Anda di halaman 1dari 40

PENYUSUNAN RKA

PELAYANAN
PUBLIK
PELATIHAN KEPEMIMPINAN PENGAWAS
TAHUN 2021

Jimmy Ludin
LATAR BELAKANG
mengembangkan
 Pejabat pengawas perlu

kompetensi manajerial Jabatan Pengawas dan


Kompetensi Pemerintahan
 Kompeten dalam menyusun Rencana Kerja
Anggaran Pelayanan Publik
mengendalikan
 Pejabat Pengawas bertanggung jawab

pelaksanaan kegiatan Pelayanan Publik yang


dilakukan oleh pejabat pelaksana (Staf)
KOMPETENSI
PENGENDALIAN
KEGIATAN
 Menjelaskan kebijakan umum anggaran
 Menjelaskan perencanaan plafon anggaran

sementara (PPAS)
 Menyusun Daftar Rencana Kerja Kegiatan

Anggaran pelayanan publik,dalam hal ini


yaitu untuk RAP (Rancangan Aksi Perubahan)
RANCANGAN AKSI
PERUBAHAN
 Mengidentifikasi inisiatif dalam rencana kerja (belum
pernah dilakukan sebelumnya/inisiatif baru)
 Tahapan dan Kegiatan
 Penanggung Jawab Kegiatan
 Jadwal Pelaksanaan

 Rancangan Anggaran tiap Kegiatan


(pencetakan, perjalanan, rapat, FGD, dll)
 Rencana Penggunaan Anggaran (Tabel
Daya Serap Anggaran)
 Teknik Pengendalian tiap kegiatan
PENILAIAN RANCANGAN
AKSI PERUBAHAN
 Ketepatan Rencana Aksi Perubahan
 Terobosan Inovatif
 Tahapan Rencana Perubahan dan Pengendalian Mutu Pekerjaan
 Kejelasan Peta dan Pemanfaatan Sumberdaya Organisasi
 Tim Kerja, Jejaring Kerja, Teknologi Digital, dll (Anggaran,...)
AKIBAT SALAH
PERENCANAAN
DASAR HUKUM
 Undang Undang Dasar (UUD) 1945 Pasal 23:
(1) Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara
ditetapkan setiap tahun dengan undang undang dan dilaksanakan secara terbuka dan bertanggung jawab
untuk sebesar besarnya kemakmuran rakyat;
(2) Rancangan Undang Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara diajukan oleh Presiden untuk
dibahas bersama Dewan Perwakilan Rakyat dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan
Daerah
 Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003
tentang Keuangan Negara
 Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
 Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004
tentang Perbendaharaan Negara
 Peraturan Pemerintah Nomor 90 Tahun 2010
tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/ Lembaga
 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 208/PMK.02/2019
tentang Petunjuk Penyusunan dan Penelahaan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian
Negara/Lembaga dan Pengesahan Daftar Isian Pengesahan Anggaran
 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206/PMK.02/2018
tentang Tata Cara Revisi Anggaran Tahun Anggaran
SIKLUS APBN
ISTILAH-ISTILAH (1)
 Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/ Lembaga (RKA-K/L) adalah
dokumen rencana keuangan tahunan Kementerian/Lembaga yang
disusun menurut Bagian Anggaran Kementerian/Lembaga
 Pagu Indikatif adalah ancar-ancar pagu anggaran yang diberikan kepada
Kementerian/Lembaga sebagai pedoman dalam penyusunan Renja-K/L
 Pagu Anggaran Kementerian/Lembaga adalah batas tertinggi anggaran
yang dialokasikan kepada Kementerian/Lembaga dalam rangka
penyusunan RKA-K/L
 Alokasi Anggaran Kementerian/Lembaga adalah batas tertinggi
anggaran pengeluaran yang dialokasikan kepada Kementerian/Lembaga
berdasarkan hasil pembahasan Rancangan APBN yang dituangkan dalam
berita acara hasil kesepakatan Pembahasan Rancangan APBN antara
Pemerintah dan DPR.
ISTILAH-ISTILAH (2)
 Inisiatif Baru adalah usulan tambahan rencana Kinerja selain yang telah
dicantumkan dalam prakiraan maju, yang berupa program, kegiatan,
keluaran, dan/atau komponen
 Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, yang selanjutnya disingkat
APBN, adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang
disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat
 Rancangan APBN terdiri atas:
a. anggaran pendapatan negara;
b. anggaran belanja negara; dan
c. pembiayaan.
ISTILAH-ISTILAH (2)
 Penyusunan RKA-K/L harus menggunakan pendekatan:
a. kerangka pengeluaran jangka menengah;
b. penganggaran terpadu; dan
c. penganggaran berbasis Kinerja
 Penyusunan RKA-K/L menggunakan instrumen:
a. indikator Kinerja;
b. standar biaya; dan
c. evaluasi Kinerja
 Kapasitas fiskal adalah kemampuan keuangan negara untuk membiayai
anggaran belanja negara. Kapasitas fiskal dihimpun dari pendapatan
negara
PROSES ANGGARAN
PROSES PENYUSUNAN RKA-
K/L (1)
 Presiden menetapkan Arah Kebijakan dan prioritas pembangunan
nasional pada bulan Januari
 Kementerian/Lembaga mengevaluasi pelaksanaan program dan kegiatan
berjalan
 Kementerian/Lembaga menyusun rencana Inisiatif Baru dan indikasi
kebutuhan anggaran
 Kementerian Perencanaan dan Kementerian Keuangan mengevaluasi
pelaksanaan program dan kegiatan dari program yang sedang berjalan
dan mengkaji usulan Inisiatif Baru
 Kementerian Perencanaan mengoordinasikan pelaksanaan evaluasi dan
pengintegrasian hasil evaluasi
PROSES PENYUSUNAN RKA-
K/L (2)
 Kementerian Keuangan bersama Menteri Perencanaan menyusun
perkiraan kapasitas fiskal untuk penyusunan Pagu Indikatif
 Pagu Indikatif tersebut disampaikan kepada Kementerian/Lembaga
 Menteri/Pimpinan Lembaga menyusun Renja-K/L dan menyampaikan
kepada Kementerian Perencanaan dan Kementerian Keuangan untuk
bahan penyempurnaan rancangan awal RKP dan penyusunan rincian
pagu menurut unit organisasi, fungsi, program, dan kegiatan
 Menteri Keuangan menetapkan Pagu Anggaran K/L dan disampaikan
kepada setiap Kementerian/Lembaga
PROSES PENYUSUNAN RKA-
K/L (3)
 Menteri/Pimpinan Lembaga menyusun RKA-K/L termasuk menampung
usulan Inisiatif Baru
 Kementerian/Lembaga melakukan pembahasan RKA-K/L dengan DPR
 Menteri Keuangan mengoordinasikan penelaahan RKA-K/L dalam
rangka penetapan Pagu RKA-K/L yang bersifat final
 Pengesahan DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran) oleh
Kementerian Keuangan dan/atau Bappenas
 Penandatanganan Kontrak oleh Kementerian/Lembaga
 Pelaksanaan Anggaran
PERUBAHAN RKA-K/L
DALAM PELAKSANAAN
APBN
 Dalam tahun berjalan, Kementerian/Lembaga melakukan perubahan
RKA-K/L dalam hal:
a. terdapat tambahan dan/atau pengurangan alokasi anggaran sebagai akibat
Perubahan APBN dan/atau realokasi anggaran belanja dari yang telah
ditetapkan dalam dokumen pelaksanaan anggaran
b. terdapat perubahan dokumen pelaksanaan anggaran yang memerlukan
persetujuan DPR diajukan oleh Menteri/Pimpinan Lembaga kepada Menteri
Keuangan untuk di evaluasi
PENGUKURAN DAN
EVALUASI KINERJA
ANGGARAN
 Menteri/Pimpinan Lembaga melakukan pengukuran dan evaluasi Kinerja atas
pelaksanaan RKA-K/L tahun sebelumnya dan tahun anggaran berjalan yang terdiri
atas:
a. tingkat Keluaran (output);
b. capaian Hasil (outcome);
c. tingkat efisiensi;
d. konsistensi antara perencanaan dan implementasi
e. realisasi penyerapan anggaran
 Kemudian disampaikan kepada Kementerian Keuangan dan Kementerian Perencanaan
 Kementerian Keuangan dan Kementerian Perencanaan melakukan pemantauan atas
pencapaian Kinerja Kementerian/Lembaga.
 Hasil pemantauan dan evaluasi dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
penerapan ganjaran dan sanksi dalam penetapan Pagu Anggaran
Kementerian/Lembaga.
PENERAPAN
PENGANGGARAN BERBASIS
KINERJA
paling sedikit mengandung 3 (tiga) prinsip, yaitu:
 prinsip alokasi anggaran program dan kegiatan didasarkan pada tugas-
fungsi unit kerja yang dilekatkan pada stuktur organisasi (money follow
function)
 prinsip alokasi anggaran berorientasi pada kinerja (output and outcome
oriented)
 prinsip fleksibilitas pengelolaan anggaran dengan tetap menjaga prinsip
akuntabilitas (let the manager manages)
Alur Pelaksanaan Anggaran Belanja
TUGAS POKOK & FUNGSI
PEJABAT PERBENDAHARAAN
TUGAS POKOK & FUNGSI
PEJABAT PERBENDAHARAAN
TUGAS POKOK & FUNGSI
PEJABAT PERBENDAHARAAN
TUGAS POKOK & FUNGSI
PEJABAT PERBENDAHARAAN
TUGAS POKOK & FUNGSI
PEJABAT PERBENDAHARAAN
REVISI ANGGARAN
 Revisi anggaran adalah perubahan rincian anggaran yang telah
ditetapkan berdasarkan APBN Tahun Anggaran berjalan dan disahkan
dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Tahun Anggaran
berjalan berdasar Peraturan Menteri Keuangan mengenai Tata Cara
Revisi Anggaran
 Mengapa ada revisi anggaran? Karena rencana anggaran yang telah
tertuang dalam dokumen RKA-K/L, DIPA, atau POK menjadi tidak
sama dengan yang akan dilaksanakan (pelaksanaan anggaran).
 Oleh karena itu, perlu ada revisi perubahan atau penyesuaian rincian
anggaran melalui revisi anggaran
STANDAR BIAYA
MASUKAN
PENGATURAN SBM (1)
PENGATURAN SBM (2)
STANDAR BIAYA MASUKAN
BATAS TERTINGGI (1)
 Honorarium kelebihan jam perekayasaan
 Honorarium penunjang penelitian/perekayasaan
 Honorarium komite penilaian dan/atau reviewer proposal dan komite
penilaian dan/atau reviewer keluaran penelitian
STANDAR BIAYA MASUKAN
BATAS TERTINGGI (2)
 Honorarium Narasumber/ Pembahas/ Moderator/ Pembawa Acara/ Panitia
 Honorarium Penyuluh Nonpegawai Negeri Sipil
 Satuan Biaya Operasional Penyuluh
 Honorarium Rohaniwan
 Honorarium Tim Pelaksana Kegiatan Dan Sekretariat tim Pelaksana Kegiatan
 Honorarium Tim Penyusunan Jurnal/ Buletin/ Majalah/ Pengelola Website
 Honorarium Penyelenggara Sidang/Konferensi Internasional/ Konferensi
Tingkat Menteri, Senior Official Meeting (Bilateral/ Regional/ Multilateral),
Workshop /Seminar/Sosialisasi/Sarasehan Berskala Internasional
STANDAR BIAYA MASUKAN
BATAS TERTINGGI (3)
 Honorarium penyelenggara ujian dan vakasi
 Honorarium penulisan butir soal tingkat nasional
 Honorarium penyelenggaraan kegiatan pendidikan dan pelatihan
(diklat)
 Satuan biaya uang lembur dan uang makan lembur bagi pegawai
aparatur sipil negara
 Satuan biaya uang lembur dan uang makan lembur bagi pegawai non
aparatur sipil
STANDAR BIAYA MASUKAN
BATAS TERTINGGI (4)
 Satuan biaya uang saku rapat di dalam kantor
 Satuan biaya pengepakan dan angkutan barang perjalanan dinas pindah
dalam negeri
 Satuan biaya uang harian perjalanan dinas dalam negeri dan uang
representasi
 Satuan biaya penginapan perjalanan dinas dalam negeri
 Satuan biaya rapat/pertemuan di luar kantor
 Satuan biaya sewa kendaraan
STANDAR BIAYA MASUKAN
BATAS ESTIMASI (1)
 Satuan biaya transportasi darat dari ibukota provinsi ke kabupaten/kota
dalam provinsi yang sama (one way)
 Satuan biaya transpor kegiatan dalam kabupaten/kota pergi pulang (pp)
 Satuan biaya pemeliharaan sarana kantor
 Honorararium narasumber/pembahas pakar/praktisi/ profesional
 Satuan biaya konsumsi rapat
 satuan biaya keperluan sehari-hari perkantoran di dalam negeri
STANDAR BIAYA MASUKAN
BATAS ESTIMASI (2)
 Satuan Biaya Penggantian Inventaris Lama dan/atau Pembelian
Inventaris untuk Pegawai Baru
 Satuan Biaya Pemeliharaan dan Operasional Kendaraan Dinas
 Satuan Biaya Pemeliharaan Gedung/Bangunan Dalam Negeri
 Satuan Biaya Sewa Gedung Pertemuan
 Satuan Biaya Taksi Perjalanan Dinas Dalam Negeri
 Satuan Biaya Tiket Pesawat Perjalanan Dinas Dalam Negeri Pergi
Pulang (PP)
TUGAS INDIVIDU 1
 Buatlah rancangan biaya dari rencana kegiatan Aksi Perubahan seperti
tabel berikut:

No Kegiatan Kuantitas Satuan biaya @satuan Nilai


1. Melakukan 1 2 hari 12.000 24.000
2. menyusun 2 13 dokumen 20.000 260.000
. .        
. .        
. .        
 Jumlah  
TUGAS INDIVIDU 2
 Buatlah Rencana Penggunaan Anggaran dari Rancangan Biaya kegiatan
Aksi Perubahan seperti tabel berikut:
Waktu Rencana Penarikan
No, Kegiatan Biaya Pelaksanaan Dana

Pekan ketiga Pekan kedua bulan


1. Melakukan 1 24.000 bulan april april
Hari pertama tiap
2. menyusun 2 260.000 Pekanan pekan
. .      
. .      
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai