Anda di halaman 1dari 14

CHAPTER MODUL MATA KULIAH

Perencanaan dan penganggaran sektor publik


10

PERENCANAAN DAN
PENGANGGARAN
SEKTOR PUBLIK

10
Revisi: 00/2019
Hal. 1 dari 14
CHAPTER MODUL MATA KULIAH

Perencanaan dan penganggaran sektor publik


10
CHAPTER 10
PENYUSUNAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN PEMERINTAH PUSAT

CAPAIAN PEMBELAJARAN
setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa diharapkan mampu memahami tentang penyusunan
perencanaan dan penganggaran pemerintah pusat.

A. Pendahuluan
Pada lingkup Kementerian/Lembaga, penyusunan Rencana Kerja Anggaran
Kementerian/Lembaga (RKA-K/L) diatur melalui Peraturan Menteri Keuangan Republik
Indonesia Nomor: 208/PMK.02/2019 tentang Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan Rencana
Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga dan Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan
Anggaran. Kemudian teknis penyusunannya diatur melalui Peraturan Direktur Jenderal
Anggaran Nomor PER-5/AG/2020 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan
dan Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga dan Pengesahan Daftar
Isian Pelaksanaan Anggaran.

B. Pengertian Rencana Kerja Anggaran


Proses kinerja pengelolaan keuangan Kementerian Negara/Lembaga (K/L) dan Satuan
Kerja Perangkat Daerah (SKPD), tidak terlepas dengan proses perencanaan, pelaksanaan,
serta pengendalian pengelolaan anggaran. Salah satu tahap pelaksanaan perencanaan yang
dilakukan oleh K/L dan SKPD dalam mengelola keuangan adalah menyusun Rencana Kerja
dan Anggaran (RKA), yang bertujuan untuk merencanakan penganggaran kebutuhan dana dari
berbagai program dan kegiatan di masa yang akan datang.
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor: 208/PMK.02/2019
tentang Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian
Negara/Lembaga dan Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran, Rencana Kerja dan
Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA-K/L) adalah dokumen rencana keuangan tahunan K/L
yang disusun menurut bagian anggaran K/L. Menurut Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004
tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, RKA
merupakan dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi program dan kegiatan
Satuan Kerja Perangkat Daerah yang merupakan penjabaran dari Rencana Kerja Pemerintah
Daerah dan rencana strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah yang bersangkutan dalam satu
tahun anggaran, serta anggaran yang diperlukan untuk melaksanakannya. Secara ringkas,
RKA dapat diartikan sebagai dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi rencana

Hal. 2 dari 14
CHAPTER MODUL MATA KULIAH

Perencanaan dan penganggaran sektor publik


10
pendapatan, rencana belanja program dan kegiatan K/L dan SKPD serta rencana pembiayaan
dan prakiraan maju untuk tahun berikutnya.
Fungsi penyusunan RKA (Rahmah, 2019) adalah untuk merencanakan penggunaan
anggaran agar dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin. Anggaran sebagai alat bagi
organisasi, jika disusun secara lebih teliti akan bermanfaat bagi organisasi mencapai tujuan
organisasi. Penyusunan RKA memiliki beberapa tujuan untuk menyempurnakan rencana yang
telah disusun agar organisasi dapat mempermudah pengawasan dalam operasionalnya, yaitu
antara lain:
1. RKA digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam memilih sumber dana dan
penggunaan dana;
2. Untuk mengadakan pembatasan jumlah dana yang digunakan;
3. Untuk merinci jenis sumber dana yang dicari maupun jenis penggunaan dana sehingga
dapat mempermudah pengawasan dalam operasionalnya;
4. Untuk merasionalkan sumber dana dan penggunaan dana agar dapat mencapai hasil yang
maksimal;
5. Untuk menampung dan menganalisa serta memutuskan setiap usulan yang berkaitan
dengan keuangan sehingga dapat mencapai hasil yang maksimal dan dapat mencapai
tujuan yang diharapkan.

C. Penentuan Program dan Kegiatan Kementerian/Lembaga


Dalam rangka penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, Menteri/Pimpinan
Lembaga menyusun Renja K/L dan RKA-K/L untuk Kementerian/Lembaga yang dipimpinnya.
Penyusunan RKA-KL bagi Kementerian/Lembaga, telah dimulai sejak bulan Januari tahun
sebelumnya hingga pagu definitif ditetapkan untuk dapat dilaksanakan pada bulan Januari
tahun selanjutnya. Berikut ini adalah proses penyusunan RKA-K/L yang dilaksanakan oleh
Kementerian/Lembaga maupun Pemerintah Daerah. Proses penyusunan RKA-K/L diawali
dengan pelaksanaan cascading Rencana Strategis Kementerian/Lembaga menjadi program
dan kegiatan.
Pengertian cascading menurut Oxford Dictionary adalah sebagai berikut:
a. A small waterfall, typically one of several that fall in stages down a steep rocky slope (air
terjun yang biasanya jatuh secara bertahap ketika menuruni lereng berbatu yang curam);
b. A process whereby something, typically information or knowledge, is
successively passed on (Sebuah proses di mana sesuatu, biasanya berupa informasi atau
pengetahuan, yang diteruskan secara berturut-turut);

Hal. 3 dari 14
CHAPTER MODUL MATA KULIAH

Perencanaan dan penganggaran sektor publik


10
c. A succession of devices or stages in a process, each of which triggers or
initiates the next (Urutan perangkat atau tahapan dalam sebuah proses, yang masing-
masing memicu atau memulai yang berikutnya).
Dalam konteks manajemen, maka cascading dapat diartikan sebagai menurunkan proses
secara bertahap dan terencana untuk kemudian dapat dikendalikan, dimonitor dan diukur
ataupun dinilai. Apa yang diturunkan harus diyakini akan menghasilkan apa yang diharapkan
dan akan kembali ke atas (Ruky, 2017). Proses cascading inilah yang dilakukan oleh seluruh
K/L dalam rangka menurunkan Renstra K/L untuk menjadi Program dan Kegiatan yang lebih
bersifat teknis guna memberikan pelayanan kepada warga masyarakat.
Setelah Kementerian/Lembaga menyusun Rencana Strategis berdasarkan RPJP Nasional dan
RPJM Nasional, maka disusunlah Rencana Kerja K/L. Renja K/L tersebut kemudian akan
menjadi pedoman untuk menyusun RKA-K/L. Berdasarkan Renstra yang telah disusun oleh
K/L, maka masing-masing satuan kerja di bawah K/L tersebut akan menyusun Renstra
Unit/Satuan Kerja. Renstra Satuan Kerja inilah yang digunakan untuk menentukan Rencana
Kerja Tahunan (RKT), Perjanjian Kinerja (PK), Program, dan Kegiatan pada Unit/Satuan Kerja
tersebut. Keterkaitan antara proses perencanaan dan penganggaran di lingkup K/L dapat dilihat
melalui bagan berikut ini :
Bagan 1. Hubungan antara Dokumen Perencanaan dan Penganggaran

RPJP
Nasional

RPJM
Nasional

Rencana
Strategis
(RENSTRA)

Rencana Kinerja Tahunan Rencana Kerja


(RKT) dan Anggaran
(RKA)

Perjanjian Kinerja Daftar Isian


(PK) Pelaksanaan Anggaran
(DIPA)

Sumber: https://slideplayer.info/slide/11623538/

Hal. 4 dari 14
CHAPTER MODUL MATA KULIAH

Perencanaan dan penganggaran sektor publik


10
Dalam rangka mewujudkan Good Governance dan penerapan penganggaran berbasis kinerja
yang mengubah penganggaran dari input base menjadi output base, maka dilakukan Redesain
Sistem Perencanaan dan Penganggaran. Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik
Indonesia Nomor: 208/PMK.02/2019 tentang Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan Rencana
Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga dan Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan
Anggaran, disebutkan bahwa melalui Redesain Sistem Perencanaan dan Penganggaran maka
Program dan Kegiatan dapat bersifat lintas, dan keluaran dinyatakan dalam Output yang riil,
berupa Klasifikasi Rincian Output dan Rincian Output. Redesain Sistem Perencanaan dan
Penganggaran ini akan secara efektif digunakan dalam tahun anggaran 2021. Penyusunan
program, kegiatan, keluaran dalam penyusunan Renja K/L dan RKA-K/L mengikuti Pedoman
Redesain Sistem Perencanaan dan Penganggaran, sebagaimana ditetapkan dengan Surat
Bersama Kementerian Keuangan No. S-122/MK.2/2020 dan Kementerian PPN/Bappenas
No.B-517/M.PPN/D.8/PPN.04.03/2020 Tanggal 24 Juni 2020, dengan proses sebagai berikut:
setelah program dan sasaran program ditetapkan K/L menyusun output yang akan dihasilkan
(output Program kemudian RO), selanjutnya memilih KRO yang sudah menjadi referensi
standar dan setelah itu, K/L menyusun kegiatan. Berikut adalah penjelasan singkat mengenai
Program, Kegiatan, KRO dan RO:
a. Penyusunan Program Kementerian/Lembaga
Merupakan alat kebijakan (policy tool) yang dimiliki oleh Kementerian/Lembaga dalam
menjabarkan tugas dan fungsi sesuai visi dan misi Presiden, yang dilaksanakan oleh satu
atau lebih Unit Kerja Eselon I. Berdasarkan definisi tersebut, prinsip Program K/L adalah
sebagai berikut :
1) Mencerminkan tugas dan fungsi Kementerian/Lembaga yang dapat digunakan oleh 1
(satu) atau lebih Unit Kerja Eselon I, serta dirumuskan oleh kementerian Keuangan dan
Kementerian PPN/Bappenas dengan berkoordinasi kepada K/L terkait;
2) Sasaran Program mencerminkan hasil kinerja Program yang akan dicapai secara
nasional;
3) Indikator Kinerja Program merupakan alat ukur untuk menilai capaian kinerja Program
dan rumusannya dapat bersifat kualitatif/kuantitatif.
Berdasarkan prinsipnya Program K/L dapat dikelompokkan menjadi:
1) Program Generik (bersifat pendukung)
Program yang didesain untuk mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi dalam
menjalankan pemerintah (biroktasi);
2) Program Teknis

Hal. 5 dari 14
CHAPTER MODUL MATA KULIAH

Perencanaan dan penganggaran sektor publik


10
Merupakan Program yang didesain untuk melaksanakan prioritas pembangunan nasional
yang telah ditetapkan dalam RPJMN 2020-2024 dan RKP.
b. Penyusunan Kegiatan Kementerian/Lembaga
Dahulu Kegiatan merupakan penjabaran dari Program yang rumusannya
mencerminkan tugas dan fungsi unit eselon II/satuan kerja atau penugasan tertentu
Kementerian/ Lembaga yang berisi komponen Kegiatan untuk mencapai keluaran (output)
dengan indikator Kinerja yang terukur. Namun dengan adanya redesain K/l, maka Kegiatan
kini tidak lagi mencerminkan tugas dan fungsi Unit Kerja Eselon II atau Satuan Kerja vertikal
dari K/L, sehingga memungkinkan Kegiatan untuk dilaksanakan oleh lebih dari 1 Unit Kerja
Eselon II. Hal tersebut diharapkan dapat mencerminkan Kegiatan sebagai suatu aktivitas
yang dilaksanakan oleh K/L untuk menghasilkan Keluaran (Output) dalam rangka
mendukung terwujudnya sasaran pembangunan.
Berdasarkan prinsipnya Kegiatan K/L dapat dikelompokkan menjadi Kegiatan Generik
yang terkait dengan dukungan manajemen dan mendukung pelaksanaan inetrnal K/L dan
Kegiatan Teknis baik yang bersifat lintas (kegiatan yang dilaksanakan oleh beberapa Unit
Kerja Eselon II) maupun bersifat spesifik (kegiatan yang dilaksanakan oleh 1 Unit Kerja
Spesifik) yang mendukung sasaran pembangunan nasional.
c. Penyusunan Klasifikasi Rincian Output (KRO) dan Rincian Output (RO)
Kementerian/Lembaga
Rumusan nomenklatur output dibedakan menjadi 2, yaitu Klasifikasi Rincian Output
(KRO) dan Rincian Output (RO) dengan pengertian sebagai berikut :
1) Klasifikasi Rincian Output (KRO), merupakan kumpulan atas keluaran (output) K/L
(Rincian Output-RO) yang disusun dengan mengelompokkan atau mengklasifikasikan
muatan keluaran (output) yang sejenis/serumpun berdasarkan sektor/bidang/jenis
tertentu secara sistematis;
2) Rincian Output (RO), merupakan keluaran (output) riil yang sangat spesifik yang
dihasilkan oleh unit kerja K/L yang berfokus pada isu dan/atau lokasi tertentu serta
berkaitan langsung dengan tugas dan fungsi unit kerja tersebut dalam mendukung
pencapaian sasaran Kegiatan yang telah ditetapkan.
d. Penyusunan Komponen dan Detil Belanja
Komponen dan detil belanja yang digunakan untuk menghasilkan Output merupakan
bagian dari internal manajemen masing-masing K/L dalam mencapai kinerja Output yang
tertuang dalam RKA-K/L dan DIPA. Dalam Redesain Sistem Penganggaran, komponen
untuk menghasilkan RO bersifat opsional:

Hal. 6 dari 14
CHAPTER MODUL MATA KULIAH

Perencanaan dan penganggaran sektor publik


10
1) Dalam hal tidak menggunakan komponen, pada baris komponen di sistem aplikasi,
dituliskan “tanpa komponen” dan “tanpa sub komponen”;
2) Dalam hal menggunakan komponen, dimohon menggunakan 3 tahapan sebagai berikut:
a) Perencanaan dan persiapan;
b) Pelaksanaan; dan
c) Sosialisasi/evaluasi/pelaporan.
Masing-masing tahapan tersebut (jika ada) mempunyai kode tertentu dan dirinci sesuai
dengan akun dan detil belanja sesuai dengan standar biaya yang berlaku. Komponen
(tahapan) dan detil belanja untuk menghasilkan suatu Output disusun dengan menggunakan
kerangka berpikir yang dapat digambarkan sebagai berikut :

Volume PENERIMA
MANFAAT
INPUT AKTIVITAS OUTPUT OUTCOME

Sumber Produk akhir Mengubah Mengubah


Proses yang Mengubah
daya yang kesadaran kebiasaan kondisi
yang dilakukan dihasilkan Bisa sadar, Status
tersedia
paham dan biasa dan
tahu mau
Perspektif
Eksternal
Level Strategis dan
Perspektif Eksternal

Hal yang harus diperhatikan dalam menyusun Program dan Kegiatan yang efektif dan efisien
menurut Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (2019)
adalah sebagai berikut :
a. Pastikan Tujuan/Sasaran/Outcome berorientasi hasil, jelas dan terukur
Outcome yang tidak jelas, tidak bisa dipahami, dan sulit diukur akan mempersulit proses
analisis dan penyusunan program kegiatan;
b. Tentukan faktor-faktor pendukung tercapainya Tujuan/Sasaran/Outcome (tentukan
outcome kecilnya untuk menuju outcome yang lebih besar)
Kondisi keberhasilan apa yang dibutuhkan dalam rangka mencapai outcome instansi
c. Rancang Proses Bisnis yang harus dilalui/dilakukan untuk mencapai outcome yang kecil
tersebut;
d. Jabarkan outcome kecil dan proses bisnis ke dalam Program, Kegiatan, dan Anggaran
Outcome kecil disini, dapat diartikan sebagai “sasaran program”, sedangkan proses bisnis
merupakan “kegiatan”.

Hal. 7 dari 14
CHAPTER MODUL MATA KULIAH

Perencanaan dan penganggaran sektor publik


10
Bagan 2. Cascading Sasaran Pembangunan Nasional
menjadi Program, Kegiatan dan Anggaran

SASARAN PEMBANGUNAN
NASIONAL/DAERAH

Instansi Pemerintah/ Instansi Pemerintah/ Instansi Pemerintah/


SKPD/OPD SKPD/OPD SKPD/OPD

G
OA
LS Sasaran Sasaran Sasaran
Strategis/Result Strategis/Result Strategis/Result

AC
TI Program Program Program
VI
TY
Y
Kegiatan Kegiatan Kegiatan

Sumber: Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi


Anggaran Anggaran Anggaran

D. Proses Penetapan Pagu Belanja Kementerian/Lembaga


Dalam rangka penyusunan APBN, terdapat 3 kali penetapan pagu untuk K/L, yaitu pagu
indikatif, pagu anggaran, dan alokasi anggaran. Angka yang tercantum dalam ketiga pagu
tersebut merupakan angka tertinggi yang tidak boleh dilampaui oleh K/L sebagai acuan dalam
penyusunan RKA-K/L nya. Secara garis besar penjelasan tentang ketiga pagu dijelaskan
sebagai berikut :

Hal. 8 dari 14
CHAPTER MODUL MATA KULIAH

Perencanaan dan penganggaran sektor publik


10
1. Pagu Indikatif
Pagu indikatif adalah ancar-ancar anggaran yang diberikan kepada Kementerian/Lembaga
sebagai pedoman dalam penyusunan Renja K/L. Angka yang tercantum dalam Prakiraan
Maju untuk satu tahun anggaran berikutnya (Prakiraan Maju tahun pertama (PM1)=anggaran
tahun t+2) yang dicantumkan pada penyusunan RKA-K/L tahun anggaran yang
direncanakan (tahun t+1) dijadikan sebagai Angka Dasar, yang merupakan salah satu
variabel yang menentukan besarnya Pagu Indikatif untuk satu tahun anggaran berikutnya
(tahun t+2).
Bagan 3. Penyusunan Pagu Indikatif

Presiden Kementerian/Lembaga Kementerian Keuangan Kemen PPN/Bappenas

Arah 1. Menggulirkan 1. Melakukan evaluasi 1. Mengevaluasi


Kebijakan dan prakiraan Maju kebijakan dalam APBN pelaksanaan program
Prioritas Tahun I. tahun sebelumnya dan kegiatan tahun
Pembangunan 2. Memutakhirkan dan tahun berjalan; sebelumnya dan
tahunan yang Angka Dasar 2. Melakukan monev tahun berjalan.
direncanakan berdasarkan: dan spending reviu 2. Menyusun usulan
a. Kebijakan tahun atas RKA-K/L dan DIPA tema, sasran, arah
berjalan; tahun lalu dan tahun kebijakan, dan
b. Evaluasi Kinerja berjalan; prioritas
tahun 3. Menyusun Resiurces pembangunan
sebelumnya; Envelope hasil sinergi tahunan yang
c. Perkiraan lintas Eselon I; direncanakan untuk
anggaran tahun 4. Bersama dengsn Presiden.
berjalan; Kementerian PPN: 3. Bersama Kementerian
d. Pemutakhiran a. Menelaah usulan keuangan:
data/informasi. program/ a. Menelaah
3. Menyusun kegiatan/ keluaran usulan/program/
Program/Kegiatan/ (output) baru dari kegiatan/keluaran
keluaran (output) K/L; (output) baru dari
baru. b. Menyusun alokasi K/L;
anggaran sesuai b. Menyusun alokasi
dengan tema, anggaran sesuai
sasaran, arah dengan tema,
kebijakan, dan sasaran, arah
prioritas kebijakan, dan
pembangunan prioritas
tahunan yang pembangunan
direncanakan tahunan yang
direncanakan.

Hal. 9 dari 14
CHAPTER MODUL MATA KULIAH

Perencanaan dan penganggaran sektor publik


10

2. Pagu Anggaran K/L


Pagu Anggaran K/L adalah batas tertinggi anggaran yang dialokasikan kepada
Kementerian/Lembaga dalam rangka penyusunan RKA-K/L. Adapun proses penyusunan
dan penetapan Pagu Anggaran K/L adalah sebagai berikut:
Bagan 4. Penyusunan Pagu Anggaran

Kementerian/Lembaga Kementerian Keuangan Kementerian Pemerintah/Presiden


PPN/Bappenas

Multilateral Meeting:
1. Koordinasi terkait ketepatan pencapaian sasaran prioritas
pembangunan dalam Renja-K/L terhadap RKP;
2. Kesesuaian rancangan Renja K/L dengan kebijakan efisiensi dan
efektifiktas belanja Negara.

Renja-K/L
Penyusunan Rincian
Pagu sebagai bahan Menyempurnakan
pembicaraan rancangan awal RKP
pendahuluan RAPBN

RKP
Pagu
Anggaran
RKA-K/L+KPJM

Dengan rincian langkah-langkah sebagai berikut :


Pagu
a. Indikatif
Menteri/Pimpinan Penyesuaian Pagu
Lembaga menyusun Renja-K/L
Angka Dasar Anggaran

Dalam menyusun Renja K/L, K/L berpedoman pada surat mengenai Pagu Indikatif dan
hasil kesepakatan trilateral meeting.
b. Pertemuan Trilateral Meeting
Pertemuan ini dilakukan dengan tujuan meningkatkan koordinasi dan kespahaman antara
K/L, Kementerian PPN/Bappenas dan Kementerian Keuangan, menjaga konsistensi
kebijakan dalam dokumen perencanaan, dan mendapatkan komitmen bersama dalam
penyempurnaan Rancangan RKP;

Hal. 10 dari 14
CHAPTER MODUL MATA KULIAH

Perencanaan dan penganggaran sektor publik


10
c. K/L menyampaikan Renja K/L kepada Kementerian PPN/Bappenas dan Kementerian
Keuangan, untuk menyempurnakan Rancangan Awal RKP;
d. Pemerintah menetapkan RKP;
e. Pemerintah menyampaikan pokok-pokok pembicaraan Pendahuluan RAPBN;
f. Kementerian PPN/Bappenas dan Kementerian Keuangan mentepkan Pagu Anggaran K/L;
g. Menteri/Pimpinan Lembaga menyusun RKA-K/L
h. Penelaahan RKA-K/L Pagu Anggaran;
i. Kementerian Keuangan menghimpun RKA-K/L Pagu Anggaran hasil penelaahan untuk
bahan penyusunan Nota Keuangan, RAPBN, dan RUU APBN dan dokumen pendukung
pembahasan RAPBN.
3. Alokasi Anggaran
Alokasi Anggaran K/L adalah batas tertinggi anggaran pengeluaran yang dialokasikan
kepada Kementerian/Lembaga berdasarkan hasil pembahasan Rancangan APBN yang
dituangkan dalam berita acara hasil kesepakatan pembahasan rancangan APBN antara
Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat. Proses penyusunan dan penetapan alokasi
anggaran adalah sebagai berikut:
a. Kementerian/Lembaga melakukan pembahasan RKA-K/L Pagu Anggaran dengan DPR
Dalam rangka pembahasan RUU APBN, K/L melakukan pembahasan RKA-K/L Pagu
Anggaran dengan DPR. Pembahasan tersebut selain membahas keluaran (output) dan
outcome progra, eselon I yang sudah tercantum dalam dokumen Nota Keuangan yang
menyertai RUU APBN, juga membahas usulan kebijakan baru yang muncul dalam
pembahasan DPR (jika ada);
b. Menteri/Pimpinan Lembaga menyusun RKA-K/L Alokasi Anggaran dan KPJM
Menteri/Pimpinan Lembaga menyusun RKA-K/L Alokasi Anggaran dan KPJM
berdasarkan alokasi anggaran K/L, RKP dan Renja-K/L, hasil kesepakatan K/L dan DPR
dalam pembahasan RUU APBN, standar biaya dan kebijakan pemerintah pusat;
c. Penelaahan RKA-K/L Alokasi Anggaran dan KPJM
Penelaahan RKA-K/L Alokasi Anggaran dan KPJM diselesaikan paling lambat akhir bulan
November;
d. Menteri Keuangan mengesahkan dokumen pelaksanaan anggaran yang disusun oleh
Menteri/Pimpinan Lembaga paling lambat akhir bulan Desember.
Proses penyusunan dan penetapan alokasi anggaran diilustrasikan sebagai berikut :

Hal. 11 dari 14
CHAPTER MODUL MATA KULIAH

Perencanaan dan penganggaran sektor publik


10
Bagan 5. Penyusunan Pagu Alokasi Anggaran

K/L DPR KEMENKEU

Membentuk tim kerja


Pembahasan RKA-K/L
antar Kementerian/
Pagu Anggaran dalam
Lembaga dan
rangka RUU APBN
melakukan
serta Nota Keuangan
pembahasan bersama

Penelaahan RKA-K/L + KPJM:


RKA-K/L 1. Ketepatan sasaran RKA-K/L hasil
Alokasi pembahasan DPR dengan sasaran
Anggaran RKP dan alokasi anggaran;
+ KPJM 2. Kesesuaian RKA-K/L hasil
pembahasan DPR dengan
kebijakan efisiensi belanja negara
Disusun dan alokasi anggaran
berdasarkan:
1. Alokasi Hasil
Anggaran; Penelaahan
2. RKP dan RKA-K/L +KPJM
Renja-K/L
3. Kesepakata
n K/L dan Digunakan
DPR; sebagai:
4. Standar 1. Bahan
Biaya Lampiran
Perpres Rincian
mengenai
APBN
2. Bahan atau
dasar
penyusunan
DIPA
BAHAN REVIEW
Mahasiswa diharapkan melakukan review terkait modul chapter diatas!

Hal. 12 dari 14
CHAPTER MODUL MATA KULIAH

Perencanaan dan penganggaran sektor publik


10
Daftar Pustaka
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor: 208/PMK.02/2019 tentang Petunjuk
Penyusunan dan Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga
dan Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran.
Peraturan Direktur Jenderal Anggaran Nomor PER-5/AG/2020 tentang Petunjuk Teknis
Penyusunan dan Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga dan
Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran.
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. 2019. Strategi Menuju
Kategori BB dan A. Diakses pada tanggal 10 Oktober 2020,
http://organisasi.madiunkota.go.id/wp-content/uploads/2019/03/Penguatan-AKIP-Menuju-
BB-converted-1.pdf.
Rahmah, Nidaur. 2019. Rencana Kerja dan Anggaran (RKA): Pengertian, Tujuam dan Format
RKA. Diakses pada tanggal 10 Oktober 2020,
https://www.pengadaanbarang.co.id/2019/08/rka-adalah.html.
Ruky, Achmad S. 2017. Cascading: Arti dan Tujuannya dalam Proses Manajemen Kinerja
Perusahaan dan Organisasi. Diakses pada tanggal 10 Oktober 2020,
https://achmadruky.com/690/cascading-arti-dan-tujuannya-dalam-proses-manajemen-
kinerja-perusahaan-dan-organisasi/.

Hal. 13 dari 14
CHAPTER MODUL MATA KULIAH

Perencanaan dan penganggaran sektor publik


10

Hal. 14 dari 14

Anda mungkin juga menyukai