PENGANGGARAN
KEUANGAN NEGARA
Dr. Audia Junita, S.Sos., M.Si.
Dosen Pengampu Mata Kuliah Keuangan Negara
Ilmu Administrasi Publik Universitas Medan Area
Pengertian
• Anggaran adalah alat akuntabilitas, manajemen, dan
kebijakan ekonomi. Sebagai instrumen kebijakan
ekonomi anggaran berfungsi untuk mewujudkan
pertumbuhan dan stabilitas perekonomian serta
pemerataan pendapatan dalam rangka mencapai tujuan
bernegara.
• Penganggaran pada prinsipnya adalah bagaimana
menyediakan anggaran yang cukup bagi sebuah rencana
secara efektif dan efisien sehingga rencana dapat
terwujud.
• Instrumen Kebijakan Fiskal
Anggaran adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang
meliputi seluruh kegiatan lembaga, yang dinyatakan dalam unit
moneter dan berlaku untuk jangka waktu yang akan datang
(Suharyanto, 2005).
10
10
PENJABARAN VISI MISI MENJADI SUB KEGIATAN
RENCANA KERJA
VISI
MISI
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROGRAM
KEGIATAN
SUB KEGIATAN
Keterkaitan Perencanaan dan
Penganggaran
Sebuah rencana yang baik membutuhkan
dukungan pendanaan yang cukup agar
dapat diimplementasikan dengan baik
sehingga tujuan tercapai.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 90 Tahun 2010 Tentang
Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran
Kementerian Negara/Lembaga
Siklus Perencanaan dan
Penganggaran Pemerintah
Latar Belakang Restrukturisasi di Bidang
Perencanaan dan Penganggaran
1. Belum digunakannya resource envelope (ketersediaan pendanaan)
sebagai landasan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah (RPJM) dan rencana strategis Kementerian
Negara/Lembaga (Renstra K/L);
2. Program dan kegiatan serta indikator kinerjanya belum
sepenuhnya dapat digunakan sebagai alat ukur efektivitas
pencapaian sasaran pembangunan, efisiensi belanja, dan
akuntabilitas kinerja;
3. Program masih disusun dengan pendekatan input base (rincian
belanja) berdasarkan line item dan bukan berdasarkan kegiatan
yang berorientasi pada keluaran (output) sehingga kurang terlihat
keterkaitan dengan hasil (outcome) yang diharapkan;
4. Program yang digunakan oleh beberapa K/L dilaksanakan tanpa
pembagian kerja dan indikator yang jelas sehingga tidak dapat
diukur pencapaian dan akuntabilitas kinerja program;
5. Pendefinisian program tidak tepat. Ada program yang memiliki
tingkatan yang sama atau lebih rendah dibanding kegiatan.
Program yang terlalu sempit mengakibatkan kinerja program sama
atau lebih rendah dari kinerja kegiatan;
6. Program yang terlalu luas mengakibatkan kinerja program tidak
dapat dijelaskan dengan tepat oleh pencapaian kinerja kegiatan
(output). Kondisi tersebut mengakibatkan banyak program yang
tidak terkait langsung dengan kegiatan.
7. Program untuk menampung biaya pengelolaan administrasi
(overhead cost) masih beragam. Kondisi ini mengakibatkan
besaran biaya organisasi K/L menjadi tidak dapat diukur dengan
baik dan dibandingkan antar K/L. Selain itu juga masih banyak
program-program yang bersifat generik digunakan juga
menampung kegiatan yang bersifat teknis.
8. Program belanja pusat dan daerah saat ini tidak sinkron sehingga
capaian kinerjanya tidak optimal;
9. Program yang digunakan dalam dokumen perencanaan dan
dokumen penganggaran berbeda, sehingga sulit dikonsolidasikan;
10. Rumusan nomenklatur program dan outcome dari sebuah
program tidak terlihat secara langsung (bersifat normatif);
11. Informasi kinerja pembangunan yang tertuang dalam dokumen
perencanaan penganggaran sulit dipahami oleh public.
Pendekatan Penganggaran
(UU No. 17 tahun 2003)
1. Anggaran Terpadu Terpadu (Unified Budgeting)
Anggaran terpadu terutama ditujukan agar tidak terdapat duplikasi
penganggaran dalam berbagai level organisasi di Indonesia baik di
level pusat maupun satker di daerah sehingga penggunaan dana
akan lebih mudah untuk diukur ketercapaiannya dan
pertanggungjawabannya.
Dilakukan dengan mengintegrasikan seluruh proses perencanaan
dan penganggaran di lingkungan K/L untuk menghasilkan dokumen
RKA-KL dengan klasifikasi anggaran menurut organisasi, fungsi,
program, kegiatan, dan jenis belanja.
Penyatuan anggaran rutin dengan anggaran pembangunan.
Restrukturisasi program dan kegiatan dengan memperjelas
penanggung jawab dan pengalokasian dananya sehingga tidak
terjadi tumpang tindih pekerjaan.
2. Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (KPJM)
Pada Prinsipnya KPJM adalah untuk memastikan sebuah
kebijakan yang telah dipilih akan disediakan pendanaannya
sampai kebijakan tersebut terwujud ,termasuk dana
maintenance-nya.
Didasarkan perkiraan atas parameter ekonomi dan non-
ekonomi.
Usulan anggaran bagi kebijakan baru dimungkinkan setelah
diketahui terdapat sisa ruang fiskal (fiscal space) berdasarkan
penghitungan terhadap proyeksi sumber daya anggaran yang
tersedia (resources availability) dikurangi dengan angka dasar
(baseline) anggaran bagi implementasi kebutuhan dasar,
pelayanan birokrasi/publik dalam kerangka pelaksanaan tugas
dan fungsinya dan hasil evaluasi yang menetapkan sebuah
kebijakan tetap dilanjutkan pada tahun anggaran berikutnya.
3. Penganggaran Berbasis Kinerja (PBK)
Pendekatan PBK berusaha untuk menghubungkan antara
keluaran (outputs) dengan hasil (outcomes) yang disertai
dengan penekanan terhadap efektivitas dan efisiensi terhadap
anggaran yang dialokasikan.
Penyusunan anggaran tersebut, mengacu kepada indikator
kinerja, standar biaya, dan evaluasi kinerja.
Disusun berdasarkan prioritas sasaran tertentu yang hendak
dicapai dalam satu tahun anggaran sesuai dengan Renstra
dan/atau tugas dan fungsi K/L.
Komponen Penyusunan
Anggaran berbasis kinerja
1. Indikator Kinerja
Key Performance Indicator (KPI) diterjemahkan sebagai
indikator Kinerja Utama Program (IKU Program) untuk menilai
kinerja program, Indikator Kinerja Kegiatan (IKU kegiatan)
untuk menilai kinerja kegiatan, dan indikator keluaran untuk
menilai kinerja sub kegiatan (tingkatan bawah kegiatan).
2. Standar Biaya
Standar biaya yang digunakan merupakan standar biaya
masukan (Standar Biaya Umum) pada awal tahap
perencanaan anggaran berbasis kinerja, dan nantinya menjadi
standar biaya keluaran (SBK).
Standar biaya dikaitkan dengan pelayanan yang diberikan oleh
K/L (standar pelayanan minimal).
3. Evaluasi Kinerja
Evaluasi kinerja merupakan proses penilaian dan
pengungkapan masalah implementasi kebijakan untuk
memberikan umpan balik bagi peningkatan kualitas kinerja,
baik dari sisi efisiensi dan efektivitas dari suatu program atau
kegiatan.
Cara evaluasi dapat dilakukan dengan cara membandingkan
hasil terhadap target (dari sisi efektivitas) dan realisasi
terhadap rencana pemanfaatan sumber daya (dilihat dari sisi
efisiensi).
Prinsip Kunci PBK
1. Alokasi anggaran berorientasi pada
kinerja (output and outcome oriented).
2. Fleksibilitas pengelolaan anggaran (lets
the manager manages)
3. Money follow function/program,
function followed by Structure
(klasifikasi anggaran terdiri dari:
Fungsi/Sub Fungsi/Program )
Sebelum ini kita menerapkan sistem
penganggaran yang bersifat line-item
(tradisional) yaitu suatu sistem penganggaran
yang disusun dengan penekanan terhadap
pengendalian atas pengeluaran.
38
Anggaran Berbasis Kinerja adalah penyusunan penganggaran yang
didasarkan atas perencanaan kinerja, yang terdiri dari program dan
kegiatan yang akan dilaksanakan dan indikator kinerja yang ingin
dicapai oleh suatu entitas anggaran (Indrawati, 2007)
40
Keuntungan Penerapan Anggaran
Berbasis Kinerja
1. Anggaran Berbasis Kinerja memungkinkan pengalokasian
sumber daya yang terbatas untuk membiayai kegiatan
prioritas pemerintah sehingga tujuan pemerintah dapat
tercapai dengan efisien dan efektif.
2. pelaksanaan kegiatan pemerintah yang transparan. Dengan
anggaran yang jelas,
dan juga output yang jelas, serta adanya hubungan yang
jelas antara pengeluaran
dan output yang hendak dicapai maka akan tercipta
transparansi
3. Anggaran memungkinkan untuk peningkatan efisiensi
administrasi. Dengan adanya fokus anggaran pada output
dan outcome maka diharapkan tercipta efisiensi dan
efektivitas dalam pelaksanaan pekerjaan 41
Prinsip-prinsip Pengelolaan Anggaran Berbasis Kinerja Yang Baik
Suatu Sistem Pengelolaan Anggaran yang baik harus mencakup prinsip-prinsip seperti di
bawah ini :
• Realistis , artinya perencanaan anggaran dilakukan dengan memperhitungkan
kebutuhan yang sesungguhnya (real) sehingga pada waktu pelaksanaan tidak jauh
menyimpang dari rencana;
• Transparan, terbuka bagi masyarakat baik dalam penerimaan maupun pengeluaran.
Hal ini memperkecil kemungkinan kesempatan penyalahgunaan anggaran;
• Sesuai dengan otorisasi, artinya dana publik dibelanjakan sesuai dengan otorisasi yang
telah ditetapkan ;
• Laporan yang benar dan baik; artinya laporan pengeluaran sesuai dengan pengeluaran
aktual atau sesungguhnya, dilaporkan tepat waktu dan sesuai dengan ketentuan.
• Adanya pengawasan dan audit , artinya pengawasan dan audit baik oleh pihak luar
(eksternal) maupun internal dilaksanakan dengan benar dan dapat diandalkan;
• Kepastian tersedianya dana; artinya unit pengguna anggaran harus mempunyai
kepastian mengenai ketersediaan dananya.
• Taat peraturan; artinya ada suatu budaya pengelolaan keuangan yang mampu
meningkatkan ketaatan terhadap peraturan.
• Adanya output dan outcome yang harus dicapai baik dalam jangka waktu satu tahun
(mengacu pada RKA_KL)maupun lima tahun (sesuai dengan Rencana Strategis)
• Adanya ukuran atas output dan outcome yang menunjukkan kinerja
INDIKATOR KINERJA :
1. Inputs:
Segala sesuatu yg dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan dapat berjalan
untuk menghasilkan keluaran
2. Proses:
sesuatu yg menunjukkan cara/nuansa pencapaian sasaran dan tujuan, atau
hasil yg akan diperoleh dlm waktu harian, mingguan,bulanan.
3. Outputs:
sesuatu yg diharapkan langsung dicapai dari suatu kegiatan yg dpt berupa
fisik & atau non fisik
4. Outcomes:
segala sesuatu yg mencerminkan berfungsinya keluaran kegiatan pada
jangka menengah (efek langsung)
5. Benefit:
sesuatu yg terkait dg tujuan akhir dari pelaksanaan kegiatan
6. Impact:
pengaruh yg ditimbulkan baik positif maupun negatif pada setiap tingkatan
indikator berdasarkan asumsi yg telah ditetapkan
43
43
Pengadaan O.Generik
INPUT /MASUKAN
Sumberdaya (anggaran/dana, sumberdaya manusia, peralatan/teknologi, material) Jumlah Dana
Yang dipergunakan untuk melaksanakan suatu kegiatan Rp
1.Ketaatan pd Hk
PROSES /Aturan
Upaya yang dilakukan dalam rangka mengolah masukan menjadi keluaran 2.Rata-rata Waktu
Pengadaan
OUTPUT/KELUARAN
Sesuatu yang diharapkan langsung dicapai dari suatu kegiatan baik berupa fisik /non Jumlah Obat Generik
Yang tersedia
fisik
OUTCOMES/HASIL
Segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya output/keluaran. Kualitas pengobatan
Hasil nyata yang diperoleh setelah adanya output/keluaran
BENEFIT/MANFAAT
Tingkat Kesembuhan
Manfaat yang diperoleh dari adanya indikator hasil
IMPACT/DAMPAK 44
Pengaruh yang ditimbulkan dari adanya manfaat yang diperoleh dari hasil dari suatu Tingkat Kesehatan Masy
Kegiatan. Sifatnya makro, regional 44
44
Kriteria dasar kinerja dan hierarki kinerja
yang diperhatikan dalam penganggaran
PENETAPAN JENIS
& BESARAN INPUT
PENETAPAN
PROGRAM
MENGHITUNG
ANGGARAN DNG
PENGUKURAN STANDAR BIAYA
KINERJA
RANGKAIAN TINDAKAN YG
DILAKSANAKAN SATUAN KERJA PEMBEBANAN
SESUAI DENGAN TUGAS POKOKNYA ANGGARAN PADA 47
UNTUK MENGHASILKAN JENIS BELANJA YANG
KELUARANAN YANG DITENTUKAN SESUAI 47
Penerapan penganggaran berbasis kinerja yang baik dapat memberikan
landasan yang kuat untuk :