2003. Membangun Good Governance


Berdasarkan hasil penelitian dan di desa, Yogyakarta: IRE Press
pembahasan mengenai Efektivitas Penerapan Gibson, J.L, dkk. 2011. Organisasi Perilaku
Aplikasi Sistem Informasi Pemerintahan Struktur Proses. Jilid 1. Terjemahan
Daerah (SIPD) dalam Penyusunan Dokumen Nunuk Admarni. Jakarta: Binapura
RKPD di Kabupaten Nganjuk, maka dapat Aksara
diambil kesimpulan sebagai berikut: Husaini Usman dan Purnomo Setiadi Akbar.
1. Penerapan aplikasi SIPD dalam 2009. Metodologi Penelitian Sosial,
penyusunan dokumen RKPD Jakarta: PT Bumi Aksara.
Kabupaten Nganjuk cenderung masih Indrawijaya, Adam I. 2010. Teori, Perilaku, dan
kurang efektif apabila dilihat dari Budaya Organisasi. Bandung: PT.
kualitas dokumen RKPD yang Refika Aditama.
dihasilkan dipastikan tidak akan selaras Kumorotomo, Wahyudi, 2005, Etika
dengan dokumen RPJMD yang sudah Administrasi Negara, Jakarta : PT.
ada dikarenakan nomenkaltur dari Raja Grafindo Persada.
program dan kegiatan berubah secara Moleong, L. J. 2010. Metodologi Penelitian
keseluruhan dan juga mempengaruhi Kualitatif, Bandung: Remaja Rosda
output yang dihasilkan dari kegiatan yang karya.
dilaksanakan perangkat daerah. Marshall B. Romney dan Paul John Steinbart.
2. Hambatan yang dihadapi dalam 2014 Sistem Informasi Akuntansi:
penggunaan aplikasi SIPD dalam Accounting Information Systems (Edisi
penyusunan dokumen RKPD 13), Prentice Hall.
Kabupaten Nganjuk disebabkan oleh Syaodih Nana. 2011. Metode Penelitian
aplikasi yang digunakan untuk Pendidikan, Bandung: Remaja Rosda
menginput Program, Kegiatan maupun Karya
Sub kegiatan masih belum siap, diduga Tata Sutabri, 2012, Analisis Sistem Informasi
karena server dari SIPD belum mampu Yogyakarta: CV. Andi Offset.
untuk menampung seluruh Daerah Sedarmayanti. 2004. Good Governance
ketika akses yang hampir bersamaan (kepemerintahan yang baik). Bandung:
yang berakibat menghambat proses CV. Mandar Maju
input kegiatan yang nantianya akan

78
Otonomi Vol. 21 Nomor 1 Edisi April 2021

Sjafrizal. 2014. Perencanaan Pembangunan


Daerah Dalam Era Otonomi. Jakarta: Jural :
PT Rajagrafindo Persada. Egis Tektona Grandis. 2018: Efektivitas
Suryantara, I Gusti Ngurah. 2014. Merancang Penerapan Sistem E-Planning
Aplikasi Akuntansi dengan VB.NET. Program Pembangunan Daerah
(Dengan pendekatan prosedural Oleh Badan Perencanaan dan
dan berorientasi objek). Jakarta: PT pembangunan Daerah Kota Banjar
Elex Media Komputindo. Ni Nengah Wartini, 2016: Analisis
Sugiyono, 2007, Metodologi Penelitian Efektivitas Sistem Informasi
Bisnis, Jakarta : PT. Gramedia. Keuangan Daerah (SIKD)
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Pemerintah Kabupaten Jembrana
Kualitatif dan R&B. Bandung: Nurmala, 2017: Musyawarah Perencanaan
Alfabeta. Pembangunan (Musrenbang) Di
Yakub. 2012. Pengantar Sistem informasi. Kepenghuluan Sungai Segajah Jaya
Yogyakarta: Graha Ilmu. Kecamatan Kubu Kabupaten
Yuwono, Sonny dkk. 2008. Memahami APBD Rokan Hilir Tahun 2015
dan Permasalahannya (Panduan Sanuari Alferus dkk, Jurnal Keuda Vol. 2
Pengelolaan Keuangan Daerah). No. 2: Analisis Konsistensi
Malang: Bayumedia Publishing. Perencanaan dan Penganggaran di
Peraturan Perudang-Undang : Kabupaten Pegunungan
Bintangstudi Kasus pada Dinas
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Perhubungan, Komunikasi dan
Tentang Sistem Perencaan Informatika Tahun 2013-2015
Pembangunan Nasional (SPPN Sunu Wasana, Abdul Halim, 2018: Studi
2004) Konsistensi Perencanaan dan
Undang-Undang Republik Indonesia Penganggaran Daerah Bidang
Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pariwisata di Kabupaten
Pemerintahan Daerah. Gunungkidul
Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun Website :
2017 tentang Sinkronisasi Proses http://eplanning.nganjukkab.go.id
Perencanaan dan Penganggaran https://nganjukkab.sipd.kemendagri.go.id/daerah
Pembangunan nasional. https://sipd.kemendagri.go.id
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 https://www.jmc.co.id/blog/e-planning-
Tahun 2017 Tentang Tata Cara memudahkan-kinerja-bappeda-di-seluruh-indonesia/
Perencanaan, Pengendalian dan https://www.wikipedia.org/
Evaluasi Pembangunan Daerah, http://referensi_makalah.com/2012/08/pengertia
Tata Cara Evaluasi Rancangan n-data-dan-faktadalam.html
Peraturan Daerah Tentang Rencana http://bappeda.babelprov.go.id/content/implementa
Pembangunan Jangka Panjang si-peraturan-menteri-dalam-negeri-no-90-tahun-
Daerah dan Rencana Pembangunan 2019-tentang-klasifikasi-kodefikasi
Jangka Menengah Daerah, Serta Website Resmi Direktorat E-Government, Ditjen
Tata Cara Perubahan Rencana .Aptika-Kominfo RI (Http://Pegi.Layanan.Go.Id)
Pembangunan Jangka Panjang
Daerah, Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah, dan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah
Peraturan Menteri Dalam Negeri No 70
Tahun 2019 tentang Sistem
Informasi Daerah
Peraturan Menteri Dalam Negeri No 90
Tahun 2019 Tentang Klasifikasi,
Kodefikasi, dan Nomenklatur
Perencanaan Pembangunan dan
Keuangan Daerah

79

Anda mungkin juga menyukai